Makalah sejarah tentang Marxisme sejarah

makalah sejarah tentang marxisme
TUGAS
SEJARAH INTELEKTUAL
Tentang
Lahirnya Konsep Marxisme Beserta Masalah-masalahnya Dalam Masyarakat
Dosen pembimbing :
Agus Mursidi, M.Pd
Oleh:
M.Choirul Anwar

08872010314

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Banyuwangi
(UNIBA)
2011
PENGESAHAN
Makalah ini berjudul “lahirnya konsep marxisme beserta masalah-masalahnya dalam
masyarakat” dibuat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Sejarah Intelektual
Banyuwangi,
Hari :

Tanggal,
Penyusun

M. Choirul Anwar
Awaludin Prima
Filomena

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur ke Khadirat Allah SWT yang tulus atas berkat dan
rahmat yang dilimpahkan kepada hamba-Nya, sehingga kami mahasiswa UNIBA PGRI
Banyuwangi dapat menyelesaikan tugas makalah dengan baik yakni tentang “lahirnya konsep
marxisme beserta masalah-masalahnya dalam masyarakat”.
Makalah ini adalah hasil kajian dari berbagaui literatur yang kami kemas dalam makalah
tentang “lahirnya konsep marxisme beserta masalah-masalahnya dalam masyarakat”.
Dalam keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami miliki, makalah tentang “lahirnya
konsep marxisme beserta masalah-masalahnya dalam masyarakat”, dapat kami selesaikan
berkat dorongan dan dukungan yang sangat besar dari bapak Agus Mursidi, M.pd. selaku
dosen pembimbing serta rekan-rekan yang terlibat langsung dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya dengan kesadaran penuh akan kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, kami
menanti kepada para pembaca berkenan memberikan berbagai masukan berupa kritik dan

saran untuk menyempurnakan tugas kami selanjutnya.
Banyuwangi, 17 Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………………………
…………. i
HALAMAN
PENGESAHAN………………………………………………………………………………
………. ii
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………………………………
iii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………
……………….. iv
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………
……………… 1
1.1 Latar Belakang

Masalah………………………………………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………………………
…2
1.3 Tujuan dan Manfaat
Makalah…………………………………………………………………………… 2
1.4 Waktu dan pembuatan
makalah………………………………………………………………………… 2
1.5 Metode Pembuatan
Makalah……………………………………………………………………………. 3
BAB II KAJIAN
TEORI…………………………………………………………………………………………
….. 4
2.1 Proses Lahirnya
Marxisme……………………………………………………………………………… 4
2.2 Dogmatisasi Ideologi Karl
Marx…………………………………………………………………….. 6
2.3 Masalah-Masalah
marxisme……………………………………………………………………………. 14

BAB III PEMBAHASAN
MASALAH…………………………………………………………………………. 17
3.1 Lahirnya
Marxisme………………………………………………………………………………………..
17
3.2

Masalah-Masalah Yang Timbul Akibat Ideologi Marxisme Dalam Masyarakat…….. 20

BAB IV
PENUTUP……………………………………………………………………………………
………………… 24
4.1
Kesimpulan……………………………………………………………………………………
……………… 24
4.2
Saran……………………………………………………………………………………………
………………. 24
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………

…………….. 26

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Didalam disiplin ilmu sejarah banyak sekali faham yang berkebang mengenai
kehidupan manusia. Perkembangan ini petama-tama lahir didaratan eropa yang kemudian
berkembang menguasai dunia, bahkan sampai sekarangpun manusia masih menggunakan,
melaksanakan, mempelajari serta mengembangkan faham–faham yang pernah berkembang
disana.
Perkembangan faham – faham ini menurut teori sejarah dimulai sejak zaman
yunani kuno, dan mengalami perkembangan yang sangat pesat sekitar abad XV sampai abad
XIX. Pada masa itu muncul beberapa tokoh fulsuf yang terkemuka sebagai pengembang
filsuf – filsuf yunani kuno. Tokoh – tokoh itu antara lain Karl Marx, Hegel, Montesque, dll.
Tokoh – tokoh itu masing – masing membawa sebuah pemikiran yang besar sehingga
menjadi sebuah faham atau aliran.
Aliran–aliran yang berkembang besar dimasa itu antara lain naturalisme, idealisme,
sosialisme, materialisme, kapitalisme, marxisme, dll. Masing–masing faham itu antara satu
dengan yang lainnya selalu saja berkaitan karena tiap–tiap filsuf yang mendukung sebuah
teori maka cinderung mengembangkannya dan menjadi aliran yang baru, begitupun juga

dengan penentang sebuah teori maka mereka akan membuat teori antitesisyang kemudian
juga menjadi aliran baru.
Dari sekian banyaknya aliran yang berkebang di eropa maka kami sebagai kaum
akademisi ingin mempelajari lebih jauh salah satu aliran tersebut yaitu ideologi marxisme.
Dalam pandangan masyarakat umum banyak sekali pendapat yang mengatakan bahwa
sosialisme, marxisme dan komunisme merupaka satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Masyarakat indonesia yang telah tersakiti denagn adanya pemberontaakan kaum komunis
langsung saja menghakimi bahwa kominis itu haram berada pada pikiran masyarakat
indonesia, begitupunjuga denga marxisme dan sosialisme yang dianggap sebagai cikal bakal
kominisme.
Oleh sebab itu kami ingin memberikan sebuah konsep pemikiran yang berbeda
dalam memandang marxsisme dalam konteks ilmiah yang balance(seimbang). Sehingga
dalam mempelajari ilmu sosial kita akan benar–benar mendapat manfaat serta ilmu dalam
mengaembangkan ilmu sejarah pada kususnya serta mendapatkan bekal dalam menjalani
kehidupan yang kompleks dalam bermasyarakat secara utuh damai tentram dan sejahtera.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ada beberapa pokok permasalahan yang
akan di ungkap dalam makalah pengamatan ini yaitu:
1)


Bagaimana proses lahirnya marxisme

2)
Bagaimana masalah–masalah timbul akibat lahirnya ideologi marxisme dalam
masyarakat

1.3 Tujuan Dan Manfaat Makalah
Dalam melakukan pembahasan permasalahan yang sesuai dengan judul makalah,
penulis mempunyai beberapa tujuan yang di harapkan dapat di capai dalam pengamatan ini
adalah untuk mengetahui :
1)

konsep pemikiran yang seimbang tentang marxisme.

2)

Perkembangan ideologi dan tokoh-tokoh marxisme.

3)


Masalah-masalah yang timbul dari teori marxisme.

Selain tujuan, penulis juga mengharapkan dengan pengamatan dapat memberikan
manfaat. Adapun manfaatnya sebagai berikut :
1)

Menambah khasanah ilmu pengetahuan

2)
Memberikan wawasan pengetahuan perkembangan ilmu sosial pada umumnya dan ilmu
sejarah pada khususnya
3)

Memberikan pemahaman kepada penulis dan pembaca mengenai marxisme.

1.4 Waktu Dan Pelaksanaan pembuatan makalah
Pembuatan makalah ini dilakukan selama 2 minggu mulai dari tanggal 3 oktober 2011
sampai dengan 17 oktober 2011.
1.5 Metode Pengamatan
Untuk mendapatkan hasil yang baik, makalah ini diangkat dengan menggunakan

metode studi pustaka
1)

Studi pustaka

Sumber data yang di gunakan adalah sumber data tertulis yaitu buku-buku referensi
sesuai dengan judul penulisan yang kami peroleh dari buku-buku tentang teori pengertian
dalam judul penulisan ialah buku sosiologi dan buku ilmu sosial lainnya untuk
mempermudah dan membantu dalam penyajian teori dalam penulisan makalah ini.
2)

internet

Sumber data yang di gunakan adalah sumber data tertulis dan gambar yaitu teoriteori referensi yang sesuai dengan judul penulisan yang kami peroleh dari halaman web
tentang teori pengertian dalam judul penulisan ialah halaman web tentang marxisme untuk
mempermudah dan membantu dalam penyajian teori dalam penulisan makalah ini. Dengan
internet ini diharapkan penulis mendapatkan data serta masalah yang dikaji tentang marxisme
untuk menunjang penulisan makalah ini.
BAB II


Kajian teori

2.1 Pengertian dan proses lahirnya maxisme
Marxisme adalah paham yang mengikuti pandangan-pandangan Karl Marx. Karl Marx adalah
seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia. Walaupun Marx
menulis tentang banyak hal semasa hidupnya, ia paling terkenal atas analisisnya terhadap
sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai sejarah dari
berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas,
sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari Manifesto Komunis. Ideology
Marxisme muncul dari kreativitas pemikir Karl Marx, yang sangat setia menjembatani teori
materialis dialektis
Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap
bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi
kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah
minimum sementara hasil keringat mereka dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum
proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah
ini timbul karena adanya “kepemilikan pribadi” dan penguasaan kekayaan yang didominasi
orang-orang kaya. Untuk mensejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham
kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut
Marx kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Itulah dasar dari marxisme.

(daddang supardan, 2008:334)
Karl Marx, lahir di Trier Jerman, 5 Mei 1818 dan meninggal di London, 14 Maret 1883. Karl
Marx lahir dalam keluarga Yahudi progresif di Trier, Prusia, (sekarang di Jerman). Ayahnya
bernama Herschel, keturunan para rabi, meskipun cenderung seorang deis, yang kemudian
meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Lutheran
yang relatif liberal, untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti namanya menjadi
Heinrich. Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan
dan artis masa-masa awal Karl.(Wikipedia)
Marx menjalani sekolah di rumah sampai ia berumur 13 tahun. Setelah lulus dari Gymnasium
Trier, Marx melanjutkan pendidikan nya di Universitas Bonn jurusan hukum pada tahun 1835
pada usia nya yang ke-17, dimana ia bergabung dengan klub minuman keras Trier Tavern
yang mengakibatkan ia mendapat nilai yang buruk. Marx tertarik untuk belajar kesustraan
dan filosofi, namun ayahnya tidak menyetujuinya karena ia tak percaya bahwa anaknya akan
berhasil memotivasi dirinya sendiri untuk mendapatkan gelar sarjana. Pada tahun berikutnya,
ayahnya memaksa Karl Marx untuk pindah ke universitas yang lebih baik, yaitu FriedrichWilhelms-Universität di Berlin. Di Berlin, minat Marx beralih ke filsafat, dan bergabung ke
lingkaran mahasiswa dan dosen muda yang dikenal sebagai Pemuda Hegelian. Sebagian dari
mereka, yang disebut juga sebagai Hegelian-kiri, menggunakan metode dialektika Hegel,
yang dipisahkan dari isi teologisnya, sebagai alat yang ampuh untuk melakukan kritik
terhadap politik dan agama mapan saat itu.
Pada saat itu, Marx menulis banyak puisi dan esai tentang kehidupan, menggunakan bahasa
teologi yang diwarisi dari ayahnya seperti ‘The Deity‘ namun ia juga menerapkan filosofi
atheis dari Young Hegelian yang terkenal di Berlin pada saat itu. Marx mendapat gelar

Doktor pada tahun 1841 dengan tesis nya yang berjudul ‘The Difference Between the
Democritean and Epicurean Philosophy of Nature‘ namun, ia harus menyerahkan disertasi
nya ke Universitas Jena karena Marx menyadari bahwa status nya sebagai Young Hegelian
radikal akan diterima dengan kesan buruk di Berlin.
Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah yang dikemukakannya di kalimat
pembuka pada buku ‘Communist Manifesto‘ (1848): “ Sejarah dari berbagai masyarakat
hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas”.‘ Marx percaya
bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas
setelah beberapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi
keditaktoran proletariat (kaum paling bawah di negara Romawi).
Marxisme terlahir dari perlawanan dan perjuangan kelas buruh melawan sistem kapitalis, dan
juga mewujudkan obsesi kemenangan gerakan sosialis. itu adalah dasar pijakan muncul
gerakan ini, namun teori awal tujuan gerakan Marxisme tidak sesuai dengan realita dan cita
Marx sesungguahnya.
2.2 Dogmatisasi ideologi karl marx
Hampir semua buku yang membahas tentang pemikiran Marx lebih meletakannya sebagai
seorang ideolog dari pada memusatkan keseluruahan aktifitas terhadap konsep lain yang
pernah dilontarkan Karl Marx apalagi ketika ajaran Marx di bakukan menjadi Marxisme oleh
Friedrich Engels dan Karl Kautsky. Dalam pembakuan ini ajaran Marx yang sebenarnya
rumit adan sulit dimengerti di sederhanakan agar cocok sebagai ideoloagi perjuangan kaum
buruh. George Lucas menegaskan bahwa adukan Engels dan Kautsky itu menyimpang dari
apa yang sebenarnya di maksudkan oleh Marx, pembakuan ini mencapai puncak ketika partai
komunis Rusia di bawah Lenin melakukan revolusi pada Oktober 1917 dan mengkonstatir
Marxisme Lenimisme sebagai ideologi resmi ajaran komunis.(listiono santoso, 2003: 35)
Pelembagaan pemikiran Marx menjadi ideologi tersebut pada akhirnya menimbulkan
kesalahan masyarakat atas dirinya bahkan tidak jarang mereduksi makna sebenanrnya dari
apa yang dilontarkan Marx. Pemikairan Marx kemudian memunculkan pengikut yang
dogmatis dan fanatik serta melahirkan bentuk penolakan yang menaifkan atas pemikiran
marx. Padahal Marx sendiri selalu menginginkan kebebasan berfikir sebab itu dalam karya –
karyanya Marx mengutuk dogmatisme. Marx kemudian melihat teori – teorinya mengalami
salah tafsir sehingga dari kenyataan ini ia pernah mengucapkan pengakuan, ‘sepanjang yang
saya tahu, saya bukan seorang Marxis.’ (Muhammad Hatta 1975 : 17 ).
Kesalah pahaman ini telah menyebabkan pemikiran Marx di anggap penyakit yang
menakutkan semua orang. Sebagai sosok, Marx memiliki alur pemikiran karakteristik dan
khas yang membedakannya dengan filsuf lain. Pada diri Marx melekat sejumlah atribut
sebagai bapak dan guru Sosialisme moderen, ekonom dan sosiolog. Karl Marx mampu
mengubah cara berfikir manusia serta tindakan – tindakannya. Bahkan sebagai sebuah
ideologi parjuangan politis Marxisme menyemangati sebagian besar gerakan buruh sejak
akhir abad 19 sampai sekarang yang mendasari kebanyakan gerakan kebebasan sosial.
Berdasar pengaruh pemikiran Marx atas filosof dan pemikir abad ke 20 dibidang pengetahuan
serta paradigma Materialisme Dealektis yang dia kembangkannya dari pemikairan Hegel,
maka struktur dasar kansep pengetahuan yang muncul pun selalu diletakan pada pemahaman
atau asumsi Marx tentang dunia ini. Paradigma Materialisme Dialektis disini lebih di maknai

sebagai asumsi awal Marx ketika ia mencoba menerjemahakan persepsi indra atas dunia dan
benda sebagai kenyataan yang pokok ( fundamental reality ). Kandungan dari hukum
dialektika itu sendiri tersusun dari tiga hal, secara singkat adalah:
Pertama: hukum perubahan (transformasi) kuantitas menjadi kualitas dan vice versa).
Kedua: hukum penafsiran mengenai yang berlawanan
Ketiga: hukum negasi dari negasi
Ketiga-tiganya dikembangkan oleh Hegel dengan gaya idealisnya sebagai sekedar hukumhukum pikiran: yang pertama (dalam bagian pertama karyanya Logic) dalam Doktrin
mengenai Keberadaan (Being), kedua (mengisi seluruh bagian kedua dan bagian yang paling
penting dari Logic) Doktrin mengenai Hakekat (Essence), dan akhirnya, yang ketiga
merupakan hukum fundamental bagi rancang-bangun seluruh sistem itu. Kesalahannya teori
Hegel menurut Marxis terletak pada kenyataan bahwa hukum-hukum itu disisipkan pada
alam dan sejarah sebagai hukum-hukum pikiran, mengembalikan kesemuanya pada pikiran,
simpelnya, Hegel berpandangan mengembalikan realitas (waqi’i) pada pikiran, dan pikiranlah
yang menciptakan realitas. Itu terjadi karena Hegel adalah seorang idealis. Beda halnya
dalam pandangan Marxis bahwasannya gerak logika merupakan duplikat alam riil, bukan
sebaliknya sebagai mana pendapat Hegel. Oleh karenanya seorang materialis selalu berusaha
mencari penjelasan bukan hanya tentang ide-ide, melainkan juga tentang gejala-gejala
material itu sendiri, dalam hal sebab-sebab material. Dan ini adalah aspek yang sangat
penting dari Marxisme, yang secara tegas menolak metode-metode pemikiran dan logika
yang telah mapan dalam masyarakat idealis ( feer dengan kapitalis). Kemudian Angels
meletakkan teori-teori Marx dalam bingkai ilmu pengetahian sains.
1. Hukum transformasi dari kuantitas menuju kualitas dan vice versa.
Sebelum memasuki penjelasan hukum di atas, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu
bahwa perubahan dalam marxis terbagi dalam dua bentuk, pertama: perubahan irtiqoi, yaitu
perubahan yang terjadi dikarenakan adanya penambahan atau pengurangan kapasitaskuantitas secara gradual pada sesuatu. Kedua: perubahan stauri, yaitu peralihan dari
perubahan kuantitas secara gradual menuju perubahan kualitas dari sesuatu, atau dengan kata
lain revolusi bentuk ke bentuk lain yang baru, yang lebih sempurna. Dari penjelasan
pembagian tersebut bisa memberikan gambaran pada kita bahwa yang dimaksudkan
perubahan bentuk oleh Marxis adalah transformasi dari kuantitas menuju kualitas dan
kebalikannya. Dua model perubahan tersebut merupakan proses penting berkaitan dengan
teori evolusi materi, sosial, bahkan pemikiran ide.
Hukum ini menyatakan bahwa proses-proses perubahan gerak di alam semesta tidaklah
perlahan (gradual), dan juga tidak setara. Periode-periode perubahan yang relatif gradual atau
perubahan kecil selalu diselingi dengan periode-periode perubahan yang sangat cepat –
perubahan semacam ini tidak bisa diukur dengan kuantitas, melainkan hanya bisa diukur
dengan kualitas. Penjelasan rinci yang dimaksudkan dalam teori revolusi kuantitas menjadi
kualitas adalah bahwa dalam materi dengan suatu cara yang secara tepat ditetapkan untuk
setiap kasus individual, perubahan-perubahan kualitatif hanya dapat terjadi oleh penambahan
kuantitatif atau pengurangan kuantitatif dari materi atau gerak (yang dinamakan energi).
Masing-masing materi yang kapasitas kualitatifnya berbeda, berlandaskan pada perbedaanperbedaan komposisi (susunan) kimiawi atau pada kuantitas- kuantitas atau bentuk-bentuk

gerak (energi) yang berbeda-beda atau hampir pada kedua-duanya (kualitatif dan kualitatif).
Oleh karena itu tidak memunginkan mengadakan perubahan kualitas suatu materi kecuali
menambah/mengurangi materi atau gerak, yaitu tanpa perubahan sesuatu yang bersangkutan
itu secara kuantitatif.
Agak rumit memang memahami teori ini tanpa diiring contoh yang jelas. Sebagai contoh
temperatur suhu air, pertama-tama sesuatu yang tidak ada artinya dalam hubungan
likuiditasnya, betapapun dengan peningkatan atau pengurangan suhu air cair (hanya
perubahan kuantitatif), akan tetapi ada suatu titik di mana keadaan kohesi ini berubah dan air
itu diubah menjadi uap atau es (perubahan ke kualititatif).
Bukan hanya saintis dialektika digunakan, namun Marxisme menggunakan teori logika ini
lebih luas lagi, perkembangan species pun menggunakan teori ini di mata mereka, sampaisampai teori ini menjadi motor dalam benak yang merubah kondisi masyarakat dari sistem
yang terbelakang (kacau balau) menuju sistem sosialis, revolusionis. seperti peralihan dari
sistem feodal menuju kapital, dan dari kapitalis menuju sosialis.
2. Hukum interpenetration of opposites
Teori hukum dialektika yang satu ini secara cukup sederhana bisa diartikan bahwasannya
proses-proses perubahan revolusi terjadi karena adanya kontradiksi-kontradiksi
(mutanaqidhot)– karena konflik-konflik yang terjadi di antara elemen-elemen yang berbeda,
yang melekat dalam semua proses alam materi maupun sosial. Mungkin perlunya dipaparkan
tentang yang maksud kontradiktisi dalam pendangan Marxis terbagi menjadi tiga hal.
Pertama: kontradiktif dalam satu hukum. Istilah ilmu manthiq qodim di kenal dengan
mani’atul jam’i wal khulwi. Mustahil dua hal yang berlawanan sama-sama benar dan sama
bohong dalam satu tempat dan waktu. Oleh karena itu hanya satu dari kontradiktisi itu yang
dibenarkan, dan yang lain disalahkan (bohong). Saya ateis dan saya juga bukan ateis. Kedua:
kontradiksi internal, kontradiksi terjadi antara satu komponen dengan komponen yang lain
dalam satu perangkat kesatuan. Lenin mancontohkan dengan kutub selatan dan utara pada
gaya hukum magnetik. Atau min-plus pada arus listrik. Ketiga: kontradiksi eksternal.
Maksudnya perbedaan antara sesuatu dengan yang lain memiliki perbedaan hakekat. Esensi
inti atau jauhar dalam istilah manthiq. Seperti matahari dan tumbuhan. Dua bentuk
kontradiksi di atas (internal dan ekternal) memainkan peran yang sangat penting dalam
perjalanan teori revolusi. Tipe kedua dikatakan primer dan yang ketiga dikatakan sekunder.
Sebagai contoh dari hukum interpenetration of opposites adalah energi elektromagnetik,
menjadi bergerak akibat dorongan positif dan negatif atas satu sama lain, eksistensi kutub
utara dan kutub selatan. Hal-hal ini tidak bisa eksis secara terpisah (sendiri-sendiri). Mereka
eksis dan beroperasi justru akibat kekuatan-kekuatan yang bertentangan satu sama lain (- dan
+) yang ada dalam sistem. Hal yang serupa bahwa setiap masyarakat saat ini terdiri atas
elemen-elemen berbeda yang bertentangan, yang bergabung bersama dalam satu sistem, yang
membuat mustahil bagi masyarakat apapun, di negeri manapun untuk tetap stabil dan tak
berubah. Metode dialektis hukum ke dua ini mengidentifikasi (mengenali) kontradiksikontradiksi ini dan dengan demikian berarti mempelajari serta menyingkap secara mendalam
perubahan internal yang sedang terjadi. Beda halnya dengan hukum pertama yang
menyingkap tentang rahasia peralihan kualitatif pada sesuatu.
3. Hukum negasi dari negasi.

‘Negasi’ dalam hal ini secara sederhana berarti gugurnya sesuatu, kematian suatu benda
karena ia bertransformasi (berubah) menjadi benda yang lain. Sebagai contoh, perkembangan
masyarakat kelas dalam sejarah kemanusiaan menunjukkan negasi (gugurnya) masyarakat
sebelumnya yang tanpa-kelas. Jadi, hukum negasi dari negasi secara sederhana menyatakan
bahwa seiring munculnya suatu sistem (menjadi ada/eksis) baru, maka ia akan memaksa
sistem lainnya yang lama untuk sirna (mati) digantikan oleh sistem yang baru tersebut.
Tetapi, ini bukan berarti bahwa sistem yang kedua (yang baru) ini bersifat permanen atau tak
bisa berubah. Sistem yang kedua itu sendiri, menjadi ter-negasi-kan akibat perkembanganperkembangan lebih lanjut dan proses-proses perubahan dalam masyarakat. Karena
masyarakat kelas telah menjadi negasi dari masyarakat tanpa-kelas, negasi dari negasi. Bisa
di katakan bahwa hukum negasi dari negasi dihasilhan sebagai solusi dari baberapa hal yang
berlawanan dan bertentangan, urgensi pentingnya hukum ini adalah mampu menciptakan dan
menafsirkan perubahan bentuk ke yang lebih baik, dan bentuk inipun tidak menutup
kemungkina akan berubah.
Tiga hukum dialektika ini telah memberikan pengaruh besar pada gerakan Marxisme dan
kemudian menjelma dalam cakupan besar, skala negara, untuk dijadikan landasan dalam
keputusan publik.
Materialisme pada dasarnya merupakan bentuk yang paling radikal dari paham Naturalisme.
Sebagaimana diketahui, Naturalisme adalah teori yang menerima natura (alam) seagai
keseluruhan realitas. Istailah natura telah di pakai dalam filsafat dengan bermacam-macam
arti. Dari dunia fisika yang dapat dilihat oleh manuisa sampai kepada sistem total dari
fenomena ruang dan waktu. Natura adalah dunia yang di ungkapkan kepada kita oleh sains
alam (harold h. Titus, dkk, 1984: 293 ).
Menurut Wiliam R.Dennes, seorang penganut Naturalisme, ketika Naturalisme modern
berpendirian bahwa apa yang di namakan kenyataan pasti bersifat kealaman, maka kategori
pokok untuk memberikan keterangan mengenai kenyataan adalah kejadian. Kejadian –
kejadian dalam ruang dan waktu ,merupaan satuan – satuan penyusun kenyataan yang ada,
dan senantiasa dapat di alami manusia. Satuan –satuan semacam itulah yang merupakan satusatunya penyusun dasar bagi segenap hal yang ada (katsoff,1992:216-218). Materialisme
adalah suatu istilah sempit, tetapi radikal dan merupakan bentuk Naturalisme yang lebih
terbatas. Materialisme pada umunya mengatakan bahwa didunia ini tidak ada selain materi,
atau bahwa natur (alam) dan dunia fisik adalah satu-asatunya kenyataan sebagai materi.
Menurut Harold H. Titus, dkk (1984 : 39), istilah materialisme dapat didefinisiaaakan dengan
beberapa cara : pertama, materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi
sendiri dan yang bergerak merupakan unsur – unsur yang berbentuk alam dan bahwa akal
serta kesadaran (consciousnes) termasuk di dalamnya segala proses phisikal meruapakan
mode materi tersebut dan dapat di sederhanakan menjadi unsur–unsur fisik; kedua, bahwa
doktrin alam semesta dapat ditafsirkan seluruhnya dengan sains fisik.
Alam (universe) itu merupakan kesatuan material yang tidak terbatas ; alam, termasuk
didalamnya segala materi dan energi (gerak atau tenaga) selalu ada dan tetap ada, dan alam
adalah realitas yang keras, dapat di sentuh, material, objektif dan dapat diketahui oleh
manusia. Materialsme modern mengatakan bahwa materi ada sebelum jiwa (mind) dan di
dunia material adalah yang pertama, sedangakan pemikiran tentang dunia ini adalah nomor
dua (charles. S. Seely, 1960:7).

Dalam arti sempit, materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa semua bentuk dapat
diterangkan menurut hukum yang mengatur materi dan gerak. Materialisme berpendapat
bahwa semua kejadian dan kondisi adalah akibat lazim dari kejadian-kejadian dan kondisikondisi sebelumnya. Benda-benda organik atau bentuk-bentuk yang lebih tinggi dalam alam
hanya merupakan bentuk yang lebih kompleks daripada bentuk anorganik atau bentuk yang
lebih rendah. Bentuk yag lebih tinggi tidak mengandung materi atau energi baru dan prinsip
sains fisik adalah cukup untuk merenungkan segala yang terjadi atau yang ada. Semua proses
alam dapat, baik organik atau inorganik telah dipastikan dapat diramalkan jika segala fakta
tentang kondisi sebelumnya dapat diketahui (Titus, dkk, 1984:294).
Dengan demikian, Materialisme selalu memberikan titik tekan bahwa materi merupakan
ukuran segalanya, melalui paradigma materi ini segala kejadian dapat diterangkan. Artinya,
segala kejadian sebagai kategori pokok untuk memahami kenyataan sesungguhnya dapat
dijelaskan melalui kaidah hukum-hukum fisik. Keseluruhan perubahan dan kejadian dapat
dijelaskan melalui prinsip- prinsip sains alam semata-mata, karena kenyataan sesungguhnya
bersifat materi dan harus dijelaskan dalam ‘frame’ material juga. Sedangklan satu-satunya
dunia yang diketahui atau dapat diketahui adalah dunia yang sampai pada kita melalui indra.
Sedangkan istilah Dialektika –pada dasarnya- bukanlah merupakan terminologi baru dalam
filsafat. Bila ditelusuri lebih jauh, pengertian ini telah terkandung dalam filsafat Herkleitos
(500 SM) yang mendasarkan filsafatnya pada ‘pertentangan-pertentangan’, dan pertentangan
adalah arti umum dan awal dari dialektika. Sokrates kemudian juga menggunakan dialektika
sebagai metode untuk memperoleh pengetahuan melalui cara-cara dialog, mempertanyakan
dan kemudian membantah jawaban yang diperoleh untuk memperoleh kepastian
pengetahuan.
Isilah dialektika ini kemudian terlembaga pada filsafat Hegel (1770-1831), yang merumuskan
dialektika sebagai teori tentang persatuan hal-hal yang berentangan (Andy muawiyah Ramli,
2000: 12) Ddunia menurut Hegel selalu berada dalam proses perkambangan. Proses
perkembangan tersebut bersifat Dialektik, artinya, perubahan-perubahan itu berlangsung
dengan melalui tahapan afimasi atau tesis, pengingkaran atau anti tesis dan ahirnya sampai
kepada antegrasi atau sintesis (Titus, dkk., 1984:302).
Untuk lebih jelas nya, asal-usul kata dialektika ini dijumpai dalam tulisan Lakhot (1995: 11):
‘Ddialectics –from Greek ‘dialego’-to convers, dispute. In antiquity it meant the art of
arriving at the truth by discovering contradiction is the arguments of an oppenent and
overcomingthem. Later it come to be applied to a method of apprehending reality’.
Dialektika berasal dari yunani ‘dialego’ yang artinya pembalikan, perbantahan. Di dalam
pengertian lama, dialektika bermakna sebagai seni pencapaian kebenaran melalui cara
perentangan dalam perdebatan dalam suatu perdebatan nya dari satu pertentengan berikutnya.
Selanjutnya dialektika dipergunakan untuk suatu metode dalam memahami kenyataan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berfikir dealiktis salah satu aspeknya adalah
memahami kenyataan sebagai totalitas, dalam artian bahwa keseluruhan yang ada didalamnya
memiliki unsur-unsur yang saling bernegasi (mengingkari dan di ingakari), saling
berkontradiksi (melawan dan dilawan), dan saling bermediasi (memperanatari dan
diperantarai). Pemahaman ini mengisyaratkan suatu dalil bahwa kehidupan yang nyata ini
saling berkontradiksi, bernegasi, dan bermediasi (shindunata, 1982: 33)

Secara ringkas dialektika memandang apapun yang ada sebagai kesatuan dari apa yang
berlawanan sebagai perkembangan melalui langkah-langkah yang saling berlawanan, sebagai
“hasil dari”, dan “unsur dalam”, sebuah proses yang maju melalui negasi atau paenyangkalan.
Kakhasan negasi itu adalah apa yang dinegasikan tidak dihancurkan atau ditiadakan
melainkan ayang disangkal hanyalah segi yang salah (yang membuat pernyataan itu salah),
tetapi kebenaranya tetap diangkat dan dipertahankan.
Pola penyangkalan dialektis ini oleh Hegel dinamakan sebagai “aufheben” yang mempunyai
tiga arti : “menyangkal atau membatalkan“ , “menyimpan” , “mengangkat”. Dalam gerak
negasi ketiganya selalu hadir tetapi tidak dalam kerangka triadik, sebagaimana selalu
dipahami orang, meski hegel tidak pernah menggunakanya, yaitu: tesis, antitesis, dan sintesis,
melainkan dual yaitu yang sberstruktur dua .
Dalam konteks ini Marx dan juga Engels-menerima prinsip dialektik tersebut, tetapi ia
menolak prinsip ontologis dari dialektika Hegel, menurut Marx adalah karena Hegel
menyajikanya dalam bentuk mistik (Titus, dkk., 1984:303). Sebagai mana diketahui, Hegel
dan juga kaum idealisme lainya, mengkonstatir sesuatu pemahaman bahwa alam merupakan
hasil ruh (absolut), sehinga dialektika yang muncul adalah dialektika idea. Artimya,
dialektiaka -dengan demikian-hanya terjadi dan dapat diterapkan dalam dunia abstrak, yaitu
ide atau pikiran manusia.
Prinsip dialektika Hegel dan kaum idealis ini ditolak oleh Marx. Bagi Marx, segala sesuatu
yang bersifat rohani merupakan hasil materi, sehingga dialektika yang dia kembangkan
adalah dialektika materi. Bahwa dialektika terjadi di dunia nyata bukan di dunia materi
sebagaimanayang dikonstatir Hegel. Karena itulah, filsafat Karl Marx disebut dengan
‘materialisme dialektik’ (dialectical materialism) (K. Bertens, 1981: 80). Proses dialektika
adalah suatu fakta empiris, manusia mengetahuinya dari penyelidikan tentang alam,
dikuatkan oleh pengetahuan yang lebih lanjut tentang hubungan sebab musabab yang
dibawakan oleh ahli sejarah sains.
Penyebutan filsafat Marx dengan materialisme dialektik-dengan demikian-terletak pada
asumsi dasar yang mengatakan bahwa benda merupakan suatu kenyataan pokok
(fundamental reality) yang selalu terjadi dalam suatu prses perubahan dan pertentangan di
dalamnya. Perubahan dalam pertentangan tersebut terjadi dalam dunia nyata yang dapat
diamati indra. Apa yang terjadi dalam dunia nyata berpengaruh secara signifikan ke dalam
konstruksi kesadaran manusia. Menurut Marx dan Engels (1947: 12-14), bukanlah kesadaran
manusia yang menentukan adanya mereka, tetapi sebaliknya, penghidupan sosial mereka
yang menentukan kesadaranya.
Filsafat materialisme berpagang teguh pada pendapat bahwa kenyataaan itu benar-benar ada
secara obyektif, tidak saja berada dalam ide-ide kesadaran manusia (man’s consciousness) )
Andi Muawiyah Ramli, 2000; 17).Konsekuensi logisnya adalah pengetahuan tentang realitas
tidak dapat ipuisahkan dari kesadaran manusia. Bahkan materialisme mengakui bahwa
kenyataan benda berada diluar persepsi kita tentangnya, sehingga kenyataan objektif adalah
penentu terakhir terhadap ide.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa material dealektis selalu bertitik tolak dari materi
sebagai satu-satunya kenyataan. Karl marx mengartikan materialisma dialektik sebagai
keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus-menerus tanpa ada yang mengantarai. Dari
prose perubahan tersebut memunculkan suatu keadaan akibat adanya pertentangan-

pertentangan. Materi yang dimaksud menjadi sumber keberadaan benda-benda alamiah
tersebut, sehingga senantiasa bergerak dan berubah tanpa henti-hentinya.setiap proses
perkembangan terjadi dalam “koridor” dialektis melalui pertentangan-pertentangan di
dalamnya.
Para Materialisme Marxis berupaya keras untuk menemukan dalil logika, guna memperkuat
pemahaman yang menjelaskan kenyataan bahwa benda-benda, kehidupan, dan masyarakat,
berada dalam keadaan bergerak dan perubahan yang konstan. Dan bentuk logika itu, tentu
saja adalah dialektika. Dalam istilah Marx, dialektika diartikan sebagai ilmu hukum
pergerakan, baik di alam realitas empiris, ataupun dalam ide pikiran manusiawi. Bisa
diartikan dialektika secara sederhana adalah logika gerak, atau logika pemahaman umum dari
para aktivis dalam gerakan.
2.3 Masalah masalah marxisme
Dalam mengemukakan teori ini, Marx sangat dipengaruhi oleh Hegel. Bahkan sampai saat ini
pun kalangan Marxis masih menggunakan terminologi Hegel. Ada baiknya jika di sini
disebutkan satu persatu ide Hegelianisme yang juga menjadi isi penting dari Marxisme:


Pertama, realitas bukanlah suatu keadaan tertentu, melainkan sebuah proses sejarah
yang terus berlangsung.



Kedua, karena realitas merupakan suatu proses sejarah yang terus berlangsung, kunci
untuk memahami realitas adalah memahami hakikat perubahan sejarah.



Ketiga, perubahan sejarah tidak bersifat acak, melainkan mengikuti suatu hukum yang
dapat ditemukan.



Keempat, hukum perubahan itu adalah dialektika, yakni pola gerakan triadik yang
terus berulang antara tesis, antitesis, dan sintesis.



Kelima, yang membuat hukum ini terus bekerja adalah alienasi-yang menjamin
bahwa urutan keadaan itu pada akhirnya akan dibawa menuju sebuah akhir akibat
kontradiksi-kontradiksi dalam dirinya.



Keenam, proses itu berjalan di luar kendali manusia, bergerak karena hukum-hukum
internalnya sendiri, sementara manusia hanya terbawa arus bersama dengannya.



Ketujuh, proses itu akan terus berlangsung samapi tercapai suatu situasi, di mana
semua kontradiksi internal sudah terselesaikan.



Kedelapan, ketika situasi tanpa konflik ini tercapai, manusia tidak lagi terbawa arus
oleh kekuatan-kekuatan yang bekerja di luar kendali mereka. Akan tetapi, untuk
pertama kalinya manusia akan mampu menentukan jalan hidup mereka sendiri dan
tentunya mereka sendiri akan menjadi penentu perubahan.



Kesembilan, pada saat inilah untuk pertama kalinya manusia dimungkinkan untuk
memperolah kebebasannya dan pemenuhan diri.



Kesepuluh, bentuk masyarakat yang memungkinkan kebebasan dan pemenuhan diri
itu bukanlah masyarakat yang terpecah-pecah atas individu-individu yang berdiri
sendiri seperti dibayangkan oleh orang liberal. Akan tetapi, merupakan sebuah
masayrakat organik, di mana individu-individu terserap ke dalam suatu totalitas yang
lebih besar, sehingga lebih mungkin memberi pemenuhan daripada kehidupan mereka
yang terpisah-pisah.

Dari kesepuluh kesamaan tersebut, kuantitas materiil yang semakin kompleks bisa berubah
menjadi suatu kualitas baru. Jadi, marxisme telah menambah beberapa unsur baru pada
materialisme atomistis-mekanistis, khususnya bahwa evolusi diarahkan oleh semacam hukum
imanen. Dengan demikian, menurut marxisme, materi dalam alam semesta telah berhasil
menyusun kehidupan dan bahkan menghasilkan manusia sebagai perwujudan tertinggi dari
materi.

Pelembagaan pemikiran Marx menjadi ideologi tersebut pada akhirnya menimbulkan
kesalahan masyarakat atas dirinya bahkan tidak jarang mereduksi makna sebenanrnya dari
apa yang dilontarkan Marx. Pemikairan Marx kemudian memunculkan pengikut yang
dokmatis dan fanatik serta melahirkan bentuk penolakan yang meknaifkan atas pemikiran
marx. Padahal Marx sendiri selalu menginginkan kebebasan berfikir sebab itu dalam karya –
karyanya Marx mengutuk dokmatisme. Marx kemudian melihat teori – teorinya mengalami
salah tafsir sehingga dari kenyataan ini ia pernah mengucapkan pengakuan, ‘sepanjanga yang
saya tahu, saya bukan seorang Marxis.’ (Muhammad Hatta 1975 : 17 )
Ketika ajaran Marx di bakukan menjadi Marxisme oleh Friedrich Engels dan Karl Kautsky.
Dalam pembakuan ini ajaran Marx yang sebenarnya rumit adan sulit dimengerti di
sederhanakan agar cocok sebagai ideoloagi perjuangan kaum buruh. George Lucas
menegaskan bahwa adukan Engels dan Kautsky itu menyimpang dari apa yang sebenarnya di
maksudkan oleh Marx
lebih jauh lagi maka banyak kalangan yang menganggap Marxis adalah komunisme dngan
sistem sosialisnya, memang hal ini tidak sepenuhnya salah tapi juga tidak sepenuhnya benar.
Hal ini mencapai puncak ketika partai komunis Rusia di bawah Lenin melakukan revolusi
pada Oktober 1917 dan mengkonstatir Marxisme Lenimisme sebagai ideologi resmi ajaran
komunis. Ideologi iniberkembang dengan sangat pesat di uni sovyet yang mana sepeninggal
lenin tampuk kepempinan di ambil alih oleh stalin.(syamdani, 2009:113)
Pergerakan ideologi berkebang peast di daerah asia timur dan asia tenggara yan mana telah
diketahui bahwa korea dan china serta kamboja adalh tempat tumbuh suburnya faham ini.
Melalui sistem pemerintahan yang gagal inilah maka banyak rakyat yang melakukan
perlawanan tehaadap pemeintah jkomunis di tiap-tiap negara yang disebabkan oleh tingginya
angka korupsi dan desakan dari aliran liberalisme yang merupakan musuh utama dari
komunisme.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Lahirnya marxisme

Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. ayahnya, seorang pengacara, menafkai
keluarganya dengan relatif baik, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari
pendeta yahudi (rabbi). Tetapi, karena alasan isnis ayahnya menjadi penganut ajaran Luther
ketika Karl Marx masih sangat muda. Tahun 1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari
Universitas Berlin, Universitas yang sangat di pengaruhi oleh Hegel dan guru – guru muda
penganut filsafat Hegel. Gelar doktor Marx di dapat dari kajian filsafat yang membosankan,
tetapi kajian itu mendahului berbagai gagasannya yang muncul kemudian.
Setelah tamat ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal dan dalam tempo 10
bulan ia menjadi editor kepala koran itu. Tetapi karena pendirian politiknya, koran itu
kemudian di tutup pemerintah. Esai – esai awal yang di terbitkan dalam periode mulai
mencerminkan sebuah pendirian yang membimbing Marx sepanjang hidupnya. Esai-esai
tulisan Marx itu secara bebas di taburi prinsip-prinsip demokrasi , ia menolak keabstrakat
filsafat hegelian, mimpi naif komunis utopia yang ia anggap sebagai tindakan politik
prematur. Dalam menolak gagasn ini Marx meletakkan landasan bagi gagasan hidup sendiri.
Itulah awal mula pola pikir Marx yang cenderung kritis sehingga meimbulkan keresahankeresahan pada kaum elit yang mana pemikiran seperti itu sangat berbahaya bila di biarkan.
Marx yang mulai muda sudah membenci dan menentang hegemonitas elitis yang di usung
oleh kaum kapitalis berusaha untuk selalu berfikir kntradiksi sebagai anti tesis terhadap
kapitalisme. Marx berjuang untuk kepentingan masyarakat pada tingkat bawah yang mana
sebagian besar merupakan kaum buruh dengan pendapatan minim dan kehidupan yang
sederhana. Menurut Marx hal seperti ini adalah salah karena pada dasarnya manusia hidup
memiliki hak yang sama sehingga tidak boleh ada kaum superior dan inferior. Sebagai
penganut ideologi Naturalis yang seperti di anut Hegel maka Marx berusaha untuk
menyempurnakan pendapat atau teori Hegel yang mana menurut Marx, hegel selalu berkutat
pada idealis dan tidak abstrak maka kemudian marx mengkritisi teori Hegel agar menjadi
materialis dan nyata. Dari sinilah Marx berusaha untuk mengembangkan teori materialis
sebelumya menjadi teori materialis dialektis. Yang mana dari setiap permasalahan
membutuhkan pendukung(tesis), penentang(anti tesis) dan kesimpulan(sintesis).
Pada 1843 ia terpaksa meninggalkan jerman untuk dapat suasana yang lebih liberal di Paris.
Di Paris ia bergulat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga menghadapi dua
kumpulan gagasan baru – sosialisme Prancis dan politik Ekonomi Inggris. Dengan cara yang
unik dia menggabungkan hegelian, sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian
menentukan orientasi intelektualnya. Hal yang sangat penting pula adalah pertemuannya
dengan orang yang kemudian menjadi teman seumur hidupnya, donatur dan kolaboratornya
yakni Fredrich Engels. Engels anak pengusaha pabrik tekstil menjadi seorang sosialis yang
mengkritik kondisi kehidupan yang di hadapi kelas buruh. Banyak di antara rasa kasihan
Marx kesengsaraan kelas buruh berasal dari paparannya kepada Engels dan gagasannya
sendiri. Tahun 1844 Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah Café terkenal di
Paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup. Mengenai diskusi itu
Engels berkata ”kesepakatan lengkap kami dalam dalam semua bidang teori menjadi
nyata….dan perjanjian kerja sama kami mulai sejak itu” di tahun berikutnya Engels
menerbitkan karya the condition Of The Working Class in England. Selama periode itu Marx
menerbitkan sejumlah karya yang sangat sukar di pahami (kebenyakan belum di terbitkan
semasa hidupnya) termasuk the Holy Family dan The German ideology (di tulis bersama
Engels)dan ia pun menulis the economic and philosophic manuscripts 1844 yang
menandakan perhatian karl marx terhadap bidang ekonomi semakin meningkat. Dia berharap
dari hasil karyanya bissa merubah paradigma mayarakat terutama kaum penguasa untuk

menerapkan teori ekonominya. Yang mana selama ini penguasa selalu menerapkan teori
kapitalis yang dianggap marx sebagai sebuah system yang salah karena cenderung
menguntungkan kaum elit an merugikan kaum buruh. Marx selalu mengkritisi stiap kebijakan
yang dianggap manifestasi kepentingan elitis dalam koridor goverment polcy. Oleh sebab itu
dalam setiap karya marx beliau cenderung menolak bahkan mengutuk hegemonitas, karena
marx melihat kesenjangan sosial yang sangat luas antara elitis dengan kaum buruh.
Marx dan Engels mempunya orientasi teoritis yang sama, namun ada juga beberapa
perbedaan di antara mereka. Marx cenderung menjadi seorang intelektual teoritis yang
kurang teratur dan sangat berorientasi kepada keluarga. Engels adalah pemikir praktis, rapi
dan pengusaha teratur dan orang yang tak percaya pada lembaga keluarga. Meski mereka
berbeda, Marx dan Engels menempa kerja sama yang akrab sehingga mereka berkolabirasi
menulis buku dan artikel dan bekerja sama dalam organisasi radikal, dan bahka Engels
membantu membiayai Marx selama sisa hidupnya sehingga memungkinkan Marx
mencurahklan perhatiannya pada kegiatan intelektual dan politiknya.
Karena beberapa tulisannya telah menggangu pemerintahan prusia, pemerintah perancis (atas
permohonan prusia) mengusir Marx tahun 1845 dan karenanya Marx pindah ke Brussel.
Radikelismenya meningkat, dan ia menjadi anggota aktif di bidang gerakan revolusioner
internasional. Ia pun bergabung dengan liga komunis dan bersama Engels diminta menulis
anggaran dasar liga itu, hasilnya adalah Manifesto Comunis 1848, sebuah karya besar yang di
tandai oleh slogan-slogan politik yang termasyur dan mampu menginspirasi kaum buruh
(misalnya ‘kaum buruh seluruh dunia bersatulah’!!). dari sinilah awal mula propaganda kaum
buruh (proletariat) dalam menginspirasi seluruh kaum buruh didunia untuk melawan
hegemonitas dan menggunakan system ekonomi komunisme yang mereka anggap sebagai
system terbaik bagi seluruh masyarakat.
Tahun 1849 ia pindah ke london dan, mengingat kegagalan revolusi politik tahun 1848, ia
menarik diri dari aktivitas revolusioner dan beralih ke kegiatan riset yang lebih rinci tentang
peran sistem kapitalis. Study ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku “das kapital”. Jilid
pertama di terbitkan tahun 1867; kedua jilid yang lainya di terbitkan sesudah ia meninggal.
dari mempelajari secara mendalam system kapitalis marx memperoleh kesimpulan bahwa
system ini cenderung menguntungkan kaum elit. Selain itu banyak sekali penyimpangan
antara teori dengan implementasi pelaksanaanya, yang mana semua kebijakan selalu dibuat
untuk kepentingan industrialisasi yang pada akhirnya selalu merugikan kaum buruh. Selama
riset dan menulis itu ia hidup dalam kemiskinan, membiayai hidupnya secara sederhana dari
honorarium tulisannya dan bantuan dana dari Engels. Tahun 1864 Marx terlibat kembali
dalam kegiatan politik, bergabung dengan ‘The Internasional’, sebuah gerakan buruh
internasional. Ia segera menonjol dalam gerakan itu dan mencurahkan perhatian selama
beberapa tahun untuk gerakan itu. Ia mulai mendapat popularitas, baik sebagai pimpinan
internasional maupun sebagai penulis das kapital. Perpecahan gerakan internasional tahun
1876, kegagalan dari berbagai gerakan revolusioner dan penyakit – penyakit, akhirnya
membuat Marx ambruk. Istrinya wafat tahun 1881 dan anak perempuannya tahun 1882 dan
Marx sendiri wafat di tahun 1883.
Setelah kematian Marx yang mengembangkan pemikiranya adalah kolega sekaligus rekan
seperjuanganya yaitu Engels. Untuk mengembangkan pemikiranMarx yang sangat sulit dan
rumit ia mendapat dukungan dari tokoh gerakan buruh internasional yang bernama Kautsky.

Buah fikir antara engels dan kaustky yang mencoba menyederhanakan pemikiran Marx pada
akhirnya merupakan titik awal dari lahirnya ideologi Marxisme. Penyederhanaan ini
dimaksudkan untuk mendukung gerakan perjuangan yang dilaklukan oleh kaum buruh yang
tergabung dalam “The Internasional”.
Agenda fislafat Marxisme sebenarnya sudah dimulai untuk dijadikan sebuah ideologi oleh
Engels semenjak Marx masih hidup, akan tetapi Marx tidak setuju karena pada dasarnya
Marx selalu menentang dogmatisme.
Sedemikian besar pengaruh pemikiran Marx dalam sejarah umat manusia, maka tidak
berlbihan kjalau dia dimasukkan sebagai salah satu filsuf, sosiolog, dan ahli ekonomi
terkemuka. Karena dia mampu mengubah cara berfikir manusia sekaligus mengubah cara
manusia dalam bertindak. Bahkan sebagai sebuah ideologi perjuangan politis teori-teoiri
Marx mampu menyemangati sebagian kegiatan buruh yang mendasari kebanyakan gerakan
pembebasan sosial.
Pemikiran Marx pada dasarnya tidak hanya berkutat pada persoalan politis ideologis
perjuangan kaum buruh (sebagai ideologi perjuangan), tetapi menyebar luas kedalam struktur
kognisi masyarakat dalam pembentukan teori-teori pengetahuan.
3.2 Masalah-masalah yang timbul akibat ideologi marxisme dalam masyarakat
Bidang Politik
Dalam dunia poltik Ideologi sangat memainkan peranan penting karena inilah ranah ideologi
sebenarnya.Dalam politik dasar dari segala kebijakan berawal dari Ideologi apa yang dipakai
atau dianut oleh penguasa tersebut.. Dan setiap kebijakan juga akan bersumber dari ideologi
karena merupakan dari sumber dari segala hukum .
Secara umum marxisme selalu menentang hegemoni elitis yang kurang berpihak kepada
kaum buruh (masyarakat kecil) dimana kebijakanya cenderung tidak populer. Oleh sebab itu
utnuk mengakomodir kepentingan, pemikiran, dan aspirasi mereka maka dibentuklah sebuah
organisasi yang dinamakan “The International”. Dimana yang dijadikan landasan berfikir dan
bertindak adalah teori Marx yang tertuang dalam karya “Manifesto Comunist”. Dalam
memperjuangkan pemikiran mereka maka organisasi ini tidak sungkan untuk melakukan
anarkisme.
Jelas ini merupakan perlawanan nyata terhadap keamanan nasional serta stabilitas negara
sehingga negara (pemerintah) cenderung mengharamkan ideologi Marxisme dinegaranya.
Bahkan anarkisme bagi mereka dianggap sebagai bentuk pejuangan dengan propaganda
revolusi, dalam catatan sejarah menunjukan bahwa pemindahan kekuasaan di Rusia terjadi
dengan proses anarkisme yaitu dengan membunuh keluarga Rosmanov penguasa yang
beraliran kapitalis. Revolusi ini di prakarsai oleh Lenin yang merupakan pengikut Marxis
ortodok. Dalam perjalananya Lenin menciptakan ideologi politik baru yang disebut
Marxisme Leninisme yang mana pada dasarnya sama juga dengan penguasa lainya yang
ingin mengukuhkan kekuasaanya. Padahal hal ini jelas bertentangan dengan inti pemikiran
Marx yang menentang hegemoni.
Dalam penjabara tentang metode materialis dialekti yang di pakai oleh Marx selalu berusaha
untuk memberikan konsep nyata terhadap kapitalis yang ia kritisi. Dengan jelas Marx

berusaha mengkritisi tata birokrasi kapitais yang di kuasai oleh elit dengan komposisi Trias
Politica yang di kembangkan oleh Weber, dimana tata birokrasi di isi oleh Eksekutif,
Yudikatif dan Legislatif. Dengan masing-masing memiliki tugas dan saling berkaitan dalam
proses check and balance. Iniah yang dikritisi oleh Marx bahwa dalam perjalanannya hal ini
ternyata berbeda dengan aplikasinya. Marx erpendapat bahwa Trias Politica tetap di
pertahankan namun orang- orang yang duduk di dalamnya harus yang kompeten dan