LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA P1. PEMBUATA

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA
P1. PEMBUATAN SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA

A. Tujuan
-

Dapat melakukan pembuatan simplisia serta mengetahui prinsip pembuatan
simplisia

-

Dapat melakukan dan memahami prosedur penipisan fitokimia untuk
mengidentifikasi kandungan zat aktif

B. Dasar Teori
Simplisia adalah badan alamiah yang di pakai atau digunakan sebagai obat yang
belum mengalamai pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang dikeringkan. Simplisia di bedakan atas simpisia nabati,hewani dan
simplisia pelican(mineral).untuk menjmin mutu keseragaman senyawa aktif
,keamanan maupun kegunaan nya,maka simplisia mempunyai persyaratan minimal
tersebut berupa faktor yang mempengaruhi persyaratan minimal tersebut antara lain

adalah:
1. Bahan baku simplisia
2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bhan baku
simplisia
3. Cara pengepakan (depkes,1985)
Pada umum nya pembuatan simplisia di mulai dengan tahapan sebagai berikut :
pengumpulan bahan baku,sortasi basah,pencucian,perajagan,pengeringan,sortasi
kering,pengepakan,penyimpanan dan pemeriksaan mutu(depkes,1985).
Skrining fitokimia,merupakan cara untuk mengidentifikasi bioaktif yang belum
tampak melalui tes atau pemeriksaan yang dapat dengan cepat memisahkan antara
bahan alam yang memiliki kanfungan fitokimia tertentu dengan bahan alam yang
tidak memiliki kandungan fitokimia tertentu. Skrininf fitokimia merupaka tahap

pendahuluan dalam suatau penelitian fitokimia,yang bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang diteliti.
Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna
menggunakan suatu pereaksi warna. Hal ini penting dalam skrining fitokimia adalah
pemilihan pelarut dan metode ekstraksi(kristianti dkk,2008).
Skrining fitokimia serbuk simplisia dan sampel dalam bentuk basah meliputi
pemeriksaan kandungan senyawa alkaloida,flavonoida,terpenoida/steroida,tanin,dan

tanin menurut prosedur yang telah oleh harbone(Harbone,1989)
Salah satumetode yang digunakan untuk obat tradisional adalah metode
ekstraksi. Pemilihan metode ekstrasi tergantung dari sifat bahan dan senyawa yang
akan diisolasi.sebelum memilih suatu metode,target ekstraksi perlu ditentukan terlebih
dahulu. Ada beberapa target ekstraksi diantaranya adalah: (sarker SD,dkk,2006)
1. Senyawa bioaktif yang tidak dietahui
2. Senyawa yang diketahui ada pada suatu organisme
3. Sekelompok senyawa dalam suatu organisme yang berhubungan secara
struktural. (sarker SD,dkk,2006)
Jenis-jenis metode ekstraksi
Maserasi
Maserasi merupakan metode seder-hana yang paling banyak digunakan. Cara
ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri.(Agoes,2007). Metode ini
dilakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam
wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika
tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi
dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan
penyaringan. Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah memakan ban-yak
waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan beberapa
senyawa hilang. Selain itu, beberapa sen-yawa mungkin saja sulit diekstraksi pada


suhu kamar. Namun di sisi lain, metode maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa-senyawa yang bersifat termolabil.
Reflux dan Destilasi Uap
Pada metode reflux, sampel di-masukkan bersama pelarut ke dalam labu yang
dihubungkan dengan kondensor. Pel-arut dipanaskan hingga mencapai titik did-ih.
Uap terkondensasi dan kembali ke da-lam labu.
Destilasi uap memiliki proses yang sama dan biasanya digunakan untuk
mengekstraksi minyak esensial (campuran berbagai senyawa menguap). Selama
pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian yang tidak saling bercampur) ditampung dalam wadah yang terhubung dengan kondensor. Kerugian dari kedua metode ini adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi
(Seidel V 2006).
Soxhlet
Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung
selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas
labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan
suhu penangas diatur di bawah suhu reflux. Ke-untungan dari metode ini adalah
proses ektraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil
kondensasi sehing-ga tidak membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak
waktu. Kerugiann-ya adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi
karena ekstrak yang di-peroleh terus-menerus berada pada titik didih.
Perkolasi

Pada metode perkolasi, serbuk sam-pel dibasahi secara perlahan dalam sebuah
perkolator (wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya). Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetes perlahan pada
bagian bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut
baru. Sedangkan kerugiannya ada-lah jika sampel dalam perkolator tidak ho-mogen
maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga
membutuhkan banyak pelarut dan me-makan banyak waktu.

C. ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Tabung reaksi

5. Pengaduk

2. Beaker glass

6. Pemanas

3. Pipet tetes

7. Corong


4. Spatula

8. Penjepit

BAHAN :
1. Simplisia lada

12. Molish

2. Aquadest

13. Asam sulfat pekat

3. Timbal (II) asetat

14. HCL 2N

4. Kloroform


15. Pereaksi mayer

5. Isopropanol

16. Pereaksi bauchardat

6. Natrium sulfat anhidrat

17. Pereaksi dragendoft

7. serbuk Mg

18. Besi III kloroda 1%

8. Amil alkohol

19. Pereaksi stiasny

9. Etanol 96 %


20. Natrum asetat,NAOH 1 N

10. Asam sulfat 2N

21. Amonia 10 %,petroleum eter

11. Asam asetat anhidrat

22. Kertas saring

D. SKEMATIKA KERJA
1. Pembuatan simplisaia
Penyimpanan

Pengepakan

Sortasi kering
Suhu 60o max (oven)
Pengeringan


Perajagan

Pencucian

Sotasi basah
1 kg
Pengumpulan bahan baku

2. Identifikasi alkaloid
Serbuk simplisia 0,5 + 1 ml asam klorida 2N+
9ml akuadest
Dipanaskan di penangas air 2 menit

Dinginkan(lalu saring)
Filtrat

3 tetes filtrat + 2 tetes
pereaksi mayer

3 tetes filtrat + 2 tetes

pereaksi bouchardat

3 tetes filtrat + 2 tetes
pereaksi daragendorff

Endapan
memengumpal putih /
kuning

Endapan merah /jingga

Merah / jingga

3. Identifikasi flavonoid
Dididihkan selama 5 S
Serbuk simplisia 10 g + air panas

`Di saring dalam kedaan panas

5 ml filtrat + 0,1 g serbuk Mg + dan

1ml asam klorida pekat + 2 ml
amilalkohol
Biarkan memisah
Di kocok

+ jika warna ,merah,kuning ,jingga
pada amil alkohol

4. Identifikadi saponin
Masukkan tabung reaksi
Serbuk simplisia 0,5

Air panas

Kocok sekuat – kuatnya selama 10
detik

+ Hcl 2N Terdapat buih yang menetap
setinggi 1-10cm


5. Identifikasi kuinon
5 ml larutan ekstrak dimasukkan
tabung reaksi + beberapa tetes
larutan NaOH 1 N

Warna merah

didinginkan

6. Identifikasi tanin
0,5 serbuk disari

Didihkan 15 menit
Didihkan & saring
10 ml aquadest (sarinya)

Filtrat

Filtrat + lar, Feri III
klorida 1 %

Filtrat + 15 ml pereaksi
stiasng
dipanaskan

Terbentuk warna biru, hijau
kehitaman

Endapan merah muda
saring
Filtrat di jenuhkan dgn natrium asetat
+ feri III klorida 1 %

Biru tinta

E. HASIL PENGAMATAN
Nama simplisia

: piperis nigris fructus

Metode ekstraksi :Skrining Fitokimia
Hasil pengmatan :
No

Jenis uji
1. Alkaloida

Gambar

Hasil
+
(mayer)

Keterangan
( mayer )
kuning

+
(dragendroff)

(dragendroff)
jingga

2.

Flafonoid

-

Jernih

3.

Saponin

-

Tidak
terbentuk buih

4.

Tanin

-

Jernih

5.

Kuinon

-

Putih keruh

F. PEMBAHASAN
Pada percobaan kal ini membahas tentang isolasi piperin dari serbuk lada yang di uji
kandungan zat aktifnya. Dalam piperin terdapat zat aktif berupa alkaloid. Dimana untuk
dapat mengetahui kandungan zat aktif dalam piperin perlu dilakukan skrining terlebih
dahulu dengan mengambil 0,5 g serbuk lada yang di tambah asam klorida 2 N dan
aquadest ,lalu di panaskan selama 2 menit kemudian di saring . hasil filtrat yang di
peroleh di ambil dalam tabung reaksi yang baru lalu tetesi pereaksi meyer, akan muncul
endapan menggunpal berwarna putih atau kuning , hasil tersebut menandakan bahwa
simplisia lada mengandung alkaloid, dari hasil percobaan ini di dapatkan waran kuning ,
yang menunjukan hasil (+) pada uji alkaloid dari simplisia lada atau puperis nigri
fructus.identifikasi alkaloid yang kedua yaitu dengan mengambil hasil filtrat kemudian di
tambahkan pereaksi dragendroff ebanyak 2 tetes hasil positif jika sesuai degan teori yang
menunjukan warna mrah atau jingga.dari percobaan yang kedua di dapatkan hasil yang
(+) positif karena mengalami perubahan warna menjadi jingga. pada skrining ini
dilakukan beberapa percobaan namun hasil positif didapat pada saat pengujian alkaloid.
G. KESIMPILAN
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa dapat mengetahui prinsip serta dapat
menurunkan zat aktif dari suatu simplisia ,dari hasil pengujian zat aktif (+) pada
penentuan senyawa zat aktif dari alkaloid

H. DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM.Depkes .1985.cara pembuatan simplisia.departemen kesejatan RI.jakarta
1-27
Kristianti,alfida novi,dkk.2008.buku ajar fitokimia .airlangga universitas press.jakarta
Harbone,JB.,1987.metode fitokimia.edisi ke dia .ITB,bandung
Departemen kesehatan RI,1995.farmakope indonesia esisi IV.jakarta.departemn
kesegatan republik
Agoes G.2007.teknologi bahan alam..ITB,press .bandung
Sarker SD,latif,Zdan gray Al.2006.Natural Products Isolation.2nded