Kondisi Perekonomian Indonesia dalam Pen

Kondisi Perekonomian Indonesia
dalam Pengaruh Ekonomi Global dan Ekonomi Islam
Oleh: Yuli Afriyandi1
A. Pendahuluan
Di tengah terpuruknya kondisi ekonomi global menjadi tantangan sendiri bagi
perekonomian Indonesia. Pemerintah meramalkan perekonomian Indonesia akan tetap
cerah di 2012. Komite Ekonomi Nasional (KEN), Bank Indonesia, IMF, dan Bank
Dunia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 bisa menyentuh 6,7
persen. Hal senada juga disampaikan oleh analis ekonomi PT Samuel Sekuritas
Indonesia, Lana Soelistianingsih, optimistis pertumbuhan ekonomi akan tetap pada
level 6,7 persen pada 2012.2
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia 2012 sebesar 6,3%, jauh di bawah target pemerintah 6,7% akibat
perlambatan ekspor. Namun, lembaga keuangan internasional ini menaikkan proyeksi
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 6,4% dari prediksi sebelumnya
6,2%. Proyeksi pertumbuhan 2011 juga masih lebih rendah dibandingkan target
pemerintah yang sebesar 6,5%.

Laporan World Economic Outlook yang

dikeluarkan IMF menyebutkan pertumbuhan ekonomi emerging countries dan

developing economies tahun depan diperkirakan sebesar 6%, sementara pada semester
I 2011 masih 7%. Adapun pertumbuhan ekonomi global tahun depan diperkirakan
hanya 4% dari semula 4,5%.
Faktanya, data Badan Pusat Statistik per-Juli 2012 menunjukan pertumbuhan
ekonomi pada triwulan I tumbuh sebesar 6,3 %. Data tersebut memang masih belum
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan krisis utang
dan defisit anggaran akut di Yunani membuat goncangan-goncangan ekonomi
terutama di pasar keuangan global, termasuk di Indonesia.
Selain itu ekonomi Indonesia juga didukung oleh sistem keuangan yang relatif
stabil. Indeks stabilitas keuangan tercatat semakin rendah. Hasil perhitungan BI
mencatat indeks stabilisasi sebesar 1,68 pada Oktober 2011, turun dari 2,43 pada
krisis 2008. Di pasar keuangan, Indonesia berpotensi menjadi primadona investasi
tahun 2012, terlebih lagi Fitch pada 15 Desember 2011 lalu menetapkan Indonesia
1Mahasiswa Pascasarjana Ekonomi Islam UII Yogyakarta, Aktif di Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
Yogyakarta
2Viva News.co.id, Kamis 29 Desember 2011

1|Page

masuk dalam kategori peringkat investasi.3 Tantangan ekonomi Indonesia di tahun

2012 justru berasal dari sektor riil didalam negeri. Pasar domestik yang kuat bisa
menjadi relokasi pasar domestik sementara waktu. Tentunya pasar domestik Indonesia
juga menjadi incaran pasar impor terutama dari negara-negara Asia akibat mitra
dagang mereka di Uni Eropa melemah. Akses ke perbankan yang tidak cukup mudah
disertai bunga kredit yang mahal, biaya logistik yang tinggi karena terbatasnya
konektivitas dan tentu saja infrastruktur yang tidak memadai dan masalah akut
korupsi.
Sektor riil yang menjadi tantangan Indonesia di tengah arus gencarnya produkproduk impor, menjadi perhatian khusus. Jika hal ini tidak diperhatikan, bukan tidak
mungkin ekonomi Indonesia akan melemah. Permasalahan inilah yang menjadi
konsen dalam kacamata ekonomi Islam.
Ekonomi Islam dianggap lebih memungkinkan untuk mengatasi problema
ekonomi di bandingkan dengan ekonomi ribawi yang sering menciptakan uang tanpa
memerhatikan apakah uang itu disalurkan pada sektor-sektor produktif atau tidak.
Implikasi dari usaha ini, menciptakan uang dan kemudian menyalurkan pada sektorsektor produktif, adalah akan mendorong naiknya tingkat produktivitas ekonomi
sehingga, pada gilirannya, akan meningkatkan jumlah produk dan jasa yang tersedia
dalam masyarakat.
Melihat permasalahan kondisi ekonomi Indonesia saat ini dalam sudut
pandang ekonomi global serta ekonomi Islam yang akan di ulas dalam makalah ini.
Penulis akan membatasi masalah pada pertumbuhan ekonomi dan permasalahanpermasalahan yang mempengaruhinya.
B. Sistem Ekonomi

1. Sistem Ekonomi Indonesia
Sebelum lebih lanjut memotret kondisi ekonomi Indonesia dalam sudut
pandang ekonomi global dan ekonomi Islam, penting kiranya kita memahami
terlebih dahulu sistem ekonomi yang di anut oleh Indonesia saat ini. Seperti yang
kita ketahui bahwa yang menentukan bentuk suatu sistem ekonomi kecuali dasar
falsafah negara yang dijunjung tinggi, maka yang dijadikan kriteria adalah
lembaga-lembaga, khususnya lembaga ekonomi yang menjadi perwujudan atau
realisasi falsafah tersebut.
3Lana Soelistianingsih, Ekonomi Indonesia 2012 di Tengah Ketidakpastian Global, dalam Kompas, Senin, 16
Januari 2012

2|Page

Pergulatan pemikiran tentang sistim ekonomi apa yang sebaiknya di
diterapkan

Indonesia

telah


dimulai

sejak

Indonesia

belum

mencapai

kemerdekaannya. Sampai sekarang pergulatan pemikiran tersebut masih terus
berlangsung, hal ini tecermin dari perkembangan pemikiran tentang sistim
ekonomi pancasila SEP. Menurut Sri-Edi Suwasono (1985), pergulatan pemikiran
tentang ESP pada hakikatnya merupakan dinamika penafsiran tentang pasal-pasal
ekonomi dalam UUD 1945.4
Secara normatif landasan ideal sistem ekonomi Indonesia adalah Pancasila
dan UUD 1945. Dengan demikian maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem
ekonomi yang berorientasi kepada Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan
moral agama, bukan materialisme); Kemanusiaan yang adil dan beradab (tidak
mengenal


pemerasan

atau

eksploitasi);

Persatuan

Indonesia

(berlakunya

kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam
ekonomi); Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyuat dan hajat
hidup orang banyak); serta Keadilan Sosial (persamaan/emansipasi, kemakmuran
masyarakat yang utama bukan kemakmuran orang-seorang).
Dari butir-butir di atas, keadilan menjadi sangat utama di dalam sistem
ekonomi Indonesia. Keadilan merupakan titik-tolak, proses dan tujuan sekaligus.
Pasal 33 UUD 1945 adalah pasal utama bertumpunya sistem ekonomi Indonesia

yang berdasar Pancasila, dengan kelengkapannya, yaitu Pasal-pasal 18, 23, 27
(ayat 2) dan 34. Berdasarkan TAP MPRS XXIII/1966, ditetapkanlah butir-butir
Demokrasi Ekonomi (kemudian menjadi ketentuan dalam GBHN 1973, 1978,
1983, 1988), yang meliputi penegasan berlakunya Pasal-Pasal 33, 34, 27 (ayat 2),
23 dan butir-butir yang berasal dari Pasal-Pasal UUDS tentang hak milik yuang
berfungsi sosial dan kebebasan memilih jenis pekerjaan. Dalam GBHN 1993 butirbutir Demokrasi Ekonomi ditambah dengan unsur Pasal 18 UUD 1945. Dalam
GBHN 1998 dan GBHN 1999, butir-butir Demokrasi Ekonomi tidak disebut lagi
dan diperkirakan dikembalikan ke dalam Pasal-Pasal asli UUD 1945.5
Landasan normatif-imperatif ini mengandung tuntunan etika dan moral luhur,
yang menempatkan rakyat pada posisi mulianya, rakyat sebagai pemegang
4Aditya Nugroho. Sistem ekonomi Indonesia, dalam http://tugaskuliah-adit.blogspot.com/2011/02/sistemekonomi-indonesia.html /accessed 2 Agustus 2012
5Novita Aprillia, Sistem Ekonomi Indonesia, http://nophitaputri.blog.fisip.uns.ac.id/2011/05/23/artikel-sistemekonomi-indonesia-tugas-kelompok-untuk-memenuhi-mata-kuliah-sistem-ekonomoni-indonesia/ accessed 2
Agustus 2012

3|Page

kedaulatan, rakyat sebagai ummat yang dimuliakan Tuhan, yang hidup dalam
persaudaraan satu sama lain, saling tolong-menolong dan bergotong-royong.
2. Sistem Perekonomian Global
Dari ketiga sistem ekonomi yang ada yakni sistem ekonomi kapitalis, sosialis

dan campuran, pada masa kini perekonomian global lebih mengarah ke sistem
ekonomi kapitalis karena telah mengarah pada ciri-ciri kapitalis. Alasan yang
mendasari adalah pihak swasta diberikan kebebasan yang sebesar – besarnya untuk
mengembangkan dan memperluas usahanya tanpa dibatasi pemerintah.
Dalam sudut pandang yang lain , orang yang mempunyai modal dapat
melakukan apa saja, dengan kata lain uang adalah segalanya. Kita dapat melihat
fakta yang ada bahwa yang menguasai dunia adalah orang – orang yang memiliki
banyak uang. Yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan bertambah
kemikinannya. Itulah sisi terburuk dan terkejam dari Sistem ekonomi Global yang
kapitalis.
Selain itu ekploitasi sumber daya alam yang sebesar – besarnya tanpa
memikirkan efek jangka panjang merupakan ciri sistem ekonomi kapitalis. Dalam
sistem ekonomi kapitalis hanya mengejar keuntungan saja.
Sistem ekonomi mengalami perkembangan, mulai dari sistem ekonomi
tradisonal, modern hingga kapitalis pada zaman sekarang. Perkembangan itu di
pengaruhi oleh pola pikir manusia yang semakin lama manusia ingin bebas dan
tidak mau dibatasi, sama seperti kegiatan ekonomi yang mereka lakukan. Manusia
semakin ingin untuk terlepas dari aturan – aturan pemerintah, oleh sebab itu sistem
kapitalis mengalami perkembangan yang pesat.
Sebagian besar negara di seluruh dunia menggunakan sistem eekonomi

kapitalis, sekalipun negara tersebut mengatakan bahwa sistem ekonominya adalah
campuran, namun faktanya menggunakan sistem ekonomi kapitalis.
Dengan keadaan yang mendukung tersebutlah, sistem ekonomi yang sangat
dipercaya, diagung-agungkan dan dipakai adalah sistem ekonomi kapitalis, yang
berkuasa akan semakin berkuasa, dan yang lemah akan tetap lemah, apakah yang
akan terjadi jika kita terus menganut sistem ekonomi kapitalis?
3. Sistem Ekonomi Islam
Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang mandiri, oleh karenanya
Islam mendorong kehidupan sebagai kesatuan yang utuh dan menolong kehidupan
seseorang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, yang
4|Page

individu-individunya saling membutuhkan dan saling melengkapi dalam sekema
tata sosial, karena manusia adalah entitas individu sekaligus kolektif.
Pada dasarnya sistem ekonomi Islam berbeda dari sistem-sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis; dan dalam beberapa hal, merupakan pertentangan antara
keduanya dan berada di antara kedua ekstrim tersebut. Sistem ekonomi Islam
memiliki kebaikan-kebaikan yang ada pada sistem ekonomi kapitalis dan sosialis,
tetapi bebas daripada kelemahan yang terdapat pada kedua sistem tersebut.
Hubungan antara individu dalam sistem ekonomi Islam cukup tersusun sehingga

saling membantu dan kerjasama diutamakan dari persaingan dan permusuhan
sesama mereka. Untuk tujuan tersebut, sistem ekonomi Islam bukan saja
menyediakan individu kemudahan dalam bidang ekonomi dan sosial bahkan juga
memberikan mereka juga pendidikan moral dan latihan tertentu yang membuat
mereka merasa bertanggung jawab untuk membantu rekan-rekan sekerja dalam
mencapai keinginan mereka atau sekurang-kurangnya tidak menghalangi mereka
dalam usahanya untuk hidup.6
Tujuan sistem perekonomian Islami, seperti halnya sistem ekonomi lainnya,
adalah perwujudan efisiensi dan keadilan dalam alokasi serta pendistribusian
sumber daya dimana ia juga mengakui peran keuatan pasar dan kebebasan
individu. Akan tetapi ia juga mengakui kemungkinan dampak yang merugikan dari
pasar yang benar-benar tidak di atur pada berbagai macam lapisan masyarakat,
khususnya yang miskin dan lemah.7
Ada tiga prinsip dasar yang menyangkut sistem ekonomi syariah menurut
Islam:
1. Tawhid, Prinsip ini merefleksikan bahwa penguasa dan pemilik tunggal atas
jagad raya ini adalah Allah SWT.
2. Khilafah, mempresentasikan bahwa manusia adalah khalifah atau wakil Allah
di muka bumi ini dengan dianugerahi seperangkat potensi spiritual dan mental
serta kelengkapan sumberdaya materi yang dapat digunakan untuk hidup

dalam rangka menyebarkan misi hidupnya.

6Afzalur Rahman, 1995. Doktrin Ekonomi Islam, Jilid 1. (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf), hal. 10.
7Muhammad Ayub, 2009. Understanding Islamic Finance, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), hal. 49.

5|Page

3. ‘Adalah, merupakan bagian yang integral dengan tujuan syariah (maqasid alSyariah). Konsekuensi dari prinsip Khilafah dan ‘Adalah menuntut bahwa
semua sumberdaya yang merupakan amanah dari Allah harus digunakan untuk
merefleksikan tujuan syariah antara lain yaitu; pemenuhan kebutuhan (need
fullfillment), menghargai sumber pendapatan (recpectable source of earning),
distribusi pendapatan dan kesejah-teraan yang merata (equitable distribution of
income and wealth) serta stabilitas dan pertumbuhan (growth and stability).
Adapun Empat Ciri / Sifat Sistem Islam:
1. Kesatuan (unity)
2. Keseimbangan (equilibrium)
3. Kebebasan (free will)
4. Tanggungjawab (responsibility)
C. Kondisi Ekonomi Indonesia dalam Bayang-bayang Ekonomi Global dan
Ekonomi Islam

1. Kondisi Makro Ekonomi
Ekonomi makro atau macroekonomics adalah studi tentang ekonomi
secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang
mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar.
Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk
mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang
berkesinambungan.
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara
agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan
nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju
inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.8
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama
sebagai berikut :
8Gustra Arianda, Makro Ekonomi Indonesia, dalam http://payakumbuhh.blogspot.com/2011/05/contohmakalah-ekonomi-makro-di.html/ accessed 3 Agustus 2012

6|Page



Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam
kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan
keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada
sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam
keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada
pada posisi kesempatan kerja penuh.



Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas
di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam
jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.



Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan
tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan
terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya
cenderung memburuk.
Jika kita lihat lebih lanjut, fundamental ekonomi makro Indonesia saat

ini sudah terlihat baik. Hal ini ditandai dengan suburnya iklim investasi di
Indonesia yang menyebabkan permintaan asing meningkat untuk berinvestasi
di Indonesia. Selain itu ekonomi Indonesia saat ini optimis pertumbuhan
ekonomi yang meningkat.dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang
semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada
negara lain. Dengan pendapatan nasional per tahun Indonesia mampu
memberikan kemajuan.ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam
pertumbuhan ekonomi saat ini.salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat
dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama
kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi.
Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat
kita rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Bank Indonesia (BI)
memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan I-2012 masih akan
tumbuh tinggi, yakni di kisaran 6,5 persen. Sehingga, sepanjang tahun ini,
perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh di kisaran 6-6,7 persen.
Adapun faktor yang mempengaruhi makro ekonomi Indonesia saat ini
adalah krisis utang eropa yang menyebabkan melemahnya perekonomian
global. Namun, masa depan perekonomian Indonesia diramalkan tetap cerah
7|Page

kendati melamban ditengah krisis utang Eropa dan melemahnya perekonomian
Amerika Serikat. Setidaknya ini prediksi dari berbagai ekonom dan lembaga
keuangan dunia.9
Pengaruh krisis utang eropa disikapi optimis oleh pemerintah
Indonesia. Pemerintah meyakini dampak krisis utang Eropa tak sampai ke
Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah mematok target pertumbuhan sebesar
6,7% atau lebih besar dari tahun 2011 yang sebesar 6,5%. Pemerintah
optimistis target ini bisa tercapai apalagi setelah lembaga pemeringkat utang,
Fitch Ratings Ltd., mengatrol peringkat surat utang jangka panjang Indonesia
dari level BB+ menjadi BBB- dengan outlook stabil pada 15 Desember lalu.
Fitch memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia
mencapai 6% hingga 2013 mendatang. Lembaga pemeringkat berbasis di New
York dan London ini juga meramalkan, rasio utang pemerintah mengkerut dari
26% pada 2010 menjadi 25% pada akhir 2011.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kondisi perekonomian
Indonesia kuartal pertama 2012 memang menggembirakan. BPS mencatat
pertumbuhan ekonomi mencapai 6,3%. Sebagian besar pertumbuhan ini
ditopang oleh ekspor barang dan jasa sebesar 8,55%. Sumbangan terbesar
lainnya dari jumlah kedatangan wisatawan mancanegara pada Mei 2012
mencapai 650,9 ribu orang, atau naik 8,45% dibandingkan kedatangan pada
bulan sebelumnya (April 2012).10
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2012
sebesar 6,32 persen. Dalam setahun terakhir (Februari 2011 – Februari 2012),
jumlah penduduk Indonesia yang bekerja bertambah 1,5 juta orang.
2. Kondisi Mikro Ekonomi
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang
dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta
penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang
diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan
perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan
jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya,
menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
9Barratut Taqiyyah dan Edy Can, Ekonomi tetap tumbuh di tengah krisis
http://lipsus.kontan.co.id/v2/outlook/read/42/ekonomi_makro/accessed 3 Agustus 2012
10Sumber: Badan Pusat Statistik

Eropa,

dalam

8|Page

Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta
mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan
alokasi dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi
mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam
memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis
yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang
penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai
keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi
asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi
dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai
elastisitas produk dalam sistem pasar.
Indonesia masih memiliki beberapa permasalahan seputar ekonomi
mikro. Masalah seperti pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan
pelabuhan yang menjadi gerbang masuknya devisa asing. Dalam hal ini
seorang pengamat ekonomi Fauzi Ichsan menilai bahwa belum meratanya
pembangunan pembangkit tenaga listrik di Indonesia juga menjadi salah satu
masalah ekonomi yang harus diperhatikan. Pasalnya listrik merupakan motor
penggerak roda perekonomian."Semua itu bisa diatasi oleh para ahli di bidang
proyek dan pembangunan," kata dia.
Masalah mikro lainnya, adalah masalah pembebasan lahan yang
selama ini sering menjadi permasalahan besar antara pengembang dan warga.
Belum transparannya penggunaan retribusi pajak juga menjadi salah satu
masalah ekonomi yang dihadapi Indonesia. Permasalahan pembebasan lahan
dan retribusi pajak hanya dapat diselesaikan oleh pemerintah daerah, bukan
para menteri yang duduk di pemerintahan. Kesemua masalah tersebut harus
segera diselesaikan. Para investor terutama investor asing baru akan
menanamkan modalnya jika mendapat kejelasan dari sisi ekonomi.
Selain itu pengaruh globalisasi merupakan kondisi yang menciptkan
suatu keniscayaan bagi negara-negara dunia ketiga terutama Indonesia,
kekuatannya tidak bisa ditandingi oleh sistem regulasi yang tertutup,
globalisasi juga bisa membuat negara tersebut maju dan globalisasi juga bisa
membuat negara tersebut menjadi miskin. Logical Framework of Globalization
adalah bagaimana dunia ini merupakan dunia tanpa batas, dan globalisasi juga
menciptakan keterbukaan terutama dalam perdagangan Internasional, sehingga
9|Page

globalisasi di klaim oleh pecinta globalisasi sebagai formula untuk bisa
memajukan negara yang miskin, berkembang dan menjadi negara yang maju.
Globalisasi telah menciptakan pertumbuhan bagi negara-negara di Asia
dengan ditunjukan oleh banyaknya orang yang sejahtera karena eksport
industrialisasi, tetapi banyak juga mengagap bahwa dengan globalisasi orang
tereksploitasi oleh prosesnya. Oleh karena itu globalisasi bagi negara
berkembang dalam hal ini Indonesia merupakan suatu potret suram akibat
keganasan globalisasi, hal yang kasat mata adalah semakin miskinnya orang
Indonesia.
Realitas yang terjadi adalah Indonesia merupakan dari negara dunia
ketiga yang belum mampu membendung pasar bebas dan hal tersebut
merupakan

suatu

keniscayaan

serta

sewaktu-waktu

akan

siap

membinasakannya. Dalam hal pertanian pun negara kita belum bisa mampu
membendung produk-produk dari luar yang mempunyai nilai kompetitif lebih
dibandingkan dengan produk pertanian negara kita, maka kita sering
menjumpai buah-buahan import, padi import, kedelai import dan produk
pertanian import lainnya di sekitar kita sampai-sampai di pasar tradisional pun
ada, sehingga pertanyaan kita, apakah pemerintah telah menciptakan
pembangunan yang berbasiskan pada kerakyatan ?.
Masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik
yang selalu melekat dan menjadi ciri khas negara Indonesia, masalah ini juga
merupakan masalah yang paling klimaks dihadapi oleh negara ini, sebab
proses penyelenggaraan negara yang begitu panjang akan membayangkan
adanya pengurangan angka pengangguran dan kemiskinan, karena hal tersebut
merupakan mainstream dari sebuah pembangunan. Konsep yang amat dekat
dengan konsep kemiskinan adalah impoverishment (hal-hal menyebabkan
seseorang atau sesuatu menjadi lebih miskin). Proses impoverisment adalah
sebuah proses aktif menghilangkan akses dan hak-hak dasar yang secara
sistematik direproduksi dan diciptakan oleh sejumlah mekanisme global
seperti kerusakan lingkungan hidup, kehancuran sumberdaya rakyat, inflasi,
pengangguran dan politik utang luar negeri. Proses inilah yang dikenal sebagai
proses pelemahan (disempowerment) ekonomi, ekologi, sosial, politik dan
kebudayaan khususnya bagi kelompok-kelompok masyarakat minoritas dan
terpinggirkan.
10 | P a g e

Permasalahan yang ada dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan
Melalui Proses Pemberdayaan Ekonomi Mikro. Defenisi Usaha mikro menurut
ADB, adalah usaha-usaha non-pertanian yang mempekerjakan kurang dari 10
orang termasuk pemilik usaha dan anggota keluarga. Sedangkan USAID
mendefinisikan Usaha mikro adalah kegiatan bisnis yang mempekerjakan
maksimal 10 orang pegawai termasuk anggota keluarga yang tidak dibayar.
Kadangkala hanya melibatkan 1 orang, yaitu pemilik yang sekaligus menjadi
pekerja.
Kepemilikan aset dan pendapatannya terbatas. Dan lembaga yang
sangat populer di kalangan kita serta mempunyai moto tidak ada kemiskinan di
dunia yaitu Bank Dunia mendefinisikan Usaha mikro adalah merupakan usaha
gabungan (partnership) atau usaha keluarga dengan tenaga kerja kurang dari
10 orang, termasuk di dalamnya usaha yang hanya dikerjakan oleh satu orang
yang sekaligus bertindak sebagai pemilik (self-employed).
Usaha mikro sering merupakan usaha tingkat survival (usaha untuk
mempertahankan

hidup–survival

level

activities),

yang

kebutuhan

keuangannya dipenuhi oleh tabungan dan pinjaman berskala kecil.
Dengan melihat beberapa defenisi tentang usaha mikro, maka hal yang
perlu di garis bawahi adalah bagaimana kekuatan usaha mikro bisa di jadikan
sebagai alternatif dalam mengurangi pengangguran, karena pengurangan
pengangguran secara otomatis akan memberikan dampak positif untuk bisa
mengurangi kemiskinan di Indonesia, tetapi alternatif tersebut tidak bisa jalan
begitu saja tanpa mendapatkan dukungan secara maksimal oleh pemerintah
dan swasta dengan memberikan akses keadilan bagi usaha tersebut.
Peranan pemberdayaan seharusnya bisa terealisasi apabila pemerintah
dan swasta bisa menciptakan suatu program yang sifatnya memberikan akses
modal kepada usaha mikro, sebab kendala yang banyak dihadapi oleh usaha
ini adalah masalah permodalan, fenomena permodalan ini apabila kita kaji
lebih empiris di lapangan yaitu masih adanya ketidakadilan dalam
penyalurannya,

misalnya

usaha

mikro

sering

dipersulit

untuk

bisa

mendapatkan modal, seperti prosedur yang berbelit-belit, harus ada jaminan,
serta banyak lembaga keuangan tidak menyediakan permodalan bagi usaha
mikro. Dan fenomena tersebut bisa kita lihat secara kasat mata sehingga

11 | P a g e

dengan fenomena tersebut pemerintah dan swasta belum berpihak pada
pembangunan yang berbasiskan kerakyatan.
Sehingga usaha mikro sering mengalihkan pinjaman permodalan
kepada lembaga-lembaga keuangan informal, sehingga yang terjadi adalah
penghisapan atau eksploitasi oleh lembaga informal dalam hal ini rentenir,
eksploitasi tersebut terjadi dengan bunga yang tinggi, tetapi eksploitasi
tersebut bisa dinikmati atau diterima oleh usaha mikro, nah itu merupakan
fenomena yang harus segera dijawab oleh pemerintah dengan membuat
kebijakan yang benar-benar di implementasikan.
Data yang menunjukan bahwa pembiayaan yang bersumber dari
lembaga keuangan non bank sebanyak 82.962 UKM atau mengalami
peningkatan sebesar 10,93 persen, perbankan sebanyak 385.383 UKM atau
mengalami peningkatan sebesar 6,55 persen dan sumber permodalan lainnya
sebanyak 661.629 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 3,43 persen.
Sedangkan sumber permodalan yang berasal dari modal ventura mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya hingga mencapai 50,18 persen yaitu dari
16.002 UKM menjadi 7.972 UKM (BPS 2001). Sehingga kesimpulannya
adalah data tersebut menunjukan bahwa sebagian besar permodalan untuk
usaha mikro berasal dari lembaga-lembaga keuangan informal.
3. Pengaruh Ekonomi Global dan Ekonomi Islam terhadap Kondisi
Ekonomi Indonesia.
Kondisi

perekonomian

Indonesia

saat

ini

masih

dibayangi

ketidakpastian akibat dampak krisi ekonomi global terutama yang bersumber
dari masalah utang dan defisit anggaran negara-negara di Uni Eropa. Namun
di tengah perlambatan ekonomi global itu, para pengamat dan anilis kebijakan
ekonomi optimis bahwa pertumbuhan ekonomi akan tetap bagus dan berada
pada level 6,7% di tahun 2012 sesuai dengan yang di prediksikan oleh
pemerintah.
Globalisasi perekonomian juga masuk ke dalam indonesia yang
memberikan efek positif dan efek negatif. Dampak positif globalisasi bagi
indonesia adalah mendorong Indonesia untuk memproduksi barang dengan
kualitas yang baik sehingga dapat meningkatkan daya saing produksi dalam
negeri di pasar internasional, mendorong para pengusaha untuk meningkatkan
efisiensi

dan

menghilangkan

biaya

tinggi,meningkatkan

kesempatan
12 | P a g e

kerja(dengan banyaknya perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke
indonesia) meningkatkan devisa negara,memudahkan masyarakat memperoleh
barang impor yang dibutuhkannya yang barang tersebut belum dapat di
produksi di indonesia dan juga dapat meningkatkan kegiatan pariwisata yang
berguna sebagai ajang promosi produk Indonesia .
Sedangkan dampak negatif globalisasi ekonomi bagi indonesia adalah
globalisasi ekonomi mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin besar
antara yang kaya dan yang miskin (yang kaya semakin kaya dan yang miskin
semakin miskin) seperti yang di jakarta, banyak gedung-gedung tinggi
(mewah) disana tetapi di bawah gedung tersebut terdapat rumah yang terbuat
dari kardus (tempat tinggal masyarakat miskin) hal tersebut menyebabkan
terjadinya kesenjangan sosial. Globalisasi perekonomian juga mengakibatkan
meningkatnya barang-barang impor yanga masuk ke pasar dalam negeri secara
besar-besaran

yang

mengakibatkan

indonesia

menjadi

objek

pasar

internasional seperti produksi motor yang dikuasai oleh jepang, indonesia
hanya pasar sedangkan keuntungan yang didapat oleh jepang dari indonesia
akan di bawa jepang untuk memperkaya bangsa jepang. Hal ini juga terjadi
pada kasus PT. Freeport di Papua, di sana emas indonesia di keruk habis oleh
amerika, sebagian besar keuntungannya mereka bawa ke amerika sedangkan
keuntungan bagi indonesia hanya sedikit dan bahkan indonesia bisa di bilang
hanya memperoleh kemiskinan (seperti kerusakan hutan), buruh-buruh
indonesia yang bekerja di sana di upah seminimal dengan kerja yang begitu
berat.
Namun di balik ini semua ada harapan baru dengan menggeliatnya
ekonomi Islam di Indonesia. Walaupun belum berpengaruh maksimal bagi
perekenomian Indonesia secara keseluruhan, namun perkembangan ekonomi
Islam sudah menyentuh sektor vital negeri ini yakni sektor perbankan dan
lembaga keuangan mikro.
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia lebih cendrung dititik
beratkan pada sektor perbankan. Akselarasi pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan. Menurut
data yang dirilis BI per Mei 2012 pertumbuhan BUS (Bank Umum Syariah)
sudah berjumlah 11 Bank dengan jumlah kantor sebanyak 1,499 kantor. Dan
UUS sebanyak 447 kantor. Pertumbuhan ini menandakan suatu keseriusan BI
13 | P a g e

untuk memberikan ruang yang memadai bagi perbankan syariah. Pertumbuhan
ini juga akan memerlukan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) internal yang
besar. Potensi Indonesia secara makro masih sangat besar dalam
pengembangan ekonomi Islam melalui sektor perbankan. Untuk menghadapi
tantangan tersebut lembaga pendidikan berperan penting dalam mencetak
SDM yang mumpuni dan paham akan mekanisme ekonomi dan perbankan.
Peran ekonomi Islam di Indonesia diharapkan tidak hanya dalam ranah
mikro namun juga memiliki peran pada ranah makro. Ekonomi Islam terasa
sangat perlu untuk masuk pada ranah makro untuk dapat memberikan dampak
lebih luas melalui kebijakan-kebijakan pemerintah. Teori-teori ekonomi Islam
mikro dan makro masih memiliki ruang yang sangat luas untuk ikut andil
dalam memperkaya hazanah keilmuan Ekonomika Islam. Persentase riset
terhadap perbankan syariah masih lebih besar bila dibandingkan riset terhadap
teori ekonomi islam mikro dan makro. Dengan lahirnya teori tersebut dalam
jangka

panjang

diharapkan

dapat

mensubstitusi

ataupun

dapat

mengkomplementasi teori ekonomi konvensional yang berkembang selama
ini. Beberapa kelemahan yang terdapat pada teori ekonomi konvensional dapat
menjadi ruang untuk dibenahi oleh ekonomi Islam. kita tahu bahwa ekonomi
Islam tidak hanya ranah perbankan akan tetapi mencakup aspek universal.
Dengan geliat perkembangan ekonomi syariah yang memukau,
berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti Bank Indonesia oleh
Rifki Ismal, Ascarya dan Ali Sakti (2012) memperkirakan secara moderat
perbankan syariah nasional akan tumbuh 36 persen pada tahun 2012 namun
apabila terjadi gesekan krisis global yang keras terhadap perekonomian
Indonesia atas bangkrutnya negara Eropa dan Amerika maka secara pesismis
pertumbuhan perbankan nasional diperkirakan 29 persen. Akan tetapi apabila
terjadi kondisi yang lebih optimistik terhadap infrastruktur perbankan syariah
seperti bertambahnya bank syariah dan unit usaha syariah dan ekonomi
nasional yang meningkat maka diperkirakan oleh hasil proyeksi tahun 2012
perbankan syariah akan tumbuh sebesar 45 persen.
Pengamat ekonomi islam dan pengurus pusat Ikatan Ahli Ekonomi
Islam (IAEI) Ali Rama yang menyelesaikan studinya di Malaysia
merekomendasikan kepada para praktisi perbankan syariah agar membuat
segmentasi pasar dengan fokus pada branding tertentu dalam menguasai pasar
14 | P a g e

misalnya BSM fokus menggarap pasar konsumer ritel, BRI Syariah fokus
pada UMKM, BMI dan BNI Syariah pada pembiayaan korporasi.
Kondisi ini akan jauh efektif dalam mengembangkan pertumbuhan
ekonomi riil dan meningkatkan asset perbankan syariah. Menurut Ali Rama
sudah saatnya pelaku perbankan syariah melirik dan bermain dalam mega
proyek infrastruktur dengan meningkatkan dan mengembangakn produk dan
layanan pada jasa industri misalnya dengan bekerja sama pemerintah lewat
proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) yang menguasai enam koridor ekonomi nasional.
Perkembangan yang pesat perbankan syariah dengan jumlah asset
pertumbuhan yang makin meningkat dan melebihi perkembangan perbankan
konvensional dan tidak akan menutup kemungkinan posisi perbankan
konvensional akan digeser oleh bank syariah sebagai pemain utama perbankan
nasional seperti yang terjadi di Malaysia.
Namun di sisi lain muncul kegelisahan dan harapan agar manfaat
ekonomi islam lebih dirasakan oleh masyarakat kecil seperti pelaku usaha
mikro-kecil dan masyarakat miskin karena manfaatnya masih terbatas oleh
kalangan tertentu bahkan tidak menutup kemungkinan dirasakan pemilik
modal bank syariah yang berada di luar negeri yang menjadi pemilik
(pemegang saham). Sehingga perlu ada perhatian oleh semua pihak baik
pemerintah lewat regulasinya, akademisi dan praktisi untuk duduk bersama
memikirkan agar masyarakat yang selama ini belum terjangkau dapat ikut
merasakan manfaat perbankan syariah.
Dari rentetan krisis ekonomi dan kemiskinan yang diakibatkan oleh
kapitalisme maka ekonomi islam sebagai solusi, walaupun dengan segala
kelemahannya sebagai sistem ekonomi yang masih baru sehingga disebagian
masyarakat masih belum bisa menerima secara luas ekonomi islam.
Oleh

karena

itu

diperlukan

kajian

dan

penelitian

untuk

mengembangkan ekonomi islam melalui perbankan syariah dan lembaga
keuangan syariah lainnya agar dapat diterapkan secara menyeluruh oleh
masyarakat sebagaimana yang pernah diterapkan pada era pertama
kebangkitan ekonomi islam. Ekonomi Islam tidak sekadar alternatif tetapi
perlahan namun pasti menjelma menjadi pilihan utama sistem ekonomi bangsa
pada masa mendatang.
15 | P a g e

D. Penutup
Kondisi ekonomi global yang makin terpuruk sepertinya akan menjadi
tantangan tersendiri untuk Indonesia. Pemerintah meramalkan perekonomian
Indonesia akan tetap cerah tahun di 2012. Hal ini dibuktikan dengan menerapkan
kebijakan sebagai langkah terkait dampak krisis ekonomi global. Langkah antisipasi
tersebut di antaranya, melakukan ekspansi pasar ekspor, mencegah terjadinya
pemutusan hubungan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Dengan demikian dampak krisis keuangan global terhadap ekonomi dalam
negeri tidak terlalu kritis karena perekonomian dalam negeri lebih dikuasai oleh
industri riil atau usaha kecil menengah (UKM) yang mengcover ekonomi dalam
negari sampai angka 60 persen.
Yang menjadi kegelisahan bisa terjadi pada sektor perbankan konvesional
masih belum tahan terhadap krisis keuangan karena masih menggunakan sistem
bunga

dan

turunan

kapitalisme

lewat

fiat

money

(uang

kertas)

yang

mengembangbiakkan uang lewat sistem moneter yang sangat rapuh terhadap krisis
dan merugikan ekonomi sektor riil, sementara perbankan syariah sudah menjauhi
sistem tersebut sehingga mampu bertahan dari terpaan krisis.
Namun di sisi lain muncul kegelisahan dan harapan agar manfaat ekonomi
islam lebih dirasakan oleh masyarakat kecil seperti pelaku usaha mikro-kecil dan
masyarakat miskin karena manfaatnya masih terbatas oleh kalangan tertentu bahkan
tidak menutup kemungkinan dirasakan pemilik modal bank syariah yang berada di
luar negeri yang menjadi pemilik (pemegang saham).
Sehingga perlu ada perhatian oleh semua pihak baik pemerintah lewat
regulasinya, akademisi dan praktisi untuk duduk bersama memikirkan agar
masyarakat yang selama ini belum terjangkau dapat ikut merasakan manfaat
perbankan syariah. Dari rentetan krisis ekonomi dan kemiskinan yang diakibatkan
oleh kapitalisme maka ekonomi islam sebagai solusi, walaupun dengan segala
kelemahannya sebagai sistem ekonomi yang masih baru sehingga disebagian
masyarakat masih belum bisa menerima secara luas ekonomi islam.
Oleh karena itu diperlukan kajian dan penelitian untuk mengembangkan
ekonomi islam melalui perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya agar
dapat diterapkan secara menyeluruh oleh masyarakat sebagaimana yang pernah
diterapkan pada era pertama kebangkitan ekonomi islam. Ekonomi Islam tidak

16 | P a g e

sekadar alternatif tetapi perlahan namun pasti menjelma menjadi pilihan utama sistem
ekonomi bangsa pada masa mendatang.
E. Daftar Pustaka
Ash Shadr, M. Baqir, 2008. Our Economics. Jakarta: Zahra
Ayub, Muhammad, 2007. Understanding Islamic Finance. Jakarta: PT. Gramedia
Boediono, 1982. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE
Chapra, M. Umer, 2000. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Gema Insani
Press
----------, 2000. Sistem Moneter Islam. Jakarta: Gema Insani Press
----------, 2001. The Future of Economic: An Islamic Perspective. Jakarta: Gema
Insani Press
Habibie, B.J, dkk. 1995. “Liberalisasi Ekonomi, Pemerataan dan Kemiskinan”. Dalam
Loekman Soetrisno dan Faraz Umaya (Ed.). Yogyakarta: PT. Tiara
Wacana Yogya.
Ikhsan, Mohamad, dkk. 2002. Ekonomi Indonesia di Era Politik Baru. Jakarta: PT.
Gramedia
Iqbal, Zamir dan Abbas Mirakhor, 2007. An Introduction to Islamic Finance, Theory
and Practice. Singapore: Saik Wah Press
Rais, Mohammad Amin, 2008. Agenda Mendesak Bangsa, Selamatkan Indonesia.
Yogyakarta: PPSK Press.
Warde, Ibrahim, 2000. Islamic Finance in the Global Economy. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
www.bps.go.id
www.vivanews.co.id
www.detik.com
www.kompas.com

17 | P a g e