Mitos Burung Wiwik Kedasih docx
Mitos Burung Wiwik/Kedasih.
Suara burung Wiwik/Kedasih yang merintih dan mendayu-dayu sering dikaitkan dengan
kabar buruk atau kabar maut. Orang Jawa, Sunda dan Betawi bilang akan ada kabar buruk atau
akan ada orang meninggal bila mendengar suara burung ini. Ada seorang teman saya pernah
mengatakan, kalau kita menangkap burung ini dan menyembelihnya, maka akan terlihat jeroan
tubuh burung ini hanya kapas putih saja!
Kicauan burung wiwik sebenarnya tidak perlu terlalu ditakuti karena suaranya tergantung
pada suasana hatinya sendiri. Pada musim hujan, suaranya jadi murung. Nada suaranya rendah
atau menurun, seperti orang kecewa: pi-u-wit, pi-u-wit. Sementara pada saat suasana cerah dan
ketersediaan pakan melimpah, burung ini sangat girang sehingga nada suaranya pun ikut riang:
ti-ti-tuit, tii-ti-tuit, tii-ti-tuit. Nyanyian hati yang berbunga-bunga ini diteriakkan berulang kali
sampai membuat gemas pendengarnya.
Nah, suara yang ditakuti manusia sebenarnya terjadi karena suasana hati wiwik yang
sedang mendung seperti cuaca saat itu. Kicauannya memang jadi terdengar menyedihkan: hiiitii-ti-ti, tir-ri-ri-ri-ri, hiii-tii-ti-ti, tir-ri-ri-ri-ri, berulang dua sampai tiga kali. Bunyi sedih itu pula
yang oleh orang Jawa dijadikan pertanda akan ada orang meninggal."Apakah ada hubungan
antara hati burung yang sedih dengan ajal, atau cuaca yang mendung dengan orang meninggal?
Sampai saat ini tak ada yang pernah menguji dan membuktikannya secara ilmiah. Artinya,
ramalan burung wiwik belum bisa disebut akurat dan berlaku universal".
Burung ini juga ketiban rezeki disebut-sebut sebagai peramal maut yang ulung. Dahulu
kala, kalau ada gaok hitam berkaok-kaok di sekitaran sebuah rumah, pasti pemilik rumah jadi
ketakutan karena akan segera menemui ajal. Teriakan rendah dan berat: aaa-ok,aaa-ok pun jadi
mimpi buruk penduduk.
Suara burung Wiwik/Kedasih yang merintih dan mendayu-dayu sering dikaitkan dengan
kabar buruk atau kabar maut. Orang Jawa, Sunda dan Betawi bilang akan ada kabar buruk atau
akan ada orang meninggal bila mendengar suara burung ini. Ada seorang teman saya pernah
mengatakan, kalau kita menangkap burung ini dan menyembelihnya, maka akan terlihat jeroan
tubuh burung ini hanya kapas putih saja!
Kicauan burung wiwik sebenarnya tidak perlu terlalu ditakuti karena suaranya tergantung
pada suasana hatinya sendiri. Pada musim hujan, suaranya jadi murung. Nada suaranya rendah
atau menurun, seperti orang kecewa: pi-u-wit, pi-u-wit. Sementara pada saat suasana cerah dan
ketersediaan pakan melimpah, burung ini sangat girang sehingga nada suaranya pun ikut riang:
ti-ti-tuit, tii-ti-tuit, tii-ti-tuit. Nyanyian hati yang berbunga-bunga ini diteriakkan berulang kali
sampai membuat gemas pendengarnya.
Nah, suara yang ditakuti manusia sebenarnya terjadi karena suasana hati wiwik yang
sedang mendung seperti cuaca saat itu. Kicauannya memang jadi terdengar menyedihkan: hiiitii-ti-ti, tir-ri-ri-ri-ri, hiii-tii-ti-ti, tir-ri-ri-ri-ri, berulang dua sampai tiga kali. Bunyi sedih itu pula
yang oleh orang Jawa dijadikan pertanda akan ada orang meninggal."Apakah ada hubungan
antara hati burung yang sedih dengan ajal, atau cuaca yang mendung dengan orang meninggal?
Sampai saat ini tak ada yang pernah menguji dan membuktikannya secara ilmiah. Artinya,
ramalan burung wiwik belum bisa disebut akurat dan berlaku universal".
Burung ini juga ketiban rezeki disebut-sebut sebagai peramal maut yang ulung. Dahulu
kala, kalau ada gaok hitam berkaok-kaok di sekitaran sebuah rumah, pasti pemilik rumah jadi
ketakutan karena akan segera menemui ajal. Teriakan rendah dan berat: aaa-ok,aaa-ok pun jadi
mimpi buruk penduduk.