keperawatan jiwa pada ny J

ASUHAN KEPERAWATAN Tn. M
DENGAN MASALAH UTAMA
MENARIK DIRI
DI
RUMAH SAKIT JIWA PUSAT JAKARTA

oleh:

Kelompok IX

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
1997

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Klien Tn. M. Dengan Masalah
Utama Menarik Diri”.

Dalam penyelesaian masalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka
kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
kepeda :
1. Ibu Netty Herawaty, Skp, M..App.Sc. selaku Koordinator Mata Ajaran
Keperawatan Jiwa
2. Ibu. Budi Anna Keliat, Skp. M.App.Sc, selaku Pembimbing dan Tim Mata
Ajaran Keperawatan Jiwa.
3. Kapala Ruangan dan Staf Ruang Elang II Rumah Sakit Jiwa Pusat,
Jakarta.
4. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
yang mengikuti Mata Ajaran Keperawatan Jiwa.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, makalah ini tentu
masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran sehingga
dapat lebih menyempurnakannya.
Jakarta, Mei 1997
Penulis

2

BAB l

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menarik diri (withdrawal) adalah suatu tindakan melepaskan diri, baik
perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman
dalam berhubungan dengan orang lain.
Pada klien dengan menarik diri diperlukan rangsangan/stimulus yang adequat
untuk memulihkan keadaan yang stabil. Stimulus yang positip dan terus menerus
dapat dilakukan oleh perawat. Apabila stimulus tidak dilakukan/diberikan klien tetap
dengan menarik diri yang akhirnya mengalami halusinasi, kebersihan diri kurang dan
Kegiatan hidup sehari-hari (ADL) tidak adequat.
Penyaji/kelompok mengangkat permasalahan gangguan hubungan sosial :
menarik diri sebagai topik pembahasan yang akan diseminarkan . Hal ini karena
selama kelompok praktek di rumah sakit Jiwa Pusat Grogol Jakarta di ruang Elang II
terdapat 22 klien dari 26 klien adalah menarik diri (90%).
Melihat kondisi tersebut diatas kami kelompok terdorong mengambil topik “
Asuhan Keperawatan klien Tn. M dengan masalah utaman menarik diri” dengan
harapan dapat bersama tim keperawatan ruang elang II untuk mem berikan asuhan
keperawatan.
B. TUJUAN

Tujuan kelompok lX mengambil kasus Tn. M dengan masalah utama menarik diri
adalah
1. Mempelajari kasus menarik diri disesuaikan dengan teori dan konsep yang telah
diterima.
2. Memberikan asuhan keperawatan pada klien menarik diri dengan pendekatan
proses keperawatan.
3. Mendesiminasikan asuhan keperawatan klien menarik diri.

C. PROSES PENULISAN MAKALAH.
Dalam menuliskan laporan kasus ini, kelompok mahasiswa mendiskusikan
kasus-kasus diruang Elang II, memutuskan untuk mengambil salah satu kasus untuk
seminar yaitu menarik diri, kemudian kelompok melakukan studi literatur yang terkait
3

dengan kasus, selanjutnya melakukan asuhan keperawatan pada klien yang dimaksud.
Asuhan keperawatan dilakukan mulai minggu ke tiga (17 April 1997) sampai dengan
minggu ke tujuh (16 Mei 1997). Akhirnya disusun secara tertulis dalam bentuk
makalah untuk diseminarkan.

4


BAB ll
GAMBARAN KASUS
Tn.M, 33 tahun, agama Islam, belum kawin, SMP (tidak lulus), Alamat : Slipi
Petamburan. Jakarta Barat.Klien pindahan dari ruang Elang I ke elang II tiga bulan
lalu. Pertama kali masuk rumah sakit akhir tahun 1978 selama tiga bulan, kemudian
pulang. Masuk rumah sakit kedua tahun 1990, sempat cuti sampai tahun 1995. Sejak
tahun 1995 tersebut sampai saat ini belum pernah pulang. Penampilan tampak kurus,
BB: 42,5 Kg, TB : 176 cm, tidur telanjang posisi fetus. Rambut acak-acakan, ikal,
kotor, pandangan mata kosong terarah pada satu arah, mata banyak kotoran. Gigi
kuning, mulut kotor dan bau. Tubuh tampak kotor dan berbau dikerumuni lalat. Kuku
tangan panjang, kotor kehitaman disela-sela kuku, disela-sela jari tangan terdapat luka
bekas garukan, klien selalu melakukan gerakan stereotipe dengan menggesekgesekkan jari-jari tangan kanan dan kiri bergantian. Kedua kaki bersisik dan terdapat
luka-luka kecil bekas garukan. Klien sering menyendiri di pojok ruangan, kadang
bicara sendiri (mulut komat-kamit), tidak berespon terhadap sapaan perawat, tidak
pernah berinteraksi dengan klien lain maupun perawat, beranjak dari tempatnya hanya
pada waktu makan, tidak peduli dengan lingkungan dan aktivitas di ruangan. Suka
merebut makanan dari klien lain saat makan. Menururt ibu klien ketika berumur 13
tahun pernah terserempet truk hingga mengalami gegar otak dan dirawat di rumah
sakit selama sembilan hari. Sejak itu klien tampak lebih pendiam, menyendiri dan

jarang bicara dengan keluarganya. Tahun berikutnya klien mengalami kejang karena
tetanus dan hanya berobat ke mantri. Pada umur 16 tahun klien mengalami stress
karena takut tidak lulus sekolah dan mengeluh pelajaran sulit, sulit konsentrasi dan
bahkan pernah berkeliling kota tanpa tujuan sejak pulang sekolah sampai petang hari.
Klien tampak seperti orang bingung, suka bicara sendiri, sering marah tanpa sebab,,
dijauhi temannya, marah tak terkendali, memecah kaca jendela lalu memukul ibu dan
kemudian dibawah ke RSJP Jakarta.
Dari data-data tersebut diatas muncul masalah keperawatan : menarik diri, harga diri
rendah, ADL berkurang, kebersihan diri kurang,potensial halusinasi.dan ideal diri
tinggi.
MASALAH KEPERAWATAN
1. Menarik diri

5

D.S : Ibu mengatakan sejak mengalami gegar otak klien lebih pendiam dan sering
menyendiri dikamar.
D.O : Klien sering menyendiri dipojok ruangan, tidur telanjang dengan posisi fetus,
tidak berespon sapaan perawat, tidak berinteraksi dengan klien lain dan perawat,
beranjak dari tempatnya hanya saat pembagian makan.

2. Harga diri rendah
D.S : Ibu mengatakan sejak gegar otak klien mengeluh sulit konsentrasi, mengatakan
pelajaran di sekolah sulit dan takut tidak lulus sekolah, klien tidak lulus SMP, menjadi
pengangguran dan mengatakan malu dan sering diejek temannya.
D.O : Klien tidak berani kontak mata, menghindar bila didekati, bila ditanya klien
menunduk dan melakukan gerakan stereotipe dengan menggesek-gesekan jari tangan.
3. Gangguan ADL
D.S. Ibu mengatakan saat dirumah klien hanya menyendiri dan tiduran, tidak
melakukan kegiatan apa-apa.
D.O : Klien tidak peduli dengan lingkungan dan aktivitas lingkungan, klien beranjak
dari tempatnya hanya waktu makan
4. Kebersihan diri kurang
D.S :
D.O : Badan kotor , berbau dan dikerumuni lalat, rambut acak-acakan dan kotor,
mulut kotor dan berbau, gigi kuning, mata kotor, disela-sela jari tangan terdapat luka
kecil bekas garukan, kuku tangan kotor dan panjang, kaki bersisik ada luka kecil
bekas garukan kuku kaki panjang dan kotor.
5. Potensial Halusinasi
D.S: Ibu mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien pernah bicara sendiri, tidak
jelas dan tidak dapat dimengerti.

D.O : Klien tampak komat-kamit, tertawa sendiri.
6. Ideal diri tinggi
D.s : Ketika dikenalkan dengan klien lain, klien sering mengatakan bahwa saya
mahasiswa Pajajaran.
Ibu mengatakan klien tidak lulus SMP
D.O : Klien tidak lulus SMP.

6

PROBLEM TREE
Efek
Potensial Halusinasi
Gangguan ADL

Kebersihan diri kurang

MENARIK DIRI

Core


Problem

HARGA DIRI RENDAH
Causa
IDEAL DIRI TINGGI

7

BAB III
TINJAUAN TEORI
A. PROSES TERJADINYA MASALAH KEPERAWATAN
Gangguan hubungan sosial (GHS) adalah suatu gangguan kepribadian yang
tidak fleksibel pada tingkah laku yang adaptif,

mengganggu seseorang

dalam

hubungan sosial. Menarik diri merupakan salah satu dari gangguan hubungan sosial.
Menarik diri merupakan usaha menghindari interaksi orang lain yang ditandai dengan

sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi pengalaman
orang lain (Stuart & Sundeen 1991)
Pada klien kelolaan ditemukan perilaku memisahkan diri dari orang
lain/tiduran dipojok, penurunan aktivitas, tidak perduli dengan lingkungan, dan
kurangnya kemampuan perawatan diri (kebersihan diri).
Menarik diri terjadi karena perasaan tidak berharga, yang biasanya dialami
klien dengan latar belakang lingkungan yang penuh dengan permasalahan, ketegangan,
kekecewaan dan kecemasan (Depkes RI, 1988).
Pada klien kelolaan, menarik dirinya terjadi karena perasaan tidak berharga
yang dialami pada masa yang lalu dimana klien mengalami kegagalan dalam studi dan
dijauhi oleh teman-temannya.
Menarik diri jika dibiarkan dapat berkembang menjadi isolasi diri, gangguan
aktivitas, penampilan diri yang kurang dan kemungkinan terjadi halusinasi. Pada klien
kelolaan terjadi gangguan seperti diatas kecuali pada halusinasi belum terjadi.
B. I . TINDAKAN KEPERAWATAN : MENARIK DIRI
1. Psikoterapeutik.
1.1 Bina hubungan saling percaya


Buat kontrak dengan klien : memperkenalkan nama perawat dan

waktu interaksi dan tujuan.



Ajak klien bercakap-cakap dengan memanggil nama klien, untuk
menunjukkan penghargaan yang tulus.



Jelaskan kepada klien bahwa informasi tentang pribadi klien tidak
akan diberitahukan kepada orang lain yang tidak berkepentingan.



Selalu memperhatikan kebutuhan klien.

1.2 Berkomunikasi dengan klien secara jelas dan terbuka


Bicarakan dengan klien tentang sesuatu yang nyata dan pakai

istilah yang sederhana
8



Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, jelas dan
teratur.



Bersama klien menilai manfaat dari pembicaraannya dengan
perawat.



Tunjukkan sikap empati dan beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaanya

1.3 Kenal dan dukung kelebihan klien


Tunjukkan cara penyelesaian masalah (koping) yang bisa digunakan
klien, cara menceritakan perasaanya

kepada orang lain yang

terdekat/dipercaya.


Bahas bersama klien tentang koping yang konstruktif



Dukung koping klien yang konstruktif



Anjurkan klien untuk menggunakan koping yang konstruktif.

1.4 Bantu klien mengurangi cemasnya ketika hubungan interpersonal


Batasi jumlah orang yang berhubungan dengan klien pada awal
terapi.



Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin.



Temani klien beberapa saat dengan duduk disamping klien.



Libatkan klien dalam berinteraksi dengan orang lain secara
bertahap, dimulai dari klien dengan perawat, kemudian dengan dua
perawat, kemudian ditambah dengan satu klien dan seterusnya.



Libatkan klien dalam aktivitas kelompok.

2. Pendidikan kesehatan


Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan selain dengan
kata-kata seperti dengan menulis, menangis, menggambar, berolahraga, bermain musik, cara berhubungan dengan orang lain :
keuntungan berhubungan dengan orang lain.



Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri.



Jelaskan dan anjurkan kepada keluarga untuk tetap mengadakan
hubungan dengan klien.



Anjurkan pada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam
aktivitas dilingkungan masyarakat.

3. Kegiatan hidup sehari-hari

9



Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat
melaksanakannya sendiri.



Bimbing klien berpakaian yang rapi



Batasi kesempatan untuk tidur



Sediakan sarana informasi dan hiburan seperti : majalah, surat
kabar, radio dan televisi.



Buat dan rencanakan jadwal kegiatan bersama-sama klien.

4. Terapi Somatik


Beri obat sesuai dengan prinsip lima benar (benar klien, obat,dosis,
waktu dan cara)



Pantau reaksi obat



Catat pemberian obat antipsikotik yang telah dilaksanakan.



Pastikan apakah obat yang telah diminum, periksa tempat-tempat
yang memungkinkan klien menyimpan obat.

5. Lingkungan Terapeutik


Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien maupun
orang lain dari ruangan.



Cegah agar klien tidak berada didalam ruangan yang sendiri dalam
jangka waktu yang lama.



Beri rangsangan sensori seperti : suara musik, gambar hiasan di
ruangan.

B.2. TINDAKAN KEPERAWATAN ; HARGA DIRI RENDAH
1. Psikoterapeutik
1.1. Bina hubungan saling percaya


Kenalkan nama, tugas, waktu kerja perawat kepeda klien.



Jelaskan kepada klien bahwa perawat telah siap mendengarkan apa yang
dikatakan.



Nyatakan kesediaan perawat membantu klien.



Dengarkan klien dengan penuh perhatian akan minat pernyataan klien

1.2 . Bantu klien memperluas kesadaran dirinya.

10



Anjurkan klien untuk mengungkapkan segala sesuatu yang dirasakan
seperti : hubungannya dengan orang lain, pekerjaan dan hubungannnya
dengan anggota keluarga yang lain tentang cita-citanya.



Tanyakan pada klien tentang kejadian yang berkaitan dengan pikiran,
perasaan dan keyakinannya.



Luruskan kesalahan persepsi klien tanpa mendebat.

1.3. Bantu klien mengenal kekuatan dan kelemahannya


Anjurkan klien menyebutkan atau menuliskan minimal lima kelebihan yang
dimiliki.



Dukung pernyataan klien tentang kelebihan yang telah dimiliki klien



Bicarakan dengan klien kekurangan yang dimilikinya serta jelaskan bahwa
setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan.

1.4. Bantu klien mengevaluasi diri


Tanyakan pada klien keberhasilan yang pernah dicapai



Beri pengakuan pada aspek positif klien.



Bicarakan kegagalan yang pernah dialami klien : sebab-sebab kegagalan,
cara mengatasinya serta respon terhadap kegagalan.



Jelaskan pada klien kegagalan yang dialami dapat menjadikan pelajaran
untuk mengatasi kesulitan yang mungkin terjadi dimasa mendatang.

1.5. Bantu klien membuat rencana yang realistik


Tanyakan pada klien tujuan serta keberhasilan yang ingin dicapai.



Bantu klien memilih prioritas tujuan yang pasti dapat dicapai.



Bicarakan dengan klien konsekwensi dari tujuan yang telah dipilih dan
memberi contoh, bermain peran dan mendemonstrasikan kembali.

1.6. Bantu klien membuat keputusan mencapai tujuan


Beri klien kesempatan untuk melakukan yang telah dipilih.



Tunjukkan keberhasilan yang telah dicapai dan memberi penghargaan yang
sesuai.



Ikutkan klien dalam kelompok



Beri dukungan positip untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan klien.

2. Pendidikan kesehatan


Anjurkan

klien

untuk

mengikuti

mengembangkan bakat yang dimiliki.
11

latihan

ketrampilan

untuk



Bimbing setiap anggota keluarga untuk mengenal dan menghargai
kemampuan dari masing-masing anggota keluarganya.



Bimbing klien untuk menguraikan pola hubungannya dengan tiap anggota
keluarga



Bimbing klien untuk mencoba cara-cara baru dalam berhubungan dengan
anggota keluarga yang lain.



Beri informasi pada keluarga cara merawat klien dengan harga diri rendah:
karakteristik harga diri rendah,cara merawat klien, sistem rujukan dan
fasilitas

3. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
3.1 Pemenuhan nutrisi dan cairan


Jelaskan pada klien bahwa cara makan dan minum yang cukup penting
untuk kesehatan.



Jelaskan bahwa kondisi fisik yang sehat akan meningkatkan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah.



Sajikan makanan secara menarik



Pantau berat badan klien secara teratur

3.2. Bantu klien melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya


Arahkan kegiatan klien sesuai dengan kemampuan minimal yang dimiliki.



Beri penghargaan atas keberhasilan yang dicapai.



Beri kegiatan pada klien secara bertahap



Bimbing klien melakukan asuhan mandiri.

4. Lingkungan terapeutik
4.1.Lingkungan fisik


Siapkan ruangan yang aman dan nyaman, hindari alat yang dapat
digunakan klien untuk mencederai diri sendiri dan orang lain.



Tata ruangan secara menarik seperti : tempelkan poster-poster yang cerah
untuk meningkatkan gairah hidup, hadirkan musik yang ceria, acara televisi
berupa film komidi yang lucu.



Beri kesempatan pada klien untuk merawat dan menyimpan barang-barang
milik pribadinya pada lemari atau kamar khusus.

4.2. Lingkungan sosial

12



Beri penjelasan pada klien setiap akan melakukan tindakan keperawatan,
terutama yang berkaitan dengan privacy (hak pribadi klien), misalnya :
tindakan pengikatan, pemberian obat baik oral maupun parenteral.



Terima

klien

sebagaimana

adanya

dengan

tidak

mengejek

dan

merendahkan.


Sertakan keluarga dalam penyelesaian masalah klien.



Jelaskan pada keluarga bahwa setiap keluarga unik, mempunyai kelebihan
dan kekurangan.

B.3. TINDAKAN KEPERAWATAN : POTENSIAL HALUSINASI.
1.Psikoterapeutik
1.1. Bina hubungan saling percaya


Bicara dengan klien secara jujur, singkat, sering, jelas, mudah dimengerti
dan tentang topik yang nyata.



Dengarkan pernyataan tentang halusinasi klien tanpa menentang maupun
menyetujui.



Perhatikan secara cermat ungkapan klien



Nyatakan kepada klien bahwa perawat mengerti perasaannya.

1.2 Bimbing klien mengungkapkan perasaannya.


Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan halusinasinya



Ajukan pertanyaan terbuka yang membutuhkan jawaban luas



Katakan kepada klien bahwa perawat tidak mengalami apa yang dialami
oleh klien tanpa menyangkal/menyalahkan pernyataannya.



Ajak klien bicara hal-hal yang nyata ada di lingkungannya.

13. Bantu dan bimbing klien menemukan cara menyelesaikan masalah (koping)
yang konstruktif.


Tanyakan kepada klien perasaanya bila terjadi halusinasi, apa yang
dilakukan untuk mengatasi perasaanya tersebut, serta manfaat dari cara
yang telah digunakan.



Bicara dengan klien saat terjadi halusinasi (misal : saat berbicara dengan
orang lain, saat melakukan kegiatan)



Bersama klien merencanaan kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi



Bimbing klien melakukan kegiatan yang tepat.



Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba cara yang telah dipilihnya.
13



Bimbing klien untuk mencoba cara yang lain.

1.4. Beri penghargaan/pujian atas keberhasilan klien
2. Pendidikan kesehatan
2.1 Bimbing klien mengontrol halusinasinya.


Sarankan kepada klien agar segera memberitahukan perawat bila
halusinasinya timbul.



Bersama klien membuat rencana kegiatan yangsesuai dengan minat, bakat
dan kemampuannya.



Bimbing klien melaksanakan rencana kegiatan yang telah dibuat.



Beri informasi kepada klien tempat dia minta bantuan apabila sulit
mengendalikan diri saat halusinasinya timbul.

2.2 Jelaskan kepada klien dan keluarga manfaat obat terhadap kesehatan, efek
samping yang mungkin timbul serta cara-cara mengatasinya.
2.3. Jelaskan kepada keluarga tanda-tanda halusinasi, cara mengatasi serta
fasilitas

kesehatan yang dapat digunakan.

3. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
3.1. Bimbing klien memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan


Jelaskan kepada klien bahwa makan, minum yang cukup perlu untuk
kesehatannya



Ajak klien ke ruang makan



Bujuk klien untuk makan bila klien menolak



Ajak klien makan bersama klien lain



Ijinkan klien mengganti makanan apabila dia mempunyai persepsi salah
terhadap makanan terrentu.

3.2 Bimbing klien melaksanakan kebersihan diri
3.3 Bimbing klien melakukan kegiatan
4. Terapi Somatik


Sediakan dan beri klien obat dengan memperhatikan lima benar



Tanyakan alasan klien tidak minum obat



Bicarakan dengan dokter jika klien menolak minum obat



Ajak klien untuk meyakinkan bahwa obatnya sudah betul-betul diminum.



Beri pujian atas kerja sama klien.

5. Lingkungan terapeutik.
5.1 Siapkan lingkungan fisik yang dapat menguatkan realistik
14



Sediakan alat petunjuk waktu



Beri tanda/nama pada setiap tempat di ruangan



Kenalkan secara bertahap tentang waktu dan tempat

5.2. Siapkan lingkungan sosial


Panggil klien sesuai dengan nama panggilan yang disukainya.



Sediakan dan pakai papan nama petugas



Kenalkan nama setiap interaksi dengan klien



Sertakan klien dalam kegiatan kelompok



Kenalkan klien pada tempat-tempat umum di sekitar rumah sakit

15

BAB IV
PELAKSANAAN PROSES KEPERAWATAN
Pelaksanaan proses keperawatan dalam bab ini disajikan dalam bentuk umum
dan yang telah dilakukan pada klien. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada lampiran.
1. Diagnosa keperawatan : Potensial halusinasi sehubungan dengan perilaku
menarik diri.
Tujuan : Klien mampu meningkatkan dan memperluas hubungan saling percaya
dengan orang lain.
Tindakan :
Membina hubungan saling percaya, melakukan interaksi singkat dan sering, membantu
mengenal perasaan yang menyebabkan menarik diri, membantu klien untuk
berinteraksi dengan perawat dan klien lain, mendorong klien untuk melibatkan diri
dalam kegiatan ruangan.
Evaluasi :
Klien mau berkomunikasi dan mau berinteraksi dengan perawat, klien lain, mau ikut
kegiatan ruangan ; membersihkan ruangan.
Tindak lanjut :
Pertahankan hubungan saling percaya, tingkatkan stimulus secara terus menerus,
ingatkan setiap ada kegiatan.
2. Diagnosa Keperawatan : Penampilan diri kurang adequat (kebersihan diri
kurang) sehubungan dengan kurangnya minat merawat diri.
Tujuan : Klien mau meningkatkan kebersihan diri dan menerima stimulus eksternal
Tindakan :
Menjelaskan pentingnya kebersihan diri, membantu klien dalam upaya kebersihan diri,
menyediakan sarana untuk kebersihan diri ; sabun mandi, sikat gigi, odol, handuk,
pakaian, sandal, mendorong klien untuk melaksanakan kebersihan diri secara mandiri,
memotivasi klien untuk mempertahankan kebersihan secara teratur dan terus menerus,
memberi dorongan pada keluarga untuk memberikan dukungan terhadap pemeliharaan
kebersihan diri klien.
Evaluasi :
Klien mau mengerti tentang pentingnya kebersihan, dapat menyebutkan manfaat
kebersihan diri,

mau melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat,

mau

melakukan kebersihan diri secara mandiri, keluarga membantu dalam hal penyediaan

16

fasilitas dan alat kebersihan; sabun mandi, pasta gigi, serta memberikan dorongan pada
saat kunjungan.
Tindak lanjut :
Ingatkan setiap ada kegiatan kebersihan diri dan kolaborasi dengan staf ruangan untuk
penyediaan fasilitas dan alat kebersihan diri dan pemberian stimulus secara kontinyu
3. Diagnosa Keperawatan : Potensial kambuh sehubungan dengan tidak
terprogramnya kegiatan hidup sehari-hari.
Tujuan : Klien tidak kambuh dan mampu meningkatkan ADL.
Tindakan :
Membantu : klien mengidentifikasi pentingnya kegiatan sehari-hari, memilih kegiatan
yang disenangi , mendorong klien untuk berperan dalam kegiatan ruangan, membuat
program aktivitas harian, mengikutsertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok
(TAK) yaitu terapi gerak dan nyanyi, membantu keluarga untuk mengidentifikasi
kegiatan klien selama di rumah, membantu keluarga untuk memberi dukungan tentang
persiapan kegiatan selama di rumah.
Evaluasi :
Klien mau mengungkapkan beberapa kegiatan yang senang dilakukan : menyanyi
bersama diiringi musik, mau ikut serta kegiatan diruangan: membuang sampah pada
tempatnya, menyapu, mengepel , mau ikut TAK : gerak dan lagu yang diprogramkan
oleh perawat.
Tindak Lanjut :
Pertahankan tindakan yang sudah dilakukan oleh klien, kolaborasi dengan perawat
untuk kelanjutannya dan buat program secara terorganisir dan berkelanjutan.

17

BAB V
PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan ini akan dijelaskan sejauh mana keberhasilan tindakan
keperawatan secara teoritis yang telah diaplikasikan pada kasus Tn. M, dimana proses
terjadinya menarik diri pada klien hampir sama dengan teori yang ada yakni
disebabkan oleh harga diri yang rendah. Harga diri rendah disebabkan beberapa
kegagalan dan kekecewaan yang pernah dialami pada masa lalu hingga menyebabkan
klien mengisolasi diri dari lingkungan, tidak mau bergaul sesamanya, tidak peduli
segala aktivitas dan tidak memperhatikan penampilannya.
Adapun tindakan keperawatan menarik diri yang paling utama dan pertama
adalah membina hubungan saling percaya, meskipun tidak ada respon dari klien.
Tindakan yang dilakukan perawat antara lain : kontak sering dan singkat, memberi
dukungan, mendengarkan ungkapan klien. Kontak sering dan singkat pada klien hanya
mampu 20 menit kemudian dilakukan modifikasi dengan melakukan kontak selama 10
menit dengan jangka waktu 30 menit. Klien mau menerima tindakan tersebut dan
berhasil dengan baik.
Tindakan keperawatan tentang penampilan diri oleh karena kebersihan diri
yang kurang adalah membantu upaya kebersihan diri. Peran perawat adalah
memberikan stimulasi yang terus menerus dan menyiapkan fasilitas dan alat-alat
kebersihan diri. Stimulasi yang kami lakukan adalah memberikan dorongan,
mengingatkan klien untuk mandi, menggosok gigi, cuci rambut dan memotong kuku
yang panjang. Modifikasi yang kami lakukan adalah kolaborasi dengan perawat
ruangan dan keluarga untuk memfasilitasi alat kebersihan diri dan memberikan
stimulasi terus menerus pada klien.
Terapi aktivitas kelompok : gerak dan nyanyi yang dilakukan pada Tn M
sangat membantu klien untuk mengisi waktu luang. Hal ini karena, selama ini belum
ada kegiatan yang terprogram untuk klien menarik diri di ruangan. Kelompok juga
mengenalkan klien kepada klien lain sebelum mengikuti TAK. Klien ternyata mau
memperkenalkan diri pada acara sosialisasi yang direncanakan. Dari ketiga diagnosa
keperawatan tersebut yang ditemukan pada Tn M dapat diselesaikan seluruhnya.

18

BAB VI
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Setelah membandingkan teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. M
dengan menarik diri, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Membina hubungan saling percaya pada klien menarik diri merupakan tindakan
utama yang harus dilakukan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan klien
menarik diri.
2. Terapi aktivitas kelompok : gerak, nyanyi yang terprogram dapat membantu
memberikan kegiatan pada klien menarik diri selama di Rumah Sakit.
3. Mengajarkan dan memberi stimulus yang terus menerus pada klien menarik diri
diperlukan untuk memelihara kebersihan diri secara bertahap.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas kami menyarankan sebagai berikut :
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan menarik diri hendaknya hubungan saling
percaya dilakukan secara bertahap, mulai dari perawat kemudian perawat lain
serta pada klien lainnya
2. Kontrak yang dibuat bersama klien hendaknya dilakukan secara konsisten.
3. Terapi aktivitas kelompok dan stimulus hendaknya dilakukan secara teratur.
4. Memberikan reinforcement positip setiap melakukan kegiatan

19

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Fortinash, K.M. dan Worrest, H.A.P. (1991). Psychiatric Nursing Care Plans, St.
Louis: Mosby Year Book.
Kumpulan Kuliah : Mata Ajaran Keperawatan Jiwa Dalam Konteks Keluarga.
Disajikan di Fakultas Ilmu Keperawatan -Universitas Indonesia, Jakarta: tidak
dipublikasikan, 1997.
Rawlins, R.P, dan Heacock, P.E. (1993). Clinical Mannual of Psychiatric Nursing.
St. Louis: Mosby Year Book.
Stuart, G.W, dan Sundeen, S.J. (1991). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing, 4 th ed. St. Louis: Mosby Year Book.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan........................................................................... 1
C. Proses Penyusunan Makalah......................................................... 2
BAB II GAMBARAN KASUS
A. Pengkajian...................................................................................... 3
B. Masalah Keperawatan.................................................................... 4
C. Pohon Masalah (Problem Tree)...................................................... 6
BAB III TINJAUAN TEORITIS
A. Proses Terjadinya Halusinasi.......................................................... 7
B. Masalah Keperawatan.................................................................... 8
C. Tindakan Keperawatan Untuk Semua Masalah Pada Klien............. 9
BAB IV PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN............................. 21

20

BAB V PEMBAHASAN....................................................................... 27
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 29
DAFTAR KEPUSTAKAAN.................................................................. 30
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................... 31

Lampiran
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
I. Identitas Klien
Nama klien

: Tn. M .

Umur

: 33 Tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Suku

: Jawa

Status

: Belum kawin

Pekerjaan

: Tidak bekerja

21

Agama

: Islam

Alamat

: Slipi Petamburan III/25 RT 05 / 04 Kelurahan Slipi
Jakarta Barat

MRS

: 10 Januari 1995

Postur tubuh

: Klien tampak kurus, TB: 176 cm, BB: 42,5 kg,

Penampilan

:Kulit kotor dan berbau dikurumuni lalat , gigi kuning,
mulut kotor dan bau, rambut acak-acakan dan kotor,
mata banyak kotoran, kuku panjang dan kotor
kehitaman disela-sela kuku, disela-sela jari tangan
terdapat luka bekas garukan , kedua kaki bersisik dan
terdapat luka-luka kecil bekas garukan.

Kebiasaan

Sering menyendiri di tempat tidur dan kadang-kadang :
tersenyum sendiri, mulut komat-kamit, melakukan
gerakan stereotipe dengan menggesek-gesekkan jari-jari
tangan kanan dan kiri, dan suka merebut makanan dari
klien lain saat makan.

Informasi

Klien, keluarga dan perawat ruangan serta status klien.

II. Persepsi dan harapan klien / keluarga
a. Persepsi klien tentang masalah
Klien mengatakan bahwa dia tidak tahu kenapa dibawa kerumah sakit.
b. Persepsi keluarga tentang masalah
Keluarga merasa kesulitan dalam menangani klien yang selalu telanjang , tidak
mau
bicara , selalu menyendiri didalam kamar dan tidak mau keluar , tidak mau mandi,
sehingga keluarga membawanya ke rumah sakit jiwa.
c. Harapan klien tentang pemecahan masalah
Klien menyatakan tidak tahu.
d. Harapan keluarga tentang pemecahan masalah
Keluarga menginginkan agar klien sembuh dan tidak kambuh lagi dan bisa kembali
kerumah.
III. Pengkajian Psikologis
a. Status emosi
Ekspresi nampak datar pandangan mata kosong, menyendiri, selalu menghindar
bila
didekati dan disapa, selalu menunduk menghindari kontak mata
22

b. Konsep diri
Harga dirinya tinggi dia menyatakan kuliah di Pajajaran.
Klien tidak dapat mengidentifikasi kekuatan sebagaimana kelemahannya.
Klien tidak dapat melakukan kegiatan dengan baik tanpa bimbingan.
c. Gaya komunikasi
Klien tidak suka berbicara, kadang-kadang bicara sendiri, tidak jelas, bicara bila
waktu makan untuk minta makanan.
d. Pola interaksi
Klien jarang berinteraksi dengan klien lain dan perawat. Klien lebih suka tiduran di
tempat tidur serta melamun. Didalam berinteraksi klien lebih suka diam,
mendengarkan pembicaraan orang lain atau mengalihkan perhatian kearah lain.
Klien lebih mengharapkan kedatangan keluarganya.
e. Pola pertahanan
Klien berespon pada perawat, bila ditanya, tidak mau berespon pada klien lain, apa
yang dikatakan klien tidak sesuai dengan reaksi non verbal klien.
IV. Pengkajian sosial
a. Pendidikan dan pekerjaan :
Pendidikan terakhir SMP tidak lulus, tidak bekerja.
b. Hubungan sosial
Klien tidak berinteraksi dengan klien lain dan suka menyendiri di pojok ruangan.
c. Faktor sosial budaya
Klien tidak aktif dalam mengikuti kegiatan keagamaan, kurang mengikuti kegiatan
kemasyarakatan, klien lebih dekat dengan kakak nomor satu.
d. Gaya hidup
Klien tinggal bersama keluarga, rumah permanen.
V. Pengkajian Keluarga
Genogram

VI. Pengkajian Kesehatan Fisik
A. Masalah kesehatan yang lalu dan sekarang
Ketika klien berumur 13 tahun pernah terserempet truk hingga mengalami gegar
otak dan dirawat di Rumah Sakit selama 9 hari. Sejak itu klien tampak lebih
pendiam, menyendiri dan jarang berbicara dengan keluarganya. Tahun
berikutnya klien mengalami kejang karena tetanus dan hanya berobat ke

23

mantri. Kemudian pada umur 16 tahun klien mengalami stress karena takut
tidak lulus sekolah dan mengeluh pelajran sulit, sulit konsentrasi dan bahkan
pernah berkeliling kota tanpa tujuan. Klien tampak seperti orang bingung suka
bicara sendiri sering marah tanpa sebab dijauhi temannya marah tak terkendali,
memecahkan kaca jendela lalu memukul ibu dan kemudian dibawa ke Rumah
Sakit jiwa Jakarta pada tahun 1978, kemudian klien cuti selama tiga bulan ,
Dan masuk lagi tahun 1990 dan sempat cuti lagi sampai tahun 1995.
1. Penyakit sekarang
Klien dirawat di Ruang Elang II mulai 10 Januari 1995 dengan masalah tidak suka
berpakaian, ngomong sendiri, selalu mengurung diri di kamar, tidak mau
berhubungan dengan orang lain.
2. Pengobatan sekarang
Clorpromazin

100 mg

Trifluoperazine 5 mg

3 x sehari
3 x sehari

3. Alergi
Klien tidak ada riwayat alergi / gatal-gatal terhadap makanan atau obat-obatan.
B. Kebiasaan sekarang
1. Penampilan diri
Penampilan klien ; Badan kotor dan bau, rambut kotor dan tidak disisir, gigi kuning,
tidak pernah pakai baju,mulut kotor dan bau, serta kuku panjang dan hitam / kotor.
Tidak pernah mandi, cuci rambut dan tidak sikat gigi.
2. Rokok
Klien tidak merokok
3. Minuman keras
Klien mengatakan tidak pernah meminum minuman keras, seperti yang mengandung
alkohol.
4. Pola tidur
Klien cenderung tidur terus atau bila ada yang mendekati pura-pura tidur, tidur tida
terpola.
5. Pola makan
Klien makan tiga kali sehari menghabiskan porsi yang diberikan, kadang-kadang
merebut makanan klien lain. Klien makan bersama-sama temannya.
6. Pola eliminasi
Tidak terpola.

24

7. Tingkat aktifitas
Lebih banyak diam, menyendiri di sudut ruangan, tidak pernah mengikuti kegiatan
ruangan.
8. Tingkat energi
Klien tampak malas, dan tiduran terus.
VIII Status atau Keadaan Mental
A. Kebenaran data:
Informasi yang diberikan oleh klien ada yang kurang sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh keluarganya saat melakukan kunjungan rumah.
B. Status sensorik:
Penglihatan

Fungsinya baik.
:

Pendengaran

Fungsinya baik.
:

Penciuman

Tak ada kelainan

Pengecapan

: Tak ada kelainan

Perabaan
C. Status persepsi

: Ada rasa gatal

Klien berperilaku sesuai dengan stimulus yang diberikan
D. Status motorik
Motorik kasar:
Klien berjalan, berpakaian, dan dapat makan minum, mandi dan lain-lain.
Motorik halus :
Klien mampu menulis, menggenggam sesuatu, memasukan kancing ke dalam
lubang kancing tanpa tremor.
E. Afek
Emosi yang ditunjukan sesuai dengan apa yang diungkapkan.
Misalnya jika klien menceritakan hal-hal yang sedih, klien menangis.
F. Orientasi
Klien mengenal orang yang ada disekitarnya. Klien mengetahui berada di RSJ
Klien tidak mengetahui waktu.
G. Ingatan
Klien tidak dapat mengingat kejadian yang pernah dialami. Contoh ketika ditanya
kapan
dibawah ke rumah sakit, klien mengatakan tidak tahu.
25

H. Daya tilik diri (insigt)
Klien tidak mengetahui penyebab di rawat di rumah sakit (insigt negatif)
VIII. Diagnosa Medik
Szchizophrinea simplek
Program pengobatan medik:


Clorpromazine 2x 100 mg.



Trifluoperazine 3 x 5 mg

ANALISA DATA
DATA

MASALAH
Menarik diri

DS :
Ibu mengatakan sejak mengalami gegar otak klien
lebih pendianm dan sering menyendiri dikamar.
DO :
Klien sering menyendiri dipojok ruangan, tidur
telanjang dengan posisi fetus, tidak berespon
terhadap

sapaan

perawat,

tidak

berinteraksi

dengan klien lain dan perawat, beranjak dari
tempatnya hanya saat pembagian makanan.
DS :

Harga diri rendah

Ibu menyatakan sejak gegar otak klien mengeluh
sulit

berkonsentrasi,

mengatakan

pelajaran

disekolah sulit dan takut tidak lulus sekolah, klien
tidak lulus SMP, menjadi pengangguran dan
mengatakan malu dan sering diejek temannya.
DO :
Klien tidak berani kontak mata, menghindar bila
didekati, bila di tanya klien menunduk dan
melakukan gerakan stereotipe dengan menggesekgesekkan jari tangan.
DS :
Ibu

Gangguan
mengatakan

saat

dirumah klien hanya (ADL)

menyendiri dan tiduran, tidak melakukan kegiatan
apa-apa.
DO :

26

aktivitas

sehari-hari

Klien tidak perduli dengan lingkungan dan
aktivitas lingkungan, klien beranjak dari tempat
duduknya hanya waktu makan.
DS :
DO :

Kebersihan diri kurang

Badan kotor, berbau dan dikurumunin lalat,
rambut acak-acakan dan kotor, mulut kotor dan
berbau, gigi kuning, mata kotor, disela-sela jari
tangan terdapat luka kecil bekas garukan, kuku
tangan panjang dan kotor, kaki bersisik ada luka
kecil bekas garukan, kuku kaki panjang dan kotor.
DS :
Ibu mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien Potensial halusinasi
pernah bicara sendiri, tidak jelas dan tidak dapat
dimengerti.
DO :
Klien tampak komat-kamit, tertawa sendiri.
DS :
Ketika dikenalkan dengan klien lain, klien sering
menyatakan saya mahasiswa pajajaran.

Ideal diri tinggi

Ibu menyatakan klien tidak lulus SMP
DO :
Klien tidak lulus SMP

27

DS :

Menarik diri

Ibu mengatakan sejak mengalami gegar
otak klien lebih pendianm dan sering
menyendiri dikamar.
DO :
Klien sering menyendiri dipojok ruangan,
tidur telanjang dengan posisi fetus, tidak
berespon terhadap sapaan perawat, tidak
berinteraksi dengan klien lain dan perawat,
beranjak

dari

tempatnya

hanya

saat

pembagian makanan.
DS :
Ibu menyatakan sejak gegar otak klien Harga diri rendah
mengeluh sulit berkonsentrasi, mengatakan
pelajaran disekolah sulit dan takut tidak
lulus sekolah, klien tidak lulus SMP,
menjadi pengangguran dan mengatakan
malu dan sering diejek temannya.
DO :
Klien tidak berani kontak mata, menghindar
bila didekati, bila di tanya klien menunduk
dan melakukan gerakan stereotipe dengan
menggesek-gesekkan jari tangan.
DS :
Ibu mengatakan saat dirumah klien hanya Gangguan aktivitas sehari-hari (ADL)
menyendiri dan tiduran, tidak melakukan
kegiatan apa-apa.
DO :
Klien tidak perduli dengan lingkungan dan
aktivitas lingkungan, klien beranjak dari
tempat duduknya hanya waktu makan.
DS :

Kebersihan diri kurang

DO :

28

Badan kotor, berbau dan dikurumunin lalat,
rambut acak-acakan dan kotor, mulut kotor
dan berbau, gigi kuning, mata kotor, diselasela jari tangan terdapat luka kecil bekas
garukan, kuku tangan panjang dan kotor,
kaki bersisik ada luka kecil bekas garukan,
kuku kaki panjang dan kotor.
DS :
Ibu

Potensial halusinasi
mengatakan sebelum masuk rumah

sakit klien pernah bicara sendiri, tidak jelas
dan tidak dapat dimengerti.
DO :
Klien tampak komat-kamit, tertawa sendiri.
DS :

Ideal diri tinggi

Ketika dikenalkan dengan klien lain, klien
sering

menyatakan

saya

mahasiswa

pajajaran.
Ibu menyatakan klien tidak lulus SMP
DO :
Klien tidak lulus SMP

29

RENCANA KEPERAWATAN JIWA
Nama Klien

: Tn M

Bangsal/tempat : Elang II RSJP Jakarta.
No
1.

Tgl.

Dx. Keperawatan
Tujuan
Klien tidak

17/4/9 Potensial Halusinasi
7

s/d

Perencanaan
Kriteria Evaluasi

Rasional
Tindakan Keperawatan

peri-laku mengalami

menarik diri.

halusinasi.
Tupen :

Data Obyektif:
klien

menyendiri

dipojok

1.

1.

Sesudah

2

kali 1.

Bina

hubungan

saling Dengan terbinanya hubungan

Klien dapat pertemuan, klien dapat percaya :

membina
hubungan

berinteraksi

saling percaya dan berfokus

dengan  sapa klien dengan ramah baik pada hal-hal yang disukai klien,

saling perawat.

verbal maupun non verbal,

diharapkan klien merasa bahwa

dengan posisi fetus

 Klien mau membalas  Perkenalkan diri klien dengan peawat memperhatikan, dan
sapaan perawat.
menyebut nama nama secara klien mau terbuka sehingga

tidak

 Klien

tidur

telanjang
berespon

terhadap

sapan

perawat
tidak

percaya.

mau

berkomunikasi

jelas.
 Jelaskan maksud dan tujuan

dengan perawat.
berinteraksi

pertemuan.
 Buat kontrak dan tepati janji

dengan perawat dan

 Selalu kontak mata selama

klien lain

interaksi
30

memudahkan intervensi

beranjak

dari

tempatnya

 Tunjukkan sikap empati dan

hanya

penuh perhatian pada klien

waktu makan

 Terima klien apa adanya.
 Mulai interaksi dengan hal
yang disukai klien

Data Subyektif:

2 .Kontrol penampilan perawat

Ibu

 - selalu siap bila dibutuhkan dapat menimbulkan rasa tidak

sejak

mengatakan,
mengalami

gegar otak,

berharga pda klien dan merusak

klien

klien

-

Jawab

lebih pendian dan

secara jujur

sering menyendiri di

 -perhatikan

kamar

pertanyaan
perilaku

klien hubungan saling percaya.
yang

sesuai oleh semua tim kep.
seperti;sama-sama
menggunakan

komunikasi

trapeutik

mendenkati

dlm

klien.
 - hindari pola komunikasi yang
memaksa, bersikap rahasia di
dekat

klien,

menghargai klien.
31

Sikap perawat yang tidak tepat

sikap

tidak

2.

Klien

dapat 1

Klien

akan 1.

mengenal perasaan mengekspresikan
yang menyebabkan perasaannya
perilaku

Dorong

klien

untuk Dengan

mengungkapkan perasaannya

mengungkapkan

perasaannya berarti klien dapat

setelah 2.Gunakan tehnik komunikasi mengungkapkan

menarik pertemuan 2 kali.

terapeutik

sehingga klien mau /termotivasi

diri dari lingkungan

untuk

sosial.

3.

masalahnya

Bersama-sama

mengidentifikasi

klien kerugiannya

jika

tidak

mengidentifikasi kerugian jika berhubungan dengan orang lain,
klien tidak berhubungan dengan dan akan meningkatkan harga
orang lain.

diri klien.

4. Beri reinforcement positif atas
kemampuan

klien

mengungkapkan perasaannya
2.

Klien

akan 1.Dorong klien mengungkapkan Perasaan

menyatakan

perasaanya terhadap hubungan hubungan

kepuasannya
hubungan

atas dengan perawat.
dengan

perawat sesudah 2 kali
3.Klien

pertemuan.
1. Setelah

menunjukkan

pertemuan klien dapat

penurunan perilaku berhubungan

5

32

/interaksi

perawat

memotivasi

untuk

melanjutkan

terhadap
dengan
kli

en

tahap

interaksi

kali 1.

dengan

puas

klien

Secara bertahap libatkan Dengan mengikutsertakan satu
dalam

kelompok, atau

dua

perawat,

misalnya menghadirkan 1 - 2 memungkinkan

klien

menarik diri

perawat dan klien lain

orang dengan klien lain dalam berkomunikasi secara bertahap.

yang ada di ruangan

berkomunikasi.
Memudahkan
2.

Usahakan pesan verbal memahami

klien

untuk

komunikasi

yang

dan non verbal secara singkat, disampaikan.
jelas dan konsisten selama
komunikasi
Menghindari kejenuhan klien
3.

Lakukan percakapan dan

interaksi secara singkat dan
sering
4.

Meningkatkan harga diri klien.

Beri

reinforcement

positif atas apa yang telah Bermain peran merupakan salah
dicapai klien

satu

curahan

atau

ekspresi

perasaan seseorang
5.

Gunakan tehnik bermain

peran untuk membantu klien
mengenal perasaan, pikiran,
serta
2.

Setelah 6-8

kali

pertemuan klien dapat
33

dalam

respon

yang

dialami

menghadapi

situasi

berhubungan dengan orang lain Meningkatkan harga diri klien

mengembangkan

melalui pemenuhan kebutuhan

hubungan melalui;

berinteraksi dengan orang lain

Keikutsertaan

dalam 1.

aktifitas di ruangan
Keikutsertaan

Motivasi

klien

untuk dan menurunkan kemungkinan

mengikuti aktivitas di ruangan;

dalam 2.

membersihkan ruangan,

kelompok terapi

menyapu,

Inisiatip

membersihkan kamar mandi

berinteraksi

menarik diri

mengepel,

dengan orang lain
3.

Beri penjelasan tentang Memperkembangkan hubungan

tindakan

dan

beri dengan

reinforcement

positip

keikutsertaan

klien

sesamanya

dapat

atas berlanjut
dalam

kelompok
4.

Beri

penjelasan

keikutsertaan
kelompok
4.Keluarga
berpar-tisipasi
dalam
klien

dapat Keluarga
diri menyebutkan

dapat
hal-hal

perawatan yang harus dilakukan

jadwal

klien
dan

harian

dalam

diskusikan Menggali perasaan klien setelah
yang

dapat berhubungan dengan orang lain

dilakukan untuk mengisi waktu
luang

selama klien di rawat di
rumah sakit Menjenguk 5.
34

dari

Pengetahuan keluarga tentang
Anjurkan

klien perilksku

menarik

diri

klien minmal satu kali

mengevaluasi secara mandiri merupakan

seminggu

manfaat

Ikut

terlibat

dalam

perawatan

dari

bekal

untuk

berhubungan berpartisipasi dalam perawatan

dengan orang lain.

klien

dan

pengobatan

Diskusikan dengan anggota
keluarga :
perilaku

klien

menarik

diri

penyebab perilaku menarik diri
dan cara keluarga menghadapi
klien yang menarik diri
2

17/4/9 Penampilan
7

diri Tupan:

yang tidak adequat Klien
s/d

mampu

kurangnya berpenampilan diri

minat/kemampuan

secara adequat

merawat diri

Tupen:
Setelah

Data Obyektif:

1.
3-4

kali menyebutkan

pertemuan

badan kotor, berbau klien

dapat  Motivasi

Klien

pengertian
dapat diri;

kembali

klien

untuk Dengan

pemahaman

klien

tentang

kebersihan

diri,

mengemukakan penting nya

kebersihan kebersihan diri, meliputi arti diharapkan klien termotivasi
untuk bekerja sama dengan
bersih dan tanda-tanda bersih

dan dikerumuni lalat mengerti tentang

badan bersih dan tidak

perawat

rambut acak-acakan pentingnya

berbau

meningkatkan kebersihan diri.

dan kotor

rambut bersih dan rapi

kebersihan diri

35

 Dorong

anggota

keluarga

dalam

hal

mulut

kotor

gigi bersih

untuk

berbau, gigi kuning

kuku pendek dan tidak

kepada

mata kotor

kotor

berkomunikasi dengan klien komunikasi klien

disela-sela

dan

jari

tangan terdapat luka

baju

yang

dipakai

memeri
klien

dukungan Dukungan dari keluarga sangat
untuk membantu dalam meningkatkan

lain

bersih dan rapi

kecil bekas garukan,
kuku panjang dan

Dengan

adanya

pengertian

kotor

2.Klien

mampu  Motivasi

kaki bersisik, ada

menyebutkan

kembali

luka

pentingnya kebersihan

kebersihan

garukan, kuku kaki

diri yaitu;

panjang dan kotor

mencegah

menggali pengetahuan klien untuk memelihara kebersihan
yang berhubungan dengan diri

kecil

bekas

penyakit

kulit
menjaga

klien

untuk tentang manfaat kebersihan diri

diri

manfaat untuk meningkatkan kesehatan,
dengan maka akan timbul motivasi

menyebutkan

kebersihan diri
kebersihan

gigi dan mulut
mencegah

masuknya

kuman melalui kuku
yang kotor
memberi

perasaan

Dengan mengingatkan kembali

segar

tentang
 jelaskan

36

cara

cara

memelihara kebersihan diri,
termotivasi

memelihara
klien

akan
untuk

3.Klien

dapat

menjelaskan

kebersihan diri;

melaksanakannya

cara mandi 2 kali sehari

menjaga kebersihan diri gosok gigi 2 kali sehari
antara lain;

ganti pakaian 2 kali sehari

mandi 2 kali sehari cuci rambut 2 kali seminggu
pakai sabun

gunting kuku bila panjang

menggosok gigi 2 kali
sehari dengan pasta gigi
2.Klien
melakukan

mampu mengganti pakaian 2
usaha kali sehari

mencapai

mencuci rambut 2 kali

kebersihan
dengan

diri seminggu

membantu klien untuk dapat

bantuan memotong kuku bila

menerapkan

cara

menjaga

 Ajarkan klien untuk mandi kebersihan diri

perawat setelah 3-4 panjang
kali pertemuan

Perawatan

sesuai prosedur yang benar

gigi

yang

baik

mencegah kerusakan mulut dan
1.Klien

mampu  Bimbing
klien
untuk bau mulut
mendemonstrasikan c
menggosok gigi dengan benar
ara

memelihara

kebersihan diri yaitu;
mandi
bilas

pakai

sabun,

sampai

bersih,
37

 Beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan

cara

menggosok gigi, ganti
pakaian,
rambut,

menggosok gigi

mencuci
memotong  Ingatkan dan anjurkan klien

kuku

Mencuci

untuk menggosok gigi

rambut

mencegah

ketombe, kutu dan mencegah
rambut
dan
 Ajarkan cara mencuci rambut kebersihan
meningkatkan rasa nyaman.
secara benar
 Beri kesempatan pada klien
untuk mencuci rambut sendiri
 Ingatkan

untuk

mencuci

rambut dua kali seminggu
 Amjurkan dan ingatkanklien
mengganti baju setiap hari
 Anjurkan

untuk

mempertahankan

rapi

memberikan rasa nyaman dan
meningkatkan harga diri klien
Penyediaan

penampilan memungkinkan

diri setiap hari
 Kolaborasi

Berpakaian bersih dan

fasilitas
klien

dapat

melakukan kebersihan diri.
dengan

staf

ruangan tentang pengelolaan
fasilitas dan alat kebersihan diri
seperi : kebrsihan air mandi, Kepedulian keluarga terhadap
sabun, odol, handuk dan kelengkapan fasilitas dan alat
38

pakaian.

kebersihan

 Bekerja sama dengan keluarga menunjang

diri

sangan

klien

dalam

dalam meyediakan fasilitas dan melakukan kebersihan
alat
kebersihan
diri
: secara optimal

diri

sabun,odol, sikat gigi.
3.Klien
melaksanakan
kebersihan
secara mandiri

dapat 1.Klien

dapat  Monitor

melaksanakan
diri kebersihan diri secara
rutin

dan

sesudah

dalam Memelihara kemandirian klien

klien

melaksanakan kebersihan diri dalam melaksanakan kegiatan
untuk memelihara kebersihan
secara teratur

teratur
5

diri.

kali  Beri dorongan dan ingatkan

pertemuan :

klien

mandi , gosok gigi,

melaksanakan kegiatan teratur.

agar

klien

dapat

ganti pakaian 2 kali
sehari, mencuci rambut
2

kali

seminggu,

menggunting kuku.

 Ajarkan dan ingatkan klien
unuk melaksanakan kegiatan
sebagai berikut : mandi, gsok
gigi,

dan

mencuci

ganti
rambut

pakaian,
2

seminggu, gunting kuku

39

kali

4.Klien

dapat  Klien selalu terlihat  Beri reinforcemen positip bila Penghargaan

mempertahankan
kebersihan

dapat

berhasil melakukan kegiatan meningkatkan motivasi klien
untuk melakukan kebersiahan
dengan baik

bersih dan rapi

diri

secara teratur dan

diri

terus menerus.

 Kolaborasi

dengan

staf

kesinambungan
peningkatan Memelihara
asuhan keperawatan
kebersihan diri klien
perawat

5.Keluarga

dapat 1.Keluarga

memberikan

selalu  Jelaskan pada keluarga tentang Keluarga

mengingatkan klien hal-

dorongan terhadap hal yang berhubungan
perkembangan
kesehatan

untuk

dengan kebersihan diri
klien

diharapkan

dapat

usaha
untuk
minat melakukan
mengatasi penyebab kurangnya
menjaga kebersihan diri
minat menjaga
penyebab

kurangnya

 Diskusikan dengan keluarga kebersihan diri

dalam hal menjaga

tentang kegiatan klien di rumah

kebersihan diri

sakit dlam menjaga kebersihan
diri
 Jelaskan pada keluarga tentang
2.Keluarga menyiapkan
sarana untuk membantu
40

manfaat menjaga kebersihan
diri klien

Motivasi
ditingkatkan

keluarga

dapat
dengan

memberikan penjelasan secara
akurat

klien dalam menjaga  Anjurkan pada keluarga untuk
kebersihan diri

peran
serta
dalam Menyiapkan
keluarga
dalam
menjaga
menjaga kebersihan diri
kebersihan diri klien.
menyiapkan

sarana

 Diskusikan dengan keluarga
cara membantu klien menjaga
kebersihan diri

41

42

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22