Program Pengembangan dan Pengolahan Sumb

Disusun Oleh : NIKI SYLVIA R. B1J011141 2011 FIA OKTAFIANI B1J011123 2011 BIDANG EKONOMI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2013

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis: Program Wajib Pengembangan dan Pengolahan Sumber Daya Alam (WP2SDA) sebagai Aktualisasi Indonesia Berkeadilan.

2. Peserta:

a) Ketua Kelompok :

Nama : Niki Sylvia Ramadhini NIM

: B1J01141 Jurusan

: Biologi

b) Anggota Kelompok :

Nama : Fia Oktafiani NIM

: B1J011123 Jurusan

: Biologi

3. Dosen Pembimbing: Nama

: Drs. Slamet Santoso, M.S. NIP

: 195805261984101001 Purwokerto, 28 Juni 2013

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Ketua Kelompok

Drs. Slamet Santoso, M.S. Niki Sylvia Ramadhini 195805261984101001

B1J011123

Mengetahui,

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia- Nya tim penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah “Program Wajib

Pengembangan dan Pengolahan Sumber Daya Alam (WP2SDA) sebagai Aktualisasi Indonesia Berkeadilan ” dengan Bidang Ekonomi.

Penyelesaian penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tak lepas dari bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga tim penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Edy Yuwono, Ph.D., selaku Rektor Universitas Jenderal Soedirman yang memberikan perizinan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Drs. Slamet Santoso, M.S., selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah atas bimbingan dan dukungannya.

3. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun secara tidak langsung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Tim penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Purwokerto, Juni 2013

Tim Penulis

RINGKASAN

Indonesia merupakan negara hukum yang berlandaskan demokrasi pancasila. Setiap negara memiliki peraturan yang berbeda-beda, karena mempunyai berbagai macam bentuk sifat warga negara. Warga negara memiliki hak-hak konstitusional yang telah diatur dalam UUD 1945. Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan negara, merupakan hukum yang paling tinggi serta paling fundamental sifatnya karena merupakan sumber legitimasi atau landasan otoritasi bentuk-bentuk hukum atau peraturan perundang-undangan di bawahnya. Konstitusi negara bangsa Indonesia yang dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kontitusi 1945 mengatur permasalahan tatanan negara, kedaulatan rakyat, hak asasi manusia, pembagian kekuasaan, kesejahteraan sosial, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, dan hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.

Kebutuhan bangsa pada saat ini yang terpenting adalah sumber daya alam. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Sumber daya alam di Indonesia sangat melimpah, namun sangat disayangkan saat ini kondisinya mengalami penurunan secara signifikan. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah dalam bentuk hukum terhadap pemanfaatan dan pengolahan sumber daya alam. Oleh karena itu, perlu ada solusi yang efektif untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya melalui program wajib pengembangan dan pengolahan sumber daya alam (WP2SDA) sebagai aktualisasi Indonesia berkeadilan. Tujuan dari program ini adalah memberikan pelatihan wajib kepada warga negara untuk dapat mengembangkan dan mengolah sumber daya alam yang berkeadilan sesuai dengan aturan hukum. Manfaat dari program ini adalah setiap warga negara mendapatkan hak-hak konstitusional yang telah diatur oleh UUD 1945. Karya ilmiah ini merupakan kajian kualitatif dengan pendekatan yuridis sosiologis dan menitikberatkan hukum sebagai sebuah

kenyataan (la w in action) merupakan ilmu sosial yang doktrinal dan bersifat empiris. Metode pendekatan kualitatif disini dimaksudkan sebagai upaya sistematis dalam kajian hukum, termasuk di dalamnya kaidah dan teknik, untuk kajian pada suatu gejala sosial yuridis dalam menemukan kebenaran dan memperoleh pengetahuan.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan wilayah agraris yang mempunyai keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang tinggi. Sumber daya ialah Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu berawal dari alam yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. SDA memiliki komponen yaitu biotik dan abiotik. Tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme termasuk kedalam komponen biotik, sedangkan minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah termasuk kedalam abotik.

Sumber daya biotik terdiri dari hewani dan nabati yang tersebar pada daratan dan lautan. Sumber daya biotik yang terdapat pada daratan salah satunya adalah hutan. Indonesia memiliki luas hutan yang sangat luas sebesar yang tersebar 342.709 hektar. Luas hutan selalu menurun dikarenakan pengundulan dan alih fungsi lahan ke perkebunan dan pertanian. Pengalihan lahan sangat berkembang sehingga meningkatkan devisa negara, tetapi semua ini tidak terkontrol secara baik. Hal ini menyebabkan pengawasan yang kurang terhadap pemanfaatan lahan hutan secara bebas. Selain itu, pengaturan yang kurang juga terjadi pada pemanfaatan sumber daya abiotik. Pemanfaatan sumber daya abiotik yang mengalami penyalahgunaan meliputi minyak bumi, gas alam, dan mineral. Sumber daya biotik dan abiotik mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia. Akan tetapi, kekayaan SDA ini seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia ke arah eksploitasi SDA sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada saat ini.

SDA yang begitu melimpah ini tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang dapat mengembangkan dan mengolahnya. Sumber daya manusia yang diharapkan ialah berkompeten, dalam arti dapat menguasai pengetahuan, SDA yang begitu melimpah ini tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang dapat mengembangkan dan mengolahnya. Sumber daya manusia yang diharapkan ialah berkompeten, dalam arti dapat menguasai pengetahuan,

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka masalah yang akan diteliti adalah

1. Bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten sehingga dapat mengembangkan dan mengolah sumber daya alam ?

2. Apakah dengan program wajib pengembangan dan pengolahan dapat meningkatkan perekonomian negara Indonesia ?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat yang ingin dalam program ini adalah:

1. Meningkatkan aturan hukum terhadap pengolahan SDA untuk menunjang keberlangsungan SDA Indonesia.

2. Menciptakan sumber daya manusia yang dapat mengembangkan dan mengolah SDA secara berkeadilan, sehingga mendapatkan hak-hak konstitusional yang diatur oleh UUD 45.

3. Menciptakan SDA yang berkualitas, sehingga dapat meningkatakan perekonomian negara Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sumber daya memiliki cakupan aspek yang sangat luas, dalam literatur sering dinyatakan bahwa sumber daya memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik adalah nilai yang terkandung dalam makna sumber daya, memiliki arti penting yang mendalam (Fauzi, 2006). Sumber daya alam adalah segala sumber daya hayati dan non-hayati yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber pangan, bahan baku dan energi. Sumber daya alam adalah faktor produksi dari alam yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi.

Menurut Nawawi (2001), ada tiga pengertian sumber daya manusia yaitu:

a) Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).

b) Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

c) Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsisebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.

Upaya untuk mengembangkan dan mengolah sumber daya alam dibutuhkan kerjasama antar masyarakat dan pemerintah agar tercapai makna sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat Indonesia (Pasal 33 UUD 1945). Rancangan program ini diharapkan tidak hanya bersifat charity , melainkan harus diikuti strategi pemberdayaan guna mengangkat fungsi sosial masyarakat dengan harapan masyarakat menjadi mandiri (Apandi, 2003). Program wajib pengembangan dan pengolahan (WP2SDA) melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat pada proses kegiatan. Oleh karena itu, pendekatan terhadap komunitas masyarakat akan mengoptimalkan partisipasi. Hal ini menyebabkan warga ikut terlibat dalam proses Upaya untuk mengembangkan dan mengolah sumber daya alam dibutuhkan kerjasama antar masyarakat dan pemerintah agar tercapai makna sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat Indonesia (Pasal 33 UUD 1945). Rancangan program ini diharapkan tidak hanya bersifat charity , melainkan harus diikuti strategi pemberdayaan guna mengangkat fungsi sosial masyarakat dengan harapan masyarakat menjadi mandiri (Apandi, 2003). Program wajib pengembangan dan pengolahan (WP2SDA) melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat pada proses kegiatan. Oleh karena itu, pendekatan terhadap komunitas masyarakat akan mengoptimalkan partisipasi. Hal ini menyebabkan warga ikut terlibat dalam proses

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Pelaksanaan

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis sosiologis dan penelitian ini menitikberatkan hukum sebagai sebuah kenyataan (la w in action) . Merupakan ilmu sosial yang doktrinal dan bersifat empiris. Metode pendekatan kualitatif disini dimaksudkan sebagai upaya yang sistematis dalam penelitian hukum, termasuk didalamnya kaidah dan teknik, untuk kajian peneliti pada suatu gejala sosial yuridis dalam menemukan kebenaran dan memperoleh pengetahuan. Spesifikasi penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan atau gejala dari objek yang akan diteliti.

B. Sumber Data

Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan yang berupa observasi, dokumentasi dan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Data sekunder yaitu data yang tertulis yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku-buku literatur, dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

C. Metode Penyajian data

Hasil Penelitian disajikan dalam bentuk teks naratif yang disusun secara sistematis. Sistematis disini maksudnya adalah keseluruhan data primer`yang diperoleh akan dihubungkan data sekunder yang didapat serta dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan pokok permasalahan yang diteliti sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.

D. Analisis Data

Pada penelitian ini, metode analisis yang akan digunakan adalah metode analisis data kualitatif. Data yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui wawancara, dokumen, dan lainnya yang sudah disusun secara teratur lalu dianalisa. Anilisi data dilakukan untuk meningkatkan validasi data yang terukur dengan baik sehingga penerapan penilitian dapat berlangsung secara terus-menerus.

IV. PEMBAHASAN

Peningkatan jumlah manusia diikuti dengan peningkatan kebutuhan, baik dalam jumlah maupun jenis, yang harus dapat dipenuhi, sehingga kebutuhan terdahap sumber daya alam semakin banyak dan selaras dengan limbah yang dihasilkan dari proses produksi maupun proses konsumsi. Faktor sumber daya alam merupakan faktor yang sangat menentukan bagi proses pembangunan ekonomi suatu negara. Negara banyak mempunyai sumber daya alam akan mengalami proses pembangunan yang cepat. Contohnya, suatu negara yang tanahnya subur sangat mungkin memiliki tingkat produktifitas pertanian yang tinggi. Tingginya produktifitas pertanian merupakan modal awal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan ekonomi selanjutnya peningkatan produktifitas pertanian akan sangat mempengaruhi perkembangan sektor industri dan jasa. Semua rangakaian yang menghasilkan satu tujuan sama dalam semua negara yaitu berawal dari sumber daya manusia yang dapat dengan baik mengolah dan mengembangkan suatu sumber daya alam (Garibaldi, 2008).

Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan melahirkan banyak faktor produksi yang diperlukan untuk proses produksi. Semakin banyak faktor produksi yang diperlukan akan mengurangi tersedianya faktor produksi. Segala potensi dan kemampuan yang ada pada diri manusia yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan dan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Potensi dan kemampuan yang dimiliki, manusia memegang peranan yang penting dalam mengelola suatu daerah. Hal ini karena bukan saja faktor alam yang menguntungkan manusia dalam mengolah lahan, melainkan juga faktor manusianya sendiri. Jadi, interaksi antara alam dengan manusia, di samping ditentukan oleh faktor alam, juga ditentukan oleh faktor manusianya, yang di dalamnya mencakup kuantitas beserta kualitasnya (Lugiarti, 2004)

Indikator untuk mengukur kuantitas sumber daya manusia adalah jumlah penduduk, pertumbuhan, penyebaran, dan kepadatan serta komposisi. Keadaan atau Indikator untuk mengukur kuantitas sumber daya manusia adalah jumlah penduduk, pertumbuhan, penyebaran, dan kepadatan serta komposisi. Keadaan atau

Paul R. Ehrilch (1968) mengatakan bahwa bencana kemanusiaan terjadi akibat terlalu banyak penduduk. Pernyataan tersebut sesuai seperti yang dikemukakan Subekti (2002), bahwa pertumbuhan manusia lebih cepat daripada pertambahan bahan pangan. Penyebaran penduduk dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek geografis, aspek administratif, dan aspek politis. Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area di mana mereka tinggal. Negara- negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya Monako, Singapura, Vatikan, dan Malta.

Semua yang berada di alam dapat tumbuh dengan baik tanpa memberikan efek negatif apabila adanya keselarasan antara pengguna sumber daya alam (SDA). Manusia berkesempatan untuk memanfaatkan SDA yang ada untuk melakukan pembangunan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan. Tujuan pengelolaan SDA adalah agar tecapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup, terkendalinya pemanfaatan SDA secara bijaksana, dan terlaksananaya pembangunan lingkungan hidup untuk generasi sekarang dan mendatang. Adapun hal penting yang harus dipertimbangkan dalam pemanfaatan SDA adalah jumlah SDA yang akan digunakan, mengingat tidak semua SDA dapat secara terus menerus (Muttaqien, 2008).

Perekonomian merupakan sektor penting yang harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan. Suatu wilayah dapat dikatakan sejahtera apabila seluruh kebutuhan penduduknya dapat terpenuhi dengan baik, baik barang maupun jasa dan kondisi lingkungan yang tingkat pencemarannya rendah. Namun, di tengah Perekonomian merupakan sektor penting yang harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan. Suatu wilayah dapat dikatakan sejahtera apabila seluruh kebutuhan penduduknya dapat terpenuhi dengan baik, baik barang maupun jasa dan kondisi lingkungan yang tingkat pencemarannya rendah. Namun, di tengah

Pencemaran lingkungan yang ditimbulkan sebagian besar diakibatkan oleh pembuangan gas emisi ke udara. Mulai dari asap kendaraan bermotor, hasil kegiatan industri dan kegiatan rumah tangga. Bahan bakar fosil akan menghasilkan gas buang

berupa CO. Senyawa polutan lain yang mencemari udara antara lain, CH 4 , CFC, CO, O 3 , SO x , NO x yang dapat memicu terjadinya hujan asam, pemanasan global, perubahan iklim, dan menipisnya lapisan ozon. Selain pencemaran udara, pestisida dari limbah pertanian dan limbah cair dari kegiatan industri dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air. Tanah menjadi tidak layak ditanami karena tanah mengeras, pH tanah yang terlalu asam, bahkan rendahnya aktivitas mikroba dalam tanah. Begitu pula dengan air, tidak layak dikonsumsi karena kandungan senyawa polutan yang melebihi ambang batas (Erna, 2004).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga secara tidak langsung mendatangkan masalah. Pertumbuhan ekonomi selalu berkorelasi positif dengan pembangunan infrastruktur untuk mendukung kegiatan perekonomian yang tentu membutuhkan lahan. Namun, semakin hari lahan yang tersedia semakin terbatas, akibatnya terjadi konversi lahan hijau menjadi lahan perekonomian. Faktanya, saat ini telah banyak lahan yang seharusnya diperuntukan sebagai hutan lindung atau daerah resapan air dialihfungsikan menjadi kawasan perekonomian, seperti kawasan industri dan pusat perbelanjaan (Lugiarti, 2004).

Strategi-strategi dalam pengembangan lingkungan itu harus dipikirkan dan direncanakan sematang mungkin karena jangan sampai strategi yang direncanakan merusak kelestarian dan eksistensi dari lingkungan itu sendiri. Strategi pengembangan lingkungan itu mengandung pengertian bahwa mendayagunakan dan mengelola sebaik-baiknya agar lingkungan secara kualitas dapat menunjang Strategi-strategi dalam pengembangan lingkungan itu harus dipikirkan dan direncanakan sematang mungkin karena jangan sampai strategi yang direncanakan merusak kelestarian dan eksistensi dari lingkungan itu sendiri. Strategi pengembangan lingkungan itu mengandung pengertian bahwa mendayagunakan dan mengelola sebaik-baiknya agar lingkungan secara kualitas dapat menunjang

3 yang berbunyi bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Jadi dapat dipahami bahwa sumber daya alam di negara kita dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat tapi disatu sisi pemamfaatan itu juga harus memikirkan kebutuhan generasi yang akan datang yang tentunya bagi kemakmuran hidupnya, sehingga kemakmuran hidup dapat dicapai maka tentunya juga perlu tindakan yang terencana agar pemamfaatan itu tidak merusak lingkungan. Perlunya suatu tindakan untuk berusaha dalam pengembangan lingkungan yang berkeadilan (Muttaqien, 2008).

Tepat 10 tahun setelah berlangsungnya konferensi lingkungan hidup sedunia (UNCHE) negara kita berhasil merumuskan satu proda perundang penting dibidang lingkungan hidup. Undang undang itu adalah UU no 4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup (UKPPLH) yaitu undang-undang pokok yang merupakan dasar-dasar peraturan pelaksanaan bagi semua sektor yang menyangkut lingkungan hidup. Undang-undang ini berfungsi sebagai ketentuan bagi peraturan lingkungan yang sudah ada maupun pengaturan lebih lanjut bagi lingkungan hidup.

Adapun dasar-dasar pikiran yang diberikan pemerintah pada UKPPLH ini adalah:

1. Lingkungan hidup indonesia adalah karunia tuhan yang maha esa yang harus kita kembangkan berdasarkan asas keselarasan dan keseimbangan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi,hubungan manusia dengan manusia, hubungan dengan alam lingkungan, hubungan manusia dengan tuhan maupun dalam kehidupan lahiriah serta kehidupan batiniah.

2. Lingkungan hidup walaupun secara karesteristik tidak mengenal batas wilayah dalam kaitan pengelolaannya haruslah jelas batas wilayah wewenang pengelolaannya.

3. Semua sub sistem dan segala kecorakan lingkungan hidup indonesia di kelola dengan dasar daya dukung demi keselarasan dan keserasian yang menuju pada ketahanan sub sistem lingkungan hidup tersebut.

Kondisi apapun yang terjadi kita harus dapat senantiasa untuk memelihara daya dukung fungsi-fungsi ekosistem dan mengembangkannya secara baik guna mendapatkan kepastian hukum maka setiap pembangunan pengelolaan lingkungan harus didasarkan pada tata hukum yang jelas, tegas dan menyeluruh.

Undang-undang pokok lingkungan hidup adalah sederhana tetapi fleksibel, bersifat sesuai dengan ketentuan-ketentuan pokok yang mengarah kemajuan negara, dan mencakup semua segi dalam bidang lingkungan hidup. Bertolak dari apa yang dikemukakan diatas, terlihat sudah menjadi harapan bahwa UU no 4 tahun 1982 bukan saja sebagai pedoman kebijakan pada kondisi interaksi antara pembangunan dengan kehidupan lingkungan hidup tetapi lebih dari itu diharapkan akan menjadi sumber inspirasi kearah penciptaan kehidupan manusia indonesia yang harmonis dan langgeng.

UU tentang pengelolaan lingkungan secara prinsip merupakan enviroment policy sebagai landasan yuridis yang legal. Isinya merupakan konsep-konsep, istilah

dan ketentuan-ketentuan yang mengikat seluruh masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan, sehingga dalam pengelolaan lingkungan ada arah dan tuntunan yang jelas serta kepastian hukum bagi yang mengelola, memamfaakan maupun yang melanggarnya. Undang-undang ini dibuat agar permasalahan lingkungan bisa diminimalkan dan memberikan batasan konkrit dalam pengelolaan, penggunaan dan perlindungan hidup.Disisi lain undang-undang ini merupakan suatu kebijakan nasional dalam hal pengelolaan lingkungan hidup dengan ciri utamanya adalah menuntut suatu sistem pengembangan yang terpadu (Subekti, 2002).

Adapun tujuan pengelolaan lingkungan menurut pasal 4 UU No.4 tahun 1982 adalah sebagai berikut:

1. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya sebagai bagian dari tujuan pembangunan manusia indonesia seutuhnya.

2. Terkendalinya pemamfaatan sumber daya secara bijaksana

3. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan

4. Terlaksananya pembangunan yang berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

5. Terlindungnya negara terhadap dampak kegiatan diluar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, sehingga memiliki jumlah penduduk yang banyak, dan memiliki pengaruh besar terhadap komposisi jumlah penduduk di dunia. Jumlah penduduk yang tinggi adalah masalah serius yang dapat menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi. Sumber daya manusia yang berkualitas akan menopang kemajuan suatu negara, sehingga negara yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas akan memiliki keunggulan dalam segala bidang, terutama dalam bidang ekonomi. Pendidikan merupakan investasi modal manusia, yang akan menetukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Jepang mampu mengadopsi teknologi berat dengan cepat sehingga masyarakatnya cepat mengerti akan sebuah teknologi dan memiliki kualitas yang bagus dalam hal sumber daya alam. Berbeda dengan Indonesia yang masyarakatnya masih memiliki pendidikan yang rendah sehingga sumber daya negara inipun masih rendah jadi masih sulit menerapkan teknologi-teknologi yang mutakhir yang saat ini sudah mulai bermunculan. Globalisasi saat ini meningkatkan persaingan dalam hal segala aspek, maka bangsa Indonesia dituntut untuk lebih menyiapkan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki keungulan kompetitif. Semua itu bisa diperoleh melalui pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Pendidikan yang baik dan bermutu merupakan tanda bagi upaya memenangkan kompetisi global (Muttaqien, 2008).

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan struktur baru dalam tatanan global. Hal ini mengakibatkan seluruh bangsa di seluruh penjuru dunia wajib untuk turut serta dalam tatanan global yang baru. Kemajuan IPTEK, terutama di bidang ilmu pengetahuan dan transportasi yang menyebabkan issu-issu global tersebut menjadi sangat cepat menyebar dan sangat mempengaruhi di segala Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan struktur baru dalam tatanan global. Hal ini mengakibatkan seluruh bangsa di seluruh penjuru dunia wajib untuk turut serta dalam tatanan global yang baru. Kemajuan IPTEK, terutama di bidang ilmu pengetahuan dan transportasi yang menyebabkan issu-issu global tersebut menjadi sangat cepat menyebar dan sangat mempengaruhi di segala

Dunia kini seolah begitu dekat dan sangat transparan seiring dengan majunya IPTEK di bidang ilmu pengetahuan dan transportasi dengan mudahnya kita mengakses segala jenis informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia, sehingga menimbulkan ketatnya persaingan di berbagai belahan di dunia, baik nasional maupun interasional (Garibaldi, 2008).

Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang tepat dan berkualitas tinggi dalam menghadapi persaingan yang kini semakin ketat merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi persaingan global. Namun, dapat kita ketahui bahwa Indonesia memiliki jumlah pengangguran cukup besar yaitu 8,4% dari total angkatan kerja di Indonesia, hal ini menunjukan banyak SDM yang menganggur atau tidak mendapatkan pekerjaan di Indonesia, jika dibandingkan dengan Norwegia, jumlah orang yang menganggur hanya sebesar 2% dari total angkatan kerja. Tingkat pendidkan orang Indonesia yang rata-rata hanya sampai 12,7 tahun atau sampai SMA (Erna, 2004).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Negara kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas rendah. Hal ini di sebabkan kurang maksimalnya pengelolaan sumber daya manusia yang buruk serta masih kurangya kesadaran pemerintah dan masyarakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang amat penting dalam menghadapi persaingan global yang begitu ketat saat ini. Pertama, pada tahun 1998 sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 % (Liguarti, 2004).

Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini

Fakta lainnya, berdasarkan survey yang dilakukan oleh International Association for the Evaluation of Education Achievement terhadap tingkat kemampuan membaca siswa di dunia, anak Indonesia ternyata hanya mampu menyerap 30% dari apa yang telah ia baca dan sukar sekali menjawab soal-soal uraian yang membutuhkan penalaran padahal Negara lain seperti Thailand, Singapore dan Hongkong bisa mencapai angka 65 – 80 %. Angka buta aksara di Indonesia juga cukup tinggi dibandingkan negara lain. Angka buta aksara pada usia lebih dari 15 tahun adalah sebesar 9,55%. Sedangkan tingkat buta aksara untuk usia dewasa mencapai 13,1%. Problematika terakhir adalah mengenai tingkat partisipasi pendidikan yang semakin menurun seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan. Sebagai contoh tingkat partisipasi siswa SD jauh lebih besar ketimbang mahasiswa. Hal Ini membuktikan bahwa program pendidikan kita tidak memberdayakan otak kanan dan kiri. Kurikulum yang ada saat ini, ternyata saat guru mentransfer ilmu ke siswa, tidak ada keseimbangan perkembangan antara kedua bagian otak tersebut.

Guru hanya meyuruh anak didiknya untuk menghafalkan materi sekolah tanpa menjelaskan apa dan bagaimana penerapannya (Liguarti, 2004).

Bukti bahwa tingkat pendidikan bangsa Indonesia masih rendah saat ini terlihat dari rendahnya persentase anak Indonesia yang mengikuti Wajar (Wajib Belajar) 9 tahun yaitu hanya 36,2% saja (Subekti, 2002). Selain itu, sekitar 86% anak Indonesia belum sempat menduduki bangku kuliah di Perguruan Tinggi. Intinya jumlah anak Indonesia yang sekolah sampai sekolah menengah hanya mencapai 30% dan rata-rata anak Indonesia yang berusia tidak kurang dari 15 tahun hanya sampai kelas 2 SMP. Jika di bandingkan dengan negara lain dari segi kualitas pendidikan, rata-rata lama orang Indonesia menempuh pendidikan adalah 12,7 tahun, jika di asumsikan dengan system pendidikan wajib belajar, rata-rata orang Indonesia menempuh pendidikan SD-SMA, setelah itu penduduk Indonesia memilih untuk bekerja, pengeluaran pemerintah untuk pendidikan hanya 3,7 % dari GDP Indonesia, bandingkan dengan Norwegia, orang norwegia mampu menempuh pendidkan selama 17 tahun, hal ini tak lain dari peran pemerintah Norwegia yang mengalokasikan pengeluarannya untuk pendidikan sebanyak 6,7% dari GDP negara tersebut (Liguarti, 2004).

Menurut Erna (2004), pengaruh perkembangan IPTEK di dunia sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek dan tatanan global yang ada pada saat ini. Beberapa aspek yang sangat berpengaruh dan cukup signifikan dalam perkembangan dunia dan memacu adanya persaingan yang sangat ketat dewasa ini adalah:

1. Aspek teknologi. Teknologi merupakan hal yang tidak asing lagi dan merupakan hal yang amat sangat berpengaruh di dalam kehidupan masyarakat. Terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi, di mana suatu negara tidak lagi mempunyai batasan geografis karna kemudahan dalam mengakses segala jenis informasi dan kemudahan dalam berkomunikasi.

2. Aspek ekonomi. IPTEK maka pengetahuna di Indonesia akan meningkat dengan adanya pengetahuan dan teknologi yang selalu update . Sehingga mempermudah masyarakat dalam mengetahui situasi persaingan yang ada dan dapat meningkatkan segi kualitas dalam bersaing di era globalisasi ini yang secara tidak 2. Aspek ekonomi. IPTEK maka pengetahuna di Indonesia akan meningkat dengan adanya pengetahuan dan teknologi yang selalu update . Sehingga mempermudah masyarakat dalam mengetahui situasi persaingan yang ada dan dapat meningkatkan segi kualitas dalam bersaing di era globalisasi ini yang secara tidak

3. Aspek sosial budaya. Globalisasi juga menyentuh pada hal-hal yang mendasar pada kehidupan manusia, antara lain adalah masalah Hak Asasi Manusia (HAM), melestarikan lingkungan hidup serta berbagai hal yang menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan security pribadi yang menjangkau masa depan, karena didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak yang timbul diakibatkannya ikatan-ikatan tradisional yang kaku, atau dianggap tidak atau kurang logis dan membosankan. Akibat nyata yang timbul adalah timbulnya fenomena-fenomena paradoksal yang muaranya cenderung dapat menggeser paham kebangsaan/nasionalisme. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya tanggapan masyarakat atas kasus-kasus yang terjadi dinilai dengan didasarkan norma-norma kemanusiaan atau norma-norma sosial yang berlaku secara umum (Universal Internasional).

Pengembangan sumber daya manusia berkaitan dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-program training yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas program-program tersebut (Erna, 2004). Pengembangan sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang dalam memfasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan datang (Rivai, 2006).

Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu usaha yang terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui program-program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan. Pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Agar pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik, harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pengembangan sumber daya manusia (Garibaldi, 2008).

Progam pengembangan sumber daya manusia hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibutuhkan perusahaan saat ini maupun masa depan. Pengembangan harus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual serta moral sumber daya manusia supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal. Pengembangan sumber daya manusia dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan jabatan atau pekerjaan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan yang sejenis. Setiap sumber daya manusia yang ada di dalam suatu perusahaan (dunia kerja) dituntut agar bekerja efektif, efisien kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing perusahaan semakin besar. Pengembangan ini dilakukan untuk tujuan nonkarier maupun karier bagi sumber daya manusia melalui latihan dan pendidikan (Rivai, 2006).

Pimpinan dalam suatu perusahaan semakin menyadari bahwa sumber daya manusia yang baru saja memasuki dunia kerja pada umumnya hanya memiliki kecakapan teoritis saja dari bangku kuliah ataupun dari jenjang pendidikan yang baru saja mereka tempuh. Pengembangan perlu dilakukan karena sangat diperlukan untuk melatih dan meningkatkan kemampuannya secara nyata untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Pengembangan sumber daya manusia ini sangatlah penting dan membutuhkan dana yang besar dalam pengusahaannya, akan tetapi dengan biaya yang besar tersebut hal ini merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang terampil akan tercipta, sehingga ketika mereka menyelesaikan pekerjaannya lebih efektif, efisien, mengurangi pemborosan bahan baku dan peralatan maupun perlengkapan lainnya akan lebih awet dalam pemeliharaannya. Hasil kerjanya akan lebih baik yang akan berimbas pada meningkatnya daya saing perusahaan. Daya saing yang besar ini, maka akan dapat dipastikan bahwa perusahaan tersebut nantinya akan memiliki peluang yang lebih baik agar mampu memperoleh laba yang maksimal maupun tujuan yang telah ditetapkan pada awal akan tercapai secara keseluruhan. Dampak bagi sumber daya manusia yang ada yaitu akan mendapatkan penghargaan berupa gaji yang maksimal, Pimpinan dalam suatu perusahaan semakin menyadari bahwa sumber daya manusia yang baru saja memasuki dunia kerja pada umumnya hanya memiliki kecakapan teoritis saja dari bangku kuliah ataupun dari jenjang pendidikan yang baru saja mereka tempuh. Pengembangan perlu dilakukan karena sangat diperlukan untuk melatih dan meningkatkan kemampuannya secara nyata untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Pengembangan sumber daya manusia ini sangatlah penting dan membutuhkan dana yang besar dalam pengusahaannya, akan tetapi dengan biaya yang besar tersebut hal ini merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang terampil akan tercipta, sehingga ketika mereka menyelesaikan pekerjaannya lebih efektif, efisien, mengurangi pemborosan bahan baku dan peralatan maupun perlengkapan lainnya akan lebih awet dalam pemeliharaannya. Hasil kerjanya akan lebih baik yang akan berimbas pada meningkatnya daya saing perusahaan. Daya saing yang besar ini, maka akan dapat dipastikan bahwa perusahaan tersebut nantinya akan memiliki peluang yang lebih baik agar mampu memperoleh laba yang maksimal maupun tujuan yang telah ditetapkan pada awal akan tercapai secara keseluruhan. Dampak bagi sumber daya manusia yang ada yaitu akan mendapatkan penghargaan berupa gaji yang maksimal,

Pengembangan sumber daya manusia sendiri juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu mber daya manusia secara makro dan secara mikro. Pengembangan sumber daya secara makro penting sekali dalam rangka mencapai tujuan pembangunan secara efektif. Pengembangan sumber daya secara makro ini bertumpu pada pengertian bahwa pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan terencana disertai pengelolaan yang baik akan dapat menghemat sumber daya alam yang ada, atau setidaknya pengelolaan dan pemakaian sumber daya alam dapat secara tepat guna. SDM yang telah dikembangkan sedemikian rupa, akan memiliki skill yang cukup untuk memanfaatkan hasil alam secara berkelanjutan (Hasan, 2013).

Pengembangan sumber daya manusia secara mikro adalah pengembangan sumber daya manusia secara mikro ini lebih menekankan pada pengoptimalan hasil kerja yang maksimal dalam suatu perusahaan. Setiap negara-negara berkembang terdapat sistem aturan Labour Surplus Economy yang memiliki arti yaitu modal pembangunan tak dapat dituangkan hanya pada tersedianya atau kemungkinan tersedianya dana investasi. Pembanguan tersebut akan terlalu mahal dan juga akan mengalami hambatan apabila sesuatu waktu sumber investasi menjadi terbatas, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari masyarakat. Selain itu, jumlah SDM yang besar hendaknya dijadikan sebagai keunggulan karena jumlah penduduk yang besar apabila dapat dikembangkan sebagai tenaga kerja yang efektif akan merupakan modal pembangunan yang besar yang sangat menguntungkan bagi usaha –usaha disegala bidang. Pentingnya pengembangan sumber daya manusia ini juga dapat diklasifikasikan menurut manfaatnya bagi masing-masing subjek yang ada, yakni bagi indivudu selaku tenaga kerja, perusahaan, dan untuk personal, hubungan manusia, dan pelaksanaan kebijakan (Handoko, 2001).

Menurut Hasibuan (2003), secara rinci tujuan pengembangan SDM dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Meningkatkan Produktivitas Kerja

Pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill , human skill , dan managerial skill karyawan yang semakin baik.

b. Mencapai Efisiensi

Pengembangan SDM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar. Pemborosan akan menghamat segala program pelatihan dan pengembangan dari segala aspek, sehingga berdampak negative pada masyarakat sendiri.

c. Meminimalisir Kerusakan

Pengembangan SDM bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.

d. Mengurangi Kecelakaan

Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.

e. Meningkatkan Pelayanan

Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelaayanan yang lebih baik dari SDM kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekana-rekanan perusahaan bersangkutan.

f. Memelihara Moral Pegawai

Dengan pengembangan moral SDM akan lebih baik karena keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehinggamereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaanya dengan baik.

g. Meningkatkan Peluang Karier

Pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang.

h. Meningkatkan Kemampuan Konseptual

SDM semakin cepat dalam memgambil keputusan yang lebih baik, karena technical skill, human skill, dan managerial keterampilan yang lebih baik.

i. Meningkatkan Kepemimpinan

Kepemimpinan seorang manager akan lebih baik, human relationsnya lebih luwes, motivasinya lebih terararh sehingga pembinaan kerjasama vertical dan horizontal semakin harmonis.

j. Peningkatan Balas jasa

Balas jasa (gaji, upah insentif, dan benefits) SDM akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.

k. Peningkatan Pelayana Kepada Konsumen

Pengembangan SDM akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat konsumen karena mereka akan memperioleh barang atau jasa yang lebih bermutu.

Program WP2SDA akan menekankan kepada masyarakat yang berumur 20 tahun untuk mengikuti pelatihan tentang pengembangan dan pengolahan SDA. Pelatihan ini dilakukan terhadap masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap SDA. Program ini memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat dengan cara pelatihan SDM yang bertujuan agar setiap pekerja dapat meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaannya, karena dengan meningkatnya persaingan dan semakin berkembangnya zaman, dituntut para pekerja yang mampu terus bersaing dan terus meningkatkan kemampuannya agar tidak ketinggalan dari pesaing dan secara otomatis dengan meningkatnya kemampuan pekerja akan berakibat baik pada perkembangan perusahaan. Pengelolaan SDM yang baik harus dilaksanakan secara berkesinambungan melalui rangkaian aktivitas yang terintegrasi. Pengelolaan SDM yang baik maka dapat diciptakan SDM yang profesional dalam jumlah memadai berdasarkan keahlian yang dibutuhkan sesuai tuntutan perkembangan usaha, sehingga tercapai produktivitas SDM yang optimal dalam mendukung keberhasilan implementasi strategi yang telah ditetapkan (Hasan, 2013).

Kualitas SDM yang berkualitas dapat tercapai dengan memberikan pendidikan dan pelatihan secara terus menerus. Pendidikan dan pelatihan ini bisa dilakukan Kualitas SDM yang berkualitas dapat tercapai dengan memberikan pendidikan dan pelatihan secara terus menerus. Pendidikan dan pelatihan ini bisa dilakukan

Secara umum pelatihan SDM bertujuan untuk menyediakan pekerja yang siap pakai baik dari sisi kompetensi, manajerial, maupun perilaku, sehingga memberikan kontribusi positif bagi perusahaan yang secara terus menerus sesuai dengan perkembangan persaingan dan jabatan. Pelatihan SDM juga bertujuan untuk dapat menyiapkan kaderisasi bagi jabatan-jabatan yang akan dikembangkan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga pada saatnya tidak memerlukan waktu untuk pengisian jabatan tersebut (Hasibuan, 2003).

Perusahaan sudah banyak yang telah memberikan perhatian secara penuh dalam memberikan pendidikan dan pelatihan SDM bagi para pekerja nya secara berkesinambungan dan untuk regenerasi pimpinan perusahaan. Secara garis besar program pendidikan dan pelatihan terdiri atas: program pembekalan bagi para pekerja yang baru masuk. Pendidikan yang diberikan berupa pembekalan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan pada saat pekerja yang bersangkutan menduduki jabatan yang baru, sesuai yang direncanakan saat perekrutan. Pendidikan pengembangan merupakan pendidikan yang diberikan kepada pekerja yang sudah atau akan dipromosikan ke jenjang ekselon yang lebih tinggi dalam layer manajerial dan dapat berupa pendidikan S2 di dalam negeri maupun di luar negeri untuk para staf yang dinilai mempunyai potensi untuk menjadi pimpinan yang tangguh di masa depan. Pendidikan aplikasi merupakan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperdalam pengetahuan, serta ketrampilan pekerja dalam mendukung pekerjaannya sesuai jabatan yang diduduki saat ini. Pendidikan aplikasi dapat dilaksanakan secara in house training , maupun mengikut sertakan pekerja dalam public training , baik di dalam maupun di luar negeri. In house training yang diselenggarakan termasuk workshop, seminar atau benchmarking profil bisnis yang potensial, yang bertujuan memberikan gambaran terhadap industri yang bersangkutan Perusahaan sudah banyak yang telah memberikan perhatian secara penuh dalam memberikan pendidikan dan pelatihan SDM bagi para pekerja nya secara berkesinambungan dan untuk regenerasi pimpinan perusahaan. Secara garis besar program pendidikan dan pelatihan terdiri atas: program pembekalan bagi para pekerja yang baru masuk. Pendidikan yang diberikan berupa pembekalan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan pada saat pekerja yang bersangkutan menduduki jabatan yang baru, sesuai yang direncanakan saat perekrutan. Pendidikan pengembangan merupakan pendidikan yang diberikan kepada pekerja yang sudah atau akan dipromosikan ke jenjang ekselon yang lebih tinggi dalam layer manajerial dan dapat berupa pendidikan S2 di dalam negeri maupun di luar negeri untuk para staf yang dinilai mempunyai potensi untuk menjadi pimpinan yang tangguh di masa depan. Pendidikan aplikasi merupakan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperdalam pengetahuan, serta ketrampilan pekerja dalam mendukung pekerjaannya sesuai jabatan yang diduduki saat ini. Pendidikan aplikasi dapat dilaksanakan secara in house training , maupun mengikut sertakan pekerja dalam public training , baik di dalam maupun di luar negeri. In house training yang diselenggarakan termasuk workshop, seminar atau benchmarking profil bisnis yang potensial, yang bertujuan memberikan gambaran terhadap industri yang bersangkutan

Menurut Handoko (2001), tahapan Pelatihan SDM yang direncanakan untuk meningkatkan SDM yang berkeadilan adalah sebagai berikut :

1. Penentuan kebutuhan pelatihan SDM

Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan SDM ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna mengetahui data atau menentukan apakah perlu tidaknya dilakukan pelatihan SDM dalam organisasi tersebut.

2. Mendesain program pelatihan SDM

Ketepatan metode pelatihan SDM tergantung pada tujuan yang hendak dicapai identifikasi mengenai apa yang diinginkan agar para pekerja harus mengetahui dan harus melakukan.

3. Evaluasi efektifitas program pelatihan SDM

Pelatihan SDM harus merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasahan organisasi, yaitu bahwa pelatihan SDM dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan dari keterampilan setiap pekerja. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menguji apakah pelatihan SDM tersebut efektif di dalam mencapai sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan.

Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang utama harus ada dalam sebuah manajemen. Istilah pelatihan (training) mengacu pada serangkaian kegiatan yang memberikan peluang untuk mendapatkan dan meningkatkan keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan. Program pelatihan diberikan kepada karyawan yang baru maupun karyawan yang telah ada, tujuannya adalah untuk menghadapi situasi –situasi yang berubah. Sementara itu program pengembangan (development) dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan untuk pekerjaan masa depan. Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan umum (Mathis, 2001).

Menurut Gomes (2003), pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu. Langkah awal pendidikan dan pelatihan dapat melakukan analisis kebutuhan atau need assessment , yang menyangkut tiga aspek, yaitu: analisis organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis pribadi.