BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri - Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Seiring dengan peningkatan kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional,

  maka peranan pajak sebagai salah satu sumber pembiayaan pemerintah menjadi sangat penting, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Peran serta masyarakat dalam pembiayaan pembangunan diwujudkan dalam kepatuhan pembayaran pajak sangat diperlukan untuk mewujudkan cita-cita pembangunan nasional kearah masyarakat yang adil dan makmur.

  Dengan berlakunya undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang Nomor 28 Tahun 2007, maka sistem pemungutan pajak di Indonesia mengalami perubahan yang mendasar dari Official Assessment System ke Self

  

Assessment System. Dalam Self Assessment System, masyarakat sebagai wajib pajak

  diberi kepercayaan untuk dapat memaksimalkan kegotong-royongan nasional melalui sistem menghitung,memperhitungkan dan membayar sendiri pajak yang terutang.

  Konsep perpajakan tersebut adalah sangat ideal dengan menempatkan dan memberdayaan masyarakat (empowering people) sebagai subyek pelaku utama dalam sistem perpajakan. Keberhasilan sistem perpajakan nasional bergantung kepada kesadaran dan kerelaan masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam sistem perpajakan.

   Tulang punggung self assessment system adalah voluntary compliance dari

  masyarakat. Tinggi rendahnya kesadaran masyarakat akan mempengaruhi jumlah penerimaan pajak yang pada giliran berikutnya jumlah data yang tersedia untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Dalam self assessment system diasumsikan bahwa masyarakat adalah sebagai subjek (pelaku) yang paling tau terhadap masalah perpajakannya. Karena semua transaksi dan informasi perpajakan berada di tangannya, seberapa besar bentuk pengabdiannya sebgai wujud dari kegotong-royongan nasional dapat direncanakan dengan matang dan akurat.

  Di dalam self assessment system ini, wajib pajak datang ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama untuk mengambil sendiri formulir Surat Pemberitahunan (SPT) Tahunan, kemudian mengisi dan menyampaikannya kembali pada batas waktu yang telah ditentukan. Sedangkan aparat perpajakan (fiskus) dalam hal ini ditugaskan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan yang dilakukan Wajib Pajak berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Sehingga melalui sistem ini diharapkan kesadaran masyarakat, yang mempunyai penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), dalam melakukan kewajibannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien serta mudah untuk dipahami oleh anggota wajib pajak.

   Salah satu aspek yang menjadi objek pengawasan dari aparat pajak (fiskus)

  dalam sistem perpajakan Self Assessment adalah pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT Tahunan) dan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) Pajak Penghasilan Orang Pribadi maupun Badan. Di dalam pengisian Surat Pemberitahuan

  (SPT) masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan yang dijumpai oleh aparat pajak. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman sebagian wajib pajak akan pedoman pedoman yang telah tertera di buku petunjuk pengisian Surat Pemberitahuan (SPT), Serta kebutuhan sebagian wajib pajak akan proses yang instan dan kemudahan dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT). Sehingga wajib pajak menggunakan jasa para konsultan pajak. Atas dasar itulah maka diperlukan sebuah pengawasan, yang mana pengawasan ini dilakukan untuk memperlancar pengadministrasian penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi.

   Dalam rangka pelaksanaan pengawasan penerimaan Surat Pemberitahuan

  (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi, pihak aparat telah melakukan suatu tata cara pengawasan sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. Dengan adanya pelaksanaan pengawasan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi ini, diharapkan penerimaan negara di sektor perpajakan akan semakin meningkat yang diperlukan untuk pembiayaan nasional.

   Namun dalam melaksanakan pengawasan penerimaan Surat Pemberitahuan

  (SPT) Tahunan tersebut, masih ada masalah-masalah yang timbul, seperti masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) dan juga wajib pajak orang pribadi yang kurang aktif menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi. Sehingga pelaksanaan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) belum bisa berjalan sepenuhnya dengan efektif.

   Dengan didasari pemikiran tersebut maka penulis mengangkat judul, yaitu

  “Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

  

Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Binjai”.

  

B. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

(PKLM)

1. Tujuan PKLM

  Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

  1.1 Untuk mengetahui Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

  2.1 Untuk mengetahui Bagian-Bagian yang Terkait Dalam Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

  3.1 Untuk mengetahui Hasil Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

  4.1 Untuk mengetahui Upaya-Upaya yang Dilakukan oleh Pihak KPP (fiskus) untuk dapat meningkatkan Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

2. Manfaat PKLM

  Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

  2.1. Bagi Mahasiswa a.

  Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai proses Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

  b.

  Memberikan bekal pengetahuan tentang pengawasan terhadap Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.

  c.

  Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang perpajakan maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi d.

  Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan dibekali keahlian keterampilan yang diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

  2.2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai a.

  Mendapat masukan dan saran untuk mengawasi Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

  b.

  Membina hubungan baik dengan lembaga pendidikan khususnya Progam Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

  c.

  Mempromosikan Image yang baik bagi wajib pajak.

  

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Sumatra Utara (FISIP USU)

  a.

  Untuk meningkatkan hubungan baik antara Universitas Sumatra Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Sumatra Utara (FISIP USU) dengan instansi pemerintahan dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

  b.

  Memberi masukan dan saran dalam rangka Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

  c.

  Mempromosikan sumber-sumber potensial dari Perguruaan Tinggi

C. URAIAN TEORITIS

  Adapun uraian teoritis yang mendasari penelitian ini adalah :

1. Pengawasan

  Pengawasan adalah salah satu fungsi managemen yang mengawasi pelaksanaan pencapaian tujuan. Pengawasan bertujuan untuk mencegah terjadinya kemungkinan penyimpangan-penyimpangan terhadap rencana-rencana, instruksi- instruksi, saran-saran, dan sebagainya yang telah ditetapkan. Jadi dengan adanya pengawasan yang baik maka tujuan yang diharapkan akan tercapai secara efektif dan efesien. (Handayanigrat, 1980: 143)

   Jadi pengawasan juga mengandung arti tindakan-tindakan yang dilakukan

  untuk mengetahui atau menguji kepatuhan wajib pajak melaksanakan ketentuan- ketentuan perpajakan yang berlaku.

  2. Pengawasan Penerimaan SPT Tahunan

  Pengawasan Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh kantor pelayanan pajak untuk mengawasi penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi yang dilakukan oleh wajib pajak Orang Pribadi setiap tahun pajak.

   Adapun yang menjadi tujuan pengawasan penerimaan SPT Tahunan PPh

  Orang Pribadi adalah untuk mencegah terjadinya kemungkinan penyimpangan- penyimpangan atau penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh wajib pajak dalam pelaksanaan perpajakannya pada suatu tahun pajak, disamping itu Pengawasan Penerimaan SPT Tahunan Orang Pribadi dapat mendukung kelancaran administrasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak

  3. Pajak Penghasilan Menurut Fidel, (2008 : 1) dalam bukunya yang berjudul “ Pajak

  Penghasilan”, ada pengertian pajak menurut Prof. Dr Rochmat Soemitro, SH, yaitu Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa imbal (kontra pretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

   Sementara itu jika mengacu kepada Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007

  tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 angka 1 disebutkan arti pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang,dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

   Dari definisi di atas diketahui bahwa pajak memiliki beberapa unsur yaitu : 1.

  Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

  2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra pretasi individual oleh pemerintah.

  3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah.

  4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Menurut Undang-Undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun yang berasal dari luar negeri, yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.

  Jadi pengertian pajak penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas suatu penghasilan yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.

  4. Wajib Pajak

  Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, yang meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak dan pemungutan pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

  5. Subjek Pajak Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

  yang termasuk subjek pajak adalah : a.

  1). Orang Pribadi, 2). Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

  b. Badan, dan

  c. Bentuk usaha tetap Kewajiban pajak subjektif orang pribadi/ badan/ warisan dimulai dan berakhir pada saat :

  • Orang pribadi dilahirkan, berada atau berniat untuk bertempat tinggal di Indonesia dan berakhir pada saat meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.
  • Badan didirikan atau berkedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat dibubarkan atau tidak berkedudukan lagi di Indonesia.
  • Timbulnya warisan yang berakhir pada saat warisan tersebut selesai dibagi.

6. Objek Pajak

  Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk : 1.

  Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterim atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan; 2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan; 3. Laba usaha; 4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk: a.

  Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal; b.

  Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota ; c.

  Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan atau pengambilalihan usaha; d.

  Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh menteri keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; e.

  Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.

  5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; 6.

  Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang;

  7. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi ; 8. Royalty atau imbalan atas penggunaan hak; 9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; 10.

  Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; 11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah;

  12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; 13.

  Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; 14. Premi asuransi;

  15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wp yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

  16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak;

  17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah; 18.

  Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan;

  19. Surplus Bank Indonesia.

  7. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP)

  digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan harta dan kewajiban. Menurut ketentuan Peraturan perundang-undangan perpajakan, terdapat dua macam SPT yaitu : a. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.

  b. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

  8. Fungsi SPT a.

  Wajib Pajak PPh Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :

   Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;

   Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak;

   Harta dan kewajiban;

   Pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak.

  b. Pengusaha Kena Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :

   Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran; Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan  atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

  c. Pemotong/ Pemungut Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang. dipotong atau dipungut dan disetorkan.

  D. RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

  Adapun yang menjadi ruang lingkup adalah 1.

  Penyampaian SPT Tahunan 2. Tata cara penerimaan SPT Tahunan 3. Tata cara Pelaksanaan pengawasan tersebut oleh pihak fiskus

  E. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi

  sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1.

  Tahap Persiapan Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan yang dimulai dari mengajukan judul, penetuan judul, penentuan tempat praktek kerja lapangan, mencari bahan untuk pembuatan proposal, hinga pada tahapan konsultasi dengan dosen pembimbing.

  2. Studi Literatur Yaitu kegiatan studi mencari data-data serta informasi-informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literature, Peraturan Perundang- undangan Perpajakan, Keputusan Menkeu, Informasi dari majalah, surat kabar, catatan-catatan, maupun bahasa yang tertulis yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan PKLM.

  3. Observasi Lapangan Pengamatan yang dilakukuan sesuai dengan data yang ada pada instansi yang bersangkutan, mengenai objek studi kasusnya, pelaksanaan pengawasan penerimaan

  SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.

  4. Pengumpulan Data Mengumpulkan data-data lapangan mengenai pelaksanaan pengawasan penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak.

  a.

  Data Primer 1.

  Wawancara

  2. Pengamatan b. Data Sekunder 1.

  Studi Kepustakaan 2. Dokumentasi

  5. Analisis dan Evaluasi Penulis menganalisa dan mengevaluasi data mengenai Pelaksanaan

  Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

F. METODE PENGUMPULAN DATA

  Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

  1. Metode Wawancara (Interview guide) Yaitu kegiatan mengumpulkan data dan mencari data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten dan menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melengkapi laporan PKLM.

  2. Metode Observasi (Observation Guide) Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar dan bila perlu ikut serta dalam mengerjakan tugas yang diberikan pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau memberikan arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.

  3. Metode Dokumentasi (Optional Guide) Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh instansi.

G. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

  Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah :

BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang

  menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, uraian teoritis, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode praktik, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

  BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM Pada bab ini akan dibahas mengenai sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai, Struktur organisasi, uraian tugas serta data-data mengenai jumlah pegawai. BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM Pada bab ini penulis menguraikan tentang pengertian dan ketentuan

  ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, khususnya Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI Pada bab ini penulis akan mengemukakan analisa data dan evaluasi terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini merupakan inti sari yang bersumber dari hasil

  penelitian, dan berdasarkan kesimpulan dapat dibuat rekomendasi yang berisi saran-saran yang dapat diambil sebagai tindakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan di lokasi penelitian.

Dokumen yang terkait

Praktik Kerja Lapangan Mandiri Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

0 42 64

Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1 59 110

Tatacara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 55 56

Pelaksanaan Pengawasan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 56 66

Pelaksanaan Pengawasan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

0 43 43

BAB I PENDAHULUAN - Praktik Kerja Lapangan Mandiri Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Optimalisasi Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai

0 0 9

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri - Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri - Evaluasi Penyuluhan dalam Upaya Meningkatkan Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

0 0 11