Laporan Praktik um Kul turjaringan
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perbanyakan tanaman ada beberapa macam teknik, salah satunya dengan
cara kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan suatu teknik isolassi bagian-bagian
tanaman, seperti jaringan, organ, atupun embrio, lalu dikultur pada medium buatan
yang steril sehingga bagian-bagian tanaman tersebut mampu beregenerasi dan
berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap.
Namun dalam teknik kultur jaringan seluruh alat maupun media yang digunakan
harus ada dalam keadaan yang steril. Bahkan laboratorium yang digunakan dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu ruang tidak steril, semi steril dan mutlak steril. Hal
tersebut harus diperhatikan karena mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan
kultur jaingan.
Sterilisasi pada alat-alat yang akan digunakan harus diperhatikan. Karena alat
yang tidak steril akan membawa kontaminan dari alat tersebut maupun dari benda
luar yang menempel pada alat-alat yang digunakan saat mengkulturkan jaringan.
Sehingga eksplan maupun media terkena kontaminasi bakteri maupun jamur.
Akibatnya perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan tidak berhasil. Oleh
karena itu sterilisasi peralatan sangat penting, karena menunjang keberhasilan
dalam teknik kultur jaringan.
1
B. Tujuan
Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melakukan sterilisasi peralatan
dengan menggunakan autoclave.
2
II.
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 November 2013 di
Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jenderal
Soedirman.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah gelas ukur, bunsen, erlenmeyer,
tissue, botol kultur, wrapping/seal, cawan petridis, alumunium foil, kerts paying,
pipet tetes, pH meter, pipet mikro, hand sprayer, stirrer, glass were, pinset, scalpel,
LAF, rak kultur, autoclave dan pengaduk kaca. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah air, alcohol dan deterjen.
C. Prosedur Kerja
Glass ware dan dissecting kit dicuci bersih dengan sabun, dibilas dengan air lalu
dikeringkan. Setelah kering mulut botol ditutup dengan alumunium foil, untuk
pinset dan scalpel dibungkus dengan kertas paying. Glass ware dan dissecting kit
disterilkan dengan autoclave pada suhu 120˚ C pada tekanan 17,5 psi selama 30
menit.
Selama sterilisasi dengan autoclave ditutup rapat sehingga tekanan di dalam
autoclave naik. Tekanan tinggi tersebut dipertahankan selama 30 menit dengan
3
mengecilkan api, selanjutnya katup dibuka untuk membuang uap air sehingga
tekanan akan turun hingga ke tekanan 0 psi dan dilakukan sampai 3 kali. Autoclave
dibuka dan peralatan yang sudah disterilisasi dikeluarkan. Peralatan disimpan di
tempat yang bersih.
4
III.
PEMBAHASAN
Setiap alat yang digunakan dalam praktikum yang akan digunakan dalam menanam
eksplan perlu dilakukan sterilisasi peralatan, hal ini bertujuan untuk mengurangi faktor
kontaminasi. Dengan melakukan sterilisasi diharapkan alat yang digunakan dapat steril
sehingga eklsplan yang di tanam tidak terkontaminasi akibat alat yang digunakan. Oleh
karena itu sterilisasi perlu untuk dilaksanakan dengan baik. Supaya jamur maupun
bakteri yang menempel pada alat dapat benar-benar tidak dapat tumbuh atau hidup di
alat yang akan digunakan saat akan melakukan penanaman eksplan.
Menurut Asri Insiana Putri ( 2009 ), proses sterilisasi sangat penting didalam upaya
menekan tingkat kontaminasi dan menjaga aseptisitas kultur in-vitro. Semakin lama
waktu pengujian sterilisasi ketebalan koloni bakteri akan semakin menurun. Inisial bila
kontaminan dari eksplan yang kurang sempurna dalam proses sterilisasi; laten bila
kontaminan tidak menunjukan sifat patogenik in-situ namun berkembang pada media
kultur; intoduksi bila kontaminasi berasal dari lingkungan laboratorium akibat
penanganan sterilisasi alat dan ruang yang kurang baik.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yang dilaksanakan di laboratorium
Pemuliaan Tanaman pada tanggal 28 November 2013 yaitu gelas ukur, Bunsen,
Erlenmeyer, tissue, botol kultur, wrapping/seal, cawan Petridis, alulumunium foil,
kertas paying, pipet tetes, pH meter, pipet mikro, hand sprayer, stirrer, glass were,
pinset, scalpel, LAF, rak kultur, autoclave dan pengaduk kaca. Semua alat yang
digunakan merupakan alat yang harus ada pada saat melaksanakan proses sterilisasi
5
karena alat-alat tersebut akan digunakan ketika penananam eksplan maupun sebagai
tempat eksplan untuk tumbuh. Sehingga dalam proses sterilisasi semua alat tersebut
harus ada agar proses sterilisasi dapat berlangsung dengan lancar. Dan setiap alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini memiliki fungsinya masing-masing.
Hal ini dapat dibandingkan berdasarkan penelitian Nina Marlina (2004), alat-alat
yang digunakan dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan adalah botol
kultur, pinset, cawan petri, scalpel dan mata pisaunya, lampu spiritus, autoklaf, dan
laminar. Media dan alat yang akan digunakan dalam keadaan bersih dan steril untuk
mencegah terjadinya kontaminasi. Steerilisasi media dan peralatan dilakukan dengan
menggunakan autoklaf selama 20-30 menit dengan suhu 121˚C pada tekanan 15 psi. alat
tersebut sebelumnya dibungkus memakai kertas HVS, dn diusahakan tetap terbungkus
sebelum digunakan.
Hal pertama yang dilakukan dalam melakukan sterilisasi adalah glass were dan
dissecting kit dicuci bersih dengan sabun, kemudian dukering anginkan. Kemudian
semua mulut botol kultur ditutup dengan alumunium foil sedngkan pinset dan scalpel
yand sudah di isi blade dibungkus denga kertas paying. Setelah itu glass were dan
dissecting kit dimasukan kedalam autoclave dengan tekanan 12-126˚ C dengan tekanan
17,5 psi selama 30 menit. Ketika proses sterilisasi dilaksanakan autoclave harus dalam
keadaan tertutup, agar tekanan dalam autoclave naik. Tekanan tinggi tersebut
dipertahankan selama 30 menit dengan mengecilkan api, kemudian untuk mebuang ua
air, katup dibuka. Sehingga tekanan akan turun hingga tekanan 0 psi dan hal ini
6
dilakukan sampai 3 kali. Stelah proses sterilisasi telah dilaksanakan ala-alat yang telah
di sterilisasi dimasukkan atau disimpan di tempat yang bersih.
Menurut Dewi, Nurhayati dan Purwani (2012), proses sterilisasi semua peralatan
baik alat pembuatan medium (botol kultur) maupun alat inokulasi eksplan ( cawan petri,
scalpel blade, gunting eksplan, pinset, kertas saring dan tissue) dilakukan sterilisasi.
Sterilisasi dilakukan dengan autoclave pada suhu 121˚ C tekanan 1,5 atm selama 20
menit. Laminar Air Flow (LAF) disemprot dengan alkohol 70% dan alat-alat yang
dimasukan ke dalam LAF juga harus disemprot dengan alkohol 70%. Ruang tanam
(LAF) disterilisasi dengan sinar UV selama 1 jam sebelum LAF digunakan. Ketika LAF
digunakan, sinar UV harus dimatikan dan blower dihidupkan.
Alat yang digunakan dalam praktikum memiliki fungsi dan cara kerjanya
masing-masing diantaranya:
1. Gelas ukur
Cara kerja alat ini dengan meletakkan serta menuangkann larutan
dengan ukuran yang diinginkan. Menurut Hendaryono dan Wijayani
(1994), Gelas ukur dipakai untuk manakar air suling dan bahan
kimia yang akan digunakan. Untuk pembuatan larutan sterilisasi
eksplan yaitu chlorox selalu membutuhkan gelas ukur.
7
2. Bunsen/Lampu spiritus
Cara kerja alat ini yaitu dengan menyalakan api
dengan
menggunkan
korek
api
dan
untuk
memadamkannya dapat menutup lampu tersebut dengan
tutupnya. Menurut Hendrayono dan Wijayanin (1994),
Lampu
spiritus/Bunsen
digunakan
untuk
sterilisasi
dissecting kit ( scalpel dan pinset) di dalam Laminar Air
Flow Cabinet atau dalam entkas pada saat kita
mengerjakan penanaman atau sub-kultur.
3. Erlenmeyer
Cara kerja alat ini dengan menggunakan tangan
dapat diletakkan maupun dikocok-kocok dengan tangan.
Menurut Hendrayono dan Wijayani (1994), pada kultur
jaringan
dipergunakan
untuk
tempat
ddan
sarana
menuangkan air suling maupun untuk tempat media dan
penanaman eksplan.
8
4. Tissue
Cara kerja alat ini hanya disobek dengan tangan. Untuk
membersihkan larutan yang menempel pada tangan maupun
meja dan peralatann yang berada disekitar peralatan pada saat
akan melakukan sterilisasi.
5. Botol Kultur
Alat ini berfungsi untuk media tumbuh eksplan. Botol
kultur yang telah di isi eksplan di simpan pada tempat yeng
steril dan sebelumnya botol tersebut di sterilkan dengan
menggunakan autoklaf.
6. Wrapping/seal
Alat ini berfungsi untuk pelekat alumunium foil pada
mulut botol yang digunakan sebagai media tanaman eksplan.
Cara kerja alat ini yaitu dengan cara mengulung-gulung seal
pada daerah mulut botol dengan arah memutar sampai rekat.
9
7. Cawan Petridis
Petridis biasanya digunakan untuk tatakan dalam
memotong eksplan serta menyimpan eksplan yang akan di
kulturkan. Cara kerja diletakan di LAF.
8. Alumunium foil
Alat ini biasanya digunakan untuk menutup mulut botol
kultur agar botol yang telah di sterilisasi terkontaminasi
kembali. Cara kerja alat ini dengan cara memutar alumunium
foil tersebut terhadap mulut botol.
9. Kertas payung
Cara kerja alat ini yaitu dengan membalut dengan
gerakan memutar ke seluruh permukaan alat yang akan di
sterilisasi pada autoklaf. Kertas payung biasanya di gunakan
untuk menutup seluruh permukaan alat yang akan disterilisasi
seperti Dissecting kit.
10
10.
Pipet tetes
Cara kerja alat ini yaitu dengan memencet karet
penyedot. Menutur Hendaryono dan Wijayani (1994),
Pipet tetes berfungsi untuk mngembil larutan stok dalam
pemnuatan media atau untuk memasukan larutan (enzim)
dalam pekerjaan isolasi protoplas ataupun untuk keperluan
yang lain.
11.
pH meter
Cara kerja alat ini yaitu dengan mengklaribrasi
terlebih dahulu alat yang akan digunakan di kalibrasi
sampai pH tersebut menunjukan 7 saat akan pembuatan
media. Setelah selesai di kalibrasi kemudian larutan
tersebut di ukur. Menurut Zulkarnain (2009), pH meter
digunakan unutk mengukur keasaman medium.
11
12.
Pipet mikro
Cara kerja alat ini dengan memencet press button,
akan
tetapi
tip
dimasukan
terlebih
dahulu
tanpa
menggunakan tangan. Sebelum mengambil larutan di atur
terlebih dahulu putaran sesuai kebutuhan. Setelah itu
pengambilan dilakukan dengan memncet press button
sebelum dicelupkan kelarutan sudah alat tersebut dipencet.
Dan unutk mengelurakan tip dapat melepaskan tombol
dibawah press button.
13.
Hand sperayer
Cara
kerja
alat
ini
yaitu
dengan
menekan
peneyemprot dengan jari telunjuk. Alat ini berfungsi untuk
menyemprot larutan yang berisi alkohol.
12
14.
Stirer
Cara kerja alat ini dengan memutar stir stirrer
dengan mengatur kecepatannya, gelas piala yang berisi
larutan pembuatan media diletakkan magnetic sirrer.
Menurut Zulkarnain (2009), alat ini berfungsi untuk
memasak atau memanaskan medium dalam pembuatan
media padat.
15. Gelas Piala
Berfungsi untuk menampung larutan dalam pembutan
media. Cara kerjanya hanya diletakkan di atas stirrer.
16. Pinset dan Scalpel Blade
Berfungsi unutk menjepit dan mengambil eksplan.
Cara kerja menggunakan pinset dengan menekan kedua
sisinya. Sedangkan scalpel blade berfungsi unutk
memotong eksplan. Cara kerja memotong tenaman yang
akan di kultur.
13
17. Laminar Air Flow
Cara
kerja
alat
ini
yaitu
sebagai
tempat
menumbuhkan tanaman, dengan cara menyalakan tombol
neon, blower serta meengatur kecepatan kipas blower
yang sebelumnya di sterilisasi dengan alcohol dan sinar
UV. Menurut Zulkarnain (2009), alat ini digunakan
sebagai tempat untuk menanam eksplan.
18. Rak Kultur
Berfungsi untuk menyimmpan botol yang telah
berisi eksplan sebagai penyiman eksplan selama proses
pertumbhan eksplan sebelum di lepaskan kelapangan.
19. Autoklaf
Cara kerja alat ini yaitu dengan memasukakn air
sebanyak 2 liter, kemudian dipanaskan hingga suhu 121˚ C
dan tekana 17,5 psi. keadaaan tersebut dibiarkan selama 30
menit. untuk meneluarkan uap air dapat membuka katupnya.
Menurut Hendaryono dan Wijayanti (1994), alat ini
digubakan sebagai alat sterilisasi peralatan maupun media.
14
20. Penaduk kaca
Berfungsi untuk mengaduk larutan agar tercampur dn
merata ( homogen). Cara kerjanya diputar-putar dengan
tangan.
15
IV.
KESIMPULAN
Setiap alat yang akan digunakan dalam penanaman eksplan harus di sterilisaasi
terlebih dahulu. Guna meminimlisir terkena kontaminasi oleh karena itu perlu di
lakukan sterilisasi alat. Setiap alat yang digunakan memiliki fungsi serta cara kerjanya
masing-masing.
16
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perbanyakan tanaman ada beberapa macam teknik, salah satunya dengan
cara kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan suatu teknik isolassi bagian-bagian
tanaman, seperti jaringan, organ, atupun embrio, lalu dikultur pada medium buatan
yang steril sehingga bagian-bagian tanaman tersebut mampu beregenerasi dan
berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap.
Namun dalam teknik kultur jaringan seluruh alat maupun media yang digunakan
harus ada dalam keadaan yang steril. Bahkan laboratorium yang digunakan dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu ruang tidak steril, semi steril dan mutlak steril. Hal
tersebut harus diperhatikan karena mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan
kultur jaingan.
Sterilisasi pada alat-alat yang akan digunakan harus diperhatikan. Karena alat
yang tidak steril akan membawa kontaminan dari alat tersebut maupun dari benda
luar yang menempel pada alat-alat yang digunakan saat mengkulturkan jaringan.
Sehingga eksplan maupun media terkena kontaminasi bakteri maupun jamur.
Akibatnya perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan tidak berhasil. Oleh
karena itu sterilisasi peralatan sangat penting, karena menunjang keberhasilan
dalam teknik kultur jaringan.
1
B. Tujuan
Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melakukan sterilisasi peralatan
dengan menggunakan autoclave.
2
II.
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 November 2013 di
Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jenderal
Soedirman.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah gelas ukur, bunsen, erlenmeyer,
tissue, botol kultur, wrapping/seal, cawan petridis, alumunium foil, kerts paying,
pipet tetes, pH meter, pipet mikro, hand sprayer, stirrer, glass were, pinset, scalpel,
LAF, rak kultur, autoclave dan pengaduk kaca. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah air, alcohol dan deterjen.
C. Prosedur Kerja
Glass ware dan dissecting kit dicuci bersih dengan sabun, dibilas dengan air lalu
dikeringkan. Setelah kering mulut botol ditutup dengan alumunium foil, untuk
pinset dan scalpel dibungkus dengan kertas paying. Glass ware dan dissecting kit
disterilkan dengan autoclave pada suhu 120˚ C pada tekanan 17,5 psi selama 30
menit.
Selama sterilisasi dengan autoclave ditutup rapat sehingga tekanan di dalam
autoclave naik. Tekanan tinggi tersebut dipertahankan selama 30 menit dengan
3
mengecilkan api, selanjutnya katup dibuka untuk membuang uap air sehingga
tekanan akan turun hingga ke tekanan 0 psi dan dilakukan sampai 3 kali. Autoclave
dibuka dan peralatan yang sudah disterilisasi dikeluarkan. Peralatan disimpan di
tempat yang bersih.
4
III.
PEMBAHASAN
Setiap alat yang digunakan dalam praktikum yang akan digunakan dalam menanam
eksplan perlu dilakukan sterilisasi peralatan, hal ini bertujuan untuk mengurangi faktor
kontaminasi. Dengan melakukan sterilisasi diharapkan alat yang digunakan dapat steril
sehingga eklsplan yang di tanam tidak terkontaminasi akibat alat yang digunakan. Oleh
karena itu sterilisasi perlu untuk dilaksanakan dengan baik. Supaya jamur maupun
bakteri yang menempel pada alat dapat benar-benar tidak dapat tumbuh atau hidup di
alat yang akan digunakan saat akan melakukan penanaman eksplan.
Menurut Asri Insiana Putri ( 2009 ), proses sterilisasi sangat penting didalam upaya
menekan tingkat kontaminasi dan menjaga aseptisitas kultur in-vitro. Semakin lama
waktu pengujian sterilisasi ketebalan koloni bakteri akan semakin menurun. Inisial bila
kontaminan dari eksplan yang kurang sempurna dalam proses sterilisasi; laten bila
kontaminan tidak menunjukan sifat patogenik in-situ namun berkembang pada media
kultur; intoduksi bila kontaminasi berasal dari lingkungan laboratorium akibat
penanganan sterilisasi alat dan ruang yang kurang baik.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yang dilaksanakan di laboratorium
Pemuliaan Tanaman pada tanggal 28 November 2013 yaitu gelas ukur, Bunsen,
Erlenmeyer, tissue, botol kultur, wrapping/seal, cawan Petridis, alulumunium foil,
kertas paying, pipet tetes, pH meter, pipet mikro, hand sprayer, stirrer, glass were,
pinset, scalpel, LAF, rak kultur, autoclave dan pengaduk kaca. Semua alat yang
digunakan merupakan alat yang harus ada pada saat melaksanakan proses sterilisasi
5
karena alat-alat tersebut akan digunakan ketika penananam eksplan maupun sebagai
tempat eksplan untuk tumbuh. Sehingga dalam proses sterilisasi semua alat tersebut
harus ada agar proses sterilisasi dapat berlangsung dengan lancar. Dan setiap alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini memiliki fungsinya masing-masing.
Hal ini dapat dibandingkan berdasarkan penelitian Nina Marlina (2004), alat-alat
yang digunakan dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan adalah botol
kultur, pinset, cawan petri, scalpel dan mata pisaunya, lampu spiritus, autoklaf, dan
laminar. Media dan alat yang akan digunakan dalam keadaan bersih dan steril untuk
mencegah terjadinya kontaminasi. Steerilisasi media dan peralatan dilakukan dengan
menggunakan autoklaf selama 20-30 menit dengan suhu 121˚C pada tekanan 15 psi. alat
tersebut sebelumnya dibungkus memakai kertas HVS, dn diusahakan tetap terbungkus
sebelum digunakan.
Hal pertama yang dilakukan dalam melakukan sterilisasi adalah glass were dan
dissecting kit dicuci bersih dengan sabun, kemudian dukering anginkan. Kemudian
semua mulut botol kultur ditutup dengan alumunium foil sedngkan pinset dan scalpel
yand sudah di isi blade dibungkus denga kertas paying. Setelah itu glass were dan
dissecting kit dimasukan kedalam autoclave dengan tekanan 12-126˚ C dengan tekanan
17,5 psi selama 30 menit. Ketika proses sterilisasi dilaksanakan autoclave harus dalam
keadaan tertutup, agar tekanan dalam autoclave naik. Tekanan tinggi tersebut
dipertahankan selama 30 menit dengan mengecilkan api, kemudian untuk mebuang ua
air, katup dibuka. Sehingga tekanan akan turun hingga tekanan 0 psi dan hal ini
6
dilakukan sampai 3 kali. Stelah proses sterilisasi telah dilaksanakan ala-alat yang telah
di sterilisasi dimasukkan atau disimpan di tempat yang bersih.
Menurut Dewi, Nurhayati dan Purwani (2012), proses sterilisasi semua peralatan
baik alat pembuatan medium (botol kultur) maupun alat inokulasi eksplan ( cawan petri,
scalpel blade, gunting eksplan, pinset, kertas saring dan tissue) dilakukan sterilisasi.
Sterilisasi dilakukan dengan autoclave pada suhu 121˚ C tekanan 1,5 atm selama 20
menit. Laminar Air Flow (LAF) disemprot dengan alkohol 70% dan alat-alat yang
dimasukan ke dalam LAF juga harus disemprot dengan alkohol 70%. Ruang tanam
(LAF) disterilisasi dengan sinar UV selama 1 jam sebelum LAF digunakan. Ketika LAF
digunakan, sinar UV harus dimatikan dan blower dihidupkan.
Alat yang digunakan dalam praktikum memiliki fungsi dan cara kerjanya
masing-masing diantaranya:
1. Gelas ukur
Cara kerja alat ini dengan meletakkan serta menuangkann larutan
dengan ukuran yang diinginkan. Menurut Hendaryono dan Wijayani
(1994), Gelas ukur dipakai untuk manakar air suling dan bahan
kimia yang akan digunakan. Untuk pembuatan larutan sterilisasi
eksplan yaitu chlorox selalu membutuhkan gelas ukur.
7
2. Bunsen/Lampu spiritus
Cara kerja alat ini yaitu dengan menyalakan api
dengan
menggunkan
korek
api
dan
untuk
memadamkannya dapat menutup lampu tersebut dengan
tutupnya. Menurut Hendrayono dan Wijayanin (1994),
Lampu
spiritus/Bunsen
digunakan
untuk
sterilisasi
dissecting kit ( scalpel dan pinset) di dalam Laminar Air
Flow Cabinet atau dalam entkas pada saat kita
mengerjakan penanaman atau sub-kultur.
3. Erlenmeyer
Cara kerja alat ini dengan menggunakan tangan
dapat diletakkan maupun dikocok-kocok dengan tangan.
Menurut Hendrayono dan Wijayani (1994), pada kultur
jaringan
dipergunakan
untuk
tempat
ddan
sarana
menuangkan air suling maupun untuk tempat media dan
penanaman eksplan.
8
4. Tissue
Cara kerja alat ini hanya disobek dengan tangan. Untuk
membersihkan larutan yang menempel pada tangan maupun
meja dan peralatann yang berada disekitar peralatan pada saat
akan melakukan sterilisasi.
5. Botol Kultur
Alat ini berfungsi untuk media tumbuh eksplan. Botol
kultur yang telah di isi eksplan di simpan pada tempat yeng
steril dan sebelumnya botol tersebut di sterilkan dengan
menggunakan autoklaf.
6. Wrapping/seal
Alat ini berfungsi untuk pelekat alumunium foil pada
mulut botol yang digunakan sebagai media tanaman eksplan.
Cara kerja alat ini yaitu dengan cara mengulung-gulung seal
pada daerah mulut botol dengan arah memutar sampai rekat.
9
7. Cawan Petridis
Petridis biasanya digunakan untuk tatakan dalam
memotong eksplan serta menyimpan eksplan yang akan di
kulturkan. Cara kerja diletakan di LAF.
8. Alumunium foil
Alat ini biasanya digunakan untuk menutup mulut botol
kultur agar botol yang telah di sterilisasi terkontaminasi
kembali. Cara kerja alat ini dengan cara memutar alumunium
foil tersebut terhadap mulut botol.
9. Kertas payung
Cara kerja alat ini yaitu dengan membalut dengan
gerakan memutar ke seluruh permukaan alat yang akan di
sterilisasi pada autoklaf. Kertas payung biasanya di gunakan
untuk menutup seluruh permukaan alat yang akan disterilisasi
seperti Dissecting kit.
10
10.
Pipet tetes
Cara kerja alat ini yaitu dengan memencet karet
penyedot. Menutur Hendaryono dan Wijayani (1994),
Pipet tetes berfungsi untuk mngembil larutan stok dalam
pemnuatan media atau untuk memasukan larutan (enzim)
dalam pekerjaan isolasi protoplas ataupun untuk keperluan
yang lain.
11.
pH meter
Cara kerja alat ini yaitu dengan mengklaribrasi
terlebih dahulu alat yang akan digunakan di kalibrasi
sampai pH tersebut menunjukan 7 saat akan pembuatan
media. Setelah selesai di kalibrasi kemudian larutan
tersebut di ukur. Menurut Zulkarnain (2009), pH meter
digunakan unutk mengukur keasaman medium.
11
12.
Pipet mikro
Cara kerja alat ini dengan memencet press button,
akan
tetapi
tip
dimasukan
terlebih
dahulu
tanpa
menggunakan tangan. Sebelum mengambil larutan di atur
terlebih dahulu putaran sesuai kebutuhan. Setelah itu
pengambilan dilakukan dengan memncet press button
sebelum dicelupkan kelarutan sudah alat tersebut dipencet.
Dan unutk mengelurakan tip dapat melepaskan tombol
dibawah press button.
13.
Hand sperayer
Cara
kerja
alat
ini
yaitu
dengan
menekan
peneyemprot dengan jari telunjuk. Alat ini berfungsi untuk
menyemprot larutan yang berisi alkohol.
12
14.
Stirer
Cara kerja alat ini dengan memutar stir stirrer
dengan mengatur kecepatannya, gelas piala yang berisi
larutan pembuatan media diletakkan magnetic sirrer.
Menurut Zulkarnain (2009), alat ini berfungsi untuk
memasak atau memanaskan medium dalam pembuatan
media padat.
15. Gelas Piala
Berfungsi untuk menampung larutan dalam pembutan
media. Cara kerjanya hanya diletakkan di atas stirrer.
16. Pinset dan Scalpel Blade
Berfungsi unutk menjepit dan mengambil eksplan.
Cara kerja menggunakan pinset dengan menekan kedua
sisinya. Sedangkan scalpel blade berfungsi unutk
memotong eksplan. Cara kerja memotong tenaman yang
akan di kultur.
13
17. Laminar Air Flow
Cara
kerja
alat
ini
yaitu
sebagai
tempat
menumbuhkan tanaman, dengan cara menyalakan tombol
neon, blower serta meengatur kecepatan kipas blower
yang sebelumnya di sterilisasi dengan alcohol dan sinar
UV. Menurut Zulkarnain (2009), alat ini digunakan
sebagai tempat untuk menanam eksplan.
18. Rak Kultur
Berfungsi untuk menyimmpan botol yang telah
berisi eksplan sebagai penyiman eksplan selama proses
pertumbhan eksplan sebelum di lepaskan kelapangan.
19. Autoklaf
Cara kerja alat ini yaitu dengan memasukakn air
sebanyak 2 liter, kemudian dipanaskan hingga suhu 121˚ C
dan tekana 17,5 psi. keadaaan tersebut dibiarkan selama 30
menit. untuk meneluarkan uap air dapat membuka katupnya.
Menurut Hendaryono dan Wijayanti (1994), alat ini
digubakan sebagai alat sterilisasi peralatan maupun media.
14
20. Penaduk kaca
Berfungsi untuk mengaduk larutan agar tercampur dn
merata ( homogen). Cara kerjanya diputar-putar dengan
tangan.
15
IV.
KESIMPULAN
Setiap alat yang akan digunakan dalam penanaman eksplan harus di sterilisaasi
terlebih dahulu. Guna meminimlisir terkena kontaminasi oleh karena itu perlu di
lakukan sterilisasi alat. Setiap alat yang digunakan memiliki fungsi serta cara kerjanya
masing-masing.
16