Studi Timur Tengah dan Orientasi Politik

Studi Timur Tengah dan Orientasi
Republik Indonesia
Oleh: R. Widya Setiabudi Sumadinata

Politik

Luar

Negeri

Pendahuluan
Sebagai negara dengan jumlah penduduk beragama Islam
terbesar di dunia1 Indonesia seharusnya memiliki keterkaitan yang
erat dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah yang juga
merupakan negara-negara dengan mayoritas penduduknya
beragama Islam2. Kedekatan kultural ini ternyata tidak memiliki
korelasi positif yang cukup berarti dengan orientasi politik luar
negeri dari masing-masing negara baik dari Indonesia maupun
negara-negara Timur Tengah yang bersifat resiprokal, terutama
dalam aspek ekonomi-politik. Data menunjukkan bahwa masingmasing pihak tidak saling mengutamakan satu dengan yang
lainnya.

Saudi Arabia adalah negara yang dianggap representasi
negara arab di kawasan Timur Tengah dan Iran adalah negara
nonarab yang dianggap sebagai salah satu determinan dari
perkembangan di kawasan Timur Tengah. Data menunjukkan bahwa
bagi Indonesia dan kedua negara tersebut hubungan di antara
mereka bukanlah prioritas yang utama dalam orientasi politik luar
negerinya.
Bagi Saudi Arabia, selain Amerika Serikat mitra utama dalam
kerjasama ekonomi adalah Tiongkok dan Jepang yang secara
geografis berada di kawasan Asia Timur yang relatif sama dengan
Indonesia. Nilai investasi Saudi Arabia di Tiongkok sebesar US$ 65
miliar atau setara dengan Rp 867 triliun jauh lebih besar daripada
investasi di Indonesia yang hanya sebesar US$ 7 milyar atau setara
dengan Rp 89 triliun. Jika dilihat dari nilai investasinya, maka di
mata Saudi Arabia posisi Indonesia tidak lebih utama daripada
Malaysia3. Nilai investasi Saudi Arabia di Indonesia jauh lebih kecil
daripada investasi Singapura di Indonesia yang pada tahun 2009
mencapai nilai US$ 9,18 milyar atau sekitar Rp. 122 trilyun. Sebagai
negara pengimpor minyak, ternyata impor minyak Saudi Arabia ke
Indonesia sebesar 6,3 juta ton lebih sedikit daripada Malaysia yang

mencapai 7 juta ton dan Singapura yang mencapai 15,98 juta ton
pada tahun 20154.
1 Data dirujuk dari http://www.pewforum.org/2015/04/02/muslims/pf_15-04-

02_projectionstables74/
2 Riza Sihbudi (2011) mencatat bahwa secara historis Indonesia memiliki
hubungan yang sangat erat dengan negara-negara Timur Tengah khususnya
Mesir, Suriah dan Irak karena menjadi negara-negara yang paling awal mengakui
kemerdekaan Republik Indonesia
3 Data diakses dari http://www.theaustralian.com.au/news/world/indonesias-jokowidodo-laments-saudi-investment-of-only-88bn/newsstory/5b632f61b14255bebb873aef94f050bb
4 Data dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Meskipun memiliki kesamaan kultural sebagai negara dengan
mayoritas penduduknya beragama Islam tetapi orientasi utama
politik luar negeri Saudi Arabia bukan Indonesia. Mitra perdagangan
terbesar Saudi Arabia adalah Tiongkok dengan nilai perdagangan
sebesar US$ 51,83 miliar atau sekitar Rp 712 triliun pada 2015.
Amerika Serikat merupakan mitra dagang Saudi terbesar kedua
dengan nilai transaksi US$ 43,1 miliar dan Korea Selatan di urutan
ketiga dengan nilai transaksi mencapai US$ 29 miliar. Sementara

Indonesia berada di posisi ke 17, dengan nilai transaksi
perdagangan hanya US$ 5,5 miliar5.
Tidak jauh berbeda dengan Saudi Arabia, mitra utama
perdagangan Iran adalah bukan Indonesia, melainkan Uni Emirat
Arab (23,6%) dan Tiongkok (22,3%), sedangkan Uni Eropa berada di
peringkat kelima (6%)6. Rendahnya nilai kemitraan perdagangan
Indonesia dengan Iran terutama dipengaruhi oleh adanya sanksi
yang dilakukan oleh beberapa negara barat dan lembaga-lembaga
internasional terhadap Iran.
Variabel kerjasama bilateral di bidang ekonomi menjadi
indikator utama yang menunjukan orientasi politik di antara dua
negara. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa bagi
negara-negara Timur Tengah yang diwakili oleh Saudi Arabia dan
Iran, Indonesia bukanlah mitra strategis yang dianggap sangat
penting. Jika merujuk data kondisi sebaliknya pun berlaku, karena
orientasi politik luar negeri Indonesia terutama difokuskan kepada
ASEAN, Amerika Serikat dan Tiongkok.
Arti Penting Timur Tengah Bagi Indonesia
Sebetulnya tidak perlu ada dilema atau dikotomi dalam hal
orientasi politik luar negeri Indonesia. Sebagai negara yang secara

geografis berada di kawasan Asia Tenggara sangat logis jika
Indonesia menjadikan ASEAN sebagai salah satu fokus utamanya,
demikian pula dengan Amerika Serikat dan Tiongkok, kedua negara
tersebut saat ini adalah aktor terpenting yang mendisain arah
politik dan ekonomi global. Tetapi mengabaikan kawasan Timur
Tengah juga bukan pilihan yang tepat. Selain secara kultural
memiliki keterkaitan yang erat, kawasan Timur Tengah merupakan
episentrum ekonomi-politik global, tidak heran jika negara-negara
adidaya seperti Amerika Serikat, Rusia dan Tiongkok mengerahkan
perhatian utamanya di sana.
Arti penting kawasan Timur Tengah bagi dunia adalah selain
karena kawasan ini menjadi sumber energi fosil bagi banyak negara
juga dalam dimensi keamanan global kawasan ini menjadi penentu
arah pendulum kondisi keamanan global. Beberapa perang besar
yang terjadi baik sejak masa Perang Dunia I dan II, kemudian masa
Perang Dingin maupun pasca Perang Dingin terjadi di kawasan ini.
Terlebih lagi kini perang asimetrik yang melibatkan aktor-aktor
5 Dikutip dari http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/02/28/siapa-mitradagang-terbesar-arab-saudi
6 http://ec.europa.eu/trade/policy/countries-and-regions/countries/iran/


nonnegara seperti kelompok-kelompok teroris transnasional berasal
dari kawasan ini.
Saudi Arabia dan Iran merupakan dua aktor utama yang
menentukan ke arah mana pendulum yang menggambarkan kondisi
keamanan global akan bergerak. Persaingan kedua negara menjadi
determinan temperatur politik keamanan di kawasan Timur Tengah.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk beragama Islam di dunia
dan dengan citra sebagai negara muslim moderat (setidaknya
hingga beberapa tahun terakhir ini), Indonesia dapat menjadi
penengah di antara kedua negara, atau memberi warna, menggeser
arah pendulum ke arah yang lebih baik.
Masa depan Timur Tengah tidak saja ditentukan oleh negaranegara Timur Tengah sendiri melainkan juga oleh lingkungan
eksternalnya. Secara sistemik negara-negara yang berkepentingan
di kawasan ini memberikan feedback terhadap stabilitas kawasan.
Bagi negara-negara yang tidak memiliki keterikatan kultural,
barangkali kawasan Timur Tengah hanya dipandang sebagai
sumberdaya atau komoditas yang harus diekploitasi. Tetapi bagi
Indonesia semestinya Timur Tengah dipandang sebagai bagian dari
sistem global yang menopang tercapainya tujuan nasional, apa
yang terjadi di Timur Tengah, masa depan Timur Tengah akan

dipengaruhi dan berpengaruh terhadap masa depan Indonesia
sebagai bangsa dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di
dunia yang dikenal moderat dan memiliki karakeristik sendiri,
memiliki jati diri sendiri.
Studi-studi tentang Timur Tengah di Indonesia oleh karena itu
harus lebih intens dilakukan. Pendekatan transdisiplin yang
didukung oleh sikap ilmiah yang mengedepankan logika serta
semangat persatuan dan perdamaian dunia akan memberikan
perspektif yang lebih

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52