Bab V Sistem Pendidikan - Bab V Sistem Pendidikan

Bab V Sistem Pendidikan Civitas akademika UAI seyogianya mengenal berbagai terminologi yang lazim dalam sebuah institusi pendidikan

  tinggi, antara lain: sistem kredit semester (SKS), kurikulum, persiapan perkuliahan, pembimbing akademik, proses perkuliahan, proses belajar mengajar, proses evaluasi hasil belajar, penilaian hasil belajar, proses pindahan, skripsi/ tugas akhir, transkrip nilai, penilaian akhir, praktek kerja lapangan/ magang/ kuliah kerja nyata, cuti studi, plagiat, drop out, sampai dengan wisuda. Pada Bab V ini pada dasarnya memberikan gambaran secara umum mengenai sistem pendidikan tinggi dan penyelenggaraannya di UAI .

1. Sistem Pendidikan

  a. Persyaratan Registrasi Mahasiswa Baru

   Minimal Lulus SMA atau yang sederajat (ijazah terlegalisir, untuk lulusan Luar Negeri harus terlegalisir ijazahnya oleh Depdiknas).  Untuk mahasiswa pindahan/ lanjutan harus melampirkan transkrip nilai dan ijazah terakhir terlegalisir.

   Lulus tes seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB-UAI )

   Lulus tes bebas narkoba  Lunas Biaya Kuliah sesuai ketentuan Biro Keuangan

  b. Sistem Kredit Semester Kegiatan pendidikan di UAI menggunakan Sistem Kredit Semester. Sistem Kredit Semester merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan Satuan Kredit Semester (SKS), yang dipakai sebagai landasan penyusunan, perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan, sebagai tolok ukur beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, dan beban penyelenggaraan pendidikan.

  c. Semester Semester adalah satuan waktu untuk menyatakan lamanya suatu program pendidikan dalam suatu jenjang pendidikan. Semester yang diselenggarakan dalam satu tahun akademik adalah 2 semester regular dan 1 semester pendek.

  • Semester Reguler adalah penyelenggaraan kuliah yang dilaksanakan dalam waktu 16 minggu

  kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya termasuk kegiatan evaluasi (sudah termasuk UTS & UAS).

  Perkuliahan Semester Ganjil dimulai dari September s.d. Januari (tentative sesuai kalender - akademik semester berjalan)

  Perkuliahan Semester Genap dimulai dari Februari s.d. Juni (tentative sesuai kalender

  • akademik semester berjalan)

   Semester Pendek adalah penyelenggaraan kuliah di antara dua semester regular yang

  dilaksanakan dalam 14 kali tatap muka dan 2 kali ujian (UTS dan UAS). Semester ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang ingin mengulang mata kuliah yang pernah diambilnya atau mata kuliah yang baru diambil. Mata Kuliah semester pendek ini hanya dibuka dengan syarat jumlah pesertanya minimal 8 mahasiswa.

  Waktu pelaksanaannya dimulai dari Juli s.d. Agustus (tentative sesuai kalender akademik

  • semester berjalan)

  d. Kredit Kredit adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa dalam satuan waktu tertentu (semester) dan untuk pengakuan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses pembelajaran.

  e. Satuan Kredit Semester Satuan Kredit Semester (SKS) adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan studi mahasiswa diukur per semester maupun secara kumulatif.

   Untuk suatu mata kuliah, satu satuan kredit semester (1 SKS) setara dengan :

  50 menit kegiatan tatap muka terjadwal

  • 50 menit kegiatan akademik mahasiswa yang terstruktur dan
  • >50 menit kegiatan akademik mahasiswa yang mand
  • Masa studi maksimal bagi Mahasiswa Reguler adalah 14 (empat belas) semester

  • Masa studi maksimal bagi Mahasiswa Pindahan diatur berdasarkan beban studi yang harus diambil pada saat diterima di UAI: - Beban studi 1 s/d 20 SKS, 2 (dua) semester.
    • Beban studi 21 s/d 40 SKS, 4 (empat) semester
    • Beban studi 41 s/d 60 SKS, 6 (enam) semester - Beban studi 61 s/d 80 SKS, 8 (delapan) semester.
    • Beban studi 81 s/d 100 SKS, 10 (sepuluh) semester.
    • Beban studi 101 s/d 120 SKS, 12 (dua belas) semester

  • • Masa Studi Maksimal meliputi masa aktif dan cuti, dan berlaku sejak diterima sebagai Mahasiswa

    UAI

  18 SKS

  24 SKS

  I PK dan I PS 3,50 – 4,00

  23 SKS

  I PK atau I PS 3,50 – 4,00

  22 SKS

  I PK atau I PS 3,00 – 3,49

  21 SKS

  I PK atau I PS 2,50 – 2,99

  I PK atau I PS 2,00 – 2,49

  f. Masa Studi Maksimal

  15 SKS

  I PK atau I PS 0,00 – 1,99

  Kondisi I PK dan atau I PS Beban SKS maksimal

  mengetahui/ mendalami materi perkuliahan (misal: mencari referensi, diskusi kelompok, konsultasi dengan dosen dan sebagainya). Beban studi dan syarat kelulusan program Sarjana (S-1) minimal 144 SKS sudah termasuk tugas akhir/ skripsi. Disamping persyaratan jumlah SKS, setiap mahasiswa juga diwajibkan pada saat akan mengambil ijazah telah memiliki nilai TOEFL minimal 450. Beban studi maksimal per semester untuk setiap mahasiswa didasarkan pada hasil studi mahasiswa pada semester sebelumnya (khusus untuk semester awal ditetapkan SKS paket maksimal sejumlah 21 SKS). Adapun ketentuannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

   Kegiatan akademik mandiri: kegiatan mahasiswa atas inisiatifnya sendiri untuk

  dikerjakan oleh mahasiswa secara mandiri/ kelompok (misal: penyelesaian soal/ kasus, pencarian data untuk kasus, penyusunan makalah, seminar, simposium, kerja praktek dan sebagainya).

   Kegiatan akademik terjadwal : pertemuan terjadwal dengan dosen  Kegiatan akademik terstruktur : kegiatan atau tugas yang diberikan oleh dosen untuk

  g. Beban Studi Beban studi adalah kegiatan akademik mahasiswa selama satu semester yang dinyatakan dengan jumlah SKS tertentu yang terdiri :

  h. Kurikulum

  Kurikulum adalah rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian mata kuliah, dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran. Muatan kurikulum terdiri atas kurikulum inti dan kurikulum lokal/ institusional.

   Kurikulum inti merupakan bahan kajian dan mata kuliah yang harus ada dalam suatu program studi

  yang berlaku secara nasional. Pembagiannya terdiri atas kelompok Mata Kuliah Pengetahuan Kepribadian (MPK), Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Mata Kuliah Keahlian dan Berkarya (MKB), Mata Kuliah Perilaku dan Berkarya (MPB), Mata Kuliah Berkehidupan dan Bermasyarakat (MBB).

  Kurikulum inti program sarjana berkisar antara 40% -80% dan jumlah SKS kurikulum program sarjana.

   Kurikulum lokal/ institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan mata kuliah yang terdiri atas

  tambahan dari kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dan diadakan sesuai dengan kebutuhan serta ciri khas perguruan tinggi. Perubahan kurikulum dan pemberlakuan kurikulum operasional untuk masing-masing program studi harus disetujui oleh Dekan dan disahkani oleh Rektor (SK Rektor). Setiap adanya kurikulum baru pemberlakuannya adalah untuk seluruh mahasiswa pada Program Studi tersebut (seluruh angkatan menggunakan satu kurikulum yang sama). Untuk itu, bagi mahasiswa lama diberlakukan proses ekivalensi dari kurikulum lama menjadi kurikulum baru. Seluruh mata kuliah yang pernah diambil pada kurikulum lama diakui kemudian sisa SKSnya mengambil pada kurikulum yang baru. i. Mahasiswa Pindahan

   Pindahan dari UAI :

  • Mahasiswa boleh pindah program studi jika telah menempuh perkuliahan minimal 2 semester dan hanya boleh masuk pada semester ganjil karena sistem penerimaan mahasiswa baru UAI hanya dibuka untuk masuk ke semester ganjil.
  • Nilai yang dapat dikonversikan adalah nilai Mata Kuliah Universitas (MKU), nilai mata kuliah fakultas (jika pindah program studi masih dalam satu fakultas)
  • Nilai yang dapat dikonversikan minimal nilai B.
  • Apabila tidak ada nilai yang dapat dikonversikan, maka calon mahasiswa tidak dapat dinyatakan sebagai mahasiswa pindahan, dan jalur masuknya dianggap sebagai mahasiswa reguler.
  • Untuk dapat dikonversikan, mahasiswa yang bersangkutan haruslah berasal dari Program Studi yang nilai akreditasinya minimal sama dengan program studi yang dituju di UAI dan hanya boleh masuk pada semester ganjil karena sistem penerimaan mahasiswa baru UAI hanya dibuka untuk masuk ke semester ganjil.
  • Maksimal mata kuliah yang dapat dikonversikan sejumlah:
  • Untuk program studi yang berbeda hanya nilai Mata Kuliah Umum yang dapat dikonversikan.
  • Nilai yang dapat dikonversikan minimal nilai B.
  • Ketua Program Studi
  • Biro Administrasi Akademik

   Pindahan dari luar UAI :

  D-1 maksimal 30 SKS D-2 maksimal 70 SKS D-3 maksimal 110 SKS D I V/ S-1 maksimal 120 SKS

   Penilai Konversi :

  • Dekan

   Teknis Pelaksanaan -

  Konversi diberlakukan hanya satu kali, yaitu pada awal semester ganjil disaat mahasiswa yang bersangkutan masuk program studi di UAI (maksimal pada saat registrasi pertama kali). Tidak diperbolehkan konversi tambahan pada semester-semester berikutnya.

  • Mahasiswa menyerahkan transkrip nilai sebelumnya ke Ketua Program Studi.
  • Ketua Program Studi bersama Dekan memutuskan nilai-nilai yang dapat dikonversikan.
  • Hasil konversi diserahkan ke Biro Administrasi Akademik untuk dimintakan persetujuan Wakil Rektor I .
  • Nilai konversi yang telah disetujui, dikembalikan ke Program Studi untuk dimasukkan ke dalam Sistem I nformasi Akademik (SI A).

  • Nilai konversi yang sudah masuk ke SI A tidak dapat diubah lagi

   Setelah pengisian FRS, mahasiswa meminta persetujuan dari dosen PA dan Ketua Program Studi.

   Kelebihan pembayaran akan dikompensasikan ke biaya kuliah semester berikutnya.

  diperbolehkan mengisi KRS Online, sehingga nama mahasiswa tidak tercantum dalam daftar hadir perkuliahan dan tidak diperbolehkan mengikuti ujian dan secara langsung dinyatakan cuti akademik.

   Jika pembayarannya tidak sesuai dengan ketentuan keuangan yang berlaku, mahasiswa tidak

  Prosedur Keuangan yang Terkait dengan Pengisian KRS :  Pembayaran biaya kuliah harus sesuai jadwal yang ditentukan.

  (Untuk proses batal – tambah SKS, prosesnya sama dengan proses pengisian FRS yang pertama) (Untuk proses pengisian FRS Semester Pendek, prosesnya sama dengan pengisian FRS semester regular, hanya membayar biaya SKS saja).

   Pengisian KRS selesai, mahasiswa dinyatakan sebagai mahasiswa AKTI F.

   Kemudian mahasiswa mendapatkan Print Out KRS yang berlaku sebagai Kartu Ujian (UTS & UAS).

  Sistem I nformasi Akademik yang tersedia di ruang KRS Online (pengisian KRS Online harus sesuai dengan FRS).

   Setelah melunasi semua biaya kuliah, mahasiswa melaksanakan pengisian KRS secara online ke

  Setelah mendapatkan persetujuan, mahasiswa mengambil slip setoran biaya kuliah (BPP, BOP, administrasi registrasi, SKS) di Biro Keuangan dan membayarnya di Bank Syariah Mandiri, kemudian mengembalikan bukti setoran SKS ke Biro Keuangan.

   Mahasiswa harus mengisi secara lengkap dan benar pada kolom yang tersedia di FRS (kode mata kuliah, nama mata kuliah, nama mahasiswa, NI M, semester, tanggal pengisian FRS).

  j. Formulir Rencana Studi (FRS) Formulir Rencana Studi (FRS) adalah formulir yang berisikan mata kuliah dan beban studi yang akan diambil oleh mahasiswa pada semester berjalan (jumlah beban studi tergantung indeks prestasi semester). Bersifat sementara sebelum tercetak sebagai Kartu Rencana Studi (KRS).

   Mata kuliah dan waktu kuliah yang dipilih tidak dapat dibatalkan (penambahan/ pengurangan mata kuliah dilaksanakan pada masa batal-tambah SKS, sesuai kalender akademik).

   Pengisian FRS harus dilaksanakan oleh mahasiswa bersangkutan (tidak boleh diwakilkan) dan atas bimbingan dari dosen Pembimbing Akademik (PA) dengan memperhatikan perolehan I ndeks Prestasi Semester sebelumnya, histori pengambilan mata kuliah, jadwal kuliah, serta kelulusan mata kuliah prasyarat.

   Setelah mendapatkan FRS, mahasiswa melaksanakan pengisian FRS yang jadwalnya ditentukan oleh setiap Program Studi (berpedoman pada Kalender Akademik).

  Ketentuan pelaksanaan pengisian FRS dan KRS :

  k. Kartu Rencana Studi (KRS) Kartu Rencana Studi (KRS) adalah dokumen akademik yang memuat mata kuliah dan beban studi yang diambil oleh mahasiswa pada semester berjalan (setelah melewati masa perubahan SKS, KRS bersifat tetap dan tidak dapat dirubah).

   Pengambilan FRS dan KHS hanya dapat dilayani sesuai dengan waktu yang telah ditentukan di kalender akademik.  FRS hanya dapat diambil satu kali saja, untuk pengambilan FRS batal-tambah harus menunjukkan FRS sebelumnya.

   FRS dapat diambil di Biro Administrasi Akademik beserta dengan KHS (Kartu Hasil Studi) semester sebelumnya.

  Ketentuan untuk pengambilan FRS:

  Sebelum dimasukkan sebagai Kartu Rencana Studi, terlebih dahulu mahasiswa mengisi Formulir Rencana Studi (FRS). Pengisian FRS dilakukan setelah mahasiswa mengambil KHS semester berjalan. Setelah disetujui dan ditandatangani oleh Pembimbing Akademik serta Ketua Program studi, FRS tersebut lalu disahkan sebagai KRS.

   Pengisian FRS

  l. Kartu Hasil Studi (KHS)

  Kartu Hasil Studi (KHS) adalah dokumen akademik yang berisikan prestasi/ nilai mata kuliah mahasiswa pada semester berjalan dan memuat indeks prestasi semester (I PS) serta indeks prestasi kumulatif (I PK). m. Transkrip Nilai

  Transkrip nilai adalah dokumen akademik yang berisikan semua prestasi/ nilai mata kuliah mahasiswa yang telah ditempuh. Pada transkrip termuat indeks prestasi kumulatif (I PK). n. Evaluasi Hasil Proses Pembelajaran

  Evaluasi hasil proses pembelajaran adalah proses untuk mengukur tingkat keberhasilan dan memantau kemajuan belajar mahasiswa (penyerapan materi perkuliahan). Evaluasi dapat berbentuk quiz, tugas individu atau kelompok, ujian tengah semester, ujian akhir semester serta ujian skripsi.

   Quiz adalah evaluasi dalam bentuk ujian kecil yang dilaksanakan dosen selama perkuliahan.  Ujian Tengah/ Akhir Semester (UTS/ UAS) adalah ujian tertulis/ lisan terjadwal yang dilaksanakan secara paralel pada pertengahan/ akhir semester.

   Ujian Skripsi adalah ujian yang diselenggarakan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mempertahankan hasil penelitiannya. Ujian ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studinya pada suatu program studi. UTS/ UAS masing-masing dilaksanakan selama 2 minggu, dan saat pelaksanaan UTS/ UAS tidak diperbolehkan adanya perkuliahan. o. I ndeks Prestasi

  I ndeks Prestasi adalah nilai kredit rata-rata yang menggambarkan keberhasilan studi dan dinyatakan dalam bilangan dengan dua angka dibelakang koma. Perhitungan I P bertujuan untuk menentukan besarnya beban studi pada setiap semester. Berikut ini formula perhitungan indeks prestasi :

   I ndeks Prestasi Semester (I PS) ∑ KxN

  I PS = -------------

  ∑ K

  Keterangan : K = Jumlah SKS mata kuliah yang diambil mahasiswa pada semester bersangkutan N = Nilai bobot setiap mata kuliah

   I ndeks Prestasi Kumulatif (I PK) ∑ (KxN) kumulatif

  I PK = ------------------------

  ∑ SKS kumulatif

2. Perkuliahan

   Tidak merokok

   Sanksi diberikan oleh Dekan atas rekomendasi Ketua Program Studi berdasarkan data-data lapangan (laporan Biro Administrasi Akademik ataupun laporan mahasiswa secara tertulis).

   Ditegur/ diberi peringatan/ tidak direkomendasikan untuk mengajar pada semester berikutnya dan jika diperlukan direkomendasikan untuk tidak mengajar pada semester berjalan.

  h. Sanksi bagi dosen yang melanggar tata tertib/ etika perkuliahan :

   Berpakaian rapi, sopan dan memakai sepatu  Menjaga ketertiban ruang kelas, sehingga kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.  Tidak merokok

   Bahasa I ndonesia digunakan sebagai bahasa pengantar, adapun bahasa asing dapat dipergunakan sebagai bahasa pengantar sejauh diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/ pelatihan dan/ keterampilan dan seizin Ketua Program Studi.

  pertemuan dan maksimum 7 kali pertemuan, sehingga pada saat sebelum UAS telah dilaksanakan 14 kali pertemuan (dosen telah selesai memberikan semua materi perkuliahan sesuai SAP).

   Wajib menandatangani daftar hadir perkuliahan (daftar hadir dapat diambil di Sekretariat Fakultas sebelum perkuliahan dimulai).  Kehadiran minimum sebagai syarat untuk mengadakan UTS/ UAS masing-masing adalah 6 kali

   Memberikan materi perkuliahan sesuai topik yang dibahas (sesuai SAP)

  secara tertulis lengkap dengan alasannya dan mengisi formulir permintaan ruang kuliah pengganti yang telah disediakan di masing-masing Sekretariat Fakultas).

   Hadir tepat waktu (sesuai waktu yang telah dijadwalkan)  Kuliah pengganti diperbolehkan tidak lebih dari 2 kali pertemuan (harus se-ijin Ketua Program Studi

  g. Tata tertib/ etika dosen dalam memberikan perkuliahan:

   Ditegur/ diberi peringatan/ dikeluarkan tidak boleh mengikuti perkuliahan dan dinyatakan tidak hadir perkuliahan.

  f. Sanksi bagi mahasiswa yang melanggar tata tertib/ etika perkuliahan :

  a. Setiap tahun akademik dibagi menjadi 3 periode perkuliahan:

   Perkuliahan Semester Ganjil akan berlangsung selama 16 minggu (16 pertemuan) termasuk UTS dan

   Berpakaian rapi, sopan dan memakai sepatu  Menjaga ketertiban ruang kelas (tidak mengotori/ mencoret/ merusak dinding, kursi dan peralatan

   Berbahasa yang sopan dalam menyampaikan pertanyaan/ pendapat.

  tidak diperlukan)

   Hadir tepat waktu  Aktif menyimak/ berdiskusi dengan dosen/ teman sesuai dengan topik yang dibahas  Wajib menandatangani daftar hadir perkuliahan  Kehadiran minimum sebagai syarat untuk mengikuti ujian adalah 75%  Mengikuti perkuliahan dengan tertib (HP dimatikan, dilarang bercakap-cakap dengan peserta lain jika

  e. Tata tertib/ etika mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan:

  d. Setiap akhir perkuliahan, dosen wajib mengisi dan menandatangani daftar hadir dosen yang memuat materi perkuliahan dan mahasiswa yang hadir.

  c. Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti perkuliahan adalah mahasiswa yang tertera dalam daftar hadir (telah menyelesaikan administrasi akademik dan keuangan).

  b. Kalender akademik akan ditetapkan setiap tahun akademik dan diumumkan kepada mahasiswa melalui papan pengumuman dan internet.

  Juli s.d. Agustus (tentative)

   Semester Pendek akan berlangsung dari selama 1 bulan (16 pertemuan) termasuk UTS dan UAS dari

  UAS dari Februari s.d. Juni (tentative)

   Perkuliahan Semester Genap akan berlangsung selama 16 minggu (16 pertemuan) termasuk UTS dan

  UAS dari September s.d. Januari (tentative)

  lainnya yang ada di kelas) b. Tata tertib/ etika mahasiswa dalam mengikuti ujian :

  3. Evaluasi Hasil Belajar Mahasisw a

  a. Peserta Ujian Tengah Semester dan Akhir Semester adalah mahasiswa yang memenuhi kriteria :

   Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester bersangkutan

   Memenuhi syarat keuangan (lunas biaya perkuliahan)

   Tidak sedang terkena sanksi akademis/ skorsing  Memenuhi syarat kehadiran perkuliahan minimal 75%

   Membawa KRS yang berlaku sebagai kartu ujian untuk ditandatangani dosen pengampu mata kuliah/ pengawas ujian.

   Apabila tidak membawa/ hilang kartu ujiannya harus melapor ke Biro Administrasi Akademik untuk penggantian kartu dan dikenakan sanksi keuangan yang dibayarkan ke Biro Keuangan.

   Berpakaian rapi, sopan dan memakai sepatu  Hadir sesuai waktu ujian terjadwal.  Masuk ruang ujian dan mengerjakan soal ujian setelah diijinkan pengawas ujian  Jika terlambat 30 menit tidak diperkenankan/ dianggap tidak mengikuti ujian  Mengerjakan ujian pada kertas yang telah disediakan  Wajib menandatangani daftar hadir ujian  Menggunakan perlengkapan/ alat tulis pribadi, tidak diperkenankan meminjam saat ujian berlangsung.  Mematikan alat komunikasi (HP, dll)  Segala sesuatu yang tidak jelas selama ujian hanya diperbolehkan ditanyakan kepada pengawas (dosen mata kuliah yang diujikan dan pendamping dosen).  Peserta ujian dilarang :

  • Membawa contekan/ buku catatan, kecuali telah ditentukan oleh dosen.
  • Mengerjakan ujian sebelum diijinkan oleh pengawas
  • Mengerjakan ujian dengan menggunkan selain kertas yang tersedia
  • Bercakap-cakap/ berbisik dengan peserta lain
  • Menggunakan kalkulator, kecuali telah ditentukan oleh dosen
  • Meninggalkan ruang ujian setelah ujian dimulai (kecuali kalau sudah selesai).
  • Merokok
  • Hadir terlambat, tidak diberikan perpanjangan waktu
  • Tidak membawa kartu, harus melapor ke Biro Administrasi Akademik
  • Jika tidak mematuhi tata tertib ujian, maka kertas ujiannya dianggap tidak sah dan tidak diperkenankan melanjutkan ujian
  • Jika diketahui menjadi/ menggunakan joki, maka mahasiswa yang bersangkutan dapat dikeluarkan dari UAI .

  c. Sanksi bagi yang melanggar tata tertib/ etika mahasiswa dalam mengikuti ujian:

  d. Tata tertib/ etika dosen dalam memberikan ujian :

  • Soal ujian diserahkan ke Sekretariat Fakultas maksimal 2 minggu sebelum pelaksanaan ujian.
  • Berkas ujian diambil di Sekretariat Fakultas sebelum pelaksanaan ujian
  • Diharuskan hadir tepat waktu di ruang ujian sesuai jadwal yang telah ditentukan (dari awal sampai selesainya mata kuliah yang diujikan).
  • >Berpakaian sopan, rapi dan bersep
  • Tidak merokok
  • Menjaga ketertiban ruang kelas, sehingga kondusif untuk pelaksanaan ujian.
  • Ujian dilaksanakan di ruang kelas gedung UAI (kecuali untuk matakuliah yang bersifat praktikum).
  • Mengisi Berita Acara UTS/ UAS.
  • Menandatangani Kartu Ujian Peserta
  • Mengharuskan mahasiswa yang tidak membawa kartu ujian agar melapor ke Biro Administrasi Akademik untuk mengurus kartu ujian yang baru.
  • Tidak diperbolehkan meng- intervensi- mahasiswa dalam mengisi kuesioner evaluasi mahasiswa terhadap dosen.
  • Menyerahkan Berita Acara UTS/ UAS ke Sekretariat Fakultas

  4. Ujian Susulan a. Tidak diadakan ujian susulan atau ujian perbaikan di luar jadwal ujian yang telah ditentukan.

  b. Ujian susulan hanya diperkenankan karena alasan di bawah ini dengan terlebih dahulu mengajukan surat permohonan kepada Biro Administrasi Akademik yang telah disetujui Ketua Program Studi,

  • Sakit keras/ dirawat, syarat : harus menyerahkan surat rawat jalan dan/ surat rawat inap asli dari rumah sakit.
  • Mengikuti kegiatan untuk kepentingan negara, syarat: harus menyerahkan surat asli penunjukkan diri sebagai wakil negara dari ketua kontingen/ lembaga yang menunjuk.

  c. Selain persyaratan tersebut, mahasiswa harus membayar biaya ujian susulan yang telah ditentukan.

  d. Soal ujian susulan berbeda dari soal ujian regular.

  5. Evaluasi Kinerja Dosen

 Setiap UTS dan UAS akan dibagikan kepada mahasiswa lembar kuesioner penilaian mahasiswa terhadap

  Dosen. Aspek yang dinilai pada lembar kuesioner, mencerminkan kinerja Dosen saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas/ laboratorium. Hasil penghitungan lembar kuesioner akan disampaikan oleh Biro Administrasi Akademik ke masing-masing program studi.

   Setiap akhir semester, Biro Administrasi Akademik akan menyampaikan nama-nama dosen yang mengajarnya tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan lengkap dengan alasannya.

   Setiap akhir semester Dekan bersama Ketua Program Studi melaksanakan evaluasi dosen yang akan mengajar pada semester berikutnya (teknis pelaksanaan diserahkan ke masing-masing program studi).

  Dari beberapa data-data evaluasi di atas, Dekan bersama Ketua Program Studi menentukan dosen-dosen yang layak mengajar di semester berikutnya. Pelaksanaan evaluasi kinerja dosen tersebut menerapkan prinsip sumber informasi dua arah, sehingga diharapkan keputusan yang dikeluarkan bersifat faktual dan adil. Hal tersebut untuk menjamin mutu lulusan UAI yang berkualitas dan bersaing di dunia kerja.

  6. Sistem Penilaian

  a. Penilaian evaluasi belajar:

  • Hasil pembelajaran setiap mata kuliah dinilai dan dievaluasi beberapa kali melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester, kuiz, tugas mandiri/ kelompok, presentasi, seminar dan partisipasi/ kehadiran di k
  • Nilai akhir semua mata kuliah merupakan penjumlahan hasil perkalian bobot dengan nilai ujian

  tengah semester, ujian akhir semester, kuiz, tugas mandiri/ kelompok, presentasi, seminar dan partisipasi/ kehadiran di kelas

  • Nilai dari dosen pengampu mata kuliah selambat-lambatnya diserahkan ke Sekretariat Program Studi

  maksimal 1 minggu setelah pelaksanaan ujian. Bagi dosen yang terlambat menyerahkan nilai akan menjadi bahan pertimbangan bagi Program Studi untuk tidak memakainya lagi pada semester berikutnya, dan bagi mahasiswa peserta mata kuliah yang diampu oleh dosen bersangkutan dapat diberikan nilai B (atas persetujuan Ketua Program Studi).

  • Hasil penilaian dikembalikan/ diumumkan kepada mahasiswa dalam bentuk Kartu Hasil Studi (KHS).
  • Nilai yang sudah masuk ke Sistem I nformasi Akademik tidak dapat dirubah, untuk itu setiap dosen

  harus teliti dalam penghitungan akhir nilai mahasiswa yang diajarnya. Perubahan nilai dapat dirubah selama Kartu Hasil Studi belum tercetak dan harus mendapatkan persetujuan dari Ketua Program Studi.

  b. Bobot Penilaian yang dapat dijadikan panduan

  • Ujian Tengah Semester : 25 %
  • Ujian Akhir Semester : 50 %
  • Kehadiran : 10%
  • Tugas : 15 %

  c. Nilai akhir angka dapat dikonversikan menjadi nilai akhir huruf dengan bobot sebagai berikut : Nilai Angka Nilai Huruf Bobot

  Keterangan 80.0 – 100 A

  4 Sangat Baik

  70.0 – 79.9 B

  3 Baik

  60.0 – 69.9 C

  2 Cukup Kurang

  50.0 – 59.9 D

  1 0 – 49.9 E Tidak Lulus

  7. Kartu Hasil Studi dan Transkrip

  a. Kartu Hasil Studi (KHS)

  • Pada akhir semester nilai akhir huruf dari seluruh mata kuliah pada semester yang bersangkutan

  dicetak dalam bentuk KHS dan dibagikan kepada mahasiswa (waktunya bersamaan dengan pengambilan FRS di Biro Administrasi Akademik)

  • Pada KHS tercetak I ndeks Prestasi Semester (I PS) dan I ndeks Prestasi Kumulatif (I PK)
  • KHS yang hilang/ rusak dapat dicetak kembali di Biro Administrasi Akademik dengan harus membayar biaya sesuai ketentuan.

  b. Daftar Nilai Akhir (Transkrip Nilai) Memuat prestasi proses pembelajaran dari semua mata kuliah yang telah diambil mahasiswa yang di dalamnya memuat I ndeks Prestasi Kumulatif (I PK).

  8. Cuti Akademik & Aktif Kembali

  a. Aturan Umum Cuti Akademik

  • Cuti akademik diperhitungkan dalam batas waktu penyelesaian studi
  • >Cuti akademik secara otomatis akan berjalan di sistem jika mahasiswa yang bersangkutan tidak melaksanakan pengisian KRS Online sesuai kalender akad
  • Mahasiswa minimal telah mengikuti perkuliahan selama satu semester (terkecuali sakit, tugas negara

  atau alasan yang dianggap pihak universitas diperbolehkan cuti. Semua alasan harus diperkuat dengan surat resmi yang dikeluarkan oleh pihak terkait).

  • Mahasiswa yang telah mengisi KRS Online dan melewati masa batal tambah, tidak diperbolehkan mengajukan cuti akademik.

  b. Syarat Pemberian Ijin Cuti Akademik Karena sakit, mewakili universitas, mendapat tugas negara, atau alasan lain yang dianggap pihak universitas dapat diperbolehkan. Semua alasan harus diperkuat dengan surat resmi yang dikeluarkan oleh pihak terkait c. Cuti Akademik Tidak Lapor Mahasiswa yang tidak mengurus proses cuti akademik dan tidak melakukan registrasi pada waktunya dianggap sebagai cuti akademik tidak lapor. Mahasiswa yang pada suatu semester melakukan cuti akademik tidak lapor dikenakan biaya cuti resmi ditambah biaya penalti sebesar biaya cuti resmi sehingga secara total biaya yang dibayar adalah 2 x biaya cuti resmi.

  d. Jumlah Cuti Akademik Selama masa studi maksimal mahasiswa di UAI, jumlah maksimal cuti akademik (baik yang resmi maupun tidak lapor) untuk mahasiswa reguler adalah 4 kali sedangkan jumlah maksimal cuti akademik untuk mahasiswa pindahan (baik yang resmi maupun tidak lapor) adalah 2 kali. Adapun untuk cuti akademik berturut-turut, maksimal diberikan untuk dua semester dan hanya boleh diberikan sekali pada seorang mahasiswa.

  e. Pembatasan Cuti Mahasiswa yang sudah menggunakan cuti dengan jumlah maksimal tidak dapat mengajukan cuti lagi; cuti akademik dua semester berturut-turut hanya diberikan satu kali. Jika pembatasan cuti tidak dihiraukan maka mahasiswa yang bersangkutan status kemahasiswaannya diberhentikan.

  f. Aktif Kembali

   Melakukan prosedur pengisian FRS/ KRS Online dan pembayaran biaya kuliah seperti pada awal

  semester c. Kondisi yang dilimpahkan ke Program Studi Dalam kaitan tentang SK Rektor No. 055/SK/R/UAI/VII/2010 tentang Pemberhentian Status Kemahasiswaan:

   Tidak melebihi batas masa cuti (maksimal 4 kali cuti akademik)  Tidak melewati batas waktu penyelesaian studi (maksimal 14 semester).

  9. Evaluasi Status Kemahasisw aan

  Keberhasilan studi mahasiswa dievaluasi secara rutin selama proses pembelajaran hingga akhir masa studi oleh dosen maupun pembimbing akademik.

   Bagi Mahasiswa Reguler Status Kemahasiswaan Mahasiswa Reguler dievaluasi pada tiap akhir tahun akademik, dimulai pada akhir semester 8 (masa studi tepat waktu) sampai akhir semester 12, termasuk cuti yang diambil.

   Bagi Mahasiswa pindahan Status Kemahasiswaan Mahasiswa Pindahan di evaluasi pada akhir semester, setengah dari Masa Studi Maksimum dan selanjutnya pada tiap dua semester berikutnya, termasuk cuti yang diambil.

   Seluruh kegiatan evaluasi dilakukan oleh Program Studi dengan pengawasan Fakultas, dan hasilnya dikirimkan ke Biro Administrasi Akademik.

  10. Pemberhentian Status Kemahasisw aan ( Drop Out)

  a. Kondisi Umum

  Mahasiswa dapat dinyatakan droup out apabila:

  • • Cuti (tidak melakukan pendaftaran ulang/ pengisian KRS) selama 3 semester berturut-turut

    • Habis masa studinya (maksimal 14 semester, sudah termasuk masa pengambilan cuti).
  • Melakukan tindakan plagiat dalam proses perkuliahan.
  • Melakukan tindakan pemalsuan (surat pernyataan, tanda tangan, stempel, atau mengubah data resmi).
  • Mengedarkan / memakai narkoba dan obatan-obatan terlarang.
  • >Melakukan tindak kekerasan dan tindakan melanggar norma dan hukum Neg
  • Melakukan pelecehan terhadap UAI beserta civitas akademikanya.
  • Bila berdasarkan hasil evaluasi, mahasiswa yang bersangkutan tidak mencapai IPK 2,0 atau tidak lulus sejumlah mata kuliah dengan SKS minimal N x 10 SKS, maka status kemahasiswaannya menjadi status kritis, dan kepada mereka diberi kesempatan 2 (dua) semester untuk meningkatkan IPK nya hingga mencapai IPK minimum 2,0 dan lulus sejumlah mata kuliah dengan SKS minimal (N + 2) x 10 SKS. N adalah angka semester dari mahasiswa yang bersangkutan pada saat evaluasi.
  • Bila setelah pemberian kesempatan Mahasiswa yang bersangkutan dapat mencapai IPK sama atau lebih dari 2.0 dan lulus sejumlah mata kuliah dengan SKS minimal (N+2) x 10 SKS, maka status kemahasiswaannya dikembalikan menjadi status biasa; bila tidak tercapai, maka Status kemahasiswaannya diberhentikan.
  • Mahasiswa hanya mendapat status kritis 1 (satu) kali. Lebih dari itu, Status Kemahasiswaannya diberhentikan.
  • Mahasiswa yang melebihi masa studi maksimum, termasuk cuti, tetapi masih belum menyelesaikan studinya, maka status kemahasiswaannya di berhentikan.
  • Khusus mahasiswa angkatan 2000 s.d. 2003, dikarenakan aturan ini baru disosialisasikan, status kemahasiswaannya diubah menjadi status kritis dan kepada mereka diberikan kesempatan 2 (dua) semester untuk menyelesaikannya. Bila setelah pemberian kesempatan mahasiswa yang bersangkutan tidak lulus, maka status kemahasiswaannya diberhentikan.
  • >Program Studi diberi hak penuh bahkan dianjurkan untuk mengevaluasi dan membimbing mahasiswanya setiap saat
  • Hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa mahasiswa tertentu tidak mungkin untuk menyelesaikan pendidikannya di UAI dalam batas-batas yang ditentukan dalam SK Rektor ini, dapat mengusulkan

    melalui Fakultas bahwa mahasiswa ybs untuk diberhentikan status kemahasiswaannya

  b. Kondisi berdasarkan Status Akademik

  • Proses pengusulan pemberhentian status kemahasiswaan sama seperti yang ditentukan dalam SK Rektor ini.

   Pelaksanaan wisuda diadakan minimal setahun sekali

  yang masa berlakunya saat mahasiswa dinyatakan lulus (ditunjukkan oleh Surat Yudisium dari Fakultas) sampai dengan dikeluarkannya I jazah Sarjana.

   Surat Keterangan Lulus (SKL) dan Daftar Nilai sementara dikeluarkan oleh Biro Administrasi Akademik

  b. Persyaratan Administrasi Keuangan

  a. Persyaratan Administrasi Akademik

  administrasi keuangan sebagai berikut:

  16. I jazah  I jazah dapat diambil setelah mahasiswa menyelesaikan semua persyaratan administrasi akademik dan

   Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti wisuda yaitu mahasiswa yang dinyatakan lulus pada sidang skripsi dan menyelesaikan semua administrasi akademik dan administrasi keuangan

   Mahasiswa yang telah lulus diwajibkan mengikuti upacara wisuda.

  15. Wisuda

  14. Plagiat Ketentuan lebih rinci dapat dilihat pada Buku Pedoman Kerja Praktek dan Skripsi Mahasiswa UAI .

  13. Sidang Skripsi dan Penyelesaian Hardcover Ketentuan lebih rinci dapat dilihat pada Buku Pedoman Kerja Praktek dan Skripsi Mahasiswa UAI .

  12. Skripsi/ Tugas Akhir Ketentuan lebih rinci dapat dilihat pada Buku Pedoman Kerja Praktek dan Skripsi Mahasiswa UAI .

  11. Kerja Praktek ( KP) Ketentuan lebih rinci dapat dilihat pada Buku Pedoman Kerja Praktek dan Skripsi Mahasiswa UAI .

  • Telah selesai revisi skripsi
  • Nilai TOEFL minimal 450
  • Tidak mempunyai peminjaman buku di Perpustakaan UAI
  • Telah menyerahkan skripsi ke Perpustakaan UAI dalam bentuk Hardcopy dan Softcopy (CD PDF).
  • Persyaratan tambahan yang ditentukan oleh masing-masing Program Studi (tentative).
  • Lunas semua biaya kuliah termasuk biaya wisuda dan ijazah  Formulir pengambilan ijazah dapat diambil di Biro Administrasi Akademik.

  Referensi:

  • • Keputusan Mendiknas No 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan

    Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa • Keputusan Mendiknas No 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi

    • SK Rektor No. 089/SK/R/II/2006 tentang Ketentuan Nilai Konversi Mata Kuliah Mahasiswa Pindahan dari

    Luar dan atau di Lingkungan Universitas Al Azhar Indonesia • SK Rektor No. 027/SK/R/UAI/III/2010 tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Perkuliahan Mahasiswa • SK Rektor No. 030/SK/R/UAI/III/2010 tentang Pelaksanaan Sidang Skripsi • SK Rektor No. 031/SK/R/UAI/III/2010 tentang Ketentuan Yudisum Kelulusan Sarjana
  • SK Rektor No. 050/SK/R/UAI/VI/2010 tentang Pelaksanaan Perkuliahan Semester Pendek • SK Rektor No. 056/SK/R/UAI/VII/2010 tentang Cuti Akademik Mahasiswa • SK Rektor No. 055/SK/R/UAI/VII/2010 tentang Pemberhentian Status Kemahasiswaan