Warga Negara Dan Kewarganegaraan Republi

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN”

KELOMPOK II
Ulfa Choiruna

1741143361

Ulfa Cwi Apriliani

1741143362

Uliya Hamimah

1741143363

Umi Khulsum

1741143364

Ummul Khusniyyah 1741143365


PERBANKAN SYARIAH – I J
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG

NEGARA
A. DEFINISI
 Pengertian Negara Berdasarkan Pendapat Para Ahli :
-

Roger F. Soltau : Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.

-

Georg Jellinek : Negara merupakan organisasi kekuasaan dari kelompok
manusia yang telah berdiam di suatu wilayah tertentu.

-


Prof. R. Djokosoetono : Negara adalah suatu organisasi manusia atau
kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

-

Roger H : Negara adalah sebagai alat argency atau wewenang louthority
yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atau
nama masyarakat (Soltau, 1961)

-

Harold J Lasky : Negara merupakan suatu masyarakat yang diantar
generasikan karena memiliki wewenang yang bersifat memaksa dan yang
secara syah lebih agung dari pada individu atau kelompok. Masyarakat
merupakan suatu negara manakala cara hidup yang harus ditaati baik oleh
individu atau kelompok – kelompok ditentukan oleh wewenang yang
bersifat memaksa dan mengikat (Lasky, 1947)

-


Max Weber : Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli
dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah (Weber,
1958).



Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan
yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang
memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah
tersebut, dan berdiri secara independent. Syarat primer sebuah negara adalah
memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat.
Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lai

B. FUNGSI NEGARA
1.

Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat
Negara yang sukses dan maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat
bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.


2.

Melaksanakan ketertiban
Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan damani
diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh
masyarakat.

3.

Pertahanan dan keamanan
Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari segala macam
gangguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.

4.

Menegakkan keadilan
Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai tempat warganya
meminta keadilan di segala bidang kehidupan.


C.

TUJUAN NEGARA
1. Menyelenggarakan ketertiban hukum
2. Memperluas kekuasaan
3. Mencari kesejahteraan hukum
 Beberapa pendapat para ahli mengenai tujuan sebuah negara
1. Plato
Tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia sebagai perseorangan
(Individu) atau sebagai makhluk sosial.
2.

Ibnu Arabi
Tujuan negara adalah agar manusia dapat menjalankan kehidupan baik jauh
dari sengketa atau perselisihan

3. Ibnu Khaldun
Tujuan negara adalah untuk mengusahakan kemaslahatan agama dan dunia
yang bermuara pada kepentingan akhirat


D. BENTUK NEGARA
Negara terbagi kedalam dua bentuk yaitu negara kesatuan (Uniterianisme) dan
negara serikat (Federasi).
1. Negara kesatuan
Bentuk suatu negara yang merdeka yang berdaulat dengan satu pemerintah
pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun dalam
pelaksanaannya negara kesatuan ini terbagi ke dalam dua macam yaitu :
Sentral dan Otonomi, sistem yang langsung dipimpin oleh pemerintahan pusat
model pemerintahan orde baru di bawah pimpinan presiden Soeharto.
Didesentralisan adalah kepada daerah diberikan kesempatan dan kewenangan
untuk mengurus urusan di wilayahnya sendiri, sistem itu dikenal sebagai
Otonomi daerah ata swantara.
2. Negara serikat
Negara serikat atau pederasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri
dari beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pelaksanaan dan
mekanisme pemilihannya, bentuk negara dapat di golongkan ke-3 kelompok
yaitu monarki, Oligarti dan Demokrasi.
a.

Monarki, model pemerintahan yang dipakai oleh Raja atau Ratu.


b. Oligarti, pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa
dari golongan atau kelompok tertentu.
c. Demokrasi, bentuk pemerintahan yang bersandar kepada kedaulatan rakyat
atau mendasarkan kekuasaaannya pada pilihan kehendak rakyat melalui
mekanisme pemilihan umum (Pemilu).

E. UNSUR – UNSUR NEGARA
Sebagai sebuah organisasi, negara memiliki unsur-unsur yang tidak
dimiliki oleh organisasi apapun yang ada di dalam masyarakat. Secara umum,
unsur negara ada yang bersifat konstitutif dan ada pula yang bersifat deklaratif.
Unsur konstitutif maksudnya unsur yang mutlak atau harus ada di dalam suatu
negara. Sedangkan unsur deklaratif hanya menerangkan adanya negara.
Adapun unsur-unsur negara yang bersifat konstitutif adalah harus ada
rakyat, wilayah tertentu, dan pemertintahan yang berdaulat. Ketiga unsur
tersebut bersifat konstitutif karena merupakan syarat mutlak bagi terbentuknya
negara. Apabila salah satu unsur tersebut tidak ada atau tidak lengkap, maka
tidak bisa disebut sebagai negara.
Di samping itu, terdapat pula unsur deklaratif, yakni harus ada pengakuan
dari negara lain. Unsur deklaratif ini sangatlah penting karena pengakuan dari

negara lain merupakan sebagai wujud kepercayaan negara lain untuk
mengadakan hubungan, baik hubungan bilateral maupun multilateral.
1. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa
rakyat, mustahil negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa,
“Negara tidak akan berdiri tanpa adanya sekelompok orang yang mendiami
bumi ini.”. Hal ini menimbulkan pertanyaan, berapakah jumlah penduduk
untuk membentuk sebuah negara? Plato mengatakan bahwa untuk
membentuk sebuah negara, wilayah tersebut membutuhkan 5040 penduduk.
Pendapat ini tentu saja tidak berlaku di zaman modern ini, lihat saja
populasi negara India, Amerika Serikat, Cina, Rusia, dimana negara
tersebut memiliki ratusan juta penduduk. Rakyat terdiri dari penduduk dan
bukan penduduk. Penduduk adalah semua orang yang bertujuan menetap
dalam wilayah suatu negara tertentu. Mereka yang ada dalam wilayah suatu
negara tetapi tidak bertujuan menetap, tidak dapat disebut penduduk.
Misalnya, orang yang berkunjung untuk wisata. Penduduk suatu negara
dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara. Warga
negara adalah mereka yang menurut hukum menjadi warga dari suatu

negara, sedangkan yang tidak termasuk warga negara adalah orang asing

atau disebut juga warna negara asing (WNA).
2. Wilayah
Wilayah merupakan unsur kedua, karena dengan adanya wilayah yang
didiami oleh manusia, maka negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut
tidak ditempati secara permanen oleh manusia, maka mustahil untuk
membentuk suatu negara. Bangsa Yahudi misalnya, dimana mereka tidak
mendiami suatu tempat secara permanen. Alhasil mereka tidak memiliki
tanah yang jelas untuk didiami, tapi dengan kepintaran PBB, diberikanlah
Israel sebagai negara bagian agar mereka merasa memiliki tanah.
Wilayah adalah batas wilayah di mana kekuasaan negara itu berlaku.
Wilayah suatu negara meliputi sebagai berikut:
a) Wilayah daratan, yakni meliputi seluruh wilayah aratan dengan batasbatas tertentu dengan negara lain.
b) Wilayah lautan, yakni meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan
batas-batas yang ditentukan menurut hukum internasional.
Batas-natas wilayah laut adalah sebagai berikut
a) Batas laut teritorial, ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari
garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai
suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka
garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara
tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial

disebut laut teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar
disebut laut internal.
b) Batas zona bersebelahan, ditentukan sejauh 12 mil laut di luar batas laut
teritorial, atau 24 mil laut jika diukur dari garis lurus yang ditarik dari
pantai titik terluar.
c) Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) adalah laut yang diukur dari garis
lurus yang ditarik dari pantai titik terluar sejauh 200 mil laut. Di dalam

wilayah ini, negara yang bersangkutan memiliki hak untuk mengelola
dan memanfaatkan kekayaan yang ada di dalamnya. Namun, wilayah ini
bebas untuk dilayari oleh kapal-kapal asing yang sekedar lewat saja.
d) Batas landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang batasnya
lebih dari 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan
di atas landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh
dari garis dasar masing-masing negara. Dalam wilayah laut ini negara
yang bersangkutan dapat mengelola dan memanfaatkan wilayah laut
tetapi wajib membagi keuntungan dengan masyarakat internasional.
c) Wilayah udara atau dirgantara, yakni meliputi wilayah di atas daratan
dan lautan negara yang bersangkutan.
3. Pemerintahan yang Berdaulat

Pemerintahan yang berdaulat adalah pemerintah yang mempunyai
kekuasaan baik ke dalam maupun ke luar untuk menjalankan tugas dan
wewenangnya mengatur ekonomi, sosial, dan politik suatu negara atau
bagian-bagiannya sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan.
Pemerintah sangat diperlukan dalam berdirinya suatu negara, tidak
mungkin jika negara muncul tanpa kemudian diikuti oleh berdirinya
pemerintah.
Sistem pemerintahan setiap negara berbeda-beda. Adapun pengelompokan
sistem pemerintahan tersebut, yaitu:
a. Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana
parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini
parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan
parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem
presidensiil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden
dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya

pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap
jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya
menjadi simbol kepala negara saja.
b.

Sistem Pemerintahan Presidensiil
Dalam sistem presidensil ini, presiden memiliki kekuasaan yang kuat
karena selain sebagai kepala negara, juga sebagai kepala pemerintahan
yang mengetuai kabinet (Dewan Menteri).
Salah satu contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan ini
dalaha Amerika Serikat, dimana menteri-menteri bertanggung jawab
kepada presiden, karena presiden sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. Untuk mengimbangi kekuasaan pemerintahan maka
lembaga parlemen (legeslatif) benar-benar diberi hak protes seperti hak
untuk menolak, baik perjanjian maupun pernyataan perang terhadap
negara lain.
Ciri-ciri pemerintahan presidensiil yaitu:
• Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan
sekaligus kepala negara.
• Kekuasan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat
dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
• Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat
dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan
non-departemen.
• Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasan eksekutif
presiden bukan kepada kekuasaan legislatif.
• Presiden tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.

c.

Sistem Pemerintahan Campuran

Sistem pemerintahan ini, selain memiliki presiden sebagai kepala
negara, juga memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan
untuk memimpin kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen.
Presiden tidak diberi posisi dominan dalam sistem pemerintahan.
d. Sistem Pemerintahan Proletariat
Dalam sistem ini, usaha pertama pemerintah sebenarnya juga ditujukan
untuk kepentingan rakyat banyak (kaum proletar), rakyat banyak
tersebut kemudian dihimpun dalam suatu organisasi kepartaian tunggal
(tani, buruh, pemuda, dan wanita) yang akhirnya menjadi dominasi
partai tunggal. Partai tunggal tersebut adalah partai komunis.
4.

Pengakuan dari Negara Lain

a.

Pengakuan Secara de Facto
Pengakuan secara defacto adalah pengakuan tentang kenyataan

adanya suatu negara yang dapat mengadakan hubungan dengan negara lain
yang mengakuinya. Pengakuan de facto diberikan kalau suatu negara baru
sudah memenuhi unsur konstitutif. Pengakuan de facto menurut sifatnya
dapat dibagi menjadi dua, yatiu:
• Pengakuan de facto yang bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari negara
lain terhadap suatu negara hanya menimbulkan hubungan di lapangan
perdagangan dan ekonomi (konsul). Sedangkan untuk tingkat duta belum
dapat dilaksanakan.
• Pengakuan de facto bersifat sementara. Artinya, pengakuan yang diberikan
oleh negara lain dengan tidak melihat jauh pada hari ke depan, apakah
negara itu akan mati atau akan jalan terus. Apabila negara baru tersebut
jatuh atau hancur, maka negara lain akan menarik kembali pengakuannya.

b.

Pengakuan Secara de Jure

Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan
hukum oleh negara lain dengan segala konsekuensinya. Menurut sifatnya,
pengakuan secara de jure dapat dibedakan sebagai berikut:
• Pengakuan de jure bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari negara lain
berlaku untuk selama-lamanya setelah melihat kenyataan bahwa negara baru
dalam beberapa waktu lamanya menunjukkan pemerintahan yang stabil.
• Pengakuan de jure bersifat penuh. Artinya terjadi hubungan antara negara
yang mengakui dan diakui, yang meliputi hubungan dagang, ekonomi dan
diplomatik.

KEWARGANEGARAAN
A. DEFINISI
Kewarganegaraan ialah setiap orang yang menurut undang-undang kewarganegaraan
termasuk warga negara.
Berdasarkan pada pasal berdasar UUD pasal 26 dinyatakan sebagai warga negara
adalah sebagai berikut:
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Seseorang dapat menjadi kewarganegaraan negara Indonesia karena faktorfaktor sebagai berikut :
- Karena kelahiran.
- Karena pengangkatan.
- Karena dikabulkannya permohonan.
- Karena pewarganegaraan.
- Karena perkawinan.
- Karena turut ayah dan atau ibu
3. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang undangan dan atau
berdasarkan perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku
sudah menjadi warga negara Indonesia.
Adapun bukti menjadi warga negara adalah sebagai berikut :
a. Akta kelahiran
b. Surat bukti kewarganegaraan (kutipan pernyataan sah buku catatan
pengangkatan anak asing)
c. Surat bukti kewarganegaraan (petikan keputusan Presiden) karena
permohonan atau pewarganegaraan.
d. Surat bukti kewarganegaraan (surat edaran menteri kehakiman...) karena
pernyataan

B. AZAZ KEWARGANEGARAAN
Ada dua macam sisi azaz kewarganegaraan yaitu :
1. Dari sisi kelahiran : ius soli dan ius sanguinis
- Ius soli : pedoman kewarganegaraan yang berdasarkan tempat atau daerah
kelahiran
- Ius sanguinis : berdasarkan darah atau keturunan
2. Dari sisi perkawinan : asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat serta
paradigma keluarga sebagai inti masyarakat yang tidak terpecah dan paradigma
kesamaan kedudukan suami-isteri
C. MASALAH KEWARGANEGARAAN
Masalah kewarganegaraan disini meliputi :
- Apatride
Apatride adalah adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan.
Contohnya : Anda warga negara A (ius soli) lahir di negara B (ius sanguinus) maka
Anda tidaklah menjadi warga negara A dan juga Anda tidak dapat menjadi warga
negara B. Dengan demikian Anda tidak mempunyai warga negara sama sekali.
- Bipatride
Bipatride adalah seorang penduduk yang mempunyai dua kewarganegaraan
sekaligus (kewarganegaraan rangkap).
Contohnya : Anda keturunan bangsa B (ius sanguinus) lahir di bangsa B maka Anda
dianggap sebagai warga negara B akan tetapi negara A juga menganggap warga
negaranya karena berdasarkan tempat lahir Anda

D. TUJUAN KEWARGANEGARAAN
Tujuan kewarganegaraan adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan warga Negara sadar bela Negara berlandaskan pemahaman politik
kebangsaan,
b.

Kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan

bangsa.
c. Memiki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah
air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
d.

Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpatisipasi secara

demokratis dan bertanggung jawab.
E. UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN KEWARGANEGARAAN
Pada tanggal 1 Agustus 2006, undang-undang No 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia telah diundangkan dan diberlakukan sebagai
pengganti Undang-undang No 62 Tahun 1958.
Hal-hal yang menonjol dari undang-undang diatas adalah:
1.

Sifat non-discriminatif yaitu status kewarganegaraan seseorang tidak lagi

ditentukan berdasarkan ras, keturunan, suku bangsa, agama dsb, tetapi ditentukan
berdasarkan aturan hukum.
2.

Memberi kewarganegaraan terbatas kepada:
a. Anak WNI yang lahir dan suatu perkawinan campuran.
b. Anak WNI yang berusia 5 (lima) tahun diangkat secara sah oleh WNA
berdasarkan penetapan pengadilan.
c. Anak dari pasangan WNI yang lahir di Negara yang menganut asas ius soli.
d. Anak WNI yang lahir diluar perkawinan yang sah diakui oleh ayahnya yang
WNA.

3. Member kesempatan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia kepada
anak-anak yang lahir dari suatu perkawinan campuran yang lahir sebelum
berlakunya undang-undang No 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan RI yang
belum berusia 18 tahun dan belum kawin.

4. Persamaan di depan hokum bagi perempuan dan laki-laki untuk mengajukan
pewarganegaraan.
5. Kehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri yang terikat perkawinan yang
sah tidak menyebabkan hilangnya status kewarganegaraan dari istri atau suami.
6. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia bagi seorang ayah atau ibu tidak dengan
sendirinya berlaku terhadap anaknya.