Kebijakan Pemerintah di Bidang Industri (1)
Kebijakan Pemerintah di Bidang Industri
1. Pembangunan industri diarahkan pada industri-industri yang berbasis
pertanian dan pertambangan, dan kelautan yang mampu memberikan nilai
tambah yang tinggi dan mampu bersaing dalam pasar lokal, regional
nasional, global dan mampu menghasilkan nilai tambah tinggi.
2. Pengembangan IKM dan Industri Mikro (Industri Rumah Tangga), perlu
didorong dan dibina, menjadi usaha yang makin berkembang dan
maju,sehingga mampu mandiri dan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
3. Menggalakkan iklim yang sehat dalam berusaha bagi pelaku ekonomi
(koperasi, usaha negara, usaha swasta) untuk menumbuhkan kegiatan
usaha yang mampu menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi.
4. Meningkatkan pertumbuhan usaha kecil informal menjadi pengusaha kecil
formal yang tangguh dan mandiri melalui bantuan pembangunan
infrastruktur, perijinan dan bantuan teknis.
5. Meningkatkan dan mengoptimalkan perolehan devisa ekspor produk
industri kehutanan, pertambangan, pertanian, dalam arti luas berikut
industri turunannya.
Kebijakan Pemerintah mengembangkan perekonomian di Indonesia
berorientasi global membangun keunggulan kompetitif dengan mengedepankan
kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam meningkatkan daya saing
dengan membuka akses yang sama terhadap kesempatan berusaha dan
kesempatan kerja bagi segenap rakyat dari seluruh daerah dengan menghapuskan
seluruh perlakuan diskriminatif dan hambatan. Pengembangan sektor industri
pengolahan mengacu kepada arahan pembangunan ekonomi, khususnya yang
berkaitan dengan pembangunan sektor industri dan perdagangan.
Pemerintah juga melakukan pembangunan yang ditujukan untuk perluasan
kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan ekspor, peningkatan dan pemerataan
pendapatan. Hasil yang hendak dicapai dari pembangunan ini adalah usaha kecil
berperan maksimal dalam perkembangan dunia usaha, sehingga usaha kecil dapat
berkembang dan mampu bersaing dengan pengusaha-pengusaha lainnya sesuai
potensi dan bidang usaha yang ditekuninya selama ini.
Kebijakan ekonomi kerakyatan bertumpu pada mekanisme pasar yang adil,
persaingan sehat, berkelanjutan, mencegah struktur yang monopolistik dan
distortif dapat merugikan masyarakat. Melalui optimalisasi peran pemerintah
untuk melakukan koreksi pasar dengan menghilangkan berbagai hambatan
melalui regulasi, subsidi dan insentif. Pemberdayakan usaha kecil agar lebih
efisien, produktif dan berdaya saing dengan meningkatkan penguasaan IPTEK
dan melakukan secara proaktif negosiasi serta kerjasama ekonomi dalam upaya
peningkatan ekspor.
Arah kebijakan adalah salah satu menata sistem hukum nasional yang
menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan menghormati hukum agama dan
hukum adat serta memperaharui perundang-undangan warisan kolonial dan
hukum nasional yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan gender dan ketidak
sesuaiannya dengan tuntutan reformasi melalu iprogram legislasi. Selanjutnya
mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mendukung kegiatan
perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan
kepentingan nasional. Perioritas kebijakan juga merupakan salah satu sasaran
utama untuk dicapai dan langkah yang terpenting yang dilakukan oleh pemerintah
dalam mengambil atau memutuskan suatu kebijakan.
Maka
dalam
ketentuan
kebijaksanaan
(policy)
kebijakan
adalah
penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin
terhadap terlaksananya suatu usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan yang
dikehendaki. Jadi dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya proses
pertimbangan untuk menjamin terlaksananya suatu usaha, pencapaian cita-cita
atau keinginan yang dicapai tersebut, sehingga menghasilkan suatu bukti
kebijakan untuk kepentingan umum yang merobah keadaan untuk yang lebih baik.
Untuk menentukan suksesnya percepatan pembangunan saat ini juga masa
depan terkait dengan penerapan perdagangan bebas dalam kesepakatan regional
AFTA-China, maka salah satu arah dan prioritas kebijakan yang akan
dilaksanakan
adalah
pemulihan
(recovery)
ekonomi
dan
peningkatan
kesejahteraan rakyat. Mendorong dan memberi arahan kepada setiap daerah untuk
secara sungguh-sungguh dan sistematis melaksanakan pemulihan ekonomi guna
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan Pemerintah Melindungi Industri Dalam Negeri
Salah satu langkah-langkah kebijakan yang diberikan pemerintah untuk
melindungi industri dalam negeri adalah melalui Tindakan pengamanan
(Safeguard) yaitu tindakan yang diambil pemerintah untuk memulihkan kerugian
serius dan atau untuk mencegah ancaman kerugian serius dari industri dalam
negeri sebagai akibat dari lonjakan impor barang sejenis atau barang yang secara
langsung merupakan saingan hasil industri dalam negeri dengan tujuan agar
industri dalam negeri yang mengalami kerugian serius dan atau ancaman kerugian
serius tersebut dapat melakukan penyesuaian struktural. Selanjutnya Tindakan
dumping adalah menjual barang diluar negeri lebih murah dari pada harga di
dalam negeri, atau menjual barang di suatu Negara lebih murah dari pada di
Negara lain, atau menjual barang keluar negeri atau lebih rendah dari biaya
produksi dan tranformasi, di mana tindakan dumping ini baru melanggar
ketentuan perdagangan internasional apabila mengakibatkan injury kepada
produksi dalam negeri. Termasuk juga subsidi yaitu merupakan kontribusi
keuangan oleh pemerintah atau badan publik yang memberikan keuntungan.
Selanjutnya tantangan adalah merupakan suatu usaha yang bersifat menggugah
kemampuan, untuk merebut dan meraih sesuatu yang ingin kita dapatkan. Maka
tantangan terberat bagi Indonesia sebenarnya lebih kepada faktor di dalam negeri
yaitu, pembenahan sektor pendukung industri dan pertanian seperti kesiapan
energi, kualitas tenaga kerja, sistem perbankan baik dari segi suku bunga
pinjaman, pembiayaan dan lain-lain agar dapatmendorong pertumbuhan industry
dan perlu untuk memperbaiki sistem logistik nasional yang memungkinkan
pergerakan barang, modal dan tenaga kerja agar semakin efesien di berbagai
sektor. Kemudian peningkatan pengawasan di batas perdagangan Indonesia,hal ini
untuk menghindari serbuan produk illegal.Hal lain yang tidak kalah pentingya
adalah peningkatan pengamanan pasar, antara lain dengan menerapkan Standart
Nasional Indonesia (SNI) yang didukung kesiapan, baik secara infrastruktur,
laboratorium, maupun Sumber Daya Manusia yang kompeten, serta bantuan atau
program pembinaan dan peningkatan mutu produk yang diharapkan dapat
mengungguli kualitas produk luar negeri.
Kesimpulan
Ada tiga poin sebagai kesimpulan dari uraian tersebut di atas yaitu,
pertama, bahwa kebijakan pemerintah adalah suatu tindakan yang diusulkan oleh
pemerintah untuk mengambil keputusan melindungi industri dalam negeri (produk
lokal) dan kebijakan tersebut harus sesuai dengan prinsip keadilan, misalnya
melalui dumping, safeguar, termasuk pemerintah harus memberikan pelatihanpelatihan, pemberian modal bergulir sebagai pinjaman kepada pelaku usaha kecil
menengah (UKM). Kedua, bahwa kegiatan perdagangan bebas secara regional
diperbolehkan
dalam
ketentuan
ketentuan
WTO
dengan
pengecualian-
pengecualian terhadap prinsip Most Favoured Nation (MFN), hal ini didasarkan
pada pasal 24 GATT. Ketiga, bahwa dengan adanya kesepakatan perdagangan
regional ini memberi peluang bagi Indonesia bersaing di pasar internasional untuk
meningkatkan dan memajukan perekonomian Indonesia. Namun ada beberapa
faktor yang menjadi tantangan terberat Indonesia sebenarnya lebih kepada faktor
dalam negeri itu sendiri misalnya pembenahan pendukung insdustri dalam negeri
dan pertanian seperti, kesipan energi, kualitas tenaga kerja, system perbankan baik
dari segi suku bunga pinjaman, pembiayaan dan lainnya agar dapat mendorong
pertumbuhan industri, dimana produk-produk dalam negeri tidak kalah saing di
pasar internasional.
1. Pembangunan industri diarahkan pada industri-industri yang berbasis
pertanian dan pertambangan, dan kelautan yang mampu memberikan nilai
tambah yang tinggi dan mampu bersaing dalam pasar lokal, regional
nasional, global dan mampu menghasilkan nilai tambah tinggi.
2. Pengembangan IKM dan Industri Mikro (Industri Rumah Tangga), perlu
didorong dan dibina, menjadi usaha yang makin berkembang dan
maju,sehingga mampu mandiri dan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
3. Menggalakkan iklim yang sehat dalam berusaha bagi pelaku ekonomi
(koperasi, usaha negara, usaha swasta) untuk menumbuhkan kegiatan
usaha yang mampu menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi.
4. Meningkatkan pertumbuhan usaha kecil informal menjadi pengusaha kecil
formal yang tangguh dan mandiri melalui bantuan pembangunan
infrastruktur, perijinan dan bantuan teknis.
5. Meningkatkan dan mengoptimalkan perolehan devisa ekspor produk
industri kehutanan, pertambangan, pertanian, dalam arti luas berikut
industri turunannya.
Kebijakan Pemerintah mengembangkan perekonomian di Indonesia
berorientasi global membangun keunggulan kompetitif dengan mengedepankan
kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam meningkatkan daya saing
dengan membuka akses yang sama terhadap kesempatan berusaha dan
kesempatan kerja bagi segenap rakyat dari seluruh daerah dengan menghapuskan
seluruh perlakuan diskriminatif dan hambatan. Pengembangan sektor industri
pengolahan mengacu kepada arahan pembangunan ekonomi, khususnya yang
berkaitan dengan pembangunan sektor industri dan perdagangan.
Pemerintah juga melakukan pembangunan yang ditujukan untuk perluasan
kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan ekspor, peningkatan dan pemerataan
pendapatan. Hasil yang hendak dicapai dari pembangunan ini adalah usaha kecil
berperan maksimal dalam perkembangan dunia usaha, sehingga usaha kecil dapat
berkembang dan mampu bersaing dengan pengusaha-pengusaha lainnya sesuai
potensi dan bidang usaha yang ditekuninya selama ini.
Kebijakan ekonomi kerakyatan bertumpu pada mekanisme pasar yang adil,
persaingan sehat, berkelanjutan, mencegah struktur yang monopolistik dan
distortif dapat merugikan masyarakat. Melalui optimalisasi peran pemerintah
untuk melakukan koreksi pasar dengan menghilangkan berbagai hambatan
melalui regulasi, subsidi dan insentif. Pemberdayakan usaha kecil agar lebih
efisien, produktif dan berdaya saing dengan meningkatkan penguasaan IPTEK
dan melakukan secara proaktif negosiasi serta kerjasama ekonomi dalam upaya
peningkatan ekspor.
Arah kebijakan adalah salah satu menata sistem hukum nasional yang
menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan menghormati hukum agama dan
hukum adat serta memperaharui perundang-undangan warisan kolonial dan
hukum nasional yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan gender dan ketidak
sesuaiannya dengan tuntutan reformasi melalu iprogram legislasi. Selanjutnya
mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mendukung kegiatan
perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan
kepentingan nasional. Perioritas kebijakan juga merupakan salah satu sasaran
utama untuk dicapai dan langkah yang terpenting yang dilakukan oleh pemerintah
dalam mengambil atau memutuskan suatu kebijakan.
Maka
dalam
ketentuan
kebijaksanaan
(policy)
kebijakan
adalah
penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin
terhadap terlaksananya suatu usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan yang
dikehendaki. Jadi dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya proses
pertimbangan untuk menjamin terlaksananya suatu usaha, pencapaian cita-cita
atau keinginan yang dicapai tersebut, sehingga menghasilkan suatu bukti
kebijakan untuk kepentingan umum yang merobah keadaan untuk yang lebih baik.
Untuk menentukan suksesnya percepatan pembangunan saat ini juga masa
depan terkait dengan penerapan perdagangan bebas dalam kesepakatan regional
AFTA-China, maka salah satu arah dan prioritas kebijakan yang akan
dilaksanakan
adalah
pemulihan
(recovery)
ekonomi
dan
peningkatan
kesejahteraan rakyat. Mendorong dan memberi arahan kepada setiap daerah untuk
secara sungguh-sungguh dan sistematis melaksanakan pemulihan ekonomi guna
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan Pemerintah Melindungi Industri Dalam Negeri
Salah satu langkah-langkah kebijakan yang diberikan pemerintah untuk
melindungi industri dalam negeri adalah melalui Tindakan pengamanan
(Safeguard) yaitu tindakan yang diambil pemerintah untuk memulihkan kerugian
serius dan atau untuk mencegah ancaman kerugian serius dari industri dalam
negeri sebagai akibat dari lonjakan impor barang sejenis atau barang yang secara
langsung merupakan saingan hasil industri dalam negeri dengan tujuan agar
industri dalam negeri yang mengalami kerugian serius dan atau ancaman kerugian
serius tersebut dapat melakukan penyesuaian struktural. Selanjutnya Tindakan
dumping adalah menjual barang diluar negeri lebih murah dari pada harga di
dalam negeri, atau menjual barang di suatu Negara lebih murah dari pada di
Negara lain, atau menjual barang keluar negeri atau lebih rendah dari biaya
produksi dan tranformasi, di mana tindakan dumping ini baru melanggar
ketentuan perdagangan internasional apabila mengakibatkan injury kepada
produksi dalam negeri. Termasuk juga subsidi yaitu merupakan kontribusi
keuangan oleh pemerintah atau badan publik yang memberikan keuntungan.
Selanjutnya tantangan adalah merupakan suatu usaha yang bersifat menggugah
kemampuan, untuk merebut dan meraih sesuatu yang ingin kita dapatkan. Maka
tantangan terberat bagi Indonesia sebenarnya lebih kepada faktor di dalam negeri
yaitu, pembenahan sektor pendukung industri dan pertanian seperti kesiapan
energi, kualitas tenaga kerja, sistem perbankan baik dari segi suku bunga
pinjaman, pembiayaan dan lain-lain agar dapatmendorong pertumbuhan industry
dan perlu untuk memperbaiki sistem logistik nasional yang memungkinkan
pergerakan barang, modal dan tenaga kerja agar semakin efesien di berbagai
sektor. Kemudian peningkatan pengawasan di batas perdagangan Indonesia,hal ini
untuk menghindari serbuan produk illegal.Hal lain yang tidak kalah pentingya
adalah peningkatan pengamanan pasar, antara lain dengan menerapkan Standart
Nasional Indonesia (SNI) yang didukung kesiapan, baik secara infrastruktur,
laboratorium, maupun Sumber Daya Manusia yang kompeten, serta bantuan atau
program pembinaan dan peningkatan mutu produk yang diharapkan dapat
mengungguli kualitas produk luar negeri.
Kesimpulan
Ada tiga poin sebagai kesimpulan dari uraian tersebut di atas yaitu,
pertama, bahwa kebijakan pemerintah adalah suatu tindakan yang diusulkan oleh
pemerintah untuk mengambil keputusan melindungi industri dalam negeri (produk
lokal) dan kebijakan tersebut harus sesuai dengan prinsip keadilan, misalnya
melalui dumping, safeguar, termasuk pemerintah harus memberikan pelatihanpelatihan, pemberian modal bergulir sebagai pinjaman kepada pelaku usaha kecil
menengah (UKM). Kedua, bahwa kegiatan perdagangan bebas secara regional
diperbolehkan
dalam
ketentuan
ketentuan
WTO
dengan
pengecualian-
pengecualian terhadap prinsip Most Favoured Nation (MFN), hal ini didasarkan
pada pasal 24 GATT. Ketiga, bahwa dengan adanya kesepakatan perdagangan
regional ini memberi peluang bagi Indonesia bersaing di pasar internasional untuk
meningkatkan dan memajukan perekonomian Indonesia. Namun ada beberapa
faktor yang menjadi tantangan terberat Indonesia sebenarnya lebih kepada faktor
dalam negeri itu sendiri misalnya pembenahan pendukung insdustri dalam negeri
dan pertanian seperti, kesipan energi, kualitas tenaga kerja, system perbankan baik
dari segi suku bunga pinjaman, pembiayaan dan lainnya agar dapat mendorong
pertumbuhan industri, dimana produk-produk dalam negeri tidak kalah saing di
pasar internasional.