LAPORAN PRAKTIKUM BIOGEOGRAFI VEGETASI D

LAPORAN
PRAKTIKUM BIOGEOGRAFI
VEGETASI DAN POPULASI SAMPLING
DI GROJOGAN SEWU, TAWANGMANGU, KARANGANYAR

Laporan terstruktur ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Biogeografi
Dosen Pengampu : Dr. Mohammad Gamal Rindarjono, M.Si
Disusun Oleh:
Enrico Fahmi Annuri
Albertus Erico Jerry K N
Anggita Puspitosari
Cikal Lembayu
Efi Indrajati
Grizka Luthfiah P
Kaana Munawaroh
Linda Nurmalasari
Muhammad Daito Daka D
Novia Rizki
Shenina Putri P
Rina Trie N
Vidia Cendana Wangi


(K5412029)
(K5415005)
(K5415010)
(K5415015)
(K5415020)
(K5415025)
(K5415030)
(K5415032)
(K5415037)
(K5415043)
(K5415053)
(K5415048)
(K5415058)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuni-Nya
penulis dapat menyusun laporan praktikum ini dengan lancar. Praktikum ini disusun sebagai
tugas praktikum mata kuliah Biogeografi.
Dalam penulisan laporan praktikum ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, khususnya
kepada :
1. Bapak Dr. Mohammad Gamal Rindarjono, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah
Biogeografi yang memberikan tugas praktikum ini
2. Kakak Asisten dosen yang telah mendampingi dan membagi ilmu pengetahuannya dalam
kegiatan praktikum di Grojogansewu Tawangmangu
3. Rekan-rekan kelompok Biogeografi kelompok A, Pendidikan Geografi 2015
4. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini
Saya selaku penulis telah menyusun laporan praktikum ini dengan berusaha sebaikbaiknya menyusun laporan praktikum ini. Akan tetapi, saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
laporan praktikum ini masih terdapat beberapa kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan praktikum

ini.
Surakarta, Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar isi.................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.......................................................................................................Latar Belakang

1

1.2..................................................................................................Rumusan Masalah

3

1.3....................................................................................................................Tujuan


3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pengindraan jauh............................................................................4
2.2. Pengertian Citra Alos......................................................................................11
2.3. Pengertian Citra Landsat.................................................................................12
2.4. Pengertian Pesisir............................................................................................12
2.5. Pengertian Abrasi............................................................................................12
2.6. Pengertian penutupan lahan ...........................................................................14
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Tahap persiapan .............................................................................................15
3.2. Tahap Pengolahan data ..................................................................................15
3.3. Tahap analisis dan uji akurasi.........................................................................19
3.4. Tahap Kerja Lapangan ...................................................................................19
3.5. Tahap Penyusunan basis data.........................................................................19
3.6. Tahap Pembuatan Laporan.............................................................................19
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Letak Kabupaten Demak ................................................................................20
4.2. Kependudukan Kabupaten Demak.................................................................20


4.3. Pemanfaatan sungai-sungai di Kab Demak....................................................21
4.4. jenis citra satelit yang digunakan penelitian...................................................21
4.5. Perubahan penggunaan lahan di Kab Demak.................................................22
4.6. Perubahan Garis Pantai Kab Demak 1999-2006............................................25
4.7. Pemanfaatan PJ untuk analisis perubahan garis pantai Semarang-Demak.....25
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan ....................................................................................................26
Daftar Pustaka
Lampiran

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Praktikum merupakan suatu pembelajaran dengan mahasiswa melakukan percobaan
dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Praktikum memiliki kelebihan tersendiri
dengan metode pembelajaran yang lainnya, yaitu: mahasisiswa langsung memperoleh
pengalaman dan keterampilan dalam melakukan praktikum, mempertinggi partisipasi
mahasiswa baik secara individu maupun kelompok, mahasiswa belajar berfikir melalui
prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar mempratekkan prosedur kerja berdasarkan metode
ilmiah (Djamarah, 2010). Pembelajaran dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai

seluruh ranah pengetahuan secara bersamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan
pada permasalahan yang nyata (kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri
(afektif), dan melatih penggunaan instrumen tertentu (psikomotor) (Rahayuningsih, 2005).
Praktikum Biogeografi ini dilakukan atas tugas yang diberikan oleh Bapak Gamal selaku
dosen mata kuliah Biogeografi. Dalam praktikum ini mahasiswa diminta untuk menghitung
jumlah populasi kera ekor panjang dan pemetaan vegetasi sampling di Grojogan Sewu,
Tawangmangu, Karanganyar. Praktikum ini dibagi menjadi 6 kelompok tiap kelompok
beranggotakan 10-12 orang dan 1 orang asisten dosen sebagai pembimbing dalam praktikum
populasi dan vegetasi sampling.

1.2.

Tujuan
1. Untuk mengetahui kepadatan populasi monyet ekor panjang di Wisata Alam Grojogan
Sewu, Karanganyar.
2. Untuk mengetahui kerapatan vegetasi di Wisata Alam Grojogan Sewu, Karanganyar.

BAB II
DASAR TEORI
1.1.


Dasar Teori
1. Studi Lapangan
Studi lapangan (Field study) adalah metode pembelajaran melalui pengumpulan
data secara langsung dengan pengamatan, wawancara, mencatat atau mengajukan
pertanyaan – pertanyaan ( Nigel Bevan dan Tomer Sharon, 2009 ). Dalam studi
lapangan ada beberapa teknik yang bisa digunakan dalam mengumpulkan data yaitu
observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Observasi adalah mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diteliti.
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi dari obyek yang kita amati. Dalam
pengamatan kali ini kita dapat mengamati kelakuan monyet-monyet yang ada di
Wisata Alam Grojogan Sewu. Setelah kita mengamati kelakuan seperti apa saja yang
dilakukan oleh monyet-monyet disana, kita dapat menganalisis aktivitas apa yang
sering dilakukan monyet disana dan bagaimana karakteristik monyet di Wisata Alam
Grojogan Sewu serta bagaimana perbedaan monyet-monyet disana dengan jenis
monyet yang lain.
Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologis karena bentuknya
yang berasal dari interaksi verbal antara peneliti dan koresponden dan juga cara yang
paling baik untuk menentukan kenapa seseorang bertingkah laku, dengan
menanyakan secara langsung ( Black & Champion, 1992 : 305). Dalam pengamatan

ini tidak dilakukan teknik wawancara karena pengamatan ini hanya bertujuan untuk
mengamati kelakuan Macaca Fascicularis di Wisata Alam Grojogan Sewu saat tepat
dilakukannya pengamatan.
Studi dokumentasi adalah merupakan sejumlah bahan bukti yang terekam/tercatat
yang memperlihatkan karakteristik-karakteristik dari sebagian atau semua dari suatu
sistem manajemen, termasuk di dalamnya : seluruh berkas bahan bukti tentang
pilihan-pilihan ataupun keputusan-keputusan yang pernah dibuat sebelumnya selama
pengkajian suatu sistem ( Mc Donough dan Garret, 1992 : 2 ). Berdasarkan
pengertian tersebut studi dokumentasi dapat diartikan sebagai pencatatan atau

perekaman suatu peristiwa atau obyek yang dilanjutkan dengan pengelolaan data
tersebut sehingga menjadi suatu berkas/bukti yang dapat digunakan dalam
penyusunan laporan dan sebagai pelengkap serta bukti terhadap kredibilitas data
laporan tersebut. Dalam pengamatan di Wisata Alam Grojogan Sewu juga dilakukan
dokumentasi terhadap obyek yang diamati seperti pengambilan gambar terhadap
obyek baik aktivitas monyet dan pengamatan jenis vegetasi serta proses
berlangsungnya pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Selain dari pengambilan
gambar ada juga perekaman video dalam pengamatan yang dapat digunakan dalam
penyusunan laporan.
2. Metode Transek

Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan dipelajari/diselidiki.
Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan vegatasi dan perubahan lingkungan
atau untuk mengetahui jenis vegetasi yang ada dalam suatu lahan tertentu secara cepat
( Marno, 2014 : 7 ). Metode transek ada dua jenis yaitu transek sabuk dan transek
garis. Dalam pengamatan ini menggunakan transek sebagai berikut
a. Transek Squared Line
Metode Penelitian ini menggunakan metode garis berpetak (Squared Line)
berbentuk bujur sangkar, dilakukan dengan cara menarik garis lurus
memotong garis kontur. Jarak antara plot pengamatan dibuat secara sistematis
berdasarkan perbedaan struktur vegetasinya dengan jarak 10 m dan jarak
antara jalur 200 m. Di dalam plot pengamatan dibuat petak ukur 20 x 20 m
untuk pohon, 10 x 10 m untuk pancang dan 5 m x 5 m untuk semai dan
tumbuhan bawah, data y Aqq

ang terkumpul dari hasil pengamatan di

lapangan, selanjutnya di analisis menurut Soerinegara dan Indrawan (1982)
dalam Ramli (2003) sebagai berikut :
Jumlah individu suatu jenis
Kerapatan=

Luas seluruh petak
Kerapatan suatu jenis
Kerapatan Relatif =
× 100 %
Keraptan seluruh jenis
Dominasi=

Luas bidang dasar dasar suatu jenis
Luas seluruh petak

Dominasi Relatif =

Dominasi suatu jenis
× 100 %
Dominasi seluruh jenis

BAB III
METODE PRATIKUM
3.1.


Waktu dan Tempat
Pratikum ini dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2016 di Wisata Alam Grojogan
Sewu. Pelaksanaan pratikum dimulai pada pukul 09.32 – 12.00 WIB.
Grojogan Sewu merupakan salah satu air terjun yang berada di Provinsi Jawa Tengah,
tepatnya

terletak

di

Desa

Tawangmangu,

Kecamatan

Tawangmangu,

Kabupaten

Karanganyar yang terdapat di lereng Gunung Lawu. Grojogan Sewu terletak pada koordinat
geografis 07040'46,62" S - 11108'11,21"E dan sekitar 27 km di sebelah timur Kota
Karanganyar. Air terjun Grojogan Sewu merupakan bagian dari Hutan Wisata Grojogan
Sewu yang memiliki ketinggian ± 81 m dan airnya berasal dari Kali Samin.
Sedangkan Hutan Wisata Grojogan Sewu memiliki luas 20 Ha dengan berbagai jenis
pohon hutan yang tumbuh dan dihuni oleh sekelompok kera jinak.Wisata Alam Grojogan
Sewu juga difungsikan sebagai kawasan konservasi yang telah memberikan banyak manfaat
bagi pemerintah dan aktivitas perekonomian setempat khususnya sebagai lokasi pariwisata
alam. Dengan demikian Hutan Wisata Grojogan Sewu ini memiliki berbagai fasilitas yang
ditawarkan kepada pengunjung yang datang agar para pengunjung merasa nyaman seperti
Taman Binatang Hutan, kolam renang, tempat istirahat, kios makanan, kios buah-buahan dan
cinderamata, mushola dan MCK. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Hariadi Siswantoro dari Universitas Diponegoro, Semarang bahwa hampir 60%
wisatawan menyukai kelengkapan sarana prasarana wisata, kebersihan dan pengelolaan
sampah ( Hariadi Siswantoro,2012 : 104).
3.2.

Alat dan Bahan
1. Alat
a. Meteran
b. GPS
c. Gunting
d. ATK

e. Alas
2. Bahan
a. Rafia
3.3.

Prosedur Kerja
1.

Menghitung Kepadatan Vegetasi
a. Membuat petak dengan ukuran 2×2 m, 5×5 m, 10×10 m dan 20×20 m.
b. Setiap sudut petak ditandai dengan satu orang dalam kelompok untuk
mempermudah batasan area yang diamati.
c. Mengidentifikasi setiap vegetasi dalam satu petak kedalam kategori-kategori yang
telah ditentukan ( semai, pancang, tiang dan pohon ) yang kemudian diberi
penomoran. Pengidentifikasian dilakukan sesuai dengan teori yang telah didapat
seperti dalam petak yang berukuran 2×2 m mempunyai ciri-ciri vegetasi yang
ketinggiannya ≤ 1,5 m yang termasuk kategori semai (seedling). Dengan
demikian mahasiswa harus memahami ciri karakteristik setiap satuan petak agar
tidak salah identifikasi vegetasi. Sedangkan, penomoran dilakukan agar
mempermudah dalam penghitungan jumlah jenis vegetasi dalam satu petak dan
meminimalisir penghitungan ganda.
d. Mengukur ketinggian dan diameter setiap jenis tanaman di dalam satu transek
tersebut.
e. Setelah mengkur ketinggian dan diameter
f. Mencatat semua hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan.

2.

Menghitung Kepadatan Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis)
a. Membuat transek berdasarkan luasan area 100 m yang kemudian transek ini akan
menjadi satu grub wilayah.
b. Mencatat waktu dimulainya pengamatan dari titik start ( titik start dalam
pengamatan ini adalah setelah masuk dalam pintu masuk Wisata Alam Grojogan
Sewu).
c. Mencatat waktu setelah menemukan satu grub monyet yang ditemui dan mencari
titik koordinat lokasi tersebut.
d. Menghitung jumlah monyet yang ditemui dalam satu grub tersebut.

e. Mengamati aktivitas setiap monyet yang ditemui dan diklasifikasikan dalam
berbagai jenis aktivitas yang telah disediakan seperti sleep, inactive, locomotion,
eat, groom, play dan other. Sambil mengamati juga dilakukan penghitungan ada
berapa ekor monyet yang melakukan aktivitas yang sama. Hal ini dilakukan
dalam 1 menit dan dilakukan secara berulang-ulang selama 10 menit per grub
yang ditemui.
f. Mencatat semua hasil pengamatan aktivitas monyet dan penghitungan jumlah
monyet di lapangan.
g. Mencatat waktu berakhirnya pengamatan dan penghitungan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Pengamatan
1. Hasil Pengamatan Vegetasi
a. Kategori Semai (Seedling)
No
1.

Nama Vegetasi
Sintrong ( Crassocephalum

Jumlah
11

2.
3.

crepidioides )
Kaliandra ( Caliandra calothyrsus )
Rumput Sintrong (Crassocephalum

8
9

4.
5.
6.
7.

crepidioides )
Stevia ( Stevia rebaudiana )
Peterseli ( Petroselinum crispum )
Paku Sayur ( Athyrium sp. )
Pohon Serut ( Streblus asper )

13
5
Banyak
6

b. Kategori Pancang (Sapling)
No
1.
2.
3.
4.

Nama Vegetasi
Andong ( Cordyline fruticosa )
Pohon Tanjung (Mimusops elengi )
Lamtoro ( Leucaena leucocephala )

Jumlah
2
5
1
2

Adiantum jordanii
c. Kategori Tiang (Pole)
No
1.
2.

Nama Vegetasi
Tumbuhan X
Lo Han Kuo ( Momordica grosvenori )

Jumlah
1
1

d. Kategori Pohon (Tree)
No
1.

Nama Vegetasi
Pohon Pinus

Jumlah
6

2.

Tumbuhan X1

1

Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Kerapatan Spesies=

Jumlah Spesies
Luas Petak /m2

Kerapatan Relatif =

Kerapatan Spesies A
× 100 %
Kerapatan seluruh spesies

Keterangan :
Kerapatan spesies dihitung dengan membagi antara jumlah spesies yang berhasil
diamati dengan luasan area yang dipetakan. Dalam pengamatan ini mengambil
ukuran petak 20 × 20 m, sehingga luasan petak yang digunakan dalam rumus ini
adalah 400 m atau 4 m2. Sedangkan untuk kerapatan relatif diperoleh dengan
membagi antara kerapatan suatu spesies tertentu dengan kerapatan seluruh
spesies. Kerapatan seluruh spesies ini didapat dengan menjumlah seluruh
kerapatan spesies yang dihitung dengan rumus kerapatan spesies.
Dengan menghitung kedua rumus diatas diperoleh data sebagai berikut :
No

Nama Vegetasi

Kerapatan Spesies

Kerapatan Relatif

(/m2)

(%)

1.

Sintrong ( Crassocephalum

2.75

15.06

2.

crepidioides )
Kaliandra
(

2

10.95

3.

calothyrsus )
Rumput

Caliandra

Sintrong 2.25

12.32

(Crassocephalum
4.
5.

crepidioides )
Stevia ( Stevia rebaudiana )
Peterseli ( Petroselinum

3.25
1.25

17.8
6.84

6.
7.

crispum )
Paku Sayur ( Athyrium sp. )
Pohon Serut ( Streblus asper

2

10.95

8.

)
Andong

0.5

2.73

(

Cordyline

9.

fruticosa )
Pohon Tanjung (Mimusops

1.25

1.84

10.

elengi )
Lamtoro

Leucaena

0.25

1.36

11.
12.
13.

leucocephala )
Adiantum jordanii
Tumbuhan X
Lo Han Kuo ( Momordica

0.5
0.25
0.25

2.73
1.36
1.36

grosvenori )
Pohon Pinus
Tumbuhan X1
JUMLAH

1.5
0.25
18.25

8.21
1.36
99.86

14.
15.

(

2. Hasil Pengamatan Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis)
No

Grub

Jumlah

1.

1

Individu
88

49S 514191mT 9153129 mU

09.33 WIB

2.

2

194

49S 514307 mT 9153242 mU

10.10 WIB

3.

3

52

49S 514306 mT 9153237 mU

11.58 WIB

Jumlah Individu

Posisi

334

Group name

:1

Location

: 49S 514191mT 9153129 mU

Date/time

: Dec, 10th 2016/09.33 p.m.

No
1.
2.

Time
1'
2'

Sleep
-

Waktu

Inactiv

Locomotio

e

n

3
2

1

Eat

Groo

Play

Other

Jumla

m
-

-

h
-

-

3
3

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10

3'
4'
5'
6'
7'
8'
9'
10'

-

3
2
2
1
1
2

3
2
2
2
2
1
-

1
-

1
1

2
2
2
2

1
1
-

5
5
5
6
4
3
3
5

Eat

Groom

Play

Other

Jumla

.

Group name

:2

Location

: 49S 514307 mT 9153242 mU

Date/time

: Dec, 10th 2016/10.10 p.m.

No Time
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

1'
2'
3'
4'
5'
6'
7'
8'
9'
10'

Sleep
-

Inactiv

Locomotio

e

n

13
7
11
2
4
4
6
5
3
5

-

11
14
5
5
6
4
2
3
2
2

1
3
2
1
1
1
3

Group name

:3

Location

: 49S 514306 mT 9153237 mU

Date/time

: Dec, 10th 2016/11.58 p.m.

No Time

Sleep

Inactiv

1.
2.
3.

-

1
1
1

Locomotio

e
1'
2'
3'

h

Eat

1
1
1
1
4
2

7
4
2
1
1
3
1
-

2
1
2
3
1
1
1

26
30
24
13
15
10
10
14
11
13

Groom

Play

Other

Jumla

1
-

2
-

-

5
4
4

n
1
1
2

h
1
1
1

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

4'
5'
6'
7'
8'
9'
10'

-

2
1
1
-

2
2
1
2
4
2
1

2
1
2
1
1
-

-

-

-

4
5
4
3
5
3
1

Dari data yang telah dapat diatas, dicari rata-rata per grub dan kepadatan grub
serta kepadatan individu populasi monyet di Wisata Alam Grojogan Sewu dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Rata−rata per grub=
Kepadatan Grup=

total monyet
total grub

JumlahGrub
Luas Area ( km2 )

Kepadatan Individu=

Jumlah Individu
Luas Area( km2)

Keterangan :
Jumlah Grub : Banyaknya grub yang ditemui dalam area pengamantan
: Luasnya wilayah Wisata Alam Grojogan Sewu yaitu 0,2 km2

Luas Area

Berikut adalah penghitungan dari rumus diatas :
Rata−rata per grub=

¿

total monyet
total grub

334
3

¿ 111,34
Kepadatan Grup=

JumlahGrub
Luas Area ( km2 )

¿

3
o .2

¿ 15 grub/km 2
Kepadatan Individu=

¿

Jumlah Individu
Luas Area( km2)

334
0.2

¿ 1670 monyet /km 2
4.2. Pembahasan
1. Kerapatan Vegetasi
Pratikum ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kerapatan tumbuhan di suatu
tempat. Lokasi yang dipilih dalam pengamatan ini adalah Wisata Alam Grojogan Sewu
yang

terletak

di

Desa

Tawangmangu,

Kecamatan

Tawangmangu,

Kabupaten

Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Wisata Alam Grojogan Sewu ini terletak di lereng
Gunung Lawu sehingga vegetasi yang tumbuh bersifat heterogen. Oleh karena itu, Wisata
Alam Grojogan Sewu digunakan sebagai wilayah konservasi yang sekaligus dapat
meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat sekitar melalui bidang pariwisatanya.
Wisata Alam Grojogan Sewu merupakan kawasan pelestarian alam yang berada pada
koordinat geografis 07040'46,62" S - 11108'11,21"E. Status awal kawasan ini sebelum
ditetapkan menjadi taman wisata alam adalah sebagai hutan produksi dengan komposisi
tanaman pinus ( Pinus merkusii ) hampir 90% yang merupakan tanaman pada tahun 1952
sedangkan sisanya berupa hutan alam. Wisata Alam Grojogan Sewu ditunjuk sebagai
kawasan taman wisata alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
264/Kpts/Um/10/1968 tanggal 12 Oktober 1968 dengan luas 64,30 hektar. Peta lokasi
ditunjukkan pada lampiran 1. Pengusahaan Pariwisata Alam di kawasan ini dilakukan
oleh PT Duta Indonesia Djaya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
305/Kpts/Um/1969 selama 20 tahun dengan luas 20 hektar. Pada tanggal 23-24
Nopember 1995 telah dilakukan tata batas definitif pengusahaan pariwisata alam dengan
persetujuan dan pengesahan yang tertuang dalam Surat Kepala Kantor Wilayah
Departemen Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Jawa 4 Tengah No. 1128/PTGH/Kw-

JTG/1995 tanggal 30 Nopember 1995 dengan luas areal pengusahaan pariwisata alam
ditetapkan yaitu 20,3 ha. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan
No. 435/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 yang telah diperbaharui dengan Keputusan
Menteri Kehutanan No. 359/Kpts-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004, telah ditunjuk
Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah seluas 757.250 ha termasuk di
dalamnya TWA Grojogan Sewu. Kegiatan pengusahaan pariwisata alam ini telah
diperpanjang dengan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam No. 51/Kpts/Dj-VI/1988 untuk jangka waktu 20 tahun hingga tahun 2009. Pada
tahun 2009, diperpanjang lagi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.
661/Menhut-II/2009 tanggal 15 Oktober 2009 tentang Perpanjangan Izin Pengusahaan
Pariwisata Alam Seluas 20,3 ha di Blok Pemanfaatan TWA Grojogan Sewu atas nama PT
Duta Indonesia Djaya. Dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun
2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah Tahun 20092029, TWA Grojogan Sewu telah disebutkan menjadi bagian dari kawasan pelestarian
alam di Provinsi Jawa Tengah.
Metode Penelitian ini menggunakan metode garis berpetak (Squared Line) berbentuk
bujur sangkar, dilakukan dengan cara menarik garis lurus memotong garis kontur. Dalam
pratikum ini menggunakan ukuran petak 2×2 m, 5×5 m, 10×10 m dan 20×20 m dengan
empat (4) kategori yang digunakan yaitu kategori semai, pancang, tiang dan pohon.
Dimana setiap area transek/petak yang dilakukan pengamatan menghasilkan distribusi
vegetasi yang berbeda-beda dengan nilai kuantitas yang berbeda pula. Seperti halnya
dalam ukuran transek 2×2 m yang termasuk dalam kategori semai terdapat beberapa jenis
vegetasi yaitu rumput, tumbuhan paku, dsb.
Untuk memperoleh data dari lapangan kita mengadakan klasifikasi kategori vegetasi
yang dibedakan menjadi empat kategori yaitu semai, pancang, tiang dan pohon. Dari
setiap kategori mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh si vegetasi agar
vegetasi tersebut dapat masuk kedalam suatu kategori. Berikut acuan kita dalam
menklasifikasikan jebis vegetasi yang ada di Wisata Alam Grojogan Sewu yaitu
No
1
2

Kategori
Semai ( Seedling )
Pancang ( Sapling )

Transek
2×2m

Tinggi
≤ 1.5 m

Diameter
-

5×5m

≥ 1.5 m

≤ 10 cm

3
4

Tiang ( Pole )
Pohon ( Tree )

10 × 10 m
25 × 25 m

≥ 1.5 m
≥ 1.5 m

10 – 19 cm
≥ 20 cm

Berdasarkan data yang kita peroleh dari pengamatan vegetasi yang ada di Wisata Alam
Grojogan Sewu dapat dilihat bahwa kerapatan spesies dan kerapatan relatif dalam ukuran
transek 25×25 m didominasi oleh vegetasi Stevia ( Stevia rebaudiana ) yang mempunyai
nilai kerapatan spesies 3.25/m2 dengan tingkat 17.8 % kerapatn relatif.
Stevia ( Stevia rebaudiana Bertoni) termasuk tanaman perdu famili Compositae berasal
dari Paraguay. Daun stevia mengandung steviosida dengan tingkat kemanisan 200 - 300
kali lebih tinggi dari gula tebu (sukrosa). Stevia telah digunakan sebagai pemanis
minuman teh lokal dan obat - obatan oleh penduduk asli Paraguay suku Guarani sejak
ratusan tahun yang lalu.
Stevia memiliki daya adaptasi lingkungan sangat luas, dari daerah tropik sampai sejauh
600 LU dengan musim dingin cukup ekstrem. Di daerah subtropik stevia dapat tumbuh di
dataran rendah. Di daerah tropik stevia dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 250
m dpl (Bogor), namun pertumbuhan optimum diperoleh pada daerah dengan ketinggian
tempat 800 – 2000 m dpl, dengan suhu optimum berkisar 20 - 30 0C. Tempat 800 - 2000
mdpl, dengan suhu optimum berkisar 20 - 30 0 C.Di tempat asalnyatanaman stevia liar
tumbuh setinggi 60-70 cm di tanah masam(pH 4-5), permukaan air dangkal, serta
kandungan fosfat dan bahan organik rendah. Namun, kondisi tanah yang ideal untuk
pertumbuhan stevia yang optimum adalah pH 5-7, kapasitas menahan air baik, drainase
baik, dan mengandung bahan organik yang cukup. Stevia tidak toleran terhadap lahan
dengan pH tinggi sehingga sebaiknya tidak ditanam pada lahan basa (saline). Tanaman
stevia yang dibudidayakan dapat tumbuh baik dengan tinggi tanaman bisa mencapai1,8
m. Di Indonesia, lahan dengan tanah andosol, terrarosa, dan latosol di dataran tinggi yang
bertekstur gembur ideal untuk penanaman stevia. Dengan syarat – syarat kehidupan
tumbuhan genus ini, wilayah Karanganyar terutama wilayah Wisata Alam Grojogan
Sewu dapat dijadikan tempat yang ideal sebagai media tumbuh kembangnya vegetasi
jenis Stevia.
Dari hasil pengamatan jenis- jenis vegetasi yang di temui di wilyah transek pratikum
ini, tidak semua nama jenis vegetasi dapat kita kita temukan nama vegetasi tersebut baik
nama umum maupun nama latinnya. Hal ini dikarenakan keterbatasan referensi yang kita

gunakan sehingga penamaan vegetasi yang nama latin atau umum yang tidak kita ketahui
diberi nama Tumbuhan X.