Pengaruh Informasi Arus Kas dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM SI REGULER MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH INFORMASI ARUS KAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE

DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

NAMA : RONAULI F SILALAHI

NIM : 070503120

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: ”Pengaruh Informasi Arus Kas dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 11 Januari 2011 Yang membuat pernyataan

Ronauli F Silalahi NIM: 070503120


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skrispi ini berjudul : ”Pengaruh Informasi Arus Kas dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan bantuan selama proses penyusunan skrispi ini yakni kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skrispi ini dan sekaligus sebagai motivator dan pemberi semangat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dra. Tapi Anda sari Lubis M.Si, Ak selaku dosen pembanding I dan Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, M.M., Ak selaku dosen pembanding II yang


(4)

telah memberikan arahan, kritikan bagi penulis untuk menyempurnakan dan menyelesaikan skripsi ini.

5. Orangtua penulis, Ayahanda B Silalahi dan Ibunda M. Br Hasibuan yang telah menjadi motivator sehingga penulis tetap bersemangat mengerjakan skrispi ini. Terimakasih buat doa dan dukungan baik moral dan materi bagi penulis.

Penulis sadar bahwa skrispi ini belum sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah kedepan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 11 Januari 2011 Penulis,

(Ronauli F Silalahi) NIM: 070503120


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris dari pengaruh informasi arus kas dan rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2007 sampai 2009

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 18 perusahaan sampel yang menjadi objek penelitian dengan 54 unit analisis. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan dan Earning per Share (EPS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial, hanya Earning per share saja yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kata kunci : Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, Earning per Share, Harga Saham


(6)

ABSTRACT

The purposes of this research is to find out empirical evidence of influence of cash flow information and profitability ratio to the stock price of Real Estate and Property company listed on Indonesia Stock Exchange between 2007 to 2009.

Sampling method that used is purposive sampling and there are 18 sample companies that will be research objects with 54 unit analysis. Data that used in this research is financial statement from each company that published on website www.idx.co.id

The result of this research shows that cash flow from operating activities, cash flow from investing activities, cash flow from financing activities and Earning per Share do not have significant influence toward stock price in simultan, but in partial only Earning per Share have positive significant to the stock price, whereas cash flow from operating activities, cash flow from investing activities and cash flow from financing activities are not influence toward stock price.

. The research hypotheses are tested using multiple regressions.

Keyword : cash flow from operating activities, cash flow from investing activities, cash flow from financing activities, stock price


(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal di Indonesia ... 10

1. Pengertian Pasar Modal ... 10

2. Instrumen Pasar Modal ... 11

3. Harga Saham ... 13

4. Pendekatan Penilaian Harga Saham ... 14

5. Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 15

B. Laporan Arus Kas ... 17


(8)

2. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas ... 19

3. Klasifikasi Laporan Arus Kas ... 19

C. Rasio Profitabilitas ... 22

D. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 25

E. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 27

1. Kerangka Konseptual ... 27

2. Hipótesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sample ... 32

C. Jenis dan Sumber Data ... 33

D. Metode Pengumpulan Data ... 33

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

F. Metode Analisis Data ... 36

G. Jadwal Penelitian ... 42

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Desain Penelitian ... 44

B. Analisis Hasil Penelitian ... 44

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 45

2. Uji Asumsi Klasik ... 46

3. Analisis Regresi ... 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. kesimpulan ... 64


(9)

B. keterbatasan ... 65

C. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(10)

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 28

Gambar 4.1 Histogram ... 48 Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 49 Gambar 4.3 Scatterplot ... 52


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 28

Judul Tabel 3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 35

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 42

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif variabel-Variabel Selama Tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 ... 45

Tabel 4.2 Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 47

Tabel 4.3 Uji Multikolonieritas Variabel Penelitian ... 50

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Variabel Penelitian ... 53

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi ... 55

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji t... 58


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran i Daftar Pemilihan Sampel ... 70

Lampiran ii Daftar Sampel Perusahaan Real Estate dan Properti ... 71

Lampiran iii Data Variabel Penelitian tahun 2007 ... 72

Lampiran iv Data Variabel Penelitian tahun 2008 ... 73

Lampiran v Data Variabel Penelitian tahun 2009 ... 74

Lampiran vi Statistik deskriptif ... 75

Lampiran vii Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 75


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris dari pengaruh informasi arus kas dan rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2007 sampai 2009

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 18 perusahaan sampel yang menjadi objek penelitian dengan 54 unit analisis. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan dan Earning per Share (EPS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial, hanya Earning per share saja yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kata kunci : Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, Earning per Share, Harga Saham


(14)

ABSTRACT

The purposes of this research is to find out empirical evidence of influence of cash flow information and profitability ratio to the stock price of Real Estate and Property company listed on Indonesia Stock Exchange between 2007 to 2009.

Sampling method that used is purposive sampling and there are 18 sample companies that will be research objects with 54 unit analysis. Data that used in this research is financial statement from each company that published on website www.idx.co.id

The result of this research shows that cash flow from operating activities, cash flow from investing activities, cash flow from financing activities and Earning per Share do not have significant influence toward stock price in simultan, but in partial only Earning per Share have positive significant to the stock price, whereas cash flow from operating activities, cash flow from investing activities and cash flow from financing activities are not influence toward stock price.

. The research hypotheses are tested using multiple regressions.

Keyword : cash flow from operating activities, cash flow from investing activities, cash flow from financing activities, stock price


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti dikarenakan harganya yang cenderung selalu naik. Kenaikan harga properti disebabkan karena harga tanah yang cenderung naik, supply tanah bersifat tetap sedangkan demand nya akan selalu bertambah besar seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta bertambahnya kebutuhan manusia akan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan dan lain-lain. Sudah selayaknya apabila perusahaan pengembang mendapatkan keuntungan yang besar dari kenaikan harga properti tersebut, dan dengan keuntungan yang diperoleh maka perusahaan pengembang dapat memperbaiki kinerja keuangannya sehingga dapat menaikkan harga saham.

Krisis ekonomi tahun 1998 mengakibatkan banyak perusahaan pengembang mengalami kesulitan karena memiliki hutang yang didominasi oleh dolar Amerika dalam jumlah yang besar, yang telah dipinjamnya pada saat sebelum krisis ekonomi guna membangun properti. Krisis ekonomi menyebabkan bunga kredit melonjak hingga 50% sehingga pengembang mengalami kesulitan untuk membayar cicilan kreditnya (dalam bentuk dolar Amerika). Tunggakan hutang dalam jumlah yang besar, menurunkan kinerja keuangan perusahaan, yang kemudian berdampak pada respon investor di pasar modal sehingga mempengaruhi harga pasar saham.

Bisnis properti mengalami kejayaan pada tahun 1996. Para ahli properti memperkirakan bisnis properti mempunyai siklus perkembangan setiap tujuh


(16)

tahun sekali., Diperkirakan pada tahun 2003 bisnis properti akan kembali mengalami masa kejayaannya setelah booming pada tahun 1996, akan tetapi terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998, maka perkiraan menjadi mundur ke tahun 2005.

Tahun 2007 bisnis properti mencapai puncaknya dan menuju titik balik sehingga developer sudah mengantisipasi kemungkinan risiko yang muncul pada periode yang akan datang. Hal ini tidak didukung oleh pertumbuhan properti pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2006 yang mengalami penurunan, padahal indikator ekonomi makro pada tahun 2006 lebih baik dibandingkan dengan indikator ekonomi makro pada tahun 2005. Bisnis properti pada tahun 2006 seharusnya mengalami perkembangan yang lebih baik dari pada tahun 2005. Kondisi ekonomi makro yang semakin membaik, seharusnya membuat kinerja keuangan sektor properti semakin membaik, karena dengan turunnya tingkat bunga dan inflasi serta naiknya pendapatan bruto dapat menaikkan daya beli masyarakat terhadap properti yang ditawarkan oleh pengembang, sehingga menaikkan jumlah transaksi atas properti yang ditawarkan. Naiknya jumlah transaksi akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan properti yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Membaiknya indikator ekonomi makro tahun 2006 belum menampakkan efeknya terhadap peningkatan volume penjualan properti di tanah air.

Pada tahun 2009, Perusahaan mendapat tantangan yang berat dari adanya imbas krisis global yang melanda seluruh dunia. Krisis ekonomi ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara-negara maju, sehingga mereka mengalami tingkat pertumbuhan nol bahkan minus. Dampak krisis pada negara-negara maju


(17)

tersebut tak terelakkan lagi berimbas ke perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Krisis ini mengakibatkan pula bertumbangannya berbagai institusi keuangan terkemuka dunia, yang pada akhirnya memberikan efek psikologis negatif bagi situasi perbankan Indonesia. Pada akhirnya, krisis global tersebut mengimbas ke dunia bisnis properti, yaitu dalam bentuk menurunnya ekspansi kredit dunia perbankan baik di sektor kredit konstruksi dan di sektor kredit kepemilikan rumah/apartemen maupun juga menurunnya daya beli masyarakat.

Mengacu pada proyeksi penjualan properti residensial di tahun 2010 yang dilakukan oleh pengamat properti dari Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), diyakini bahwa di tahun 2010 penjualan properti residensial, baik itu rumah, ruko, maupun apartemen, akan kembali menggeliat. Pengamat properti Jones Lang LaSalle memproyeksikan peningkatan penjualan pada 2010 sebesar 15% pada sektor perumahan dan penjualan kondominium akan mengalami kenaikan sebesar 25%. Peningkatan diperkirakan terjadi akibat dari pertumbuhan penduduk yang ikut menopang pertumbuhan bisnis properti residensial. Sebagai contoh, kebutuhan rumah di wilayah Jabodetabek masih cukup besar yaitu ± 160.000 unit/tahun.

Proyeksi penjualan properti di tahun 2010 yang dinyatakan akan meningkat tentunya akan menarik minat para investor terhadap bisnis properti dan real estat di pasar modal. Pasar modal merupakan satu bentuk pasar dalam pasar keuangan. Pasar ini telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama dikarenakan oleh kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dan efisien disatu pihak dan dilain pihak meningkatkan keinginan


(18)

perusahaan untuk mencari alternatif pembiayaan usaha selain bank dan lembaga keuangan bukan bank. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan bagi investor.

Seorang investor harus memiliki perencanaan investasi yang efektif agar memperoleh keuntungan di pasar modal. Perencanan ini meliputi pertimbangan keputusan untuk mengalokasikan dana yang dimiliki dalam aktiva tertentu dengan harapan akan mendapat keuntungan di masa mendatang. Salah satu bentuk investasi yang dilakukan pemilik dana adalah membeli saham dengan harapan memperoleh return yang paling optimal baik berupa dividen ataupun capital gain. Saham sebagai salah satu objek investasi yang paling diminati dalam perdagangan pasar modal merupakan salah satu sekuritas yang mempunyai tingkat risiko cukup tinggi, yang tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor di masa depan.

Pertimbangan investor untuk membuat keputusan berinvestasi dalam saham adalah informasi mengenai kondisi perusahaan. Suatu informasi dikatakan informatif apabila informasi tersebut mampu memberikan kepercayaan dan keyakinan bagi para investor untuk melakukan investasi pada perusahaan. Informasi keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan, meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan oleh para investor karena informasi ini menunjukkan prestasi perusahaan pada periode tersebut.

Investor memerlukan informasi akuntansi untuk menilai risiko yang melekat pada investasinya. Penyajian laporan arus kas akan memungkinkan para


(19)

investor untuk memprediksi jumlah kas yang mungkin didistribusikan sebagai dividen pada masa yang akan datang serta menilai risiko potensial atas investasi yang ditanamkan. Informasi akan menjadi bermanfaat jika dapat membantu investor dalam memprediksi hasil-hasil dimasa mendatang dari berbagai alternatif tindakan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Komponen-komponen arus kas ini dipisahkan karena masing-masing komponen dianggap mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap harga saham.

Analisa laporan keuangan juga dibutuhkan untuk memahami informasi laporan keuangan. Analisa laporan keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Hubungan rasio laporan keuangan dengan harga saham didasarkan pada asumsi bahwa rasio keuangan berguna bagi investor untuk memberikan informasi yang membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Salah satu rasio keuangan yang dapat membantu investor dalam membuat keputusan berinvestasi adalah rasio profitabilitas, yaitu Earning per

Share (EPS).

EPS menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada pemegang saham. Apabila EPS mengalami kenaikan maka kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan dari harga saham perusahaan tersebut karena kenaikan EPS menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Kinerja perusahaan yang bagus akan menarik investor untuk menginvestasikan dananya di perusahaan, dan jika


(20)

banyak investor cenderung ingin membeli saham suatu perusahaan maka harga saham perusahaan tersebut akan mengalami tren yang meningkat.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Silitonga (2009) tentang pengaruh informasi arus kas terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI, dengan objek penelitian perusahaan makanan dan minuman. Penelitian tersebut menyatakan bahwa secara simultan, informasi laporan arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Pengujian secara parsial menunjukkan hanya arus kas dari aktivitas operasi yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Samosir (2010) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu secara parsial laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Uraian sebelumnya menunjukkan ketidakkonsistenan hasil penelitian yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada pengaruh informasi laporan arus kas dan rasio profitabilitas terhadap harga saham dengan objek penelitian pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007-2009. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah objek dan periode penelitian serta variabel independen. Pemilihan kelompok perusahaan real estate dan properti yang go publik di BEI sebagai perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah karena sektor ini telah mengalami


(21)

perkembangan yang cukup pesat setelah krisis moneter dan mulai menunjukkan kontribusinya pada pertumbuhan perekonomian akhir-akhir ini. Selain itu pertimbangan bahwa perusahaan yang tergabung dalam kelompok ini memerlukan modal yang besar sehingga menggantungkan diri pada investasi saham dari para investor. Hal ini mengakibatkan tingkat persaingan yang tinggi di antara perusahaan dalam kelompok ini dalam menarik investasi sehingga menuntut kinerja perusahaan yang selalu prima untuk dapat bersaing.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan peneliti ingin meneliti kembali pengaruh informasi laporan arus kas dan rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan earning per

share (EPS) berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap harga

saham pada perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan earning per share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan


(22)

Real Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh laporan arus kas dan rasio profitabilitas terhadap harga saham

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menilai apakah penerbitan laporan arus kas dan rasio profitabilitas memiliki pengaruh terhadap harga saham perusahaan

3. Bagi investor, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan bahan evaluasi untuk mengambil keputusan investasi saham.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada bidang yang sama


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal di Indonesia

1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan penting dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat diartikan sebagai tempat untuk memperjualbelikan sekuritas yang memiliki umur lebih dari satu tahun. Tempat terjadinya transaksi jual beli sekuritas disebut bursa efek.

Situmorang (2008:3) menyatakan bahwa secara teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta. Horne (2005:39) mendefinisikan pasar modal sebagai: “Pasar yang berkaitan dengan utang dan instrumen ekuitas (seperti saham dan obligasi) yang relatif berjangka panjang (lebih dari satu tahun)”.

Pasar modal sebagai tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar, baik individu-individu maupun badan usaha yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten.


(24)

Pasar modal terdiri dari pasar primer atau perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). Pasar primer adalah pasar untuk surat – surat berharga yang baru diterbitkan. Dana pada pasar ini berasal dari arus penjualan surat berharga atau sekuritas (security) baru dari pembeli sekuritas (investor) kepada perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut (emiten). Pasar sekunder adalah pasar perdagangan surat berharga yang sudah ada (sekuritas lama) di bursa efek. Uang yang mengalir dari transaksi ini tidak lagi mengalir ke perusahaan penerbit efek tetapi hanya mengalir dari pemegang sekuritas yang satu kepada pemegang sekuritas yang lain.

2. Instrumen Pasar Modal

Objek yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual beli di pasar modal adalah berupa surat-surat berharga yang disebut efek. Jenis sekuritas yang biasanya diperdagangkan di bursa efek adalah saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi, right issue, waran, dan reksadana. Dalam penelitian ini, sekuritas yang akan dibahas adalah saham.

Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh oleh para investor, antara lain berupa:

a. dividen, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada


(25)

b. capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga

belinya

c. manfaat non finansial antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan, dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan

Di dalam praktek ada beberapa jenis saham yang dikenal, antara lain: a saham atas unjuk (bearer stock) adalah saham yang tidak ditulis nama

pemiliknyaagar mudah dipindahtangankan dari sau investor ke investor lainnya. Pemegang saham atas unjuk secara hukum dianggap sebagai pemilik dan berhak ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

b saham atas nama (registered stocks) adalah saham yang ditulis dengan jelas nama pemiliknya dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu yakni dengan dokumen peralihan dan nama pemiliknya dibuat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar pemegang saham

c saham biasa (common stock) adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersbut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Saham biasa menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. Saham ini biasanya mempunyai harga nominal yang ditetapkan oleh emiten, yang disebut nilai pari, yang berbeda dengan harga perdana atau harga sebelum saham dicatatkan dibursa efek. Jika saham terjual dengan harga


(26)

perdana yang lebih tinggi dari harga nominalnya maka selisihnya disebut agio saham.

d saham preferen (preferred stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti obligasi dan juga mendapat hak kepemilikan seperti pada saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapatkan hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban pemegang obligasi dan utang (sebelum pemegang saham biasa mendapatkan haknya).

3. Harga Saham

Dalam penilaian saham, dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat.

Harga saham merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah perusahaan emiten pada waktu tertentu. Menurut Lubis (2006:60) “Harga pasar adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya”. Harga pasar saham bisa berubah-ubah dengan cepat, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a harapan dan perilaku investor,

b kondisi keuangan perusahaan, c permintaan dan penawaran saham, d tingkat efisiensi pasar modal.


(27)

Harga saham selalu mengalami fluktuasi, tergantung naik atau turunnya dari satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi harga tergantung dari kekuatan penawaran dan permintaan. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan maka harga saham tersebut akan cenderung naik, demikian pula sebaliknya apabila terjadi kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun.

4. Pendekatan Penilaian Harga Saham

Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi atau untuk membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih dahulu menganalisis saham tersebut. Pendekatan perhitungan harga saham yang seharusnya (nilai intrinsik), yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

a Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan tehnik analisis saham dengan menggunakan data historis, terutama data keuangan (misalnya laba, pembagian deviden, penjualan, dll) untuk menilai jenis saham tertentu. Analisis fundamental ini akan membantu investor untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang harus dibeli atau dijual. Pertimbangan investor dalam membeli atau menjual saham adalah membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan. Apabila nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut tergolong mahal sehingga dalam situasi seperti ini investor sebaiknya menjual saham tersebut. Sebaliknya, apabila nilai pasar saham dibawah nilai intrinsiknya berarti tergolong murah sehingga investor sebaiknya membeli saham.


(28)

b Analisis Teknikal

Pendekatan teknikal menyatakan bahwa pola-pola pergerakan harga saham di masa datang didasarkan pada observasi pergerakan harga saham di masa lalu. Keputusan investasi dalam analisis teknikal mendasarkan diri pada data-data pasar di masa lalu (seperti data harga saham dan volume penjualan saham) sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham di masa datang. Informasi data di masa lalu tersebut akan mendasari prediksi atas pola perilaku harga di masa mendatang.

5. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Apabila pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham, dimana harga saham menjadi naik. Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa


(29)

perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam harga saham. Hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Efisiensi pasar merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal.

Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor).

Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh: investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.

Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat


(30)

keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan. Investor diharapkan melaksanakan analisis terhadap laporan arus kas, sehingga mereka akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya, dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.

B. Laporan Arus Kas

1. Pengertian Laporan Arus Kas

Pada mulanya laporan arus kas belum merupakan bagian dari laporan keuangan, karena sebelum tahun 1971 pelaporan keuangan yang direkomendasikan oleh Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) hanya neraca dan laporan rugi/laba. Dalam perkembangan berikutnya yang dilatar belakangi oleh keinginan investor, kreditor dan pemakai lainnya muncul laporan dana sebagai bagian dari laporan keuangan. Akhirnya pada tahun 1961, American

Institute and Certified Public Accountant (AICPA) mengakui pentingnya

penggunaan laporan arus kas dan mensponsori riset mengenai hal ini.

Laporan arus kas baru diwajibkan pada tahun 1987 dengan dikeluarkannya Statement of Financial Accounting Standar (SFAS) No. 95 oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) tentang Statement of Cash Flow yang kemudian menjadi efektif sebagai bagian dari laporan keuangan tahunan setelah tanggal 15 Juli 1988. FASB merekomendasikan untuk memasukkan laporan arus kas untuk menaksir likuiditas perusahaan, fleksibilitas perusahaan dan keuangan perusahaan, profitabilitas dan risiko.


(31)

Usaha untuk meningkatkan pengungkapan laporan keuangan di Indonesia, ditandai dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada tanggal 7 September 1994 oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1995. Dalam pernyataan SAK No.2 dinyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Pengertian arus kas menurut PSAK No.2 (IAI, 2007 : paragfar 9 dan 10) menjelaskan sebagai berikut:

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktifvitas operasi, investasi, dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas atau setara kas.

2. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas

Informasi arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Para pemakai laporan keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kapasitas perolehannya.

PSAK No.2 paragraf 1 dan 3 (IAI; 2007) menjelaskan tujuan dan manfaat dari laporan arus kas adalah:

Informasi tentang arus kas perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam


(32)

menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang menmungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Menurut Hongren (2007:149), laporan arus kas memiliki beberapa kegunaan, yaitu:

a. prediksi arus kas masa depan,

b. mengevaluasi keputusan manajemen,

c. prediksi kemampuan untuk melakukan pembayaran kredit kepada pemberi pinjaman dan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham.

3. Klasifikasi Laporan Arus Kas

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas terhadap posisi keuangan perusahaan serta jumlah kas dan setara kas.

a. Arus kas dari aktivitas operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Munawir (2002:250), “perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan


(33)

menggunakan salah satu dari dua metode berikut ini, yaitu: metode langsung dan metode tidak langsung”.

Metode langsung melaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai arus kas bersih dari aktivitas operasi. Metode langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas. Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.

Metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih kemudian dikonversi menjadi arus kas bersih dari kegiatan operasi. Metode ini menyesuaikan laba atau rugi bersih dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Metode ini menyesuaikan laba bersih dari pos-pos yang mempengaruhi pelaporan laba bersih tetapi tidak mempengaruhi kas. Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi.

Contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 (IAI, 2007) antara lain:

1. penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa,


(34)

3. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa, 4. pembayaran kas kepada karyawan,

5. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi,

6. pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali bila dapat diidentifikasi secara khusus,

7. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

b. Arus kas dari aktivitas investasi

Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 (IAI, 2007) adalah:

1. pembayaran kas untuk aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri,

2. penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tetap tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya,

3. perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain,

4. uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain dan pelunasannya,

5. pembiayaan kas sehubungan dengan future contracts, forward

contracts, option contract, dan debt swap contracts kecuali apabila

kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan.

c. Arus kas dari aktivitas pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Aktivitas pendanaan berkaitan dengan akun kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam PSAK No.2 paragraf 16 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk dalam arus kas dari aktifitas pendanaan, yaitu sebagai berikut:

1. penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya,

2. pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan,


(35)

3. penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya,

4. pelunasan pinjaman,

5. pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan (finance lease).

C. Rasio Profitabilitas

Analisis rasio keuangan, yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya, dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Ukuran rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Rasio ini memberikan ukuran tingkat efektifitas menejemen suatu perusahaan.

Menurut Kasmir (2008:198) manfaat dari rasio profitabilitas ini adalah: a. mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam

satu periode,

b. mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang,

c. mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu,

d. mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri, e. mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Jenis rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

1. margin laba bersih (net profit margin/NPM) menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.

NPM

bersih Penjualan

bersih Laba =

2. pengembalian atas total aktiva (return on assat/ROA) menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.


(36)

ROA aktiva total bersih Laba =

3. pengembalian atas total total ekuitas (return on equity/ROE) menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.

ROE ekuitas total rata -rata bersih Laba =

4. earning per share (EPS) menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar

saham menghasilkan laba.

EPS 100%

beredar saham jumlah pajak setelah pendapatan x =

Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah erning per

share (EPS), yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham

menghasilkan laba. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Apabila EPS mengalami kenaikan maka kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan dari harga saham perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena pergerakan harga saham dipengaruhi pendapatan perlembar saham, sedangkan laba perlembar saham dipengaruhi oleh pendapatan dari perusahaan.

Dengan mengetahui EPS, investor akan mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar deviden kepada pemegang saham. Deviden sering digunakan oleh para investor untuk menilai risiko dan keuntungan perusahaan. Deviden mempunyai informasi, dalam arti meningkatnya pembayaran deviden sering ditafsirkan sebagai tanda meningkatnya kinerja perusahaan dimasa mendatang dan menurunnya pembayaran deviden sering ditafsirkan sebagai tanda


(37)

menurunnya kinerja perusahaan. Besarnya deviden yang dibayarkan kepada para investor tergantung dari kebijakan deviden yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan. Kebijakan deviden hakikatnya adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan dalam bentuk laba ditahan (Retained Earnings) untuk investasi dimasa yang akan datang.

D. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Silitonga, Samosir, Simanullang, dan Yurico. Silitonga (2009) meneliti tentang pengaruh informasi laporan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman dimana periode penelitian yaitu tahun 2005 sampai 2007. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara parsial hanya arus kas dari aktivitas operasi yang berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan tidak berpengaruh. Pengujian secara simultan menunjukkan ketiga variabel berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Penelitian yang dilakukan Samosir (2010) menganalisis pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 20 perusahaan yang menjadi sampel dengan periode penelitian 2005-2008. Pengujian secara parsial, laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, dan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif dan signifikan


(38)

terhadap harga saham. Pengujian secara simultan menunjukkan keempat variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

Simanullang (2010) meneliti pengaruh informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun, secara parsial hanya laba akuntansi dan arus kas pendanaan yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Yurico (2010) menganalisis tentang pengaruh cash dividend coverage (CDC), operating cash flow per share (OCDS), ROE, ROA, TATO, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Periode penelitian ini adalah tahun 2007-2009 dengan populasi 194 perusahaan yang menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang ditetapkan ada 50 perusahaan yang dijadikan sebagai sampel. Pengujian secara parsial hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan CDC, OCDS, ROE,ROA, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Ringkasan penelitian terdahulu yang telah diuraikan dapat dilihat pada tabel 2.1.


(39)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Variabel Penelitian Hasil Penelitian Lenny

Sofiyanti Silitonga 2009

Independen:

Arus kas aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan

Dependen: harga saham

Secara parsial hanya arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap harga saham

Secara simultan ketiganya berpengaruh terhadap harga saham

Corry Jubelina Samosir 2010

Independen

Laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan

Dependen Harga saham

Secara simultan, keempat variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham, tetapi secara parsial laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi dan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham Lilis Ervina

Simanullang (2010)

Independen

Laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan

Dependen Harga saham

Secara parsial hanya laba akuntansi dan arus kas pendanaan yang berpengaruh terhadap harga saham

Yurico 2010

Independen:

cash dividend coverage, operating cashflow per share, return on equito, return on assets, total assets turnover, dan earning per share

Dependen: harga saham

Secara parsial hanya variable EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Secara simultan CDC, OCDS, ROE, ROA, TATO, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham

E. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Suatu kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut:


(40)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Memprediksi harga saham merupakan isu yang sangat penting dalam bidang keuangan teutama dalam membuat keputusan investasi. Analisa fundamental merupakan salah satu cara untuk memprediksi harga saham dengan menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi terutama yang terkait dengan laporan arus kas dan rasio profitabilitas.

Laporan arus kas diterbitkan oleh suatu perusahaan dan setiap perusahaan berbeda-beda laporan arus kasnya sesuai dengan bisnis perusahaan masing-masing. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, keberhasilan manajemen dalam mengelola kegiatan investasi, efektivitas dalam menjalankan strategi investasi dan pendanaan.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang surplus dapat

Arus kas dari aktivitas operasi (X1)

Arus kas dari aktivitas investasi (X2)

Arus kas dari aktivitas pendanaan (X3)

Earning per Share

(X4)


(41)

menambah dana bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktifitas operasi ini dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan perusahaan akan membagikan deviden yang cukup besar bagi para pemegang saham sehingga akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan.

Aktivitas investasi berkaitan dengan pengeluaran modal. Pola normal dari arus kas investasi adalah negatif, yang mengindikasikan perusahaan sedang mengembangkan usahanya untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan sehingga akan mengurangi kemampuan membayar dividen.

Arus kas pendanaan pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Arus kas pendanaan yang defisit menggambarkan bahwa perusahaan cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham yang beredar. Kondisi ini sangat disenangi oleh investor karena perusahaan mampu membayarkan kewajibannya dan mengembalikan keuntungan atas investasi yang ditanamkan oleh investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat meningkat. Arus kas pendanaan yang positif atau surplus menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak meminjamkan uang daripada melunasi kewajibannya.

Semakin baru, wajar dan baik informasi laporan arus kas yang diterima para investor, diharapkan akan membawa pengaruh terhadap harga saham. Informasi yang baru dapat membentuk suatu kepercayaan baru dikalangan para investor. Selanjutnya, kepercayaan baru itu dapat mengubah demand dan supply surat-surat berharga seperti saham yaitu dengan cara investor bertransaksi saham di Bursa Efek Jakarta. Apabila laporan arus kas perusahaan yang dipublikasikan


(42)

memberikan informasi yang wajar dan menggambarkan kinerja perusahaan yang baik maka permintaan akan saham perusahaan itu akan meningkat yang kemudian akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut.

Sumber informasi lain yang digunakan investor untuk memprediksi harga saham di pasar modal adalah dengan menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan tersebut. Analisis rasio keuangan berguna untuk memprediksi keadaan keuangan perusahaan. Rasio keuangan memberikan informasi kepada investor untuk dapat menilai kondisi dari hasil operasi perusahaan pada saat ini dan dimasa lalu, serta sebagai pedoman bagi investor untuk menilai dan memprediksi keadaan perusahaan pada masa lalu dan masa yang akan datang. Analisis rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas, yaitu

Earning per Share.

Earning per share merupakan salah satu komponen rasio profitabilitas

yang penting yang harus diperhatikan dalam analisa perusahaan. Informasi EPS perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. Rasio EPS menunjukkan berapa besar

return (keuntungan) yang dipeoleh oleh para investor atau pemegang saham

perlembar saham. Pemegang saham tertarik pada EPS yang besar karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Semakin besar EPS menunjukkan kinerja perusahaan yang baik dan memberikan return yang besar kepada para pemegang saham dan investor. Kinerja perusahaan yang baik dan pembagian return yang lebih besar akan menarik para investor untuk berinvestasi pada perusahaan dan akan memengaruhi harga saham perusahaan, yakni harga


(43)

saham akan lebih mahal karena semakin banyak permintaan maka harga akan semakin mahal.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007:51). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan.


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain pnelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif yang bersifat kausal. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2007:11), “dengan penelitian ini akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala”.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:72). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI sejak tahun 2007-2009, yaitu sebanyak 42 perusahaan. Sugiyono (2007:73) menyatakan bahwa “ sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:78). Beberapa kriteria atau pertimbangan penarikan sampel yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI pada tahun 2007,2008,2009,


(45)

2. perusahaan tersebut tidak didelisting dan mempublikasikan laporan keuangannya pada tahun 2007,2008,2009,

3. perusahaan tersebut memiliki laba positif selama periode 2007,2008,2009. Berdasarkan dari kriteria yang telah ditentukan didapatkan 18 perusahaan real estate dan properti sebagai sampel untuk penelitian ini sehingga dalam penelitian ini terdiri dari 54 unit analisis (18x3).

C. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007:13). Sifat data ini adalah data deret waktu (time series), yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu. Sumber data yang diteliti dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data/informasi yang telah diolah dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI periode 2007-2009, melalui situs resmi milik Bursa Efek Indonesia, yait serta ringkasan kinerja perusahaan yang diperoleh melalui ICMD (Indonesian

Capital Market Directory).

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni buku-buku yang berkaitan dengan


(46)

masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan mendownload melalui situs untuk memperoleh data mengenai data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2005:62) “defenisi operasional adalah bagian dari riset yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan di dalam riset”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. variabel independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan EPS.

a Arus kas dari aktivitas operasi (X1) diukur dengan nilai arus kas operasi per jumlah saham yang beredar

b Arus kas dari aktivitas operasi (X2) diukur dengan nilai arus kas investasi per jumlah saham yang beredar

c Arus kas dari aktivitas operasi (X3) diukur dengan nilai arus kas pendanaan per jumlah saham yang beredar

d Earning per share menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap

dibagikan untuk para pemegang saham perusahaan. Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya EPS adalah:

EPS 100%

beredar saham

jumlah

pajak setelah pendapatan

x


(47)

2. variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham adalah harga suatu kepemilikan yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan yang dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga per lembar saham pada periode tertentu (closing price) melalui situs

Tabel 3.1

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Defenisi operasional Pengukuran Skala

Harga saham(Y)

Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham ketika mereka

memperdagangkan saham di pasar bursa.

Harga pasar per lembar saham pada periode tertentu (closing price)

Rasio

Arus kas dari aktivitas operasi (X1)

Selisih bersih antara

penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai arus kas aktivitas operasi per jumlah saham beredar

Rasio

Arus kas dari aktivitas investasi (X2)

Selisih bersih antara

penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas investasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai arus kas aktivitas investasi per jumlah saham beredar

Rasio

Arus kas dari aktivitas pendanaan (X3)

Selisih bersih antara

penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas

pendanaan selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai arus kas aktivitas pendanaan per jumlah saham beredar

Rasio

Earning per Share (X4)

besarnya laba bersih perusahaaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan

% 100 beredar saham jumlah pajak setelah pendapatan x Rasio

Sumber : diolah oleh penulis, 2010 F. Metode Analisis Data


(48)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain analisis statistik deskriptif, uji asumi klasik, dan pengujian hipotesis. Peneliti menggunakan program SPSS versi 18 for windows dalam menganalisi data.

1. Pengujian asumsi klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi syarat agar persamaan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat diterima secara ekonometrik. Uji asumsi klasik ini dilakukan melalui uji normalitas data, uji uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji normalitas data

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2005:110), “cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, ada dua cara, yaitu analisis grafik dan analisis statistik.” Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal atau mengikuti kurva berbentuk lonceng dan grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan normal probability plot tersebut adalah sebagai berikut:

1. jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,


(49)

2. jika menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafis histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Analisis statistik dilakukan dengan uji statistik nonparametrik Kolmogrov Smirnov (K-S). Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya bila nilai signifikan > 0,05 berarti distribusi data normal (Ghozali, 2005 : 115). Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto

(2005:172) yaitu: 1. melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu logaritma natural, akar

kuadrat, logaritma 10,

2. lakukan timming, yaitu memangkas observasi bersifat outlier,

3. lakukan winsorising yaitu mengubah nilai data outliers menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya normal.

b. Uji multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan :

1. melihat nilai tolerance : nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0,10,

2. melihat nilai variance inflation factor (VIF) : nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai VIF < 10,


(50)

3. menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Menurut Ghozali (2005 : 93) “untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolonieritas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,95”.

c. Uji heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda maka disebut heterokedasitas. Ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot dengan dasar analisis:

1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengidentifikasikan terjadi heteroskedastisitas,

2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas atau dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

d. Uji autokorelasi

Menurut Ghozali ( 2005:95), “ uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode


(51)

t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Autokorelasi muncul karena observasi yag berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, yang sering ditemukan pada data time series.

Cara yang dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari kriteria berikut ini:

1. bila nilai DW lebih besar dari pada batas atas (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, artinya tidak ada autokorelasi positif ataupun negatif,

2. bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (DL) koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, artinya ada autokorelasi positif,

3. bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL), maka tidak dapat disimpulkan apakah ada autokorelasi atau tidak,

4. bila nilai DW > 4 – DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, artinya ada autokorelasi negatif.

2. Pengujian hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan bagaimana pengaruh dari variabel independen pertama, kedua, ketiga, dan keempat terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis ini diawali dengan penetapan hipotesis nol (Ho) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen, sedangkan hipotesis alternative (Ha) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kedua variabel.


(52)

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda. Model pesamaannya adalah sebagai berikut:

Y = a + a1X1 + a2X2 +a3X3 + a4X4 + µ Keterangan:

Y = harga saham

a = konstanta

a1, a2, a3, a4 = koefisien regresi

X1 = arus kas dari aktivitas operasi X2 = arus kas dari aktivitas investasi X3 = arus kas dari aktivitas pendanaan X4 = nilai rasio profitabilitas, yaitu EPS µ = tingkat kesalahan pengganggu

Pengujian hipótesis dalam penelitian ini akan menggunakan uji t untuk menguji pengaruh variable independen terhadap variable dependen secara parsial dan uji F untuk menguji secara simultan.

a. Uji t (uji secara parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen menggunakan t-test. Uji secara parsial untuk menguji setiap variabel bebas (Xi) apakah mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat (Yi). Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : bi = 0 , artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan earning per share (EPS)


(53)

secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI..

Ha : bi ≠ 0, artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan earning per share (EPS) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI..

Dengan menggunakan tingkat signifikansi (alpha) 5% dan derajat kebebasan (df) ≥ 20, kemudian dibandingkan t tabel dengan t hitung untuk menguji signifikansi pengaruh. Apabila nilai t hitung > t tabel, maka Ho menolak

b. Uji F (uji secara simultan)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : b1 = b2 = 0, artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan earning per share (EPS) secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan earning per

share (EPS) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap harga saham

pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI.

Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati F hitung pada nilai signifikansi (alpha) 5%. Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak.


(54)

G. Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Ags 2010 Sep 2010 Okt 2010 Nov 2010 Des 2010 Jan 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Proposal skripsi Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data dan pengolahan data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Laporan Penelitian Ujian Komprehensif

Penelitian ini dimulai dengan pemilihan judul dan pengajuan proposal skripsi yang dilakukan pada minggu ketiga dibulan agustus. Proposal skripsi disetujui oleh departemen akuntansi kemudian nama dosen pembimbing, dosen pembanding 1, dan dosen pembanding 2 ditetapkan. Pada minggu keempat Agustus sampai dengan minggu ketiga bulan september melakukan bimbingan proposal skripsi dengan dosen pembimbing.

Proposal skripsi yang telah disetujui oleh dosen pembimbing kemudian diseminarkan pada minggu keempat di bulan september dengan dihadiri oleh dosen pembimbing, dosen pembanding 1, dosen pembanding 2, dan rekan-rekan mahasiswa sebagai audiense. Minggu pertama oktober setelah selesai seminar


(55)

sampai dengan minggu pertama bulan november penulis melakukan pengumpulan

data melalui situs

mendownload laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan untuk pengolahan data. Setelah pengolahan data dilakukan bimbingan skripsi dari minggu kedua november sampai dengan minggu keempat di bulan desember. Penyelesaian laporan penelitian dilakukan mulai minggu pertama sampai dengan minggu ketiga bulan januari. Rencana ujian meja hijau dilaksanakan pada minggu keempat di bulan januari 2011.


(56)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan

software SPSS versi 18 for windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan

variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan

output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria

yang telah ditetapkan, didapat 18 perusahaan real estate dan properti yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2007-2009 (lampiran ii).

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market


(57)

Directory berupa data keuangan sampel perusahaan real estate dan properti dari

tahun 2006 sampai tahun 2009 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan earning per

share sebagai variabel bebas (independent variabel) dan harga saham sebagai

variabel terikat (dependent variabel. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan real estate dan properti selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2007 sampai Tahun 2009

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Harga_Saham 54 50.00 1530.00 372.6667 305.64476

AKO 54 -116.01 167.38 25.2209 60.63380

AKI 54 -463.28 74.56 -31.2398 74.47571

AKP 54 -183.79 628.80 29.8762 123.78856

EPS 54 .36 132.81 27.6944 30.83887

Valid N (listwise)

54

Sumber : data diolah oleh penulis, 2010

Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel arus kas dari aktivitas operasi (AKO) per lembar saham, arus kas dari aktivitas investasi (AKI) per lembar saham, dan arus kas dari aktivitas pendanaan (AKP) per lembar saham memiliki nilai minimun negatif sedangkan variabel earning per share (EPS) dan harga saham (HS) memiliki nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua


(58)

variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a variabel AKO per lembar saham memiliki nilai minimum -116.01 dan nilai maksimum 167.38 dengan rata-rata AKO per lembar saham 25.2209 dengan jumlah sampel sebanyak 54 perusahaan

b variabel AKI per lembar sahammemiliki nilai minimum -463.28 dan nilai maksimum 74.56 dengan rata-rata AKI per lembar saham -31.2398 dengan jumlah sampel sebanyak 54 perusahaan

c variabel AKP per lembar saham memiliki nilai minimum -183.79 dan nilai maksimum 628.80 dengan rata-rata AKI per lembar saham -29.8762 dengan jumlah sampel sebanyak 54 perusahaan

d variabel EPS memiliki nilai minimum 0.36 dan nilai maksimum 132.81 dengan rata-rata EPS per lembar saham 27.6944 dengan jumlah sampel sebanyak 54 perusahaan

e variabel HS memiliki nilai minimum 50.00 dan nilai maksimum 1530.00 dengan rata-rata HS per lembar saham 372.6667 dengan jumlah sampel sebanyak 54 perusahaan

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:


(59)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:

1) jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribisi data tidak normal, 2) jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.

Tabel 4.2 Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 283.9385328 2 Most Extreme

Differences

Absolute .129

Positive .129

Negative -.114

Kolmogorov-Smirnov Z .946

Asymp. Sig. (2-tailed) .332

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: data diolah oleh penulis, 2010

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,946 dan signifikansinya pada 0,332 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p = 0,332 > 0,05. Data yang terdistribusi secara normal


(60)

tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data berikut ini:

Gambar 4.1 Histogram Sumber : data diolah oleh penulis, 2010


(61)

Gambar 4.2 Grafik normal P-P Plot Sumber: data diolah oleh penulis, 2010

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.


(62)

Mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Besarnya tingkat multikolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10, dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:

Tabel 4.3 Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficien ts

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleran

ce VIF 1 (Consta

nt)

280.127 55.396 5.057 .000

AKO 1.078 .906 .214 1.189 .240 .545 1.834 AKI 1.471 1.163 .359 1.265 .212 .219 4.562 AKP .987 .755 .400 1.307 .197 .188 5.306 EPS 2.955 1.450 .298 2.038 .047 .823 1.215 a. Dependent Variable: Harga_Saham

Sumber: data diolah oleh penulis, 2010

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1. Nilai tolerance AKO adalah 0,545, AKI 0,219, AKP 0,197, dan EPS 0,823. nilai VIF dari keempat variabel independen juga lebih kecil dari 10 yaitu nilai AKO 1, 834, AKI 4,562, AKP 5,306, dan EPS 1,215. maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda.


(63)

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.


(64)

Gambar 4.3 Scatterplot Sumber : data diolah oleh penulis, 2010

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi HS berdasarkan masukan variable independen AKO, AKI, AKP, dan EPS. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain .


(1)

Lampiran v

Data Variabel Penelitian Tahun 2009

KODE

EMITEN

AKO per lembar

saham

AKI per lembar

saham

AKP per

lembar saham

EPS

HS

ASRI

7.066618783

-8.7801244

8.129204006

5.45

105

CTRA

49.29318621

-153.9519055

55.51486075

20

243

CTRP

22.54904911

-68.22601962

-9.430894309

30

245

CTRS

-11.59796655

-4.730079478

2.999229637

28.86

510

DART

-23.78116574

-9.229027523

163.8886476

11

195

DILD

6.834178552

-10.60964091

-3.790155701

8

276

DUTI

167.3762849

29.96230819

-183.7879781

114.59

680

ELTY

-18.36094498

-75.01839624

94.38885332

6.64

205

GMTD

159.8812184

-3.300494396

-83.46858811

132.81

147

GPRA

-3.312154167

-2.37266456

-19.8338033

9.76

140

JRPT

137.2704902

-33.97242764

-35.8082

71.55

800

LAMI

23.29982985

-5.072615546

-27.91312223

10.97

95

LPCK

97.06053634

0.563031984

-75.37073327

36.9

225

LPKR

6.688969516

-6.827970505

3.477958606

22.43

510

MDLN

47.1371238

-29.43198721

-19.7414929

0.77

125

RBMS

0.770122942

31.88185693

-2.504560806

0.36

75

SIIP

-0.705962822

-3.501066023

0.807394924

10.24

100


(2)

Lampiran vi

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Harga_Saham 54 50.00 1530.00 372.6667 305.64476

AKO 54 -116.01 167.38 25.2209 60.63380

AKI 54 -463.28 74.56 -31.2398 74.47571

AKP 54 -183.79 628.80 29.8762 123.78856

EPS 54 .36 132.81 27.6944 30.83887

Valid N (listwise) 54

Lampiran vii

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 283.93853282

Most Extreme Differences Absolute .129

Positive .129

Negative -.114

Kolmogorov-Smirnov Z .946

Asymp. Sig. (2-tailed) .332

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

Lampiran vii (lanjutan)


(4)

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 280.127 55.396 5.057 .000

AKO 1.078 .906 .214 1.189 .240 .545 1.834

AKI 1.471 1.163 .359 1.265 .212 .219 4.562

AKP .987 .755 .400 1.307 .197 .188 5.306

EPS 2.955 1.450 .298 2.038 .047 .823 1.215

Lampiran vii (lanjutan)


(5)

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .370a .137 .067 295.30053 1.840

a. Predictors: (Constant), EPS, AKP, AKO, AKI b. Dependent Variable: Harga Saham

Lampiran vii (lanjutan)


(6)

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .370a .137 .067 295.30053

a. Predictors: (Constant), EPS, AKP, AKO, AKI b. Dependent Variable: Harga_Saham

Lampiran viii

Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

280.127

55.396

5.057

.000

AKO

1.078

.906

.214

1.189

.240

AKI

1.471

1.163

.359

1.265

.212

AKP

.987

.755

.400

1.307

.197

EPS

2.955

1.450

.298

2.038

.047

a. Dependent Variable: Harga_Saham

Hasil Uji Hipotesis (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 678274.208 4 169568.552 1.945 .118a

Residual 4272917.792 49 87202.404

Total 4951192.000 53

a. Predictors: (Constant), EPS, AKP, AKO, AKI b. Dependent Variable: Harga_Saham