PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL (Studi pada Pemerintah KabupatenKota di Provinsi Aceh)
PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH, DAN DANA
ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL
1) 2) 3) (Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh)Ramlan, Dr. Darwanis, M. Si, Ak, Dr. Syukriy Abdullah, SE, M.Si, Ak
1) 2,3) Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh h.Staff Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Ace
Abstract: This research aims to; (1). Examine the influence of Local Taxes, Local Retribution,
Other Valid Income and Special Allocation Fund jointly against Capital Expenditure on
district/city governments in Aceh Province. (2). Testing the Local Tax effect individually for
Capital Expenditure on district/city governments in Aceh Province. (3). Examine the effect of
Local Retribution individually towards capital expenditure on district/city governments in
Aceh Province. (4). Examine the effect of Other Valid Income individually towards capital
expenditure on district/city governments in Aceh Province. (5). Examine the effect of Special
Allocation Fund individually towards capital expenditure on district/city governments in Aceh
Province. The object of this study is the Budget Realization Report-Budget Regency/City (LRA-
APBK) in the province of Aceh. Source of data used are secondary data obtained from the
Department of Revenue and Wealth Aceh (DPKA) Aceh province in the form of pure budget
data and budget data changes in 23 districts/cities in Aceh 2010-2014. While research data
collection techniques done with documentation techniques. The analytical method used is
Multiple Linear Regression Analysis. The results showed that; (1). Local Taxes, Local
Retribution, Other Valid Income and Special Allocation Fund influential jointly against
Capital Expenditure on district/city governments in Aceh Province. (2). Local Taxes, Local
Retribution, Other Valid Income and Special Allocation Fund influential separately for
Capital Expenditure on district/city governments in Aceh Province.
Keyword: Local Taxes, Local Retribution, Other Valid Income, Special Allocation Fund,
Capital Expenditure.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk; (1). Menguji pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain-
Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus secara bersama-sama terhadap
Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (2). Menguji pengaruh Pajak
Daerah secara sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi
Aceh. (3). Menguji pengaruh Retribusi Daerah secara sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal pada
Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (4). Menguji pengaruh Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah secara sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di
Provinsi Aceh. (5). Menguji pengaruh Dana Alokasi Khusus secara sendiri-sendiri terhadap Belanja
Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Objek penelitian ini adalah Laporan
Realisasi Anggaran-Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota (LRA-APBK) di Provinsi
Aceh. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pendapatan dan
Kekayaan Aceh (DPKA) Provinsi Aceh berupa data anggaran murni dan data anggaran perubahan 23
kabupaten/kota di Aceh periode 2010-2014. Sedangkan teknik pengumpulan data penelitian dilakukan
dengan teknik dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linear Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1). Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh secara bersama-sama terhadap Belanja
Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (2). Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain-
Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh secara terpisah
terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.
Kata kunci: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah,
Dana Alokasi Khusus, Belanja Modal.PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memberikan penegasan bahwa daerah memiliki kewenangan untuk menentukan alokasi sumber daya ke dalam belanja dengan menganut asas kepatutan, kebutuhan dan kemampuan daerah (Darwanto dan Yustikasari, 2007).
Untuk itu, Pemerintah Daerah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga legislatif terlebih dahulu menentukan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) dan Prioritas & Plafon Anggaran Sementara (PPAS) sebagai pedoman dalam pengalokasian sumber daya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD.
Darwanto dan Yustikasari (2007) menyatakan bahwa pemanfaatan anggaran belanja seharusnya dialokasikan untuk hal-hal produktif, misalnya untuk pembangunan. Oleh karena itu, penerimaan pemerintah daerah seharusnya dialokasikan untuk program-program layanan publik. Pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam APBD untuk menambah aset tetap. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Permasalahan belanja modal sampai saat ini belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah Aceh, baik di pusat maupun di daerah. Sehingga ke depan hendaknya lebih intensif diperhatikan dan diprioritaskan, karena pada kenyataannya selama ini anggaran pemerintah baik APBN maupun APBD lebih besar porsinya untuk belanja pegawai daripada belanja modal. Hal tersebut mengakibatkan pembangunan di daerah belum terlihat berdampak signifikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan masih minimnya kualitas pelayanan publik (Musliadi, 2013).
Penelitian ini bertujuan untuk; (1). Menguji pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain- Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus secara bersama-sama terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (2). Menguji pengaruh Pajak Daerah secara sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (3). Menguji pengaruh Retribusi Daerah secara sendiri- Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (4). Menguji pengaruh Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah secara sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (5). Menguji pengaruh Dana Alokasi Khusus secara sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.
Belanja Modal
Halim (2004:73) mendefinisikan belanja modal sebagai belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah serta akan menimbulkan konsekuensi menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan.
Selanjutnya Abdullah (2013) menyatakan bahwa belanja modal adalah komponen belanja langsung dalam anggaran pemerintah yang menghasilkan output berupa aset tetap. Menurut Erlina dan Rasdianto (2013) belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Pada prinsipnya alokasi belanja modal dibuat untuk menghasilkan aset tetap milik pemerintah daerah yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah daerah dan atau masyarakat di daerah bersangkutan. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik.
Biasanya setiap tahun diadakan pengadaan aset tetap oleh pemerintahan daerah, sesuai dengan memberikan dampak jangka panjang secara finansial (Abdullah dan Halim, 2008).
Pajak Daerah
Menurut Soemitro (2007) pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public
investment ”.
Definsi pajak juga dikemukakan oleh Judisseno (1997:5) sebagai suatu kewajiban kenegaraan dan pengabdiaan peran aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai keperluan negara berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang dan peraturan-peraturan untuk tujuan kesejahteraan dan negara.
Mardiasmo (2000:51) mendefinisikan pajak daerah sebagai “pajak yang dipungut daerah berdasarkan peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga daerah tersebut”.
Dalam keuangan pemerintah, pendapatan yang bersumber dari penerimaan perpajakan akan digunakan untuk mendanai belanja pemerintah termasuk didalamnya belanja modal. Sesuai dengan karakternya, belanja modal dalam keuangan pemerintah diterjemahkan sebagai belanja yang dilakukan dalam rangka pemupukan modal dalam aset fisik, seperti tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, serta dalam bentuk fisik lainnya (Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan RI, 2015).
Retribusi Daerah
Menurut Koswara (2001:91) retribusi daerah adalah “imbalan atau manfaat yang diperoleh secara langsung seseorang atau badan atau jasa layanan, pekerjaan, pemakaian barang, atau izin yang diberikan oleh pemerintah daerah”.
Sulistyowati (2011) menyatakan bahwa kemandirian daerah dapat diwujudkan dengan salah satu cara yaitu dengan meningkatkan PAD dari sektor retribusi daerah. Jika retribusi daerah meningkat, maka PAD juga akan meningkat sehingga dapat meningkatkan pengalokasian belanja modal untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Semakin besar penerimaan retribusi dalam PAD maka semakin besar pula kembali dana yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana publik yang kembali berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat dan seterusnya hingga dapat meningkatan PAD kembali.
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Sesuai pasal 26 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik Pemda. Rekening ini disediakan untuk mengakuntansikan penerimaan daerah selain yang disebut di atas.
Menurut Devas et al. (1989) penerimaan lain- penerimaan lain-lain dalam pendapatan daerah yang mencakup penerimaan kecil-kecil seperti hasil penjualan alat berat dan bahan jasa, penerimaan dari sewa, bunga simpanan giro dan bank serta penerimaan dari denda kontraktor.
Walaupun demikian sumber penerimaan daerah sangat tergantung pada potensi daerah itu sendiri. Artinya semakin besar potensi sumber lain- lain PAD yang sah, maka semakin besar pula penerimaan daerah. Peningkatan PAD yang berasal dari lain-lain PAD yang sah diharapkan dapat meningkatkan investasi belanja modal pemerintah daerah sehingga kualitas pelayanan publik semakin baik (Sulistyowati, 2011).
METODE PENELITIAN
Dana Alokasi Khusus
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan pada Pasal 1 angka 24 menyebutkan bahwa “Dana Alokasi Khusus selanjutnya disingkat DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional”.
Darise (2008:137) DAK dimaksudkan untuk membantu membiayai kegiatan- kegiatan khusus di daerah tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas daerah. DAK dialokasikan untuk membantu daerah mendanai kebutuhan fisik sarana dan prasarana yang merupakan prioritas nasional dibidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur (jalan, irigasi, dan air bersih), kelautan dan perikanan, pertanian, prasarana pemerintahan daerah, serta lingkungan hidup.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini dilakukan pada LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Sedangkan unit analisis penelitian adalah Laporan Realisasi Anggaran-Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota (LRA-APBK) di Provinsi Aceh. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh (DPKA) Provinsi Aceh berupa data anggaran murni dan data anggaran perubahan 23 kabupaten/kota di Aceh periode 2010-2014.
Sedangkan teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linear Berganda.
Operasionalisasi Variabel Pajak Daerah (X 1 )
UU No. 28/2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menjelaskan bahwa pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah “kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat”. Pengukuran (proxy) yang digunakan adalah data realisasi pajak daerah yang ada pada LRA APBK. Skala yang digunakan adalah nominal.
Retribusi Daerah (X 2 )
Berdasarkan UU No. 28/2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menjelaskan bahwa retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah “pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan”. Pengukuran (proxy) yang digunakan adalah data realisasi retribusi daerah yang ada pada LRA
APBK. Skala yang digunakan adalah nominal.
Lain-lain PAD yang Sah (X 3 )
Menurut Devas et al. (1989) lain-lain PAD yang sah merupakan kelompok penerimaan lain- lain dalam pendapatan daerah yang mencakup penerimaan kecil-kecil, seperti hasil penjualan alat berat dan bahan jasa, penerimaan dari sewa, bunga simpanan giro dan bank serta penerimaan dari denda kontraktor. Pengukuran (proxy) yang digunakan adalah data lain-lain PAD yang sah yang ada pada LRA APBK. Skala yang digunakan adalah nominal.
PP Nomor 55/2005 Tentang Dana Perimbangan pada Pasal 1 angka 24 menyebutkan bahwa DAK adalah “dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan p rioritas nasional”.
Pengukuran (proxy) yang digunakan adalah data DAK yang ada pada LRA APBK. Skala yang digunakan adalah nominal.
Belanja Modal (Y)
Berdasarkan Peraturan Mentri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun standar, belanja modal adalah pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Pengukuran
(proxy) yang digunakan adalah data Belanja Modal Data yang digunakan adalah data realisasi yang ada pada LRA APBK. Skala yang digunakan pajak daerah, data realisasi retribusi daerah, adalah nominal. data realisasi lain-lain Pendapatan Asli Daerah
Metode Analisis (PAD) yang sah, data realisasi Dana Alokasi
Data penelitian dianalisis dengan Khusus, dan data realisasi belanja modal.menggunakan model analisis regresi linear Hasil Pengujian Hipotesis berganda yaitu menggunakan pooled data mulai Hasil pengujian hipotesis dengan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Data menggunakan regresi linear berganda dari diolah dengan menggunakan program bantuan pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, lain- SPSS (Statistical Package for Social Sciences). lain PAD yang sah, dan dana alokasi khusus
Teknik analisis data pada pengujian hipotesis terhadap belanja modal dapat dilihat pada tabel menggunakan pengujian analisis regresi linier berikut. berganda. Pengujian hipotesis digunakan untuk
Unstandardized Variabel Independen
menguji pengaruh variabel independen terhadap
Coefficients (B) (Constant) 1,840 Pajak Daerah -0,249 simultan. Retribusi Daerah 1,997 Lain-Lain PAD yang 0,757
Model persamaan regresi linear berganda
Sah Dana Alokasi Khusus 1,732
untuk pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, lain-
Persamaan Regresi
lain PAD yang sah dan Dana Alokasi Khusus 1it it 1 1it 2 2it 3 3it 4 4it it
Y
X X
X X = α + β + β + β + β + Ɛ Y = 1,840 - 0,249PD + 1,997RD + 0,757LLPADYS +
terhadap belanja modal pada kabupaten/kota di
1,732 DAK R = 0,710
Provinsi Aceh adalah sebagai berikut:
R² = 0,504 Y it it 1 X 1it 2 X 2it 3 X 3it 4 X 4it it = α + β + β + β + β +ε
Melalui hasil program SPSS maka diperoleh persamaan regresi linier berganda
HASIL PENELITIAN
sebagai berikut:
Gambaran Umum Observasi Penelitian Y 1it = 1,840 - 0,249 X 1it + 1,997 X 2it + 0,757
Observasi penelitian dilakukan pada 23
X 3it + 1,732 X 4it it + Ɛ
kabupaten/kota di Provinsi Aceh periode 2010- 2014. Sedangkan yang menajdi unit analisis
Hasil Pengujian Hipotesis untuk Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, lain-Lain
pada penelitian ini adalah data LRA-APBK
Pendapatan Asli Yang Sah, dan Dana Alokasi
(Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota)
Khusus Secara Bersama-sama terhadap Belanja Modal
di Provinsi Aceh.
Berdasarkan pengamatan yang telah Hasil pengujian secara bersama-sama dilakukan, maka diperoleh 115 pengamatan (23 dilihat dari nilai koefisien regresi terhadap kabupaten/kota x 5 tahun periode penelitian). masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian secara bersama-sama dari regresi linear berganda menunjukkan nilai koefisien regresi (β) masing- masing variabel adalah -0,249 untuk variabel pajak daerah (β 1 ), 1,997 untuk variabel retribusi daerah (β 2 ), 0,757 untuk variabel lain-lain PAD yang sah ( β 3 ), dan 1,732 untuk variabel Dana
Alokasi Khusus ( β 4 ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, lain-lain PAD yang sah, dan Dana Alokasi Khusus secara bersama-sama terhadap belanja modal dengan nilai Koefisien Determinasi (R 2 ) sebesar 0,504. Artinya bahwa variabel pajak daerah,
Dana Alokasi Khusus mampu menjelaskan variasi dari variabel belanja modal sebanyak 50,4%. Sisanya sebesar 49,6% dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian ini.
Hasil Pengujian Hipotesis untuk Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, lain-Lain Pendapatan Asli Yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus Secara Terpisah terhadap Belanja Modal
Hasil pengujian secara terpisah dalam penelitian ini ditentukan dengan melihat nilai koefisien regresi (β) masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya.
Hasil pengujian regresi linear berganda menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi β 1 =
- 0,249 , β 2 = 1,997, β 3 = 0,757, dan β 4 = 1,732.
Hasil tersebut mendukung hipotesis kedua yang telah dirumuskan yaitu pajak daerah, retribusi daerah, lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang sah, dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh secara terpisah terhadap belanja modal pada Pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
PEMBAHASAN Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak daerah, retribusi daerah, lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap belanja modal.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang menyatakan bahwa APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatan. Setiap penyusunan APBD, alokasi belanja modal harus disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan mempertimbangkan pendapatan yang diterima.
Sehingga apabila Pemda ingin meningkatkan belanja modal untuk pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, maka Pemda harus menggali penerimaan daerah yang sebesar-besarnya. Penerimaan daerah tersebut dapat berupa pajak daerah, retribusi daerah, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, dan dana alokasi khusus.
Pengaruh Pajak Daerah terhadap Belanja Modal Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak daerah berpengaruh negatif terhadap belanja modal pada kabupaten/kota di Aceh.
Hasil penelitian yang berpengaruh negatif tersebut dikaitkan dengan kebijakan pembangunan wilayah di Provinsi Aceh selama sepuluh tahun terakhir maka dapat dikatakan bahwa sejak bergulirnya era otonomi daerah, Pemerintah Daerah yaitu kabupaten/kota di Aceh belum mampu menjadikan pajak daerah sebagai bagian yang terpenting dari PAD dalam rangka membiayai pembangunan daerah, sehingga kontribusi dan pengaruh pajak daerah terhadap pembiayaan pembangunan daerah
Dengan demikian, pengaruh negatif yang dihasilkan penelitian ini membuktikan fakta yang sesungguhnya terjadi dalam pengelolaan keuangan daerah di kabupaten/kota Provinsi Aceh. Fakta tersebut bahwa Pemerintah Daerah belum mampu menjadikan pajak daerah sebagai sumber pembiayaan pembangunan yang penting.
Pengaruh Retribusi Daerah terhadap Belanja Modal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa retribusi daerah berpengaruh positif terhadap belanja modal pada kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Kenaikan penerimaan retribusi daerah juga diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap pembangunan infrastruktur daerah. Selain penyediaan fasilitas fisik, hasil dari retribusi daerah dapat juga digunakan untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan yang meningkatkan kreatifitas dan menarik minat masyarakat untuk turut serta dalam penyelenggaraan Pemerintah.
Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut ditambah lagi dengan tersedianya fasilitas publik yang baru, dan terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, akan tercipta pembangunan infrastruktur daerah yang lebih baik pada kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Pengaruh Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah terhadap Belanja Modal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lain- lain PAD yang sah berpengaruh positif terhadap belanja modal pada kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Penelitian sebelumnya yang menggunakan variabel lain-lain PAD yang sah sebagai variabel independen belum ditemukan olah peneliti. Namun peneliti menganggap lain-lain PAD yang sah merupakan bagian dari penerimaan daerah yaitu PAD. Sehingga pembahasan mengenai lain-lain PAD yang sah akan dihubungkan dengan pendapatan daerah.
Pendapatan ini juga merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah seperti hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan secara tunai atau angsuran/cicilan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagaimana akibat dari penjualan atau pengadaan barang dan jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan
analysis ). Karena model tersebut dapat
dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (UU 33/2004).
Pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif terhadap belanja modal pada kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
Diserahkannya beberapa kewenangan kepada Pemerintah Daerah diharapkan agar pelayanan masyarakat semakin efisien dan pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat lokal. Pengeluaran untuk infrastruktur karena daerah mengetahui karekteristik daerahnya masing-masing.
Pandangan ini menandakan bahwa bila Pemerintah Daerah memahami benar karakteristik daerahnya maka alokasi anggaran pembangunan lebih terarah, artinya dalam pengalokasian anggaran publik pemerintah daerah harus menangkap apa yang menjadi ekspektasi publik. Bila hal ini tidak dipahami dengan baik maka alokasi anggaran publik dalam bentuk belanja publik tidak akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal (Tuasikal, 2008).
menganalisis hubungan antar variabel untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (2). Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh secara terpisah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah, (1). Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah variabel lainnya yang diperkirakan dapat mempengaruhi belanja modal, variabel lain seperti jenis-jenis penerimaan daerah lainnya maupun variabel non-keuangan seperti pertumbuhan ekonomi, (2). Saran selanjutnya yaitu, menggunakan model analisis penelitian yang berbeda dengan penelitian ini seperti analisis jalur (path
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah; (1). Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh secara bersama-sama terhadap
Abdullah, Syukriy. 2013. Belanja Modal dan
Perubahan APBD . Artikel online
melalui http://syukriy.wordpress.com/2013/01/0
1. Diakses 25/04/2015.
KESIMPULAN DAN SARAN
- , dan Abdul Halim. 2008. Studi atas
Belanja Modal pada Anggaran Pemerintah Daerah dalam Hubungannya dengan Belanja Pemeliharaan dan Sumber Pedapatan .
Artikel online melalui http://syukriy.wordpress.com. Diakses pada 25/04/2015. Darise, Nurlan. 2008. Pengelolaan Keuangan
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) . Jakarta: Mancanan Jaya
Jakarta: Yayasan Pariba. Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah . Yogyakarta: Andi.
Yani, Ahmad. 2008. Hubungan Keuangan
Telaah Riset & Akuntansi Vol.1, No. 2 (Juli):142-155.
PAD, dan PDRB Terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Jurnal
03/04/15. Tuasikal, Askam. 2008. Pengaruh DAU, DAK,
Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal . Artikel online melalui
Jakarta. Sulistyowati, Diah. 2011. Pengaruh Pajak
Soemitro, Rochmat. 2007. Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan .
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
13 Tentang Pedoman Pengelolaan
Universitas Gadjah Mada. Peraturan Menteri Dalam Negeri. 2006. Nomor
Musliadi. 2013. Analisis Pengaruh Dana Otonomi Khusus, Pendapatan Asli Daerah, dan Belanja Modal terhadap Kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh Tahun 2008-2012. Tesis.
Koswara, E. 2001. Otonomi Daerah untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat.
Cemerlang Darwanto dan Yulia Yustikasari. 2007. Jurnal
Bisnis , Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Judisseno, Remsky K. 1997. Pajak dan Strategi
Medan: Brama Ardian. Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Daerah . Yogyakarta: Salemba Empat.
melalui http://www.anggaran.depkeu.go.id. Diakses pada 22/04/2015. Erlina dan Rasdianto. 2013. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual .
Belanja Modal dan Pengeluaran Investasi Pemerintah. Artikel online
Keuangan Republik Indonesia. 2015.
. Penerjemah Masri Maris. Jakarta: UI Press.
Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia
: 26 –28. Devas, Nick, Brian Binder, Anne Booth, Kenneth Davey, dan Roy Kelly. 1989.
Nasional Akuntansi X
Ilmiah “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) dan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal”, Makassar: Simposium
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia . Rajagrafindo Persada. Jakarta.