Penilaian Kinerja Perusahaan Dengan Pend

Penilaian Kinerja Perusahaan Dengan Pendekatan Balanced
Scorecard melalui Perspektif Keuangan di POP Hotel Kuta beach.

Disusun Oleh :
ALDO SIMAFORA
1432122224

FAKULTAS EKONOMI /MANAJEMEN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2017
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam beberapa tahun belakang ini sektor pariwisata POP Hotel Kuta beach semakin

meningkat. Jasa perhotelan adalah salah satu sarana pendukung untuk mempromosikan

kepariwisataan. Aktivitas hotel yaitu menyewakan kamar, menjual makanan, minuman serta
penyediaan pelayanan penunjang yang bersifat komersial. Laju pertumbuhan pariwisata yang
semakin

meningkat

diiringi

dengan

semakin

berkembangnya

industri

perhotelan

mengakibatkan meningkatnya persaingan antara pengusaha hotel.
Dengan meningkatnya persaingan antara pengusaha perhotelan. Pihak manajemen

hotel akan mempersiapkan strategi - strategi untuk dapat bersaing. Pengusaha perhotelan
perlu mengukur kinerja bisnis mereka untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas penerapan
strategi tersebut. Pengelola hotel perlu mengetahui apakah strategi - strategi yang telah
ditempuh telah berjalan dengan efektif, efisien, ekonomis untuk pencapaian tujuan dari hotel
yang dikelola. Untuk mencapai hal tersebut, maka perusahaan dituntut untuk bisa
menjalankan manajemen perusahaannya agar menjadi efisien dan kompetitif.
BSC sebagai suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan yang memadukan secara
komprehensif ukuran dari aspek keuangan maupun non keuangan, digunakan untuk
mengevaluasi kinerja jangka pendek maupun jangka panjang, baik yang bersifat intern
maupun ekstern perusahaan. (Mulyadi, 2009). Tujuan dan ukuran BSC dapat terwujud dengan
dukungan dan kerjasama pihak perusahaan dengan selalu mengadakan evaluasi terhadap
perusahaan itu sendiri baik di bidang pelayanan maupun fasilitas yang disediakan, menjamin
dan menjaga hubungan keselarasan antara karyawan dan melaksanakan pekerjaan karena
mereka merupakan salah satu faktor yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.
POP Hotel Kuta beach. Mempunyai 120 kamar dengan tipe - tipe yang berbeda serta
fasilitas penunjang lainnya. Letaknya yang strategis berdekatan dengan pelabuhan domestik
dan internasional menjadikan tempat persinggahan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke
POP Hotel Kuta beach. Selama ini POP Hotel Kuta beach melakukan pengukuran kinerja
2


lebih berfokus pada kinerja keuangan. POP Hotel Kuta beach

perlu menyeimbangkan

penilaian kinerja yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Penilaian kinerja perusahaan
belum dilakukan dengan metode Balanced Scorecard, tetapi perusahaan hanya menggunakan
analisis laporan keuangan (rasio keuangan).
Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard adalah untuk dapat memberikan ukuran
yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam perbaikan strategis. Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan, maka dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menyusun
makalah dengan judul Penilaian Kinerja Perusahaan Dengan Pendekatan Balanced
Scorecard melalui Perspektif Keuangan di POP Hotel Kuta beach.
1.2

Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan bahwa perumusan dalam

penelitian ini adalah Apakah kinerja di Nusa Dua Beach Hotel & Spa telah berjalan dengan
baik dilihat dari pendekatan balanced scorecard?
1.3


Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja hotel dengan

pendekatan balanced scorecard, dengan metode Current Ratio, Return on Investment (ROI),
Return on Equity (ROE), dan Gross Profit Margin.
1.4

Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan gambaran dan
pemahaman serta wawasan yang lebih mengenai tolak ukur kinerja perusahaan
dengan menggunakan perspektif BSC.
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap
perusahaan mengenai penilaian kinerja yaitu dengan konsep BSC dalam perspektif
keuangan
3. Bagi pembaca
Sebagai bahan atau sumber bacaan bagi rekan - rekan yang membutuhkan dan juga
dapat dijadikan bahan perbandingan atau digunakan untuk penelitian lebih lanjut.


3

BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN TEORI
2.1 Kinerja
Menurut Mulyadi (2001:415), penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas
suatu organisasi, bagian organisasi dari karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria
yang telah ditetapkan

sebelumnya. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah memotivasi

karyawan dalam pencapaian sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang
telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
2.2 Rasio Keuangan
IBM Wiyasha (2010) dalam bukunya mengungkapkan beberapa rasio yang lazim diterapkan
untuk mengevaluasi kinerja keuangan hotel diantaranya:
1. Rasio likuiditas
Rasio ini terdiri dari:

a. Current ratio, membandingkan antara aktiva lancar dengan utang lancar, karenanya rasio
ini mengukur kemampuan hotel dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
b. Acid-test ratio atau quick ratio, mambandingkan antara aktiva lancar yang benar-benar
likuid dengan kewajiban lancar hotel.
c. Tingkat perputaran piutang, membandingkan antara penjualan kredit dengan rata-rata
piutang. Rasio ini mengukur tingkat perputaran piutang hotel menjadi kas.
d. Jangka waktu pengutipan piutang, mengukur jangka waktu piutang menjadi kas.
e. Arus kas operasional atas utang lancar, mengungkapkan informasi mengenai besaran
arus kas dari kegiatan operasional hotel dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek
hotel.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan hotel unutk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio
solvabilitas terdiri dari beberapa, diantaranya:
a. Rasio solvabilitas, membandingkan jumlah aset yang dimiliki oleh hotel dengan
kewajiban hotel.
b. Rasio ekuitas hutang, membandingkan total kewajiban hotel dengan total modal pemilik.
4

c. Number of times interest earned ratio (NTIE), mengukur kemampuan hotel dalam
menutupi beban bunga dalam menutupi beban bunga jangka panjang dibandingkan

dengan laba sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan hotel.
3. Rasio Aktivitas
Rasio ini mengungkapkan informasi mengenai efektivitas manajemen dalam mengelola
sumber daya hotel. Rasio aktivitas diantaranya:
a. Perputaran persediaan, mengungkapkan informasi tingkat kecepatan berputar persediaan
bahan makanan dan minuman dalam satu periode. Pengertian perputaran persediaan
bahan makanan adalah dari saat bahan makanan diterima dari rekanan-disimpan di
gudang makanan-keluar gudang unutk diproduksi-dijual di restoran.
b. Jangka waktu perputaran persediaan, mengukur berapa lama waktu hari yang diperlukan
untuk satu kali perputaran bahan makanan untuk periode satu bulan.
c. Perputaran aset, mengungkapkan aktivitas manajemen dalam mengelola aset hotel yang
digunakan. Dalam menentukan perputaran aset ini, hal yang perlu diperhatikan adalah
bahwa nilai aset yang diterapkan dalam penghitungan adalah nilai buku aset. Rasio ini
membandingkan antara total pendapatan dengan rata-rata total aset.
d. Persentase tamu yang bayar, membandingkan jumlah kamar yang dijual kepada tamu
dengan jumlah kamar yang ditawarkan oleh hotel.
e. Persentase tamu komplimen, membandingkan antara jumlah kamar yang diberikan
secara gratis dengan jumlah kamar yang ditawarkan hotel.
f. Persentase hunian ganda, mengungkapkan informasi jumlah kamar yang dihuni oleh
lebih dari satu orang atau dihuni oleh dua orang. Rasio ini membandingkan antara

jumlah tamu dikurangi jumlah kamar terhuni dengan kamar terhuni.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio ini memberikan gambaran pada pihak-pihak yang berkepentingan tentang kemampuan
manajemen hotel dalm menghasilkan laba untuk periode tertentu. Rasio ini ada beberapa
macam, diantaranya:
a. Margin laba, mengungkapkan informasi kemampuan manajemen dalam menghasilkan
laba dalam periode tertentu. Rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan total
pendapatan.
b. Rasio efisiensi operasional, mengungkapkan informasi efisiensi manajemen dalam
menghasilkan tingkat laba sebelum beban-beban tetap hotel. Rasio ini membandingkan
5

antara laba bersih setelah dikurangu dengan undistributed operating expenses dengan
total pendapatan.
c. Return on asset, mengungkapkan informasi besaran laba yang diberikan oleh aset hotel.
Rasio ini membandingkan antara laba bersih dengan rata-rata total aset.
d. Return on equity, mengungkapkan informasi laba yang diperoleh oleh investor untuk
dana yang diinvestasikan pada hotel. Rasio ini membandingkan antara rata-rata total aset
dengan rata-rata modal.
e. Earning per share, menggambarkan jumlah laba yang dihasilkan untuk setiap lembar

saham yang dimiliki oleh pemilik atau investor. Rasio ini membandingkan antara laba
bersih dengan average share outstanding.
5. Rasio Operasional
Dengan menganalisis rasio ini, manajemen hotel mendapatkan informasi tentang operasional
hotel, baik untuk revenue generating department seperti room dan food and beverage.
Maupun non-revenue department seperti marketing, administrative and general dan lainnya.
Rasio ada beberapa macam diantaranya:
a. Rerata harga kamar harian, membandingkan antara pendapatan kamar dengan jumlah
kamar yang terjual. Dalam menentukan rasio ini, penjualan kamar komplimen tidak
dibutuhkan.
b. Pendapatan per kamar, memberikan informasi mengenai penjualan yang dihasilkan
setiap kamar yang dimiliki hotel yang dapat dijual kepada tamu. Rasio ini
membandingkan antara pendapatan kamar dengan jumlah kamar yang ditawarkan hotel.
c. Rerata pengeluaran tamu restoran, mengukur efektivitas penjualan makanan di restoran
hotel. Rasio ini membandingkan antara penjualan makanan dengan food covers.
d. Persentase harga pokok makanan, menggambarkan efisiensi kinerja bagian produksi
makanan hotel. Rasio ini diukur dari persentase harga pokok makanan yang dijual
dengan harga pokok makanan baku.
e. Persentase harga pokok minuman, mengungkapkan informasi mengenai efisiensi bagian
minuman (bar) hotel. Rasio ini membandingkan antara harga pokok penjualan minuman

dengan penjualan minuman.
2.2

Struktur organisasi
Setiap perusahaan baik perusahaan negara maupun swasta memiliki struktur

organisasi, dengan adanya stuktur organisai memungkinkan orang - orang yang terlibat di
6

dalamnya dapat bekerja dengan baik sehingga pekerjaan mudah dikerjakan. Untuk
merealisasikan tujuan yang ditetapkan oleh POP Hotel Kuta beach, pemberian tugas
wewenang dan tangggung jawab kepada anggotanya dapat dilihat pada struktur organisasi.
2.3

Aktivitas Usaha Perusahaan
POP Hotel Kuta beach sebagai tempat akomodasi bagi para wisatawan menyediakan

berbagai fasilitas - fasilitas untuk memuaskan para tamu sebagai berikut:
1.


Penjualan Room

POP Hotel Kuta beach memiliki 120 kamar terdiri dari:
Jenis – jenis kamar
Jenis Kamar
Jumlah
Standar Room
100 buah
Family Room
18 buah
Executive Suites
2 buah
Sumber: Nusa Dua Beach Hotel & Spa
2.4

Analisis dan Pembahasan Balanced Scorecard

2.4.1

Perspektif Keuangan
Sasaran dari perspektif keuangan ini adalah untuk memenuhi harapan dari

shareholder. Salah satunya adalah dengan cara memperbaiki kinerja operasi perusahaan
tersebut. Sehingga profit yang dihasilkan dapat meningkat. Adapun ukuran-ukuran yang
digunakan sebagai berikut:
a.

Current Rasio
Rasio ini menunjukan posisi kas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban/hutang lancar. Untuk menganalisis current rasio tahun 2010 – 2011 digunakan
rumus (Ryanto, 2012) sebagai berikut:
Current Ratio

= Aktiva Lancar

x 100%

Hutang lancar
Current Ratio 2010 = 453.473.875

x 100% = 2,43%

185.878.900
Current Ratio 2011 =

420.127.554

x 100% = 2,45%

170.455.631
Berdasarkan hasil perhitungan diatas untuk 2 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 –
2011 menunjukkan bahwa pada tahun 2010 untuk setiap Rp 1 hutang lancar yang perusahaan
dijamin dengan 2,43%. Pada tahun 2011 untuk setiap Rp 1 hutang lancar yang perusahaan
7

dijamin dengan 2,45%. Ini berarti kemampuan perusahaan untuk melunasi setiap hutang
lancar dengan menggunakan aktiva lancar menunjukan peningkatan sebesar 0,02%.
b.

Return on Investment (ROI)
Analisis Return on Investment (ROI) menggambarkan perbaikan atas kinerja operasi

dan mengukur efisiensi dari penggunaan total aktiva untuk menghasilkan profit. Untuk
menganalisis ROI tahun 2010 dan 2011 digunakan rumus (Riyanto,2012) sebagai berikut:
ROI

=

Laba Bersih

x 100%

Total Aktiva
ROI 2010

=

890.435.659

x 100% = 2,19%

406.164.395
ROI 2011

=

895.543.790

x 100% = 2,23%

400.361.978
Berdasarkan hasil perhitungan diatas untuk 2 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 –
2011 menunjukkan bahwa pada tahun 2010 untuk setiap Rp 1 aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan menghasilkan laba sebesar 2,19%. Pada tahun 2011 untuk setiap Rp 1 aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan menghasilkan laba sebesar 2,23%. Ini berarti terjadi peningkatan
laba bersih untuk setiap aktiva Rp 1 sebesar 0,04%.
c.

Return on Equity (ROE)
ROE adalah ukuran yang mewakili harapan dari shareholder. Sebab tingkat

pengembalian atas modal yang ditanamkan dapat langsung diketahui dan menggambarkan
keefektifan atas investasi yang dilakukan oleh shareholder. Untuk menganalisis ROE tahun
2010 dan 2011 digunakan rumus (Riyanto,2012) sebagai berikut:
ROE

=

Laba Bersih

x 100%

Modal Sendiri
ROE 2010

=

890.435.659

x 100% = 3,47%

256.435.791
ROE 2011

=

895.543.790

x 100% = 3,53%

253.325.464
Berdasarkan hasil perhitungan diatas untuk 2 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 –
2011 menunjukkan bahwa pada tahun 2010 untuk setiap Rp 1 aktiva yang dimiliki oleh
8

perusahaan menghasilkan laba sebesar 3,47%. Pada tahun 2011 untuk setiap Rp 1 aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan menghasilkan laba sebesar 3,53%. Ini berarti terjadi peningkatan
laba bersih untuk setiap aktiva Rp 1 sebesar 0,06%.
d.

Gross Profit Margin Ratio
Untuk menganalisis gross profit margin ratio tahun 2010 dan 2011 menggunakan

rumus (Riyanto,2012) sebagai berikut:
Gross Profit Margin Ratio =

Penjualan Netto – HPP

x 100%

Penjualan Netto
Profit Margin Ratio 2010 =

2.356.879.865 – 585.436.904 x 100% = 0,75%
2.356.879.865

Profit Margin Ratio 2011=

2.743.466.798 – 643.650.369 x 100% = 0,76%
2.743.466.798

Berdasarkan hasil perhitungan diatas untuk 2 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 –
2011 menunjukkan bahwa pada tahun 2010 untuk setiap Rp 1 aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan menghasilkan laba sebesar 0,75%. Pada tahun 2011 untuk setiap Rp 1 aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan menghasilkan laba sebesar 0,76%. Ini berarti terjadi penurunan laba
bersih untuk setiap aktiva Rp 1 sebesar 0,01%.
2.3.5

Penilaian Dengan Menggunakan Balanced Scorecard
Setelah data tersaji, langkah selanjutnya adalah menilai apakah kinerja perusahaan

baik atau tidak. Kinerja Nusa Dua Beach Hotel & Spa ini diukur dengan membandingkan
dari tahun ke tahun. Pembobotan menggunakan ukuran interval. Ukuran interval digunakan
untuk mengurutkan objek berdasarkan suatu atribut. Interval/jarak yang sama pada skala
interval dipandang dapat mewakili interval/jarak yang sama pada objek yang diukur. Jumlah
item yang diukur adalah 11 item, maka total skor “kurang” adalah -10 skor, total skor
“cukup” adalah 0 skor, dan total skor “baik” adalah 10 skor.

Skor Penilaian Balanced Scorecard
Sk

Total

Pengertian
9

or

Skor

Kurang

-1

-10

Tingkat prestasi dibawah standar/target

Cukup

0

0

Tingkat

10

standar/target
Tingkat prestasi diatas standar target

Baik

1

prestasi

sesuai

dengan

Sumber: Mulyadi 2001
Hasil penilaian kinerja perpektif keuangan dibawah ini merupakan hasil analisa dari
data-data yang tersaji. Dilihat dari rasio current asset, ROI, ROE, gross profit margin.
Kinerja keuangan Hotel menunjukkan peningkatan. Dengan membandingkan rasio rasio
keuangan untuk kurun waktu tahun 2010 dan 2011, dapat diketahui bahwa kinerja Hotel
ditinjau dari perspektif keuangan menunjukkan peningkatan pendapatan. Maka untuk
perpektif keuangan diberi skor 1 atau baik.
Dilihat dari rasio Current Ratio, Kinerja keuangan Hotel menunjukkan peningkatan.
Dengan membandingkan rasio rasio keuangan untuk kurun waktu tahun 2010 dan 2011,
dapat diketahui bahwa kinerja Hotel ditinjau dari Current Rasio menunjukkan bahwa
perushaan dapat membayar hutangnya dengan baik. Maka untuk Curent Rasio diberi skor 1
atau baik.
Dilihat dari rasio ROI, Kinerja keuangan Hotel menunjukkan peningkatan. Dengan
membandingkan rasio rasio keuangan untuk kurun waktu tahun 2010 dan 2011, dapat
diketahui bahwa kinerja Hotel ditinjau dari ROI menunjukkan peningkatan pendapatan. Maka
untuk ROI diberi skor 1 atau baik.
Dilihat dari rasio ROE, Kinerja keuangan Hotel menunjukkan peningkatan. Dengan
membandingkan rasio rasio keuangan untuk kurun waktu tahun 2010 dan 2011, dapat
diketahui bahwa kinerja Hotel ditinjau dari ROI menunjukkan peningkatan pendapatan. Maka
untuk ROE diberi skor 1 atau baik.
Dilihat dari Gross Profit Margin, Kinerja keuangan Hotel menunjukkan peningkatan.
Dengan membandingkan rasio rasio keuangan untuk kurun waktu tahun 2010 dan 2011,
dapat diketahui bahwa kinerja Hotel ditinjau dari Gross Profit Margin menunjukkan
peningkatan profit. Maka untuk Gross Profit Margin diberi skor 1 atau baik.
Setelah dijumlahkan keseluruhan perspektif, maka total skor yang POP Hotel Kuta Beach
adalah 4 (empat). Dalam penilaian Balanced Scorecard skor 4 ini berada pada interval baik.
Dengan demikian setelah menggunakan penilaian kinerja dengan tolok ukur Balanced
Scorecard, kinerja POP Hotel Kuta Beach dinyatakan cukup baik.
10

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

11

3.1

Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas, ditinjau dari perspektif BSC maka dapat disimpulkan

bahwa perspektif keuangan pada POP Hotel Kuta Beach adalah cukup baik. Hal ini dapat
dijelaskan dengan kinerja dari masing - masing perspektif, antara lain:
Dari perspektif keuangan menggunakan rasio yaitu rasio Current Ratio, rasio tersebut
menunjukan bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar hutang
dengan tetap mendapatkan laba. Menijau dari ROI didapatkan hasil seperti yang dijelaskan
diatas tersebut menujukan bahwa Investasi, kinerja operasi dan efisiensi perusahaan tersebut
dapat menghasilkan laba.
Mealui metode ROE ditunjukan bahwa tingkat pengembalian atas modal yang
ditanamkan dapat langsung diketahui dan menggambarkan keefektifan atas investasi yang
dilakukan.
Gross profit margin metode tersebut digunakan untk mengetahui profitabilitas
yang didapatkan perusahaan jadi berdasarkan metode tersebut diketahui bahwa perusahaan
mengalamai peningkatan profit. Dilihat dari rasio - rasio tersebut dapat ditarik kesimpulan
kinerja perpektif keuangan sudah memenuhi target ini berarti kinerja perpektif keuangan
dapat dikatakan baik. Penilaian kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard dapat
mengetahui keberhasilan perusahaan dalam hal ini adalah perspektif keuangan.
3.2

Saran
Setelah memperhatikan kinerja POP Hotel Kuta Beach berdasarkan empat perspektif

Balanced Scorecard, penulis ingin merekomendasikan beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh pihak manajemen POP Hotel Kuta Beach
Sebaiknya POP Hotel Kuta Beach menerapkan konsep Balanced Scorecard dalam
persepektif keuangan sebagai alternatif pengukuran kinerjanya, agar mampu bersaing dalam
persaingan bisnis yang kian ketat.
Dalam membangun konsep Balanced Scorecard yang baik, disarankan POP Hotel
Kuta Beach dapat tetap mempertahankan situasi perusahaan yang berjalan saat ini karena
berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa Nusa Dua Beach Hotel & Spa memiliki
Persepektif Keuangan yang baik. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan mampu menambah
indikator - indikator pernyataan dalam masing - masing variabel yang mampu mengarah
kedalam permasalahan yang diteliti sehingga hasilnya akan lebih baik.

12

13

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Sistem Informasi Absensi Karyawan Di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung

38 158 129

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas Pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cabang Bandung Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000 Berbasis Client Server

32 174 203

Penerapan Data Mining Untuk Memprediksi Fluktuasi Harga Saham Menggunakan Metode Classification Dengan Teknik Decision Tree

20 110 145

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja Pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten Kantor Area Sumedang

17 106 69

Pembangunan Sistem Informasi di PT Fijayatex Bersaudara Dengan Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management

5 51 1

Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Surapati Bandung

11 109 178

Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak Pengahsilan (SPT PPn) Dengan Menggunakan Elektronik Surat Pemberitahuan (E-SPT PPn 1111) Pada PT. INTI (Persero) Bandung

7 57 61