PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN BIDANG STUDI MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 DURENAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 20122013

  216 Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...

  

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN BIDANG STUDI

MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN

TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 DURENAN KECAMATAN

DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II

TAHUN 2012/2013

  Oleh: Imam Malik

  SDN 2 Durenan, Durenan, Trenggalek

  

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi

Penjumlahan dan Pengurangan pecahan melalui pemberian tugas di Kelas IV Semester II SDN 2

Durenan Kecamatan Durenan Trenggalek. Penelitian ini dilakukan kepada siswa Kelas IV Semester

  

II SDN 2 Durenan untuk mata pelajaran Matematika, dengan pokok bahasan Penjumlahan dan

Pengurangan pecahan, dilaksanakan pada semester genap. Tindakan yang dilakukan berupa pem-

berian tugas dalam pembelajaran Matematika. Pertanyaan disusun secara sistematis dan terencana

pada setiap siklus. Indikator pengukuran didasarkan pada hasil test yang dilaksanakan setiap sele-

sainya satu siklus, di samping pengamatan pada situasi kelas selama pembelajaran berlangsung.

Hasil belajar siswa yang dinyatakan dengan rerata skor tes formatif untuk siklus I sebesar 64,29.

Hasil ini cukup tinggi bila dibandingkan pada nilai sebelumnya yaitu 60,86 karena siswa lebih siap

dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus II rerata skor formatif sebesar 77,14. Hasil dari siklus II jauh

beda dengan siklus I, karena siswa sudah terbiasa dengan mempersiapkan diri untuk mengikuti

pelajaran, terdorong untuk belajar yang lebih baik, serta merasa lebih terbuka kepada teman

kelompoknya untuk pemahaman konsep-konsep yang belum dimengerti. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami materi

Penjumlahan dan Pengurangan pecahan bidang studi Matematika secara meyakinkan.

  Kata kunci: pemberian tugas, penjumlahan dan pengurangan pecahan.

  Bidang Studi Matematika merupakan dasar aritmatika, aljabar, geometri dan analisis pertama yang akan berkutat pada masalah (analysiss) dimana arti dari aritmatika men- hitungan dan rumus-rumus. Matematika juga cakup antara lain teori bilangan dan statistik, dapat mencerminkan kepandaian yang baik selain itu Matematika adalah ratunya ilmu maupun yang buruk. Misalnya dari peng- (matematice is the queen of science) maksud- hitungan serta pendapat yang rasional kita nya antara lain ialah bahwa Matematika itu dapat menangkap atau tidak maksud dan tidak tergantung pada bidang studi lain, keinginan orang tersebut, tetapi juga misalnya bahasa, dan agar dapat dipahami kenyataan keinginannya itu dapat diterima orang dengan tepat kita harus menggunakan oleh akal atau tidak. (Putra, 2003) simbul dan istilah yang cermat yang

  Matematika timbul karena pikiran- disepakati secara bersama. Obyek langsung pikiran manusia yang berhubungan dengan dalam Matematika ialah fakta, keterampilan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri proses dan aturan (principal) untuk dari empat wawasan yang luas ialah mempelajari obyek-obyek langsung ataupun

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 217

  untuk mempelajari topik-topik dalam Matematika tidak dapat sembarangan.

  Topik-topik dalam Matematika itu tersusun secara hirarki mulai dari yang men- dasar atau sudah sampai kepada yang paling sukar. Setiap orang yang ingin belajar Mate- matika dengan baik harus melalui jalur-jalur pasti telah tersusun secara logis. Disamping itu setelah anak memahami fakta., keteram- pilan konsep dan aturan obyek-obyek lang- sung itu harus dilatih dan di fahamkannya ju- ga. Ia harus hafal simbul, notasi, definisi, aturan, prosedur rumus, dalil yang lain-lain- nya agar penerapannya pada situasi yang baru lancar mengenai pemahaman suatu konsep atau dalil yang merupakan prasarat itu dapat secara intensif dan dapat pula secara deduktif. (Rahayu, 1998)

  Disini penulis ambil contoh pada geometri bidang, pada geometri bidang itu terdapat unsur-unsur terutama antara lain ialah titik, garis, lengkungan dan bidang, sekarang kita tinjau pengertian titik. Titik itu dianggap ada tetapi tidak dapat dinyatakan dalam suatu kalimat dengan tepat, sebab titik itu adalah unsur yang tidak didefinisikan. Dengan kata lain hanya mampu memberikan penjelasan misalnya “titik itu adalah suatu, yang mempunyai ukuran Panjang, luas, isi atau berat, yang juga belum jel as”. Meskipun demikian kita sepakat bahwa titik itu ada.

  Dari unsur-unsur yang tidak didefini- sikan dan rumusan unsur-unsur lainnya yang kita definisikan itu di buat suatu asumsi- asumsi dasar atau aksioma-aksioma atau postulat-postulat dalam hal ini aksioma dan postulat penulis samakan yaitu pernyataan dasar dalam Matematika tidak disangsikan kebenarannya karena kebenarannya tidak di sangsikan lagi. Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, unsur-unsur yang didefinisi- kan aksioma atau postulat disusunlah teori- teori atau dalil- dalil yang benar (dapat di buktikan) yang berlaku umum. Dalil-dalil yang dirumuskan itu banyak sekali, jadi Matematika itu terorganisasikan dari un- sur-unsur yang tak didefinisikan keunsur-un- sur yang didefinisikan, aksioma-aksioma dan dalil-dalil dimana dalil-dalil itu setelah dibuktikan kebenarannya, berlaku secara umum. Karena itu Matematika sering disebut ilmu deduktif. (Rahayu, 1998)

  Fokus permasalahan yang diprioritas- kan dalam penelitian ini adalah adanya keinginan untuk mengembangkan pembela- jaran untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi guru di kelas. Permasalahan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan pemaham- an tentang Penjumlahan dan pengurangan pecahan, sebagai suatu komponen penting dalam pelajaran Matematika, sehingga pres- tasi siswa dalam pelajaran yang diberikan dapat tinggi/meningkat.

  Namun dalam kenyataannya prestasi siswa tentang Penjumlahan dan pengurangan pecahan rendah, hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan harian dan raport sebelumnya. Nilai ulangan harian siswa secara rata-rata hanya mampu mencapai 60,83. Hal tersebut di atas disebabkan oleh guru yang hanya menggunakan metode ceramah, urutan mate- ri mengajar tidak runtut, guru hanya meng- gunakan papan tulis, dan guru tidak menggunakan metode yang tepat.

  Kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun gagasan atau pemahaman sendiri secara lancar dan termotivasi. Suasa- na belajar yang diciptakan guru harus meli- batkan siswa secara aktif: mengamati, ber- tanya dan mempertanyakan, menjelaskan dan sebagainya. Tidak membantu siswa terlalu dini, menghargai usaha siswa walaupun

  218 Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...

  hasilnya belum memuaskan dan menantang siswa sehingga berbuat dan berfikir yang menjadikan siswa belajar seumur hidup.

  Peter Sheal (1989) menyatakan mo- dus pengalaman belajar meliputi kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan kita dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita lakukan dan katakan. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita meng- ajar dengan banyak ceramah maka siswa akan mengingat hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Sebaliknya jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.

  Strategi mengajar perlu didukung dengan profesionalisme guru yang memiliki karaktristik: (a) Membuat perencanaan kon- krit dan detail; (b) Menempatkan siswa seba- gai arsitek pembangun gagasan dan guru berfungsi untuk melayani dan berperan seba- gai mitra siswa; (c) Bersikap kritis dan be- rani; (d) Sebagai fasilitator; (e) Gaya menga- jar difokuskan pada model pemberdayaan dan pengkondisian pada model latihan dari pada pemaksaan; (f) Mampu meyakinkan kepala sekolah dan masyarakat terhadap beberapa inovasi pendidikan yang edukatif dengan argumentasi logis dan kritis; (g) Bersikap kreatif. Dalam penelitian ini, kajian diarahkan kepada pengembangan pemberian tugas, karena faktor penyebab yang lain menjadi bidang kajian tersendiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diterapkan pemberian tugas untuk mengatasi masalah tersebut di atas.

  Secara umum kegiatan pendidikan di sekolah diatur dalam suatu kurikulum terdiri dari tiga kegiatan yakni kegiatan kurikuler, intrakurikuler, dan ekstrakurikuler. Kuriku- lum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendi- dikan tertentu, Diknas Trenggalek (2005: 1). Sesuai dengan pengertian tersebut di atas berarti kurikulum mempunyai pengertian yang sangat luas yaitu berupa semua kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah diprogramkan oleh sekolah dan masih dalam tanggung jawab sekolah.

  Dari uraian di atas jelas bahwa pem- berian tugas termasuk dalam kegiatan intra- kurikuler. Dengan sering diberikan pemberi- an tugas diharapkan dapat meningkatkan ke- giatan belajar pada siswa terutama tentang frekuensi belajarnya sehingga prestasi bela- jar siswa akan mengalami peningkatan secara maksimal.

  Berdasarkan paparan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk me- ngetahui peningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IV Semester II SDN 2 Durenan Keca- matan Durenan dalam bidang studi Matema- tika materi pokok Penjumlahan dan pengu- rangan pecahan melalui pemberian tugas; (2) Mengetahui keefektifan pembelajaran Mate- matika melalui metode pemberian tugas; (3) Mengetahui sikap siswa terhadap pembela- jaran menggunakan metode pemberian tugas.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilaksanakan di Kelas

  IV Semester II SDN 2 Durenan Kecamatan Durenan dengan jumlah siswa adalah 27 siswa yang terdiri atas 12 siswa laki laki dan 15 siswa perempuan.

  Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai,

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 219

  seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diteliti. Nilai pada cawu sebelumnya merupakan prestasi belajar awal, sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka meningkatkan pres- tasi belajar siswa SDN 2 Durenan.

  Dari evaluasi dan observasi awal, ma- ka dalam refleksi ditetapkanlah bahwa tindakan yang dipergunakan untuk mening- katkan prestasi belajar siswa SDN 2 Durenan adalah dengan menggunakan pemberian tugas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut, maka dilaksanakan penelitian tin- dakan kelas ini dengan 2 siklus, di mana setiap siklus terdiri dari tahap Perencanaan, Observasi, Tindakan, dan Refleksi.

  Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan untuk siklus pertama dapat dijabar- kan sebagai berikut. Siklus I, meliputi: (1) Perencanaan, terdiri dari: (a) Menyusun Sa- tuan Pembelajaran (SP) dan Rencana Pem- belajaran (RP) yang mengacu pada pemberi- an tugas; (b) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar me- ngajar di kelas ketika metode tersebut diapli- kasikan; (c) Membuat/mempersiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka memperlancar proses pembelajaran tersebut; (d) Mendesain alat evaluasi tes prestasi; (e) Mempersiapkan prosedur moni- toring, kolaboratif kunjungan kelas, format/ bahan wawancara siswa, perangkat tes kuesi- oner, dan buku catatan lapangan. (2) Tindak- an, terdiri dari: (a) Memberikan tugas yang telah dipersiapkan kepada setiap kelompok dan diberikan sebelum pembelajaran dimulai; (b) Melaksanakan pembelajaran sesuai RP; (c) Pada akhir pembelajaran di- adakan evaluasi (soal sesuai dengan TPK yang terdapat di RP); (d) Melaksanakan ana- lisis evaluasi; (e) Memberikan tugas untuk materi berikutnya. (3) Observasi, pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksa- naan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat, yaitu: (a) Ke- aktifan siswa dalam belajar kelompok; (b) Jumlah siswa dalam kerja kelompok; (c) Kesulitan yang dialami siswa; (d) Tanggapan siswa terhadap pembelajaran; (e) Perhatian, minat, dan motivasi siswa. (4) Refleksi, meliputi: hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi, guru dapat merefleksi diri dengan melihat data obser- vasi, apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan prestasi belajar. Disam- ping data hasil observasi, dipergunakan pula jurnal yang dibuat oleh guru pada saat guru selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran. Data dari jurnal dapat juga dipergunakan sebagai acuan bagi guru untuk dapat meng- evaluasi dirinya sendiri. Hasil analisa data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk meren- canakan siklus berikutnya dengan tujuan me- ningkatkan keefektifan proses dan hasil bela- jar siswa SDN 2 Durenan. Siklus II, meliputi tahap-tahap penelitian pada siklus kedua pada prinsipnya sama dengan siklus pertama, tetapi penelitian pada siklus kedua ini berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama.

  Sumber data penelitian ini adalah siswa dan anggota tim peneliti. Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari: (a) Prestasi belajar siswa SDN 2 Durenan; (b) Data hasil observasi terhadap pembelajaran. Cara pengambilan data yaitu: (a) Data prestasi belajar diambil dengan memberikan tes; (b) Data tentang situasi pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi.

  220 Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...

  Yang menjadi indikator keberhasilan peneli- tian tindakan ini bila terjadi perubahan yang lebih baik mengenai proses dan hasil belajar, yaitu 70%.

  Untuk menganalisa data yang diper- lukan dalam penelitian digunakan pengum- pul data sebagai berikut: (1) Melaksanakan tes serta membuat rerata nilai tes; (2) Mem- bandingkan hasil tes rata-rata siklus I dan II; (3) Menyimpulkan temuan-temuan dari ang- gota tim berupa hasil observasi lapangan ber- dasarkan instrumen yang telah dipersiapkan.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Prasiklus

  Berdasarkan refleksi awal dari obser- ver yang dilaksanakan di Kelas IV SDN 2 Durenanbahwa nilai hasil belajar siswa rendah. Hal tersebut dikarenakan metode yang diterapkan guru pengajar kurang ber- variasi, sehingga pembelajaran terkesan mo- noton. Siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran. Kebanyakan dari siswa hanya diam dan tidak mau bertanya apabila ada hal hal yang kurang dimengerti dari penjelasan guru pengajar. Salah satu dari mereka me- ngakui alasan mereka tidak mau bertanya adalah karena mereka takut dimarahi dan takut disuruh mengerjakan soal dipapan tulis. Ini berarti pendekatan antara siswa dan guru kurang. Oleh sebab itu, peneliti berkeinginan untuk merubah metode pembelajaran yang diterapkan selama ini yaitu salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran pemberian tugas. Diharapkan dengan peru- bahan metode pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

  Hasil Tindakan Penelitian Siklus 1 Planning (Perencanaan)

  Persiapan yang perlu dilakukan sebe- lum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan kompetensi dasar menjumlahkan pecahan; (b) Menyiapkan Instrumen Penelitian yang terdiri atas soal uji kompetensi dalam bentuk soal pilihan ganda; (c) Melaksanakan penilaian keaktifan siswa dalam bentuk lembar observasi; (d) Mengisi Angket tanggapan siswa.

  Action (Pelaksanaan)

  Penelitian pada siklus I ini dilaksana- kan dalam 2 kali pertemuan yang dilaksana- kan berdasarkan RPP dan Silabus. Kegiatan selama 2 pertemuan tersebut adalah sebagai berikut.

  Pertemuan pertama dilaksanakan pa- da pukul 08.00 WIB sesudah melaksanakan upacara bendera. Kegiatannya adalah: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Pukul 08.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV SDN 2 Durenan; (b) Guru dan siswa berdoa bersa- ma; (c) Guru mengabsen siswa; (d) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada sis- wa; (e) Tanya jawab antara siswa dengan gu- ru terkait materi yang akan dibahas; (f) Guru menjelaskan materi pembelajaran. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Pukul 08.15 WIB guru membentuk kelompok belajar siswa; (b) Pukul 09.00 WIB guru membagikan Lembar Kerja untuk dikerjakan oleh siswa perkelompok. Lembar Kerja tersebut adalah sebagai berikut.

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 221

  Pukul 09.05 WIB siswa mengerjakan Lembar kerja; (d) Kolaborator penelitian me- ngamati proses diskusi siswa; (e) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (f) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas IV; (g) Pukul

  10.10 WIB siswa melaporkan hasil kerja kelompok; (h) Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil kerja kelompok; (i) Siswa menyimpan hasil kerja kelompok yang telah direvisi; (j) Pukul 10.50 WIB guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (k) Siswa mengerjakan tugas individu; (l) Pukul 11.25 siswa mengumpulkan tugas individu; (m) Guru dan siswa membahas soal individu; (n) Guru memberikan catatan tambahan; (o) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikut- nya; (b) Pukul 12.00 WIB guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembela- jaran pada pertemuan pertama.

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah: (1) Kegiatan Awal, meliputi: (a) Pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV SDN 2 Durenan; (b) Guru dan siswa berdoa bersa- ma; (c) Guru mengabsen siswa; (d) Tanya ja- wab antara siswa dengan guru terkait materi yang akan dibahas; (e) Guru menjelaskan materi pembelajaran untuk mengingatkan siswa. (2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Pukul

  08.00 WIB guru membagikan Lembar Kerja untuk dikerjakan oleh siswa perkelompok. Lembar Kerja sebagai berikut.

  Pukul 08.05 WIB siswa mengerjakan Lembar kerja; (c) Kolaborator penelitian mengamati proses diskusi siswa; (d) Pukul

  08.35 WIB siswa melaporkan hasil kerja kelompok; (e) Siswa dibantu guru menyim- pulkan hasil kerja kelompok; (f) Siswa menyimpan hasil kerja kelompok yang telah direvisi; (g) Pukul 09.05 WIB guru membe- rikan soal untuk dikerjakan individu; (h) Siswa mengerjakan tugas individu; (i) Pukul

  09.30 WIB siswa beristirahat; (j) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas; (k) Siswa melanjutkan mengerjakan soal individu; (l) Pukul 10.10 WIB siswa mengumpulkan tugas individu; (m) Guru dan siswa mem- bahas soal individu; (n) Guru memberikan catatan tambahan; (o) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya; (b) Pukul 11.00 WIB guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama.

  Observation (Pengamatan)

  Berdasarkan observasi di Kelas IV Semester IISDN 2 Durenan dapat dikemuka- kan hal-hal sebagai berikut: (1) Bagi Kelas

  IV Semester IISDN 2 Durenan siswa-siswa tampak lebih siap untuk mengikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran me- ningkat. Indikator observasi adalah keba- nyakan siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacung- kan tangan tetapi ada kalanya terdengar jawa- ban kelas. Tetapi frekuensi siswa untuk

  222 Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...

  20 PUTRI COLI A

  50

  22 SARIROTUS S

  70

  80

  21 PUTRI MARSANDA

  80

  50

  80

  23 TRIANA NANDA L

  50

  19 NIMAS AYUNINGTYAS

  80

  70

  18 NILA ALIN S

  80

  50

  17 NIKEN FERONOKA

  50

  60

  70

  27 HASBI AN'AMTIAS

  64.29 NILAI SEB. SIKLUS SIKLUS I

  60.83

  Pada siklus kedua ini tahap peren- canaan hal hal yang dilakukan adalah: (a) Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksana- an Pembelajaran dengan kompetensi dasar mengurangkan pecahan; (b) Menyiapkan Instrumen Penelitian yang terdiri atas soal uji kompetensi dalam bentuk soal pilihan ganda; (c) Melaksanakan penilaian keaktifan siswa dalam bentuk lembar ob- servasi; (d) Mengisi Angket tanggapan sis- wa. Ada beberapa hal yang harus diper- baiki pada siklus II ini yaitu: (1) Teknik

  Gambar 1 Peningkatan prestasi belajar siswa sebelum siklus dan siklus I Siklus 2 Planning (Perencanaan)

  Pada siklus I terdapat beberapa ken- dala, diantaranya adalah: (a) Hanya ada beberapa siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi; (b) Hanya 3 siswa saja yang me- ngajukan pertanyaan saat kegiatan pembela- jaran berlangsung. Dengan adanya beberapa kendala pada siklus I, Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu hanya mencapai ketuntasan belajar sebesar 64,29 dengan ketutasan belajar sebesar 77,78% hal ini masih jauh dari ketuntasan belajar yang diharapkan sebesar 85%. Untuk itu masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Berikut grafik pe- ningkatan prestasi belajar siswa pada sebelum siklus dan siklus I.

  60.83

  60 Jumlah 730 450 Rata-rata

  60

  70

  70

  50

  26 ZULVA NUR K

  60

  70

  25 WILHAN DEBSA R

  70

  70

  24 VANESTYA Y

  80

  16 NIFTA DWI R

  bertanya masih kurang. (2) Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (a) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak me- nerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok; (b) Materi yang disampaikan sesuai dengan sasaran yang diinginkan; (c) Guru lebih mu- dah dalam mengarahkan proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dinyatakan dalam tabulasi data sebagai berikut.

  4 ADI SULAIMAN

  70

  60

  6 EL NINO R

  60

  70

  5 ADHI TRIANTO

  80

  50

  60

  70

  70

  70 3 FERDYAN A.

  70

  2 M. FARIZAL

  70

  70

  1 MUZAYYINUL AMININ

  Tabel 1 Nilai perbandingan sebelum siklus dan siklus I No. Nama Siswa Nilai Seb.Siklus Siklus I

  7 FAIRUS DUROH S

  80 8 FATIMAH WULAN M.

  80

  80

  50

  15 MUTIARA MUSTIKA R

  90

  60

  14 M. ASYFIYA HAMIDA R

  70

  80

  13 M. ANDREW DAFFA

  60

  60

  12 MAHBUB ULIL AZMI

  90

  50

  60 11 LUTFI NUR S.

  70

  70 10 JOHAN DWI S.

  70

  70 9 GANES BHAKTIAR T.

64.29 Refleksi

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 223

  bertanya diperbanyak; (2) Mengurangi do- minasi guru; (3) Memotivasi siswa untuk lebih aktif lagi dalam kegiatan diskusi.

  Action (Pelaksanaan)

  Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Kegiatannya adalah: Pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB sesudah melaksanakan upacara bendera. Kegiatannya: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Pukul 08.00 WIB guru memasuki ruang kelas

  IV SDN 2 Durenan; (b) Guru dan siswa berdoa bersama; (c) Guru mengabsen siswa; (d) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran; (e) Pukul 08.30 WIB Guru menjelaskan materi tentang pengurangan pecahan. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Pukul 09.00 WIB Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan perkelompok. Adapun lembar kerja tersebut adalah:

  (b)

  Siswa mengerjakan lembar kerja secara diskusi; (c) Kolaborator penelitian meng- amati proses diskusi siswa; (d) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (e) Pukul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas IV; (f) Pukul

  10.10 WIB siswa melaporkan hasil kerja kelompok; (g) Siswa dibantu guru me- nyimpulkan hasil kerja kelompok; (h) Siswa menyimpan hasil kerja kelompok yang telah direvisi; (i) Pukul 10.50 WIB guru mem- berikan soal untuk dikerjakan individu; (j) Siswa mengerjakan tugas individu; (k) Pukul 11.25 siswa mengumpulkan tugas individu; (l) Guru dan siswa membahas soal individu; (m) Guru memberikan catatan tambahan; (n) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya; (b) Pukul 12.00 WIB guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama.

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Kegiatannya adalah: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas IV SDN 2 Durenan; (b) Guru dan siswa berdoa ber- sama; (c) Guru mengabsen siswa; (d) Guru dan siswa membahas tugas Rumah; (e) Pukul

  07.30 WIB Guru menjelaskan materi tentang pengurangan pecahan. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Pukul 08.00 WIB Guru mem- bagikan lembar kerja untuk dikerjakan perkelompok. Adapun lembar kerja tersebut adalah.

  224 Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...

  80

  22 SARIROTUS S

  80

  70

  21 PUTRI MARSANDA

  90

  80

  20 PUTRI COLI A

  80

  70

  19 NIMAS AYUNINGTYAS

  90 No. Nama Siswa Nilai Siklus I Siklus II

  80

  18 NILA ALIN S

  17 NIKEN FERONOKA 80 100

  60

  80

  50

  23 TRIANA NANDA L

  90

  80

  Refleksi

  kan pada proses pembelajaran siklus II di Ke- las IVSDN 2 Durenan Kecamatan Durenan dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: (1) Bagi Kelas IVSDN 2 Durenan Kecamatan Durenan dalam mengikuti proses pembelajaran siswa-siswa tampak semakin bergairah dan bersemangat, perhatian siswa terhadap pelajaran sangat baik. Indikatornya adalah siswa aktif dalam menyajikan tugas kelompok, dan frekuensi siswa untuk bertanya sangat baik (merata), prestasi hasil belajar siswa pada setiap siklusnya selalu meningkat (dapat dilihat dari tabel hasil belajar siswa pada sebelum siklus, siklus I, dan siklus II). (2) Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (a) Motivasi guru terhadap siswa sudah baik; (b) Pertanyaan yang disampaikan oleh guru su- dah dapat dimengerti oleh siswa; (c) Guru lebih mudah mengarahkan proses pembela- jaran; (d) Kegiatan pembelajaran sudah berjalan sesuai yang direncanakan. Materi yang disampaikan sudah sesuai dengan sasaran yang diinginkan.

  77.14 Berdasarkan observasi yang dilaku-

  64.29

  80 Jumlah 450 540 Rata-rata

  60

  27 HASBI AN'AMTIAS

  70

  70

  26 ZULVA NUR K

  80

  60

  25 WILHAN DEBSA R

  80

  70

  24 VANESTYA Y

  70

  16 NIFTA DWI R

  80

  (b)

  70

  5 ADHI TRIANTO

  90

  80

  4 ADI SULAIMAN

  80

  60

  60 3 FERDYAN A.

  2 M. FARIZAL

  80

  80

  70

  1 MUZAYYINUL AMININ

  Tabel 2 Nilai perbandingan Siklus I dan Siklus II No. Nama Siswa Nilai Siklus I Siklus II

  Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dinyatakan dalam tabulasi data sebagai berikut.

  Observation (Pengamatan)

  Siswa mengerjakan lembar kerja secara diskusi; (c) Kolaborator penelitian menga- mati proses diskusi siswa; (d) Pukul 08.30 WIB siswa melaporkan hasil kerja kelom- pok; (e) Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil kerja kelompok; (f) Siswa menyimpan hasil kerja kelompok yang telah direvisi; (g) Pukul 09.30 WIB siswa beristirahat; (h) Pu- kul 10.00 WIB siswa memasuki ruang kelas; (i) Pukul 10.05 WIB guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (j) Siswa menger- jakan tugas individu; (k) Pukul 10.30 siswa mengumpulkan tugas individu; (l) Guru dan siswa membahas soal individu; (m) Guru memberikan catatan tambahan; (n) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. (3) Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Guru mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan berikutnya; (b) Pukul 11.00 WIB guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama.

  60

  6 EL NINO R

  15 MUTIARA MUSTIKA R

  90

  14 M. ASYFIYA HAMIDA R 90 100

  80

  70

  13 M. ANDREW DAFFA

  70

  80

  12 MAHBUB ULIL AZMI

  90

  70

  90 11 LUTFI NUR S.

  60

  80 9 GANES BHAKTIAR T. 70 100 10 JOHAN DWI S.

  70

  70 8 FATIMAH WULAN M.

  80

  7 FAIRUS DUROH S

  90

  Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan yaitu: (a) Siswa bersemangat menerima materi pem- belajaran; (b) Siswa aktif dalam berdiskusi;

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 225

  (c) Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik; (d) Prestasi belajar siswa meningkat; (e) Motivasi guru terhadap siswa mengalami peningkatan; (f) Siswa sudah mengerti materi pembelajaran yang disam- paikan oleh guru pengajar.

  64.29

  Dengan demikian maka kendala yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 92,59%, Sehingga penelitian ini berakhir pada siklus II. Berikut grafik peningkatan prestasi belajar siswa saat siklus I dan II.

  SIKLUS I SIKLUS II

77.14 NILAI

  Gambar 3 Peningkatan Pretasi Hasil Belajar Siswa

  80.00

  Gambar 2 Perbandingan Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II Interpretasi Data Respon Siswa terhadap Pembelajaran

  92.59 Prestasi Belajar Ketuntasan Belajar

  77.78

  48.15

  77.14

  64.29

  60.83

  90.00 100.00

  70.00

  Hasil belajar siswa yang dinyatakan dengan rerata skor tes formatif untuk siklus I sebesar 64,29. Hasil ini cukup tinggi bila dibandingkan pada nilai sebelumnya yaitu 60,83 karena siswa lebih siap dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus II rerata

  60.00

  50.00

  Dari hasil angket yang diberikan ke- pada siswa dapat diketahui respon siswa ter- hadap pembelajaran sebesar 1,70 pada siklus I dan 1,84 pada siklus II.

  30.00

  20.00

  10.00

  0.00

  Pembahasan

  Dari hasil penelitian tentang situasi pembelajaran dengan pemberian tugas tam- paknya pengajaran dengan menggunakan metode ini membuat siklus yang lebih ber- gairah daripada jika diajar dengan teknik ce- ramah yang biasa dilakukan sebelumnya.Di dalam penelitian ini diketahui bahwa sebagi- an besar siswa aktif dalam mengerjakan tugas kelompok dan cukup banyak siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan guru.Tetapi dalam penelitian ini diketahui pula bahwa frekuensi untuk bertanya masih kurang.Kemungkinan hal ini disebabkan budaya malu masih sangat kuat di dalam diri siswa. Dari segi guru, tampaknya pengajaran dengan pemberian tugas sangat memudahkan karena guru lebih mudah mengarahkan jalannya proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya gambaran tentang peningkatan prestasi hasil belajar siswa yang dicapai dari sebelum siklus sampai siklus II, penulis ekspresikan dalam bentuk grafik peningkatan prestasi hasil belajar seperti di bawah ini.

  40.00

  226 Imam Malik, Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Penjumlahan...

  Saran

  Dasar, Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar . Jakarta:

  _____. 2005. Kurikulum Pendidikan

  d i d i ka n . B a nd un g: P T. Remaja Rosdakarya.

  Jakarta: Bina Aksara Hudoyo Herman. 1 9 7 6. P s i k ol o gi P en -

  Bandung: Fokusmedia. Peter Sheal, 1989. Proses Belajar Mengajar.

  Depdiknas. 2002.UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

  Pembelajaran yang menggunakan pemberian tugas perlu dikembangkan untuk mata pelajaran Matematika untuk dapat me- ningkatkan pemahaman siswa. Perlu dicoba melakukan kombinasi pola pembelajaran yang menggunakan pemberian tugas dengan model belajar yang lain. Penggunaan model Pembelajaran yang menggunakan pemberian tugas perlu terus dilakukan karena pem- belajaran ini lebih menyenangkan bagi siswa, mendorong dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, tidak bergantung kepada guru. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan model Pembelajaran yang menggunakan pemberian tugas, pelatihan perlu diberikan agar guru dapat mengembangkan kemampuannya.

  Sikap siswa dalam pembelajaran sa- ngat positif. Hal ini diketahui dari respon siwa terhadap pembelajaran yaitu sebesar 1,70 pada siklus I dan 1,84 pada siklus II.

  skor formatif sebesar 77,14. Hasil dari siklus

  Pembelajaran dengan metode pem- berian tugas sangat efektif dalam mening- katkan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari nilai rata rata sebelum siklus hanya 60,83 dengan ketuntasan belajar 48,15% meningkat pada siklus I sebesar 64,29 dengan ketuntasan belajar 77,78% dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 77,14 dengan ketuntasan belajar sebesar 92,59%.

  Kecamatan Durenan dalam memahami ma- teri Penjumlahan dan pengurangan pecahan bidang studi Matematika secara signifikan.

  Pembelajaran dengan menggunakan pemberian tugas dapat meningkatkan pres- tasi belajar siswa kelas IV SDN 2 Durenan

  PENUTUP Kesimpulan

  Respon siswa terhadap pembelajaran dengan pemberian tugas dikatakan positif, karena sebagian siswa menyatakan lebih mudah dan lebih tertarik dalam proses belajar mengajar. Hal ini bisa dipahami karena proses belajar mengajar menjadi bergairah dan tidak membosankan.

  I. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa pemberian tugas secara berkelompok sangat bermanfaat, utamanya untuk kelas yang berjumlah besar.

  Pada siklus I, siswa dikelompokkan terdiri dari 5-6 orang untuk mengerjakan tugas kelompok. Tampaknya pengelompok- kan ini dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar.Namun perlu ditingkatkan dengan pembagian kelompok yang lebih ke- cil yaitu 3 orang. Berdasarkan hasil yang di- peroleh, yaitu tidak jauh beda dengan siklus

  II jauh beda dengan siklus I, karena siswa sudah terbiasa dengan mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran, terdorong untuk belajar yang lebih baik, serta merasa lebih terbuka, kepada teman kelompoknya untuk pemahaman konsep-konsep yang belum dimengerti.

DAFTAR RUJUKAN

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 227

  Departemen Pendidikan dan Kebu- dayaan. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar.

  Jakarta: PT Bumi Aksara Sukirin. 1984. Psikologi Belajar. Yogya- karta: FIP IKIP Yogyakarta Woodworth, R., 1951. Psichology. New Yo-

  rk : Henry Holt & CO

  Moleong, L. J. 1995. Metodologi Penelitian

  Kualitatif : Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

  Putra, I.G.N. 2003. Mengambangkan Ke-

  mampuan Komunikasi Matematika dengan Pendekatan Belajar Kooperatif pada Siswa Kelas IV SD Tahun

Pelajaran 2002/2003. Tesis tidak diter-

  bitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Rahayu, Sri. 1998. Pembelajaran Kooperatif

  Dalam Pendidikan

  IPA. Jurnal Matematika, IPA Dan Pengajarannya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN KONSEP MATEMATIKA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DI KELAS IV SDN LAWANG 05

2 14 22

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE BUZZ GROUP DISERTAI PERMAINAN MONOPOLI PADA SISWA KELAS IVA SDN AJUNG 03 JEMBER

0 9 16

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SDN 2 MAYONG LOR

0 0 22

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS V SEMESTER 2 SD 1 PAYAMAN KECAMATAN MEJOBO KUDUS TAHUN 20122013

0 0 19

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD 2 JURANG

0 1 24

MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PENINGGALAN SEJARAH HINDU BUDHA DI INDONESIA PADA SISWA KELAS V SDN 2 DURENAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 20132014

0 3 11

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 1 WONOANTI TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL THROWING SEMESTER I TAHUN 20132014

0 0 9

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT DENGAN MENERAPKAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS VI SDN 2 WONOREJO KECAMATAN GANDUSARI TRENGGALEK TAHUN 20142015

0 0 11

MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA QADHA DAN QADHAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAMULAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 12

MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BILANGAN PECAHAN MELALUI PERMAINAN KARTU BERWARNA PADA SISWA KELAS V SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015 SDN 2 TASIKMADU KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

0 0 6