Pedestrian Jalur Penting untuk Kebutuhan

Perencanaan dan Perancangan Kota

Pedestrian Jalur Penting untuk
Kebutuhan Pejalan Kaki
Oleh
Rina Hayaturrahmah
(1204104010005)
Dosen Mata Kuliah
Azhar Abdullah Arif, ST, MT
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala

Jalan merupakan fasilitas publik yang digunakan untuk jalur lalu lalang berbagai
kepentingan. Mulai dari kepentingan ekonomi hingga politik. Jalan menjadi ajang
penghubung berbagai jenis subyek, sehingga wajar saja sering munculnya konflik yang
mewarnai penggunaan jalan.
Diantara jenis subyek yang menjadi pengguna jalan adalah pengendara kendaraan
bermotor, pedagang, pejalan kaki, kaum diffable (different ability people), dan pesepeda. Dari
berbagai jenis subyek pengguna jalan tersebut, terdapat beberapa kelompok yang tergolong
sebagai minoritas. Kelompok itu adalah pejalan kaki, diffable dan pesepeda. Namun, yang
sering menjadi konflik bagi pengguna jalan, khususnya bagi pejalan kaki di kawasan Kota

Banda Aceh.
Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki memang masih sangat kurang, baik dari sisi
kualitas, maupun kuantitasnya. Pengguna jalan raya di Kota Banda Aceh memang masih
cenderung “meminggirkan” hak-hak pejalan kaki. Potret yang lazim dijumpai di berbagai
ruas jalan adalah terampasnya sebagian jalur pedestrian akibat parkiran deretan mobil mewah
yang tidak bertanggungjawab. Tak jarang pejalan kaki harus membahayakan diri dengan
berjalan kaki di lajur yang dilalui kendaraan. Oleh karenanya, tingkat kerawanan kecelakaan
yang kemungkinan terjadi pada pejalan kaki semakin bertambah besar.

Jalur pedestrian yang nyaman dan aman masih kurang memfasilitasi pejalan kaki di
Kota Banda Aceh. Penyediaannya belum menjadi prioritas apabila dibandingkan dengan
pengembangan fasilitas pendukung perencanaan dan perancangan kota lainnya. Mengapa
pedestrian belum menjadi prioritas? Padahal, jika mengacu pada Undang-Undang No 22
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tentang hak pejalan kaki, dalam Pasal
131, disebutkan bahwa pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung seperti
trotoar dan tempat penyeberangan. Pejalan kaki juga berhak mendapat prioritas saat
menyeberang di tempat penyeberangan. Disadarilah, penyebabnya bisa bermacam-macam.
Diantaranya adalah minimnya perhatian pemerintah pada masalah hak pejalan kaki,
terjadinya pengalihan fungsi pedestrian menjadi tempat parkir, ataupun pedagang kaki lima.
Selain itu, pengembangan pedestrian yang nyaman dan aman masih terkendala pada

terbatasnya ruang yang dimiliki oleh jalan. Akan tetapi, yang menjadi penyebab dari
permasalahan ini adalah sikap acuh dari pemerintah saat proses perencanaan pembangunan
sebuah kota.
Perlu disadari bahwa berjalan kaki bukan semata-mata aktivitas tanpa risiko dan
tujuan. Ketika berjalan kaki, pejalan kaki bebas menentukan arahnya berjalan, apakah akan
berbelok, berjalan lurus, atau berhenti. Dengan demikian, berjalan kaki juga menjadi media
interaksi dan komunikasi sosial antara pejalan kaki dengan lingkungan di sekitarnya.

Jalur pedestrian di tepi Kreung Aceh, pusat Kota Banda Aceh
yang sudah ditata dengan baik oleh pemerintah
www.arieyamani.blogspot.com

Jalur pedestrian dianggap penting untuk melengkapi kebutuhan transportasi bagi
pejalan kaki ketika jalur yang dituju tidak memungkinkan untuk dicapai dengan kendaraan.

Menanggapi hal ini, bagaimana kebijakan pemerintah terhadap pengadaan jalur pedestrian?
Perencanaan yang matang untuk merancang jalur pedestrian agar tidak mengganggu pejalan
kaki dengan moda transportasi dan fasilitas pendukung lainnya, seperti lahan bagi pedagang
kaki lima, perluasan area parkir dan pemberhentian angkutan umum.
Di beberapa negara maju pedestrian justru menjadi perhatian utama. Pusat-pusat kota

besar dunia, seperti Times Square di New York dan Champ Elysses di Paris adalah contoh
keberhasilan pemerintah kota menyediakan fasilitas bagi pejalan kaki. Di kota ini
kenyamanan berjalan kaki mendapatkan prioritas. Fasilitas bagi pejalan kaki sudah
dilengkapi dengan marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas yang memadai.

www.skyscrapercity.com
Diharapkan kemudian, akan ada aksi dari pemerintah terhadap keselamatan pejalan
kaki dalam jalur pedestrian. Agar mampu melahirkan suatu wacana baru dalam
merencanakan dan juga menertibkan segala kesemrawutan yang terjadi. Dengan demikian,
dapat menambah nilai keindahan terhadap citra kota dan akan memberi identitas baru bagi
Kota Banda Aceh dengan kepedulian pemerintah yang menyadari pentingnya jalur pedestrian
bagi pejalan kaki.