LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. doc

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
“PENGENALAN ALAT”

Disusun Oleh:
Rifki Muhammad Iqbal (1211702067)
Biologi 3 B
Kelompok 6

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2012

I.

Judul Praktikum

II.

Waktu Pelaksanaan


: Pengenalan Alat

Praktikum ini dilakukan pada tanggal 28 Septembar 2012, tempat di
Laboratorium Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.

III.

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini adalah untuk mengenal
dan mengetahui fungsi dari tiap-tiap alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi.

IV.

Dasar Teori
Didalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang
berada di laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi
hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium
kimia, yaitu berupa alat-alat gelas antara lain : tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur,
dan pipet volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji,

termometer, botol tetes, pembakar spirtus, kaki tiga dengan kawat asbes, dan rak
tabung reaksi.(Anonym, 2012).
Di samping peralatan gelas tersebut, pada laboratorium mikrobiologi masih ada
sejumlah alat yang khusus antara lain : autoklaf, oven, mikroskop, jarum ose
(inokulum), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk
sterilisasi, inkubator untuk membiakan mikroorganisme dengan suhu tertentu yang
kostan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, penangas
air untuk mencairkan medium, magnetik stirrer untuk mengaduk, dan tabung durham
untuk penelitian fermentasi.(Anonym, 2012).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara
kerja dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masingmasing
alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.(Walton.
1998).

Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui namanamanya,
memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang
atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi
yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaanpercobaan didalam
laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap

dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala
diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus
sesuai dengan kebutuhan. (Imamkhasani, 2000).
Didalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk melihat
mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop
merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang
berukuran kecil. (Anonym, 2012)
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
akan digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm. Lama sterilisasi yang dilakukan
biasanya 15 menit untuk 121°C. (Anonym, 2012).
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Colony counter berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh
setelah diinkubasi di dalam cawan, karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat ini
juga dilengkapi dengan skala atau kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni yang sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan petri dapat
ditandai dan dihitung otomatis yang dapat direset.
Mikropiper adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya

mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pippete)
antara 1 μl sampai 20 μl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya
tersedia satu pilihan volume (fixed volume pippete) misalnya mikropipet 5 μl. Dalam
penggunaannya mikropipet memerlukan tip.
Cawan petri berfungsi untuk membiakan (kultivasi) mikroorganisme. Medium
dapat dituang ke cawan bagian bawah dan bagian atasnya digunakan sebagai penutup.

Cawan perti tersedia dalam berbagai macam ukuran,diameter cawan yang biasa
berdiameter 15 cm, dapat menampung media sebanyak 15-20ml, sedang cawan yang
berdiameter 9 cm, kira-kira cikup diisi media sebanyak 10 ml.
Pipet ukur meruapakan alat yang digunakan untuk memindahkan larutan dengan
volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur,
diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml, dan 10 ml. Cara penggunaannya adalah
cairan disedot dengan bantuan filler sampai pada volume yang diinginkan.
Kebersihan alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam
melakukan pengukuran dan perhitungan yang dilakukan. Penggunaan alat-alat dalam
laboratorium diharapkan dalam keadaan steril. Penggunaan alat-alat yang tidak steril
dapat menyebabkan kegagalan pda praktikum yang dilakukan.
(Sudarmadji, 2005).


V.

Alat dan Bahan
Alat :
No

Alat-alat Elektrik

Alat Gelas dan Keramik

Alat-alat non gelas

1

Mikroskop cahaya

Cawan petri

Jarum inokulum (ose)


2

Mikroskop stereo

Pipet ukur

Pinset

3

Autoklaf elektrik

Pipet tetes

Rubber bulb

4

Inkubator


Tabung reaksi

pH meter universal

5

Hot plate / Stirrer

Labu erlenmeyer

6

Colony counter

Glass beads

7

Biological safety cabinet


Mortar dan pestle

(BSC)
8

Mikropipet

Beaker glass

9

Bunchen burner

10

Gelas ukur

11

Batang L / Drugalsky


12

Tabung durham

VI.

Prosedur Kerja

Alat-alat Mikrobiologi

-

Dipresentasikan oleh tiap
-tiap kelompok yang
sudah ddibagi.

-

Diterangkan nama alat, fungsi, dan cara kerja

alat-alat yang dipresentasikan.

Hasil Pengamatan

VII.

Hasil Pengamatan
No

1

Nama Alat
Mikroskop
cahaya

Gambar

Fungsi
Untuk melihat benda-benda
yang sangat kecil seperti

mikroorganisme, sel, dan
benda-benda lain yang
bersifat mikroskopis.
Bayangan benda pada
mikroskop ini bersifat 2
dimensi.

2

Mikroskop
stereo

Untuk melihat objek yang
membutuhkan pembesaran
tidak terlalu besar.
Bayangan benda yang
diamati dengan mikroskop
ini terlihat 3 dimensi.

3

Autopklaf
elektrik

Untuk mensterilkan berbagai
macam alat dan bahan yang
digunakan dalam
mikrobiologi menggunakan
uap air panas bertekanan.

4

Inkubator

Untuk menginkubasi atau
memeram mikroba pada
suhu yang terkontrol.

5

Stirrer / Hot
plate

Untuk menghomogenkan
suatu larutan dengan
pengadukan.

6

Colony counter

Untuk mempermudah
perhitungan koloni yang
tumbuh setelah diinkubasi di
dalam cawan karena adanya
kaca pembesar.

7

Biological safety
cabinet (BSC)

Untuk bekerja secara aseptis
pada suatu ruangan.

8

Mikropipet

Untuk memindahkan cairan
yang bervolume cukup
kecil.

9

Cawan petri

Untuk membiakan
(kultivasi) mikroorganisme
pada medium yang
dituangkan diatas cawan ini.

10

Pipet ukur

Untuk memindahkan atau
mengambil larutan dengan
volume yang diketahui.

11

Pipet tetes

Untuk memindahkan atau
mengambil larutan dengan
volume yang tidak diketahui.

12

Tabung reaksi

Untuk uji-uji biokimiawi dan
untuk menumbuhkan
mikroba.

13

Labu erlenmeyer

Untuk menampung larutan,
bahan atau cairan. Labu ini
juga dapat digunakan untuk
meracik dan
menghomogenkan
bahanbahan, komposisi
media, menampung
aquadest, kultivasi mikroba
dalam kultur cair dan lainlain.

15

Mortar & Pestle

Untuk menumbuk atau
menghancurkan materi
cuplikan, misalnya daging,
roti atau tanah sebelum
diproses lanjut.

16

Bunchen Burner
(pembakar
spirtus)

Untuk menciptakan kondisi
yang steril dengan membakar
kontaminan yang berada
pada udara.

17

Gelas ukur

Untuk mengukur volume
suatu cairan, hamipir sama
dengan labu erlenmeyer
memiliki skala volume.

18

Batang L

Untuk menyebarkan cairan
dipermukaan agar supaya
bakteri yang tersuspensi
dalam cairan tersebut merata.

19

Tabung durham

Untuk menjebak/
menampung gas yang
terbentuk akibat hasil
metabolisme pada bakteri
yang diujikan.

20

Jarum inokulum
(ose)

Untuk memindahkan biakan
untuk ditanam/ ditumbuhkan
ke media baru.

21

Pinset

Untuk mengambil benda
dengan menjepit. Misalnya
memindahkan cakram
antibiotik.

22

Rubber Bulb
(filler)

Untuk menyedot larutan
yang dapat dipasangkan pada
pangkal pipet ukur.

23

pH meter
universal

Untuk mengukur/
mengetahui pH suatu larutan.

24

Beaker Glass

Untuk preparasi
mediamedia, menampung
aquadest dan lain-lain.

VIII. Pembahasan
Adapun pembahasan pada praktikum “Pengenalan Alat” ini adalah :
1. Mikroskop Cahaya
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan memantulkan cahaya
melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan
yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Kemudian bayangan akan
diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak, nyata dan diperbesar oleh
mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui cermin, maka
akan semakin terang juga mikroorganisme yang dilihat. Mikroskop memiliki
pembesaran objektif (4x, 10x, 40x, dan 100x) serta pembesaran okuler (10x).
b. Fungsi
Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme yang tak
dapat terlihat oleh mata telanjang.
c. Bagian-bagian

mikroskop

dan

fungsinya

masing-masing

Bagian-bagian

mikroskop:
1. Lensa okuler : untuk memperbesar bayangan yang dibentuk.
2. Revolver (pemutar lensa objektif) : untuk memutar lensa objektif sehingga
mengubah pembesaran.
3. Tabung pengamatan (tabung okuler) : untuk mengamati bayangan.
4. Meja objek : tempat meletakan benda / spesimen.

5. Kondensor : untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif.
6. Lensa objektif : memperbesar bayangan spesimen.
7. Pengatur kekuatan lampu : untuk memperbesar dan memperkecil itensitas cahaya
lampu.
8. Tombol on-off : menghidupkan dan mematikan lampu.
9. Cincin pengatur diopter : untuk menyamakan fokus antara mata kanan dan kiri
(pada mikroskop binokuler).
10. Pengatur jarak interpupillar : untuk mengatur kejelasan bayangan pada lensa
okuler.
11. Penjepis spesimen : untuk menjepit spesimen yang diamati agar tidak bergeser.
12. Sumber cahaya : untuk sumber cahaya yang dipantulkan oleh cermin. (pada
mikroskop cahaya biasa).
13. Sekrup pengatur vertikal : untuk menaikan atau menurunkan kaca objek.
14. Sekrup pengatur horizontal : untuk menggeser ke kanan / ke kiri kaca objek.
15. Sekrup fokus kasar (makrometer) : menaikan dan menurunkan meja preparat
secara kasar dan cepat.
16. Sekrup fokus halus (mikrometer) : menaik turunkan meja objek secara halus dan
lembut.
17. Sekrup pengencang tabung okuler.
18. Sekrup untuk mengatur konsensor : untuk menaik-turunkan konsensor.
d. Cara Kerja (Prosedur Operasi)
a. Menyalakan Lampu
a. Tekan tombol on pada tombol on-off
b. Atur kekuatan cahaya lampu dengan memutar bagian pengatur itensitas
keterangan cahaya.
b. Menempatkan spesimen pada meja benda
a. Letakan objek glass diatas meja benda kemudian jepit dengan penjepit
spesimen. Jika meja benda belum turun maka turunkan dengan sekrup
kasar (Makrometer).
b. Cari bagian objek glass yang terdapat preparat ulas (dicari dan diperkirakan
memiliki gambar yang jelas) dengan memutar sekrup vertikal dan
horozontal (penggeser).
c. Memfokuskan
a. Putar revolver pada pembesaran objektif yang diperlukan, misalnya 40x
lalu putar sekrup kasar (Makrometer) sehingga meja benda bergerak ke atas
untuk mencari fokus.
b. Setelah terlihat bayangan benda lalu fokuskan dengan menggunakan sekrup
halus (Mikrometer) untuk mendapatkan bayangan yang lebih bersih dan
jelas.

2.

Mikroskop Stereo
a. Fungsi dan keterangan
Mikroskop stereo berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan pembesaran
tidak terlalu besar. Di Laborarotium Mikrobiologi, mikroskop ini biasanya
digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur.

b. Bagian-bagian mikroskop stereo (misal Zoom Stereo Microscope, Olimpus
SZ3060), yaitu :
d. Lensa okuler
e. Cincin pengatur diopter
f. Sekrup pengatur pembesaran
g. Sekrup pengatur fokus
h. Pelat tempat spesimen diletakan
i. Penjepit preparat
c. Prosedur Operasi
j. Letakan spesimen di plat preparat, jepit jika perlu
k. Atur pembesaran pada pembesaran terkecil dengan memutar sekrup pengatur
pembesaran kemudian dicari fokusnya dengan memutar sekrup pengatur fokus
l. Jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, putar sekrup pengatur
pembesaran ke pembesaran yang lebih tinggi kemudian dicari fokusnya.
3.

Autoklaf
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan untuk
membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada alat atau
bahan yang akan digunakan dalam praktikum atau percobaan.

b. Fungsi
Mensterilkan alat atau bahan yang akan digunakan pada percobaan atau
prkatikum Mikrobiologi untuk menghindari kontaminasi.

c. Bagian-bagian autoklaf :
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. Pengukur tekanan
4. Klep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquadest
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambahan air
d. Cara penggunaan :
-

Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika
air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambahkan air sampai
batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi (air penyulingan/aquadest), untuk
menghindari terbentuknya kerak dan karat.

-

Masukkan peralatan dan bahan yang akan di sterilkan. Jika mensterilkan botol
bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.

-

Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada
uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan
terlebih dahulu.

-

Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121°C.

-

Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klap pengaman
ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15
menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.

-

Jika alarm tanda selesasi berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara lingkungan (jarum pada presure
gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan
keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

4.

Inkubator
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memasukan atau menyimpan biakan murni
mikroorganisme, kemudian mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur siatas
suhu tertentu.
b. Fungsi
Fungsi inkubator adalah untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
tertentu yang terkontrol.

5.

Stirrer
a. Prinsip Kerja
Menyimpan beaker glass atau labu erlenmeyer yang berisi cairan atau larutan
yang akan dihomogenkan diatas plat alat ini. Didalam alat ini juga terdapat plat
yang dapat dipanaskan sehingga mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan
dengan bantuan batag magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari
SBS® misalnya.
b. Fungsi
Fungsi dari alat ini adalah untuk menghomogenkan larutan atau cairan dengan
pengadukan.

6.

Colony Counter
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu setelah di-on-kan, kita menyimpan cawan petri
berisikan bakteri atau jamur dalam kamar hitung, kemudian mengatur alat

penghitung pada posisi (000) dan mulailah menghitung dengan menggunakan
jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
b. Fungsi
Fungsi dari alat ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dari bakteri.
7.

Biological Safety Cabinet (BSC) / Laminar Air Flow (LAF)
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari alat ini yaitu membunuh dan menghilangkan bakteri yang
terbawa atau terapung diudara pada suatu ruangan untuk menciptakan suasana
ruangan yang steril.
b. Fungsi
Alat ini berfungsi untuk mensterilkan suatu ruangan yang akan digunakan untuk
percobaan Mikrobiologi agar tidak ada kontaminasi bakteri yang terdapat
diudara.
c. Cara Operasi
Cara pengoperasian alat ini, misalnya pada alat PurifierTM Biological Safety
Cabinet dari LABCONCO yang dimiliki laboratorium mikrobiologi adalah :
-

Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum
dimulai bekerja

-

Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah

-

Nyalakan lampu neon dan blower

-

Biarkan selama 5 menit

-

Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal/ alkohol 70%

-

Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70% atau desinfektan yang
cocok dan biarkan menguap

-

Masukan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh karena
memperbesar resiko kontaminan

-

Atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke BSC sedemikian rupa sehingga
efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril

-

Jangan menggunakan pembakar bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi
gunakan yang berbahan bakar gas

-

Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh
aktivitas kerja

-

Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar
dari BSC

-

Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70% / desinfektan dan biarkan
menguap lalu tangan dibasuh dengan deesinfektan - Matikan lampu neon dan
blower

8.

Mikropipet dan Tip
a. Fungsi
Fungsi alat ini yaitu untuk memindahkan atau mengambil larutan atau cairan
dalam volume yang cukup kecil.
b. Cara Operasi/ Cara Penggunaan
Cara penggunaan alat ini adalah :
-

Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikro pipet

-

Masukkan Tip bersih kedalam Nozzle/ ujung mikropipet

-

Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama/ first stop, jangan ditekan lebih
kedalam lagi

-

Masukkan Tip kedalam cairan sedalam 3-4 mm

-

Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb
Knob maka cairan akan masuk ke dalam Tip

-

Pindahkan ujung Tip ke tempat penampung yang diinginkan (Cawan Petri
atau Kaca Objek misalnya)

-

Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua/ second stop atau tekan
semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung Tip

-

Jika ingin melepas Tip putar Thumb Knob searah jaarum jam dan tekan maka
Tip aka terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan
yang berfungsi mendorong Tip keluar.

9.

Cawan Petri (Petri Dish)

a. Prinsip Kerja
Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan
yang lebih besar merupakan tutupnya. Prinsip kerjanya yaitu medium dapat
dituangkan ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
b. Fungsi
Fungsi dari cawan petri ini yaitu sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara
kuantitatif dan sebagai temapt pengujian sample.
10. Pipet Ukur
a. Prinsip Kerja
Pipet ukur dapat digunakan dengan bantuan filler sebagai penyedotnya. Pada
pipet ini terdapat skala yang dapat digunakan sebagai takaran atau ukuran volume
larutan atau cairan yang akan di ambil.
b. Fungsi
Fungsi dari pipet ukur adalah untuk memindahkan atau mengambil cairan atau
larutan yang volumenya dapat diketahui (melalui skala yang terdapat pada pipet
ini).
11. Pipet Tetes
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menekan bagian karet yang berada pada
pangkal pipet ini, kemudian bagian ujungnya dimasukkan kedalam cairan atau
larutan yang akan diambil dan melepaskan tekanan pada karet tersebut. Pipet ini
hampir sama dengan pipet ukur hanya saja volume pada pipet ini tidak dapat
diketahui (karena tak terdapat skala pada pipet ini).
b. Fungsi
Fungsi dari pipet ini yaitu untuk memindahkan atau mengambil larutan atau
cairan dengan volume yang tak diketahui.
12. Tabung Reaksi
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam tabung
reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dna
mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain. Tabug

reaksi yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutp dengan kapas atau
alumunium foil.
b. Fungsi
Fungsinya adalah untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.

13. Labu Erlenmeyer
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara
langsung atau menggunakan corong dengan hati-hati. Labu ini memiliki bagian
yang lebar di bawah dan bagian yang agak sempit (menyempit) pada bagian
atasnya.
b. Fungsi
Untuk menampung larutan, bahan, atau cairan. Labu Erlenmeyer dapat
digunakan juga untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan, komposisi
media, menampung aquadest, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lainlain.
14. Gelas Ukur
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau cairan zat kimia secara
langsung dengan berhati-hati.
b. Fungsi
Fungsi dari Gelas Ukur adalah untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu
erlenmeyer, memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat
mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan
menuskus cekung larutan.
15. Batang L
a. Prinsip Kerja
Yaitu dengan menggunakan bagian yang berbentuk L untuk menyebarkan
permukaan cairan.
b. Fungsi
Untuk menyebarkan cairan dipermukaan agar supaya bakteri yang tersuspensi
dalam cairan tersebut tersebar merata.

16. Mortar dan Pestle
a. Prinsip
Prinsipnya adalah menggerus atau menumbuk bahan yang akan di gunakan yang
berbentuk padatan agar menjadi halus dan berbentuk serbuk. Alat ini terdiri dari
Lumpang dan Alu (kalo dalam keseharian, prinsipnya sama dengan ulekan).
b. Fungsi
Fungsi alat ini adalah untuk menumbuk atau menghancurkan bahan yang akan
digunakan agar agak halus.
17. Beaker Glass
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau cairan kedalam Beaker
glass ini.
b. Fungsi
Fungsi dari Beaker glass ini banyak. Didalam mikrobiologi alat ini dapat
digunakan untuk preparasi media, menampung aquadest dan lain-lain.
18. Pembakar Bunsen/ Pembakar Spirtus
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu dengan menyalakannya dengan membakar bagian sumbu
(pada pembakar spirtus) dengan korek api atau dengan memberi api pada bagian
atas (dari pembakar bunsen yang berbahan bakar gas). Bunsen ini ada yang
berbahan bakar gas atau methanol.
b. Fungsi
Untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang menyala dapat membuat aliran
udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut
terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Juga alat ini dapat digunakan untuk
mensterilkan jarum ose atau yang lainnya.
19. Tabung Durham
a. Prinsip Kerja

Prinsip kerjanya yaitu tabung durham dicuci, kemudian diisi dengan medium
yang terdapat pada tabung reaksi dengan mikropipet, atau dapat juga di
tancapkan (secara terbalik) ke medium yang mengandung mikroba.
b. Fungsi
Fungsinya adalah untuk menampung atau menjebak gas yang terbentuk akibat
dari metabolisme pada bakteri yang diujikan.
20. Jarum Inokulum (ose)
a. Prinsip
Prinsip kerjanya ialah sebelum alat ini digunakan, terlebih dahulu disterilkan
dengan membakar ujungnya pada pembakar bunsen sampai berpijar, kemudian
biarkan ujung jarum ini dingin sebelum digunakan untuk mencegah matinya
bakteri atau mikroba yang akan dipindahkan atau ditanam. Jarum ini memiliki 2
jenis ujung, ada yang lurus dan ada juga yang ujungnya berbentuk lingkaran.
b. Fungsi
Untuk menginokulasi kultur mikroba khususnya mikroba aerob dengan metode
streak, juga digunakan untuk mengambil mikroorganisme untuk diinokulasi/
ditanam pada media.
21. Pinset
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya adalah menjepit benda yang akan diambil atau di pindahkan.
b. Fungsi
Untuk mengambil benda dengan menjepit, misalnya saat memindahkan cakram
antibiotik.
22. pH indikator universal
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya yaitu dengan menempelkan kertas pH indikator ini ke benda
yang akan di uji pH-nya, ada tingkatan warna tertentu yang menyatakan nilai atau
tingkatan pH-nya.
b. Fungsi
Untuk mengukur tingkatan pH pada suatu larutan atau benda yang sedang
diujikan.

23. Pipet Filler/ Rubber Bulb
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya adalah dengan menempelkan atau memasang alat ini pada
pangkal pipet ukur, untuk mengambil larutan tekan bagian bundar pada alat ini. Pada
alat ini terdapat 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang
bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung.
Bersimbol S (suction) merupakan katup yang juka ditekan maka cairan dari ujung
pipet akan tersedot ke atas. Kemudian bersimbol E (exhaust) berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dari dalam pipet ukur. b. Fungsi
Fungsi dari alat ini adalah untuk menyedot larutan pada pipet ukur (seebagai alat
sedot pada pipet ukur).

XI.

Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Setiap alat di Laboratorium mempunyai fungsinya masing-masing dalam praktikum
Mikrobiologi, sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat-alat yang akan
digunakan dalam praktikum Mikrobiologi.
2. Penguasaan dan pemahaman dalam penggunaan alat-alat akan sangat membantu
dan menghindari kegagalan dalam praktikum Mikrobiologi ini.

Daftar Pustaka/ Daftar Acuan
-

Imamkhasani. 2000. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press; Jakarta.

-

Mored. 2005. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Lepdikbud; Jakarta.

-

Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-dasar Kimia. Lepdikbud; Jakarta.

-

Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan.

-

Pengenalan Alat-Alat Mikrobiologi, http://validator.w3.org/check/referer. ( 26 september
2012 ).

-

Penganalan Alat Mikrobiologi, http://www.blogger.com/blog-this. (diakses 26 September
2012).