Fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia (1)

NAMA

: IKHSAN ROBY AWALUDIN
054113029
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS PAKUAN
FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terbentuk dari ribuan pulau
didalamnya. Tidak hanya itu, Indonesia juga terkenal dengan keberagaman bahasa dan
Budayanya. Dalam berkomunikasi, hampir setiap daerah di Indonesia memiliki bahasa
yang berbeda, sebagai contoh di Jawa Barat, jawa barat merupakan wilayah yang
mayoritas penduduknya berkomunikasi menggunakan Bahasa Sunda. Bahkan di
beberapa tempat ada hari dimana masyarakatnya wajib menggunakan bahasa sunda.
Sebagai contoh di Bandung, setiap hari rabu masyarakat disana wajib menggunakan
basaha sunda dalam melakukan berkomunikasi, hal itu dimaksudkan agar masyarakat
disana lebih bisa menguasai dan bangga dengan bahasanya sendiri.
Dalam berbagai bidang, penggunaan bahasa yang komunikatif sangatlah
diperlukan, hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi miss komunikasi antar 2 pihak atau
lebih. Kita semua tahu Indonesia merupakan Negara multiculture dan multilanguage.
Untuk itu diciptakan bahasa pemersatu, yaitu Bahasa Indonesia. Indonesia memiliki

sejarah panjang dalam pembentukan bahasa resminya, suatu waktu sebagian besar
wilayah di Indonesia pernah menggunakan bahasa Melayu dalam berkomunikasi. pada
zaman kerajaan hindu-budha, bahasa melayu mengalami percampuran bahasa bahasa
dengan bahasa sangsekerta dimana hal itu dapat dibuktikan di prasasti peninggalan
kerajaan sriwijaya.
Masih banyak lagi fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia, berikut
pemaparannya :
1.

FUNGSI BAHASA
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu,
dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada
perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu,
bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan di
bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. . Konsep-konsep dan istilah baru di dalam


pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak
langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia)
iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang.
Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki
kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang
sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam
pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern.
Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam
berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
A.

untuk mengungkapkan perasaan
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang
tersirat di dalam dada dan pikiran kita, sekurang-kurangnya dapat memaklimkan
keberadaan kita. Misalnya seperti seorang penulis buku, mereka akan menuangkan
segala seseuatu yang mereka pikirkan ke dalam sebuah tulisan tanpa memikirkan si

pembaca, mereka hanya berfokus pada keinginan mereka sendiri.
Sebenarnya ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
(1) Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita;
(2) Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
contoh: mampu menggungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan.
B.

Sebagai alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan
sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan
dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Komunikasi merupakan
akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi
diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah
memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan
gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang
lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh
lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal
ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita

menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak
sasaran kita.

Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga
mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena
itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro
hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar
atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum..
Dengan kata lain, kata besar atau luas,dianggap lebih komunikatif karena
bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata makro akan memberikan nuansa lain pada
bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa
tradisional.
C.

Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih
bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi.
Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan
menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan
bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.

Dalam mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana
cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan
menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Jangan
sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut.
Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan
menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.
D.

Sebagai alat kontrol sosial
Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat.
Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa.
Buku-buku pelajaran, buku-buku instruksi, ceramah agama (dakwah), orasi ilmiah atau
politik adalah contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Selain itu, kita
juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan
radio, iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud
penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan
berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru,
sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk
menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang

sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis
merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada
akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat
persoalan secara lebih jelas dan tenang

2.

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NASIONAL

Proklamasi kemerdekaan republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai
bahasa negara. Dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18
Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar
1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Kini bahasa Indonesia
dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia, baik di tingkat pusat maupun
daerah.
A.


SEBAGAI BAHASA NASIONAL
1) Lambang kebanggaan nasional
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasaindonesia ‘memancarkan’
nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang
dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya; kita harus
menjunjungnya;dan kita harus mempertahankannya. Kita harus bangga
memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya tanpa ada rasa
rendah diri, malu , acuh tak acuh
2) Lambang identitas nasional
Bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Berarti, dengan
bahasa Indonesia dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita
sebagai bangsa Indonesia.
3) Alat pemersatu berbagai ragam masyarakat yang berbeda latar
belakang sosial budaya dan bahasanya
Dengan bahasa Indonesia, bangasa Indonesia merasa aman dan serasi
hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak lagi merasa ‘dijajah’
oleh masyarakat suku lain. kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar
dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan
dapatmemperkaya khazanah bahasa Indonesia
4) Alat perhubungan antar budaya daerah.

Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek
kehidupan. Kita dapat saling berkomunikasi, bertukar pikiran, dan informasi
dengan suku lain yang berlatar belakang bahasa yang berbeda. Bagi

pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan
ipoleksosbudhankam mudah di informasikan kepada warganya.

dengan

B. SEBAGAI BAHASA RESMI / NEGARA
1) Bahasa resmi kenegaraan.
Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat resmi yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaganya dituliskan dalam bahasa
Indonesia. Pidato-pidato atas nama pemerintah atau dalam rangka menuaikan
tugas pemerintahan diucapkan dan dituliskan dalam bahasa Indonesia.
2) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga- lembaga
pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi.
Konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di
lembaga pendidikan tersebut, maka materi pelajaran yang berbentuk media

cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia, khususnya di perguruan tinggi.
3) Alat penghubung pada tingkat nasional serta kepentingan pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat, untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah. Degan mengadakan
penyeragamansistem administrasi dan mutu media komunikasi massa, tujuannya
agar isi atau pesan yang di sampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima
oleh kedua belah pihak (masyarakat).
4) Alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kebudayaan nasional Indonesia yang beragam, berasal dari masyarakat
Indonesia yang beragam pula, hampir tidak mungkin dapat disebarluaskan
kepada dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia lain tanpa bahasa indonesia.
Agar jangkauannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui bukubuku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah, hendaknya
menggunakan bahasa Indonesia. Apabila arus informasi kita menngkat berarti
akan mempercepat pengetahuan kita, apabila pengetahuan kita meningkat
berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai. Dan mungkin pada saat
mendatangbahasa Indonesia berkembang sebagai bahasa iptek yang sejajar
dengan bahasa Inggris,


Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24