BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Laporan Arus Kas - Pengaruh Arus Kas Operasi, Earning per Share, dan Profitabilitas terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Property, Real Estate, dan Building Construction di Bursa Efek Indonesia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar suatu periode tertentu pada laporan keuangan sebuah perusahaan. Laporan arus kas tidak seperti laporan keuangan lain seperti neraca, laporan laba-rugi dan laporan perubahan ekuitas. Laporan-laporan tersebut masing-masing menyajikan kas yang terpisah-pisah dalam batasan tertentu mengenai informasi kas perusahaan selama satu periode. Misalnya neraca yang menyajikan tentang aktiva apa yang baru dibeli atau dijual dan kewajiban apa yang yang harus dibayar atau yang telah dibayar. Laporan laba rugi menyajikan hasil yang didapatkan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu yang dapat dipergunakan untuk kegiatan usaha. Laporan perubahan ekuitas menyajikan tentang penggunaan kas untuk membayar dividen. Dari ketiga laporan keuangan tersebut tidak ada yang menyajikan tentang aliran kas masuk dan aliran kas keluar periode tertentu secara khusus.
Menurut Sucipto et al.(2007:80), Laporan arus kas terdiri dari tiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Ketiga aktivitas tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut: 1.
Aktivitas operasi, meliputi pengaruh kas dari transaksi-transaksi yang digunakan untuk menentukan laba.
2. Aktivitas investasi, meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi (baik utang maupun ekuitas).
3. Aktivitas pendanaan, meliputi perolehan sumber daya dari pemilik dengan pengembalian atas dan dari investasinya, serta pinjaman dari kreditor serta pelunanasannya.
Laporan arus kas memisahkan aktivitas menjadi tiga kategori (Brigham dan Houston, 2012:98):
1. Aktivitas operasi, yang meliputi laba bersih, penyusutan, dan perubahan dalam modal kerja selain kas dan utang jangka pendek.
2. Aktivitas investasi, yang meliputi pembelian atau penjualan aset tetap.
3. Aktivitas pendanaan, yang meliputi penerimaan kas melalui penerbitan utang jangka pendek, utang jangka panjang, saham, menggunakan kas untuk membayar dividen, membeli kembali saham atau obligasi yang beredar.
2.1.2 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Aliran kas operasi merupakan aliran kas yang dihasilkan oleh aktivitas bisnis, penjualan barang dan jasa termasuk ke dalam aliran kas operasi (Sjahrial, 2007: 22). Aktivitas operasi merupakan bagian dari laporan arus kas yang menghasilkan pendapatan atau beban dalam bidang usaha utama perusahaan (Horngren et al., 2006:149).
Aliran kas operasi biasanya bernilai positif, jika bernilai negatif maka perusahaan tersebut berada dalam masalah karena tidak cukup menghasilkan uang tunai untuk membayar biaya operasi (Sjahrial, 2007:24). Arus kas operasi dapat bernilai positif ataupun negatif. Arus kas operasi yang menunjukkan nilai positif menunjukkan bahwa perusahaan sangat mengusahakan untuk meningkatkan operasi dalam usahanya. Jika arus kas operasi bernilai positif ada kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen yang cukup besar. Arus kas operasi negatif menunjukkan berkurangnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan dan mempunyai kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen semakin kecil.
2.1.3 Earning Per Share (EPS)
Laba per saham (earning per share) adalah besarnya laba bersih atas setiap lembar saham biasa. Investor tertarik untuk melihat keterkaitan antara jumlah laba bersih dengan bagian kepemilikan yang dimilikinya dalam suatu perusahaan, yang kemudian akan menggunakan laba per saham sebagai ukuran dalam menetapkan akan berinvestasi atau tidak dalam sebuah perusahaan.
EPS dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2012:94):
Laba Bersih
Earning per Share =
Saham Biasa Beredar
2.1.4 Rasio Profitabilitas
Menurut Syahyunan (2004:83) Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio Profitabilitas terdiri dari
Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment, dan Return on Equity.
2.1.5 Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin digunakan untuk mengukur perbandingan antara laba
bersih setelah pajak terhadap volume penjualan, yang dapat dihitung dengan rumus (Syahyunan, 2004:85):
NetProfit Net Profit Margin = Sales
2.1.6 Return on Equity (ROE)
Menurut Brigham dan Houston (2012:149) Pengembalian atas ekuitas biasa (return on commont equity-ROE) adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa, Return on Equity mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa, yang dapat dihitung dengan cara berikut:
Laba Bersih Return on Equity =
Ekuitas Biasa
2.1.7 Dividen Kas
Dividen adalah bagian dari keuntungan yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada pemegang saham. Pada umumnya dividen dibayarkan dalam bentuk uang tunai, cara lain pembayaran dividen adalah dalam bentuk saham (stock dividend) (Sjahrial, 2007:259). Menurut Brealey, et al.(2008:44) dividen tunai adalah pembayaran tunai oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya.
2.1.8 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah keputusan perusahaan apakah perusahaan akan membagikan laba yang dihasilkan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau digunakan kembali oleh perusahaan untuk mengembangkan perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Kebijakan dividen yang diambil akan sangat berpengaruh terhadap perusahaan maupun investor.
Perusahaan yang sudah mapan dengan arus kas yang stabil dan peluang pertumbuhan yang terbatas biasanya akan lebih banyak mengembalikan kas kepada pemegang saham, sebaliknya perusahaan yang sedang tumbuh pesat dengan peluang investasi yang baik lebih memilih menginvestasikan sebagian besar kas yang tersedia pada proyek-proyek baru dan memiliki kemungkinan lebih kecil akan membayar dividen atau membeli saham kembali (Brigham dan Houston, 2012:209).
2.1.9 Teori Kebijakan Dividen 1.
Teori dividen tidak relevan Merton Miller dan Franco Modligiani (MM) mengemukakan bahwa kebijakan dividen tidak berdampak pada harga saham maupun biaya modal suatu perusahaan. Merton Miller dan Franco Modligiani (MM) menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan ditentukan oleh profitabilitas dasar dan risiko usahanya.
Merton Miller dan Franco Modligiani mempunyai asumsi bahwa tidak adanya pajak yang dibayarkan atas dividen, tidak adanya biaya transaksi yang dibayarkan atas saham yang dibeli ataupun yang dijual, dan setiap orang baik investor maupun manajer mempunyai informasi yang sama tentang laba perusahaan di masa depan (Brigham dan Houston, 2011:211). Merton Miller dan Franco Modligiani (MM) juga menyatakan bahwa, berdasarkan keputusan investasi perusahaan, rasio pembayaran dividen hanyalah rincian dan tidak memengaruhi kesejahteraan pemegang saham (Horne dan Wachowicz, 2007:271).
2. Teori Bird in the Hand Myron Gordon dan John Lintner mengemukakan bahwa tingkat pengembalian akan turun seiring dengan meningkatnya pembayaran dividen karena kepastian investor dalam menerima keuntungan modal akan turun dari keuntungan modal yang seharusnya diperoleh dari laba ditahan dibandingkan dengan penerimaan dari pembayaran dividen (Brigham dan Houston, 2011: 213).
3. Teori Perbedaan Pajak Litzenberger dan Ramaswamy menyatakan bahwa ada pajak terhadap dividen dan capital gain. Para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak. Hal ini dapat terlihat jika tarif pajak atas dividen lebih besar dibandingkan pajak atas capital gain (Sjahrial, 2009:313).
4. Teori “Signaling Hypothesis” Bukti empiris menyebutkan bahwa jika dividen naik maka diikuti dengan kenaikan harga saham, sebaliknya jika dividen mengalami penurunan maka harga saham akan menurun. Modigliani dan Miller menyatakan bahwa kenaikan dividen biasanya suatu signal (tanda) kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya jika terjadi penurunan dividen biasanya investor meyakini adanya pertanda (signal) bahwa perusahaan menghadapi masa sulit di waktu mendatang (Sjahrial, 2009:313).
2.1.10 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebijakan Dividen
Faktor-faktor yang memengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut (Horne dan Wachowicz , 2007:278): 1.
Aturan-aturan Hukum a.
Aturan Penurunan Nilai Modal Pembayaran dividen dilarang jika dapat menurunkan nilai modal.
b.
Aturan Insolvensi Insolvensi jika didefinisikan secara hukum adalah kewajiban total perusahaan lebih besar dari aktivanya atau ketidakmampuan perusahaan untuk membayar para kreditornya ketika kewajibannya jatuh tempo. Ketika kas terbatas, perusahaan dilarang mendahulukan kepentingan pemegang saham jika hal itu menghancurkan para kreditor.
c.
Aturan Penahanan Laba yang Berlebihan Aturan penahanan laba yang berlebihan ini bertujuan untuk mencegah perusahaan menahan laba demi menghindari pajak.
2. Kebutuhan Pendanaan Perusahaan
Kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dividen harus dianalisis dalam kaitannya dengan distribusi probabilitas kemungkinan arus kas masa depan dan saldo arus kas.
3. Likuiditas
Pertimbangan dalam pembagian dividen akan dipengaruhi oleh likuiditas suatu perusahaan. Dividen menunjukkan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan, maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen akan semakin besar. Perusahaan yang sedang bertumbuh dan menguntungkan bisa saja tidak likuid karena dananya digunakan untuk aktiva tetap dan modal kerja permanen, biasanya perusahaan seperti ini ingin mempertahankan likuiditasnya agar dapat memberikan fleksibilitas keuangan dan perlindungan terhadap ketidakpastian, jadi pihak manajemen enggan untuk membagikan dividen dalam jumlah besar.
4. Kemampuan untuk Meminjam Perusahaan dikatakan fleksibel secara keuangan jika memiliki kemampuan untuk meminjam dalam waktu yang relatif singkat, yang bisa dipinjam dalam bentuk perjanjian kredit dari suatu bank. Kemampuan perusahaan untuk masuk ke pasar modal melalui penerbitan obligasi juga merupakan fleksibilitas keuangan.
Akses perusahaan akan semakin baik jika perusahaan semakin besar dan kuat. Semakin besar fleksibelitas suatu perusahaan dalam meminjam maka akan membuat pembayaran dividen semakin besar.
5. Batasan-batasan dalam Kontrak Utang Syarat perjanjian utang adalah pelindung dalam kesepakatan obligasi atau perjanjian pinjaman yang meliputi batasan untuk pembayaran dividen, adapun batasannya ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan membayar utang.
6. Pengendalian
Perusahaan yang membayar dividen dalam jumlah cukup besar perlu mengumpulkan modal di kemudian hari melalui penjualan saham agar dapat membiayai berbagai peluang investasi yang menguntungkan. Untuk peristiwa seperti ini, pihak yang mempunyai kendali terhadap perusahaan dapat terdilusi jika pemegang saham mayoritas tidak dapat memesan saham tambahan. Biasanya para pemegang saham ini akan menginginkan dividen yang lebih rendah dan melakukan pendanaan investasi melalui laba ditahan. Kebijakan dividen ini mungkin tidak akan memaksimalkan kesejahteraan seluruh pemegang saham, tetapi menguntungkan bagi kepentingan bagi para pemegang saham mayoritas.
2.1.11 Prosedur Pembayaran Dividen
Prosedur pembayaran dividen adalah sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2011:227): 1.
Tanggal Deklarasi, yaitu tanggal di mana direksi suatu perusahaan mengeluarkan pernyataan yang mendeklarasikan dividen.
2. Tanggal pemilik tercatat, yaitu jika perusahaan menyusun daftar pemegang saham sebagai pemilik pada tanggal yang telah ditentukan saat deklarasi, maka pemegang saham tersebut akan menerima dividen.
3. Tanggal eks-dividen, yaitu tanggal di mana hak atas dividen berjalan tidak lagi dimiliki oleh suatu saham, biasanya dua hari kerja sebelum tanggal pemilik tercatat.
4. Tanggal pembayaran, yaitu tanggal di mana perusahaan benar-benar mengirimkan cek kepada pemilik tercatat.
2.2 Penelitian Terdahulu
Sandy dan Asyik (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Kas pada Perusahaan Otomotif”. Variabel yang digunakan adalah kebijakan dividen kas, return on
assets, profit margin, return on equity, current ratio, dan quick ratio. Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian adalah retur on assets berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, sedangkan profit margin, return on equity, current ratio, dan quick ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas.
Ilat dan Budiarso (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Cash Ratio dan Earning per Share Terhadap Cash Dividendpada Perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di BEI”. Variabel yang digunakan adalahcash dividend,
cash ratio, dan earning per share, dengan variabel terikat yaitu cash dividend,
dan variabel bebas yaitu cash ratio dan earning per share. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian adalah cash
ratio dan earning per share berpengaruh terhadap cash dividend.
Ramli dan Arfan (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Laba, Arus Kas Operasi, Arus Kas Bebas, dan Pembayaran Dividen Kas Sebelumnya Terhadap Dividen Kas yang diterima oleh Pemegang Saham.
Variabel yang digunakan adalah dividen kas yang diterima pemegang saham,
earning per share, arus kas operasi, dan arus kas bebas, dengan variabel terikat
yaitu dividen kas yang diterima pemegang saham dan variabel bebasnya yaitu earning per share, arus kas operasi, arus kas bebas, dan dividen kas sebelumnya.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian adalah earning per share, arus kas bebas, dan dividen kas sebelumnya berpengaruh positif terhadap dividen kas yang diterima, sedangkan arus kas operasi berpengaruh negatif terhadap dividen kas yang diterima.
Sadalia dan Khalijah (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor yang Memengaruhi Dividend per share pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia”. Variabel yang digunakan adalah dividend per share,
earning per share , firm size, current ratio, debt to equity ratio dan return on assets. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian adalah firm size dan earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend per share, sedangkan current ratio, debt to equity
ratio, dan return on assets tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend per share.
Sadalia dan Saragih (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Profitability dan Investment Oppurtunity Set Terhadap Dividen Tunai pada
Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia”. Variabel yang digunakan adalah dividen tunai, return on equity, net profit margin, market to book value of assets (MVA/BVA), dan property, plant and equipment to the book value of assets (PPE/BVA). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian adalah return on equity dan net profit margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan market to
book value of assets (MVA/BVA), dan property, plant and equipment to the book
value of assets (PPE/BVA) berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap dividen tunai.
per Share
3. Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen Kas.
4. Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen Kas.
5. Quick Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen Kas.
2 Ilat dan Budiarso / 2011
Pengaruh
Cash Ratio
dan Earning
Terhadap
Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen Kas.
Cash Dividend
pada Perusahaan- Perusahaan yang terdaftar di BEI.
Variabel Terikat:
Cash Dividend
Variabel Bebas: 1.
Cash Ratio 2. Earning per Share
Regresi Linear Berganda 1.
Cash Ratio berpengaruh terhadap Cash Dividend.
2. Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen Kas.
Quick Ratio Regresi Linear Berganda 1.
Lebih jelasnya, penelitian-penelitian terdahulu tersebut disajikan dalam
1 Sandy dan Asyik / 2013
Tabel 2.1 berikut:Tabel 2.1 Penelitian TerdahuluNo Peneliti /
Tahun Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Teknik
Analisis Hasil Penelitian
Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Kas pada Perusahaan Otomotif.
Ratio 5.
Variabel Terikat: Kebijakan Dividen Kas Variabel Bebas: 1.
Return on
Assets 2.
Profit
Margin 3.
Return on
Equity 4.
Current
2. Earning per Share berpengaruh terhadap Cash Dividend.
Lanjutan Tabel 2.1
Equity Ratio 5.
Dividend per Share
Variabel Bebas: 1.
Firm Size 2. Earning per
Share 3.
Current
Ratio 4.
Debt to
Return on
Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
Assets
Regresi Linier Berganda 1.
Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend
per Share.
2. Earning per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap
Dividend per Share.
3. Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend per Share.
4. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend per Share.
Variabel Terikat:
Dividend per Share pada
No Peneliti /
Earning per
Tahun Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Teknik
Analisis Hasil Penelitian
3 Ramli dan Arfan / 2011
Pengaruh Laba, Arus Kas Operasi, Arus Kas Bebas, dan Pembayaran Dividen Kas Sebelumnya Terhadap Dividen Kas yang diterima oleh Pemegang Saham.
Variabel Terikat: Dividen Kas Variabel Bebas: 1.
Share 2.
Analisis Faktor yang Memengaruhi
Arus Kas Operasi 3. Arus Kas
Bebas 4. Dividen Kas
Sebelumnya Regresi Linear Berganda 1.
Earning per Share berpengaruh positif terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham.
2. Arus Kas Operasi berpengaruh negatif terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham.
3. Arus Kas Bebas berpengaruh positif terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham.
4. Dividen Kas sebelumnya berpengaruh positif terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham.
4 Sadalia dan Khalijah / 2011
5. Return on Assets tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend per Share.
Lanjutan Tabel 2.1
Peneliti / Judul Variabel Teknik No
Hasil Penelitian Tahun Penelitian Penelitian Analisis
5 Sadalia dan Pengaruh Variabel Terikat: Regresi 1.
Return on Equity Saragih / Profitability Dividen Tunai Linier berpengaruh positif 2008 dan Berganda dan signifikan
Investment Variabel Bebas: terhadap Dividen Oppurtunity
1. Tunai.
Return on
Set Terhadap Equity 2.
Net Profit
Dividen
2. Margin berpengaruh Net Profit
Tunai pada Margin positif dan signifikan Perusahaan 3. terhadap Dividen
Market to Terbuka di Book Value Tunai. Bursa Efek of Assets 3.
Market to Book
Indonesia
4. Value of Assets Property,
Plant, and berpengaruh negatif Equipment tetapi tidak to the Book signifikan terhadap Value of Dividen Tunai. Assets 4.
Property, Plant, and Equipment to the Book Value of Assets
berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap Dividen Tunai.
2.3 Kerangka Konseptual
Arus kas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara tunai (Brigham dan Houston, 2011:226). Aliran kas dari aktivitas operasi merupakan acuan yang digunakan untuk melihat apakah kegiatan operasi dalam suatu perusahaan dapat menghasilkan pendapatan yang cukup atau tidak untuk melakukan pembayaran pinjaman, melakukan investasi dan membagikan dividen. Arus kas operasi dapat bernilai positif atau negatif. Arus kas operasi yang bernilai positif menandakan bahwa arus kas masuk dari aktivitas operasinya lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sedangkan arus kas operasi yang bernilai negatif menandakan bahwa arus kas masuk dari aktivitas operasi lebih kecil dari arus kas keluarnya. Arus kas operasi yang bernilai positif akan menambah dana bagi perusahaan. Jika arus kas operasi bernilai positif menandakan tersedianya laba bersih yang tersedia bagi perusahaan untuk membagikan labanya dalam bentuk dividen maupun laba ditahan dalam jumlah besar. Sebaliknya, jika arus kas operasi bernilai negatif maka kemungkinan laba ditahan dan pembagian dividen oleh perusahaan akan kecil. Dengan demikian arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas.
Perusahaan akan membayar dividen jika mampu menghasilkan keuntungan bersih, dengan begitu laba bersih per saham akan memengaruhi dalam pembagian dividen (Sadalia dan Khalijah, 2011:192). Earning per Share mengukur tingkat besarnya laba bersih atas setiap lembar saham biasa. Investor tertarik untuk melihat keterkaitan antara jumlah laba bersih dengan bagian saham yang dimilikinya dalam suatu perusahaan, yang kemudian akan menggunakan laba per saham sebagai ukuran dalam menetapkan akan berinvestasi atau tidak dalam sebuah perusahaan. Tinggi rendahnya nilai earning per share akan memengaruhi terhadap keputusan investor dalam membeli saham suatu perusahaan. Investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut jika earning per
share nya semakin tinggi. Ramli dan Arfan (2011) menyatakan bahwa laba bersih
berpengaruh terhadap dividen kas. Ilat dan Budiarso (2011) juga menyatakan bahwa earning per share berpengaruh terhadap cash dividend. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Sadalia dan Khalijah (2011) menunjukkan bahwa earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend per share.
Dengan demikian earning per share berpengaruh terhadap dividen kas.
Net Profit Margin digunakan untuk mengukur perbandingan antara laba
bersih setelah pajak terhadap volume penjualan (Syahyunan, 2004:85). Menurut Brigham dan Houston (2012:149) Pengembalian atas ekuitas biasa (return on
commont equity- ROE) adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa, Return on Equity mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa. Net
Profit Margin dan Return on Equity merupakan rasio profitabilitas, yang
menunjukkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional (Brigham dan Houston, 2012:146). Kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan, sehingga profitabilitas diperlukan oleh perusahaan apabila hendak membayar dividen (Sadalia dan Saragih, 2008:103). Penelitian yang dilakukan oleh Sadalia dan Saragih (2008) menunjukkan bahwa net profit margin dan return on equity mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap dividen tunai. Dengan demikian net profit margin dan return on equity berpengaruh terhadap dividen kas.
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah: AKO (X )
1 EPS (X )
2 Dividen Kas (Y)
) NPM (X
3 ROE (X )
4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual, maka dihipotesiskan sebagai berikut: “Arus kas operasi, earning per share, net profit margin, dan return on equity berpengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan property, real
estate, dan building constructiondi Bursa Efek Indonesia”.