Makalah PPD Perkembangan Peserta Didik T
KATA PENGANTAR
Pertama-tama Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat dan rahmat-Nya penulis boleh disediakan waktu dan juga tenaga judul
“KONSEP DAN PROSES PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH
MENENGAH / REMAJA “.Tak lupa pula kami selaku penulis ucapkan terimah kasih untuk
semua orang yang turut andil dalam pembuatan makalah ini sampai selesai.
Realitas pada zaman sekarang ini remaja merupakan masa dimana mencari jati diri
dan emosinya sulit untuk dikontrol untuk itu maka makalah ini di buat.Makalah ini memuat
tentang konsep-konsep dan proses seorang pendidik untuk menyesuaikan diri dengan
peserta didik usia sekolah menengah/remaja.
Harapan kami selaku penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi sesame dan
berguna bagi para pembaca serta mampu menjadi pedoman dalam pembelajaran.
Penulis menyadari tidak ada sesuatu pun di duniaini yang sempurna, demikian pula
dengan makalahini yang masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Penulis
Ambon,……Maret 2016
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Penyesuaian Diri
1.
Pengertian Penyesuaian Diri
2.
Karakteristik Penyesuaian Diri
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri.
B. Proses dan Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
1. Proses Penyesuaian Diri
2. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
3. Implikasi Penyesuaian Diri Peserta Didik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan merupakan salah
satu prasarat yang penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental
individu.Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan
dalam hidupnya, karena ketidak mampuannya dalam menyesuaian diri baik dengan
kehidupan keluarga sekolah pekerjaan, maupun masyarakat pada umumnya.Tidak
sedikit orang-orang yang mengalami stres akibat kegagalan mereka untuk melakukan
penyesuaian diri dengan kondisi lingkungan yang ada dan komplek.
Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktorfaktor lingkungan yang kemungkinan akan berkembang ke proses penyesuaian yang
baik atau tidak baik. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan
organisme yang bergerak aktif dan dinamis.Ia aktif dengan tujuan dan aktifitasaktifitasnya yang ber-kesinambungan. Ia berusaha memuaskan kebutuhan-kebutuhan
jasmani dan rohaninya.
Pengertian penyesuaian diri (adaptasi) berasal dari pengertian yang didasarkan
pada ilmu biologi, yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada teori
evolusinya.”Genetik Changes can Improve ability of organisms to survive,
reproduce, and an animal, raise offspring, this process is called adaptation”.
Artinya, tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai
tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup, seperti cuaca dan berbagai unsur
alamiah lainnya.
MenurutDavidov, “Suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri
dan tuntutan lingkungan sekitarnya”.
Jadi penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang
bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai
dengan kondisi lingkungannya, penyesuaian diri dapat diartikan sebagai berikut :
a. Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensi, atau
bisa dibilang “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan
dapat mengadakan relasi atau hubungan yang memuaskan dengan tuntutan
lingkungan sosial.
b. Penyesuaian diri dapat pula diartikan sebagai konformitas yang berarti
menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip yang berlaku umum.
c. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan
untuk membuat rencana dan juga mengorganisasi respons-respons sedemikian
rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasifrustasi secara efektif. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup
dengan cara yang kuat atau memenuhi syarat.
d. Penyesuaian diri sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan
emosional berarti memiliki respons emosional yang sehat dan tepat pada setiap
persoalan dan situasi.
Dengan demikian penyesuaian diri merupakan suatau proses alamiah dan
dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang
lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
1.Apa yang di maksud dengan penyesuaian diri
2.Apa saja karekteristik penyesuaian diri
3.Apa saja factor-faktor yang memepengaruhi penyesuaian diri
4.Bagaimana proses penyesuaian diri
5.Apa saja aspek-aspek penyesuaian diri
6.Bagaimana implikasi penyesuaian diri peserta didik
c. Tujuan
1.Mengetahui pengertian penyesuaian diri
2.Mengetahui karekteristik penyesuaian diri
3.Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
4.Menjelaskan proses penyesuaian diri
5.Mengetahui aspek-aspek penyesuaian diri
6.Menjelaskan Implikasi penyeleasian diri peserta didik
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian dan Karakteristik Penyesuaian Diri
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Pengertian penyesuaian diri (adaptasi) berasal dari pengertian yang didasarkan pada ilmu
biologi, yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada teori evolusinya.”Genetik Changes
can Improve ability of organisms to survive, reproduce, and an animal, raise offspring, this
process is called adaptation”. Artinya, tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi
terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup, seperti cuaca dan
berbagai unsur alamiah lainnya.
MenurutDavidov, “Suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri dan
tuntutan lingkungan sekitarnya”.
Jadi penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan
mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi
lingkungannya. penyesuaian diri dapat diartikan sebagai berikut :
Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensi, atau bisa
dibilang “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan dapat
mengadakan relasi atau hubungan yang memuaskan dengan tuntutan lingkungan sosial.
Penyesuaian diri dapat pula diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan
sesuatu dengan standar atau prinsip yang berlaku umum.
Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk
membuat rencana dan juga mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga
bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi-frustasi secara efektif.
Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang kuat atau
memenuhi syarat.
Penyesuaian diri sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan
emosional berarti memiliki respons emosional yang sehat dan tepat pada setiap persoalan
dan situasi.
Dengan demikian penyesuaian diri merupakan suatau proses alamiah dan dinamis yang
bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan
kondisi lingkungannya.
2.Karakteristik Penyesuaian Diri
Dalam kenyataan tidak selamanya individu akan berhasil dalam melakukan
penyesuaian diri. Hal itu disebabkan adanya rintangan ada hambatan atau hambatan tertentu
yang menyebabkan ia tidak mampu melakukan penyesuaian diri secara optimal. Rintanganrintangan itu dapat bersumber dari dalam dirinya (keterbatasan) atau mungkin dari luar
dirinya. Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuraikan karakteristik penyesuaian diri yang
positif dan yang salah.
A.Penyesuaian diri yang positif
Individu yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal
sebagai berikut:
1. Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan,
2. Tidak menunjukkan adanya mekanisme pertahanan yang salah,
3. Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi,
4. Memilki pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri,
5. Mampu belajar dari pengalaman,
6. Bersikap realistik dan objektif,
Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk
berikut ini;
1. Penyesuaian diri dalam mengahadapi masalah secara langsung
2. Penyesuaian diri dengan melakukan penjelajahan atau explorer
3. Penyesuaian diri dengan trial and error
4. Penyesuaian dengan subtitusi atau mencari pengganti
5. Penyesuaian diri dengan belajar
6. Penyesuaian diri dengan pengendalian diri
7. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat
B.Penyesuaian Diri yang Salah
Akibat daripada tidak berhasilnya penyesuaian diri secara positif maka akan timbul
pribadi yang salah dalam menyesuaikan diri. Pribadi tersebut ditandai dengan adnya sikap
yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, membabi buta, dan
sebagainya.Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu reaksi bertahan,
reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.
1.Reaksi Bertahan (defence reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia tidak sedang
menghadapi kegagalan. Ia akan berusaha menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami
kesulitan. Berikut reaksi-reaksi yang terjadi :
1. Rasionalisasi, mencari kebenaran atas tindakannya yang salah
2. Represi, melupakan perasaan atau pengalaman yang pahit
3. Proyeksi, menyalahkan kegagalannya kepada orang lain
4. Sour grapes (anggur kecut), membalikkan fakta dengan kebenarannya dia
sendiri
2.Reaksi Menyerang (aggressive reaction)
Individu yang salah penyesuaian akan menunjukkan sikap dan perilaku yang bersifat
menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau kegagalannya. Ia tidak mau
menyadari kegagalannya atau tidak mau menerima kenyataan. Reaksi-reaksinya antara lain:
1. Selalu membenarkan diri sendiri,
2. Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi,
3. Merasa senang bila mengganggu orang lain,
4. Bersikap menyerang dan merusak, dan sebagainya.
3.Reaksi Melarikan Diri (escape reaction)
Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan konflik
atau kegagalannya. Reaksinya tampak sebagai berikut:
1. Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan
bentuk angan-angan.
2. Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri, atau menjadi pecandu narkoba.
4.Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan
C.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri.
Menurut Schneiders (1984), setidaknya ada lima faktor yang dapat memengaruhi proses
penyesuaian diri remaja, yaitu:
1.
kondisi fisik
2.
kepribadian
3.
proses belajar
4.
lingkungan
5.
agama dan budaya
Proses penyesuaian diri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian
itu sendiri, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
1.Faktor Fisiologis
Kondisi fisik, seperti struktur fisik dan temperamen sebagai disposisi yang
diwariskan, aspek perkembangannya secara instrinsik berkaitan erat dengan susunan tubuh.
Shekdon mengemukakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara tipe-tipe bentuk tubuh
dan tipe-tipe temperamen (Moh. Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ektomorf,
yaitu ototnya lemah atau tubuhnya rapuh, ditandai oleh sifat-sifat segan dalam melakukan
aktivitas sosial, pemalu, pemurung, dan sebagainya.
Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi yang primer bagi tingkah laku, dapat
diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi
proses penyesuaian diri.
Kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berpengaruh terhadap penyesuaian diri.
Kualitas penyesuaian diri yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan jasmaniah yang diderita
oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya. Gangguan penyakit yang
kronis dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan diri, perasaan rendah diri, rasa
ketergantungan, perasaan ingin dikasihi, dan sebagainya.
2.Faktor Psikologis
Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri seperti
pengalaman, hasil belajar, kebutuhan-kebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dan
sebagainya.
Faktor pengalaman
Tidak semua pengalaman mempunyai makna dalam penyesuaian diri. Pengalaman yang
mempunyai arti dalam penyesuian diri, terutama pengalaman yang menyenangkan atau
pengalaman
traumatik
(menyusahkan).
Pengalaman
yang
menyenangkan,
seperti
memperoleh hadiah dari suatu kegiatan cenderung akan menimbulkan proses penyesuaian
diri yang baik. Sebaliknya, pengalaman yang traumatik akan menimbulkan penyesuaian diri
yang keliru.
1.Faktor belajar
Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses
penyesuaian diri. Hal ini karena melalui belajar, pola-pola respon yang membentuk
kepribadian akan berkembang. Sebagian besar respon dan ciri-ciri kepribadian lebih
banyak diperoleh dari proses belajar daripada diperoleh secara diwariskan. Dalam
proses penyesuaian diri,belajar merupakan suatu proses modifikasi tingkah laku sejak
fase fase awal dan berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuat dengan
kematangan.
2.Determinasi diri
Proses penyesuaian diri, disamping ditentukan oleh faktor-faktor tersebut
diatas, terdapat faktor kekuatan yang mendorong untuk mencapai taraf penyesuaian
yang tinggi dan atau merusak diri. Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam
proses penyesuaian diri, karena berperan dalam pengendalian arah dan pola
penyesuaian diri.
3.Faktor konflik
Pengaruh konflik terhadap perilaku tergantung pada sikap konflik itu sendiri.
Ada pandangan bahwa semua konflik bersifat mengganggu atau merugikan.
Sebenarnya, beberapa konflik dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan
kegiatan dan penyesuaian diri.Misalnya, seorang anak dengan orang tuanya yang
berbeda pendapat tentang waktu belajar. Anak tersebut berpendapat bahwa waktu
belajar hanya dilakukan saat di sekolah saja, akan tetapi orang tua anak tersebut
berpendapat bahwa belajar juga dilaksanakan di rumah demi memahami materi yang
akan diajarkan dan sudah diajarkan. Anak tersebut tidak akan mengetahui keuntungan
dari melaksanakan pendapat orang tuanya setelah menerima nilai raport yang jelek di
akhir semester karena tidak belajar di rumah setiap harinya. Maka dari hasil raport
tersebut anak akan bisa lebih bisa membagi waktu dan menuruti orangtua.
3.Faktor perkembangan dan kematangan
Dalam proses pengembangan, respon berkembang dari respon yang bersifat instinktif
menjadi respon yang bersikap hasil belajar dan pengalaman. Dengan bertambahnya usia
perubahan dan perkembangan respon, tidak hanya diperoleh proses belajar, tetapi juga
perbuatan individu telah matang untuk melakukan respons dan ini menentukan pola
penyesuaian dirinya.
Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang di capai individu
yang berbeda-beda, sehingga pola-pola penyesuaian juga akan bervariasi sesuai tingkat
perkembangan dan kematangan yang dicapainya. Selain itu, hubungan antara penyesuaian
dan perkembangan dapat berbeda-beda menurut jenis aspek perkembangan dan kematangan
yang dicapai. Kondisi-kondisi perkembangan dan kematangan memengaruhi tiap aspek
kepribadian individu, seperti emosional, sosial, moral, keagamaan, dan intelektual.
4.Faktor lingkungan
Berbagai lingkungan, seperti keluarga, sekolah dan masyarakat, kebudayaan, dan
agama berpengaruh kuat terhadap diri seseorang.
1.Pengaruh lingkungan keluarga
Dari sekian banyak faktor yang mengkondisikan penyesuaian diri, faktor
lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting. Karena keluarga
merupakan media sosialisasi bagi anak-anak proses sosialisasi dan interaksi sosial
yang pertama dan utama di jalani individu di lingkungan keluarganya. Hasil
sosialisasi tersebut kemudian dikembangakan di lingkungan sekolah dan masyarakat
umum.
2.Pengaruh hubungan dengan orang tua
Pola hubungan orang tua dan anak mempunyai pengaruh yang positif terhadap
proses penyesuaian diri. Beberapa pola hubungan yang dapat memengaruhi
penyesuaian diri adalah sebagai berikut.
Menerima (acceptance)
Orang tua menerima kehadiran anaknya dengan cara-cara yang baik, sikap dapat
menimbulkan suasana hangat, menyenangkan dan rasa aman bagi anak.
Menghukum dan disiplin yang berlebihan
Hubungan orang tua dengan anak bersifat keras. Disiplin yang terlalu berlebihan
dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang menyenangkan bagi anak.
Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan
Perlindungan dan pemanjaan secara berlebiahan dapat menimbulkan perasaan tidak
aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala yang lainya
Penolakan
Orang tua menolak kehadiran. Beberapa penelitaian menunjukan bahwa penolakan
orang tua pada anaknya akan menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri
3.Hubungan saudara
Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh kasih
sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih baik. Sebaliknya suasana
permusuhan perselisihan, iri hati, kebencian, kekerasan, dan sebagainya dapat
menimbulkan kesulitan dan kegagalan anak dalam penyesuaian dirinya.
4.Lingkungan masyarakat
Keadalaan lingkungan masyarakat tempat individu berada menentukan proses
dan pola-pola penyesuaian diri. Hasil penelitian menunjukan bahwa gejala tingkah
laku atau perilaku menyimpang bersumber pada pengaruh keadaan lingkungan
masyarakatnya pergaulan yang salah dan terlalu bebas dikalangan remaja dapat
memengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya.
5.Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah berperan sebagai media sosialisasi, yaitu mempengaruhi
kehidupan intelektual, sosial dan moral anak-anak. Suasana sekolah baik sosial
maupun psikologis akan memengaruhi proses dan pola penyesuaian diri para
siswanya. Pendidikan yang diterima anak disekolah merupakan bekal bagi proses
penyesuaian diri mereka dilingkungan masyarakatnya.
5.Faktor budaya dan agama
Proses penyesuaian diri anak, mulai lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
secara bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor kultur dan agama. Lingkungan kultural tempat
individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola penyesuaian dirinya. Misalnya,
tata cara kehidupan di masjid atau gereja akan memengaruhi cara anak menempatkan diri
dengan masyarakat sekitarnya.
Agama mamberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan
ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana damai dan tenang pada anak. Ajaran
agama ini merupakan sumber nilai, norma, kepercayaan dan pola tingkah laku yang akan
memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan kestabilan hidup anak. Sembahyang dan berdoa
merupakan media menuju arah kehidupan yang lebih nyaman, tenang, dan berarti bagi
manusia. oleh karena itu, agama memegang peranan penting dalam proses penyesuaian diri
seseorang.
B.Proses dan Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
1.Proses Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri
dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui bahwa
penyesuaian yang sempurna tidak akan pernah tercapai. Penyesuaian lebih bersifat suatau
proses psikologi sepanjang hayat (live Long Process). Dan manusia terus menerus akan
berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi
yang sehat. Pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu dengan lingkungannya.
Beberapa faktor lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup
sehat bagi remaja adalah sebagai berikut;
1.Lingkungan Keluarga yang Harmonis
Apabila dibesarkan dilingkungan keluarga yang harmonis yang di dalamnya terdapat
cinta kasih, respect, toleransi, dan rasa aman. Seorang anak akan dapat penyesuaian diri
secara sehat dan baik. Rasa dekat dengan keluarga merupakan salah satu kebutuhan pokok
bagi perkembangan jiwa seorang anak. Dalam kenyataannya banyak orang tua mengetahui
hal ini tetapi mereka mengabaikannya dengan alasan mencari penghasilan yang besar untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menjamin masa depan anak.
2.Lingkungan Teman Sebaya
Menjalin hubungan yang erat yang harmonis dengan teman sebaya sangatlah penting
pada masa remaja.Suatau hal yang sulit bagi remaja menjauh dari dan dijauhi oleh temannya.
Remaja mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di hatinya, dari anganangan, pemikiran, dan perasaan-perasaannya. Ia mengungkapkan kepada teman sebayanya
yang akrab secara bebas dan terbuka tentang rencana, cita-cita, dan kesulitan-kesulitan
hidupnya.
3.Lingkungan sekolah
Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan
informasi saja, tetapi juga mencakup tanggung jawab moral dan sosial secara luas dan
komplek.Demikian pula guru tugasnya tidak hanya mengajar saja tetapi juga berperan
sebagai pendidik, pembimbing, dan pelatih bagi murid-muridnya.Pendidikan modern
menuntut guru untuk mengamati perkembangan penyesuaian diri pada murid-muridnya serta
mampu menyusun sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan tersebut
1.Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu, penyesuaian diri pribadi
dan penyesuaian diri sosial.
1.Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seorang untuk menerima diri demi
tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya.Ia
menyatakan sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan
mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dan potensi dirinya. Keberhasilan
penyesuaian diri pribadi ditandai oleh tidak adanya rasa benci, tidak ada keinginan untuk lari
dari kenyataan, atau tidak percaya pada potensi dirinya.Sebaliknya, kegagalan penyesuaian
pribadi ditandai oleh adanya keguncangan dan emosi, kecemasan, pribadi, ketidakpuasan, dan
keluhan terhadap nasib yang dialaminya.Sebagai akibatnya “adanya jarak pemisah antara
kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan oleh linkungannya”.
2.Penyesuaian Sosial
Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang
terus menerus dan silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan pola
tingkah laku yang sesuai dengan aturan hukum adat-istiadat, nilai, dan norma sosial yang
berlaku di dalam masyarakat. Proses ini dikenal dengan istilah proses penyesuaian sosial.
Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial ditempat individu itu hidup dan
berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup hubungan
dengan anggota keluarga, masyarakat sekolah, teman sebaya, atau anggota masyarakat luas
secara umum.Apa yang diserap yang dipelajari individu dalam proses interaksi dengan
masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang
memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial sangat baik. Proses
berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk
mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Setiap kelompok atau suku
bangsa memiliki sistem nilai yang berbeda-beda. Dalam proses penyesuaian sosial, individu
berkenalan dengan nilai dan norma sosial yang berbeda-beda lalu berusaha untuk
mematuhinya, sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya. Seperti yang
dikatakan oleh Sigmud Freud bahwa hati nurani atau super ego, akan berusaha
mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan kerelaannya terhadap beberapa
pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat serta menolak dan menjauhi hal-hal
yang tidak diterima oleh masyarakat.
2.Implikasi Penyesuaian Diri Peserta Didik
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa
remaja. Selain mengemban fungsi pengajaran, sekolah juga mengemban fungsi pendidikan
(transformasi nilai dan norma sosial).
Upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja di
sekolah adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah bagi siswa, baik
secara sosial, fisik maupun akademis.
2. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa.
3. Berusaha memahami siswa secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun
aspek pribadinya.
4. Menggunakan metode dan alat mengajar yang mendorong gairah belajar.
5. Menciptakan ruangan kelas yang memenuhi syarat kesehatan.
6. Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
7. Adanya keteladanan dari para guru dalam segala aspek pendidikan
8. Mendapatkan kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam menjalankan
kegiatan pendidikan.
9. Melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya.
10. Membuat tata tertib sekolah yang jelas dan dipahami siswa.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyesuaian diri merupakan suatau proses alamiah dan dinamis yang
bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai
dengan kondisi lingkungannya.
Rintangan-rintangan itu dapat bersumber dari dalam dirinya (keterbatasan)
atau mungkin dari luar dirinya. Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuraikan
karakteristik penyesuaian diri yang positif dan yang salah
Menurut Schneiders (1984), setidaknya ada lima faktor yang dapat
memengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yaitu:kondisi fisik, kepribadian,
proses belajar,lingkungan,agama dan budaya
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan
diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita
ketahui bahwa penyesuaian yang sempurna tidak akan pernah tercapai.
Penyesuaian lebih bersifat suatau proses psikologi sepanjang hayat (live Long
Process).
Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu, penyesuaian diri
pribadi dan penyesuaian diri sosial.
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan
jiwa remaja. Selain mengemban fungsi pengajaran, sekolah juga mengemban
fungsi pendidikan (transformasi nilai dan norma sosial).
B. Saran
Kepada para pembaca agar dapat mengaplikasikan materi makalah ini yaitu
tentang konsep dan proses penyesuaian diri peserta didik usia sekolah
menengah / remaja khusus bagi anda mahasiswa FKIP yang akan menjadi guru
di kemudian hari.
Saran saya kepada pihak pengelola perpustakaan agar lebih memperhatikan
kelengkapan buku-buku yang ada di perpustakaan agar pembuatan makalahmakalah selanjutnya dapat diambil dari sumber-sumber yang berbeda, dengan
begitu makalah yang dibuatakan lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Konsep dan proses penyesuaian diri peserta didik Usia sekolah menengah / remaja
Sumber: http//:www.google.com
12
MAKALAH BAHASA
INDONESIA
Ejaan Yang Disempurnakan
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV:
Wa Sarna ( 2015-41-043)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIPERSITAS PATTIMURA
Pertama-tama Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat dan rahmat-Nya penulis boleh disediakan waktu dan juga tenaga judul
“KONSEP DAN PROSES PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH
MENENGAH / REMAJA “.Tak lupa pula kami selaku penulis ucapkan terimah kasih untuk
semua orang yang turut andil dalam pembuatan makalah ini sampai selesai.
Realitas pada zaman sekarang ini remaja merupakan masa dimana mencari jati diri
dan emosinya sulit untuk dikontrol untuk itu maka makalah ini di buat.Makalah ini memuat
tentang konsep-konsep dan proses seorang pendidik untuk menyesuaikan diri dengan
peserta didik usia sekolah menengah/remaja.
Harapan kami selaku penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi sesame dan
berguna bagi para pembaca serta mampu menjadi pedoman dalam pembelajaran.
Penulis menyadari tidak ada sesuatu pun di duniaini yang sempurna, demikian pula
dengan makalahini yang masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Penulis
Ambon,……Maret 2016
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Penyesuaian Diri
1.
Pengertian Penyesuaian Diri
2.
Karakteristik Penyesuaian Diri
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri.
B. Proses dan Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
1. Proses Penyesuaian Diri
2. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
3. Implikasi Penyesuaian Diri Peserta Didik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan merupakan salah
satu prasarat yang penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental
individu.Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan
dalam hidupnya, karena ketidak mampuannya dalam menyesuaian diri baik dengan
kehidupan keluarga sekolah pekerjaan, maupun masyarakat pada umumnya.Tidak
sedikit orang-orang yang mengalami stres akibat kegagalan mereka untuk melakukan
penyesuaian diri dengan kondisi lingkungan yang ada dan komplek.
Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktorfaktor lingkungan yang kemungkinan akan berkembang ke proses penyesuaian yang
baik atau tidak baik. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan
organisme yang bergerak aktif dan dinamis.Ia aktif dengan tujuan dan aktifitasaktifitasnya yang ber-kesinambungan. Ia berusaha memuaskan kebutuhan-kebutuhan
jasmani dan rohaninya.
Pengertian penyesuaian diri (adaptasi) berasal dari pengertian yang didasarkan
pada ilmu biologi, yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada teori
evolusinya.”Genetik Changes can Improve ability of organisms to survive,
reproduce, and an animal, raise offspring, this process is called adaptation”.
Artinya, tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai
tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup, seperti cuaca dan berbagai unsur
alamiah lainnya.
MenurutDavidov, “Suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri
dan tuntutan lingkungan sekitarnya”.
Jadi penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang
bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai
dengan kondisi lingkungannya, penyesuaian diri dapat diartikan sebagai berikut :
a. Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensi, atau
bisa dibilang “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan
dapat mengadakan relasi atau hubungan yang memuaskan dengan tuntutan
lingkungan sosial.
b. Penyesuaian diri dapat pula diartikan sebagai konformitas yang berarti
menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip yang berlaku umum.
c. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan
untuk membuat rencana dan juga mengorganisasi respons-respons sedemikian
rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasifrustasi secara efektif. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup
dengan cara yang kuat atau memenuhi syarat.
d. Penyesuaian diri sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan
emosional berarti memiliki respons emosional yang sehat dan tepat pada setiap
persoalan dan situasi.
Dengan demikian penyesuaian diri merupakan suatau proses alamiah dan
dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang
lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
1.Apa yang di maksud dengan penyesuaian diri
2.Apa saja karekteristik penyesuaian diri
3.Apa saja factor-faktor yang memepengaruhi penyesuaian diri
4.Bagaimana proses penyesuaian diri
5.Apa saja aspek-aspek penyesuaian diri
6.Bagaimana implikasi penyesuaian diri peserta didik
c. Tujuan
1.Mengetahui pengertian penyesuaian diri
2.Mengetahui karekteristik penyesuaian diri
3.Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
4.Menjelaskan proses penyesuaian diri
5.Mengetahui aspek-aspek penyesuaian diri
6.Menjelaskan Implikasi penyeleasian diri peserta didik
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian dan Karakteristik Penyesuaian Diri
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Pengertian penyesuaian diri (adaptasi) berasal dari pengertian yang didasarkan pada ilmu
biologi, yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada teori evolusinya.”Genetik Changes
can Improve ability of organisms to survive, reproduce, and an animal, raise offspring, this
process is called adaptation”. Artinya, tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi
terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup, seperti cuaca dan
berbagai unsur alamiah lainnya.
MenurutDavidov, “Suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri dan
tuntutan lingkungan sekitarnya”.
Jadi penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan
mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi
lingkungannya. penyesuaian diri dapat diartikan sebagai berikut :
Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksistensi, atau bisa
dibilang “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan dapat
mengadakan relasi atau hubungan yang memuaskan dengan tuntutan lingkungan sosial.
Penyesuaian diri dapat pula diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan
sesuatu dengan standar atau prinsip yang berlaku umum.
Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk
membuat rencana dan juga mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga
bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi-frustasi secara efektif.
Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang kuat atau
memenuhi syarat.
Penyesuaian diri sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan
emosional berarti memiliki respons emosional yang sehat dan tepat pada setiap persoalan
dan situasi.
Dengan demikian penyesuaian diri merupakan suatau proses alamiah dan dinamis yang
bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan
kondisi lingkungannya.
2.Karakteristik Penyesuaian Diri
Dalam kenyataan tidak selamanya individu akan berhasil dalam melakukan
penyesuaian diri. Hal itu disebabkan adanya rintangan ada hambatan atau hambatan tertentu
yang menyebabkan ia tidak mampu melakukan penyesuaian diri secara optimal. Rintanganrintangan itu dapat bersumber dari dalam dirinya (keterbatasan) atau mungkin dari luar
dirinya. Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuraikan karakteristik penyesuaian diri yang
positif dan yang salah.
A.Penyesuaian diri yang positif
Individu yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal
sebagai berikut:
1. Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional yang berlebihan,
2. Tidak menunjukkan adanya mekanisme pertahanan yang salah,
3. Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi,
4. Memilki pertimbangan yang rasional dalam pengarahan diri,
5. Mampu belajar dari pengalaman,
6. Bersikap realistik dan objektif,
Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk
berikut ini;
1. Penyesuaian diri dalam mengahadapi masalah secara langsung
2. Penyesuaian diri dengan melakukan penjelajahan atau explorer
3. Penyesuaian diri dengan trial and error
4. Penyesuaian dengan subtitusi atau mencari pengganti
5. Penyesuaian diri dengan belajar
6. Penyesuaian diri dengan pengendalian diri
7. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat
B.Penyesuaian Diri yang Salah
Akibat daripada tidak berhasilnya penyesuaian diri secara positif maka akan timbul
pribadi yang salah dalam menyesuaikan diri. Pribadi tersebut ditandai dengan adnya sikap
yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, membabi buta, dan
sebagainya.Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu reaksi bertahan,
reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.
1.Reaksi Bertahan (defence reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia tidak sedang
menghadapi kegagalan. Ia akan berusaha menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami
kesulitan. Berikut reaksi-reaksi yang terjadi :
1. Rasionalisasi, mencari kebenaran atas tindakannya yang salah
2. Represi, melupakan perasaan atau pengalaman yang pahit
3. Proyeksi, menyalahkan kegagalannya kepada orang lain
4. Sour grapes (anggur kecut), membalikkan fakta dengan kebenarannya dia
sendiri
2.Reaksi Menyerang (aggressive reaction)
Individu yang salah penyesuaian akan menunjukkan sikap dan perilaku yang bersifat
menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau kegagalannya. Ia tidak mau
menyadari kegagalannya atau tidak mau menerima kenyataan. Reaksi-reaksinya antara lain:
1. Selalu membenarkan diri sendiri,
2. Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi,
3. Merasa senang bila mengganggu orang lain,
4. Bersikap menyerang dan merusak, dan sebagainya.
3.Reaksi Melarikan Diri (escape reaction)
Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan konflik
atau kegagalannya. Reaksinya tampak sebagai berikut:
1. Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan
bentuk angan-angan.
2. Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri, atau menjadi pecandu narkoba.
4.Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan
C.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri.
Menurut Schneiders (1984), setidaknya ada lima faktor yang dapat memengaruhi proses
penyesuaian diri remaja, yaitu:
1.
kondisi fisik
2.
kepribadian
3.
proses belajar
4.
lingkungan
5.
agama dan budaya
Proses penyesuaian diri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian
itu sendiri, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor itu dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
1.Faktor Fisiologis
Kondisi fisik, seperti struktur fisik dan temperamen sebagai disposisi yang
diwariskan, aspek perkembangannya secara instrinsik berkaitan erat dengan susunan tubuh.
Shekdon mengemukakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara tipe-tipe bentuk tubuh
dan tipe-tipe temperamen (Moh. Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ektomorf,
yaitu ototnya lemah atau tubuhnya rapuh, ditandai oleh sifat-sifat segan dalam melakukan
aktivitas sosial, pemalu, pemurung, dan sebagainya.
Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi yang primer bagi tingkah laku, dapat
diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi
proses penyesuaian diri.
Kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berpengaruh terhadap penyesuaian diri.
Kualitas penyesuaian diri yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan jasmaniah yang diderita
oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya. Gangguan penyakit yang
kronis dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan diri, perasaan rendah diri, rasa
ketergantungan, perasaan ingin dikasihi, dan sebagainya.
2.Faktor Psikologis
Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri seperti
pengalaman, hasil belajar, kebutuhan-kebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dan
sebagainya.
Faktor pengalaman
Tidak semua pengalaman mempunyai makna dalam penyesuaian diri. Pengalaman yang
mempunyai arti dalam penyesuian diri, terutama pengalaman yang menyenangkan atau
pengalaman
traumatik
(menyusahkan).
Pengalaman
yang
menyenangkan,
seperti
memperoleh hadiah dari suatu kegiatan cenderung akan menimbulkan proses penyesuaian
diri yang baik. Sebaliknya, pengalaman yang traumatik akan menimbulkan penyesuaian diri
yang keliru.
1.Faktor belajar
Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses
penyesuaian diri. Hal ini karena melalui belajar, pola-pola respon yang membentuk
kepribadian akan berkembang. Sebagian besar respon dan ciri-ciri kepribadian lebih
banyak diperoleh dari proses belajar daripada diperoleh secara diwariskan. Dalam
proses penyesuaian diri,belajar merupakan suatu proses modifikasi tingkah laku sejak
fase fase awal dan berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuat dengan
kematangan.
2.Determinasi diri
Proses penyesuaian diri, disamping ditentukan oleh faktor-faktor tersebut
diatas, terdapat faktor kekuatan yang mendorong untuk mencapai taraf penyesuaian
yang tinggi dan atau merusak diri. Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam
proses penyesuaian diri, karena berperan dalam pengendalian arah dan pola
penyesuaian diri.
3.Faktor konflik
Pengaruh konflik terhadap perilaku tergantung pada sikap konflik itu sendiri.
Ada pandangan bahwa semua konflik bersifat mengganggu atau merugikan.
Sebenarnya, beberapa konflik dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan
kegiatan dan penyesuaian diri.Misalnya, seorang anak dengan orang tuanya yang
berbeda pendapat tentang waktu belajar. Anak tersebut berpendapat bahwa waktu
belajar hanya dilakukan saat di sekolah saja, akan tetapi orang tua anak tersebut
berpendapat bahwa belajar juga dilaksanakan di rumah demi memahami materi yang
akan diajarkan dan sudah diajarkan. Anak tersebut tidak akan mengetahui keuntungan
dari melaksanakan pendapat orang tuanya setelah menerima nilai raport yang jelek di
akhir semester karena tidak belajar di rumah setiap harinya. Maka dari hasil raport
tersebut anak akan bisa lebih bisa membagi waktu dan menuruti orangtua.
3.Faktor perkembangan dan kematangan
Dalam proses pengembangan, respon berkembang dari respon yang bersifat instinktif
menjadi respon yang bersikap hasil belajar dan pengalaman. Dengan bertambahnya usia
perubahan dan perkembangan respon, tidak hanya diperoleh proses belajar, tetapi juga
perbuatan individu telah matang untuk melakukan respons dan ini menentukan pola
penyesuaian dirinya.
Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang di capai individu
yang berbeda-beda, sehingga pola-pola penyesuaian juga akan bervariasi sesuai tingkat
perkembangan dan kematangan yang dicapainya. Selain itu, hubungan antara penyesuaian
dan perkembangan dapat berbeda-beda menurut jenis aspek perkembangan dan kematangan
yang dicapai. Kondisi-kondisi perkembangan dan kematangan memengaruhi tiap aspek
kepribadian individu, seperti emosional, sosial, moral, keagamaan, dan intelektual.
4.Faktor lingkungan
Berbagai lingkungan, seperti keluarga, sekolah dan masyarakat, kebudayaan, dan
agama berpengaruh kuat terhadap diri seseorang.
1.Pengaruh lingkungan keluarga
Dari sekian banyak faktor yang mengkondisikan penyesuaian diri, faktor
lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting. Karena keluarga
merupakan media sosialisasi bagi anak-anak proses sosialisasi dan interaksi sosial
yang pertama dan utama di jalani individu di lingkungan keluarganya. Hasil
sosialisasi tersebut kemudian dikembangakan di lingkungan sekolah dan masyarakat
umum.
2.Pengaruh hubungan dengan orang tua
Pola hubungan orang tua dan anak mempunyai pengaruh yang positif terhadap
proses penyesuaian diri. Beberapa pola hubungan yang dapat memengaruhi
penyesuaian diri adalah sebagai berikut.
Menerima (acceptance)
Orang tua menerima kehadiran anaknya dengan cara-cara yang baik, sikap dapat
menimbulkan suasana hangat, menyenangkan dan rasa aman bagi anak.
Menghukum dan disiplin yang berlebihan
Hubungan orang tua dengan anak bersifat keras. Disiplin yang terlalu berlebihan
dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang menyenangkan bagi anak.
Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan
Perlindungan dan pemanjaan secara berlebiahan dapat menimbulkan perasaan tidak
aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala yang lainya
Penolakan
Orang tua menolak kehadiran. Beberapa penelitaian menunjukan bahwa penolakan
orang tua pada anaknya akan menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri
3.Hubungan saudara
Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh kasih
sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih baik. Sebaliknya suasana
permusuhan perselisihan, iri hati, kebencian, kekerasan, dan sebagainya dapat
menimbulkan kesulitan dan kegagalan anak dalam penyesuaian dirinya.
4.Lingkungan masyarakat
Keadalaan lingkungan masyarakat tempat individu berada menentukan proses
dan pola-pola penyesuaian diri. Hasil penelitian menunjukan bahwa gejala tingkah
laku atau perilaku menyimpang bersumber pada pengaruh keadaan lingkungan
masyarakatnya pergaulan yang salah dan terlalu bebas dikalangan remaja dapat
memengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya.
5.Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah berperan sebagai media sosialisasi, yaitu mempengaruhi
kehidupan intelektual, sosial dan moral anak-anak. Suasana sekolah baik sosial
maupun psikologis akan memengaruhi proses dan pola penyesuaian diri para
siswanya. Pendidikan yang diterima anak disekolah merupakan bekal bagi proses
penyesuaian diri mereka dilingkungan masyarakatnya.
5.Faktor budaya dan agama
Proses penyesuaian diri anak, mulai lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
secara bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor kultur dan agama. Lingkungan kultural tempat
individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola penyesuaian dirinya. Misalnya,
tata cara kehidupan di masjid atau gereja akan memengaruhi cara anak menempatkan diri
dengan masyarakat sekitarnya.
Agama mamberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan
ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana damai dan tenang pada anak. Ajaran
agama ini merupakan sumber nilai, norma, kepercayaan dan pola tingkah laku yang akan
memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan kestabilan hidup anak. Sembahyang dan berdoa
merupakan media menuju arah kehidupan yang lebih nyaman, tenang, dan berarti bagi
manusia. oleh karena itu, agama memegang peranan penting dalam proses penyesuaian diri
seseorang.
B.Proses dan Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
1.Proses Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri
dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui bahwa
penyesuaian yang sempurna tidak akan pernah tercapai. Penyesuaian lebih bersifat suatau
proses psikologi sepanjang hayat (live Long Process). Dan manusia terus menerus akan
berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi
yang sehat. Pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu dengan lingkungannya.
Beberapa faktor lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup
sehat bagi remaja adalah sebagai berikut;
1.Lingkungan Keluarga yang Harmonis
Apabila dibesarkan dilingkungan keluarga yang harmonis yang di dalamnya terdapat
cinta kasih, respect, toleransi, dan rasa aman. Seorang anak akan dapat penyesuaian diri
secara sehat dan baik. Rasa dekat dengan keluarga merupakan salah satu kebutuhan pokok
bagi perkembangan jiwa seorang anak. Dalam kenyataannya banyak orang tua mengetahui
hal ini tetapi mereka mengabaikannya dengan alasan mencari penghasilan yang besar untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menjamin masa depan anak.
2.Lingkungan Teman Sebaya
Menjalin hubungan yang erat yang harmonis dengan teman sebaya sangatlah penting
pada masa remaja.Suatau hal yang sulit bagi remaja menjauh dari dan dijauhi oleh temannya.
Remaja mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di hatinya, dari anganangan, pemikiran, dan perasaan-perasaannya. Ia mengungkapkan kepada teman sebayanya
yang akrab secara bebas dan terbuka tentang rencana, cita-cita, dan kesulitan-kesulitan
hidupnya.
3.Lingkungan sekolah
Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan
informasi saja, tetapi juga mencakup tanggung jawab moral dan sosial secara luas dan
komplek.Demikian pula guru tugasnya tidak hanya mengajar saja tetapi juga berperan
sebagai pendidik, pembimbing, dan pelatih bagi murid-muridnya.Pendidikan modern
menuntut guru untuk mengamati perkembangan penyesuaian diri pada murid-muridnya serta
mampu menyusun sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan tersebut
1.Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu, penyesuaian diri pribadi
dan penyesuaian diri sosial.
1.Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seorang untuk menerima diri demi
tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya.Ia
menyatakan sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan
mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dan potensi dirinya. Keberhasilan
penyesuaian diri pribadi ditandai oleh tidak adanya rasa benci, tidak ada keinginan untuk lari
dari kenyataan, atau tidak percaya pada potensi dirinya.Sebaliknya, kegagalan penyesuaian
pribadi ditandai oleh adanya keguncangan dan emosi, kecemasan, pribadi, ketidakpuasan, dan
keluhan terhadap nasib yang dialaminya.Sebagai akibatnya “adanya jarak pemisah antara
kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan oleh linkungannya”.
2.Penyesuaian Sosial
Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang
terus menerus dan silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan pola
tingkah laku yang sesuai dengan aturan hukum adat-istiadat, nilai, dan norma sosial yang
berlaku di dalam masyarakat. Proses ini dikenal dengan istilah proses penyesuaian sosial.
Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial ditempat individu itu hidup dan
berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup hubungan
dengan anggota keluarga, masyarakat sekolah, teman sebaya, atau anggota masyarakat luas
secara umum.Apa yang diserap yang dipelajari individu dalam proses interaksi dengan
masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang
memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial sangat baik. Proses
berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk
mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Setiap kelompok atau suku
bangsa memiliki sistem nilai yang berbeda-beda. Dalam proses penyesuaian sosial, individu
berkenalan dengan nilai dan norma sosial yang berbeda-beda lalu berusaha untuk
mematuhinya, sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya. Seperti yang
dikatakan oleh Sigmud Freud bahwa hati nurani atau super ego, akan berusaha
mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan kerelaannya terhadap beberapa
pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat serta menolak dan menjauhi hal-hal
yang tidak diterima oleh masyarakat.
2.Implikasi Penyesuaian Diri Peserta Didik
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa
remaja. Selain mengemban fungsi pengajaran, sekolah juga mengemban fungsi pendidikan
(transformasi nilai dan norma sosial).
Upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar proses penyesuaian diri remaja di
sekolah adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa betah bagi siswa, baik
secara sosial, fisik maupun akademis.
2. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa.
3. Berusaha memahami siswa secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun
aspek pribadinya.
4. Menggunakan metode dan alat mengajar yang mendorong gairah belajar.
5. Menciptakan ruangan kelas yang memenuhi syarat kesehatan.
6. Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
7. Adanya keteladanan dari para guru dalam segala aspek pendidikan
8. Mendapatkan kerja sama dan saling pengertian dari para guru dalam menjalankan
kegiatan pendidikan.
9. Melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya.
10. Membuat tata tertib sekolah yang jelas dan dipahami siswa.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyesuaian diri merupakan suatau proses alamiah dan dinamis yang
bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai
dengan kondisi lingkungannya.
Rintangan-rintangan itu dapat bersumber dari dalam dirinya (keterbatasan)
atau mungkin dari luar dirinya. Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuraikan
karakteristik penyesuaian diri yang positif dan yang salah
Menurut Schneiders (1984), setidaknya ada lima faktor yang dapat
memengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yaitu:kondisi fisik, kepribadian,
proses belajar,lingkungan,agama dan budaya
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan
diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita
ketahui bahwa penyesuaian yang sempurna tidak akan pernah tercapai.
Penyesuaian lebih bersifat suatau proses psikologi sepanjang hayat (live Long
Process).
Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu, penyesuaian diri
pribadi dan penyesuaian diri sosial.
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan
jiwa remaja. Selain mengemban fungsi pengajaran, sekolah juga mengemban
fungsi pendidikan (transformasi nilai dan norma sosial).
B. Saran
Kepada para pembaca agar dapat mengaplikasikan materi makalah ini yaitu
tentang konsep dan proses penyesuaian diri peserta didik usia sekolah
menengah / remaja khusus bagi anda mahasiswa FKIP yang akan menjadi guru
di kemudian hari.
Saran saya kepada pihak pengelola perpustakaan agar lebih memperhatikan
kelengkapan buku-buku yang ada di perpustakaan agar pembuatan makalahmakalah selanjutnya dapat diambil dari sumber-sumber yang berbeda, dengan
begitu makalah yang dibuatakan lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Konsep dan proses penyesuaian diri peserta didik Usia sekolah menengah / remaja
Sumber: http//:www.google.com
12
MAKALAH BAHASA
INDONESIA
Ejaan Yang Disempurnakan
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV:
Wa Sarna ( 2015-41-043)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIPERSITAS PATTIMURA