PENGARUH SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH SINKRONISASI PERENCANAAN DAN

  

PENGANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN DAN

KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA

SKPD PADA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA

  1 2 3 1)

Nova Idea Matondang , Hasan Basri , Muhammad Arfan

2) Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Prodi Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia

  

Abstract: The purpose of this study is to examine the effect of planning and budgeting synchronization,

budgetary participation and budget goal clarity on the performance of local government agencies in Aceh Utara

District, both simultaneously and partially. This study employed the quantitative approach. By applying census

method, its respondents are 63 local government agencies (SKPD) which includes boards, offices, and sub-

district. The data collection is done directly by using a questionnaire contains 30 statements. Then the multiple

regression analysis model apply to test the hypotheses. The results indicate that (1) the planning and budgeting

synchronization, budget participation, and budget goal clarity affect the SKPD performance simultaneously (2)

planning and budgeting synchronization affect SKPD performance (3) budget participation affect SKPD

performance, and (4) budget goal clarity affect SKPD performance.

  

Keywords: Planning and Budgeting Synchronization, Budgetary Participation, Budget Goal Clarity, Local

Government Agencies (SKPD) Performance.

  

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sinkronisasi perencanaan dan penganggaran,

partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kabupaten Aceh

Utara baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan

menggunakan metode sensus, jumlah responden adalah 63 SKPD yang terdiri dari badan, dinas, kantor, dan

kecamatan. Teknik pengumpulan data dilakukan secara langsung menggunakan kuesioner yang berisi 30 (tiga

puluh) pernyataan. Selanjutnya data dianalisis menggunakan regresi linier berganda untuk menguji hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan

kejelasan sasaran anggaran berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja SKPD (2) sinkronisasi

perencanaan dan penganggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD (3) partisipasi anggaran berpengaruh

terhadap kinerja SKPD dan (4) kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD.

  Kata Kunci: Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran, Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Kinerja SKPD.

  

PENDAHULUAN Utara untuk tahun dimaksud masih kurang

  Salah satu Kabupaten di Propinsi efektif (BPK-RI, 2013). Salah satu faktor yang Aceh yang sempat menjadi sorotan kasus diduga menyebabkan masih kurang efektifnya lemahnya kinerja instansi pemerintah daerah kinerja itu adalah adanya beberapa secara umum dan kinerja SKPD secara khusus permasalahan dalam hal perencanaan dan adalah Kabupaten Aceh Utara. Hasil penganggaran yang belum terintegrasi, sinkron pemeriksaan kinerja pada Pemerintah dan konsisten (BPK-RI, 2013). Dalam Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2012 hubungannya dengan kinerja, pentingnya dan 2013 yang dilakukan oleh BPK-RI (Badan mencapai sinkronisasi atau kesesuaian antara Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia) perencanaan dan penganggaran diamanatkan menyimpulkan bahwa kinerja Kabupaten Aceh dalam Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun

  2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan Daerah.

  Kesesuaian antara target capaian kinerja pembangunan yang direncanakan dengan anggaran dan dokumen pelaksanaan anggaran merupakan ukuran kualitas perencanaan dan penganggaran di pemerintah daerah (Bappeda Aceh, 2013). Dengan memperhatikan keterkaitan/kesesuaian antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan program di masing-masing SKPD, maka kinerja SKPD dapat dicapai. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Solichah (2013) yang menunjukkan bahwa semakin sinkron dan konsisten dokumen perencanaan dan penganggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja SKPD bidang kesehatan dan pendidikan di Kabupaten Tulungagung Tahun 2010-2012. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin sinkron dokumen perencanaan dan penganggaran, maka akan semakin meningkatkan kinerja SKPD.

  Faktor lainnya yang diperkirakan mempengaruhi kinerja adalah partisipasi anggaran (Kewo, 2014). Penganggaran pada dasarnya adalah proses penetapan peran pimpinan satuan kerja dalam melaksanakan suatu program tertentu. Agar pelaksanaannya berjalan efektif, para pelaksana berpartisipasi dalam merencanakan anggaran. Partisipasi anggaran dapat menimbulkan inisiatif pelaksana anggaran untuk menyumbangkan ide dan informasi, meningkatkan kebersamaan dan rasa memiliki, sehingga pencapaian tujuan dan kinerja organisasi dapat meningkat (Siegel & Marconi, 1989). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Bangun (2009) yang menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh secara positif terhadap kinerja SKPD. Selanjutnya, hasil penelitian Nurhalimah (2013) juga menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi partisipasi anggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja organisasi dalam mencapai target yang telah ditetapkan.

  Faktor berikutnya yang diperkirakan mempengaruhi kinerja adalah kejelasan sasaran anggaran (Kenis, 1979). Penetapan tujuan spesifik akan lebih mendorong pegawai untuk melakukan yang terbaik bagi pencapaian tujuan yang dikehendaki sehingga berimplikasi pada peningkatan kinerja. Kejelasan sasaran anggaran yang tercantum dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah akan memudahkan masing- masing SKPD mencapai kinerja dalam tahun berkenaan serta mempelajari apa saja yang menjadi penghambat tidak tercapainya kinerja SKPD. Hasil penelitian Latham & Yukl (1975), Steers (1976), Ivancevich (1976) menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial (Kenis, 1979, p.709). Sejalan dengan Kenis (1979), Kewo (2013) juga menemukan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial SKPD Pemerintah Daerah Sulawesi Utara.

  Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran, baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap kinerja SKPD pada pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Bahasan penelitian dimulai dari kerangka teoretis dan pengembangan hipotesis. Bagian selanjutnya akan membahas mengenai metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta diakhiri dengan kesimpulan dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

  KAJIAN KEPUSTAKAAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Hubungan Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja SKPD

  Kamus Merriam Webster`s Collegiate (1993) mendefinisikan synchronization sebagai ‘’the act or result of synchronizing yaitu suatu tindakan atau hasil dari penyesuaian

  ’’. Sehingga, yang dimaksud dengan sinkronisasi adalah hasil kesesuaian antara dokumen kebijakan yang satu dengan dokumen kebijakan yang lain (Rasyid, 2010).

  Dalam konteks perencanaan dan penganggaran daerah, yang dimaksud dengan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran adalah kesesuaian antara dokumen perencanaan yang terdiri dari RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah), RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), RENSTRA (Rencana Strategik), RENJA (Rencana Kerja), serta RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) dengan dokumen penganggaran seperti KUA

  (Kebijakan Umum Anggaran), PPAS (Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara), RKA (Rencana Kerja Angaran), APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), serta DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran). Amanat sinkronisasi muncul dari lahirnya UU Nomor

  25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yaitu untuk mewujudkan keterpaduan dan sinergi pembangunan antar dinas dan antar instansi dan antar daerah, keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran serta untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan partisipasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan.

  RKPD sebagai salah satu dokumen perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam memadukan perencanaan pembangunan jangka menengah yang kurang operasional dengan perencanaan anggaran yang sangat operasional dalam APBD dan DPA SKPD sesuai dengan kemampuan dana pemerintah daerah yang ada pada tahun berkenaan. Selanjutnya, KUA, PPAS serta APBD sebagai dokumen penganggaran merupakan dokumen yang saling berkaitan. Oleh karena itu, dalam membahas APBD setiap Pemerintah Daerah perlu menekankan pada sinkronisasi antar dokumen tersebut. Bahkan, dalam peraturan perundang-undangan sudah secara jelas dinyatakan bahwa dalam membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD perlu menekankan pada sinkronisasi atau kesesuaian dengan KUA-PPAS, dengan tujuan agar proses penyusunan APBD tersebut menjadi lebih efektif, efesien dan akuntabel (Amiruddin, 2009).

  Adanya konsistensi antar dokumen perencanaan dan penganggaran diharapkan akan meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah secara umum dan kinerja SKPD dalam pengelolaan keuangan dan pelayanan publik. Kegagalan menjaga integrasi dan konsistensi ketiga dokumen tersebut dapat berdampak ketidakefektifan pada pencapaian sasaran prioritas dan target pembangunan daerah, kinerja pelayanan publik dan pada ujungnya mempertaruhkan kredibilitas Pemerintah Daerah dalam menjalankan amanat prioritas pembangunan nasional dalam formulasi prioritas pembangunan daerah (Solichah, 2013).

  H1: sinkronisasi perencanaan dan penganggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD

  Hubungan Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja SKPD

  Pentingnya anggaran dalam suatu organisasi sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja, mendorong organisasi menyusun anggaran secara baik. Anggaran dapat tersusun dengan baik apabila suatu organisasi/ SKPD dapat berpartisipasi dalam penyusunannya. Partisipasi anggaran diartikan sebagai proses keikutsertaan manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun anggaran dan mempengaruhi target anggaran sebagai bagian utama atas tanggungjawabnya (Kenis, 1979). Partisipasi anggaran merupakan ciri dari penyusunan anggaran yang menekankan kepada partisipasi aparat pemerintah daerah untuk mempertanggung jawabkan proses penyusunan anggaran. Semakin banyak aparatur pemerintah yang terlibat dalam partisipasi anggaran maka semakin mudah dan cepat dalam menyusun anggaran (Muhammad, 2001).

  Partisipasi anggaran umumnya dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan kinerja organisasi. Keterlibatan pimpinan organisasi serta kesempatan untuk mengikutsertakan bawahan dalam penyusunan anggaran dinilai akan meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan dalam anggaran (Supomo dan Indriantoro, 1998). Lebih lanjut, kinerja SKPD yang akan dicapai pada tahun berkenaan telah dinyatakan dalam bentuk tekad dan janji masing-masing kepala SKPD yang disebut Tapkin. Dengan demikian, adanya partisipasi anggaran kepala SKPD diduga akan turut meningkatkan kinerja masing-masing SKPD.

  Bangun (2009) menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD. Selanjutnya, hasil penelitian Nurhalimah (2013) juga menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah. Artinya, semakin tinggi partisipasi anggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja organisasi dalam mencapai target yang telah ditetapkan.

  H2: partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD

  Hubungan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja SKPD

  Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut (Kenis, 1979). Pada konteks pemerintah daerah, sasaran atau disebut juga dengan target adalah hasil yang diinginkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 1 ayat 43). Adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

METODE PENELITIAN

  Hasil penelitian Latham dan Yukl (1975), Steers (1976), Ivancevich (1976) menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja (Kenis, 1979, p. 709). Hasil penelitian Putra (2013) juga menemukan bahwa kejelasan sasaran anggaran mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja SKPD Kota Padang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa adanya kejelasan sasaran anggaran yang tercantum dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah akan memudahkan masing-masing SKPD mencapai kinerja dalam tahun anggaran berkenaan serta mempelajari apa saja yang menjadi penghambat tidak tercapainya kinerja SKPD.

  H3: kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD

  Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis (hypotheses testing). Populasi penelitian adalah tingkat organisasional yaitu seluruh SKPD di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Aceh Utara. Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder, yaitu gabungan antara sumber data pertama berupa kuesioner dan informasi yang didapat dari buku, internet dan penelitian sebelumnya. Kuesioner yang dibagikan kepada responden menggunakan skala interval dengan 4 poin dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang akan diberi bobot 1 sampai 4 (Sarjono & Julianita 2011).

  Metode Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (mutiple

  regression analysis ). Analisis regresi linier

  berganda bertujuan untuk menguji pengaruh sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja SKPD. Persamaan regresi linier berganda yang digunakan untuk meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

   Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε

  Dimana Y adalah Kinerja SKPD, α adalah Konstanta, β 1, β 2, β 3, adalah Koefisien regresi, X 1 adalah sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, X 2 adalah partisipasi anggaran, dan X 3 adalah kejelasan sasaran anggaran dan ε adalah error. Model penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

  Model Penelitian

  Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Partisipasi Anggaran

  Kinerja SKPD Kejelasan Sasaran Anggaran

  Gambar 1. Model Penelitian

  Selanjutnya, data diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Product for

  Service Solution ) v.20. Data kemudian diuji,

  baik uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan reabilitas serta uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heterokedatisitas dan uji multikorelasi. Pengujian signifikansi tidak dilakukan dikarenakan metode yang dipilih adalah sensus (Sugiyono, 2012).

  Operasionalisasi Variabel

  Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat

  (dependent variable) yaitu kinerja SKPD, dan

  variabel bebas (independent variable) yaitu sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran. Kinerja SKPD sebagai variabel terikat dalam penelitian ini merupakan pencapaian atau hasil dari kegiatan/program yang telah dicapai oleh lembaga pada pemerintah daerah sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur dalam suatu periode tertentu. Kinerja SKPD diukur dari 5 (lima) indikator yang dikemukakan oleh Mahsun,

  Sulistiyowati & Purwanurgraha, 2011, yaitu: kebijakan (policy), perencanaan dan penganggaran (planning and budgeting) , kualitas (quality) , keadilan (equity) , pertanggungjawaban (accountability) Skala yang digunakan adalah skala interval.

  Variabel bebas yang pertama, yaitu sinkronisasi perencanaan dan penganggaran (X1). Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran adalah hasil kesesuaian antara dokumen kebijakan yang satu dengan dokumen kebijakan yang lain. Dalam konteks perencanaan dan penganggaran daerah maka yang dimaksud dengan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran adalah kesesuaian antara dokumen perencanaan (RPJPD, RPJMD, RENSTRA, RENJA, RKPD) dengan dokumen penganggaran (KUA, PPAS, RKA, APBD, DPA). Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran diukur dengan 4 (empat) indikator, yaitu: bottom-up (dari bawah), top-

  down (dari atas), teknokratik, politik, dan

  inovasi (Permendagri 54 Tahun 2010). Skala yang digunakan adalah skala interval.

  Selanjutnya, variabel bebas yang kedua adalah partisipasi anggaran (X 2 ). Partisipasi anggaran merupakan proses keikutsertaan manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun anggaran dan mempengaruhi target anggaran sebagai bagian utama atas tanggungjawabnya (Kenis, 1979). Partisipasi anggaran diukur dengan 2 (tiga) indikator, yaitu: keterlibatan dan pengaruh (Kenis, 1979 dan Musyarofah, 2006). Skala yang digunakan Pengaruh Sinkronisasi Perencanaan dan

  Penganggaran Partisipasi Anggaran dan adalah skala interval. Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap

  Variabel bebas yang ketiga adalah kejelasan Kinerja SKPD 3 sasaran anggaran (X ). Kejelasan sasaran Hasil pengujian secara simultan anggaran merupakan sejauhmana anggaran

  (bersama-sama) menunjukkan bahwa ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, tujuan agar anggaran dapat dimengerti oleh partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran orang yang bertanggungjawab atas pencapaian anggaran secara bersama-sama berpengaruh anggaran tersebut (Kenis, 1979). Kejelasan terhadap kinerja SKPD. Pengujian dilakukan sasaran anggaran diukur dari 3 (tiga) indikator, dengan melihat koefesien regresi semua yaitu: indikator kinerja yang jelas dan spesifik, variabel independen, dengan kriteria apabila pemahaman atas sasaran anggaran, terukur dan paling sedikit terdapat satu koefesien regresi dapat dicapai (Kenis, 1979 dan Kewo, 2014). (β i ) tidak bernilai sama dengan nol maka Skala yang digunakan adalah skala interval. hipotesis pertama tidak dapat ditolak/diterima. Artinya sinkronisasi perencanaan dan

HASIL PEMBAHASAN

  penganggaran, partisipasi anggaran dan Hasil pengujian hipotesis dengan kejelasan sasaran anggaran secara bersama- menggunakan analisis regresi linear berganda sama berpengaruh terhadap kinerja SKPD. dapat dilihat pada Tabel 1.

  Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,

  Tabel 1

  dapat diketahui bahwa nilai koefisien

  Hasil Regresi Regres determinasi (R²) sebesar 0,451. Hal ini sion 2 R R menunjukkan bahwa variasi yang terjadi pada Coefficien

  Variabel variabel kinerja SKPD (Y) sebesar 45,1% t (β)

  Konstanta 1.040 dipengaruhi atau disebabkan oleh perubahan Sinkronisasi yang terjadi secara bersama-sama pada variabel

  Perencanaan dan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran,

  0.6

  0.4 Penganggaran 0.218 partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran

  71

  51 Partisipasi Anggaran 0.027 anggaran, sedangkan 54,9% sisanya disebabkan

  Kejelasasn oleh variabel lain yang tidak tercakup dalam Sasaran Anggaran 0.426 model regresi ini.

  Sumber: Data Primer Diolah (2015)

  Pengaruh Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja SKPD

  Berdasarkan Tabel 1, diperoleh persamaan Hasil penelitian secara parsial regresi linier berganda sebagai berikut: 1 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi  ≠

  0. Hal ini berarti bahwa sinkronisasi

  Y=1,040+0,218X +0,027X +0,426X + 1 2 3 ε perencanaan dan penganggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD. Koefisien 0,218 berarti jika sinkronisasi perencanaan dan penganggaran naik satu satuan maka kinerja SKPD akan naik 0,218 satuan. Dengan demikian, semakin sinkron perencanaan dan penganggaran maka akan meningkatkan kinerja SKPD.

  Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa sinkronisasi perencanaan dan penganggaran mampu meningkatkan kinerja SKPD. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Solichah (2013) yang menemukan bahwa adanya sinkronisasi perencanaan dan penganggaran membantu SKPD mencapai sasaran prioritas dan target pembangunan daerah dalam pelayanan publik yang akan meningkatkan kinerja SKPD.

  Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja SKPD

  Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi  2

  0. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD . Artinya, semakin tinggi tingkat partisipasi anggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja SKPD . Koefisien 0,027 berarti jika patisipasi anggaran naik satu satuan maka kinerja SKPD akan naik 0,027 satuan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Nurhalimah (2013) yang menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparatur dan hasil penelitian Bangun (2009) yang menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

  Anggaran yang telah disusun memiliki peranan sebagai perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja. Tingkat partisipasi yang tinggi cenderung mendorong manajer untuk lebih aktif dalam memahami anggaran sehingga manajer memiliki pemahaman yang lebih baik dalam menghadapi kesulitan pada saat pelaksanaan anggaran. Oleh karena itu, semakin terlibat pimpinan organisasi selaku PA, serta semakin adanya kesempatan untuk mengikutsertakan bawahan dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan dalam anggaran (Supomo & Indriantoro, 1998).

  Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja SKPD

  Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi  3

  0. Artinya, kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD. Hal ini berarti bahwa semakin jelas sasaran anggaran di masing-masing SKPD maka akan meningkatkan kinerja SKPD tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kenis (1979) bahwa kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauhmana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran tersebut. Berbeda dengan hasil penelitian Bangun (2009) yang menguraikan bahwa kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja dan hasil penelitian Nurhalimah (2013) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparatur perangkat daerah.

KESIMPULAN DAN SARAN

  Setelah dilakukan pengujian dan analisis data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya bahwa sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran baik secara bersama-sama maupun secara parsial berpengaruh terhadap kinerja SKPD.

  Penelitian ini tentunya memiliki keterbatasan, antara lain: penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Hal tersebut berpotensi menimbulkan masalah jika jawaban responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya. Namun demikian, keadaan dimaksud tidak dapat dikendalikan karena diluar kemampuan peneliti. Selanjutnya, populasi penelitian adalah SKPD pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara sehingga kesimpulan yang diambil hanya berlaku pada SKPD di Kabupaten Aceh Utara dan tidak bisa digeneralisasi untuk SKPD Pemerintah Kabupaten/Kota yang lain.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

  Beberapa saran yang dapat direkomendasikan untuk pengembangan penelitian berikutnya yaitu: konsistensi penelitian tentang pengaruh sinkronisasi perencanaan dan penganggaran, partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja SKPD masih harus diuji kembali dengan penelitian-penelitian selanjutnya dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang belum diungkapkan dalam penelitian ini. Variabel-variabel dimaksud dapat berupa variabel moderating dan intervening seperti kompetensi SDM, politik penganggaran, dan lain sebagainya. Pengembangan metode penelitian kualitatif atau metode campuran (kuantitatif dan kualitatif) bagi penelitian selanjutnya dimungkinkan akan memberikan hasil yang lebih menggambarkan hal-hal yang belum diuraikan dalam penelitian ini.

  Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) (2013). Laporan

  Hasil Pemeriksaan Atas Kinerja Infrastrukstur Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2012-2013 . Jakarta.

  Bangun, A. (2009). Pengaruh Partisipasi dalam

  Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Struktur Desentralisasi terhadap Kinerja Manajerial SKPD dengan Pengawasan Internal sebagai Variabel Pemoderasi.

  Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Kenis, I. (1979). “The Effect of Budgetary and Accountability in Local Government”.

  Australian Journal of Public Administrastion. 60 (2) , 35-43.

  _________ (1979). “Effect of Budgetary Goal Characteristic on Managerial Attitudes and Performance”. The Accounting

  Review. LIV (4) , 707-721.

  Kewo, C. L. (2014). The Effect of Participative Budgeting, Budget Goal Clarity and Internal Control Implementation on Managerial Performance. Research Journal of Finance and Accounting.

  5 (12) , 81-87. Mahsun, M., Sulistiyowati,

  F., & Purwanurgraha, H. A. (2011). Akuntansi Sarjono, H., & Julianita, W. (2011). SPSS vs

  Sektor Publik . Edisi Ketiga. BPFE: Lisrel. Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Yogyakarta. Riset. Jakarta: Salemba Empat.

  Mardiasmo (2004). Akuntansi Sektor Publik. Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Yogyakarta: Andi. Kualitatif, dan R & D . Bandung: Alfabeta. th

Merriam- Supomo, B., & Indriantoro, N. (1998).

  Webster’s collegiate dictionary (10

  ed.). (1993). Springfield, MA: Merriam- Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi Webster. terhadap Keefektivan Partisipasi Muhammad, G. (2001). Pengaruh Interaksi Anggaran dalam Peningkatan Kinerja

  Partisipasi Anggaran, Informasi Manajerial: Studi Empiris Perusahaan Asimetris, dan Penekanan Anggaran Manufaktur. Kelola 18 , 61-68.

  Tesis. Semarang: Solichah, S. I. (2013). Analisis Konsistensi terhadap Budget Slack. Universitas Diponegoro. Perencanaan dan Penganggaran di

  Musyarofah, S. (2006). Pengaruh Partisipasi Kabupaten Tulungagung (Studi Pada Anggaran terhadap Kinerja Eksekutif Bidang Pendidikan dan Kesehatan Tahun Publik dengan Moral Hazard sebagai 2010-2012). Skripsi. Malang: Universitas Variabel Pemoderasi. Ekuitas, 12 (4) , Brawijaya.

  524-539.

  Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

  Nurhalimah (2013). Pengaruh Partisipasi Tentang Sistem Perencanaan Penyusunan Anggaran dan Kejelasan Pembangunan Nasional .

  Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Aparatur Perangkat Daerah di Pemerintah Aceh. Tesis. Banda Aceh:

  Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.

  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. ________. Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

  Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. ________. Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan

  Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015.

  Putra, D. (2013). Pengaruh Akuntabilitas

  Publik dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang) . Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang.

  Rasyid, A. (2010). Analisis Faktor-faktor yang

  Mempengaruhi Sinkronisasi Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah dengan Dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Tesis. Papua:

  Universitas Yapis Papua.

Dokumen yang terkait

PENGARUH SISA ANGGARAN, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP BELANJA MODAL BIDANG PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN PEKERJAAN UMUM (Studi pada Perubahan Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Aceh)

1 1 14

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN MODUL PENERIMAAN NEGARA (MPN) TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA KEDATON (Study Kasus pada KPP Pratama Kedaton) Khomsiyah, Universitas Trisakti Rico Yanuar, Universitas Bandar Lampung Rosmiaty Tarmizy, Univ

0 0 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI PROVINSI ACEH

0 0 10

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM MODUL PENERIMAAN NEGARA (MPN) TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP METRO (Study Kasus pada KPP Metro) Herry Goenawan Soedarsa, Universitas Bandar Lampung Fitriya Kasmawati, Universitas Bandar Lampung Rosmiaty

0 0 20

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PT. DAUR ULANG SEJAHTERA (DSA) DI BANDAR LAMPUNG (Study Kasus pada PT Daur Ulang Sejahtera (DSA) di Bandar Lampung) Thontowi, Universitas Bandar Lampung Yeni, Universitas Bandar Lampung Syamsu Rizal, Uni

0 6 14

LEVERAGE TERHADAP PERSISTENSI LABA, DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS LABA (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index)

1 5 13

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA PERUSAHAAN INDUSTRI DI BANDAR LAMPUNG. (Study Kasus pada Perusahaan Industri di Bandar Lampung) Nuria Erisna, Universitas Bandar Lampung Ines Genevine, Universit

0 0 16

PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH DAN DEWAN KOMISARIS DALAM MENGUNGKAPKAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Lakharis Inuzula, Hasan Basri,Shabri

0 0 11

PENGARUH PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PENGAWASAN INTERNAL TERHADAP KINERJA UNIT SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIMEULUE

0 0 11

PENGARUH PELATIHAN, PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH DAN KOMPETENSI PEJABAT PENATAUSAHAAN KEUANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BIREUEN

0 0 11