KEGIATAN USAHA AYAM NIAGA PETELUR PERIOD

I.

1.1.

PENDAHULUAN

Letak Geografis
Sukabumi merupakan sebuah kabupaten yang terletak pada bagian tengah

propinsi Jawa Barat, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan
Kabupaten Bogor di barat, Kabupaten Bandung di timur, laut selatan di selatan.
Pusat kota Sukabumi terletak di bagian wilayah tengah Kabupaten Sukabumi,
yang mempunyai ketinggian 0 - 2960 m diatas permukaan laut. Dimana memiliki
iklim yang sejuk antara 20,70 C sampai 30,30 C. Kota Sukabumi berjarak 95 km
dari kota Bandung, ibu kota Propinsi Jawa Barat, dan berjarak 120 Km dari ibu
kota Negara. Kabupaten Sukabumi memiliki banyak wilayah perbukitan, sehingga
memiliki udara yang sejuk dan suasana yang nyaman serta memiliki panorama
alam yang amat indah berupa hamparan pepohonan yang masih terjaga
kelestarianya sehingga udara di sana masih terjaga pula kesegaranya. Penduduk
Sukabumi pada umumnya adalah suku sunda, yang menggunakan bahasa sunda
sebagai bahasa sehari-hari.

Letak dari PT. Sembilan Jaya Farm berada di Desa Sasanggaran,
Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi. Keseluruhan wilayah PT.
Sembilan Jaya Farm merupakan wilayah perbukitan, dan sebagian besar masih
berupa tanah kosong yang belum di gunakan untuk proses produksi. Perusahaan
ini mempunyai letak geografis yang cukup strategis, karena disamping jarak
kejalan raya sekitar 500 m, dan jarak ke kota kira-kira 52 km. Luas lahan PT.
Sembilan Jaya Farm kurang lebih 25 Ha. Selain itu, faktor utama yang
mendukung lokasi ini dipilih sebagai sektor perusahaan pemeliharaan ayam niaga

2

petelur karena keadaan lingkungan yang bersuhu sejuk yang baik untuk
pemelihararan ayam niaga petelur serta jauh dari pemukiman.
Luas areal keseluruhan peternakan ini seluas 25 Ha, namun hanya 12 Ha
yang baru berfungsi sebagai tempat peternakan. Peternakan ini memiliki 3
kandang periode starter, 2 kandang periode grower, dan 23 kandang layer,
gudang pakan, gudang produksi, gudang limbah, mess karyawan, pos keamanan,
shower dan semprot kendaraan, kantor , gudang kelistrikan, dan parkiran
kendaraan.
Keadaan tata air kota Sukabumi pada umumnya cukup baik karena

wilayahnya merupakan bagian dari Gunung Gede, dan diapit oleh dua buah sungai
besar yaitu Sungai Cipelang Gede dan Cisuda, yang kesemuanya bermuara di
Samudera Indonesia. Sungai lainnya (sungai kecil) yang mengalir di wilayah ini
adalah Sungai Cipelangleutik dan Cimuncang yang keduanya bermuara di Sungai
Cimandiri.
1.2.

Sejarah Perusahaan

Awalnya peternakan ini dimiliki oleh Pieter Angkasa yang merupakan

warga Negara Belanda. Peternakan ayam ini dulu dikenal dengan nama
Peternakan Angkasa oleh warga sekitar, namun tidak dapat di pastikan kapan
mulai berdirinya peternakan ini secara pasti karena tidak ada yang mengetahui
kapan pastinya. Hanya saja peternakan ini mulai di pindah tangan pada tahun
1988, dengan dibeli oleh PT. Sumber Inti Harapan Goup, kemudian peternakan ini
berubah nama menjadi PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi. Kegiatan yang
diusahakan ialah pemeliharaan ayam niaga petelur.
PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi yang merupakan anak perusahaan atau
cabang dari PT. Sumber Inti Harapan Group. PT. Sumber Inti Harapan Group


3

sendiri memiliki 3 anak perusahaan yaitu, PT. Mulya Lestari Omega Sukabumi,
PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi dan PT. Sumber Inti Harapan Tangerang. Dua
perusahaan yaitu, PT. Mulya Lestari Omega, dan PT. Sembilan Jaya Farm sendiri
terletak di kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan PT. Sumber Inti Harapan
terletak di kota Tangerang, Jawa Barat.
Sampai saat ini PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi menjalani
pemeliharaan ayam niaga petelur mulai dari periode starter, grower hingga layer.
Sempat ada wacana peternakan ini akan menambah kandang khusus breeding,
namun wacana ini belum terlaksana sampai sekarang.
PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi yang memelihara ayam niaga petelur
ini mempunyai karyawan kurang lebih 80 orang. Karyawan itu sendiri terdiri dari
1 orang Manager, 4 orang Supervisor, 1 orang tenaga Statistik, dan sisanya
sebagai caretaker (pekerja kandang), driver, teknisi, dan security.
1.3.

Bidang Usaha Yang Dijalankan
PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi merupakan perusahaan yang bergerak


dibidang pemeliharaan ayam niaga petelur. Jenis ayam yang dipelihara berasal
dari galur Isa brown. Pemeliharan ayam di PT. Sembilan Jaya Farm ini dimulai
dari periode starter, grower, dan layer. Jumlah kandang layer yang ada di PT.
Sembilan Jaya Farm Sukabumi adalah sebanyak 23 kandang.

4

II.
2.1.

METODE

Materi
Materi yang digunakan dalam praktik kerja di usaha pemeliharaan ayam

niaga petelur di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi adalah : (1) Ayam niaga
petelur Isa Brown, (2) Bangunan kandang tipe battery, (3) Vaksinasi dan
perlengkapan penunjang vaksinasi, (4) Fasilitas lain penunjang kegiatan
pemeliharaan ayam niaga petelur misalnya: truk pengangkut pakan dan truk

pengangkut telur.
Pengumpulan data di lakukan dengan cara sebagai berikut:
1.Mengamati dan mengikuti kegiatan di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi.
2. Melakukan wawancara dengan manager farm, supervisor, dan anak kandang.
3. Melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukan.
2.2.

Cara Kerja
Kegiatan Praktik Kerja di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi

2.2.1. Kegiatan Rutin
Mulai melakukan pekerjaan pada pukul 08.00 WIB dan melakukan
program biosecurity, pakan dan sistem pemberiannya, air minum dan sistem
pemberiannya,

pencatatan

recording

harian,


pengamatan

kandang

dan

pengambilan telur, pengepakan dan pemilihan telur.
2.2.2. Kegiatan Insidental
Kegiatan insidental dalam proses praktik kerja meliputi program vaksinasi
dan metodenya, pemberian obat serta vitamin dan culling, pengolahan limbah.

5

2.2.3. Kegiatan Penunjang
Kegiatan penunjang yang dilakukan antara lain, diskusi dengan supervisor
serta wawancara dengan pekerja dan karyawan kandang.
2.3.

Waktu dan Tempat

Kegiatan praktik kerja dilaksanakan mulai tanggal 13 Februari 2013

sampai dengan 6 Maret 2013. Pelaksanaan praktik kerja dilaksanakan di PT.
Sembilan Jaya Farm Sukabumi yang beralamat di Desa Sasanggaran, Kecamatan
Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia.

6

III. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1.

Kegiatan Rutin

3.1.1. Program Biosecurity
Program Biosecurity merupakan usaha yang menyangkut isolasi,
kebersihan, dan manajemen yang bersama-sama akan menurunkan potensi
timbulnya penyakit. Tujuan dari program Biosecurity adalah untuk menurunkan
sumber dan penyebab kontaminasi bagi kawanan dan ternak, sehingga
memungkinkan terjadinya produk yang sehat, aman, dan terpercaya. Bioscurity
farm merupakan salah satu prioritas utama dari pelaksanaan managemen

pemeliharaan.
Program biosecurity yang dilakukan di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi
meliputi sanitasi di pintu gerbang petrernakan dan pintu kandang. Sanitasi di pintu
gerbang suatu peternakan adalah tempat pertama bagi orang yang mau masuk
komplek peternakan dan merupakan titik awal keberhasilan suatu peternakan
terbebas dari wabah atau serangan penyakit. Pintu gerbang di PT. Sembilan Jaya
Farm Sukabumi mengkondisikan bahwa setiap orang maupun kendaraan tidak
sembarang dapat keluar masuk peternakan, dan pintu selalu dijaga ketat oleh
petugas. Tidak setiap kendaraan atau orang bisa masuk ke kawasan peternakan
atau farm demi terlaksananya program pencegahan penyakit. Biosecurity pada
gerbang utama masuk areal farm yaitu dengan menyemprotkan disinfektan.
Larutan yang disemprotkan berupa larutan Lysol dengan dosis 250 cc yang telah
dicampur dengan air sebnyak 100 L. Sanitasi juga dilakukan saat memasuki pintu
kandang dengan mencelupkan kaki pada kolam air di depan kandang yang telah
ditambah Tektrol dengan dosis 4 cc yang ditambahkan dengan air sebanyak 1 L.

7

Gambar 1. Sanitasi Kendaraan
Kegiatan Biosecurity di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi sudah

memenuhi standar yaitu dilakukan upaya untuk mengurangi penyebaran penyakit
diantaranya dengan : (1) Penyemprotan terhadap staff, karyawan, visitor/guest,
kendaraan yang akan masuk area farm, (2) Biosecurity sebelum memasuki
kandang dilakukan dengan mencelupkan kaki pada bak kecil yang terdapat di
depan pintu kandang, khusunya kandang starter yang diberi lisol-lisol dan tangan
disemprot dengan alkohol, (3) Biosecurity di lingkungan kandang dilakukan
dengan menaburkan Furadan yang berfungsi untuk membasmi lalat ataupun
serangga dan hama yang lain. Pemakaian furadan dilakukan dengan cara
menaburkan diatas kotoran ayam secara merata. Bahan lain yaitu formalin yang
digunakan untuk mematikan organisme patogen. Peralatan yang digunakan dalam
proses penanganan, pengaturan dan pemindahan ayam, telur, atau kotoran
mempunyai kemampuan untuk memindahkan penyakit secara mekanis dari satu
lokasi ke lokasi yang lain sehingga pergerakan peralatan dapat dikontrol dengan
cara sebagai berikut: menghindari perpindahan peralatan dari kandang satu ke
kandang yang lainnya, peralatan apapun yang dibawa dari kandang lain harus
dicuci dan didesinfektan, (4) Biosecurity di luar lingkungan kandang, dengan

8

adanya pagar pembatas farm dengan lingkungan sekitar menggunakan pagar dari

seng, pagar tembok dan pagar besi serta kawat berduri. Lapisan kedua terdapat
jaring jaring yang rapat dengan ketinggian 4 meter tujuanya untuk mencegah
hewan-hewan predator dan serangga masuk kedalam kandang.
Desinfektan yang di gunakan adalah detergen. Detergen digunakan selain
memiliki nilai ekonomi yang terjangkau juga kandungan yang ada pada detergen
sama dengan yang terkandung pada desinfektan pabrikan yang mahal. Namun
dalam pemakaian yang ada di pintu masuk kandang, desinfektan yang digunakan
adalah lisol-lisol. Caranya ialah dengan mencelupkan kaki pada bak kecil di depan
pintu kandang. Namun, pada PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi program
biosecurity sebelum memasuki kandang, hanya dilakukan pada kandang periode
starter. Biosecurity pada pintu masuk farm, dosis disinfektan yang digunakan 900
gr untuk satu tempat penampung air yang kapasitasnya 3000 L.

Gambar 2. Sanitasi kendaraan Tampak Dalam
North dan Bell (1990) menyatakan bahwa semua disinfektan yang dipakai
harus memenuhi syarat yaitu (1) Ampuh membunuh bakteri atau kuman bakteri;
(2) Tidak beracun bagi manusia; (3) Efektif pada material organik berjumlah

9


sedang; (4) Tidak merusak dan menyebabkan noda; (5) Dapat larut dalam air; (6)
Mampu menembus materi-materi serta celah-celah; (7) Mudah dicari dan tidak
mahal. Program biosecurity yang dilakukan oleh PT. Sembilan Jaya Farm
Sukabumi dilakukan dengan tujuan untuk memutus hubungan luar dengan dalam
untuk menurunkan sumber dari penyebab kontaminasi penyakit, sehingga
memungkinkan kondisi ayam yang sehat, aman dan terpercaya.
Sudarisman (2000) menganyakan bahwa biosecurity mencakup tiga hal
utama, yaitu sebagai berikut : (a) Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit;
(b) Meminimalkan kesempatan agen penyakit berhubungan dengan induk semang;
(c) Membuat tingkat kontaminasi lingkungan. Biosecurity bukan saja diarahkan
pada tindakan kebersihan semata, namun lebih luas lagi bagaimana cara
memberikan jaminan keamanan pada ternak agar ternak yang dipelihara mampu
hidup lebih nyaman untuk dapat memberikan hasil optimal pada peternak (Suska,
2007).
3.1.2. Pemberian Pakan
Pakan merupakan materi yang penting untuk mendukung kelangsungan
hidup ternak. Pakan digunakan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
pokok, pertumbuhan, produksi dan reproduksi. Pakan yang diberikan pada ternak
prinsipnya harus seimbang artinya pakan yang diberikan harus mengandung
nutrien dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan tujuan pemeliharaan dan
kebutuhan ternak tersebut sehingga tidak terjadi defisiensi ataupun kelebihan
pakan.
Manajeman pakan harus dilakukan dan selalu dikontrol. Pelaksanaan
secara intensif dimulai cara pemberian pakan atau metode yang dilakukan,

10

program pakan maupun tindakan lainnya yang diperlukan dalam usaha
menciptakan keseragaman atau uniformity serta untuk mendapatkan produktifitas
yang tinggi dalam pencapaian produksi yang optimal. Distribusi pakan merupakan
kunci dalam pencapaian target produksi. Pemberian pakan yang dilakukan
tergantung pada rancangan sistemnya. Dari hasil pengamatan, Ciri fisik dari pakan
yang terdapat di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi yaitu berbentuk butiran,
berwarna cokelat dan tidak bau apek. Dilihat dari ciri tersebut menunjukan bahwa
pakan di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi berkualitas baik dilihat dari segi
fisiknya. Keseluruhan pakan tersebut dibeli dari PT. Sinta Prima Feedmil Bogor
yang memproduksi khusus pakan unggas. Jenis dan kode pakan yang dibedakan
berdasarkan umurnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kode Pakan Periode Starer, Growing & Layer
Starter 1-6

Jenis kode
Pakan
B 201

Grower 6-18

S 22

Pakan
komplit
berbentuk
butiran
Mengandung coccidiostat & antibiotik

Layer 18 >

GT 1

Pakan
komplit
berbentuk
Mengandung antibiotik

Umur / week

Keterangan
Pakan
komplit
berbentuk
Mengandung antibiotik

butiran

butiran

Sumber: PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi (2013)
Pada dasarnya kandungan nutrisi pada pakan, sangat dibutuhkan oleh
ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, dan produksi.
Oleh karena itu pemberian pakan sebaiknya harus memperhatikan kandungan
nutriennya. Kandungan nutrisi dari pakan yang yang terdapat di PT. Sembilan
Jaya Farm Sukabumi yang dibedakan berdasarkan umurnya dapat dilihat pada
Tabel 2.

11

Tabel 2. Kandungan Protein, Energi, Ca dan P
Umur/week

Starter 1-6

Grower 6-18
Layer 18>

Energi (kkal/kg)
2.800

2.850

2.850

Protein (%)
19

15

16

Ca (%)

P(%)

0,9

0,6

3,4

0,6

0.9

0,6

Sumber PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi (2013)

NRC (1994) menyatakan bahwa kebutuhan energi untuk ayam

pada

periode starter adalah 2.800 kkal/kg, kebutuhan protein yaitu 19%, kebutuhan Ca
yaitu 1 % dan kebutuhan akan P adalah 0,48%. Periode grower yaitu 2.700 kkal
pada setiap kg pakan. Kebutuhan proteinnya yaitu 15%, kebutuhan Ca yaitu 0,9%
dan kebutuhan P yaitu 0,40 %. Kebutuhan energi pada periode layer adalah 2.750
kkal/ kg, protein 16%, Ca yaitu 3,75% dan kebutuhan P yaitu 0,48%.
Dari pernyataan tersebut dapat dibandingkan bahwa kandungan pakan
yang terdapat di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi sudah baik kualitas serta
kandungan nutrisinya. Nutrisinya telah mencapai kebutuhan yang diperlukan
ayam untuk melakukan kelangsungan hidupnya serta kebutuhan untuk produksi.
Produksi yang dimaksud ialah untuk ayam bertelur. Kebutuhan Energi, Protein,
Ca dan P, menurut NRC dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kebutuhan Protein, Energi, Ca dan P
Periode
Starter

Grower
Layer

Energi (kkal/kg)
2.800

2.700

2.750

Protein (%)
19

15

16

Sumber: NRC (1994)

Ca (%)
1

0,9

3,75

P (%)

0,48

0,40

0,48

Pemberian pakan pada PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi pada periode
grower dan layer dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pukul 05.00 wib dan

12

pukul 13.00 wib. Sedangkan pada periode starter pemberian pakan diberikan
secara adlibitum, atau tak terbatas. Namun ada pengontrolan setiap 2 jam sekali
pada umur 0-1 minggu, 4 jam sekali pada umur 1-4 minggu, dan 6 jam sekali pada
umur 4-5 minggu.
North dan Bell (1990) menyatakan bahwa pemberian pakan harus merata
keseluruh bagian tempat pakan agar ayam dapat bersama-sama makan tanpa harus
berebut, sehingga tidak terjadi kanibalisme. Selain itu juga agar pakan dapat
tersedia secara merata dan pakan yang basah tidak membusuk jika terkena air.
Williamson dan Payne (1993) juga menambahakan bahwa pemerataan
atau pengadukan pakan yang dilakukan dua kali sehari atau lebih dapat
meningkatkan konsumsi pakan karena sesuai dengan tingkah laku ayam
cenderung menyukai pakan yang berbentuk butiran.
Pengisian tempat pakan tidak terlalu penuh agar pakan tidak banyak yang
tercecer dan terbuang. Pakan yang diberikan selalu habis dan seandainya ada
pakan yang tersisa hanya sekitar 1-2 %, sehingga pakan yang tersisa dapat
langsung dicampur dengan pakan yang baru.
3.1.3. Pemberian Air Minum
Air yang digunakan dalam pemeliharaan dari pemeliharaan ayam niaga
petelur di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi, berasal dari penyedotan sumur,
yang kemudian ditampung pada tempat penampungan air/toren yang mempunyai
kapasitas 3000 L. Air yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik, tidak
berbau, bersih dan tidak mengandung endapan serta tidak berwarna. Tidak ada
pengolahan air secara khusus sebelum air diberikan terhadap ayam, namun air
hanya diberikan kaporit.

13

Kaporit merupakan bahan yang digunakan untuk mensanitasi air yang
akan diberikan kepada ayam, dimana kaporit mampu mengontrol penyakit bawaan
air seperti Escherichia coli, Colibacilliosis, Salmonellosis, dan Coccidiosis.
Kaporit Juga mampu mencegah lendir dan lumut berkembang pada saluran pipa
air. Setiap satu bulan sekali tempat penampungan air dibersihkan, agar kualitas air
yang digunakan tetap terjaga kebersihannya. Berikut tempat penampungan air
tertera pada Gambar 3.

Gambar 3. Toren/Penampung air
Pemberiaan air minum pada PT. Sembilan Jaya Farm, menggunakan
tempat minum otomatis disebut Nipple (Gambar. 4). Cara kerjanya yaitu, air
dialirkan dari tempat penempungan air, kemudian menuju puting-puting atau
Nozle Nipple. Setiap puting atau Nozle Nipple diasumsikan untuk 9 ekor ayam.
Penggunaan nipple pada PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi hanya digunakan
pada kandang grower dan layer. Anggorodi (1995) menyatakan air minum pada
ayam harus dalam keadaan dingin dan bersih, sedangkan faktor yang
mempengaruhi banyaknya air yang diminum dapat dipengaruhi oleh jumlah dan
jenis pakan serta keadaan suhu disekitarnya.

14

Gambar 4. Nipple
Pemberian air minum dilakukan pada pukul 08.00-10.00 WIB. Waktu
tersebut dipilih setelah ayam selesai diberi pakan. Pembatasan minum dilakukan
agar pada waktu dua jam tersebut air benar-benar digunakan untuk minum,
sehingga air tidak terbuang sia-sia, atau agar pakan tidak tercampur air yang
meyebabkan pakan basah. Untuk mengetahui jumlah konsumsi air minum ayam
per ekor per hari dapat diketahui dengan alat yang dinamakan Water Meter, di
hitung dengan rumus:
Jumlah konsumsi air hari ini

Jumlah konsumsi air minum kemarin

3,8

Pada saat pemberian air minum, karyawan kandang setiap hari melakukan
pengecekan nipple, untuk mengetahui kelancaran aliran air. Cara pengecekannya
yaitu dengan memencet nipple dengan jari, apabila air tidak keluar berarti nipple
tersumbat.
Menurut Sudaryani dan Santosa (2000), bahwa apabila menggunakan
tempat minum otomatis, jangan lupa mengecek sistem otomatisnya, berjalan
dengan baik atau tidak, sesudah pemberian obat-obatan, lubang air minum juga

15

harus dicek barang kali tersumbat. Tersumbatnya aliran air akan mengakibatkan
ayam dehidrasi yang akan mempengaruhi produksi telur.
Menurut Abidin (2003), dalam proses pembentukan telur didalam tubuh,
air memegang peranan yang cukup penting. Sehingga dalam pemberian air harus
tidak boleh kurang karena akan mempengaruhi produksi telur pada umumnya
3.1.4. Pencatatan Recording Harian
Recording merupakan salah satu hal sangat penting dalam manajemen
pemilharaan ayam niaga petelur. Recording harian di PT. Sembilan Jaya Farm
Sukabumi dilakukan untuk mengetahui jumlah konsumsi pakan, bobot badan,
penggunaan jenis obat, vaksin yang diberikan, serta pengurangan jumlah ternak
karena mati. Recording dilakukan setelah pemberian pakan dan minum pada sore
hari. Recording tersebut dibuat dalam buku laporan. Hal tersebut harus benarbenar diperhatikan agar riwayat pemeliharaan dalam satu periode dapat terekam
dan untuk kepentingan evaluasi pemeliharaan.
Recording yang akurat akan mempermudah peternak melakukan evaluasi,
mengontrol dan memprediksi tingkat keberhasilan usaha meski peternak jarang
melihat langsung ke lapangan. Recording yang baik adalah yang data-datanya
dapat di pertanggung jawabkan dan dapat dipercaya serta selalu aktual tiap hari.
Jadi, setiap dibutuhkan dapat menjadi dasar yang di percaya dan dapat di pakai
menjadi acuan yang tepat untuk program selanjutnya. Manajemen yang baik
tercermin pada recording yang tertib. Produksi industri perunggasan faktor
penentu keberhasilan sangatlah multi faktoral. Berikut komponen recording yang
seharusnya ada pada suatu peternakan unggas pada khususnya: (1) Populasi; (2)

16

Deplesi; (3) Program dan pemberian pakan; (4) Produksi telur; (5) Riwayat
kesehatan; dan (6) Stok barang.
3.1.5. Pengamatan Kandang
Pengamatan kandang dilakukan pada saat istirahat dan pada saat hari tidak
ada vaksinasi. Kandang di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi dibangun
membujur dari timur ke barat berjajar dari utara ke selatan. Jarak kandang dengan
pemukiman sekitar 500 m sedangkan jarak antar kandang 4 m. Sistem kandang
yang digunakan ialah Open House (kandang terbuka). Fungsi kandang terbuka
yaitu suhu, kelembaban dan keadaan kandang akan lebih mudah diatur. Serta pada
umumnya kandang untuk ayam niaga petelur dibuat terbuka, supaya cahaya
matahari dapat masuk tanpa terhalang. Dimana cahaya matahari merupakan
elemen penting bagi ayam untuk bertelur.
PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi terdiri dari 3 flock, yaitu flock Starter,
Grower dan Layer. Dengan jumlah keseluruhan kandang yaitu 28 kandang.
Ukuran setiap kandang dengan panjang 75 m, lebar 12 m, dan tinggi 3 m dari
lantai kandang. Jarak kandang satu dengan yang lain adalah 4 m. Jarak antar
kandang yang luas bertujuan agar sirkulasi udara mengalir dengan lancar. Lantai
yang digunakan yaitu terdiri dari litter pada kandang Starter. Bahan litter yang
digunakan yaitu sekam padi dengan ketinggian 5-7 cm dari lantai. Adapun atap
yang digunakan terbuat dari bahan seng dengan bagain pembatas atau plafonnya
menggunakan polynum yang berfungsi untuk menahan panas dari atap seng yang
kemudian dikeluarkan kembali melalui ventilator. Berikut kandang periode layer
yang tertera pada gambar 5.

17

Gambar 5. Kandang Layer
Ensminger (1992) menyatakan bahwa kandang yang baik mempunyai
penyekat yang cukup untuk mendapatkan panas pada saat musim dingin dan
mempunyai ventilasi yang cukup untuk pendingin pada saat musim panas. Jenis
atap yang digunakan di dalam kandang PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi adalah
polinum yang berfungsi sebagai sanitasi ruang agar stabil, penyerap panas dan
dingin.
Untuk menunjang kelancaran pengoperasian kegiatan pemeliharaan ayam
niaga petelur, maka kandang dilengkapi (1) Silo (gambar. 6) adalah tempat
penampungan pakan; (2) Tempat minum disebut nipple di mana bagian-bagian
nippel terdiri dari penyangga disebut cup nipple, puting nipple disebut nozle
nipple; (3) Hopper (gambar. 7) yaitu semacam kereta yang berfungsi untuk
memudahkan membawa membagi pakan ke dalam kandang.

18

Gambar 6. Silo pakan

Gambar 7. Hopper

Tipe kandang yang digunakan untuk periode layer di PT. Sembilan Jaya
Farm Sukabumi yaitu tipe kandang battery tiga tingkat keatas menyerupai tangga.
Bahan yang digunakan berupa besi dan kawat sehingga lebih awet dan tahan lama
sehingga bisa digunakan kembali lagi pada periode selanjutnya. Menurut Wiharto
(1985) kandang battery kandang yang disusun tingkat seperti tangga disebut stair
step. Berikut kandang battery yang ada di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi,
tertera pada gambar 8.

Gambar 8. Kandang Battery
Williamson dan Payne (1993) mengungkapkan bahwa bentuk kandang
battrey ada yang terbuat dari bambu dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 20 cm,
tinggi bagian depan 37 cm dan satu ekor ayam menempati satu battery. Untuk
kandang petelur sistem yang paling banyak digunakan adalah sistem battery

19

karena telur tidak mudah kotor dan terinjak ayam serta terkena kotoran. Kandang
battery mempuyai tempat pakan dibawah tempat minum.
3.1.6. Pengambilan Telur
Pada prinsipnya pemeliharaan ayam ras petelur periode produksi (layer)
merupakan kelanjutan pemeliharaan periode awal (starter) dan periode
pertumbuhan (grower). Produksi yang dimaksud ialah, telur yang merupakan
tujuan dari pemeliharaan ayam ras petelur tersebut. Banyak hal yang dapat
mempengaruhi tingkat produktifitas telur dalam satu periode, antara lain yaitu
manajamen pemeliharaan yang meliputi pakan, minum dan vaksinasi. Ada pula
faktor dari jenis atau bangsa ayam yang dipelihara. Pengambilan telur dilakukan
setelah ayam selesai diberi pakan dan minum. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rasyaf (1996) pakan diberikan sebelum pengambilan telur dan tempat minum
diisi dengan air bersih.
Pengambilan telur di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi, dilakukan dua
kali dalam sehari yaitu pada pukul 08.00 dan 13.00 wib. Menurut Wiharto (1985)
bahwa telur dapat diambil satu sampai tiga kali dalam sehari dengan waktu yang
tepat. Sering atau tidaknya dari pengambilan telur tergantung dari sifat ayam.
Telur diaambil dengan menggunakan eggtray (gambar.9). Setelah itu telur
diangkut ke gudang menggunakan truck (gambar.10).

20

Gambar 9. Eggtray

Gambar 10. Truk Pengangkut

Pengambilan telur pada pagi hari memerlukan waktu lebih lama jika
dibandingkan dengan dengan pengambilan pada siang hari. Djanah (1991)
berpendapat

bahwa pengambilan telur pertama

(pagi

hari)

merupakan

pengambilan terbanyak sehingga memerlukan banyak tenaga.
Rasyaf (2008) menyatakan bahwa ukuran produktivitas ayam bertelur
dapat dilihat dari Hen day production (HDP) dan Hen House Production (HHP).
Berikut rumus perhitungan Hen day production dan Hen house production.
HDP = Jumlah Telur Hari Itu x 100%
Jumlah Ayam Hari Itu
HHP =

Jumlah Telur
x 100%
Jumlah Populasi Awal Ayam
Pencatatan recording di PT. Sembilan Jaya Farm dilakukan setiap hari

setelah pengambilan semua telur dilakukan. Adapun recording yang di dapat
adalah recording yang telah dilakukan selama satu periode pada kandang 14,
dapat di lihat pada tabel 4.

21

Tabel 4. Catatan Recording Produksi Telur Kandang 14 PT. SJF Sukabumi
Tanggal
Jumlah
Ayam
Pakan
Produksi Telur
Feb/Mar

14 Feb
15 Feb
16 Feb
17 Feb
18Feb
19Feb
20Feb
21Feb
22Feb
23Feb
24Feb
25Feb
26Feb
27Feb
28Feb
01 Mar
02 Mar
03Mar
04Mar
05Mar
06Mar
Jumlah
HDP

Hidup

Mati

Gr/ekor Kg

4403
1
120 528,36
3924
4402
1
120 528,24
3960
4401
120 528,12
3996
4401
1
120 528,12
4104
4400
120 528,00
4008
4400
120 528,00
4068
4400
120 528,00
4051
4400
120 528,00
4068
4400
120 528,00
4068
4400
5
120 528,00
4068
4395
120 527,40
4104
4395
2
120 527,40
4104
4393
120 527,16
4104
4393
120 527,16
4104
4393
1
120 527,16
4104
4392
1
120 527,04
4082
4391
1
120 526,92
4086
4390
1
120 526,80
4087
4389
120 526,68
4084
4389
120 526,68
4074
4389
1
120 526,68
4095
92316
15
2520 3168
85343
Sumber : PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi (2013)

Jumlah Produksi Telur
x 100%
Jumlah Hari x Awal Populasi
=

85343
21 x 4403

x 100% = 92,30%

DP(%) Kg

89,12
89,95
90,79
93,25
91,09
92,45
92.06
92,45
92,45
92,45
93,37
93,37
93,42
93,42
93,42
92,94
93,05
93,09
93,05
92,82
93,30

= Jumlah Produksi Telur (butir) dalam Satu Periode x 100 %
Jumlah Ayam Hidup Harian dalam Satu Periode
= 85343 x 100% = 92,45%
92316

HHP =

Butir

226,5
228,9
233.3
239,1
233,7
238,3
239,3
241,4
242,5
241,0
244,8
248,0
247,5
247,7
247,0
245,6
245,9
245,9
246,8
247,0
248,0
1231

22

Tabel 5. Standar Produksi PT. SJF Sukabumi
Umur
HD
Berat Telur
(Minggu)
(%)
(Gram)
19
2.5
45,0
20
40,0
49,0
21
60.0
52,0
22
80,0
54,5
23
90,0
56,7
24
91.6
57,7
25
92.4
58,8
26
93,2
59,6
27
93,8
60,2
28
94,0
60,7
29
94,2
61,1
30
94,2
61,5
31
94,2
61,9
32
94,1
62.2
33
94,1
62,4
34
94,0
62,6
35
94,0
62,8
36
93,9
63,0
37
93,8
63,2
38
93,7
63,3
39
93,6
63,4
40
93,5
63,5
41
93,4
63,6
42
93.3
63,7
43
93.2
63,7
44
93,1
63,8
45
92.8
63,9
46
92,5
64,0
Sumber : PT . Sembilan Jaya Farm Sukabumi (2013)
Produksi telur yang dihasilkan oleh PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi
selama 21 hari sebanyak 85.343 butir telur. Ukuran produktivitas ayam petelur
dapat dilihat dari Hen Day Production (HDP) diperoleh hasil 92,45%, sedangkan
produktivitas dari Hen House Production (HHP) diperoleh hasil 92,03.
3.1.7. Pengepakan dan Pemilihan Telur
Kegiatan pengepakan dilakukan di gudang telur. Pengepakan di lakukan
setelah telur melalui proses pembersihan kotoran dan pemilihan telur berdasarkan
pada ukuran dan bentuk telur. Pemilihan telur di PT. Sembilan Jaya Farm,

23

memiliki beberapa kriteria antara lain telur double yolk, telur retak, telur pecah,
dan telur yang bagus. Pengepakan di lakukan berdasarkan permintaan dari
konsumen yang telah memiliki kontrak dengan PT. Sembilan Jaya Farm. Tujuan
pemilihan telur dilakukan karena telur yang di minta konsumen baragam dan juga
telur yang di hasilkan beragam pula, agar mudah dalam pemasarannya.
3.2.

Kegiatan Insidental

3.2.1. Vaksinasi
Keberhasilan suatu peternakan dapat diukur dari sistem pencegahan
penyakit atau vaksinasi. Hal yang penting dalam program biosecurity ialah
vaksinasi. Vaksinasi adalah suatu pemberian kekebalan terhadap tubuh ayam
untuk menanggulangi kemungkinan timbulnya suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus, bakteri, dan cacing (Chan dan Zamrowi, 1985). Vaksin yang
digunakan di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi yaitu ND, Gumboro dan IB.
Beberapa metode vaksinasi yang dilakukan di PT. Sembilan Jaya Farm
Sukabumi yaitu: (1) Metode Tusuk sayap (wing web); (2) Metode injeksi, baik
melalui bawah kulit/sub cutan; (3) Metode tetes mata/intra oculer, dilakukan
untuk vaksinasi ILT dan IB; (4) Tetes hidung/intra nasal, vaksin diteteskan pada
hidung; (5) Metode semprot (spray). Berikut program vaksinasi yang ada pada
PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi, tertera pada tabel 6.

24

Umur
1 Hari
4 Hari
14 Hari
16Hari
20 Hari
22 Hari
28 Hari
35 Hari
39 Hari
6 Minggu
7 Minggu
8 Minggu
9 Minggu
11 Minggu
12 Minggu
15 Minggu
16 Minggu
18 Minggu
28 Minggu
30 Minggu
38 Minggu

Tabel 6. Vaksinasi
Vaksin
Dosis
Metode
ND IB Live 1
1 ½ dosis
Subcutan
ND IB D kill
0,2 cc/ekor
Subcutan
Gumboro1 IB D Live I
1 ½ dosis
Sprai
Pencegahan Koksidiosis
ND IB Live 2
1 ½ dosis
Sprai
Gumboro IB D Live 2
Titer darah
Sprai
AI Kill 1
0.3 cc/ekor
Intramusc Dada
ND IB Live +ND IB D Kill 0.5 cc/ekor
Sprai dan Suntik
Coriza 1
0,5 cc/ekor
Intramusc Dada
Potong Paruh
Cacar
1 dosis
Swing WW
ILT
1 dosis
Tetes mulut
AI 2
0,4 cc/ekor
Subcutan
ND IB Live 4
2 dosis
Intraoculer
IB D Kill 3
0,5 cc/ekor
Intramusculer
Coryza 2 + ND IB DS
1,0 ml/ekor
Intramusculer
AI Kill 1
45 cc/ekor
Intramuscuker
ND IB Live 5
2 dosis Sprai
ND IB D Kill
0,5 cc/ekor
Paha di suntik
AI Kill 2
0,45 cc/ekor
Intramusculer
ND IB Kill 1
0,5 cc/ekor
Intramusculer
Sumber : PT . Sembilan Jaya Farm Sukabumi (2013)

Perlakuan vaksinasi pada periode layer dilakukan dengan suntik dapat
dilihat pada gambar 11, sedang dilakukan vaksinasi ND pada kandang 14 di PT.
Sembialan Jaya Farm Sukabumi tanggal 14 februari 2013 pukul 09.00 Wib.
Metode yang digunakan yaitu suntik paha, 1 Dosis sekitar 0,2
untuk 1000 ekor ayam.

0,5 ml, 1 botol

25

Gambar 11. Vaksinasi ND (Suntik Paha)
Imbang (2005), menyatakan bahwa Newcastle Disease (ND) adalah
penyakit yang sangat menular, dengan angka kematian yang tinggi, disebabkan
oleh virus genus paramyxovirus dengan famili paramyxoviridae. Nama lain untuk
ND adalah tetelo, pseudovogolpest, sampar ayam, Rhaniket, Pneumoencephalitis
dan Tontaor furrens. Newcastle Disease dipandang sebagai salah satu penyakit
penting di bidang perunggasan. Kejadian wabah penyakit ND seringkali terjadi
pada kelompok ayam yang tidak memiliki kekebalan atau pada kelompok yang
memiliki kekebalan rendah akibat terlambat divaksinasi atau karena kegagalan
program vaksinasi. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ND antara lain
berupa kematian ayam, penurunan produksi telur pada ayam petelur, gangguan
pertumbuhan dan penurunan berat badan pada ayam pedaging.
3.2.2. Pemberian Obat dan Vitamin
Usaha pencegahan penyakit dilakukan dengan cara pemisahan ayam sakit
atau dengan pemberian obat. Menurut Indarto (1991), menyisihkan individu atau
kelompok ayam sakit dengan segera diharapkan penyakit tidak menyebar lebih
jauh dan kelompok ayam yang sehat dapat ditangani dengan teliti.

26

Pemberian vitamin di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi biasanya
dilakukan sebelum dan sesudah vaksinasi pada ayam. Tujuan pemberian vitamin
selain untuk menjaga kesehatan ayam dan penambah nafsu makan, yaitu agar
ayam tidak stres setelah dilakukan vaksinasi. Vitamin yang digunakan antara lain,
N row 21, Elektrolit, V man (antibody).
Setiap ayam yang sakit dipisahkan dengan menempatkan ayam pada
kandang karantina yang terpisah. Perlakuan ini yntuk mempermudah perlakuan
khusus pada ayam-ayam tersebut. Penyakit yang sering menyerang di PT.
Sembilan Jaya Farm Sukabumi ialah colera, coryza dan coli. Berikut kandang
karantina yang ada di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi, tertera pada gambar 12.

Gambar 12. Kandang Karantina
Penayakit colera yang menyerang di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi,
umumnya terjadi pada musim panas. Ciri dari penyakit tersebut, hati belang,
peradangan jantung, tubuh panas, lemak pada rongga perut dan jengger berwarna
ungu kehitaman. Penyakit coryza umumnya terjadi pada musim hujan, cirinya
hidung berlendir dan mata bengkak karena lendir. Sedangkan penyakit coli cirinya
rongga perut terjadi penggumpalan atau pengkejuan.

27

Menurut Chan dan Zamrowi (1995), menyatakan bahwa penyakit coryza
disebabkan bakteri Haemophilus gallianerum, jenis penyakit ini penyebarannya
sangat cepat. Ayam yang telah terserang penyakit tersebut pada bagian kepala
pucat dan lesu, pada bagian mata menjadi bengkak, dan terkadang terjadi
pembengkakan pada rahan dan pialnya. Apabila penyakit tersebut tidak segera
diobati maka akan timbul penyakit yang berkompilasi seperti radang mata,
bronchitis, radang paru-paru dan radang kantong udara.
Penanganan penyakit colera di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi yaitu
dengan memberi amoksi dan vitamin pada ayam, sedangkan yang sudah parah
ayam dipisahkan pada kandang karantina dan diberi langsung ke mulut selama 5-7
hari tergantung kondisi parahnya ayam. Penyakit coryza dengan cara menyuntikan
stertomisin, sedangkan coli, air minum diberi formalin liquido satu kali satu hari
full serta ditambahkan vitamin.
3.2.3. Culling
Culling pada prinsipnya merupakan proses pemilihan individu ayam yang
cacat, lemah, tidak produktif dan terlihat tanda-tanda terserang penyakit, maka
ayam tersebut harus dikeluarkan dari kelompoknya. Kriteria untuk melakukan
culling dengan melihat adanya tanda-tanda kelainan atau cacat yang diderita ayam
secara fisik, ayam mengidap suatu penyakit, dan ayam error yaitu ayam yang
bukan jantan dan betina, ini dilihat dari bentuk tubuh dan pial.
Pada PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi, ayam yang terseleksi karena
tidak produktif dipisahkan pada kandang karantina. Pemisahanan ini agar
mempermudah perlakuakan khusus pada ayam tersebut. Pemisahan dilakukan

28

sampai beberapa hari, jika tidak ada perubahan maka ayam tersebut di afkir.
Sebab hanya akan merugikan, karena tidak adanya hasil yang didapatkan.
3.3.

Kegiatan Penunjang

3.3.1. Diskusi
Diskusi dilakukan di kantor manager yang langsung dipandu oleh manager
dan supervisor. Diskusi ini dilakukan untuk mencari informasi yang belum
lengkap diperoleh. Diskusi juga dilakukan sebagai acuan untuk supervisor dalam
melakukan penilaian terhadap keaktifan dan kemampuan para praktik kerja.

29

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktik kerja di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi

dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Bibit ayam niaga petelur yang dipelihara di PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi
adalah strain Isa brown produksi PT Sierad Produce Tbk Bogor
2. Tata

laksana

pemeliharaan

sudah

baik

ditinjau

dari

perkandangan,

pemeliharaan, dan produksi. Namun dari segi kebersihan kandang, kotoran
masih banyak yang menumpuk di sekitar kandang.
3. Pemeliharaan ayam niaga petelur di PT Sembilan Jaya Farm Sukabumi
menggunakan kandang open house yang dapat terkontrol dan memenuhi
standar dengan pelaksanaannya secara otomatis.
4. Pemberian pakan diberikan dua kali sehari dengan kandungan serta jumlah
sudah terprogram dan teratur.
5. Penanganan kesehatan dan pencegahan penyakit dilakukan secara terprogram
dan teratur dengan menerapkan program biosecurity dan sanitasi.
6. Managemen pemeliharaan ayam niaga petelur di PT. Sembilan Jaya Farm
Sukabumi secara umum telah dijalankan secara baik. Meliputi manajemen
perkandangan, pakan dan pemberian pakan, vaksinasi, biosecurity, dan sanitasi.
4.2.

Saran

1. Kotoran pada kandang sebaiknya jangan menumpuk disekitar kandang
2. Sanitasi dan kebersihan kandang lebih ditingkatkan.
3. Pengolahan limbah yang di lakukan di tingkatkan lagi.

30

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Petelur. Agromedia,
Jakarta.
Anggorodi, H. R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Chan, H dan M. Zamrowi. 1995. Pemeliharaan dan Cara Pembibitan Ayam
Petelur. Andes Utama, Jakarta.
Djanah, D. 1991. Beternak Unggas Berhasil. CV Amico, Jakarta
Ensminger, M.E. 1992. Poultry Science. Interstate publisher, Inc. Danville.
Illinois, Page 263.
Rasyaf, M. 1996. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suska. 2007. Biosecurity Harus Menyeluruh. Infovet. http://infovet.blogspot.com/
2007/10/biosecurity-harus-menyeluruh.html. Diakses 10 April 2013.
Sudarisman. 2000. Kedokteran Hewan. http://kedokteranhewablogspot.com /2007
10biosecurity.html. Diakses tanggal 1 April 2013.
Sudaryani dan Santosa.2000. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta.
Halaman 64.
NRC.1994. Nutrien Requirement of Poultry. The 9 th Ed. National Academic
Press, Washington D.C, USA.
North, M. O. And D.D Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. The
The Fourt Edition. Avi Book, New york, USA. Hal: 143.
Wiharto. 1985. Petunjuk Beternak Ayam II. Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya, Malang. Hal: 9,45,49,58,86.
Williamson, G dan W.J.A. Payne. 1993. Animal Husbandryin The Tropics.
Terjemahan: S.G.N. Djiwodarmojo. Pengantar Ilmu Peternakan di Daerah
Tropis. Cetakan 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 747762,793-799.

31

LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Kepegawaian PT. Sembilan Jaya Farm Sukabumi
Direktur
Bapak Yoseph
Pengawas
Bapak Rudi
Manajer

Bapak Fakhturoji

Kepala Unit
Starter Grower
Bapak Slamet
Jamil

Kepala Unit Layer
Bapak Tohirin
Bapak Slamet Widianto
Bapak Idul Said

Kepala Unit
Healthy Control
Bu Desi

Kepala Unit
Gudang Ransum

Kepala Unit
Gudang Telur

Bapak Rudi

Bapak Tohari

32

Lampiran 2. Analisis Ekonomi Produksi Per Hari PT. Sembilan Jaya Farm

Produksi telur per hari = 4500 Kg / hari
Telur BS = 80 Kg
Telur retak = 65 Kg
Telur baik = total produksi per hari

(telur BS + telur retak)

= 4500 Kg (80 Kg + 65 Kg)
= 4500 Kg 145 Kg
= 4355 Kg
Harga telur menurut kualitasnya :
1. Telur baik Rp. 15.300,- / Kg
2. Telur retak Rp. 12.000,- / Kg
3. Telur BS Rp. 11.000,- /Kg
Hasil produksi PT. Sembilan Jaya Farm
1. Telur baik : 4355 Kg x Rp. 15.300,- = Rp. 66.631.500,2. Telur retak : 65 Kg x Rp. 12.000,- = Rp. 780. 000,3. Telur BS : 80 Kg x Rp. 11.000,- = Rp. 880.000,Jadi total penjualan produksi per hari adalah :
= penjualan telur baik + penjualan telur retak + penjualan telur BS
= Rp. 66.631.500,- + Rp. 780.000,- + Rp. 880.000,= Rp. 68.291.500,- / hari