REVOLUSI INDUSTRI pertanian di (2)

1.1 Latar Belakang
Revolusi biasanya diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi secara cepat, perombakan,
pembaharuan yang radikal, mengganti tatanan lama menjadi tatanan baru dari kehidupan masyarakat.
Namun revolusi lebih sering diartikan orang sebagai suatu pemberontakan. Revolusi biasanya didahului
oleh adanya evolusi melalui proses yang cukup matang. Meskipun antara revolusi dan evolusi memiliki
pengertian yang berbeda namun antara keduanya sulit dipisahkan.
Revolusi sering juga dilukiskan sebagai suatu perubahan mendasar yang dapat berakibat
mempengaruhi pola pikir masyarakat atau rakyat, kehidupan, dan cara-cara menata pemerintahan.
Revolusi industri memicu tibulnya berbagai peristiwa yang menjadikan manusia mengerti arti human
nature dan lingkungan masyarakat.
Terjadi berbagai perubahan dalam industri barang-barang dan dalam perdagangan selama tahun
1700 yang mengantarkan pada peristiwa revolusi. Revolusi industri menghasilkan cara-cara
menggunakan metode-metode produksi dan pola-pola baru dalam kehidupan ekonomi. Pada revulusi
industri, perubahan tidak hanya terjadi pada aspek industri, namun juga mengubah kehidupan
masyarakat di berbagai aspeknya. Revolusi industri diwarnai oleh berbagai perubahan. Perubahan cara
kerja yang radikal dari penggunaan tenaga manusia menjadi cara kerja dengan tenaga mesin yang
bekerja secara mekanis. Dengan ini dimulailah zaman mesin yang memberi sumbangan positif maupun
negatif bagi masyarakat
A. Pengertian Revolusi Industri
Pengertian revolusi industri mengacu pada dua hal. Pertama, adalah perubahan cepat dalam
teknologi pembuatan barang-barang. Kedua, adalah perubahan dalam kehidupan sosial dan ekonomi

masyarakat dunia. Pada pengertian pertama dapat dikatakan bahwa revolusi industry telah merubah
proses dan cara kerja manusia dalam menghasilkan suatu barang. Sebelumnya pembuatan barangbarang dilakukan secara manual dengan hanya menggunakan tangan dan kaki manusia, sedangkan pasca
revolusi industry pembuatan barang-barang menggunakan bantuan alat-alat mekanik dan otomatis.
Pembuatan barang-barang yang pada awalnya hanya mengandalkan kecepatan tangan dan kaki
mengalami perubahan pasca revolusi industri. Tenaga manusiahanya sedikit diperlukan karena proses
pengerjaan lebih banyak dilakukan oleh alat-alat yang bekerja secara otomatis dan digerakkan oleh
tenaga mesin. Hasilnya pun akan sangat berbeda. Secara manual hanya dihasilkan barang dalam jumlah
sedikit dan lama, sedangkan dengan bantuan mesin, barangbarang yang dihasilkan pun akan lebih
banyak dan prosesnya cepat. Pengertian kedua yaitu perubahan dalam bidang sosial dan ekonomi
berkaitan dengan terjadinya perubahan yang besar dan cepat dari pola ekonomi agraris menjadi pola
ekonomi industri. Pada masa sebelum berkembangnya revolusi industri, mata pencaharian yang
umumnya berkembang di masyarakat adalah pertanian. Tentu saja hal ini akan menghasilkan budaya
masyarakat pertanian. Pasca revolusi industri, mata pencaharian masyarakat semakin beragam dan lebih
banyak berada pada sektor industri. Kegiatan produksi yang dilakukan pada masa sebelum dikenalnya
revolusi industri lebih bersifat industri rumahan. Di Eropa dikenal dengan istilah gilda yang merujuk pada
suatu bengkel kerja atau tempat usaha pembuatan barang-barang. Umumnya barang-barang yang dibuat

di gilda tersebut adalah alat-alat pertanian dan rumah tangga. Setiap gildahanya membuat satu jenis
barang saja, sehingga dikenal berbagai macam gilda, misalnya gilda tas, gilda sepatu, gilda kursi, dan
sebagainya. Gilda baru akan bekerja bila ada pemesanan dari masyarakat. Biasanya pemesannya adalah

kelompok masyarakat kelas atas, sebab harga-hargabarang yang dijual gilda sangat mahal sehingga tidak
terjangkau oleh masyarakat banyak.
Istilah revolusi industri diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh FriedrichEngels dan LouisAuguste Blanqui pada pertengahan abad ke-19. Tidak jelas penanggalan secara pasti tentang kapan
dimulainya revolusi industri. Tetapi T.S. Ashton mencatat permulaan revolusi industri terjadi kira-kira
antara tahun 1760-1830. Revolusi ini kemudian terus berkembang dan mengalami puncaknya pada
pertengahan abad ke-19 , sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan
momentum dengan perkembangan mesin tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut
berkembang mesin kombusi dalam serta mesin pembangkit tenaga listrik.
B.

Sebab-sebab terjadinya Revolusi Industri

Revolusi Industri untuk kali pertamanya muncul di Inggris. Adapun faktor-faktornya yang
menyebabkannya adalah sebagai berikut:
·
Situasi politik yang stabil. Adanya Revolusi Agung tahun 1688 yang mengharuskan raja
bersumpah setia kepada Bill of Rightsehingga raja tunduk kepada undang-undang dan hanya menarik
pajak berdasarkan atas persejutuan parlemen.
·
Inggris kaya bahan tambang, seperti batu bara, biji besi, timah, dan kaolin. Di samping itu, wol

juga yang sangat menunjang industri tekstil.
·
Adanya penemuan baru di bidang teknologi yang dapat mempermudah cara kerja dan
meningkatkan hasil produksi, misalnya alat-alat pemintal, mesin tenun, mesin uap, dan sebagainya.
·
Kemakmuran Inggris akibat majunya pelayaran dan perdagangan sehingga dapat
menyediakan modal yang besar untuk bidang usaha. Di samping itu, di Inggris juga tersedia bahan
mentah yang cukup karena Inggris mempunyai banyak daerah jajahan yang menghasilkan bahan mentah
tersebut.
·
Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru (hak
paten) sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah. Lebih-lebih setelah dibentuknya lembaga ilmiah
Royal Society for Improving Natural Knowledge maka perkembangan teknologi dan industri bertambah
maju.
·
Arus urbanisasi yang besar akibat Revolusi Agraria di pedesaan mendorong pemerintah
Inggris untuk membuka industri yang lebih banyak agar dapat menampung mereka.

C.


Kehidupan Sosial Ekonomi Eropa Pada Masa Pra-Revolusi Industri

Revolusi Industri berkembang pertama kali di Inggris. Kondisi kehidupan sosial ekonomi
Eropa sebelumnya terjadinya Revolusi Industri sangat mempengaruhi munculnya momentum ini di
Inggris. Kehidupan sosial ekonomi Eropa pada masa sebelum munculnya Revolusi Industri ditandai
dengan berkembangnya tata kehidupan agraris yang bercorak feodal. Kondisi ini mulai berubah ketika
meletus perang salib (1096-1291) yang memberi ruang hubungan antara negara-negara Eropan dengan
dunia Timur. Kebutuhan yang sama akan barang-barang keperluan hidup antara kedua wilayah ini
mendorong terbentuknya hubungan perdagangan. Hal tersebut juga mendorong munculnya kota-kota
dagang Eropa seperti Florence, Venesia, Genoa, dan lain-lain.
Munculnya kota-kota dagang inikemudian diikuti dengan munculnya usaha-usaha industri
bersekala kecil yang disebut industri rumah tangga (home industry). Hingga tahun 1200, industri rumah
tangga semakin berkembang dengan terbentuknya gilda. Gilda adalah persekutuan industri rumah
tangga sejenis hak yang mendapat monopoli dan perlindungan pemerintah.
Tahun 1350, di Eropa mulai terbentuk perserikatan kota-kota dagang yang disebut hansa.
Hansa dimaksudkan untuk melindungi usaha perdagangan secara mandiri. Dengan pekembangan ini,
Eropa mulai memasuki tahap masyarakat industri yang digerakkan oleh sektor perdagangan. Sejak abad
ke-14, Inggris di bawah perlindungan Raja Edward III mulai membangun industri-industri laken (sejenis
kain wol).
D. Revolusi di Inggris

Semenjak era Renaissance, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat. Para ilmuwan menciptakan
penemuan baru. Penemuan besar yang menjadi titik balik revolui industri adalah mesin uap yang
ditemukan oleh James Watt pada tahun 1769. Mesin uap segera dimanfaatkan untuk menggerakkan
mesin-mesin industri terutama pada pabrik-pabrik tekstil.
Selain mesin uap, penemuan lain yang mendorong munculnya revolusi industri dilakukan oleh
Abraham Darby. Insinyur berkebangsaan inggris ini berhasil menggunakan batu bara untuk melelehkan
besi dengan hail yang lebih baik. Dengan kedua penemuan ini, momentum revolusi industri di Inggri
mulai menemukan bentuk. Pemerintah Inggris mulai menetapka langkah-langkah untuk
mengembangkan sektor industri, terutama industri wol.
Langkah-langkah yang ditempuh tersebut antara lain sebagai berikut.
1.

Melarang usaha ekspor bahan baku wol ke luar negeri.

2.

Membangun pusat-pusat industri wol sebagai industri berbasis rumah tangga.

3.


Mengundang penemu-penemu untuk membimbing para pekerja di inggris.

Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut didukung pula dengan situasi politik
dan keamanan di Inggris yang relatif stabil dibanding negara-negara lain di Eropa.
2.2 Proses Revolusi Industri Terjadi
Revolusi industri ini ditandai dengan adanya perubahan ekonomi dan teknik yang terjadi di Inggris
pada abad XVIII dan XIX. Untuk membahas terjadinya revolusi industri kita terlebih dahulu membahas
berbagai masalah yang medahului terjadinya revolusi, seperti Revolusi Agraria, Pertekstilan, Transportasi,
dan Industri Besi dan Baja.
1) Revolusi Agraria
Faktor penting dalam revolusi industri adalah terjadinya perubahan-perubahan dalam bidang
pertanian yang kemudian disebut sebagai revolusi agraria. Sitem pembagian tanah untuk tujuan
penggrapan yang berlangsung dan merupakan warisan feodal abad pertengahan tidak dapat
dipertahankan lagi, lebih-lebih pada awal abad XVIII mulai terasa terjadinya pertambahan
penduduk. Sistem manor yang menempatkan kedudukan lord dan petani, corak ekonomi rumah
tangga alam yang harus memenuhi kebutuhan sendiri secara lambat laun mulai berubah kearah
perdagangan pertanian menuju pada sasaran hasil panen untuk kepentingan pasar.
Pada pertengahan abad XVIII terjadi gerakan pemagaran yang dianggap sebagai gerkan revolusi
Agraria di Inggris. Pera pemilik tanah memiliki keinginan untuk meningkatkan hasil pertanian dan
pertenakan dengan metode-metode baru yang ditemukan oleh Jethro Tull, Lord Charles

Townshend, dan Robert Bakewell.
Sistem pemagaran dan ladang tertutup ini sangat menguntungkan bagi pemilik tanah yang sebagai
petani besar mengelola ladangnya sendiri namun sangat tidak menguntungkan bagi golongan
petani kecil yang pada akhirnya mereka terpaksa menjual tanahnya kepada petani besar. Dengan
demikian mereka menjadi orang-orang yang tidak memiliki tanah dan untuk mencari nafkah
mereka menjadi buruh di usaha-usaha pertanian besar ataupun pabrik-pabrik yang sudah banyak
mulai bermunculan. Meskipun sistem pemagaran dan ladang tertutup ini memberikan dampak
negatif pada para petani kecil, tetapi dilihat dari kepentingan bangsa Inggris secara keseluruhan,
sistem ini merupakan suatu keharusan. Berkat sistem ini produksi pertanian dan peternakan dapat
ditingkatkan. Peningkatan ini sangat perlu mengingat terjadinya peningkatan jumlah penduduk di
Inggris. Dari pertengahan hingga akhir abad XVIII penduduk Inggris dan Wales meningkat dari 6
juta menjadi 9 juta, dan seabad kemudian bahkan meningkat menjadi 36 juta jiwa.
Revolusi Agraria telah menempatkan metode baru di bidang pertanian sehingga mendorong lebih
cepatnya hasil-hasil pertanian seiring dengan laju pertambahan penduduk pada masa itu. Akibat
Revolusi Agraria telah ditemukan tehnik unsur kimia untuk pertanian yang diciptakan oleh Von
Liebig, seorang sarjana kimia bangsa Jerman (1840) yaitu melalui pemupukan yang mengandung
unsur-unsur kimia, tanah bisa menjadi lebih subur dan banyak menghasilkan tanaman-tanaman
pangan.

2) Revolusi Pertekstilan

Setelah tahun 1500 beberapa penemu alat pintal berhasil. Pemakaian cara kerja mesin pintal dan
tenun mendorong terjadinya Revolusi Pertekstilan. Dapat kita katakan bahwa Revolusi Pertekstilan
merupakan awal Revolusi Industri. Alat untuk memisahkan biji-biji kapas yang masih terbuat dari
kayu membutuhkan banyak tenaga manusia dan hal ini dinilai tidak efisien mengingat kebutuhan
sandang sejak Abad XVIII di Eropa mulai meningkat. Seperti kita ketahui bahwa pada masa itu
sumber bahan mentah kapas (tree wool) diimpor dari dunia timur dan proses pembuatan bahan
sandang masih manual termasuk pembuatan kain wool. John Kay of Bury (d.1764) telah
menemukan pengganti perkakas tenun manual dengan menggunakan mesin yang pertama.
Penemuan alat ini mendorong percepatan cara kerja alat itu dalam memproses pembuatan kain.
Dalam tahun 1700, produksi tekstil terbesar dan terkenal adalah Inggris. Akibat uang melimpah,
orang-orang dapat menanam modalnya dalam pemakaian mesin baru. Penemuan masin-mesin
baru ini mendorong banyak didirikan pabrik-pabrik tekstil yang didirikan di tepi sungai-sungai deras
karena daya pengeraknya adalah air bukan lagi manusia. Namun setelah menggunakan tenaga uap,
pabrik-pabrik dapat didirikan dimanapun.
Penggatian dari tenaga manusia ke tenaga mesin yang bersifat mekanis, tidak terlepas dari
pertumbuhan penduduk Eropa yang meningkat. Daerah-daerah koloni Inggris khususnya di
Amerika Utara sangat membutuhkan sandang dan untuk mencukupi hal tersebut, jumlah produksi
harus ditingkatkan secara cepat melalui penggunaan mesin. James Hargreave, Richard Arkwright,
dan Elie Whitney merupakan para penemu mesin baru dan berjasa menemukan cotton gin yaitu
mesin pemisah biji kapas dan memudahkan kapas tampak lebih putih. Sejak digunakan cotton gin

dalam waktu sehari menghasilkan ratusan pound kapas bersih dan produksi kapas di Amerika
Serikat melonjak tajam dari 189.000 pound pada tahun1791 menjadi 2.000.000 pound dalam
tahun 1860, dan patahun 1900 menjadi 5.000.000 pound. Persaingan tekstil dari dunia Timur
mendorong para pengusaha tekstil Inggris untuk merebut kembali pasarannya di dalam negeri
maupun di Eropa dan harus dilakukan perubahan peningkatan produksi maupun kualias barang.
Untuk memenuhi hal tersebut perlu diciptakan mesin-mesin alat produksi baru.
3) Revolusi Transportasi
Pertengahan Abad XVIII, pengangkutan barang dari satu tempat ke tampat lain sangat lamban dari
pada zaman pemerintahan Roma 15 abad sebelumnya dikarenakan buruknya kondisi jalan-jalan.
Jalan-jalan hampir tidak dapat dilalui pada musim dingin, dan kuda-kuda beban serta sapi-sapi
penarik merupakan satu-satunya alat pengangkut yang dapat digunakan. Sebagian besar
kehidupan ekonomi di Inggris terpusat di daerah-daerah bagian timur, selatan, dan disekitar kota
London, dan pengangkutan barang lewat sungai-sungai dirasa sudah mencukupi mengakibatkan
belum adanya penanganan yang serius untuk memperbaiki jalur perhubungan sampai pada
pertengahan abad ini.
Sarana transportasi berupa jalan-jalan, jembatan-jembatan, dan alat angkutan harus disiapkan
dengan baik baru disadari oleh Inggris sejak digunakannya batu bara sebagai bahan bakar

pengecor besi dan pengerak mesin-mesin uap. Kehidupan ekonomi sebagian besar berubah ke
utara karena pabrik-pabrik baru hampir semuanya berlokasi di utara agar dekat dengan tambangtambang batu bara. Prasarana jalan amat penting untuk mengangkut bahan-bahan mentah serta

keperluan-keperluan lainya ke pabrik-pabrik dan perkampungan-perkampungan industri. Hal ini
mempermudah dan memperlancar pengangkutan barang-barang jadi dari daerah-daerah industri
ke segala penjuru negeri bahkan kesegala penjuru dunia. Kaum industrialis mendesak
pemerintahan agar jalan-jalan segera diperbaiki dan Parlemen memberikan respon positif dengan
perusahaan dengan apa yang dinamakan Turnpike Acts yaitu undang-undang yang memberi
wewenang kepada para tuan tanah dan usahawan yang berniat untuk membangun dan
memelihara jalan-jalan serta memungut bayaran dari orang-orang yang menggunakan jalan
tersebut. Dengan adanya undang-undang itu maka, dalam waktu yang tidak lama jaringan jalanjalan yang agak bermutu telah dibangun di Inggris dibawah kekuasaan para pemegang Turnpike
namun jalan-jalan itu masih sukar ditemui apalagi saat musim dingin.
Baru pada awal Abad XIX dapat dibagun jalan-jalan yang tahan terhadap segala cuaca setelah
Telford dan John Mac Adam menemukan cara-cara ilmiah untuk membangun jalan. Sementara itu,
jalan-jalan yang masih kurang baik dan pungutan yang dirasa memberatkan bagi pengguna
mendorong Duke of Brigewater untuk mengali saluran-saluran yang dapat digunakan sebagai
sarana angkutan air. Hal ini segera diikuti oleh pengusaha lain sehingga dalam waktu yang relatif
singkatjaringan saluran yang silang menyilang didaratan Inggris telah meliputi ratusan mil. Awal
abad XIX dilakukan percobaan-percobaan dengan kapal-kapal yang digerakkan oleh tenaga mesin
uap dengan hasil yang cukup memuaskan. Pada tahun 1820-an, kereta api pertama dicobakan
dengan hasil yang memuaskan pula. George Stephenson (1781-1848) berhasil menemukan
lokomotif yang digerakkan oleh tenaga uap dengan kecepatan 29 mil/jam dari daerah Liverpool ke
Manchester mengalahkan kecepatan kereta uap sebelumnya yang memiliki kecepatan 5 mil/jam.

Pemakaian transportasi dengan menggunakan lokomotif temuan Stepehenson ini mendorong para
usahawan untuk memperluas jaringan kereta api di Inggris. Kereta api memiliki fungsi penting
sebagai sarana darat karena tidak hanya untuk membawa para penumpang tetapi dapat juga
digunakan untuk mengangkut barang. Maka, dibuatlah jalan-jalan kereta api di pusat-pusat industri
seperti yang terdapat di Birmingham, Manchester, Leeds, dan Shaeffied, dan kemudian
dihubungkan dengan setiap pelabuhan di London, Southampton, Plymouth, Bristol, dan Liverpool.
Penggunaan mesin uap pada transportasi berkembang dengan cepat dan membantu
perkembangan industri di Inggris. Lebih banyak bahan mentah, bahan bakar, dan bahan keperluan
lainnya dapat diangkut ke daerah-daerah industri, dan sebaliknya, banyak barang-barang jadi
diangkut dan dipasarkan kemanapun di dunia dengan lebih cepat dan murah.
4) Revolusi Pengolahan Besi dan Batubara
Kebutuhan besi yang meningkat mempenggaruhi industri logam menjadi keperluan pokok sebab
perdagangan dan industri yang semakin luas. Sebelum tahun 1760an, penambangan besi dilakukan
secara manual melalui tungku-tungku sederhana dengan menggunakan arang kayu yang dinilai
kurang efisien dan hasilnya juga kurang maksimal dikarenakan pembuatan barang dari besi belum

melalui pemrosesan besi dalam tanur-tanur yang bersuhu tinggi. Sementara itu, batubara menjadi
menjadi barang tambang penting selama abad XVIII. Orang pertama yang berhasil menemukan
batu bara untuk bahan melebur besi adalah Abraham Darby (sekitar tahun1700) dipicu
penggunaan kayu hutan sebagai bahan bakar sangat merugikan hutan di Inggris dan menjadi
gundul. Melalui percobaan itu, Darby membandingkan bahwa penggunaan arang kayu tidaklah
efisien dan menguntungkan jika dibanding dengan pemakaian biji batubara. Penggunaan biji
batubara ini juga lebih murah serta dapat menghasilkan barang-barang yang terbuat dari besi
dalam jumlah besar.
Penemuan Darby ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh dua insinyur mesin, yakni John
Smeaton (1724-1792) dan Henry Cort (1740-1800). Dalam peleburan biji besi Darby menggunakan
sumber tenaga air dengan komponen isi empat silinder dilengkapi dengan piston dan katup untuk
mengerakkan roda air namun kedua insinyur itu menggunakan proses baru yaitu puddling
(genangan air). Png-iron (besi tuang) ditempatkan kedalam reverberatory furnace (tungku yang
bergema) kemudian dipanaskan dalam suhu tinggi sampai berubah menjadi tidak lagi mempunyai
unsur karbon (decarbonized) yang berarti oksigennya terdapat dalam sirkulasi udara dalam tanur
tersebut. Berkat penemuan ini produksi besi meningkat dari 48.000 ton pada tahun 1740 menjadi
8.000.000 pada tahun 1884 dan 7,517 puddling dioperasikan. Inggris dikenal sebagai negara
penghasil besi dan baja yang berlimpah dan berkualitas tinggi dan mendapat julukan workshop of
the world yaitu bengkel Eropa karena melimpahnya hasil industri besi dan juga menguasai pasarpasar industri dunia di samping menjadi anutan dalam teknologi metal. Industrialisasi ini juga
meluas ke kontinen, bahkan sampai Amerika Utara. 2.3
F.

Akibat Revolui Industri

a. Akibat di bidang ekonomi
·

Barang melimpah dan harga murah

Revolusi Industri telah menimbulkan usaha industri dan pabrik secara besar-besaran dengan proses
mekanisasi. Dengan demikian, dalam waktu singkat dapat menghasilkan barang-barang yang melimpah.
Produk barang menjadi berlipat ganda sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas.
Akibat pembuatan barang menjadi cepat, mudah, serta dalam jumlah yang banyak sehingga harga
menjadi lebih murah.
·

Perusahaan Kecil Gulung Tikar

Dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga barangbarang pun relatif lebih murah. Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung
tikar karena tidak mampu bersaing.
·

Perdagangan makin Berkembang

Berkat peralatan perhubungan yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi
produksi internasional. Pelayaran dan perdagangan internasional makin berkembang pesat.

·

Transportasi makin Lancar

Adanya penemuan di berbagai sarana dan prasarana transportasi makin sempurna dan lancar.
Dengan demikian, dinamika kehidupan masyarakat makin meningkat.
b.

Akibat di bidang sosial

·

Berkembangnya urbanisasi

Berkembangnya industrialisasi telah menimbulkan kota-kota dan pusat-pusat keramaian yang baru.
Oleh karena kota dengan kegiatan industrinya tampaknya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka
banyak petani desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan terabaikannya
usaha kegiatan pertanian.
·

Upah buruh rendah

Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota industri maka jumlah tenaga makin
melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan tenaga mesin. Dengan demikian,
upah tenaga kerja menjadi murah. Selain itu, jaminan sosial pun kurang sehingga kehidupan mereka
menjadi susah. Bahkan, para pengusaha banyak memilih tenaga buruh wanita dan anak-anak yang
upahnya lebih murah.
·

Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh

Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok
pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul
golongan baru, yakni golongan pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan
buruh yang hidup dalam kemiskinan.
·

Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh

Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah dan satu pihak, sedangkan di pihak lain
adanya golongan buruh yang hidup menderita, menimbulkan kesenjangan antara majikan dan buruh.
Kondisi seperti ini, sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan pemogokan kerja
untuk menuntut perbaikan nasib. Hal ini menimbulkan kebencian terhadap sistem ekonomi kapitalis,
sehingga kaum buruh condong kepada paham sosialis.
·

Munculnya revolusi sosial

Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan oleh penduduk kota yang miskin dengan
didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh.
Akibatnya, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan
orang miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai berikut:
·

·
Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan. Menurut
undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan hak-hak perwakilan dalam parlemen.
·
Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik. Menurut undang-undang
ini, kaum buruh mendapatkan jaminan sosial. Di samping itu, undang-undang juga berisi larangan
pengunaan tenaga kerja kanak-kanak dan wanita di daerah tambang di bawah tanah.
·
Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh karena itu,
didirikan pusat-pusat penampungan dan perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.
·
Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya Revolusi
Industri sifat individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba
uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan.

c.

Akibat di bidang politik

·

Munculnya gerakan sosialis

Kaum buruh yang diperlakukan tidak adil oleh kaum pengusaha mulai bergerak menyusun kekuatan
untuk memperbaiki nasib mereka. Mereka kemudian membentuk organisasi yang lazim disebut gerakan
sosialis. Gerakan sosialis dimotivasi oleh pemikiran Thomas Marus yang menulis buku Otopia. Tokoh
yang paling populer di dalam pemikiran dan penggerak paham sosialis adalah Karl Marxdengan bukunya
Das Kapital.
·

Munculnya partai politik

Dalam upaya memperjuangkan nasibnya maka kaum buruh terus menggalang persatuan. Apalagi
dengan makin kuatnya kedudukan kaum buruh di parlemen mendorong dibentuknya suatu wadah
perjuangan politik, yakni Labour Party (Partai Buruh). Partai ini berhaluan sosialis. Di pihak pengusaha
mengabungkan diri ke dalam Partai Liberal.
·

Munculnya imperialisme modern

Kaum pengusaha/kapitalis umumnya mempunyai pengaruh yang kuat dalam pemerintahan untuk
melakukan imperialisme demi kelangsungan industrialisasinya. Dengan demikian, lahirlah imperialisme
modern, yaitu perluasan daerah-daerah sebagai tempat pemasaran hasil industri, mencari bahan
mentah, penanaman modal yang surplus, dan tempat mendapatkan tenaga buruh yang murah. Dalam
hal ini Inggris-lah yang menjadi pelopornya.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Revolusi industri telah memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan kehidupan
masyarakat Inggris maupun masyarakat di dunia. Revolusi industri menghasilkan cara-cara menggunakan
metode-metode produksi dan pola-pola baru dalam kehiduoan ekonomi dan memberikan beberapa
peruabahan dalam industri barang dan dalam perdagangan.
Hal ini memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Berbagai perusahaan yang
dihasilkan oleh proses industrialisasi berpengaruh bagi perkembangan transportasi, komunikasi dan
perdagangan. Meskipun kekayaan yang besar telah dihasilkan namun distribusi kekayaan tidak dapat
dicapai secara merata dan terjadi kesenjangan sosial. Masyarakat yang hidup di kawasan industri
menghadapi berbagai problem seperti polusi, kemacetan, kebisingan, dan perkampungan kumuh.
Dengan revolusi industri maka zaman mesin telah dimulai. Irama mesin telah mengubah corak
kehidupan dunia kita sampai saat ini.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan realitas perkembangan IPTEKS sekarang ini, maka mayarakat
Indonesia harus dapat mencintai produk atau produksi dalam negeri sebagai suatu wujud apresiasi
terhadap perkembangan teknologi Indonesia. Hal ini merupakan suatu langkah maju dari suatu revolusi
yang panjang sehingga akan menciptakan revolusi-revolusi baru pada masa yang akan datang.