Perkembangan Kebutuhan Pokok Manusia tentang

MAKALAH MATA KULIAH DASAR-DASAR ILMU ALAM
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
Disusun oleh : Dwi Nur Fajriati
NIM : 14416241029

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa hidup tanpa
bantuan orang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam pemenuhan
kebutuhan manusia, dapat diukur skala prioritas kebutuhan apa saja yang harus
dipenuhinya lebih dulu. Manusia mengenal tiga pengelompokan kebutuhan yang harus
dipenuhinya, yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang wajib atau harus terpenuhi. Kebutuhan
sekunder merupakan kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi,
dan harus tetap dipenuhi agar kehidupan manusia berjalan lebih baik. Sedangkan
kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer dan
sekunder terpenuhi.
Kebutuhan primer sendiri terdiri dari sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan ini

harus dapat terpenuhi, karena jika tidak maka manusia akan mengalami kesulitan dalam
hidupnya. Sandang, pangan, dan papan selalu berkembang seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kebutuhan primer?
2. Bagaimana perkembangan teknologi sandang, pangan, dan papan di Indonesia?
3. Bagaimana dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi dalam sandang,
pangan, dan papan?
4. Bagaimana upaya yang harus dilakukan dalam menghadapi perkembangan teknologi
sandang, pangan, dan papan?

C. Tujuan
1. Untuk memahami apa kebutuhan primer.
2. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan teknologi sandang, pangan, dan
papan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui dan memahami dampak positif dan negative teknologi sandang,
pangan, dan papan di Indonesia.
4. Untuk mengetahui dan memahami upaya-upaya yang harus dilakukan dalam
menghadapi perkembangan teknologi sandang, pangan, dan papan.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang yang wajib atau harus terpenuhi oleh manusia
agar manusia dapat mempertahankan hidupnya. Kebutuhan primer disebut juga
kebutuhan alamiah. Kebutuhan primer sendiri terdiri dari sandang, pangan, dan papan.
Kebutuhan ini harus dapat terpenuhi, karena jika tidak maka manusia akan mengalami
kesulitan dalam hidupnya.
Kebutuhan primer terdiri dari sandang, pangan, dan papan. Sandang disebut juga pakaian,
pangan adalah asupan berupa….
Untuk bisa bertahan hidup, manusia harus makan, minum. Manusia juga membutuhkan
pakaian untuk menutup aurat dan juga untuk melindungi dari udara dingin atau panas
matahari. Selain itu, manusia juga memerlukan tempat tinggal untuk melindungi dari
hujan, panas matahari, maupun gangguan binatan buas, dan untuk tempat beristirahat.
B. Perkembangan Teknologi Sandang, Pangan, dan Papan di Indonesia
Perkembangan aspek-aspek kebutuhan primer yaitu sandang, pangan, dan papan tidak
terlepas dari perkembangan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi berpengaruh
terhadap perkembangan teknologi sandang, pangan, dan papan.
a. Perkembangan teknologi sandang
Manusia sebagai mahluk susila memerlukan pakaian. Manusia pada zaman purba

pada awalnya tidak mengenal pakaian, namun karena perkembangannya manusia
sudah memiliki inisiatif untuk menggunakan kulit kayu atau daun-daun sebagai
penutup tubuh dan pelindung dari udara panas dan dingin. Pada awalnya pakaian
yang hanya dikenakan untuk menutupi aurat saja, kemudian pakaian juga berfungsi
melindungi diri dari sengatan panas dan dingin. Sekarang, pakaian berfungsi lebih
luas lagi, yaitu untuk kenyamanan dengan menciptakan jenis pakaian yang sesuai
dengan kebutuhan misalnya pakaian tidur, pakaian olah raga, pakaian kerja dan trend,
bahkan sekarang orang beranggapan bahwa pakaian dapat menunjukan status sosial
pemakainya.

Kebutuhan manusia yang makin meningkat juga mendorong manusia untuk
menciptakan teknologi yang dapat meningkatkan mutu dan jenis bahan pakaian.
Sekarang manusia tidak hanya mengandalkan serat-serat alami untuk membuat bahan
pakaian, tetapi dapat juga membuat serat-serat sintetis seperti tetoron, dakron, tetrek,
poliester, polipropelen, polietilen yang terdapat di toko pakaian, ekonomi, dan lebih
kuat dari pada bahan pakaian yang dibuat dari serat alam seperti kapas, sutera, dan
sebagainya. Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan
sebagainya.
Baik pada abad yang lalu maupun masa kini ilmu pengetahuan alam dan teknologi
telah menolong manusia dalam pengadaan sandang berupa mesin-mesin tekstil.

Dengan teknologi itu orang tidak perlu menunggu terlalu lama hasil dari tanaman
kapas. Dengan serat-serat sintetis itu orang dapat membuat serat secara besar-besaran
dalam waktu yang singkat.
b. Perkembangan Teknologi Pangan
Teknologi pangan adalah aplikasi dari ilmu pangan untuk sortasi, pengawetan,
pemrosesan, pengemasan, distribusi, hingga penggunaan bahan pangan yang aman
dan bernutrisi. Dalam teknologi pangan, dipelajari sifat fisis, mikrobiologis, dan
kimia dari bahan pangan dan proses yang mengolah bahan pangan tersebut. Beberapa
proses terkait pemrosesan bahan pangan telah memberikan kontribusinya di bidang
teknologi pangan, terutama pada rantai produksi dan suplai pangan. Pengembangan
tersebut misalnya:
- Pembuatan susu bubuk telah menjadi dasar untuk pembuatan berbagai produk
baru dari benda cair dan semi cair yang dapat diseduh setelah dikeringkan
menjadi padatan berbentuk serbuk. Hal ini juga yang menjadikan proses distribusi
-

susu menjadi lebih efisien dan cikal bakal berkembangnya industri susu formula.
Dekafeinasi untuk kopi dan teh, namun lebih banyak digunakan pada biji kopi
demi mengurangi kadar kafein pada kopi. Biji kopi kering diproses menggunakan
uap hingga kadar airnya menjadi sekitar 20%. Panas diberikan untuk memisahkan

kafein dari biji kopi ke permukaan kulitnya. Lalu pelarut diberikan untuk
memindahkan kafein dari biji kopi. Hingga tahun 1980an, pelarut yang digunakan
adalah pelarut organik.

-

Pengembangan program pemerintah yang meliputi varitas unggul, pupuk
perstisida, pola tanam dan pengairan. Varitas unggul merupakan pilihan utama

-

dari biji yang pada penanaman diharapkan akan diperoleh buah yang unggul pula.
Teknologi penjaringan serta teknologi up welling dalam menangkap ikan..
Teknologi dalam penyediaan protein, di samping teknologi inseminasi, pembuatan
protein dari hidrokarbon dan juga dimungkinkan penggunaan teknologi antariksa

dalam penyediaan pangan di bumi.
Usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan biasanya dilakukan dengan cara
ekstensifikasi yaitu dengan memperluas lahan pertanian, dan dengan intensifikasi,
yaitu dengan meningkatkan mutu melalui bibit unggul, cara penggarapan yang lebih

baik, pemeliharaan tanaman yang lebih teliti dan pengolahan pasca panen yang lebih
sempurna. Dengan memanfaatkan teknologi yang makin berkembang, manusia dapat
menciptakan bibit unggul dengan teknik radiasi, rekayasa genetika, dan sebagainya.
c. Perkembangan Teknologi Papan
Pada jaman praaksara, manusia puba hidup nomaden atau berpindah-pindah dan
tinggal dalam gua-gua. Hingga pada jaman batu tengah, manusia mulai menunjukan
ketertarikan untuk hidup menetap di perkampungan. Mereka membangun rumahrumah sedrhana yang layak dihuni.
Dalam masa tradisional pembuatan rumah sangat tergantung pada bahan-bahan yang
ada di sekitarnya. Misalnya di daerah pegunungan atap dibuat dari ijuk, di daerah
pantai dari daun rumbia, di daerah yang kaya akan kayu, seperti di kalimantan, orang
membuat atap dari sirap, di Toraja memakai bambu, sedangkan di Nusa Tenggara
mengunakan ilalang.
Sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan manusia akan tempat tinggal,
terutama di kota-kota besar, di mana lahan untuk pembangunan rumah semakin
sempit, maka manusia berusaha membuat rumah bertingkat dan menggunakan bahanbahan bangunan yang makin ditingkatkan kualitasnya.
Fungsi rumah juga tidak lagi hanya sekedar untuk bertahan diri dari cuaca ataupun
sebagai tempat berlindung dari serangan binatang buas, tetapi sudah merupakan
tempat tinggal yang memenuhi rasa kenyamanan dan keindahan. Bahkan pada masa
sekarang, rumah seringkali dijadikan sebagai penentu status sosial.
Seiring perkembangan teknologi, manusia menyempurnakan tempat tinggalnya

dengan cara berupa pembangunan bangunan-bangunan tinggi bertingkat, bahkan

untuk mencapai puncaknya orang tidak perlu melewati tangga langkah demi langkah,
namun cukup memakai lift.
C. Dampak Positif dan Negatif Perkembangan Sandang, Pangan, dan Papan di Indonesia
a. Dampak Positif
1. Dalam sektor sandang, yaitu diketemukanya bahan pakaian galian seperti hasil
sulingan batu bara dan minyak bumi (poliester, polipropelen, polietilen) dengan
proses pembuatanya yang tidak terlalu lama dan lebih ekonomis.Teknologi
informasi yang berkembang, juga mempercepat kita untuk mengakses trend atau
model pakaian saat ini. Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti
penggunaan zat azo dan sebagainya.
2. Perkembangan IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya
pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam
peningkatan produktivitas melalui penerapan varitas unggul, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan pengairan. penggunaan
hormon tumbuhan yang mampu mampu mengacu tumbuhnya daun, bunga atau
buah lebih lebat dan lebih cepat. Dan penggunaan mekanisasi pertanian juga
membantu manusia dalam mengolah lahan dan memungut hasil panen dengan
lebih cepat.

3. Untuk memperoleh produksi ikan yang dapat dipasarkan, orang mempergunakan
keramba di sungai atau di danau. Untuk menghindari pembusukan dijalankan
teknologi penjemuran di panas matahari sehingga diperoleh ikan kering, atau
diberi garam sehingga diperoleh ikan asin. Teknologi modern mempergunakan
kaleng sebagai sarana pengawetannya selalu tahan lama dan baunya tidak
mengganggu lingkungan. Teknologi modern mempergunakan kaleng sebagai
sarana pengawetannya selalu tahan lama dan baunya tidak mengganggu
lingkungan.
4. Teknologi papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang
perencanaan seperti city planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan
sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan penduduk. Awalnya bahan
pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial
untuk mengatasi kekurangan kayu. Untuk mengatasi kekurangan akan lahan
dikembangkan teknologi gedung bertingkat, pembentukan pulau-pulau baru,
bahkan tidak menutup kemungkinan pemukiman ruang angkasa.

b. Dampak Negatif
1. Penggunaan pakaian galian seperti Nylon dan polyester dibuat dari petrochemical,
menghasilkan polusi bagi lingkungan disekitarnya. Bahan-bahan itu termasuk
non-biodegradable atau tidak mudah terurai sehingga sulit didaur ulang. Selain

itu, zat pewarna tekstil yang tidak diolah secara benar akan mencemari
lingkungan.
2. Penggunaan teknologi pada lahan pertanian yaitu penggunaan racun pemberantas
hama, ternyata dapat pula membunuh hewan ternak, meracuni hasil panen dan
pada akhirnya meracuni manusia itu sendiri. Penggunaan pestisida dalam
pemberantasan hama juga dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.
3. Pembangunan permukiman yang tidak terkontrol akan menimbulkan pemukiman
kumuh, kemacetan lalu lintas maupun banjir. Apalagi jika dalam pembangunan
bangunan tidak memperhatikan AMDAL.
4. Pohon-pohon yang relatif muda yang seharusnya tidak boleh dibabat, sehingga
menimbulkan akibat berantai, mulai dari erosi, pendangkalan sungai, kematian
sumber air, kemerosotan kesuburan tanah, banjir dan selanjutnya rantai itu sampai
pada kesengsaraan manusia itu sendiri yang sebenarnya tidak ikut secara langsung
menikmati hasil hutan itu.
5. Penangkapan ikan dengan bahan peledak dapat merusak keestarian hidup ikan dan
terumbu karang lainnya.
6. Banyaknya pembangunan menyebabkan berkurangnya lahan hijau sehingga lahan
yang seharusnya dipergunakan untuk menanam tumbuhan telah didirikan
diatasnya gedung – gedung.
D. Upaya Dalam Menghadapi Perkembangan Teknologi Sandang, Pangan, dan Papan

Dalam menghadapi perkembangan teknologi sandang, pangan, dan papan manusia harus
lebih bijaksana dalam bertindak dan dalam mengelola alam. Beberapa upaya yang
dilakukan manusia dlam menghadapi perkembangan teknologi sandang, pangan, dan
papan yaitu:
1. Menemukan cara pemupukan yang tepat serta digunakannya bakteri yang sanggup
memperkuat tanaman dan ramah lingkungan.
2. Menggunakan energy alternative dalam melakukan proses produksi di kawasan
industry dengan tujuan mengurangi pencemaran udara dan tanah.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

Konstruksi Media tentang Kontroversi Penerimaan Siswa Baru di Kota Malang (Analisis Framing pada Surat Kabar Radar Malang Periode 30 Juni – 3 Juli 2012)

0 72 56

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PEMBENTUKAN CITRA POSITIF RUMAH SAKIT Studi pada Keluarga Pasien Rawat Jalan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tentang Pelayanan Poliklinik

2 56 65

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98

Rancangan media informasi tentang makanan tradisional Peyeum Bandung

5 77 1

Pembangunan Aplikasi Augmented reality Sistem Eksresi Pada Manusia Dengan Menggunakan Leap Motion

28 114 73

Politik Hukum Pembaharuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Kajian Pasal 74 beserta Penjelasannya)

0 1 22