Praktik Kerja Lapangan Mandiri Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR

O L E H

NAMA : ALI ZAMZAMI NIM : 102600005

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan berkat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Laporan tugas akhir disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Program Studi DIII Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ayahanda dan Ibunda tersayang yang telah membimbing, dengan penuh cinta dan kasih saying, memotivasi dan memperhatikan penulis sejak kecil serta selalu mencukupi keperluan baik secara moril maupun materil hingga akhirnya penulis mampu menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Dalam proses penyusunanya laporan tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis dengan rasa hormat mengucapkan terimakasih kepada:


(3)

1. Bapak Prof. Dr. Bhadaruddin, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si sebagai ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

3. Ibu Tetty Marlina Tarigan, SH. M.Kn selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan masukan dan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

4. Bapak Hendri selaku supervisor penulis di KPP Medan Timur yang telah memberikan arahan dan data-data yang berhubungan dengan laporan tugas akhir penulis.

5. Seluruh Dosen dan Staff Program Diploma III Administarsi Perpajakan FISIP USU.

6. Seluruh Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 7. Buat teman-teman angkatan 2010 yang telah menjadi keluarga serta

sahabat penulis selama kuliah. Kalian teman yang baik yang tak akan pernah penulis lupakan.

8. Dan kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.


(4)

Penulis menyadari masih banyak kekurangan di dalam laporan tugas akhir ini karena kesilapan atau karena keterbatsan bobot pengetahuan penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya menbangun demi kesempurnaan laporan ini.

Medan,

Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PKLM ... 1

B. Tujuan Dan Manfaat PKLM ... 4

C. Ruang Lingkup PKLM ... 7

D. Metode PKLM ... 7

E. Pengumpulan Data ... 9

F. Sistematika Penulisan Laporan ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN TIMUR A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Timur ... 12

B. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur ... 14

C. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur ... 16

D. Tugas Dan Wewenang Masing-Masing Seksi ... 19


(6)

BAB III GAMBARAN DATA PKLM

A. Arti Pajak ... 26

B. Fungsi Pajak ... 28

C. Kewajiban Menyampaikan SPT Tahunan Bagi WP OP ... 29

D. Arti Dan Fungsi SPT Tahunan WP OP ... 30

E. Jenis-Jenis Formulir SPT Tahunan WP OP ... 31

F. Jenis SPT ... 31

G. Yang Wajib Menyampaikan SPT Tahunan WP OP ... 32

H. Ketentuan Tentang Penyampaian SPT Tahunan WP OP ... 33

I. Yang Dikecualikan Menyampaikan SPT Tahunan WP OP ... 35

J. Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan WP OP ... 35

K. Pengertian Pajak Penghasilan ... 36

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Cara Penyampaian SPT Tahunan WP OP ... 40

B. Langkah-Langkah Untuk Menyampaikan SPT Tahunan WP OP ... 43

C. Lampiran-Lampiran SPT Tahunan WP OP ... 45

D. Kelengkapan SPT Tahunan WP OP ... 47

E. Sanksi-Sanksi Yang Behubungan Dengan SPT Tahunan WP OP ... 49


(7)

G. Peranan Konsultan Pajak Dalam Penyampaian SPT

Tahunan WP OP ... 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya membutuhkan kesiapsediaan semua pihak Perguruan Tinggi sebagai sebuah wadah pendidikan tertinggi dalam suatu jenjang pendidikan formal. Mahasiswa sebagai salah satu elemen Perguruan Tinggi dituntut untuk mampu berpikir kritis, tegas, dan kreatif khususnya dibidang yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena sebagai generasi muda, mahasiswa diharapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini.

Guna memenuhi tuntutan dunia kerja dibutuhkan lulusan perguruan tinggi yang berkualitas, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan mengikuti Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

Dalam melaksanakan PKLM ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah atau tempat untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahannya tersebut. Pembahasan yang diambil tentu saja yang berhubungan dengan perpajakan. Pajak merupakan merupakan salah satu sektor penerimaan Anggaran Pendapatan dan


(9)

2

Belanja Negara (APBN) terbesar setelah penerimaan dari sektor Migas. Dimana penerimaan negara dari sektor pajak setiap tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dimana rencana pendapatan negara dari sektor pajak terus mengalami peningkatan. Pendapatan negara dari sektor pajak inilah yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan baik di daerah maupun di pusat.

Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak sebagai aparat perpajakan, mempunyai tugas yang cukup berat dalam memenuhi pendapatan negara yang telah ditetapkan dalam APBN.

Sehingga aparat pajak harus aktif dalam melakukan pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan perpajakan dari wajib pajak agar wajib pajak mematuhi peraturan yang telah ditentukan dalam undang-undang perpajakan. Untuk meningkatkan penerimaan pajak pemerintah telah berulangkali melakukan pembaharuan undang-undang perpajakan. Sebelum adanya tax reform, Indonesia menganut sistem Official Assessment lalu diadakan Tax Reform dimana sistem Official Assesment diganti menjadi Self Assessment.

Dalam sistem Self Assessment wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar, baik itu Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan ataupun Masa.


(10)

Minimnya pengetahuan wajib pajak tentang perpajakan khususnya Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi menyebabkan banyak kesulitan dalam hal pelaksanaan kewajiban perpajakannya. selain itu juga kecerobohan wajib pajak dalam hal pembayaran pajak sangat mengkhawatirkan. Akibatnya, banyak para wajib pajak yang tidak mengetahui berapa besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak.

Dari hal-hal tersebut maka kebanyakan wajib pajak yang kesulitan dalam melakukan kewajibannya untuk membayar pajaknya. Wajib pajak tidak mengetahui prosedur ataupun mekanisme pembayaran pajak. Namun banyak Wajib Pajak yang tetap tidak mau tahu akan kewajibannya di bidang perpajakan sehingga:

1. Banyak wajib pajak yang tidak mengetahui tata cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.

2. Banyak wajib pajak yang tidak mengetahui mekanisme pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.

Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, maka penulis mencoba meneliti dan membahas untuk menuangkan dan mengangkatnya menjadi sebuah karya ilmiah yang berjudul : “Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur”.


(11)

4

B.Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan intrakurikuler yang dilakukan mahasiswa secara mandiri dengan cara praktis di lapangan yang langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima dari para dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :

1.1. Untuk mengetahui Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

1.2. Untuk mengetahui berapa besar tingkat kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan pajak penghasilan orang pribadi.

1.3. Untuk mengetahui mengapa masih banyak wajib pajak yang menggunakan jasa konsultan pajak untuk menyampaikan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi.


(12)

1.4. Untuk mengetahui penyebab Wajib Pajak Orang Pribadi tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Mengimplementasikan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.

b. Mengetahui lebih dalam tentang Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi. c. Meningkatkan interaksi baik dengan petugas ataupun pegawai pajak

maupun dengan Wajib Pajak mengenai Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.

d. Menambah ilmu dan wawasan dalam hal Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.

e. Sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam hal perpajakan khususnya pajak penghasilan (PPh).

f. Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(13)

6

2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fisip USU.

b. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, mahasiswa dituntut memberikan sumbangsihnya baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

2.3 Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

a. Meningkatkan hubungan kerja sama Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

b. Membuka interaksi antar mahasiswa, dosen dan instansi pemerintah di bangku perkuliahan.

c. Rasa ikut serta masyarakat membangun Negara.

d. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta menetapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu, khususnya dibidang perpajakan.


(14)

e. Membangun pencitraan yang baik terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional, khususnya Universitas Sumatera Utara.

C. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Penulis ingin mengetahui beberapa masalah berikut :

1. Tata Cara Penyampaian SPT Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.

2. Perkembangan jumlah wajib pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan pajak penghasilan orang pribadin setiap tahunya.

3. Factor-faktor yang menyebabkan banyaknya wajib pajak tidak menyampaikan SPT Tahunan pajak penghasilan orang pribadi.

4. Sanksi Tidak Menyampaikan SPT Tahuan Pajak Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.

D.Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tahapan persiapan

Pada tahapan ini penulis melakukan berbagai persiapan mulai dari penentuan judul, penentuan tempat PKLM, mencari bahan untuk pembuatan proposal dan juga konsultasi dengan dosen.


(15)

8

2. Studi Literatur

Dalam hal ini penulis mengumpulkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan seperti Undang-undang dan buku-buku yang berhubungan dengan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.

3. Observasi Lapangan

Melakukan peninjauan dan pengamatan yang sesuai dengan data-data yang ada pada instansi bersangkutan mengenai judul dari PKLM ini.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan data mengenai prosedur penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.

4.1 Data Primer yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang mengetahui dan memahami tentang tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.

4.2 Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah yang mendukung laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

5. Analisis dan Evaluasi Data

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam menganalisa dan mengevaluasi data-data yang dikumpulkan.


(16)

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data mengenai Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis mengumpulkan data dan informasi dengan mengunakan metode sebagai berikut :

1. Daftar Observasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang akan dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian.

2. Wawancara

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber yang berkompeten di bidang SPT dan informasi tentang pelaksanaan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan orang pribadi.

3. Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pendataan penyampaian SPT Tahunan orang pribadi dan meminta berbagai dokumen yang berkaitan dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) penulis.

F. Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan laporan PKLM ini, maka penulis membaginya dalam lima bab pembahasan yang terdiri dari:


(17)

10

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diberikan gambaran mengenai keseluruhan isi laporan ini. Bab ini terdiri dari latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, Penumpulan data, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan PKLM.

BAB II: GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR

Pada bab ini penulis akan menjelaskan sejarah singkat lokasi dimana Praktik Kerja Lapangan Mandiri dilakukan. Dalam hal ini sejarah singkat lokasi yang akan diuraikan penulis adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, Struktur Organisasi, tugas dan fungsi pegawai di instansi tersebut serta gambaran lain jika dibutuhkan.

BAB III: PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ATAS TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) ORANG

PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK


(18)

Pada bab ini penulis akan membahas tentang bagaimana prosedur dan tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

BABIV: ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini Penulis akan menganalisa data yang diperoleh, kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian-uraian dalam bab-bab sebelumnya serta saran-saran dari penulis yang merupakan sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak yang memerlukan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

A.Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak pada masa itu bernama Belasting, yang kemudian setelah kemerdekaan Republik Indonesia berubah nama menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak (KIP) dengan induk organisasinya adalah Direktorat Jenderal Pajak. Di Sumatera Utara pada tahun 1976 berdiri tiga kantor inspeksi pajak, yaitu :

1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara 3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar

Pada tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua, yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran.

Untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pajak kepada masyarakat, maka dibuatlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang


(20)

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 267/KMK.01/1989. Hal itu mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP), sekaligus mendirikan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor758/KMK.01/1993 tertanggal 3 Agustus 1993, maka pada tanggal 1 April 1994 didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor Pelayanan Pajak, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan berubah menjadi empat wilayah kerja, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak”, maka Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan menjadi enam wilayah kerja, yaitu:


(21)

14

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia 5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan 6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Petisah

Setelah adanya modernisasi perpajakan tahun 2008, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak sebelumnya, yaitu berdasarkan jenis pajak berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang struktur organisasinya berdasarkan fungsi jabatan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur mulai beroperasi pada tanggal 27 Mei 2008, berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 95/PJ.01/2008 tanggal 19 Mei 2008.

B.Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30A Gedung Keuangan Negara Lantai II Medan dan sekarang berpindah alamat di Jalan Suka Mulya Nomor 17A Medan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur didirikan pada tanggal 1 April 1994 berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Repuplik Indonesia Nomor 758/KMK.01/1993 tanggal 3 Agustus 1993. Adapun wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, yaitu :


(22)

1. Kecamatan Medan Tembung

Kecamatan Medan Tembung adalah daerah pintu gerbang kota Medan di sebelah Timur yang merupakan pintu masuk dari Kabupaten Deli Serdang atau daerah lainnya melalui transportasi darat. Di Kecamatan Medan Tembung ini banyak terdapat jenis usaha industri kecil seperti kerajinan rotan. Disamping itu banyak pula yang bergerak di bidang usaha industri rumah tangga seperti pembuatan sepatu.

2. Kecamatan Medan Timur

Di Kecamatan Medan Timur ini terdapat Stasiun Kereta Api Medan yang dikenal dengan “Stasiun Besar” sebagai salah satu sarana transportasi darat antar kota dan antar daerah dari dan ke Kota Medan. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri, di Kecamatan Medan Timur ini juga banyak terdapat usaha industri kecil seperti bengkel kenderaan bermotor, bengkel bubut, showroom serta usaha perdagangan dan jasa.

3. Kecamatan Medan Perjuangan

Kecamatan Medan Perjuangan adalah salah satu daerah padat pemukiman di kota Medan. Kecamatan Medan Perjuangan pada umumnya bergerak di sektor perdagangan baik itu perdagangan besar, menengah maupun kecil. Di Kecamatan Medan Perjuangan terdapat industri-industri kecil seperti perabot rumah tangga, pengolahan kopi, sulaman border, roti/ bika ambon, dan lain sebagainya.


(23)

16

C.Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Adapun struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur adalah struktur organisasi linier dan staf yang berada di bawah seseorang koordinasi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara I, dimana seluruh pegawainya adalah Pegawai Negri Sipil di bawah naungan Kementeri Keungan Republik Indonesia.

Kantor Pelayan Pajak dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu tipe A dan tipe B. Kantor Pelayanan Pajak tipe A merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang tergolong dalam skala besar dan biasanyaa berada di ibukota provinsi sedangkan Kantor Pelayanan Pajak tipe B merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya tidak melebihi dari wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak tipe A dan biasanya berada di kotamadya dan kabupaten. Sehingga, berdasarkan penggolongan tersebut maka KPP Pratama Medan Timur dapat digolongkan sebagai KPP tipe A karena wilayahnya berkedudukan diwilayah di Ibukota Provinsi Sumatera Utara.


(24)

Namun, berdasarkan SK Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 162/KMK.01/1997 tanggal 10 April 1997 tentang peningkatan KPP tipe B menjadi tipe A. Sehingga, adanya surat keputusan tersebut maka KPP tipe B tidak ada di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Sumatera Utara I.

Berdasarkan SK Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang susunan organisasi Departemen Keuangan, maka tipe A terdiri dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur membawahi satu sub bagian, delapan seksi, satu kantor penyuluhan ditambah kelompok tenaga fungsional (yang berada diluar struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak) yakni terdiri dari :

1. Sub Bagian Tata Usaha (TU);

2. Seksi Tata Usaha dan Perpajakan (TUP); 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI); 4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi; 5. Seksi Pajak Penghasilan Badan;

6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan;

7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya; 8. Seksi Penagihan;

9. Seksi Penerimaan dan Keberatan;


(25)

18

Namun, setelah adanya modernisasi perpajakan pada tahun 2006, KPP Pratama yang berdasarkan Peraturan Menteri Keungan Republik Indonesia No. 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak, maka KPP Pratama terbagi menjadi beberapa seksi, antara lain :

1. Sub Bagian Umum

2. Seksi pengolahan Data dan Informasi 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Penagihan

5. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I s.d IV 8. Seksi Jabatan Fungsioanal

Wilayah kerja masing-masing seksi pengawasan dan konsultasi (WASKON) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah sebagai berikut :

a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, meliputi Kelurahan Pulo Brayan Darat I dan II, Kelurahan Sidodadi, dan Kelurahan Perintis.

b. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, meliputi Kelurahan Sei Kera Hilir I dan II, Kelurahan Sidorame Barat I dan II, Sidorame Timur, Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Sei Kera Hulu, Kelurahan Pandau Hilir dan Kelurahan Tegal Rejo.


(26)

c. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, meliputi Kelurahan Bandar Selamat, Kelurahan Bantan, Kelurahan Bantan Timur, Kelurahan Indrakasih, Kelurahan Sudirejo, Kelurahan Sudirejo Hilir, Kelurahan Tembung.

d. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, meliputi Kelurahan Durian, Kelurahan Gaharu, Kelurahan Glugur Darat I dan II, Kelurahan Gang Buntu, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, dan Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru.

D.Tugas dan Wewenang Masing-Masing Seksi

Pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah :

1. Sub Bagian Tata Usaha / Umum, mempunyai tugas :

a. Pelaksanaan Tata Usaha dan Kepegawaian yang bertugas membantu menangani urusan Tata Usaha dan Kepegawaian.

b. Pelaksanaan Keuangan yang bertugas menangani urusan keuangan. c. Pelaksanan Rumah Tangga yang bertugas menangani urusan dan

perlengkapan Rumah Tangga.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, mempunyai tugas :

a. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan.


(27)

20

c. Merekam SSP lembar ke-3.

d. Merekam SPT Masa PPN 1111 atau 1111 DM. e. Merekam SPT Masa PPh Pasal 21.

f. Merekam SPT Masa PPh Pasal 23/26.

g. Merekam SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat 2.

h. Melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan. i. Memberi pelayanan dukungan teknis komputer. j. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing. k. Menyiapkan laporan kinerja.

3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi, mempunyai tugas :

a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. b. Membimbing/menghimbau kepada wajib pajak dan konsultasi teknis

perpajakan.

c. Melakukan penyusunan profil wajib pajak. d. Menganalisis kinerja wajib pajak.

e. Memberikan konsultasi kepada wajib pajak tentang ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

f. Melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi.

g. Melakukan evaluasi banding.


(28)

a. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak. b. Penundaan dan angsuran tunggakan pajak. c. Penagihan aktif.

d. Memberikan usulan penghapusan piutang pajak. e. Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. 5. Seksi Ekstensifikasi, mempunyai tugas :

a. Melakukan pengamatan potensi perpajakan. b. Pendataan objek dan subjek pajak.

c. Pembentukan dan pemuktahiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.

6. Seksi Pemeriksaan dan kepatuhan internal, mempunyai tugas : a. Melakukan penyusunan rencana pemerikasaan.

b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemerikasaan.

c. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

7. Seksi Pelayanan, mempunyai tugas :

a. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.

b. Menerima dan meneliti, serta merekam surat permohonan Wajib Pajak dan surat-surat lainnya.

c. Melakukan penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak lainnya.


(29)

22

d. Melakukan penatausahaan pendaftaran, pemindahan data, dan pencabutan identitas Wajib Pajak.

e. Melakukan urusan kearsipan wajib pajak.

Saat ini di KPP Pratama Medan Timur tercacat ada sekitar 83 orang pegawai yang terdaftar. Di bawah ini terdapat rincian mengenai jumlah pegawai di setiap unit pada KPP Pratama Medan Timur.

Tabel II. 1

Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Timur

No. Unit

Jumlah Pegawai

(orang)

1 Kepala Kantor 1

2 Sub Bagian Umum 6

3 Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 9

4 Seksi Pelayanan 16

5 Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 4


(30)

7 Seksi Ekstensifikasi 4

8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8

9 Seksi Pengawasasn dan Konsultasi II 6

10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 7

11 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 7

12 Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak 11

Jumlah 83 orang


(31)

24

Gambar II.1

STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 2013

KEPALA KANTOR

KASUBBAG UMUM

SEKSI PENAGIHAN

SEKSI PEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN INTERNAL SEKSI

PELAYANAN SEKSI PDI

SEKSI EKSTENSIFIKASI

PERPAJAKAN SEKSI PENGAWASAN

DAN KONSULTASI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


(32)

E. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP.Tetapi lebih jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik-praktik “good governance” pada instiusi pemerintah secara keseluruhan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Visi : menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.

b. Misi : menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.


(33)

26

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. ARTI PAJAK

Ditinjau dari sejarahnya masalah pajak ini sudah ada sejak dulu kala walaupun pada saat itu belum dinamakan pajak namun masih merupakan pemberian sukarela dari rakyat kepada pemerintah. Perkembangan selanjutnya pemberian itu berupa upeti yang pemberianya bersifat dipaksa dalam arti bahwa pemberian itu bersifat wajib dan ditetapkan secara sepihak oleh Negara. Dengan kata lain pajak yang semula berupa pemberian berubah menjadi pungutan. Hal ini wajar karena Negara membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pengeluaran rutin Negara dan dana pembangunan nasional demi meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Pajak merupakan penerimaan Negara yang penting. Membayar pajak adalah kewajiban setiap warga Negara. Besarnya pajak ditetapkan undang-undang atau di dalam UUD 1945 Pasal 23 Ayat (2) yang mengatakan bahwa segala penerimaan pajak berdasarkan Undang-Undang.

Secara umum, pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk kepentingan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.


(34)

Undang-Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (1)

Definisi pajak bermacam-macam namun memiliki arti serta tujuan yang sama antara lain:

1. Menurut Prof. Dr. Rahmat Soemitro,SH

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat diyunjukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Definisi tersebut kemudian disempurnakan menjadi:

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai rutin dan “surplus” nya digunakan untuk Public Saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai Public Invesment.

2. Menurut S.I Djajadiningrat

Pajak sebagai suatu kewajiban memyerahkan sebagian kekayaan kepada kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksaka, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum.


(35)

28

3. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) menuruut Undang-Undang PPh

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 dengan beberapa kali dilakukan perubahan terakhir pada tahun 2008 digunakan sebagai Dasar Hukum Pemungutan Pajak Penghasilan merupakan perpaduan dari beberapa ketentuan yang sebelumnya diatur secara terpisah. Ditinjau dari pengelompokanya, Pajak Penghasilan dikategorikan sebagai pajak

B. FUNGSI PAJAK

Dalam kedudukanya pajak mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi Budgeter

Pajak mempunyai fungsi budgeter, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran, baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan Negara, pemerintah berupaya memasukan uang sebanyak-banyaknya ke kas Negara.

2. Fungsi Reguler

Pajak mempunyai fungsi regular, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.


(36)

C. KEWAIBAN MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) PAJAK TAHUNAN BAGI WAJB PAJAK (WP) ORANG PRIBADI

Setiap warga Negara yang mempunyai penghassilan lebih dari penghasilan tidak kena pajak, wjib membayar pajak penghasilan (PPh). Sebagai pembayar pajak yang baik, tentunya harus memiliki identitas sebagai wajib pajak yaitu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi setiap orang pribadi yang sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) maka orang tersebut mempunyai kewajiban menyampaikan SPT Tahunan. Kewajiban ini adalah bagiab dari kepedulian masyarakat terhadap bangsa dan negaranya. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada bulan januari 2008 sampai dengan maret 2009 dan memyampaikan SPT Tahunan 2008 melebihi batas waktu 31 maret 2009, dibebaskan dari pengenaan sanksi keterlambatan pelaporan SPT tersebut. Dan mulai tahun ini Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan di seluruh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah Indonesia. Kantor pajak yang menerima SPT Tahunan Wajib Pajak yang terdaftar pada kantor pajak lain nantinya akan langsung mengirimnya ke kantor pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Ketentuan ini sudah mulai diberlakukan sejak tahun lalu sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada Wajib Pajak.


(37)

30

D. ARTI DAN FUNGSI SPT TAHUNAN PPh ORNAG PIBADI

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh orang pribadi adalah surat

yang digunakan oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan identitas diri, harta, kewajiban/utang, penghasilan dan perhitungan serta pembayaran pajak setiap tahun.

Fungsi SPT Tahunan PPh orang pribadi adalah sebagai sarana wajib pajak untuk menetapkan sendiri besarnya pajak yang terutang, dengan cara:

1. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya.

2. Melaporkan pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri dalam satu tahun pajak/bagian tahun pajak.

3. Melaporkan pemotongan/pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak lain dalam satu tahun pajak.

4. Melaporkan penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak.


(38)

E. JENIS FORMULIR SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI.

SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi terdiri dari:

1. FORMULIR SPT TAHUNAN 1770 diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan bebas.

2. FORMULIR SPT TAHUNAN 1770S diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari satu pemberi kerja (sebagai karyawan) atau lebih dan/atau penghasilan lainya yang bukan dari usaha atau pekerja bebas.

3. FOMULIR SPT TAHUNAN 1770SS diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan hanya dari satu pemberi kerja yang jumlah bruto penghasilan setahun tidak melebihi Rp. 60.000.000 dan tidak mempunyai penghasilan lainya kecuali dari bunga bank dan bunga koperasi.

Pasal 3 Ayat (6) UU KUP.

F. JENIS SPT

Berdasarkan saat pelaporanya, SPT dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. SPT Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Tahun Pajak.


(39)

32

2. SPT Masa adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak atau pada suatu saat.

G. YANG WAJIB MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI.

Yang wajib mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan PPh orang

pribadi adalah wajib pajak dalam negeri dan warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

1. Wajib pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas.

2. Wajib pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dari modal dan lain-lain.

3. Pegawai yang menerima atau memperoleh lain dari luar pengasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, dan atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dari satu pemberi kerja.

4. Kuasa warisan yang belum dibagi.

5. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota ABRI dan pegawai BUMN/BUMD sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1996.

6. Warga Indonesia yang bekerja pada perwakilan Negara asinag dan perwakilan organisasi internasional.


(40)

7. Orang asing yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau orang yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia.

8. Masing-masing suami istri yang dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) secara terpisah dalam hal suami istri telah hidup berpisah.

9. Dikehendaki secara tertulis oleh suami/istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.

Dengan demikian suami maupun istri wajib memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sendiri dikecualikan dari kewajiban untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh adalah wajib pajak orang pribadi yang belum memiliki NPWP, yang penghasilan nettonya tidak melebihi jumlah penghasilan tidak kena pajak.

H. KETENTUAN TENTANG PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI.

Dalam hal penyampaian SPT Tahuanan PPh Orang Pribadi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1. Secara manual.

Penyampaian SPT secara manual oleh WP dapat dilakukan:

- Secara langsung dating ke KPP/KP2KP atau tempat lain yang ditentukan (Drop Box, Pojok Pajak, Mobil Pajak Keliling);


(41)

34

- Dengan cara lain yaitu melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-Filing melalui penyedia jasa atau ASP (Application Service Provider).

2. Secara Elektronik (e-SPT).

Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-Filing) melalui perusahaan ASP yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Wajib Pajak yang telah menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronk (e-Filing), wajib menyampaikan induk Surat Pemberitahuan yang memuat tanda tangan basah dan surat setoran pajak (bila ada) serta bukti penerimaan secara elektronik kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar melalui kantor pos secara tercatat atau disampaikan langsung, paling lam 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyampaian Surat Pemberitahuan.

Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan selama 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu. Surat Pemberitahuan secara elektronik pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu.


(42)

I. YANG DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI

Walaupun setiap Wajib Pajak wajib mengisi, menandatangani, dan menyampaikan SPT, tetapi terdapat wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT yaitu wajib pajak penghasilan tertentu yang memenuhi kriteria dan pengecualianya yaitu sebagai berikut:

1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Undang-Undang PPh. Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. 2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak

melakukan pekerjaan bebas. Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.

J. BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI.

SPT Tahunan yang telah diisi dengan benar, lengkap, jelas dan

ditandatangani harus disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan stelah berahkirnya tahun pajak atau pada tanggal 31 maret. Bagi wajib pajak yang tahun bukunya tidak


(43)

36

sama dengan tahun takwim, SPT Tahunan harus disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun buku berakhir.

Pasal 3 ayat (3) UU KUP Nomor 28 Tahun 2007.

K. PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN

Penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang berada di Indonesia maupun diluar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Pasal 4 ayat (1) UU PPh.

Pajak Penghasilan (PPh) adalah suatu pungutan resmi menurut Undang-Undang yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak, dan digunakan untuk kepentingan Negara bagi masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 dan diubah lagi menjadi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2002 dan terakhir Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.


(44)

SUBJEK PAJAK PENGHASILAN

Subjek Pajak Penghasilan (PPh) adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak, badan, dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).

OBJEK PAJAK PENGHASILAN

Objek Pajak Penghasilan (PPh) adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajub Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk:

1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pension atau imbalan dalam bentuk lainya kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan;

2. Hdiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan; 3. Laba usaha;

4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

- Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;


(45)

38

- Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota;

- Keuntungan karean likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan atau pengembalian usaha;

- Keuntungan karena pengalihan berupa hibah, bantuan atau sunbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah atau dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan social atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasan antara pihak-pihak yang bersangkutan;

5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; 6. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jminan pengembalian

utang;

7. Dividen dengan naman dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

8. Royalty;

9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

10.Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali swmpai dengan jumlah tertentu yang ditetapakan dengan Peraturan Pemerintah;;


(46)

12.Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; 13.Premi asuransi;

14.Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

15.Tambahan kekayaan neto yang berasal sari penghasilan yang belum dikenakan pajak.


(47)

40

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI

Surat Pemberitahuan adalah surat yang digunakan sebagai alat komunikasi wajib pajak dalam bidang perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana Wajib Pajak terdaftar. Seorang Wajib Pajak yang bijak dan taat akan pajak akan memenuhi kewajiaban perpajkanya dan mengambil serta melaporkan SPT Tahunanya dimana Wajib Pajak tersebut terdaftar atau tempat lain yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dalam penyampaian SPT Tahunan ini, terhadap SPT yang telah diisi selanjutnya Wajib Pajak menyampaikan SPT tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan sebagaimanan telah diubah dengan Undang Nomor 16 Tahun 2000, yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, dan terakhir diubah dengan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (UU KUP), hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menyampaikan SPT Tahuan, yaitu sebagai berikut: 1. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi, dan kemudian menyampaikan SPT Tahuan


(48)

2. SPT Tahuan ditandatangani oleh Wajib Pajak orang pribadi atau orang yang diberi kuasa menandatangani sepanjang dilampiri dengan surat kuasa khusus. 3. SPT Tahunan dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani atau

tidak sepenuhnya dilampiri keternagan dan/atau dokumen sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 534/KMK.04/2000 tentang bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta tata cara pengambilan, pengisian, dan penandatangan dan penyampaian Surat Pemberitahuan dan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-214/PJ./2001 tentang keterangan dan/atau dokumen yang harus dilampirkan dalam Surat Pemberitahuan.

4. Wajib Pajak harus mengambil sendiri formulir Surat Pemberitahuan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) atau dengan cara mengunduh (Download)

melalui Websit

(tiga) bulan setelah akhir tahun pajak berakhir.

5. Penyampaian SPT Tahunan dapat disampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat wajib pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapka oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi pojok pajak, mobil pajak, dan tempat khusus penerimaan Surat Pemberitahuan (Drop Box) atau dapat dikirimkan melalui pos dengan peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tentang bentuk dan isi surat


(49)

42

pemberitahuan, serta tata cara pengambilan, penandatanganan dan penyampaian Surat Pemberitahuan.

6. Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahuan harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan disampaikan. Apabila pembayaran dilakukan setelah tanggal jatuh tempo, atau penyetoran pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. 7. Wajib Pajak wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang ke kas

Negara melalui kantor pos atau bank persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima pembayaran pajak.

8. Direktur Jenderal Pajak atas permohonan wajib pajak dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak termasuk kekurangan pembayaran pajak yang terutang pada SPT Tahunan (PPh Pasal 29), paling lama 12 (dua belas) bulan. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ.2008 Tentang tata cara pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak, permohonan harus diajukan secara tertulis kepada kepala KPP tempat wajib pajak terdaftar paling lama 9 (Sembilan) hari kerja sebelum jatuh tempo pembayaran, dengan menggunakan formulir tertentu sebagaimana ditetapkan dalam lampiran I Peraturan Direktorat Jenderal Pajak tersebut.


(50)

9. Wajib pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan palinag lama 2 (dua) bulan. Pemberitahuan harus disertai penghitungan sementara pajak terutang dalam 1 (satu) tahun pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang apabila SPT Tahunan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditetapkan atau dalam bats waktu perpanjangan penyampaian SPT Tahuan Wajib Pajak, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp.100.000 (seratus ribu rupiah).

B. LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN PPh ORNAG PRIBDI

Sebelum wajib pajak menyampaikan SPT Tahuan PPh ornag pribadi ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)/Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP),, maka wajib pajak terlebih dahulu harus mengambil sendiri formulir SPT Tahuan ke tempat yang telah ditunjuk oleh Menteri Keuangan, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

2. Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsutasi Perpajakn (KP2KP) 3. Dengan cara mengunduh (Download) melalui Website


(51)

44

Setelah SPT Tahunan diambil sendiri dan diisi dengan benar, lengkap, jelas, serta ditandatangani oleh Wajib Pajak, maka kewajiban wajib pajak adalah menyampaikan SPT nya ke tempat yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak seperti Kantor Pelayanan Pajak (KPP), atau dikirim melalui pos tercata, Drop Box atau tempat lain yang ditentukan dimana cara penyampaianya tediri dari:

1. SPT Tahuna PPh orang pribadi disampaikan langsung ke kantor pelayanan pajak/kantor pelayanan penyuluhan dan konsultasi perpajakan atas penyampaian SPT Tahunan tersebut, wajib pajak/pemotong pajak menerima tanda bukti penerimaan.

2. SPT Tahuann PPh orang pribadi disampaikan melalui kantor posn dan giro denagn tanda bukti pengiriman surat atau dengan cara lain yang diatur atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan.

3. SPT Tahuan PPh orang pribadi juga dapat disampaikan ke Drop Box, pojok pajak dan mobil pajak yang berada di wilayah tempat tinggal wajib pajak. Untuk wilayah KPP Medan Timur.

4. Tanda bukti dan tanggal pengiriman surat untuk penyampaian SPT dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan sepanjang SPT tersebut telah lengkap.


(52)

Pasal 6 UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang KUP

Jika penyampain SPT Tahunan secara langsung ke kantor pajak/mobil pajak/pojok pajak terdekat, maka penyampaian SPT dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. SPT Tahunan dimasukan ke dalam amplop tutup

2. Di bagian luar amplop dituliskan nama, NPWP, tahun pajak, status SPT (kurang bayar, lebih bayar, atau nihil), dan nomor telepon yang bias dihubungi.

Setelah diserahkan kepada petugas penerimaan SPT Tahunan, wajib pajak akan diberikan tanda terima yang berisi nomor tanda terima, tanggal penerimaan, nama petugas penerima SPT Tahunan dan stempel kantor penerimaan SPT Tahunan. Tanda terima ini sebaiknya disimpan dan jangan sampai hilang karena merupakan bukti bahwa wajib pajak telah menyampaikan SPT Tahunan pada suatu tanggal tertentu.

C. LAMPIRAN-LAMPIRAN SPT TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI

SPT Tahunan orang pribadi terdiri dari SPT induk beserta lampiran-lampiranya. SPT induk pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi adalah formulir 1770, dengan lampiran-lampiranya sebagai satu kesatuan yang tak terpisah, berupa:


(53)

46

a. Induk SPT (Formulir 1770)

Berupa SPT Tahunan PPh wajib pajak orang pribadi yang mempunyai penghasilan:

• Dari usaha/pekerjaan bebas yang menyelenggarakan pembukuan norma penghitungan penghasilan neto

• Dari satu atau lebih pemberi kerja

• Yang dikenakan PPh final/atau bersifat final

• Dari penghasilan lain b. Lampiran I (Formulir 1770-I)

Berisi penghasilan neto dalam negeri dalam usaha, pekerjaan bebas dan dari luar usaha bagi wajib pajak menggunakan norma penghitungan neto.

c. Lampiran II (Fornulir 1770-II)

Berisi daftar pemotongan/pemungutan PPh oleh pihak lain, PPh yang ditanggung oleh pemerintah, penghasilan neto dan pajak atas penghasilan yang dibayar/dipotong di luar negeri.

d. Lampiran III (Formulir 1770-III)


(54)

• Penghasilan yang dikenakan pajak final dan/atau bersifat final

• Penghasilan yang ttidak termasuk objek pajak

• Penghasilan isteri yang dikenakan pajak secara terpisa e. Lampiran IV (Formulir 1770-IV)

Berisi:

• Harta pada ahkir tahun

• Kewajiban/utang pada akhir tahun

• Daftar susunan anggota keluarga

D. KELENGKAPAN SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG

PRIBADI

SPT Tahuan PPh wajib pajak orang pribadi (formulir 1770-I) yang disampaikan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)/Kantor Penyuluhan Pelayanan dan Konsultasi Pajak (KP2KP) dinyatakan lengkap apabila telah dilampiri denagn:

a. Seluruh formulir yang telah dibukukan yaitu formulir 1770 I sampai dengan 1770 IV (baik yang diisi maupun yang tidak diisi)

b. Surat kuasa khusus jika SPT Tahunan ini ditandatangani bukan oleh wajib pajak (Pasal 4 ayat (3) UU KUP)


(55)

48

c. Surat setoran pajak PPh pasal 29 tahun pajak yang bersangkutan, yaitu pelunasan PPh yang kurang dibayar pada angka 19 (Pasal 29 UU KUP).

d. Neraca dan laporan laba rugi tahun pajak yang bersangkutan bagi wajib pajak yang menyelenggarakan pembukuan atau rekapitulasi bulanan peredaran/penerimaan bruto dan biaya bagi wajib pajak yang memilih menggunakan norma penghitungan penghasilan netto (Pasal 28 UU KUP).

e. Penghitungan kompensasi kerugian bagi wajib pajak yang melaporkan adanya kompensasi kerugian.

f. Bukti pemotongan/pemungutan oleh pihak lain/ditanggung pemerintah dan yang dibayar/dipotong di luar negeri.

g. Foto kopi:

• Formulir 1721-AI (Formulir penghasilan dan penghitungan PPh pasal 21 pegawai tetap atau penerima pension atau THT dan/atau:

• Formulir 1721-A2 (Formulir penghasilan dan penghitungan PPh pasal 21 pegawai negeri sipil, anggota TNI/POLRI, pejabat Negara, dan pensiunanya.

h. Perhitungan angsuran PPh pasal 25 tahun berikutnya.

i. Fotokopi tanda bukti pembayaran fiscal luar negeri (TBLFN)

j. Penghitungan PPh terutang bagi wajib pajak kawin pisah harta dan/atau mempunyai NPWP sendiri.


(56)

k. Daftar jumlah penghasilan dan pembayran PPh pasal 25 wajib dilampirkan oleh orang pribadi pengusaha tertentu.

l. Lampiran-lampiran berupa bukti pendukung atau untuk menjelaskan perhitungan besarnya penghasilan yang dibuat sendiri oleh wajib pajak, misalnya:

• Fotokopi bukti setoran zakat dan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama.

• Fotokopi izin tenaga kerja asing (IKTA) yang masih berlaku untuk WP Orang asing.

• Fotokopi surat keterangan penghasilan (Cerifikate Of Income) dari perusahaan induk untuk WP Orang asing.

E. SANKSI-SANKSI KARENA TIDAK MENYAMPAIKAN SPT

TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI

Sesuai dengan system Self Assesment, wajib pajak harus mengisi SPT Tahunan tersebut dengan benar, len gkap, jelas serta tepat waktu dalam pembayaran dan pelaporanya. Apabila wajib pajak melakukan kelalaian ataupun dengan sengaja melakukan tindakan yang merugikan Negara, maka wajib pajak tersebut dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sanksi-sanksi tersebut antara lain:


(57)

50

1. Ditegur secara tertulis yang ditujukan kepada wajib pajak. Apabila wajib pajak tidak memberikan tanggapan maka akan dikenakan sanksi sebagai berikut:

a) Sanksi denda administrasi

Apabila SPT Tahunan PPh orang pribadi tidak disampaikan atau disampaikan melampaui batas waktu penyampaian SPT Tahunan akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah)

Pasal 7 UU KUP Nomor.28 Tahun 2007

b) Sanksi bunga

Dalam hal wajib pajak membetulkan SPT Tahunan yang mengakibatkan utang pajak semakin besar, kepada wajib pajak tersebut dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang bayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung 1 (satu) bulan.


(58)

c) Sanksi kenaikann

Wajib pajak karena kealpaanya tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, lengkap dan jelas sehingga dapt menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, apabila kealpaan tersebuat pertama kali dilakukan oleh wajib pajak dan wajib pajak tersebut wajib melunasi kekurangan jumlah pajak yang tertang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang diterbitkan melalui Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).

Pasal 13 A UU KUP Nomor 28 Tahun 2007

d) Setiap wajib pajak karena kealpaanya tidak menyampaikan SPT atau menyampikan SPT tetapi isinya tidak benar, tidak lengkap atau tidak jelas atau melampirakan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, maka akan didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan peling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahu.

Pasal 38 UU KUP Nomor 28 Tahun 2007.


(59)

52

F. FAKTOR-FAKTOR WAJIB PAJAK TIDAK MENYMAPIKAN SPT

TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI

Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan timur, berdasarkan data yang diperoleh dari seksi pelayanan:

• Jumlah wajib pajak yang terdaftar/ yang aktif terutama wajib pajak orang pribadi sampai dengan tanggal 31 mei

• Jumlah wajib pajak yang melaporkan SPT Tahunan WP OP sebanyak

• Jumlah wajib pajak yang menyampaikan SPT Tahunan WP OP sebanyak

Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan timur, wajib pajak yang tidak menyampaikan SPT Tahunan WP OP rata-rata disebabkan karena:

1. Wajib pajak tersebut tidak melakukan kegiatan usaha atau dengan kata lain wajib pajak tersebut mengalami dan menutup kegiatan usahanya tetapi wajib pajak tersebut tidak melaporkan bahwa wajib pajak tersebut telah menutup kegiatan usahanya atau usahanya mengalami kebangkrutan.

2. Wajib pajak pindah alamat dan terdaftar pada KPP lain dan wajib pajak tersebut tidak memberitahukan kepada KPP lama bahwa dia telah pindah alamat.


(60)

3. Wajib pajak yang bersangkutan telah meninggal dunia, tetapi keluarga wajib pajak yang ditinggalkan tidak mengajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

4. Karena kurangnya pengetahuan wajib pajak dan kesadaran wajib pajak dalam mengisi SPT Tahunan PPh OP.

G. PERANAN KONSULTAN PAJAK DALAM PENYAMPAIAN SPT

TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Konsultan pajak adalah orang yang ahli dalam perpajakan. Keberadaan konsultasi perpajakan di Indonesia secara yuridis telah diatur secara yuridis telah diatur secara khusus dengan keputusan Menteri Keuangan yaitu KMK Nomor.408/KMK.01/1995 Tanggal 31 Agustus 1995 tentang konsultasi pajak.

Profesi konsultasi pajak ini sangat membantu bagi wajib pajak dalam tata cara menyampaikan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi sehingga wajib pajak dengan mudah menyampaikan SPT tahunanya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dengan benar sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Disinilah profesi konsultan pajak sangat bermanfaat dan memiliki peranan penting dalam hal kewajiban perpajakan wajib pajak. Wajib pajak dapat


(61)

54

menyampaikan SPT Tahunanya dengan benar, lengkapdan jelas serta tepat waktu atas bantuan konsultan, bukan karena kemampuan mereka.

Padahal menurut sistem Self Assessment yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, wajib pajak telah diberikan kewajiban untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan dan mempertanggungjawabkan sendiri pajak terutangnya, namun pada kenyataanya yang terjadi, para wajib pajak orang pribadi masih banyak menggunakan jasa konsultan pajak untuk menghitung serta melaporkan pajak terutang mereka ke kantor pelayanan pajak atau tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa konsultan pajak berperan besar dalam bidang perpajakan. Semakin banyak wajib pajak yang menggunakan jasa konsultan pajak dalam penyampaian SPT, maka semakin besar peranan konsultan pajak dalam bidang perpajakan baik bagi wajib pajak itu sendiri maupun bagi pemerintah. Konsultan pajak hadir untuk memberikan jalan keluar dengan menyodorkan peran sebagai penghubung antara Wajib Pajak dan Pemerintah dalam hal petugas pajak. Kehadiran konsultan pajak akan dapat membuat pelaku bisnis tetap dapat focus dan tennang dengan bisnis masing-masing sementara disisi lain pemenuhan kewajiban perpajakan tetap dapat dilaksanakan secara efisien. Sedangkan bagi pemerintah keberadaan konsultan pajak dapat membantu memastikan penerimaan pajak yang berkesinambungan.


(62)

55

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan dalam ban-bab terdahulu, baik dilihat secara teoritis maupun secara praktik, maka dapt ditarik kesimpulan, antara lain:

1. SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan identitas diri, harta, kewajiban/utang, pengasilan dan perhitungan serta pembayaran pajak setiap tahun.

2. Setiap akhir tahun pajak, wajib pajak diwajibkan menyampaikan SPT Tahuan dengan benar, lengkap, jelas serta ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya ke Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar. SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi paling lambat disampaikan 3 (tiga) bulan sejak berakhirnya tahun pajak atau pada tanggal 31 maret.

Bagi wajib pajak yang telah melaporkan pajaknya dengan benar sesuai peraturan perundang-undangan perppajakn yang berlaku, besarnya pajak terutang yang diberitahukan oleh wajib pajak dalam surat pemberitahuan menjadi pasti apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak tidak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP). Pasal 13 ayat (4) UU KUP Nomor 28 Tahuan 2007.


(63)

56

B. SARAN

1. Setelah penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur, penulis menemukan msakah yang terjadi dalam tingkat kesadaran wajib pajak dalm hal menyampaikan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi yaitu masih banyak wajib pajak yang tidak nenyampaikan SPT Tahuan yang mengakibatkan berkurangnya penerimaan Negara. Untuk itu, penulis menyarankan agar pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur mentelenggarakan sosialisasi tentang pentingnya menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) kepada seluruh masyarakat khususnya di lingkungan kerja KPP Medan Timur.

2. Hendaknya wajib pajak khususnya wajib pajak orang pribadi agar membaca terlebih dahulu buku pedoman tentang penyampaian SPT Tahunan yang telah diberikan pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

3. Hendaknya wajib pajak khusunya wajib pajak orang pribadi agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada Account Representative (AR) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama sebelum sebelum melapor, agar tidak terdapat kesalahan pada SPT yang akan disampaikan.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Bilgas dan waluyo, 2000, Perpajakan Indonesia, Jakarta, Salemba Empat.

Buku kita. Com, 2009, Perpajakan, Yogyakarta, Andi Yogyakarta.

Buku Petunjuk Penyampaian SPT, Edisi 2009, Jakarta.

Mardiasmo, 2004, Perpajakan, Yogyakarta, Andi Yogyakarta.

Resmi, Siti, 2007, Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi III, Jakarta, Salemba Empat.

Swandy, Erly, 2008, Perpajakan, Edisi II, Jakarta, Salemba Empat.

Peranan Pajak Sebagai Penerimaan Negara”

“Pajak.go.id”

SPT Tahunan OP Tahun 2009/SPT Pajak”


(1)

52

F. FAKTOR-FAKTOR WAJIB PAJAK TIDAK MENYMAPIKAN SPT TAHUNAN PPh ORANG PRIBADI

Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan timur, berdasarkan data yang diperoleh dari seksi pelayanan:

• Jumlah wajib pajak yang terdaftar/ yang aktif terutama wajib pajak orang pribadi sampai dengan tanggal 31 mei

• Jumlah wajib pajak yang melaporkan SPT Tahunan WP OP sebanyak

• Jumlah wajib pajak yang menyampaikan SPT Tahunan WP OP sebanyak

Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan timur, wajib pajak yang tidak menyampaikan SPT Tahunan WP OP rata-rata disebabkan karena:

1. Wajib pajak tersebut tidak melakukan kegiatan usaha atau dengan kata lain wajib pajak tersebut mengalami dan menutup kegiatan usahanya tetapi wajib pajak tersebut tidak melaporkan bahwa wajib pajak tersebut telah menutup kegiatan usahanya atau usahanya mengalami kebangkrutan.

2. Wajib pajak pindah alamat dan terdaftar pada KPP lain dan wajib pajak tersebut tidak memberitahukan kepada KPP lama bahwa dia telah pindah alamat.


(2)

3. Wajib pajak yang bersangkutan telah meninggal dunia, tetapi keluarga wajib pajak yang ditinggalkan tidak mengajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

4. Karena kurangnya pengetahuan wajib pajak dan kesadaran wajib pajak dalam mengisi SPT Tahunan PPh OP.

G. PERANAN KONSULTAN PAJAK DALAM PENYAMPAIAN SPT

TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Konsultan pajak adalah orang yang ahli dalam perpajakan. Keberadaan konsultasi perpajakan di Indonesia secara yuridis telah diatur secara yuridis telah diatur secara khusus dengan keputusan Menteri Keuangan yaitu KMK Nomor.408/KMK.01/1995 Tanggal 31 Agustus 1995 tentang konsultasi pajak.

Profesi konsultasi pajak ini sangat membantu bagi wajib pajak dalam tata cara menyampaikan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi sehingga wajib pajak dengan mudah menyampaikan SPT tahunanya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dengan benar sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Disinilah profesi konsultan pajak sangat bermanfaat dan memiliki peranan penting dalam hal kewajiban perpajakan wajib pajak. Wajib pajak dapat


(3)

54

menyampaikan SPT Tahunanya dengan benar, lengkapdan jelas serta tepat waktu atas bantuan konsultan, bukan karena kemampuan mereka.

Padahal menurut sistem Self Assessment yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, wajib pajak telah diberikan kewajiban untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan dan mempertanggungjawabkan sendiri pajak terutangnya, namun pada kenyataanya yang terjadi, para wajib pajak orang pribadi masih banyak menggunakan jasa konsultan pajak untuk menghitung serta melaporkan pajak terutang mereka ke kantor pelayanan pajak atau tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa konsultan pajak berperan besar dalam bidang perpajakan. Semakin banyak wajib pajak yang menggunakan jasa konsultan pajak dalam penyampaian SPT, maka semakin besar peranan konsultan pajak dalam bidang perpajakan baik bagi wajib pajak itu sendiri maupun bagi pemerintah. Konsultan pajak hadir untuk memberikan jalan keluar dengan menyodorkan peran sebagai penghubung antara Wajib Pajak dan Pemerintah dalam hal petugas pajak. Kehadiran konsultan pajak akan dapat membuat pelaku bisnis tetap dapat focus dan tennang dengan bisnis masing-masing sementara disisi lain pemenuhan kewajiban perpajakan tetap dapat dilaksanakan secara efisien. Sedangkan bagi pemerintah keberadaan konsultan pajak dapat membantu memastikan penerimaan pajak yang berkesinambungan.


(4)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan dalam ban-bab terdahulu, baik dilihat secara teoritis maupun secara praktik, maka dapt ditarik kesimpulan, antara lain:

1. SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan identitas diri, harta, kewajiban/utang, pengasilan dan perhitungan serta pembayaran pajak setiap tahun.

2. Setiap akhir tahun pajak, wajib pajak diwajibkan menyampaikan SPT Tahuan dengan benar, lengkap, jelas serta ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya ke Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar. SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi paling lambat disampaikan 3 (tiga) bulan sejak berakhirnya tahun pajak atau pada tanggal 31 maret.

Bagi wajib pajak yang telah melaporkan pajaknya dengan benar sesuai peraturan perundang-undangan perppajakn yang berlaku, besarnya pajak terutang yang diberitahukan oleh wajib pajak dalam surat pemberitahuan menjadi pasti apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak tidak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP). Pasal 13 ayat (4) UU


(5)

56

B. SARAN

1. Setelah penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur, penulis menemukan msakah yang terjadi dalam tingkat kesadaran wajib pajak dalm hal menyampaikan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi yaitu masih banyak wajib pajak yang tidak nenyampaikan SPT Tahuan yang mengakibatkan berkurangnya penerimaan Negara. Untuk itu, penulis menyarankan agar pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur mentelenggarakan sosialisasi tentang pentingnya menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) kepada seluruh masyarakat khususnya di lingkungan kerja KPP Medan Timur.

2. Hendaknya wajib pajak khususnya wajib pajak orang pribadi agar membaca terlebih dahulu buku pedoman tentang penyampaian SPT Tahunan yang telah diberikan pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

3. Hendaknya wajib pajak khusunya wajib pajak orang pribadi agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada Account Representative (AR) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama sebelum sebelum melapor, agar tidak terdapat kesalahan pada SPT yang akan disampaikan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bilgas dan waluyo, 2000, Perpajakan Indonesia, Jakarta, Salemba Empat.

Buku kita. Com, 2009, Perpajakan, Yogyakarta, Andi Yogyakarta.

Buku Petunjuk Penyampaian SPT, Edisi 2009, Jakarta.

Mardiasmo, 2004, Perpajakan, Yogyakarta, Andi Yogyakarta.

Resmi, Siti, 2007, Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi III, Jakarta, Salemba Empat.

Swandy, Erly, 2008, Perpajakan, Edisi II, Jakarta, Salemba Empat.

Peranan Pajak Sebagai Penerimaan Negara”

“Pajak.go.id”


Dokumen yang terkait

Evaluasi Penyuluhan dalam Upaya Meningkatkan Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

4 114 58

Tingkat Kepatuhan Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

1 94 65

Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1 59 110

Tata Cara Pengisian Dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

26 327 61

Mekanisme Perekaman Data Informasi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 65 63

Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 37 70

Pelaksanaan Pengawasan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 56 66

Pelaksanaan Pemeriksaan Surat Pemberitahuan (Spt) Tahunan Pada Seksi Pph Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota

1 45 64

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur - Praktik Kerja Lapangan Mandiri Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Ora

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - Praktik Kerja Lapangan Mandiri Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

0 0 11