LAPORAN PENGANTAR REKAYASA LINGKUNGAN pencemaran

LAPORAN
KULIAH LAPANGAN
PENGANTAR REKAYASA LINGKUNGAN
TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR (TPA) BATU LAYANG

KELOMPOK 8
1. Yunita Saraswati

(D1051161009)

2. Amirul Fatahillah

(D1051161015)

3. Dewi Yuliana

(D1051161017)

4. Utri Diansari

(D1051161022)


5. Justika Mahar Rani

(D1051161025)

6. Ukhfiya Dewantari

(D1051161028)

7. William Wicaksana

(D1051161030)

8. Hana Muslimah Eka Putri

(D1051161053)

9. Widi Priyono

(D1051161074)


DOSEN PENGAMPU:
1.

Laili Fitria ST,MT

2.

Herda Desmainani S.Si.,M.Sc

3.

Ochih Saziati S.Si.,M.Sc

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar mahluk hidup terbagi
menjadi sampah organik maupun sampah anorganik. Kementerian Lingkungan
hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter
sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Kondisi ini akan
terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya. Namun, tidak sedikit
masyarakat di Indonesia terutama masyarakat di Kota Pontianak masih
berpendapat bahwa masalah sampah dapat di atasi dengan mudah dan terlalu
menganggap remeh permasalahan yang mempengaruhi perkembangan kehidupan
mahluk hidup baik langsung maupun tidak langsung. Secara garis besar
lingkungan adalah segala aspek kondisi eksternal fisik dan bilogik dimana
organisme hidup. Di dalam lingkungan terdapat komponen biotik dan abiotik.
Apabila lingkungan tercemar oleh sampah, maka dampaknya juga dapat kita
rasakan secara langsung maupun dalam jangka waktu yang lama. Sampah yang
kecil jika terkumpul banyak, akan semakin memperburuk lingkungan kita.
Karena itu, sangat diperlukan adanya tempat pembuangan akhir dimana
sampah-sampah tersebut akan dikumpulkan dan kemudian diolah. Salah satu TPA

yang dimaksud adalah TPA Batu Layang. Dalam laporan ini kami membahas
tentang sistem pengolahan sampah dan limbah yang ada di TPA Batu Layang.

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang kami paparkan diatas, tujuan kami
melakukan kuliah lapangan di TPA Batu Layang adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sistem pengolahan sampah dan air lindi yang ada di TPA
Batu Layang
2. Mengetahui dampak TPA Batu Layang terhadap lingkungan

3. Mengetahui aktivitas keseharian di TPA Batu Layang.
1.3 Manfaat
Manfaat yang kami peroleh dari kunjungan kami adalah dapat mengetahui
dan melihat secara langsung tata cara pengelolaan sampah dan air lindi serta
aktivitas keseharian di TPA Batu Layang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya

aktivitas manusia. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu
padat, cair, dan gas (Rudi, 2008).
Sampah yang dibiarkan bertumpuk tentu akan berdampak negatif pada
lingkungan maupun pada makhluk hidup sekitarnya. Karena itu, perlu dilakukan
pengelolaan.
Pengelolaan sampah adalah sebuah upaya komprehensif menangani
sampah-sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia, dikelompokkan
menjadi enam elemen terpisah yaitu Pertama, pengendalian bangkitan (control of
generation), Kedua, penyimpanan (storage). Ketiga, pengumpulan (collection).
Keempat, pemindahan dan pengangkutan (transfer and transport). Kelima,
pemrosesan (processing), dan keenam, yaitu pembuangan (disposal) (Soekmana,
2010).
Pada tumpukan sampah terjadi proses dekomposisi oleh bakteri yang
menghasilkan air yang berbau, disebut air lindi. Air lindi adalah cairan dari
sampah yang mengandung unsur-unsur terlarut dan tersuspensi (Munawar, 2011).

BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN
3.1 Waktu dan Lokasi Kegiatan
Kami mengunjungi TPA Batu Layang pada hari Kamis, 27 Oktober 2016

jam 09.00 s.d 12.00 . TPA Batu Layang terletak di Jl. Kebangkitan Nasional, Batu
Layang, Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Kegiatan kami dimulai dengan penjelasan singkat tentang TPA Batu
Layang dan tata cara pengelolaan sampah. Setelah itu, kami dibawa untuk melihat
secara langsung tempat dan aktivitas pengelolaannya.

3.2 Profil Instansi
TPA Batu Layang mulai beroperasi pada tahun 1996 dan terletak 15 Km
dari Kota Pontianak dengan luas keseluruhan 30,6 ha. TPA Batu Layang juga
berbatasan langsung dengan badan air sejauh 200 m. Di TPA Batu Layang ini
sendiri menggunakan sistem operasi Open Dumping dan Control Landfill, yaitu
penimbunan sampah dengan jangka waktu 3 hari sekali, hanya saja karena
terkendala aspek pembiayaan yang kurang menyebabkan penimbunan ini hanya
dilakukan satu tahun sekali.
Visi: Mewujudkan TPA sampah dan limbah Batu Layang yang ramah lingkungan
Misi:
a.
b.
c.
d.

e.

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Persampahan Kota
Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
Meningkatkan Peran serta Swasta dalam Pengelolaan Persampahan
Meningkatkan Peran serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Meningkatkan Kualitas Sumber daya Manusia dalam Bidang Pengelolaan
Persampahan

Moto: Sampah adalah sahabat bilamana kita mengenal lebih dalam

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bentuk sampah bisa terdiri dari berbagai macam materi antara lain padat,
cair maupun gas. Secara sederhana sampah dapat dibagi menjadi 3, yaitu sampah
organik, sampah anorganik, dan sampah bahan berbahaya dan beracun (B3).
- Sampah organik: sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk
hidup atau materi biologis yang bisa terurai (degradable). Sampah organik juga
biasa disebut sampah basah.
- Sampah anorganik: sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan

non biologis sehingga sulit terurai (non degradable). Sampah anorganik juga bisa
disebut sebagai sampah kering.
- Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): sampah yang berasal dari limbah
berbahaya contohnya dari limbah rumah sakit atau industri yang menggunakan
bahan-bahan kimia.

4.1 Sistem Pengelolaan Sampah di Kota Pontianak
Di Kota Pontianak sistem pengelolaan sampahnya masih menggunakan
paradigma lama yaitu kumpul, angkut, lalu buang.
a. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah ini dilakukan dirumah masing-masing. Sampah
rumah tangga yang dihasilkan dibuang di tong sampah rumah.
b. Pengangkutan
Sampah yang ada di rumah warga diangkut oleh tukang sampah
menggunakan gerobak sampah ke TPS terdekat. Dari TPS sampah diangkut
dengan menggunakan truk ke TPA Batu Layang.

c. Pembuangan
Di TPA Batu Layang menggunakan proses pengolahan Open Dumping dan
Control Landfill yaitu dengan menimbun sampah yang didapat dari TPS dengan

tanah. Penimbunan tanah oleh TPA Batu Layang dilakukan setahun sekali.

4.2 Proses Pengolahan Sampah
Ada beberapa cara atau metode untuk mengolah sampah, antara lain:
4.2.1 Metode Open Dumping
Cara ini cukup sederhana yaitu dengan membuang sampah pada suatu
legokan atau cekungan tanpa menggunakan tanah sebagai penutup sampah, cara
ini sudah tidak direkomendasi lagi oleh Pemerintah RI karena tidak memenuhi
syarat teknis suatu TPA Sampah, Open Dumping sangat potensial dalam
mencemari lingkungan, baik itu dari pencemaran air tanah oleh Leachate (air
sampah yang dapat menyerap kedalam tanah), lalat, bau serta binatang seperti
tikus, kecoa, nyamuk dll.
4.2.2 Metode Control Landfill
Control Landfill adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan
dengan cara sampah ditimbun dalam suatu TPA Sampah yang sebelumnya telah
dipersiapkan secara teratur, dibuat barisan dan lapisan (SEL) setiap harinya dan
dalam kurun waktu tertenu timbunan sampah tersebut diratakan dipadatkan oleh
alat berat seperti Bulldozer maupun Track Loader dan setelah rata dan padat
timbunan sampah lalu ditutup oleh tanah, pada Control Landfill timbunan sampah
tidak ditutup setiap hari, biasanya 3 hari sekali atau seminggu sekali. Secara

umum Control Landfill akan lebih baik bila dibandingkan dengan Open Dumping
dan sudah mulai dipakai diberbagai kota Indonesia.
4.2.3 Metode Sanitary Landfill

Sanitary Landfill adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan
dengan cara sampah ditimbun di TPA sampah yang sudah disiapkan sebelumnya
dan telah memenuhi syarat teknis, setelah ditimbun lalu dipadatkan dengan
menggunakan alat berat seperti buldozer maupun track loader, kemudian ditutup
dengan tanah sebagai lapisan penutup setiap hari pada setiap akhir kegiatan. Hal
ini dilakukan terus menerus secara berlapis-lapis sesuai rencana yang telah
ditetapkan.

4.3 Pengolahan Air Lindi
Air lindi yang dihasilkan dari tumpukan sampah ditampung dan kemudian
disaring dengan metode penyaringan kimiawi. Sayang, proses pengolahannya
belum bisa dikatakan optimal. Hal itu dipicu oleh beberapa faktor, seperti tanah
gambut yang kurang mendukung untuk bak penampung, proses kurang sempurna
dikarenakan maslaah biaya, dan saluran yang tidak beres karena rusak. Air yang
telah disaring merupakan air golongan C, yaitu air yang hanya dapat digunakan
untuk keperluan perikanan dan peternakan. Di TPA Batu Layang ini, air yang

telah disaring digunakan untuk mencuci armada-armada.

BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan adalah :
1. TPA Batu Layang memiliki luas keseluruhan 30,6 ha.
2. Sistem pengelolaan sampah di Kota Pontianak masih menggunakan
paradigma lama yaitu kumpul, angkut, buang.
3. Pengolahan sampah di TPA Batu Layang menggunakan Open Dumping
dan Control Landfill.
4. Pengolahan air lindi di TPA menggunakan penyaringan kimiawi. Namun
proses keseluruhannya belum bisa dikatakan maksimal karena beberapa
faktor, terutama faktor biaya.

5.2 Saran
Untuk masyarakat sekitar, ada baiknya tidak mendirikan pemukiman
disekitar TPA Btu Layang melewati jarak yang ditentukan. Karena tentu akan
memberikan dampak negatif ke masyarakat itu sendiri.
Dan untuk TPA Batu Layang sendiri, ada baiknya untuk bertindak tegas ke
masyarakat demi kesehatan mereka sendiri. Selain itu, TPA Batu Layang perlu
memperbaiki saluran air lindi yang tidak beres agar tidak lagi terjadi kebocoran
dan mencemari lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
Hendrawan, 2012, Indonesia Hasilkan 625 Juta Liter Sampah Sehari,
http://nasional.tempo.co/read/news/2012/04/15/063397147/indonesia-hasilkan625-juta-liter-sampah-sehari
Mulan, 2013, Jenis-jenis Sampah, http://mulanovich.blogspot.com/2013/10/jenisjenis-sampah.html
Hartono, Rudi. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: Penebar
Swadaya
Soma, Soekmana. 2010. Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan Seri: Pengelolaan
Sampah Perkotaan. Bogor: IPB Press
Ali, Munawar. 2011. Monograf Rembesan Air Lindi (Leachate) Dampak Pada
Tanaman Pangan dan Kesehatan. Surabaya: UPN Press
PP No. 20 Tahun 1990

LAMPIRAN

Open Dumping

Salah satu armada yang ada di TPA Batu Layang (dumptruck)