E-Book Majalah Traveling Backpacking Edisi 16
t e MENYELAMI g d u B
PESONA w o
WAKATOBI L
Wakatobi akronim nama dari empat pulau utama, | yakni WA untuk Wangi-wangi, KA untuk Kaledupa, x a
TO untuk Tomia, dan BI untuk Binongko. l e R | n u F
2
1
2 li u J i- n u J
BULOK KEHIDUPAN SUKU BAJO KOMUNITAS
INDONESIA BERKEBUN
16 ne
ISI azi ag PROFIL
ED e M Fre
IWAN SUNTER
B A C K P A C K I N Daftar Isi Dari
PIMPINAN REDAKSI
Ambar Arum CATPER
15 SAMPAI JUMPA LAGI WAKATOBI [email protected]
Redaksi GALERI
EDITOR
25 FOTO WAKATOBI Muhammad Iqbal
PENGANAN
43 PAPEDA
TIM REDAKSI AKSESORIS
Annisa M.F. Harahap
46 HAMMOCK TIPS
TIM ARTISTIK
47 MENCARI DIVE OPERATOR Galih Permadi
RESENSI Kibar Desain Salman
49 LOST IN RAJA AMAPAT & SORONG JEDA
WEBMASTER
51 VARIAN BECAK SUMATERA Kurniawan Aji Saputra
INTERAKSI
53 PAK POLISIII !!! ORDINAT
Redaksi menerima saran, kritik,
MENYELAMI PESONA WAKATOBI
dan artikel dari BM Readers KONTRIBUTOR
Wakatobi akronim dari nama empat pulau yakni WA Salam Ransel,
56 BM EDISI 16 yang bisa dikirim melalui
untuk Wangi-wangi, KA untuk Kaledupa, TO untuk
3 alamat email kami.
EDISI DEPAN Tomia, dan BI untuk Binongko. selatannya.
WAKATOBI MENJADI BOOMING beberapa tahun
57 WAEREBO terakhir. Orang-orang penasaran dengan alam bawah lautnya.
PANDU
Sahabat di Pulau Wangi-Wangi berkomentar: itu karena Bupati- MENUJU WAKATOBI nya yang hebat, Wakatobi menjadi ramai. Dari Makasar. Naik Pesawat
Ini mirip ketika Belitong booming akibat meledaknya Ekspress Air menuju Bandara Ma-
11 novel Laskar Pelangi, lebih-lebih novel tersebut difilmkan.
tahora (Wanci).
Pantai-pantai di Belitong sontak menjadi ramai.
Maka muncul pertanyaan, apakah itu karena Bupati dan Andrea Hirata yang hebat? Atau jangan-jangan banyak tempat di Indonesia punya alam indah yang belum terekspos?
BULOK KOMUNITAS PROFIL
27 KEHIDUPAN
33 INDONESIA BERKEBUN
37 IWAN SUNTER SUKU BAJO Selamat berpetualang! REDAKSI
WEBSITE EMAIL FACEBOOK TWEET
www.backpackinmagazine.com [email protected] Backpackin Magz @Backpackin_Magz Backpackin’ E-Magazine B A C K P A C K I N
B A C K P A C K I N
ORDINAT MENYELAMI P E S O N A W A K A T O B I WAKATOBI AKRONIM NAMA empat pulau utamanya, yakni WA untuk Wangi-wangi, KA untuk Kaledupa, TO untuk Tomia, dan BI untuk Binongko. Identitasnya tercermin lewat sebuah visi: Surga nyata bawah laut di jantung segitiga karang dunia.
Oleh: Arozak Salam | Foto: Arozak Salam dan Muis Bhojest B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
laut, namun dengan temperatur airnya lebih dingin.
Sedangkan Pantai Patuno sendiri be- rada di lokasi Patuno Resort yang dimiliki oleh Bupati Wakatobi, Ir. Hugua. Kawasan ini hadir dengan konsep yang lebih eksklusif. Selain dilengkapi dengan fasilitas rekreasi laut dan selam, terdapat restaurant yang menghadap ke dermaga, convention hall, dan bungalow. Tidak ada tiket masuk untuk wisatawan, namun ada pos keamaanan di samping pintu masuknya.
DESA WISATA LIYA
Kawasan ini terletak di ujung selatan Pulau Wangi-Wangi dengan jarak perjalanan sekitar satu jam dari pusat kota. Mendekati lokasi objek wisata, akses jalannya akan san- gat terbatas dengan lebar sekitar satu meter.
Terdapat situs bersejarah yaitu Ben- teng Liya dan juga Mesjid Tua Liya. Terdapat juga Goa Lobu dan juga hutan mangrove tak
Bukan tanpa alasan, Wakatobi memi- dengan baik. Pengunjung dapat melakukan jauh dari situ. Di desa ini terdapat atraksi liki 942 spesies ikan dan 750 jenis terumbu kegiatan snorkeling atau diving yang dileng- seni yaitu Tari Posepa (adu kaki) dan Tari karang, melebihi jumlah terumbu karang kapi fasilitas penyewaan alat selam, fotografi Tamburu (penyambutan tamu). yang ada di Laut Karibia yang tercatat hanya bawah laut, dan juga pemandu.
50 jenis, dan Laut Merah yang tercatat han-
KALEDUPA: MESJID AGUNG BENTE
ya 300 jenis. Kawasan ini tak hanya indah
PANTAI MOLI SAHATU
Mesjid Agung Bente dibangun pada pada rupa alamnya, melainkan juga agung
DAN PATUNO
tahun kura-kura dengan merujuk kepada ana- akan nilai budayanya. Letak keduanya berdekatan, hanya tomi hewan kura - kura yang terdiri dari satu terpisah oleh bongkahan karang yang men- kepala, empat tangan, badan yang berbentuk
WANGI-WANGI: DESA WAHA
jorok ke lautan. Pengunjung bisa menyusuri lingkaran, dan memiliki satu ekor, maka tahun Desa Waha merupakan desa wi- pondok wisatanya terletak di sebelah mes- Pantai Moli Sahatu untuk menggapai Pantai sata yang terletak 20 menit dari pusat jid di Desa Waha.
Patuno dalam sekali waktu. kota. Desa ini merupakan hasil kerjasama Tempat ini menerapkan konsep Eco- Ada “Mata Air Seribu” di Pantai dari Coremap, lembaga internasional yang tourism, sehingga segala pemasukan ditu- Moli Sahatu yang katanya berkhasiat
ADA “MATA AIR SERIBU”
bekerjasama dengan Kementrian Kelautan jukan untuk pengembangan desanya. Ter- untuk obat awet muda. Uniknya, mata air
DI MOLI SAHATU YANG KATANYA
dan Perikanan dalam upaya pembinaan dapat pondok berisikan informasi kehidupan tersebut keluar dari pasir pantai di dekat
UNTUK OBAT AWET MUDA
pelestarian terumbu karang. Patokan lokasi bawah laut. Pantainya bersih dan terkelola karang sehingga tercampur dengan air
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
yang dimaksudkan adalah 1401. Pendirinya adalah Syekh Abdul Wahid yang memilih lokasi di puncak bukit sekaligus juga dikelilingi oleh benteng, dengan sembilan gerbang yang mengarah ke desa-desa yang ada di sekitarnya.
Tepat di Desa Ollo Selatan, Mesjid Agung Bente memiliki ciri khas arsitektur yang senada dengan yang dimiliki oleh Mes- jid Kerajaan Buton dan juga Kerajaan Ternate. Wujud fisik bangunannya pun menyiratkan pesan tersendiri. Jumlah pintu dan jendela yang berukuran kecil adalah 17, melambang- kan jumlah rakaat ketika shalat yang menjadi kewajiban umat muslim. Sedangkan jumlah anak tangga di pelataran mesjid adalah 7, melambangkan empat tingkatan manusia dan tiga unsur pengawal raja.
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N dibuai oleh pemandangan ajaib bawah lautnya, seperti kehadiran sea fans dan coral heads yang banyak dihiasi oleh soft corals berwarna cerah. Pesona lainnya hadir lewat penghuni laut seperti ribbon eels, leaf fish, crocodile fish, scorpion fish, nudibranchs dan banyak lainnya.
BINONGKO: DESA WALI
Desa Wali merupakan desa wisata yang dijadikan sebagai sasaran program Model Desa Konservasi (MDK) Balai Taman Nasional Wakatobi 2010. Potensi yang ada di Desa Wali ini sangatlah beragam.
Melalui wisata bahari, desa ini me- miliki banyak pantai berpasir putih seperti yang terdapat di Pantai Mbara-mbara, Pantai Fengka-fengka, Pantai Ooro, Pantai Buku, dan Pantai Sampua Buaya. Kegiatan laut seperti snorkeling dan diving di hamparan karang tepinya bisa dilakukan untuk meli- erator selam pun berada tak jauh dari situ. hat keanekaragaman jenis karang lunak dan
PULAU HOGA
Pulau Hoga merupakan tempat peneli- Kawasan Pulau Hoga masih sangat alami, karang keras yang tinggi.
DAN CORAL HEADS YANG
tian dari Operation Wallacea yang berbasis di maka tak heran binatang-binatang melata Banyak juga situs sejarah yang ada di
DIHIASI SOFT CORALS CERAH Inggris. Semenjak tahun 1995 sekitar 400 ma- pun kadang hadir di sekitar homestay.
Desa Wali sebagai bukti peninggalan cerita hasiswa dan relawan berkumpul di Pulau Hoga tentang asal muasal keberadaan masyara- untuk melakukan penelitian biota bawah laut, TOMIA: PUNCAK KAHIANGA kat Wali di Pulau Binongko, salah satunya khususnya pada bulan Juni hingga September. Padang rumput hijau segar terham- Berada di puncaknya, pengunjung adalah Makam Wa Ode Goa. Dari atas Ben-
Pemerintah Wakatobi pun melibat- par menutup permukaan bukit dari auratnya. seolah dibawa terbang ke negeri kayangan teng Koncu Patua Wali, pengunjung dapat kan masyarakat setempat untuk memban- Sementara beberapa pohon tumbuh me- oleh angin yang berhembus kencang. Puncak menyaksikan panorama pesisir Binongko. gun 200 homestay berupa rumah pang- misahkan diri satu sama lain, menjadikan Kahianga hadir langsung menghadap ke Pu- Terdapat juga Topa Mata dengan ratusan gung sederhana di pulau tersebut. Karena sebuah motif magis nan romantis. lau Lentea, sehingga menjadikan kolaborasi kelelawar yang bergelantungan di sana dan lokasinya yang terpencil, maka akses listrik Terdapat fosil-fosil hewan laut dan agung antara daratan dengan lautan. jangan lupakan Gua La Sikori yang terletak di pun terbatas pada pukul 18:00 - 23:00 yang kerang-kerang yang telah membatu di antara sekitar Hutan Sara Lapungga. bersumber pada generator. padang rerumputannya, menandakan bahwa MARI MABUK Selain terdapat ratusan homestay, tempat tersebut dulunya adalah lautan.
Kawasan penyelaman ini berada ada juga aula bertingkat sebagai tempat Kawasan ini merupakan puncak tertinggi di pada kedalaman 15 kaki hingga 80 kaki. makan, tempat pertemuan dan lainnya. Op- Tomia yang terletak di Desa Kahianga. Sesuai namanya, banyak penyelam yang
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
PANDU
MENUJU WANGI-WANGI
Dari Makasar Naik Pesawat Ekspress Air (pesawat kecil jenis Dornier, kapasitas 30 orang) menuju
Bandara Matahora (Wanci). Dari Kendari
1. Naik pesawat Ekspress Air (khusus Kendari- Wanci dapat harga subsidi).
2. Naik KM Aksar Saputra (Ekonomi Rp 130 ribu; Bisnis Rp 180 ribu; 10 jam; Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu; berangkat pkl 10 WITA). Jadwal sama untuk rute Wanci-Kendari.
MENUJU KALEDUPA
Dari Pelabuhan Wanci, terdapat kapal kayu atau speedboat ke Pelabuhan Ambeua di Kaledupa. Setiap hari; pk 10 WITA; Rp 50 ribu; 1-2 jam. Sementara dari Kaledupa ke Wanci, setiap hari pkl 6 WITA.
Dari Pelabuhan Waha dan Usuku di Tomia ke Pelabuhan Ambeua. Kapal kayu Rp 50 ribu; Speedboat Rp 70 ribu; 1-2 jam.
MENUJU TOMIA
Tomia ada 2 pelabuhan: Usuku dan Waha. Dari Wanci, ada kapal tiap hari menuju 2 pelabuhan tersebut; pkl 10 WITA; Rp 100 ribu; 3-4 jam. Dari Tomia ke Wanci, setiap hari; Rp 100 ribu.
Dari Binongko ada kapal setiap Rabu, Ju- mat, Minggu; Rp 50 ribu; 1-2 jam. Dari Tomia ke Binongko; setiap hari; pkl 11 WITA; Rp 30 ribu.
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N PANDU WAKTU TERBAIK MENUJU BINONGKO
September hingga November atau Maret hingga Mei, karena laut lebih tenang. Dari Wanci ke Pelabuhan Bente di Binon- gko; Selasa, Rabu, Minggu; pkl 10 WITA; Rp 100 ribu; 5-6 jam. Sebaliknya, dari Binongko ke Wanci
TIPS setiap Senin, Selasa, Jumat; Rp 100 ribu.
1. Di Wangi-Wangi, survey harga taksi dulu, karena tidak ada tarif yang tercantum. Pato- kannya: sewa taksi seharian Rp 250 ribu.
EKSPRESS AIR MENUJU WANGI-WANGI
2. Harus diingat, gak boleh nyelam sebelum li-
NO KEBERANGKATAN HARI PUKUL HARGA censed.
(RP)
3. Pakai Telkomsel! Indosat lemah, yang lain
1 Jakarta Setiap hari 05:00 WIB 2 juta mati.
4. Perempuan dilarang merokok, bisa ditegur
2 Makasar Setiap hari 10:00 2 juta WITA penduduk lokal.
PENGINAPAN
5. Bikini tidak diperkenankan di pantai-pantai
3 Bau-Bau Setiap hari 11:00 1-2 juta
1. Penginapan Nita Sari WITA umum.
(Wanci, dekat pasar; Rp 50 ribu)
6. Hindari tang top dan celana pendek. Adat
4 Kendari Setiap hari, 12:30 300 ribu
2. Lan Sali Homestay kecuali Selasa WITA dan agama masih kental di Wakatobi, teruta-
& Sabtu (Wanci, 300 m dari kantor Kelurahan) ma Binongko.
3. Pak Hamid Homestay
5 Yogyakarta Setiap hari 06:00 WIB 2 juta
7. Kalau berencana lama di Kaledupa, mengi- (Kaledupa, tidak jauh dari Pelabuhan Ambeua) naplah di Pulau Hoga.
6 Surabaya Setiap hari 06:00 WIB 2 juta
4. Pulau Hoga (tersedia 200 homestay) 8. Hubungi Muiz Bhojest untuk info up date.
Dia anak Jakarta yang lama di Wakatobi.
EKSPRESS AIR DARI WANGI-WANGI
AKTIVITAS TERBAIK NO TUJUAN HARI PUKUL HARGA CONTACT PERSON 1. Snorkeling dan diving di mana-mana.
(RP)
2. Menikmati atraksi lumba-lumba dengan
1. Muiz Bhojest 085298806769
1 Jakarta Setiap Sabtu 10:30 WITA 2 juta Dolphin Watching atau melihat sunrise dan
2. Ekspress Air Jakarta 021-65865656
2 Makasar Setiap hari 13:00 WITA 1,4-1,6 sunset di Hoga.
3. Ekspress Air Kendari juta
3. Berkenalan dengan Kampung Bajo di Wanci 0401-3131883/081341862495
3 Bau-Bau Setiap hari 13:00 WITA 500-850 dan Kaledupa.
4. Ekspress Air Makasar 0411-442021 ribu
4. Masuk Gua Tee Kasopi dan Gua Kontamale Ekspress Air Wanci 082193071592
4 Kendari Setiap hari, 11:30 WITA 300 ribu di Wanci.
5. Pak Haris (Lan Sali Homestay) 085254954833 kecuali Se-
5. Hunting kerajinan tenun Wakatobi. lasa & Sabtu
6. Pak Hamid (homestay Kaledupa)
6. Makan Kasuami, Luluta (Nasi Bambu), 081341030950
5 Yogyakarta Setiap Sabtu 10:30 WITA 2 juta terangi (sashimi-nya Wakatobi).
7. Pak Jufri (all about Hoga) 081524126271
6 Surabaya Setiap Sabtu 10:30 WITA 2 juta
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
CATPER S a m p a i J u m p a L a g i W A K A T O B I
EE MOORI. KANAE kalumangkemo. Huu kami teiri leyama, huu kami te luha. Huu kami terajakii, huu kami tesalama. Mina kowila sampe apa kamaliyako.
Oleh: Arozak Salam | Foto: Arozak Salam dan Muis Bhojest B A C K P A C K I N
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N “Ya Tuhan. Kini kami akan berlayar.
Berilah kami angin yang bagus, berilah kami keteduhan. Berilah kami rezeki, berilah kami keselamatan. Sejak kami berangkat, hingga kami kembali.”
Kalimat tersebut mengawali kesiapan hati saya dalam menyeberangi Laut Banda, dari Kendari menuju Wakatobi, sepuluh jam den- gan perahu kayu. Penumpang berbaring dialasi matras beratapkan papan, kenyamanan pun terbatasi. Sebuah nilai tukar yang harus ditebus atas tiket seharga Rp 130 ribu. Di luar, gel- ombang laut di penghujung Bulan Desember mendominasi. Laut tengah berpesta, khusus- nya setelah lepasnya senja. Saya pun terdiam, berdoa dan memejamkan mata.
Kami tiba di pelabuhan Wanci, Pulau Wangi-Wangi, dengan disambut pemerintah setempat lewat pengalungan kain tenun khas Wakatobi. Kedatangan saya adalah dalam rangkaian Pertukaran Pemuda Indonesia Australia. Sebuah program kenegaraan, namun bukan be- rarti kami dimanja. Menpora memberikan uang Rp 20 juta kepada peserta PPIA yang digunakan untuk program pengembangan masyarakat. Jadi, akan banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan.
Kami dejemput untuk menuju Hotel Wakatobi bertemu Kontingen Australia yang sudah tiba sebelumnya karena mereka naik pesawat. Serasa sudah berpisah lama, begitu bertemu dengan mereka, kami langsung sal- ing peluk, seperti merayakan pejuang yang telah selamat dari medan perang.
“Bagaimana perjalanan tadi? Apa kamu baik-baik saja? Ini saya belikan minuman untukmu,” kata Ian, counterpart saya, sembari menghampiri. “Oh ya, se- lamat datang di Wakatobi,” dia tersenyum.
Selama 1 bulan saya tinggal di rumah penduduk, di rumah keluarga La Bauna. Bers-
Di lain desa, terdapat sebuah pulau bernama Matahora, jaraknya hanya 20 menit dari Desa Patuno. Saya singgah di Pantai Sousu yang kini telah dilengkapi pa- pan nama objek wisata. Nuansanya teduh di bawah kanopi pepohonan kelapa. Den- gan dua ribu rupiah, seorang bocah bisa menawarkan kelapa muda sebagai peleng- kap suasana.
Hingga tiba di Desa Matahora, sapalah kepala desanya. Beliau akan menyewakan perahu mesin seharga seratus ribu rupiah dengan kapasitas empat penumpang. Pulau Matahora hanya terpisah lautan 15 menit dari tempat tersebut.
Bergerak pulalah ke Desa Waha (ma- sih di Wangi-Wangi), yaitu lokasi yang selalu dinanti terutama jika ingin melarikan diri dari terik matahari. Bibir pantainya sedemikian rupa ditanami bebatuan raksasa sehingga tercipta kolam renang alam. Lautnya yang membiru selalu menghasut saya untuk mengintip apa ama divisi pariwisata dalam kegiatan pem-
ADA BANGKAI KAPAL LAUT yang dirahasiakannya.
berdayaan masyarakat, saya bereksplorasi di
YANG DALAM SEJARAHNYA
Mudah bagi saya menemukan gemilang kehidupan daratan dan lautannya.
SUDAH BERLAYAR HINGGA PAPUA
terumbu karang, namun hanya sekali dalam perun- Wangi seperti harumnya cengkeh, tungan saya melihat penyu berenang di kedalaman maka orang menyebutnya Pulau Wangi- untuk menjauh malu. Walau lelah, biasanya saya
Wangi. Pulau tersebut merupakan ibukota tetap terapung ditopang ban udara. Kabupaten Wakatobi. Di pulau ini saya ting-
Tidak banyak orang tahu bahwa Jika lapar, ketika perut serasa sedang gal, di Desa Patuno. Letaknya hanya beber- tepat di belakang rumah yang saya membangkang, maka saya pergi ke Restaurant apa ratus meter dengan Pantai Moli Sahatu tinggali, terdapat bangkai kapal laut yang
Wisata. Dengan konsep rumah makan terapung, dan Patuno Resort. dalam sejarahnya sudah berlayar hingga saya bisa menikmati hidangan sekaligus juga
Sore hari biasanya saya pergi ke Pantai Kadang ketika saya bosan, saya pergi Papua. Nasibnya memang hanya rong- sentuhan alam. Seringkali saya lebih tergoda Moli Sahatu. Airnya tenang, lautnya dangkal ke dermaga di Patuno Resort. Teman-teman sok, kecuali jika saya beserta adik angkat untuk loncat ke laut dari meja makan, daripada dan dikelilingi tebing yang berpepohonan. Tem- saya pasti tahu, bahwa secangkir coklat dan kawan dari Australia berada di sana. menunggu kapan datangnya sajian yang sudah pat yang cocok untuk merentangankan badan, panas adalah yang saya selalu pesan. Dalam Tempat menatap langit dan tempat saya pesan. Dan sesudah itulah biasanya saya terapung menatap lembayung. Jika haus, saya hitungan sekejap juga, saya bisa tenggelam berpijak ketika kami akan loncat seting- kedinginan saat naik motor pulang karena tak ada minum di mata air seribu, dan jika lelah saya ber- untuk kemudian bernapas setelah loncat dari gi-tingginya dari puncak kapal menuju pakaian cadangan. baring di satu-satunya bilik kayu yang ada di situ. dermaga. Kadang saya pun menghilang. rengkuhan lautan.
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N CATPER
KAU RANGKA, SEBUAH POHON YANG SUDAH MATI, TAPI KOKOH
Saya pun pernah beradu ombak selama 4 jam dalam kapal dari Wangi-Wangi menuju pulau terujung di Wakatobi, yaitu Pulau Binon- gko. Tempat ini adalah alasan kenapa dahulu Wakatobi dikenal sebagai Pulau Tukang Besi, karena sebagian besar penduduknya memeras butiran peluh sebagai pandai besi.
Hasil produksi berupa pisau, parang dan perkakas lainnya pun biasa dikirimkan ke Maluku, Papua, dan Jawa. Suara hantaman besi terdengar menggema. Bunyinya meng- gaung di sela-sela tebing tinggi yang masih mendominasi rupa Pulau Binongko. Dikemas pula oleh hutan mangrove yang letaknya tak jauh dari jalanan bebatuan di sana sini.
Pulau Binongko itu unik, seperti keha- diran vegetasi tumbuhan yang hidup di sela bebatuan tepi jalan. Tersebutlah Kau Rangka, sebuah pohon yang sudah mati namun ke- beradaannya tetap kokoh dan dianggap keramat bagi masyarakat setempat. Namun sayang, seseorang telah menebangnya walau sudah mendapat peringatan terlebih dahulu dari tetua adat di sana.Dari rumor yang beredar, seminggu kemudian, si penebang pohon Kua Rangka itu pun meninggal dan kini pengunjung tidak bisa lagi melihat pohon tersebut.
Coba juga menyentuhkan kaki di Pulau Tomia, untuk sama-sama telah sepaham dengan konsep hidup asri. Setiap penduduknya bergerilia untuk menciptakan rumah surgawi, teduh di balik pohon di tiap pelataran dan ber- sih akan jejak-jejak sampah.
DAN DIANGGAP KERAMAT
CATPER
nangan tiap harinya di ruangan tersebut. Saya bersandar di dinding untuk sejenak pasrah bahwa semuanya telah usai, bahwa semuanya takkan pernah terulang. Berat sekali langkah untuk me- ninggalkan rumah La Bauna, yang di depannya sudah terpasang: La Bauna Homestay, yang ke depannya akan banyak dihampiri turis. Begitulah tiga puluh lima hari kami
Di bandara Matahora, ternyata semua lalui. Dengan harapan, sedikit pekerjaan orang tua angkat berkumpul untuk melepas de- kami bisa menjadikan Wakatobi lebih baik. tik-detik terakhir. Saya dan seorang kawan berdiri
Saatnya untuk meninggalkan Wakatobi, di tengah ruang tunggu untuk menyanyikan lagu walau itu bukan yang saya inginkan. Saya
Baramo Mulangke, sebuah lagu perpisahan yang harus berpisah dengan keluarga La Bauna mengharukan. “Baramo nulangke molengo ia. yang selama ini kami hidup bersama mer- Baramo nulang….” Suara saya terpatahkan tangis. eka. Di ruang makan, Ibu memeluk saya
Sesaat kemudian, warga yang telah tanpa kata, hanya terdengar isak tangisnya mengantar kami melanjutkan sisa lirik lagu- saja. Sebisanya beliau memberikan makan- nya dengan sempurna. Seisi ruang tunggu an terakhir sebagai bekal kami menuju tersebut menggaungkan lagu perpisahan. Kendari. Begitu pun Bapak yang terus Saya hanya bisa menundukkan pandangan. berucap, “Jangan lupakan kami di sini.” Setetes air mata jatuh lagi di bumi Wakatobi.
Untuk beberapa menit, saya kembali ke kamar. Seorang diri. Saya terisak melihat ke-
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
KUDA LAUT
FOTO : MUIS BHOJEST
GALERI FOTO : MUIS BHOJEST BERPOSE FOTO : MUIS BHOJEST SNORKLING AI ANT FOTO : MUIS BHOJEST NYIUR DI P
Kirimkan foto koleksi kamu ke redaksi Backpackin Magazine melalui email kami [email protected]
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N BULOK
K E H I D U P A N Y A N G T E R A P U N G
PERTEMUAN LAUT BANDA dan Flores di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, mampu menjadikan kehidupan masyarakat bahari ini terapung. Dalam tenang, laut menopang petak bilik rumah penduduknya, namun dalam sibuk, mereka beraktivitas bertaruh asa di atas lipatan lautan.
Oleh: Arozak Salam | Foto: Arozak Salam dan Muis Bhojest B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N BULOK
Tersebutlah Suku Bajo, se- buah masyarakat yang sebagian besar hidupnya dibesarkan lewat asuhan laut. Tak hanya di Indonesia, keberadaannya juga tersebar di sudut-sudut perairan du- nia seperti di Australia, Filipina, Jepang, Madagaskar, dan Hongkong. Mengacu pada spirit bahari yang ada, mereka pun dikenal dengan reputasi sebagai pelaut ulung yang mampu berkelana dalam jangka waktu berbulan-bulan, untuk bertahan di sela-sela dramatisnya ombak lautan saat mencari tangkapan ikan.
Ketika melaut, mereka hanya men- genal tiga arah mata angin, yaitu Utara, Bara (Barat) dan Selatang (Selatan). Masing-masing arahnya mencakup 120 derajat dan membentuk formasi segi- tiga, lebih luas dibanding cakupan empat penjuru mata angin yang masing-masing mencakup 90 derajat.
Selain pengetahuan navigasi, mer- eka juga dilengkapi perahu kayu, jaring, dan panah tradisional. “Bahkan sebelum James Cook menemukan Benua Aus- tralia, Suku Bajo sudah terlebih dahulu menaklukkannya,” ucap Kepala Desa Mola Samaturu bangga.
Suku Bajo berada di Pulau Wangi- Wangi dan Kaledupa. Ada yang sudah terbawa arus zaman, ada pula yang masih tertahan oleh jangkar kebudayaan. Dapat dikatakan, Suku Bajo yang berada di Desa Mola Samaturu, Pulau Wangi-Wangi. seba- gian besarnya sudah hidup di daratan. Corak
SAAT MELAUT, MEREKA HANYA KENAL TIGA ARAH : UTARA,
BARA (BARAT), SELATANG (SELATAN)
masa kini dapat terlihat dari beberapa rumah berstruktur beton yang menjadi kontras karena lokasinya dikelilingi rumah berbilik kayu. Namun pada tepian desa yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki, ketika jalan beton terganti dengan jembatan kayu, maka di situlah masih tersisa rumah terapung. Wujudnya seperti merdeka dari desakan, karena menghadap lepas ke lautan.
“Dalam satu rumah, bisa dihuni sam- pai tiga kepala keluarga,” Kepala Desa Mola BULOK
Menurut kepercayaan masyarakat, segar hijau, bertuliskan madrasah ibtidai- cincin tersebut bisa dijadikan sebagai alat tolak yah. Masih satu kawasan, di seberangnya bala. “Jika ada seseorang yang ingin meracuni berdiri gagah pula bangunan pendidikan lewat minuman, maka ketika memegang gelas, tingkat SD dan SMP. “Jika pagi hari, anak- cincin ini akan pecah sebagai penanda firasat anak sering memarkirkan perahu kecilnya buruk,” bapak tersebut menuturkan pada saya. di depan pintu kelas ini,” Pak Hamid Kepala
Dari pemaparan Kepala Desa Sampela, Sekolah SD Bajo Sampela menjelaskan. banyak peneliti yang sering singgah ke tem- Beberapa dari mereka ternyata ten- patnya. Biasanya peneliti berdatangan di bulan gah berenang di depan rumah, sungguh riang Juli hingga September, ketika Operasi Wallacea menantang siang. Ada pula yang bermain diadakan tiap tahun. “Ada orang Australia yang bersama anak penyu, bercakap dalam bahasa akhirnya menikah dengan orang sini, karena dia imaji lalu berenang lagi. Menenggelamkan diri sering melakukan kunjungan penelitian,” dia lewat bantuan kaca mata kayu, untuk melihat tertawa dalam kalimatnya sambil menunjuk- kedalaman lautan. Setelah beberapa menit kan rumah orang yang dimaksud, tak jauh dari penyelaman, barulah mereka terapung me- rumah si kepala desa. rentangkan badan, untuk sesaat menikmati Terdapat bangunan kayu yang kehidupan. Kehidupan yang terapung.
Samaturu berujar. Maka tak heran, ramai
KEPERCAYAAN MASYARAKAT,
terlihat bersahaja dengan corak dinding orang terasa ketika memasuki daerah pemu-
CINCIN TERSEBUT DIJADIKAN kiman Suku Bajo tersebut.
SEBAGAI ALAT TOLAK BALA
Lain halnya dengan Suku Bajo di Desa Sampela dan Mantingola yang terdapat di Pulau Kaledupa yang kediaman pen- duduknya masih berada di atas laut. Untuk mata yang produksinya dilakukan di rumahnya akses ke Desa Sampela hanya bisa ditempuh sendiri. Cinderamata yang ada adalah berupa dengan koli-koli (perahu kecil). Sementara cincin dan gelang dengan bahan utamanya untuk menuju Desa Mantingola, terdapat adalah kulit penyu. Bapak tersebut memberi- jembatan kayu yang menyambungkan ke- kan penjelasan bahwa dia biasa menangkap hidupan dengan daratan. penyu untuk mengambil lapisan kulit teratas-
Antar rumah ke rumahnya terdapat nya. Setelah itu, penyu akan dibiarkan lepas jalan setapak dari kayu yang di beberapa bagian bebas. “Kulit penyu kan bisa tumbuh lagi,” telah lapuk. Melintasinya, pengunjung seperti ucapnya dengan nada datar. diminta untuk mengatur langkah supaya tidak
Gelang dan cincin tersebut diganjar terjerembab ke dalam lubang yang menganga. Di dengan kisaran harga Rp 6.000 - Rp 30.000 beberapa sudut persimpangan jalan, bisa ditemu- tergantung ukurannya. Pembuatannya sendiri kan pemandangan wanita Suku Bajo ketika se- terbilang mudah dengan proses awal adalah dang menjaja bergalon-galon air dengan perahu. pengguntingan untuk akhirnya dilakukan teknik
Masih di Desa Sampela, tak jauh dari pengasapan dengan hanya menggunakan rokok rumah kepala desa, terdapat pengrajin cindera- atau lilin, untuk membentuk gelang dan cincin.
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
PENGANAN
Cobalah googling picture dengan sepiring papeda, lalu angkat sambil diputar keyword ‘papeda’. Dengan melihat gam- membuat gulungan. Tapi sebagian orang barnya saja, sudah terbayang seperti apa (yang sudah biasa) memakannya dengan papeda itu, bagaimana cara makannya, diseruput. Biasanya ‘bubur’ papeda dimakan dan biasanya dimakan bareng apa. Dilihat dengan ikan kuah kuning dan ikan. Lazimnya,
Papeda,
sekilas, papeda seperti lem atau bubur ikan kuah kuning dibuat dari ikan tongkol sumsum, tapi sejatinya papeda adalah yang dibumbui dengan kunyit dan jahe.
Kuliner Khas Timur tepung sagu yang dicampur dengan air Segar dan sedap.
panas sambil diaduk. Papeda paling mudah ditemukan Cara makan papeda adalah dengan di Papua dan Maluku. Seorang sahabat sumpit. Sepasang sumpit ditusukkan ke di Makassar (kota terbesar di Sulawesi) mengaku kesulitan menemukan papeda. “Kalau kapurung banyak,” katanya.
DILIHAT SEKILAS SEPERTI LEM Kapurung adalah makanan yang
masih sebangsa dengan papeda, sama-sa-
TAPI SEJATINYA PAPEDA
ma berbahan sagu. Bedanya, kalau papeda
ADALAH TEPUNG SAGU
biasanya hanya dicampur dengan ikan kuah kuning, sementara kapurung cam- SERING SEKALI MASYARAKAT daerah meman- purannya adalah sayur, ikan, dan daging. faatkan sumber alam di daerahnya sebagai sum- ber pangan. Banyak padi, ya makan beras. Banyak keladi, ya makan keladi. Begitu juga ketika banyak sagu, ya jadinya makan sagu. Itu yang terjadi di banyak daerah di Indonesia Timur. Salah satu yang khas adalah papeda.
Oleh : Muhammad Iqbal | Foto: Istimewa B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
I PROFIL
IWAN SUNTER B E R T U A L A N G U N T U K R E N O V A S I H A T I
Jadilah saya ke Sunter dan menemukan Iwan sedang bantu-bantu mengangkut barang dari truk ke pasar. Hidup Iwan terbilang seder- hana, tapi tidak dengan pengalaman hidupnya.
Bang, abang kan tiap tahun ada aja rencana jalan, anak istri gak ngomel bang?
Enggak, biasa aja. Ditinggal kan juga gak ditinggal gitu aja, udah disiapin lah. Kita punya siasat. Kalau lagi gak jalan, ada tabun- gan mati, uang itu yang saya tinggalin buat anak. Itu udah dari saya masih bujangan. Dia (istri) sudah tahu.
Kalau lagi jalan yang biasanya sampai berbulan-bulan, isi tas abang apa aja sih?
Kalo kayak pas jalan kaki Jakarta- Semeru (2011), Itu pake daypack. Gak bisa isi banyak. Bukannya saya belagu. Minim banget.
Saya gak bawa jaket, gak bawa sleeping bag, gak bawa tenda. Jadi modalnya cuma sarung, kaos kaki, sama fly sheet, kain lebar yang bisa jadi bivak. Kalo orang yang gak ngerti gunung, bilang belagu banget Iwan. Tim SAR juga bilang, nyusahin. Tapi kan saya sudah pelajari karakter Semeru. Kalo jalan kaki itu kan bagus- nya enteng, jadi gak perlu bawa banyak.
Kalo yang sepedaan dari Ho Chi Minh (Vietnam) ke Jakarta (2012) itu pake pamier, yang kayak tukang pos, ada di kanan kiri. Isinya ya pasti baju, perlengkapan masak, perlengkapan mandi, sama logistik. PERTAMA KALI SAYA kenal Iwan Sunter setelah mem- baca sebuah majalah di tahun 2007. Dari tulisan itu, Iwan pernah bersepeda sampai Sabang PP. Saya pikir, Sunter gak jauh-jauh amat, sambang lah sebentar.
Dia pasti punya banyak cerita seru.
Oleh : Muhammad Iqbal | Foto: Iwan Sunter.doc
PROFIL Pengalaman pertama itu kapan ke mana? 2005 naik sepeda ke Rinjani, Lombok.
Sepeda bawa ke puncak Rinjani. Sepeda di- goes terus, gak boleh naik truk. Waktu itu niat utamanya Rinjani, tapi dapat bonus: Gunung Agung, Argopuro, Lamongan, sama Gunung Sumbing. Di empat bonus itu sepeda taro di kaki gunung, terus mendaki pake kaki.
Nginap dan makan biasanya gimana?
Kalo naik sepeda, kalo belum masuk kota besar, nginep di kantor polis atau pom bensin. Masjid jarang. Tapi kalo udah masuk kota besar, saya masuk mapala. Tapi karena
HIDUP TANPA
udah sering jalan kan banyak kenal, jadi ke dunia sepeda, banyak orang yang ngakunya Rencana berikutnya mau ke mana? tempat teman. keliling Indonesia, bagi saya pengemis karena Enam tahun ke depan udah ada ren-
PETUALANGAN
Pom bensin cari yang 24 jam, yang ramai dia cari uang, ke kantor Bupati, kantor Wa- cana. 2013 mau lari Jakarta-Surabaya. 2014
ADALAH NOL
terus. Kalo di kantor polisi banyak pertanyaan. likota, kantor Pangdam. Kadang ada yang nekat mau pendakian 5 gunung naik sepeda, di Jawa Ditanyaain ngalor ngidul. Kadang polisi kan rese. berangkat bawa 200 ribu, tapi pulangnya bisa dulu. 2015 mau naik sepeda dari Makassar-
Makannya kadang masak sendiri beli dua motor bebek. Mamuju-Palu, terus nyeberang ke Kalimantan kadang beli. Kalo lagi gak ada duit masak Bohong kalau ada orang yang bilang Timur, susur sampai Pontianak. 2016 naik melulu, belanja jarang. Bawa nesting. Masak udah sepedaan keliling Indonesia. Satu orang sepeda dari Pontianak ke Kinabalu. 2017 main mie biasa aja, kadang pake masako, telor. pun gak ada yang keliling Indonesia, karena roller blade Jakarta Surabaya PP. Tapi urut-uru-
Papua gak nyambung dari Sorong ke Merauke. tannya bisa dibalik. Dari dulu saya mau main
Dalam perjalanan, siapa yang biasanya pal- roller blade, tapi belum mampu beli. ing abang kangenin?
Dari sisi psikologi, apa efek positif perjala-
Anak. Kadang naik sepeda kebawa nan yang abang lakukan? Cita-cita abang yang belum kesampaian? pikiran. Lihat anak kecil di jalan, kepikiran anak Setiap perjalanan yang saya lakukan Saya pengen ndaki gunung es di lagi ngapain ya. Tapi yang pasti di jalan saya adalah renovasi hati. Semua perjalanan luar negeri. Minimal Kilimanjaro di Tanzania termasuk petualang yang cengeng. Denger untuk mengubah kebijakan diri kita. Kita sama Mount Cook di Selandia Baru. Penasa- lagu bisa nangis di jalan. Nginget tentang ke- harus bisa merubah diri kita. Terus per- ran, karena pengen rasain juga gunung es. hidupan, kesunyian, kadang tentang kematian. baiki. Dulu saya sama orang gak peduli, sekarang mendingan. Begitulan Iwan. Ia mengajari kita
Pernah dapat pemberian yang wah gak dari
bahwa hidup sederhana bukan selalu men-
orang yang gak dikenal di jalan? Sampai kapan abang akan terus jalan begini? jadi batas untuk bertualang. Bertualang Wah, gak pernah ada. Kadang kalo Perjalanan bagi saya gak akan per- untuk merenovasi hati.
orang simpati ada kasih uang, tapi gak banyak. nah selesai, karena hidup tanpa petualangan Saya anti mampir ke Bupati. Jadi gini, dalam adalah nol. Gak akan pernah pensiun.
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
Adventure
Live Love
FACEBOOK.TWITTER.ISSUU
Adventure J O I N U S .
L E T ’ S C L I C K T H E B U T TO N
KOMUNITAS JIHAN, SEORANG MAHASISWI di Bogor,
INDONESIA
mendapat kabar bahwa Minggu depan Bogor Berkebun, komunitas yang diikutinya, akan ‘meng-
BERKEBUN
garap’ kebun kosong di daerah Cijeruk (sekitar
Oleh : Muhammad Iqbal | Foto: IndonesiaBerkebun.doc
sejam dari Kota Bogor). Bogor Berkebun adalah semacam cabang Indonesia Berkebun, sebuah komunitas yang berkeinginan kuat untuk men- ciptakan lahan hijau di tengah kota.
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N KOMUNITAS
Seperti biasa, Jihan dan teman-temannya akan membersihkan ilalang, tapi yang ini banyak dilakukan ‘mamang-mamang’ bayaran. Waktu di Cijeruk, sayuran yang ditanam adalah kangkung. “Tadinya mau nanam bayam tapi gagal karena bibitnya kabur keseret hujan,” kata Jihan, “Dita- nam di mana tumbuh di mana.”
Ya begitulah. Jangan sangka semua anggota ngerti cara menanam. Sambil nanam sambil belajar. Lagipula, lebih diutamakan adalah para anggota tertular untuk senang berkebun dan matanya gatal kalau lihat lahan kosong. Jadi penekanannya bukan ke bisnis.
Namun memang ada juga yang su- dah mendulang rupiah dari kegiatan berke- bun tersebut. Jakarta Berkebun misalnya. Ia sudah bisa menjual hasil kebunnya kepada pihak ketiga, seperti hotel dan restoran. Tapi tetap tujuan utamanya bukan mencari uang.
Kebun yang baru ditanam butuh perhatian ekstra. Makanya, setiap project ada yang namanya wali kebun. Dia yang bertang- gung jawab setelah kebun tertanam. Kalau diperlukan semacam penjaga kebun, dia yang mencarikan. Pengadaan pupuk (kalau perlu), persiapan panen, itu menjadi tang- gung jawab wali kebun.
Setelah ditanam, dirawat, lalu yang paling ditunggu-tunggu adalah panen. Karena dalam panen biasanya ada makan-makan, termasuk makan hasil panen. Ada yang membawa kompor. Ada yang modalin nasi. Tidak sedikit juga yang hanya modal perut. Saat panen adalah saat ketika hawa komunitas begitu terasa.
Ridwan Kamil waktu itu, Oktober 2010, memulainya lewat jejaring sosial. Sekelompok orang kemudian berkumpul menyusun kon- sep urban farming untuk Kota Jakarta. Urban farming adalah berkebun atau bertani dengan memanfaatkan lahan yang menganggur.
Media dan banyak lembaga mencium ses- uatu yang baru dan unik dalam ide urban farming- nya Indonesia Berkebun. Maka dengan cepat komunitas ini ‘membuka cabang’ di banyak kota di Indonesia. Google Inc lantas memberi penghargaan kepada Indonesia Berkebun sebagai “Web Heroes”.
Walau sudah melangit, Indonesia Berkebun dan cabang-cabangnya tetap wel- come dengan orang-orang baru yang punya semangat sama, yang suka berkebun, yang suka memulai perubahan dari diri sendiri dan dari lingkungan terdekat.
Karena sudah mengakar, maka bisa jadi kota yang ingin kita singgahi untuk jalan-jalan adalah salah satu kota yang ada dalam lingkup Indonesia Berkebun. Siapa tahu jadwalnya pas dengan kegiatan berkebun mereka. Jalan-jalan tentu bisa berasa lebih dari biasanya.
Indonesia Berkebun bisa dideteksi ke- giatannya lewat www.indonesiaberkebun.org atau twitternya @idberkebun. Mau langsung ke cabang-cabangnya juga boleh: Jakarta (@JktBerkebun), Universitas Indonesia (@ CampUIBerkebun), Sukabumi (@SmiBerke- bun), Batam (@BatamBerkebun), Pekanbaru (@PkuBerkebun), Banjarmasin (@BjmBerke- bun), Kebumen (@KebumenBerkebun), Samarinda (@SmdBerkebun), Madiun (@ MadiunBerkebun), Bekasi (@BekasiBerke- bun), Makasar (@MksrBerkebun).
AKAR IDE
Selamat berkebun...
JANGAN SANGKA SEMUA ANGGOTA NGERTI CARA MENANAM SAMBIL NANAM SAMBIL BELAJAR
AKSESORIS g e l a y u t a n d i H a m m o c k
MENIKMATI PANTAI PALING asik salah satunya sambil tiduran. Kalau tiduran di atas pasir, pasti kotor. Mau bawa tikar, backpack ga cukup. Paling ringkas mending bawa Hammock.
Hammock adalah tempat tidur gantung yang biasanya terbuat dari kain panjang, atau jaring- jaring tali yang kedua ujungnya diikatkan ke pohon hingga menggantung dan cukup kuat untuk mena- han beban satu orang di atasnya.
Membawa hammock sama sekali tidak merepotkan karena dapat dilipat, sama halnya seperti membawa baju. Praktis dan tidak berat. Sekarang su- dah bisa kita beli dengan mudah secara online, baik di forum jual beli, maupun toko online. Harga hammock beragam tergantung bahan, namun umumnya tidak lebih dari Rp 200.000.
Jenis hammock berbahan kain memberikan kenyamanan lebih ketimbang hammock dengan bahan tali. Selain itu, kalau kita tertidur di hammock dengan bahan jaring-jaring tali, siap-siaplah diter- tawakan karena jaring-jaringnya akan terjiplak di wajah dan badan kita.
Setelah ada di atas hammock, aktivitas apapun yang kamu lakukan di sana akan terasa keren. Misalnya baca buku, minum es kelapa, seke- dar tiduran, atau beneran tidur. Sampai ketiduran lalu ngilerpun, tetap akan terlihat keren di atas hammock! Apalagi ditambah aksesori kacamata hitam. Lengkap sudah. Yuk, mulai selipkan hammock di ranselmu.
F O T O : I S T I M E W A B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N
TIPS & TRIK
WAKATOBI, ATAU TEMPAT wisata berbasis bawah laut lainnya, biasanya memiliki banyak sekali dive operator yang kadang membingungkan, ter- utama bagi pemula. Kelihatannya sama-sama ba- gus, tapi ternyata mengecewakan. Mudah-mudah- an tips-tips di bawah ini bisa membantu:
1. CARI DIVE OPERATOR BERALAT LENGKAP
Alat-alatnya lengkap seperti wetsuit, alat dasar selam, compressor dan ada pemandu yang bersertifikat dive master/instruktur dive, supaya gak perlu ke beberapa dive operator.
2. PUNYA KAPAL/BOAT
Kalau bisa, pilih dive operator yang me- miliki kapal/boat khusus diving supaya kegiatan penyelaman lebih mudah.
3. CEK MASKER
Kebersihannya, kejernihannya, dan voging (berembun) atau tidak, karena mempengaruhi ke- nyamanan menikmati keindahan bawah laut.
4. CEK REGULATOR DAN BCD
Cek regulator dan BCD (Bouyancy Compensators), bocor atau tidak. Harus cari BCD yang pas atau nyaman pada tubuh kita agar nya- man saat melakukan penyelaman dan menjadi lebih mudah dalam menyeimbangkan tubuh.
5. CEK OKSIGEN DALAM TABUNG SELAM
Oksigen yang benar itu tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa pedas pada saat di hisap.
6. GUNAKAN PEMBERAT SESUAI UKURAN BERAT BADAN
Kalau berat badannya di bawah 50kg, berarti cukup menggunakan dua pemberat saja. Kalau di atas 60kg, berarti harus menggunakan tiga pemberat atau lebih. Intinya sesuaikan de- ngan berat badan kita, jangan terlalu kurang dan jangan terlalu banyak, harus pas.
Oleh : Muis Bhojest F O T O : I S T I M E W A
Mencari dive operator handal
ONE STOP INFORMATION
B A C K P A C K I N B A C K P A C K I N RESENSI
TRAVEL WRITER ADALAH pahlawan pro- mosi tempat wisata. Belitong yang tadinya sepi sekarang tiap weekend orang ramai ke sana. Andrea Hirata punya andil besar me- majukan pariwisata Belitong.
Cara begini juga dilakukan kakak beradik Cayi dan Gelbo untuk Raja Ampat dan Sorong. Mereka hanya enam hari di Sorong tapi dalam bukunya seperti tidak ada yang terlewat. Semua informasi yang diperlukan orang untuk ke Raja Ampat dan Sorong, ada di sini. Komplit, plit, plit!
Mulai dari karakteristik Raja Ampat dan Sorong, cara ke sananya gimana, waktu yang paling pas, para operator diver, spot-spot yang recommended buat diving, makanan khas, dan segala tempat penginapan lengkap dengan con- tact person-nya.
Kita dikasih tahu bahwa masuk Raja Ampat itu bayar, yaitu Rp 250 ribu untuk wi- satawan lokal dan Rp 500 ribu untuk wisa- tawan mancanegara. Nanti dikasih semacam pin pengenal yang itu berlaku setahun. Kita juga dikasih tahu bahwa malaria itu sangat riskan di sana, jadi lebih baik minum obat anti malaria sebelum berangkat.
Raja Ampat terkenal dengan pan- orama bawah lautnya. Cayi sempat tertipu melihat koloni ikan, dia kira rumput laut, eh ternyata ikan. Gelbo, waktu di Wayag, tiba- tiba mengurungkan niatnya untuk snorkeling karena melihat sirip-sirip ikan hiu. Hiii....
Cayi punya cerita sendiri di Wayag. Ia berhasil mendaki sampai puncak karang Wayag setelah mendaki, merayap, atau apa- pun namanya, semacam pulau karang yang curam dan tajam. High risk high gain.
Sampai di puncak pandangan meluas seantero Raja Ampat. Gradasi air laut yang begitu memukau dan pulau-pulau karang yang berteba- ran, seakan membuat letih dan goresan-goresan karang yang memenuhi tubuhnya tidak ada apa-apanya dibanding pemandangan dari bukit Wayag. Alhamdulillah, Cayi masih mau turun dan menulis buku ini bersama Gelbo.
ke Raja Ampat dan Sorong Judul: Lost in Raja Ampat & Sorong Penulis: Cayi & Gelbo Jumlah Halaman: 146 Halaman Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Harga: Rp 45.000,-
Oleh : MUHAMMAD IQBAL
JEDA
Belawan, saya ketemu puluhan becak berupa sepeda ontel yang ditempeli tempat duduk. Semuanya sepeda ontel dan mayoritas dari me- reka mengecatnya dengan warna-warna meriah.
Saya temui model serupa di Gunung Sitoli (Pulau Nias). Sepeda ontel yang
becak
ditempel dengan semacam gan- dengan masih banyak ditemui, tapi
K e r e t a Ta k B e r k u d a
lebih berfungsi sebagai angkutan barang (termasuk babi). BAGI MASYARAKAT DI Pulau Jawa, definisi becak adalah
Becak motor sepeda tak bermesin yang bagian depannya ditempel den- terkadang digu- gan semacam tempat duduk yang bisa diisi oleh dua orang nakan untuk dewasa. Pengemudinya ada di belakang. Tapi becak di muatan yang
Jawa, berbeda dengan di Sumatera, terutama pengemudi- berlebihan, nya yang berada di samping. seperti yang
Oleh: Muhammad Iqbal | Foto: Muhammad Iqbal
saya lihat di Rantau Per- apat. Sekitar F O T O : I S T I M E W A sepuluh siswa SD
Becak punya definisi yang berbeda bagi naik ke atas sebuah masyarakat Sumatera Utara. Kota Medan men- betor. Sadar difoto, mereka langsung tersenyum, genal yang namanya betor (becak motor), yaitu dan melambaikan tangan. sepeda motor yang bagian sampingnya ditempeli