Laporan Kimia Dasar Reaksi Reaksi Kimi

I. Judul Percobaan
II. Hari dan Tanggal Percobaan

: Reaksi-reaksi Kimia
: Jum’at, 07 November 2014;

07.00 WIB
III. Selesai Percobaan

: Jum’at, 07 November 2014;

09.15 WIB
IV. Tujuan Percobaan

:

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati
dan memahami perubahan yang terjadi pada suatu reaksi
V. Tinjauan Pustaka

:


Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan
yang terjadi adalah bukti terjadinya reaksi kimia. Dalam ilmu kimia, reaksi
merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari suatu atau
berbagai zat. Perubahan dalam reaksi kimia dapat berupa perubahan warna,
timbulnya panas, timbulnya gas, terjadinya endapan dan sebagainya. Reaksi kimia
secara umum dibagi 2, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Pada reaksi
redoks terjadi perubahan biloks (bilangan oksidasi), sedangkan pada reaksi asambasa tidak ada perubahan biloks. Keduanya ini terdapat ke dalam 4 tipe reaksi,
yaitu :
1.

Reaksi Sintetis

Reaksi dimana dua atau lebih zat tunggal dalam suatu reaksi kimia (kombinasi,
komposisi).


Unsur + Unsur à Senyawa, misal : Fe + S àFeS

 Senyawa + Senyawa à Senyawa yang lebih kompleks, misal: O à

2.

Reaksi Dekomposisi

Reaksi yang menghasilkan dua atau lebih zat yang terbentuk dari suatu zat
tunggal.
Senyawa à Dua atau lebih zat yang lebih sederhana
3.

Reaksi Penggantian Tunggal

Reaksi dimana suatru unsur menggantikan unsure lainnya.
4.

Reaksi Penggantian Ganda

Reaksi dimana ion-ion positif dari dua senyawa saling dipertukarkan

Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan
menulis suatu persamaan kimia berimbang yang merupakan pernyataan kualitatif

maupun kuantitatif mengenai pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus
molekulnya. Menyatakan banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam suatu
satuan zat itu. Rumus molekulnya merupakan kelipatan bilangan bulat rumus
emperis zat itu yang menyatakan jumlah minimal yang mungkin dalam
perbandingan yang benar atom-atom dari tiap macamnya. Tiga kelas umum reaksi
yang dijumpai dengan melaus dalam kimia ialah reaksi kombinasi langsung,
reaksi penukargantian sederhana dan reaksi penukargantian rangkap.
Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu
persamaan kimia berimbang memberikan dasar stoikiometri. Perhitungan
stoikiomentri mengharuskan penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul
senyawa. Banyaknya suatu hasil reaksi tertentu yang menurut perhitungan akan
diperoleh dalam suatu reaksi kimia rendemen teoritis untuk suatu reaksi kimia.
Penting untuk mengetahui mana yang merupakan pereaksi pembatas yakni
pereaksi yang secara teoritis dapat bereaksi sampai habis, sedangkan pereaksipereaksi lain berlebih. (Keenan, 1984)
Jika terjadi reaksi kimia, dapat diamati tiga macam perubahan :
a. Perubahan Sifat
b. Perubahan Susunan
c. Perubahan Energi
Semua perubahan kimia tentu induk pada hukum pelestarian hukum energi
dan hukum pelestarian energi massa. Susunan senyawa kimia tertentu oleh hukum

susunan pasti dan hukum perbandingan berada.
Azas fundamental yang mendasari semua perubahan kimia merupakan
daerah kimia teoritis, korelasi antara konsep unsur dan senyawa dengan keempat
hukum tersebut diatas diperoleh dalam Teori Asam Dalton, teori modern pertama
mengenai atom dan molekul sebagai partikel fundamental dari zat-zat yang
tumbuh dari teori ini antara lain adalah skala, bobot atom relatif unsur-unsur
dilarutkan menurut bertambahnya bobot atom, munculnya unsur-unsur secara
teratur dengan sifat-sifat tertentu mendorong meddeleu menyusun tabel berkala
dari unsur-unsur dan meramalkan adanya beberapa unsur yang belum diketahui.

Bayaknya dan dari situ proporsi relatif sebagai atom dalam satuan terkecil
senyawa diberikan oleh rumus senyawa, dalam mana digunakan lambang unsur
kimia itu. (Keenan, 1984)
Teori Asam-Basa
1. ARRHENIUS
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H

+

disebut asam dan basa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH

-

.
HCl à H + + Cl NaOH à Na + + OH –
Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami

hambatan berat karena profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai
tahun 1880, diajukan pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak benar.
Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan Ostwald pada tahun 1887
diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia mengakui teori
Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal
tersebut merupakan model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah
berdasarkan daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik
kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam yang terionisasi berarti makin
kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah merupakan
elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan
pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik
dan berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius
sebagai berikut:

NH 4 OH à NH 4 + + OH –
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang
mengandung H + dan basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi
bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa:
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH - .

Contoh:
1) HCl(aq) à H + (aq) + Cl - (aq)
2) NaOH(aq) à Na + (aq) + OH - (aq)
2.

BRONSTED-LOWRY

Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor. Teori
asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karena
khusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaraman
karena tidak semua garam bersifat netral, tetapi ada juga yang bersifat asam dan
ada yang bersifat basa.

Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted,
basa adalah zat yang dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air
ditinjau sebagai perpindahan proton dari asam ke basa.
HCl + H2O à H3O + + Cl –
Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan
perpindahan proton dari HCl ke NH 3 .
HCl + NH3 ⇄ NH4 + + Cl –
Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.
HOAc + H2O ⇄ H3O + + OAc –
Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga
mengajukan hal yang sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut
Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini bahwa H + dari asam bergabung dengan
molekul air membentuk ion poliatomik H 3 O + disebut ion Hidronium.
Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA + H2O ⇄ H3O + + A –
asam basa asam konjugasi basa konjugasi
Penyajian ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar
dalam menarik proton dari asam.
Perhatikanlah bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal
setelah asam kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa

konjugasi yang terdi dari dua zat yang berhubungan satu sama lain karena
pemberian proton atau penerimaan proton. Namun demikian disosiasi asam basa
masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang sebenarnya harus kita fahami.

Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak
semua asam mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH - .
Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang
memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor
proton). Jika suatu asam memberi sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya
akan menjadi basa konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H
+

maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3O+)

secara nyata. Contoh:
HF + H2O ⇄ H3O+ + F–
Asam basa asam konjugasi basa konjugasi
HF merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan pasangan dari H3O + .
Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat

sebagai asam.
HCl + H2O à H3O+ + Cl- Asam Basa
NH3 + H2O ⇄ NH4+ + OH - Basa Asam
Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai
berikut:
1) Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua
pelarut yang mengandunh atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2) Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa
anion dan kation. Contoh lain:
1) HAc(aq) + H2O(l) à H3O+(aq) + Ac-(aq) asam-1 basa-2 asam-2 basa-1 HAc
dengan Ac

-

merupakan pasangan asam-basa konyugasi. H3O+ dengan H2O

merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
2) H2O(l) + NH3(aq) à NH4+(aq) + OH-(aq) asam-1 basa-2 asam-2 basa-1 H2O
dengan


OH-

merupakan

pasangan

asam-basa

konyugasi.

NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton
donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini
bersifat ampiprotik (amfoter).
2. G. N. Lewis

Selain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas,
masih ada teori yang umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh Gilbert
Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan
pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia

mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor
pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis
dan begitu juga basanya. Perhatikan reaksi berikut:
Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat
diganti dengan cara Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan
reaksi Lewis, misalnya reaksi antara proton dan ion Hidroksida:
Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang tidak
ternasuk asam basa Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik misalnya:
CH3+ + C6H6 ⇄ C6H6 + CH3+
Asam ialah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah Donor
pasangan electron
VI. Cara Kerja :
 Alat dan Bahan
-

Alat-alat yang digunakan:
 Tabung reaksi
 Gelas kimia 100 mL
 Rak tabung reaksi
 Pipa pengalir bersumbat
 Pipet tetes
 Gelas ukur 25 mL

-

Bahan-bahan yang dibutuhkan
 HCl
 CH3COOH

0,05 M / 0,5 M
0,05 M

 NaOH

0,05 M / 0,5 M

 ZnSO4

0,1 M

 NH4OH

0,5 M

 BaCl2

0,1 M

 Ba(OH)2

0,2 M

 K2CrO4

0,1 M

 K2Cr2O7

0,1 M

 (NH4)2SO4

0,5 M

 H2SO4 pekat
 C12H22O11
 CaCO3 serbuk
 Indikator universal
 Kertas lakmus merah
 Alur Percobaan
Percobaan 1
Tabung 1

Tabung 2

1 ml HCl

1 ml NaOH

0,05 M

0,05 M

- Ditambahkan 1 tetes indikator.

- Ditambahkan 1 tetes

indikator.
Warna

Warna

merah

ungu

Tua

- Dicampur
Larutan NaCl
warna hijau

Tabung 2

Tabung 4

1ml

1 ml NaOH

CH3COOH

0,05 M

0,05 M
- Ditambahkan 1 tetes indikator

- Ditambahkan 1 tetes

indikator.
Warna

Warna

ungu

ungu

- Dicampur
Larutan CH3COOH
warna orange

Percobaan 2
Tabung 1
1 ml ZnSO4
0,1 M
- Ditambahkan 5 tetes NaOH 0,5 M.
- Tambahkan terus sampai terjadi perubahan.
Endapan putih
Zn(OH)2 dan
larutan warna putih

Tabung 2
1 ml ZnSO4
0,1 M

- Ditambahkan 5 tetes NH4OH 0,5 M.
- Ditambahkan terus sampai terjadi perubahan.
Lebih banyak
Endapan putih
Zn(OH)2 dan
larutan warna
putih
Tabung 1 dan 2 dibandingkan

Percobaan 3
Tabung 1
3 ml (NH4)2SO40,5
M
- Ditambahkan dengan 2 ml NaOH 0,5M.
- Disumbat dengan sumbat berpipa pengalir.
- Ujung pipa dikenakan pada lakmus merah yang dibasahi air.

Kertas lakmus berubah warna
menjadi Biru dan Larutan warna
putih
Tabung 2
0,2 gram serbuk
CaCO3
- Ditambahkan 3 ml HCl 0,5M.
- Ditutup dengan sumbat berpipa pengalir.
- Ujung pipa dimasukkan kedalam tabung yang berisi Ba(OH)2 0,2M.
Terdapat gelembung CO2 dan
endapan putih BaCO3

Percobaan 4
Tabung 1
1 ml BaCl2 0,1M
- Ditambahkan 1 ml K2CrO4 0,1M.

Larutan keruh dan Endapan BaCrO4

Tabung 2
1 ml BaCl2 0,1M
- Ditambahkan 1 ml K2Cr2O7 0,1M.
Endapan berwarna jingga dan
terbentuk endapan

Tabung 3
1 ml BaCl2 0,1M
- Ditambahkan 1 ml HCl 0,1M dan 1 ml K2CrO4 0,1M.

Endapan warna kuning
dan terdapat endapan

VII. Hasil Pengamatan
Perc

:

Prosedur Percobaan

Ke1. A Tabung 1

Tabung 2

Hasil

Dugaan/

Kesimpulan

Pengamatan
 Warna

Reaksi
HCl(aq)+

 Larutan

1 ml HCl

1 ml NaOH

larutan

NaOH(aq)→

HCl

0,05 M

0,05 M

sebelum

NaCl(s)+

bersifat

ditetesi

H2O(l)

asam (asam

- Ditambahkan- Ditambahkan
1 tetes
1 tetes
indikator.
indikator.
Warna

Warna

merah

ungu

- Dicampur

B

Larutan NaCl
warna hijau
Tabung 2

Tabung 4

1ml

1 ml NaOH

CH3COOH

0,05 M

0,05 M

indikator:
HCl:bening
NaOH:

CH3COOH

bening
CH3COOH:

bersifat
asam (asam

bening
 Setelah

lemah).
 Larutan

ditetesi
indikator:
HCl:

NaOH

merah(+)
NaOH:

basa (basa

bersifat
kuat).

ungu
CH3COOH:
merah(-)
 Warna HCl
+ NaOH =

- Ditambahkan - Ditambahkan
1 tetes
1 tetes
Indikator.
Indikator.

kuat).
 Larutan

hijau
 Warna

CH3COOH(aq)
+ NaOH(aq) →
CH3COONa(s)
+ H2O(l)

CH3COOH

Warna

Warna

+ NaOH =

jingga

ungu

orange

- Dicampur
2. A

Larutan
Tabung 1
CH3COOH warna
1 ml ZnSO4
jingga
0,1 M

 Warna
larutan

ZnSO4(aq)+

Endapan

2NaOH(aq)→

reaksi antara

ZnSO4:
- Ditambahkan 5 tetes NaOH

bening.
 ZnSO4

Na2SO4(aq)+

ZnSO4

Zn(OH)2(s)

dengan
NaOH lebih

setelah

banyak

ditetesi

dibandingka

NaOH:

n dengan

Endapan putih dan

putih keruh

endapan

larutan warna putih

(terdapat

yang terjadi

endapan

ketika ZnSO4

putih

direaksikan

0,5 M.
- Tambahkan terus sampai
terjadi perubahan.

Zn(OH)2).
 5 tetes

B

dengan
NH4OH.

Tabung 2
1 ml ZnSO4
0,1 M
- Ditambahkan 5 tetes
NH4OH 0,5 M.
- Ditambahkan terus sampai
terjadi perubahan.

 Warna
ZnSO4:
bening.
 ZnSO4
setelah
ditetesi
NH4OH

Endapan putih

warna

dan larutan warna

larutan

putih

menjadi
putih keruh

Tabung 1 dan 2 dibandingkan.

(terdapat
endapan
putih
Zn(OH)2(+)
).

3. A
Tabung 1
3 ml
(NH4)2SO4 0,5

Warna

(NH4)2SO4(aq)

Hasil

larutan

+ 2NaOH(aq)

percobaan

(NH4)2SO4 +

→Na2SO4(aq)+ sesuai

NaOH: tidak

2NH3(g) +

dengan

- Ditambahkan dengan 2 ml

berwarna dan

2H2O(l)

dugaan,

NaOH 0,5M.
- Disumbat dengan sumbat

kertas lakmus

larutan

merah

Na2SO4

berpipa pengalir.
- Ujung pipa dikenakan pada

berubah

bersifat basa

menjadi

karena kertas

warna biru.

lakmus

lakmus merah yang
dibasahi air.

merah

Larutan

berubah

warna putih

menjadi
warna biru.

B

Tabung 2
0,2 gram serbuk
CaCO3
- Ditambahkan 3 ml HCl
0,5M.
- Ditutup dengan sumbat
berpipa pengalir.
- Ujung pipa dimasukkan

 HCl +

CaCO3(s)+

CaCO3

HCl(g)→

menghasilk

CaCl(s)+

an endapan

CO2(g)+ H2O(g)

putih dan
gas CO2.
 Gas CO2

CO2(g)+
Ba(OH)2(aq)→

kedalam tabung yang berisi

bereaksi

BaCO3(s)+

Ba(OH)2 0,2M.

dengan

2H2O(l)

Larutan
warna putih

Ba(OH)2
dan
menghasilk
an endapan
putih yang
sangat
sedikit.
 Warna

4. A
Tabung 1
1 ml BaCl2 0,1M

BaCl2(aq) +

Endapan

larutan

K2CrO4(aq)→

terbanyak

BaCl2:

2KCl(aq)+

terjadi pada

-

Ditambahkan 1 ml
K2CrO4 0,1M.
Endapan
warna

B

Tabung 2
1 ml BaCl2 0,1M

bening
a. BaCl2+
K2CrO4:
kuning
cerah dan
terdapat
berwarna

0,1M.

K2Cr2O7:
orange

Endapan berwarna

dan

jingga kemerahan

terdapat
endapan

C

Tabung 3
1 ml BaCl2 0,1M
- Ditambahkan 1 ml HCl

berwarna
orange.
c. BaCl2+

K2CrO4.

K2Cr2O7(aq)→

Sedangkan

2KCl(aq)+

pada reaksi

BaCr2O7(s)

antara
BaCl2+ HCl+

BaCl2(aq) +

K2CrO4 tidak

HCl(aq) +

terdapat

K2CrO4(aq)→

endapan dan

2KCl(aq)+

untuk reaksi

BaCrO4(s)+

antara

HCl(l)

BaCl2+
K2Cr2O7
terdapat
endapan
tetapi tidak
begitu

K2CrO4:

banyak.

orange

0,1M.

kekuninga

kuning pekat

BaCl2(aq) +

HCl+
0,1M dan 1 ml K2CrO4

Endapan warna

reaksi antara
BaCl2+

endapan
kuning.
b. BaCl2+

- Ditambahkan 1 ml K2Cr2O7

BaCrO4(s)

n dan
tidak
terdapat
endapan.
 Warna
larutan
HCl:
bening
 Warna
larutan
K2CrO4:
kuning

 Warna
larutan
K2Cr2O7:
kuning

VIII. Analisis Data

:

Percobaan 1
a. Tabung reaksi 1 diisi dengan 20 tetes HCl 0,05M, lalu
ditambahkan 1 tetes indikator. Warna larutan HCl sebelum
ditambah 1 tetes indikator adalah tidak berwarna, setelah
ditambah indikator warna larutan berubah menjadi merah
(+). Kemudian pada tabung reaksi 2 diisi dengan 20 tetes
CH3COOH 0,05M, lalu ditambahkan 1 tetes indikator. Warna
lautan NaOH sebelum di tambah indikator adalah tidak
berwarna, setelah ditambah indikator warna berwarna merah
(-).
b. Tabung reaksi 3 dan 4 diisi dengan 20 tetes NaOH 0,05M, lalu
ditambahkan 1 tetes indikator. Warna larutan NaOH sebelum
ditambah indikator adalah tidak berwarna, setelah ditambah
indikator warna larutan berubah menjadi ungu.
c. Tabung 1 dan tabung 3 dicampukan, sehingga warna larutan
menjadi hijau.
HCl(aq) + NaOH(aq)

NaCl(s) + H2O(l)

d. Tabung 2 dan tabung 4 dicampurkan, sehingga wara larutan
menjadi orange.
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)
Jadi,

kedua

campuran

CH3COONa(s) + H2O(l)
tersebut

menghasilkan

larutan

garam. Larutan HCl bersifat asam kuat, larutan CH 3COOH bersifat
asam lemah dan larutan NaOH bersifat basa kuat.

Percobaan 2
a. Tabung reaksi 1 diisi dengan 20 tetes ZnSO 4 0,1 M, lalu
tambahkan 5 tetes NaOH 0,5 M dan ditambahkan terus
sampai terjadi perubahan didapatkan 8 tetes NaOH. Warna
larutan ZnSO4 sebelum reaksi yaitu bening (tidak berwarna)
sedangkan hasil yang terjadi yaitu warna larutan menjadi
putih dan terdapat endapan putih.
ZnSO4 (aq) + 2NaOH

(aq)

Na2SO4(aq) + Zn(OH)2(s)

b. Tabung reaksi 2 diisi dengan 20 tetes ZnSO 4 0,1 M, lalu
tambahkan 5 tetes NH4OH sampai terjadi perubahan. Warna
larutan ZnSO4 sebelum reaksi yaitu bening (tidak berwarna)
sedangkan hasil yang terjadi setelah reaksi yaitu warna
larutan menjadi putih dan terdapat endapan putih.
ZnSO4 (aq) + 2NH4OH(aq)
(NH4)2 SO4(aq) + Zn(OH)2(s)
c. Kedua tabung dibandingkan, endapan pada tabung reaksi 1
lebih sedikit daripada tabung reaksi 2.
Percobaan 3
a. Tabung reaksi 1 diisi dengan 3 ml (NH 4)2 SO4 0,5M lalu
ditambahkan 2 ml NaOH 0,5M. Kemudian disumbat dengan
sumbat berpipa pengalir, dan direkatkan dengan plastisin,
lalu ujung pipa dikenakan pada kertas merah yang dibasahi
dengan air agar saat terjadi reaksi kerta lakmus dapat
berubah warna karena hasil reaksi salah satunya berupa gas.
Dan saat direaksikan kertas lakmus merah berubah warna
menjadi warna biru serta warna larutan tidak berwarna. Hal
ini menunjukkan bahwa larutan Na2SO4 bersifat basa.
(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq)
Na2SO4(aq) + 2NH3(g) + 2H2O(l)
b. Tabung reaksi 1 diisi dengan 0,2 gram serbuk CaCO 3
kemudian tambahkan 3 ml HCl 0,5M dan dengan cepat
ditutup dengan sumbat berpipa pengalir yang di stu ujungnya

dihubungkan dengan tabung reaksi yang lain yang telah diisi
Ba(OH)2 0,2M dan direkatkan dengan menggunakan plastisin
agar gas dihasilkan tidak keluar. Pada reaksi HCl + CaCO 3
menghasilkan endapan putih dan gas CO2 yang bereaksi
dengan Ba(OH)2 mengasilkan endapan putih yang sangat
sedikit.
CaCO3(s) + HCl(aq)
CO2(g) + Ba(OH)2(aq)

CaCl(s) + CO2(g) + H2O(l)
BaCO3(s) + 2H2O(l)

Percobaan 4
Warna larutan:
BaCl2 : bening (tidak berwarna)
K2CrO4 : kuning
K2Cr2O7: kuning
HCl

: tidak berwarna

a. Tabung reaksi 1 di isi dengan 20 tetes BaCl 2 dan ditambahkan
1 ml K2CrO4. Setelah kedua larutan bercampur warna larutan
menjadi kuning cerah dan terdapat endapan berwarna kuning
pula.
BaCl2(aq) + K2CrO4(aq)
2KCl(aq) + BaCrO4(s)
b. Tabung reaksi 2 di isi dengan 20 tetes BaCl 2 dan ditambahkan
1 ml K2Cr2O7. Setelah kedua larutan bercampur warna larutan
menjadi jingga dan terdapat endapan berwarna orange juga.
BaCl2(aq) + K2Cr2O7(aq)
2KCl(aq) + BaCr2O7(s)
c. Tabung reaksi 3 di isi dengan 20 tetes BaCl 2 dan ditambahkan
1 ml HCl 0,1M dan 1 ml K 2CrO4 0,1M. Setelah kedua larutan
bercampur larutan menjadi kuning dan warna larutan menjadi
orange kekuningan.
BaCl2(aq) + HCl(aq) + K2CrO4(aq)
HCl(l)

BaCrO4(s) + 2KCl(aq) +

Dari tabung 1,2 dan tabung 3 dibandingkan, endapan
terbanyak terjadi pada tabung reaksi 1 sedangkan pada tabung
reaksi 2 juga terdapat endapan tetapi tidak terlalu banyak. Dan
pada tabung reaksi 3 juga terdapat endapan tetapi sangat
sedikit.
IX. Pembahasan

:

Pada percobaan ke 1, jika HCl ditetesi indicator berubah menjadi merah
keorengan, NaOH menjadi ungu dan CH3COOH merah, dimana warna merah
menunjukkan sifat asam dan ungu menunjukkan sifat basa. Ketika asam kuat
(HCl) direaksikan dengan basa kuat (NaOH) menghasilkan warna biru, dimana
jika berdasarkan teori akan menghasilkan warna hijau, hal ini bisa terjadi karena
beberapa faktor seperti banyaknya larutan NaOH yang melebihi larutan HCl.
Sedangkan ketika asam lemah (CH3COOH) direaksikan dengan basa kuat (NaOH)
menghasilkan warna jingga, ini sesuai dengan teori yang ada.
Pada percobaan ke 2, ketika larutan ZnSO4 ditetesi dengan larutan basa
kuat (NaOH) terbentuk endapan putih keruh, dan ketika larutan ZnSO 4 ditetesi
dengan larutan basa lemah (NH4OH) juga terbentuk endapan putih keruh. Namun
endapan reaksi antara ZnSO4 dengan NaOH lebih sedikit dibandingkan dengan
endapan yang dihasilkan ketika ZnSO4 direaksikan dengan NH4OH. Hal ini
dikarenakan lebih banyaknya seng yang terlepas ketika ZnSO 4 bereaksi dengan
basa kuat.
Pada percobaan ke 3, ketika pencampuran antara (NH 4)2SO4 dan NaOH
diteteskan pada kertas lakmus merah, kertas lakmus tersebut berubah warna
menjadi biru, hal ini menunjukkan bahwa campuran tersebut bersifat basa.
Kemudian ketika larutan HCl ditambahkan pada serbuk CaCO 3 dan dialirkan ke
dalam tabung reaksi yang berisi Ba(OH)2 melalui pipa pengalir, maka akan
menghasilkan larutan yang berwarna putih (terdapat endapan yang sangat sedikit).
Pada percobaan 4 tabung reaksi 1 lebih banyak endapan
dibandingkan

tabung

reaksi

2

dan

3

karena

untuk

mengendapkan ion-ion Ba2+ sebagai BaCrO4 asam-asam kuat

harus dihilangkan atau dinetralkan dahulu. Lalu pada tabung
reaksi 2 pada larutan K2Cr2O7 terjadi penambahan asam kepada
larutan kalium kromat menyebabkan warna kuning dari kalium
kromat berubah menjadi orange dan endapan yang terbentuk
lebih sedikit dari tabung 1. Sedangkan pada tabung 3 karena
dilakukan penambahan larutan HCl, asam-asam kuat pada
larutan semakin banyak sehingga warna kuning berubah menjadi
orange kekuningan, dan menyebabkan endapan yang sangat
sedikit.
Pada saat percobaan ditambahkan indikator karena penggunaannya mudah
juga memiliki cakram warna dan hasil reaksi dapat ditentukan phnya. kertas
lakmus digunakan untuk mengetahui sifat asam dan basa dari suatu larutan.
X. Diskusi :
Percobaan 1 C, ketika CH3COOH yang telah diberi indikator
universal dicampur dengan NaOH dan telah diberi indikator
universal menjadi orange bening karena proses reaksi yang
belum terjadi sehingga warna larutan yang seharusnya ungu
tidak terjadi atau tidak terbentuk wrana ungu yang diinginkan.
Disebabkan percampuran antara asam lemah dan basa kuat
menghasilkan larutan yang bersifat basa.
Percobaan 2 A dan 2 B,saat ZnSO4 dicampur dengan NaOH
menghasilkan larutan yang keruh dan terdapat endapan putih
berupa Zn(OH)2 dengan penambahan NaOH yang lebih sedikit di
bandingkan dengan saat ZnSO4 di campur dengan NH4OH. Di
karenakan NaOH bersifat basa kuat sedangkan NH4OH bersifat
basa lemah.
Percobaan 3 A,ketika (NH4) 2SO4 di campur dengan NaOH
dalam sebuah pipa yang ujungnya yang ujungnya ditutup
dengan kertas lakmus merah maka,kertas lakmus akan berubah
menjadi warna biru. Hal ini dikreankan pada saat bereaksi
menghasilakn NH3 (g) yang bersifat basa dan mengakibatkan
lakmus berubah warna.
Percobaan 3 B,ketika serbuk CaCo3 (s) di campur dengan
HCL terjadi penyerapan panas dari lingkungan ke system

sehingga suhu menjadi dingin dan terdapat gelembung CO2(g)
yang dapat di buktikan dengan adanya endapan putih pada
BaCO3 (aq) .
XI. Kesimpulan

:

Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data serta pembahasan, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Reaksi kimia dikatakan berlangsung apabila salah satu hal teramati
diantaranya:
 Reaksi tersebut menghasilkan gas.
 Reaksi tersebut menghasilkan perubahan suhu.
 Reaksi tersebut menghasilkan perubahan warna
 Reaksi tersebut menghasilkan endapan
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi
terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi.
Reaksi kimia dibagi beberapa jenis diantaranya.
- Pembakaran
- Penggabungan
- Penguraian
- Pemindahan Tanggal
Kecepatan reaksi ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kecepatan
reaksi antara lain :
1. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh ukuran pertikel/zat, semakin luas
permukaan zat maka semakin banyak tempat bersentuhan untuk
berlangsungnya reaksi.
2. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh suhu atau temperatur
XII. Jawaban Pertanyaan :
Tulislah semua perasamaan reaksi pada percobaan di atas
dengan benar!


HCl(aq) + NaOH(aq)

NaCl(s) + H2O(l)



CH3COOH(aq) + NaOH(aq)

CH3COONa(s) + H2O(l)



ZnSO4 (aq) + 2NaOH




ZnSO4 (aq) + 2NH4OH(aq)
(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq)

(aq)

NaSO4(aq) + Zn(OH)2(s)
(NH4)2 SO4(aq) + Zn(OH)2(s)
Na2SO4(aq) + 2NH3(g) +

2H2O(l)
 CaCO3(s) + HCl(aq)
CaCl(s) + CO2(g) + H2O(l)
 CO2(g) + Ba(OH)2(aq)
BaCO3(s) + 2H2O(l)
 BaCl2(aq) + K2CrO4(aq)
2KCl(aq) + BaCrO4(s)
 BaCl2(aq) + K2Cr2O7(aq)
2KCl(aq) + BaCr2O7(s)
 BaCl2(aq) + HCl(aq) + K2CrO4(aq)
BaCrO4(s) + 2KCl(aq) + HCl(l)
 C12H22O11(s) + H2SO4(aq)
12C + 11H2O + H2SO4(aq)
XIII. Daftar Pustaka :
Keenan, A. Hadyana Pudjaatmaja, PH. CL, 1992. Kimia Untuk Universitas, Jilid
1. Bandung:

Erlangga.

Petrucci, H. Ralph, Suminar,1989,Kimia Dasar,Edisi Ke-4 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Brady, James E. 1998. Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi Kelimi Jilid 1.
Jakarta:

Binarupa Aksara

Supriatna,Mamat.(2005).Reaksi Kimia. www.p4tkipa.net. 17 Nopember 2012.
Agustian.(2007).Reaksi-reaksi Kimia. http://id.scribd.com. 17
Nopember 2012.

LAMPIRAN
Percobaan 1

Larutan 1,2,3,4 sebelum
Larutan 1,2,3,4 setelah diberi
Rangkaian
diberi indikator
rtas
percobaan
universal
lakmus merah menjadi biru
indikator universal

3a
Percobaan 2
Larutan 1 dicampur larutan 3(kiri) dan larutan
2 dicampur larutan 4(kanan)

Percobaan

ZnSO4 + NaOH warna
warna
larutan menjadi putih
putih
Percobaan 3 B

3A

ZnSO4 +

NH4OH

larutan menjadi

BaCl2 sebelum direaksikan

Pembuatan serbuk CaCO3

Percobaan 4

BaCl2 setelah direaksikan

Perangkaian alat percobaan 3 B
Hasil akhir reaksi Bacl2