88655924 Penerapan Finger Painting. docx

PENERAPAN FINGER PAINTING DALAM UPAYA MENINGKATKAN
PENGEMBANGAN SENI DAN FISIK MOTORIK ANAK KELOMPOK B DI
TAMAN KANAK-KANAK DEWI SARTIKA PESANGGRAHAN BATU
OKTIVA NOVITASARI
Abstrak

ABSTRAK

Novitasari, Oktiva. 2010. Penerapan Finger Painting dalam Upaya Meningkatkan
Pengembangan Seni Dan Fisik Motorik Anak Kelompok B TK Dewi Sartika
Pesanggrahan Kota Batu. Skripsi, Jurusan Kependidikan Sekolah dan Pra Sekolah
Prodi S1 PAUD FIP Universitas Negeri Malang. Dosen Pembimbing 1). Drs. Usep
Kustiawan, M.Sn, 2). Drs. Ahmad Samawi, M.Hum.

Kata Kunci: Finger Painting, Pengembangan Seni dan Fisik Motorik Anak Kelompok B

Menggambar dan melukis merupakan kegiatan anak dalam berekspresi karena dengan
cara seperti itu anak dapat menuangkan perasaan sesuai dengan imajinasinya dengan cara
membuat garis menggunakan cat warna. Arti dari finger painting adalah kegiatan menggambar
yang dilakukan dengan cara menggoreskan warna (bubur warna) diatas bidang kertas gambar
secara bebas. Dari observasi yang telah dilakukan, kemampuan seni dan fisik motorik pada anak

kelompok B masih mencapai 50% dari kemampuan yang diharapkan. Anak kurang tertarik
terhadap kegiatan menggambar karena guru hanya menyuruh anak untuk mewarnai gambar saja.
Sehingga anak tidak bisa mengekspresikan perasaan, emosi, dan pengalamannya ke dalam
bentuk gambar. Untuk mengatasi masalah kurang berkesempatan tersebut, maka peneliti
mencoba memilih kegiatan yang tepat untuk mengatasi rendahnya seni dan fisik motorik melalui
penerapan finger painting.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian yaitu 1) untuk
mendeskripsikan penerapan penerapan finger painting dalam upaya pengembangan seni dan
fisik motorik anak kelompok B TK Dewi sartika Pesangrahan Batu, 2) untuk mendeskripsikan
peningkatan kemampuan seni dan fisik motorik setelah menerapkan finger painting anak
kelompok B TK Dewi Sartika Pesanggrahan Kota Batu.

Metode pemilihan yang digunakan disini menggunakan metode deskriptif dengan
rancangan PTK yang terdiri atas 2 siklus. Masing-masing siklus memiliki 4 tahapan:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini ialah 17 anak
kelompok B TK Dewi Sartika Pesanggrahan Kota Batu. Instrumen yang digunakan adalah
observasi dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan seni dan motorik anak pada pra
tindakan sebesar 50% meningkat 62% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 81% pada
siklus II.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan finger painting sangat tepat
untuk meningkatkan kemampuan seni dan fisik motorik anak kelompok B TK Dewi Sartika
Pesanggrahan Kota Batu. Dari pengalamannya, anak dapat berekspresi ke dalam bentuk gambar.
Ada beberapa saran yang dikemukakan adalah agar para guru hendaknya menggunakan metode
penerapan finger painting untuk meningkatkan kemmpuan seni dan fisik motorik , bagi sekolah
yang ingin mengubah pembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada anak.
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/8085

Krayon atau Pastel Kering Pelangi
PASTEL DALAM SEJARAH
Melukis menggunakan pastel terasa menyenangkan karena Anda dapat dengan cepat mengubah
selembar kertas menjadi sebuah karya lukisan. Pastel adalah sebuah alat lukis kering, jadi Anda
tidak memerlukan lagi kuas atau air untuk melukis. Sejarah mencatat bahwa lukisan dari pastel
telah ada sejak tahun 1685. bahkan, banyak pelukis zaman dahulu yang menggunakan pastel
untuk menciptaka karya seni yang indah, yang sekarang pun masih terlihat sesegar ketika lukisan
tersebut pertama kali dibuat.
Popularitas pastel sebagai alat seni mendorong terbentuknya masyarakat pastel pada abad
kesembilan belas, dan kelompok ini masih terus ada sampai sekarang. Pastel kuat dan tahan lama,
khususnya jika karya yang telah selesai didimpan atau dibingkai secara tepat. Melukis
menggunakan pastel sangat indah di pelajari. Pastel adalah media yang baik untuk digunakan

dirumah, kelas atau studio seni. Pastel juga merupakan media yang baik sekali untuk digunakan
diruang-ruang untuk kegiatan sketsa dan melukis. Pastel memakan sedikit tempat sehingga mudah
dibawa atau disimpan.
Jika Anda seorang pemula, pastel adalah media yang sangat bagus sebagai permulaan, jika Anda
seorang pelukis tapi belum mencoba pastel, saya yakin Anda akan menyukai pengalaman tersebut

dan Anda mencobanya.
PENGERTIAN FINGER PAINTING
Dalam dunia kesenian khususnya seni lukis dan gambar, kita sering di populerkan dengan materi
yang beranekaragam. Berbagai macam bentuk dan seni baru dalam lukis banyak dihasilkan, selain
untuk mengeksplorasi hobi dan keterampilan, juga untuk memperkaya pengetahuan baru di
bidang seni, diantaranya :
Seni lukis & gambar media pensil (arsir & karikatur)
Seni lukis & gambar media spidoll dam sejenisnya
Seni lukis & gambar media cat minyak (kanvas & kertas)
Seni lukis & gambar media cat air (kanvas & kertas)
Seni lukis & gambar media oil pastel Dll.
Dalam bahasa seni, teknik Finger adalah jari/tangan, sedangakan Painting adalah
gambaran/lukisan, dalam prakteknya adalah, seni melukis/gambar dengan menggunakan jari.
TEORI DALAM PRAKTEK

Bahan Dan Peralatan
Salah satu yang menyenangkan dari pastel bukan hanya media ini murah, tapi Anda juga dapat
memulainya dengan bahan yang sedikit. Yang Anda perlukan hanya selembar kertas putih. Sangat
bijaksana Anda memulai hanya bahan dasar dan sedikit demi sedikit menambahnya. Dengan cara
ini, Anda akan mengembangkan koleksi pastel dan bahan yang sesuai dengan selera pribadimu
sendiri
1.Krayon Kering
Krayon atau pastel kering biasanya terbentuk batang kotak dan terutama berbahan dasar kapur.
Pastel jenis ini sangat bagus untuk membuat lukisan pastel, membuat sketsa pastel, dan membuat
karya yang detail, warna garis atau detail yang tegas dan kaku dapat dihasilkan jika diperlukan.
2.Pensil Krayon
Pensil pastel adalah pastel kaku atau keras yang terbungkus kayu sama seperti pensil grafit
tradisional. Pensil pastel berguna bagi seniman yang ingin membuat karya lukisan yang lebih detail
tetapi memerlukan penampilan pastel yang lembut. Ujung pensil pastel atau pensil dapat
membantu lebih detail yang lebih berguna. Gambar hewan dan burung, yang efek bulunya sangat
penting adalah contoh yang bagus dari objek sering dilukis dengan pensil pastel.

3.Kertas Krayon
Sifat pastel yang lunak dan berbubuk berarti bahwa pastel memerlukan kertas dengan tekstur
yang berbeda yang oleh para seniman disebut “gigi”, agar pastel dapat mencengkram permukaan.

Permukaan yang halus dan mengkilap tidak disarankan.
4.Penghapusan , Kesalahan
Kadang, Anda membuat kesalahan atau Anda memutuskan untuk mengubah dari suatu lukisan
pastel. Jangan mencoba menggosokkan dengan penghapus biasa jika Anda belum benar
menguasai. hasil gambar akan kotor dan dapat terlihat buruk. Untuk memperbaiki kesalahan, atau
membuat perubahan, gunakan penghapus yang ujungnya bersih dan kering. Sapulah dengan halus
bidang yang ingin diubah. Ini akan melonggarkan dan melepaskan pastel dipermukaan. Tiuplah
pastel dari lukisan, setelah itu benda, bidang, atau jalur kerja dapat dikerjakan kembali.
PERAGAAN
1.Goresan Pastel Dan Coretan Pastel
Bermain-mainlah dengan pastel untuk melihat beberapa banyak efek yang dapat Anda ciptakan
ambillah salah satu pastel pilihan, patahkan menjadi tiga potong dengan panjang yang berbeda
jika diperlukan. Cobalah membuat
hatching, yaitu serangkaian garis sejajar
cobalah membuat cross hatching yaitu membuat serangkaian garis sejajar dan kemudian
menyilangkan garis sejajar lain diatas garis sejajar mula-mula dengan arah yang berbeda atau
stippling menutulkan pastel berkali-kali diatas kertas atau yang dikenal dengan menutul.
2.Membentuk Pastel
Pastel tersedia tingkat kelunakan atau kekerasan tergantung pada pabrik penggunanya. Dengan
menggunakan pisau rautan pastel dapat dibentuk sesuai yang diinginkan, dapat juga

menggunakan kertas amplas untuk membentuk ujung pastel yang lancip.
3.Contoh Objek Pemandangan
Objek pemandangan memberikan materi yang bagus bagi seniman pastel. Pastel yang serba guna
memungkinkan seseorang menangkap perubahan musim semi, panas, gugur, dan dingin, kita
dikelilingi oleh banyak macam pemandangan, baik di Negara kita atau di luar negeri. Pastel
memungkinkan seseorang menangkap segala suasana pemandangan, dari pemandangan luar
biasa yang lembut hingga warna-warni matahari terbenam yang cerah, dari pemandangan yang
tertutup salju hingga padang hijau dan pepohonan saat musim panas yang hangat.

Menggunakan teknik sketsa pastel, saya akan menunjukkan cara membuat sketsa pemandangan
berwarna di atas kertas pastel abu-abu kebiruan.
Tahap 1.
Anda dapat memilih utnuk membuat sketsa objek tipis dengan pastel putih, atau bekerja langsung
dengan ngan saja, dengan menempatkan langit lebih dahulu dan kemudian membuat
pemandangannya.
Tahap 2.
menggunakan sisi pastel warna putih, biru muda, dan biru tua, ciptakan langit dan biarkan bagian
kertas terlihat.
Tahap 3.
menggunakan ujung pastel hijau muda dan sedag dan cokelat kemerahan untuk pohon beech

copper, tutullah pohon dan semak di tahap pertama dengan wara muda dan tua. Menggunakan
pastel warna hijau sedang, biru muda, dan putih, dengan goresan pastel sapuan meyamping,
mulailah membuat sungainya, dan ingatlah sekali lagi untuk membiarkan beberapa bagian kertas
tetap terlihat.
Tahap 4.
menggukana pastel warna hijau yang lebih tua, tegaskan warna dedaunan pohon dan semak hijau
yang agak gelap. Gunakan pastel warna cokelat agak tua untuk dedaunan pohon beech copper dan
batang pohon. Dengan pastel warna hijau tua dan cokelat kemerahan, beri sedikit pantula dari
pohon poplar yang langsing dan pohon beech.
Tahap 5.
menggunakan ujung sisi atas pastel, lengkapilah pantulan pohon di atas sungai dan tambahkan
pantulan sinar putih di atas air. Gunakan batang pastel warna hijau untuk melukis rumput di
sudut-sudut latar depan lukisan. Dengan pastel warna cokelat muda, cokelat tua, dan putih.
Gambarlah pagar yang masuk ke sungai dari taggul sungai sebelah kiri.
4.Contoh Objek Matahari Terbenam
Matahari terbenam di sore hari yang menyala membawa kita ke berbagai warna pastel yang lebih
cerah dan lebih hidup. Objek tersebut memberi bidang yang luas untuk tempat berlatih
mencampur pastel, tetapi juga menawarkan penggunaan siluet untuk detail, dan kontras antara
terang dan gelap.
Tahap 1.


pada kesempatan ini, kita tidak membuat sketsa objek, tetapi menciptakan gambar matahari
terbenam dan pantulannya di atas air dahulu. Gunakan pastel putih untuk matahari, kuning dan
jingga untuk bidang sisanya, dengan sedikit merah crimson di keempat sudut halama.
Tahap 2.
campur warna-warna dengan ujung jari, dari warna terang ke gelap: putih ke kuning ke jingga ke
merah.
Tahap 3.
gunakan ujung atas pastel hitam atau pensil pastel hitam, untuk menggambar dengan tipis bentuk
nyata atau pantulan dari kincir angina, rumah, pohon, dan semak.
Detail. A.
Dalam bentuk-betuk yang diciptakan dengan garis tepi, gunakan goresan diagonal pastel warna
cokelat untuk mengisi siluet di langit dan pantulannya di sungai.
Detail B.
Tekan pastel cokelat denga lebih kuat.
Detail C.
Gunakan garis diagonal hitam yang lembut di atas warna cokelat tadi, campur dengan ujung jari,
atau jika Anda menginginkan, biarkan tidak tercampur di bidang tersebut, terserah pilihanmu.
Tahap 4.
Dengan pastel hitam atau pensil pastel hitam yang runcing, dan penggaris, gambar sirip kincir

angina. Sedikit warna kuning dapat digunakan untuk pencahayaan dan juga untuk jendela rumah.
Gunakan pastel cokelat tua dan pastel runcing hitam, gambar batang dan cabang pohon. Gunakan
warna jingga untuk pencahayaan di pohon tersebut. Lengkapi pantulan dengan goresan pastel
horizontal untuk menambahkan efek air.
5. Buah Dan Sayuran
Pelukisan perancis cezanne pernah berkata bahwa semua masalah dalam melukis ditemukan
dalam semangkuk apel. Ia bayak menggambar dan melukis kedua objek itu. Buah dan sayuran bisa
menyediakan banyak bahan, untuk sketsa pastel atau lukisan pastel dengan begitu banyak warna
dan tekstur permukaan. Banyak benda sehari-hari yang kita abaikan dapat menjadi objek yang luar
biasa. Saat Anda mengunjungi pedangan sayur atau swalayan, lihat dan pikirkan sejenak
bagaimana Anda dapat menciptakan lukisan dari benda-benda yang Anda lihat. Ini bisa berupa
suatu karya tentang sebuah apel, beberapa benda di atas meja, atau kelompok yang lebih rumit.
Diposkan oleh SANGGAR PUSARA di 19:28 0 komentar

Link ke posting ini

Label: Artikel

31.1.10


PEMBELAJARN SENI RUPA PADA SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH
Seni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk visual
dan rabaan. Seni rupa berperanan dalam memenuhi tujuan-tujuan tertentu dalam kehidupan
manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan
berbagai kesan (indah, unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan
pikiran dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan diperoleh
rasa kepuasan dan kesenangan.
Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kriya, dan desain. Jenis-jenis seni rupa ini
menunjukkan proses pembuatan dan bentuk karya yang dihasilkan, serta nama pembuatnya, yaitu
seniman, kriyawan, dan desainer. Seni murni menekankan pada ungkapan pikiran dan perasaan,
meliputi seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni kriya menekankan pada keterampilan teknik
pembuatan karya, dengan hasil berupa karya kriya fungsional dan nonfungsional. Seni kriya
menggunakan berbagai teknik dan media tertentu, misalnya kriya kayu, kriya logam, dan kriya
tekstil. Desain menunjukkan proses pembuatan karya yang maksud dan tujuannya telah
ditentukan lebih dahulu. Karya desain merupakan rancangan gambar, benda, atau lingkungan yang
didasarkan pada persyaratan-persyaratan tertentu. Seniman atau kriawan dapat bekerja secara
mandiri, sedangkan desainer bekerja untuk keperluan klien.
Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam berkarya seni yang
bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan bagi siswa untuk
memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri

maupun karya seni rupa ciptaan orang lain.
Melalui pengalaman berkarya, siswa memperoleh pemahaman tentang berbagai penggunaan
media, baik media untuk seni rupa dwimatra maupun seni rupa trimatra. Dalam berkarya seni
rupa, siswa belajar menggunakan berbagai teknik tradisional dan modern untuk mengeksploitasi
sifat-sifat dan potensi estetik media. Melalui seni rupa, siswa belajar berkomunikasi melalui

gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan
pikiran dan perasaannya.
Dalam pembelajaran seni rupa, peranan seni murni, kriya, maupun desain bersifat saling
melengkapi dan saling berkaitan. Pembelajaran seni rupa dapat dilakukan dengan pendekatan
studio, misalnya studio seni lukis, seni patung, seni grafis, dan kriya. Pembelajaran seni rupa dapat
juga dipisahkan menjadi kegiatan pembelajaran seni rupa murni, kriya, dan desain.
Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni.
Apresiasi seni rupa berarti mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan
estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah
pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni rupa. Apresiasi seni rupa dapat
mencakup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan.
Materi pelajaran apresiasi seni pada pendidikan Dasar dan Menengah meliputi pengenalan
terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif,
tradisional, klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa,
materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di
mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut.
Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan (ekspresi) dalam seni murni
dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik dalam seni rupa terapan. Pembahasan tentang
media seni rupa meliptui ciri-ciri media, proses, dan teknik pembuatan karya seni rupa. Selain itu,
apresiasi seni juga perlu memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan bentukbentuk seni yang lain, bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan seni rupa, kerajinan, dan
desain sebagai bidang profesi.
Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah media seni
rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk
gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi,
mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk
lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan terhadap masalah

pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi, dan imajinasi.
Mengolah media pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk menyusun unsurunsur visual seperti garis, bidang, warna, tekstur, dan bentuk. Dalam mengolah media, siswa perlu
diperkenalkan dengan teknik penggunaan berbagai bahan, dengan memperhatikan keterbatasanketerbatasan maupun kelebihan-kelebihannya. Dalam menyusun bentuk, siswa perlu diberi
kesempatan untuk mengembangkan bentuk sehingga menjadi gaya yang bersifat pribadi.
Dalam kritik seni, siswa dilibatkan dalam pembahasan karya sendiri maupun karya teman atau
orang lain. Pembahasan karya seni rupa di sini merupakan proses analisis kritis, meliputi deskripsi,
analisis, interpretasi, dan penilaian. Unsur yang dianalisis adalah gaya, teknik, tema, dan komposisi
karya seni rupa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengasah keterampilan pengamatan visualnya.
Pembelajaran kritik seni rupa memberikan pengenalan dan latihan menggunakan bahasa dan
terminologi seni rupa untuk mendeskripsikan dan memberikan tanggapan terhadap karya seni
rupa. Tanggapan ini berkaitan dengan sifat-sifat sensoris karya seni rupa, seperti aspek-aspek taktil
(rabaan), spasial (keruangan), dan kinestetik (gerak). Pembelajaran kritik seni juga melatih
kemampuan untuk memahami makna-makna yang disampaikan melalui simbol-simbol visual,
bentuk-bentuk, dan metafora.
Selain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian karya seni rupa.
Materi penyajian karya seni meliputi penyajian secara lisan di kelas dan pameran di lingkungan
kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat. Materi pokok pameran adalah seleksi, pemajangan
karya, dan publikasi. Materi pameran juga mencakup kegiatan pengorganisasian pameran,
meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi pameran.
Diposkan oleh SANGGAR PUSARA di 22:10 0 komentar

Link ke posting ini

Label: Artikel

Seni dan Kesenian
Seni pada mulanya merupakan ekspresi dari kreatifitas manusia, tiap manuasia mempunyai
karakter berbeda-beda yang memperkaya arti dan makna dari ekpresi manusia, dengan
berkembangnya zaman kreatifitas dari ekspresi ini dikembangkan menjadi disiplin ilmu tersendiri.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis

memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atas kreatifitas mereka, masih bisa
dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih karakter individu, danpergunakan
dalam suatu media, pandangan dan penilaian akan nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas
dikirimkan dengan ekspresi lewat media.
Penyampaian pandangan seni baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara
seefektif mungkin dengan menggunakan media tersebut. Sekalipun demikian, banyak seniman
mendapat pengaruh dari orang lain di masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul
untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang
bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
Dengan diarahkannya seni kedalam ilmu dapat mempermudah kalayak umum untuk mempelajari
dan mendalami seni dan kesenian lewat pembelajaran ekspresi diperkaya dengan kreatifitas yang
diinginkan, dewasa ini seni bukan lagi didasari oleh bakat atau minat namun kesenian saat ini
dapat dipelajari diberbagai tingkat pendidikan dari tingakat pendidikan dasar sampai perguruan
tinggi.

http://sanggarpusara.blogspot.com/

SANGGAR PUSARA


Lokasi: SURABAYA : JAWA TIMUR : Indonesia

Mengenai Saya
"PUSARA" Pelangi Budaya Nusantara adalah Organisasi bidang kesenian dan Budaya dengan
visi & misi berpartisipasi mengembangkan Pendidikan Kesenian & Budaya bangsa Indonesia
melalui kegiatan-kegiatan kesenian yang diadakan di Sekolah Dasar dan Menengah guna
menumbuhkembangkan minat seni pada anak sekolah

Blog Saya

Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model
Pembelajaran
by Anwar under Tips & Trik
Share

oleh: Akhmad Sudrajat
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga
seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1)
pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik
pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan
istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah
tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi
pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat
unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target)
yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk
mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik
awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk
mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan
pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling
efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran
baku keberhasilan.

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.
R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung
makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari
strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) expositiondiscovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan
antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”
(Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7)
brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan
demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah
pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena

memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki
sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang
sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan
dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru
yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga
seni (kiat)
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A.
Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1)
model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4)
model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model
pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur
umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara
merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran
tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai
kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah
modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan
unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun

beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria
penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah
yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru
atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadangkadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat
sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat
memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan
teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat
secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas,
sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan
muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin
memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

http://media-grafika.com/pengertian-pendekatan-strategimetode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran
Menggambar dengan Jari
Bahan Membuat Cat:
1. Setengah cangkir tepung sagu (kanji)
2. Air dingin secukupnya (untuk melarutkan tepung sagu)
3. Dua cangkir air mendidih
4. Setengah cangkir sabun bubuk
5. Pewarna

Cara Membuat Cat:
1. Larutkan tepung sagu itu dalam air dingin secukupnya sehingga
larutan tersebut menjadi campuran yang kental sekali.
2. Tambahkan air mendidih ke dalam larutan tepung sagu dan masaklah
sambil diaduk terus-menerus hingga campuran itu berwarna jernih.

3. Setelah berwarna jernih, angkat panci dari atas api, tambahkan sabun
bubuk dan aduk sampai larut.
4. Tuangkan campuran tersebut ke dalam botol-botol selai yang kosong
(satu botol untuk setiap warna yang Anda inginkan).
5. Tambahkan pewarna yang Anda inginkan ke dalam botol-botol yang
sudah terisi. Tutuplah botol untuk mengawetkan cat tersebut.

Cara Bermain:
1. Biarkanlah anak-anak mencoba memakai cat tersebut untuk membuat
gambar-gambar dengan jarinya. Waktu mereka selesai menggambar,
letakkan gambar-gambar itu di suatu tempat agar kering. Kemudian
cucilah tangan anak-anak itu.
2. Catatan: Sebelum cat dibuat dengan menggunakan takaran di atas,
sebaiknya Anda terlebih dahulu membuat cat tersebut dengan takaran
yang lebih sedikit untuk mengetahui hasil dari semua kombinasi bahan
di atas (kekentalan, warna, kualitas, campuran, caranya), sehingga
Anda dapat memutuskan apakah/bagaimana aktivitas ini dapat Anda
terapkan dalam kegiatan menggambar di tempat Anda.
http://www.rumahgembira.or.id/kreatif/permainan/menggambar-dengan-jari

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN FISIK MOTORIK DENGAN TEKNIK FINGER PAINTING
SISWA KELOMPOK A DI RA NURUL IMAN KARANGREJO
KECAMATAN.GEMPOL
Mutrofin .
Abstrak

ABSTRAK

Mutrofin. 2010. Penggunaan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik
Motorik dengan Teknik Finger painting Siswa Kelompok A RA Nurul Iman karangrejo
Kecamatan Gempol. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan KSDP, Program Studi SI

PAUD. Pembimbing : (1) Prof. Dr. H. Moh.Shochib, M.Pd, Pembimbing (II) Drs Usep
Kustiawan, M.Sn.

Kata kunci : Metode Demonstrasi, Fisik Motorik, Finger Painting, RA

Sebagai guru berupaya agar anak didik dapat mengembangkan berbagai macam bakat dan
kemampuan secara optimal dalan melakukan kegiatan. Semua itu akan berhasil dengan baik
apabila kita selalu berusaha menciptakan suasana pembelajaran secara efektif, kreatif, dan
menyenangkan. Sebaikya pendidik tidak melulu mencontohkan lalu anak mengikuti.tapi biarkan
anak mencoba-mencoba, sehingga anak dapat menyelesaikan tugas secara mandiri. Yang
dihadapi sekarang di RA Nurul Iman Karangrejo Kecamatan Gempol, misalnya pada
pengembangan fisik motorik anak belum mampu menggerakkan jari tangan untuk kelenturan
otot dan koordinasi untuk menerapkan melukis dengan jari yang sesuai dengan harapan guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskrepsikan (1) langkah-langkah penggunaan metode
demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik dalam pembelajaran finger painting
pada anak kelompok A RA Nurul Iman Karangrejo Kecamatan Gempol, (2) peningkatan
kemampuan fisik motorik dan seni anak kelomok A RA Nuurul Iman Karangrejo Kecamatan
Gempol dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran finger painting.
Untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik mengguanakan metodologi penelitian yaitu
menggunakan rancangan PTK yang bertujuan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang
terjadi pada latar penelitian (kelas). Subyek penelitian adalah anak kelompok A dengan jumlah
20 anak. Lokasi penelitian adalah RA Nurul Iman Karangrejo Kecamatan Gempol Kabupaten
Pasuruan. Teknik pengumpulan datanya dengan observasi dan portofolio.
Kesimpulan dari penelitian adalah (1) langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi telah
berhasil meningkatkan kemampuan fisik motorik dengan teknik finger painting di kelompok A
RA Nurul Iman Karangrejo Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan, (2) peningkatan fisik
motorik dari pra tindakan nilai rata-rata mendapat bintang 1 meningkat bintang 2 pada siklus I
tatapi belum tuntas. Pada siklus II terjadi ketuntasan dengan nilai rata-rata bintang 3.
Saran yang bisa diberikan dalam penelitian ini adalah (1) bagi pendidik hendaknya metode
demonstrasi dengan teknik finger painting bisa menjadi salah satu alternatif peningkatan kualitas
dalam pembelajaran fisik motorik, (2) bagi penelitian lain, penggunaan metode demonstrasi bisa
dikembangkan pada penelitian lain, penelitian lain dengan metode pembelajaran yang lebih
inovatif dan kreatif yang berkembang.
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/10097

Finger painting Menggunakan Warna dari Alam
Oleh SRL on Thu, 11/18/2010 - 11:48
0Share
0 votes
+
Vote up!
Vote down!

Tentunya finger painting tidak asing lagi─teknik mewarnai dengan menggunakan bagian dalam
jari. Bagaimana kalau kita bereksperimen sedikit dengan alam. Ayo ambil warna dari alam dan
berkreasi.
Selain bebas kimia, kegiatan ini juga dapat menambah wawasan anak. Apalagi kalau bahanbahan dapat ditemukan dengan mudah di pekarangan atau di kulkas rumah.
Warna dari alam dapat anda dapatkan dari buah, daun, akar ataupun batang pohon, seperti
contohnya
Tanah liat
Campur tanah liat dengan sedikit air, cukup untuk membuat tanah tersebut berfungsi seperti
sponge basah dan warna coklat yang dihasilkan cukup pekat. Dari sini anda bisa mendapatkan
warna coklat pucat.
Daun Mangga

Warna yang dihasikan tentunya hijau (hijau muda), cincang atau porong kecil dan hancurkan
daun lalu perlahan siram dengan air panas dan tekan-tekan dengan sendok. Perbandingan antara
air dan daun adalah 1: 10, pastikan air tidak terlalu banyak agar warna cukup pekat.
Kulit Manggis
Warna yang dihasilkan adalah ungu atau kadang mendekati merah tua. Potong kecil-kecil kulit
manggis lalu campurkan dengan air panas seperti yang dilakukan pada daun mangga.
Kunyit
Kunyi banyak sekali mengandung pigmen kuning, potong kunyit dan masak dengan sedikit air,
lalu diamkan mengendap sampai agak kental. Maka anda akan mendapatkan warna kuning.
Buah Arbei
Buah ini terkenal dengan warna merahnya ada juga yang berwarna biru (blueberry), buah arbei
dapat ditumbuk (hancur) tambah kan tetesan air dan aduk. Anda akan mendapatkan warna merah
pucat atau ungu (blueberry).
Buah Ceri
Dari buah ini anda dapat mendapatkan warna merah tua, cukup hancurkan buah dan tetesi
dengan air dan aduk.
Selain dapat digunakan untuk mengwarnai dengan jari, ini juga dapat menunjukkan kekayaan
alam kepada sicilik, agar dia belajar mencintai bumi.
Siapkan karton besar berwarna putih, lalu biarkan jari-jari kecil untuk menempelkan warnawarni alam di atasnya. Ayo berkreasi sepuasnya! Be The Best Parents You Are…..
Catatan : Lembar untuk finger painting dapat ditemukan di
http://www.sicilik.com/download/finger-painting
http://www.sicilik.com/rekreasi/finger-painting-menggunakan-warna-dari-alam