PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD FINANCING A (1)

FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD
FINANCING AND INVESTING ACTIVITIES

KELOMPOK 9
AGA ADIGUNA ZACHMAN
CALVIN LIM
CHYNTIA OCTAVIA DHARMA

Akuntansi 5A
September 2016

0134141061
0134141055
0134141012

Daftar Isi
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
KEGIATAN INVESTASI .............................................................................................................. 3
1.


KAS dan SETARA KAS ..................................................................................................... 3

2.

PIUTANG USAHA ............................................................................................................. 3

3.

PERSEDIAAN ..................................................................................................................... 4

4.

ASET TETAP (Property, Plant, and Equipment) ................................................................ 5

5.

PERKEBUNAN ................................................................................................................... 6

6.


Return on Net Assets (RONA) ............................................................................................ 6

KEGIATAN PENDANAAN .......................................................................................................... 8
1.

UTANG USAHA ................................................................................................................. 8

3.

SAHAM dan DIVIDEN ..................................................................................................... 10

KESIMPULAN ............................................................................................................................. 12
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 22

PENDAHULUAN
Balance sheet merupakan salah satu bagian utama dari laporan keuangan perusahaan.
Balance Sheet juga sebagai salah satu patokan untuk menilai apakah kondisi keuangan sebuah
perusahaan itu sehat atau tidak sehat. Melalui komposisi dari nilai aset, liabilitas dan ekuitas, kita

juga bisa melihat kinerja dari perusahaan tersebut. Pada setiap lini bisnis maupun industri
tentunya memiliki komposisi yang berbeda -beda pada setiap komponen aset, liabilitas dan
ekuitasnya.
PT Tiga Pilar Sejahtera Food sendiri merupakan perusahaan yang bergerak pada Industri
Consumer Goods. Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang produsen makanan, TPS Food
memiliki komposisi aset lancar dan non lancar yang seimbang, sisi aset lancar TPS Food
didominasi dengan Account Receivables yang terus berputar pada dunia perdagangan. Selain itu
aset lancar TPS Food juga di dominasi dengan persediaan barang dagang yang terus berputar
seiring proses bisnis ini berjalan. Selain dua unsur tersebut, kas juga menjadi komponen utama
pada aset lancar TPS Food.
Nilai dari aset lancar TPS Food seimbang dengan nilai dari Aset Tidak Lancar, dimana
aset tidak lancar ini di dominasi dengan PPE (Property, Plant, Asset), sebagai sebuah produsen
tentunya juga memiliki mesin - mesin untuk menunjang produksi TPS Food.
Pada komposisi ekuitas dan liabilitas, TPS Food seringkali memiliki nilai ekuitas yang
lebih rendah dari liabilitas, namun perbedaanya tidak mencolok. Sebagai sebuah pabrik, TPS
Food sangat bergantung pada bank, baik itu short-term maupun long-term loan untuk
pendanaannya. Selain itu mereka juga berharap suntikan dana dari Investor.
Secara umum dalam 5 tahun terakhir ini kinerja dari penggunaan dan menjaga kestabilan
dari kefektifan aset sudah cukup baik. Namun kas dari TPS Food seringkali tidak stabil. Hal
tersebut terlihat dari kondisi kas TPS Food yang bisa meningkat sangat signifikan, namun juga

bisa menurun secara drastis. Konsidi kas tersebut sangat mempengaruhi kinerja dari perusahaan,
sehingga seringkali harus ditutupi dengan tambahan dana. Hal ini dikarenakan TPS Food juga
melakukan ekspansi selama masa 5 tahun ini dan hal tersebut memerlukan tambahan dana yang
terbilang tidak sedikit.
Hingga saat ini, TPS Food sudah melakukan ekspansi, namun perusahaan ini masih
memiliki peluang yang besar untuk melakukan ekspansi yang lebih besar lagi dalam lini
bisnisnya, karena dalam lini bisnis consumer goods, masih ada perusahaan lain yang volume
transaksinya jauh di atas TPS Food, sehingga TPS Food pun masih bisa dikembangkan kembali.
Dalam 5 tahun terakhir ini pun ada hal-hal yang memiliki dinamika sehingga harus ada
keputusan-keputusan yang mempengaruhi materialitas perusahaan. Seperti pada Tahun 2010,
dimana TPS Food hanya memiliki nilai kas yang rendah lalu keuntungan tahun itu pun terbilang
cukup rendah, sehingga yang dilakukan perusahaan adalah menambah modal perusahaan, dan
hal itu tercermin dari nilai “Additional Paid in Capital” pada kolom ekuitas yang meningkat
kurang lebih 100%.

1

Selain itu perusahaan juga memiliki kebijakan melakukan ekspansi pada tahun 2015
dengan mengakuisisi perusahaan lain, dan dampaknya pada laporan posisi keuangan terutama
pada aset, kas mengalami penurunan yang cukup drastis dan sebaliknya nilai PPE meningkat

drastis.
Hal ini menunjukkan bahwa segmen usaha, serta kebijakan perusahaan sangat
mempengaruhi kondisi dari Laporan posisi keuangan sebuah perusahaan, diperlukan manajemen
yang baik agar kondisi keuangan perusahaan tetap sehat serta menunjang keberlangsungan
sebuah proses bisnis. Bagian Investing dan Financing perusahaan akan menjadi objek utama dari
analisaTPS Food.

2

KEGIATAN INVESTASI
1. KAS dan SETARA KAS
Kas merupakan aset yang memiliki likuiditas yang paling tinggi. Setara kas
merupakan investasi jangka pendek yang mampu untuk dikonversi segera menjadi kas atau
investasi jangka panjang yang memiliki tanggal jatuh tempo kurang dari tiga bulan sehingga
berisiko lebih kecil untuk mengalami perubahan harga akibat pergerakan suku bunga.
Pada TPS Food, akun kas dan setara kas tersebut meliputi cash on hand, simpanan
dalam bank baik dalam mata uang rupiah dan luar negeri, dan juga deposito berjangka
dengan ketentuan memiliki jatuh tempo 1 hingga 3 bulan.

Selama tahun 2011 hingga 2016, jumlah kas dan setara kas yang dimiliki oleh TPS

Food cukup fluktuatif. Hal tersebut terlihat dari perbedaan yang sangat signifikan pada kas
dan setara kas TPS Food tahun 2012 dan 2015 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Penurunan yang terjadi pada tahun 2012 disebabkan karena penurunan yang sangat
signifikan jumlah simpanan TPS Food pada Bank DBS Indonesia dan menurunnya jumlah
deposito berjangka. Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2015 dimana penurunan jumlah
kas dan setara kas disebabkan oleh penurunan yang sangat signifikan pada jumlah deposito
berjangka.

2. PIUTANG USAHA
Piutang adalah kewajiban kepada perusahaan yang timbul dari penjualan barang atau
jasa dan utang wesel adalah hutang dengan perjanjian tertulis secara formal.

Dari data diatas, terlihat bahwa sejak tahun 2010 hingga 2015 jumlah piutang usaha
dari TPS Food Meningkat. Peningkatan yang sangat signifikan terjadi pada tahun 2011.
Peningkatan tersebut terjadi karena pada tahun 2011, TPS Food mengalami peningkatan yang
signifikan pada penjualan, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan pada kas dan
piutang usaha TPS Food. Seiring dengan bertambahnya piutang usaha, biasanya risiko gagal
3

bayar dari perusahaan akan lebih besar. Namun TPS Food melakukan pencadangan dalam

jumlah ynag sangat kecil, bahkan kurang dari 1% dari total piutang usaha. Meskipun dilihat
dari pencadangannya memang sangat sedikit, tapi untuk perusahaan tertentu, jarang terdapat
piutang tak tertagih. Perusahaan yang biasanya memiliki pencadangan yang cukup besar atas
piutang adalah perusahaan yang bergerak di industri perbankan dan perkreditan. Bahkan
diluar industry tersebut, ada beberapa perusahaan yang tidak melakukan pencadangan sama
sekali.
3. PERSEDIAAN
Pada umumnya, persediaan adalah barang-barang siap dijual pada perusahaan pada
umumnya. Namun, persediaan pada TPS Food secara garis besar terdiri dari bahan baku,
barang jadi, bahan pembantu, suku cadang dan bahan bakar, pembibitan, dan lainnya.
Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai
bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk
memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisi yang diinginkan.
Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual persediaan yang wajar
setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual barang tersebut.
Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode FIFO. Persediaan bibitan akan
direklasifikasi ke tanaman belum menghasilkan ketika bibit tanaman ditanam pada tanah
perkebunan.

Dari data diatas terlihat bahwa pada tahun 2012, terjadi peningkatan inventory

turnover TPS Food. Hal tersebut disebabkan karena pada tahun tersebut terjadi peningkatan
pada penjualan sebesar 56%. Namun, sejak tahun 2013, inventory turnover dari TPS Food
semakin menurun. Penurunan tersebut disebabkan karena sebagian besar persediaan dari TPS
Food terdiri dari bahan baku, suku cadang, dan pembibitan yang bukan merupakan produk
siap jual milik TPS Food. Menurunnya inventory turnover dari TPS Food ini
mengindikasikan bahwa terjadi penurunan pada tingkat efisiensi dari perasahaan tersebut.

4

Pada tahun 2010 dan 2011, TPS Food sempat melakukan penurunan nilai pada
persediaannya. Penurunan tersebut hanya terjadi hingga tahun 2011 saja karena pihak
manajemen berpendapat bahwa penurunan nilai persediaan tahun 2011 cukup untuk menutup
kemungkinan yang timbul akibat penurunan nilai persediaan dan tidak terdapat indikasi
penurunan nilai persediaan untuk tahun berikutnya.
4. ASET TETAP (Property, Plant, and Equipment)
Property, Plant, and Equipment merupakan salah satu hal vital dalam sebuah
perusahaan yang menunjang jalannya operasional perusahaan dan sulit untuk dilikuidasi.
Salah satu contoh dari PPE yang dimiliki oleh TPS food adalah mesin untuk memproduksi
produk dari TPS Food. Nilai dari PPE bisa mencerminkan seberapa besar perusahaan
tersebut, karena TPS Food sendiri merupakan perusahaan produsen Consumer Goods, yang

operasional nya bisa berjalan dan berkembang tergantung PPE yang dimiliki.
2015

2014

2013

2012

2011

Property, Plant and Equipment 2,290,408 1,785,691 1,443,553 1,233,721 933,668

2010
620,043

*dalam jutaan rupiahzzzz
Selama 6 Tahun tersebut, nilai PPE selalu mengalami kenaikkan secara stabil, hal ini
menunjukkan tidak ada kondisi dalam perusahaan yang menuntut perusahaan harus menjual
aset tetapnya. Hal tersebut juga menunjukkan TPS Food tidak mengalami kesulitan

keuangan.
Dalam Common Size Asset, PPE memiliki presentase yang paling tinggi dibanding
asset-asset lainnya, sehingga PPE ini benar-benar bisa mencerminkan kesehatan keuangan
serta keberlangsungan dari sebuah perusahaan.
Hal lain yang terjadi pada PPE adalah pada tahun 2015 dimana TPS Food banyak
mengakuisisi perusahaan lain untuk melakukan sebuah ekspansi yang meningkatkan
produksi dari PT TPS Food, sehingga peningkatan nilai PPE dari tahun 2014 ke 2015 pun
bisa dibilang paling signifikan dibanding tahun sebelumnya, dan hal tersebut tentunya
diharapkan bisa membawa perusahaan untuk meraup keuntungan yang lebih besar lagi
kedepannya.

5

5. PERKEBUNAN
Plantation atau perkebunan adalah segala aktivitas usaha yang berhubung dengan
mengelola dan mengurus tanama tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya di dalam
ekosistem yang tertentu. Salah satu contoh aktivitas perkebunan yang dilakukan oleh TPS
Food adalah perkebunan kelapa sawit.
2015
Plantations


2014

1,308,238

858,636

2013
591,159

2012
506,553

2011
373,616

2010
324,015

Pada tahun 2008, Tiga Pilar Sejahtera masuk ke dalam bisnis perkebunan kelapa
sawit melalui akuisisi PT. BumiRaya Investor (BRI), dari situ TPS terus berusaha untuk
meningkatkan dan mengembangkan bisnis kelapa sawit.pada tahun 2010, BRI berhasil
mengakuisisi 5 perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.
Pada tahun 2014-2015 ada peningkatan yang cukup signifikan sebesar 52.36%.
peningkatan tersebut disebabkan oleh akuisisi kepemilikan saham PT Golden Plantation
dimana pada tahu yang sama PT Golden Plantation mengakuisisi PT BumiRaya Investindo
dan PT Persada Alam Hijau. Pada tahun 2014 TPS sudah memiliki 16 ribu hektar lahan
kelapa sawit dan berencana untuk menargetkan total lahan BumiRaya Investindo sebesar 30
ribu hektar pada tahun tersebut. PT BRI pada tahun yang sama mengakuisisi lahan baru
sebesar 26 ribu- 27 ribu hektar lahan di Sumatera.
6. Return on Net Assets (RONA)
Return on Net Assets (RONA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan suatu perusahaan dengan membandingkan laba bersih suatu perusahaan dengan
jumlah aktiva tetap dan modal kerja bersih. RONA dapat digunakan untuk membedakan
seberapa baik kinerja suatu perusahaan jika dibandingkan perusahaan lain dalam industri
yang sama.
Untuk melihat kinerja dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food di industri tersebut, maka
kami melakukan perbandingan pada RONA PT Tiga Pilar Sejahtera Food dengan
perusahaan-perusahaan lain di Industri yang sama. Berikut data RONA dari beberapa
perusahaan :

6

Dari data tersebut terlihat bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera Food cenderung memiliki
RONA yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam satu
industri. Menurut hasil analisis kami, penyebab RONA dari TPS Food cenderung kecil
karena TPS Food memiliki laba bersih yang cukup rendah ditambah dengan jumlah aset tetap
yang terus meningkat setiap tahunnya akibat kegiatan ekspansi yang dilakukan oleh TPS
Food melalui kegiatan akuisisi. Kegiatan ekspansi yang dilakukan oleh TPS Food sejak tahun
2011 menyebabkan RONA TPS Food belum optimal hingga tahun 2015. Hal tersebut
dikarenakan kegiatan akuisisi yang dilakukan oleh TPS Food kebanyakan berupa pabrik dan
lahan perkebunan, sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk mampu menghasilkan laba.
Berdasarkan hal tersebut, diharapkan RONA dari TPS Food akan mengalami peningkatan
dan mencapai hasil yang optimal selama 2 hingga 4 tahun kedepan.

7

KEGIATAN PENDANAAN
1. UTANG USAHA
Hutang adalah salah satu sumber pendanaan dari sebuah perusahaan, dimana hutang
ini langsung dipinjam melalui institusi keuangan seperti bank, ataupun langsung dari investor
melalui obligasi dan sebagainya. Selain sebagai penunjang untuk kegiatan operasional, debt /
hutang ini bertujuan untuk mendongkrak kinerja keuangan perusahaan, berharap lebih untuk
melakukan ekspansi perusahaan itu sendiri.
Salah satu instrumen dari analisa hutang adalah Debt To Equity Ratio (DER)

Melalui angka dari Debt to Equity Ratio, TPS Food terlihat memiliki kinerja yang
kurang memuaskan selama beberapa tahun terakhir, terutama pada tahun 2010 silam. Pada
Tahun 2010, dimana DER nya mencapai 2,2, untuk ukuran perusahaan yang menjual
makanan, ini sangat buruk ditambah nilai non current liabilities-nya lebih tinggi dibanding
nilai current liabilitiesnya. Hal tersebut tidak baik karena pendanaan perusahaan akan lebih
sulit untuk memenuhi kewajiban jangka panjang saat waktunya.
Namun nilai equity pada tahun 2011, bisa dibilang berkembang pesat karena nilai
equity nya mengalami peningkatan 200% yaitu dari 590,069 menjadi 1,832,817. Hal
Tersebut terjadi karena pada tahun 2011, PT TPS Berhasil menambah banyak modal melalui
penawaran umum di Bursa Saham, banyak investor yang tertarik pada saham PT TPS ini.
Penambahan modal ini pun dimanfaatkan dengan baik, dimana Ratio DER nya membaik
menjadi 0,96, lalu pada tahun yang sama Sales perusahaan meningkat lebih dari 2x Lipat.
Pada tahun-tahun berikutnya dari 2011 - 2015, pergerakan DER TPS cukup stabil,
hingga pada 2015 nilai Non Current Liabilities lebih rendah dibanding dari Liabilities,
dimana hutang jangka pendek tidak terlalu menekan perusahaan karena tidak memiliki bunga
yang tinggi juga.

8

2. Tambahan Modal Disetor – Bersih
Tambahan modal disetor adalah selisih jumlah yang dibayarkan oleh investor atas
saham tertentu yang melebihi nilai nominal saham yang berefek pada bagian ekuitas neraca
perusahaan. Kelebihan jumlah yang dibayarkan ini bisa juga disebut sebagai agio saham.
Agio saham dapat timbul dari penerbitan saham preferen maupun saham biasa.

*Dalam jutaan rupiah

Sejak tahun 2010 hingga 2015, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki jumlah
tambahan modal disetor yang cukup fluktuatif. Hal tersebut dapat terlihat bahwa pada tahun
2011, jumlah tambahan modal disetor TPS Food meningkat lebih dari 350% dari tahun
sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2012 dan 2013, tambahan modal disetor tersebut turun
sebanyak 37%, dan lalu pada tahun 2014 dan 2015, jumlah tambahan modal disetor TPS
Food kembali meningkat sebanyak 91%. Terjadinya fluktuasi pada jumlah tambahan modal
disetor PT TPS Food ini biasanya akibat kinerja TPS Food tahun sebelumnya dan rencana
ekspansi perusahaan kedepan yang dilakukan oleh TPS Food.
Pada tahun 2011, terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada tambahan modal
disetor PT TPS Food, yaitu sebesar 377%. Hal ini menurut analisis kami disebabkan karena
kinerja perusahaan pada tahun 2010 menunjukkan hasil yang kurang begitu baik dengan
retained earnings pada tahun 2010 mengalami defisit. Karena hal tersebut, agar bisnis dapat
terus berjalan, maka pada tahun 2011, TPS Food melakukan penawaran umum terbatas II dan
III. Dana tersebut lalu digunakan untuk pengembangan kegiatan usaha perusahaan di sektor
usaha pengolahan makanan dan pengolahan beras, serta modal kerja perusahaan. Dana
tersebut juga dialokasikan untuk melunasi sebagian hutang perusahaan yang merupakan
pinjaman jangka panjang dan/atau jangka pendek sehubungan dengan pembiayaan modal
kerja dan investasi perusahaan.
Pada tahun 2012 dan 2013, jumlah tambahan modal disetor PT TPS Food menurun
karena perusahaan memiliki kinerja operasional dan likuiditas yang cukup baik, sehingga
tidak dibutuhkan terlalu banyak tambahan modal. Namun, pada tahun 2014, tambahan modal
disetor PT TPS Food kembali meningkat sebesar 91%. Menurut hasil analisis kami, hal
tersebut dikarenakan pada tahun sebelumnya, penjualan yang terjadi kurang lancar. Hal itu
terlihat dari jumlah kas perusahaan yang cukup kecil dan peningkatan sebesar 70% dari
jumlah persediaan TPS Food yang sebagian besar terdiri dari bahan baku. Karena perputaran
kas dan persediaan yang kurang lancar, maka pada tahun 2014, TPS Food menaikkan
tambahan modal disetor untuk melanjutkan kegiatan operasional perusahaan.
9

Pada tahun 2015, TPS Food juga memiliki tambahan modal disetor yang cukup
tinggi. Namun, hal tersebut bukan dipengaruhi kinerja dari perusahaan pada tahun
sebelumnya, namun dikarenakan adanya rencana ekspansi dari perusahaan. Hal tersebut
terlihat dari data keuangan Tiga Pilar Sejahtera bahwa terjadi peningkatan pada aset tetap dan
perkebunan milik perusahaan yang meningkat sebesar masing-masing 28% dan 56%.
3. SAHAM dan DIVIDEN
Penerbitan saham adalah salah satu cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapatkan pendanaan dalam jangka waktu singkat. Namun, dari sisi investor, ada
beberapa indikator penting yang dilihat oleh investor sebelum menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut. Indikator-indikator tersebut antara lain earnings per share ratio untuk
menentukan tingkat profitabilitas suatu perusahaan dan price per earnings ratio untuk
menentukan tingkat pengembalian suatu perusahaan. Diluar itu, investor juga tentu
mengharapkan pembagian dividen setiap tahunnya. Untuk melihat kinerja TPS Food secara
keseluruhan, maka kami melakukan perbandingan antara TPS Food dengan perusahaanperusahaan lain yang berada dalam satu industri.

Dari data diatas, terlihat bahwa TPS Food memiliki earnings per share yang cukup
rendah jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam satu industri. Hal
tersebut memperlihatkan bahwa meskipun kinerja perusahaan meningkat setiap tahunnya,
namun tingkat profitabilitas nya masih cenderung rendah jika dibandingkan dengan
perusahaan lain. Kami menganalisis bahwa salah satu penyebab TPS Food memiliki EPS
yang kecil adalah karena TPS Food memiliki jumlah saham beredar yang cukup banyak jika
dibandingkan dengan perusahaan lain, dimana pada tahun 2014 TPS Food memiliki jumlah
saham beredar sebanyak 3 miliar lembar, namun PT Delta Djakarta hanya memiliki jumlah
saham beredar sebanyak 16 juta lembar saham.
Namun, jika dilihat dari P/E Ratio, TPS Food memiliki P/E Ratio yang cukup baik
jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya, terutama pada tahun 2012. Pada tahun 2012,
tercatat P/E Ratio TPS Food sebesar 6.6 kali yang menyebabkan pada saat pelaksanaan
penawaran umum terbatas, TPS Food mengeluarkan 1.25 miliar saham baru dan mengalami
peningkatan modal disetor hingga Rp 657,2 miliar.

10

Selain kedua rasio diatas, investor juga akan mengharapkan pengembalian yang baik
dari perusahaan setiap tahunnya melalui dividen. Dari data diatas, terlihat bahwa jumlah
dividen per lembar nilai saham TPS Food cukup rendah dibandingkan dengan perusahaan
lainnya. Hal ini dikarenakan TPS Food memiliki kecenderungan menahan laba yang didapat
untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan ekspansi perusahaan. Karena kecenderungan
tersebut, TPS Food memiliki harga saham yang terbilang cukup rendah jika dibandingkan
dengan perusahaan lainnya dalam satu industri.

11

KESIMPULAN
Dari sisi investasi, perusahaan memiliki nilai aset yang tinggi terutama dari sisi aset
tetap. Hal ini dapat dilihat pada akun-akun seperti akun aset tetap dan perkebunan dari PT TPS
Food dimana setiap tahunnya akun nya terus bertambah pada jangka waktu 5 tahun terakhir.
Berbeda dengan akun lainnya, aset dengan likuiditas paling tinggi PT TPS Food yaitu kas
mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Sedangkan akun piutang PT TPS Food meningkat setiap
tahunnya. Peningkatan asset paling signifikan dapat dilihat dari tahun 2014 ke 2015 yang
disebabkan oleh akuisisi perusahaan yang dilakukan PT TPS Food. Tetapi akibat dari expansi
dan kegiatan akuisisi-akuisisi tersebut PT TPS Food sekarang memiliki aset tetap yang terus
meningkat tetapi laba bersih yang rendah menyebabkan PT TPS Food untuk memiliki RONA
yang kurang optimal.
Dari sisi financing atau pendanaan, hasil analisis PT TPS Food dari rasio debt to equity
memiliki kinerja yang kurang memuaskan, ditambah lagi dengan nilai non-current liabilities
yang lebih tinggi dari nilai current liabilities-nya. Selain itu, jumlah tambahan modal disetor
TPS Food juga cukup fluktuatif karena pengaruh kinerja PT TPS Food pada tahun sebelumnya.
Penerbitan saham juga menjadi salah satu cara bagi PT TPS Food untuk mendapatkan pendanaan
agar dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. Dari sisi earnings per share (EPS), PT TPS
Food memiliki EPS yang cukup rendah dibandingkan dengan perusahaan lainnya, namun
berdasarkan perhitungan P/E Ratio, PT TPS Food memiliki kinerja yang cukup baik
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain dalam satu industri.
Secara keseluruhan, PT TPS Food memiliki kinerja yang terbilang bagus. Hal tersebut
ditandai pertumbuhan bisnis yang cukup pesat selama 5 tahun terakhir. Dalam hal ini, PT TPS
Food hanya perlu memperhatikan manajemen utang usaha dan lebih memperhatikan para
investornya agar kegiatan bisnisnya dapat terus berjalan dengan lancar.

12

LAMPIRAN
Ikhtisar Laporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk. 2011 – 2015

13

Daftar Saham Perusahaan di Industri Makanan dan Minuman

14

Klasifikasi Aset dan Liabilitas

15

Data Return on Net Assets

16

PT Delta Djakarta Tbk.

17

PT Indofood CBP Sukses Makmur

18

PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

19

PT Mayora Indah Tbk.

20

PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company

21

DAFTAR PUSTAKA
http://www.investopedia.com/terms/a/additionalpaidincapital.asp (diakses 25 September 2016)
http://www.investopedia.com/terms/r/rona.asp (diakses 25 September 2016)
http://www.investopedia.com/ask/answers/070314/how-do-i-calculate-pe-ratio-company.asp
(diakses 25 September 2016)
http://www.imq21.com/news/read/44412/20111101/115453/Mengenal-Price-Earning-RatioPER-.html (diakses 27 September 2016)
http://www.sahamok.com/dividen/ (diakses 27 September 2016)
Indofood.2016.”Laporan Keuangan Indofood2015”.Diambil dari
http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 26 September 2016)
Indofood.2015.”Laporan Keuangan Indofood2014”.Diambil dari
http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 26 September 2016)
Indofood.2014.”Laporan Keuangan Indofood2013”.Diambil dari
http://www.indofood.com/menu/financial-statements (diakses 26 September 2016)
MayoraIndah.2015.”Mayora Indah Tbk_Audited Financial Statements 2014”.Diambil dari
http://www.mayoraindah.co.id/investor-relation/kinerja-perseroan/laporan-keuangantahunan/ (diakses 26 September 2016)
MayoraIndah.2014.”Mayora Indah Tbk_Audited Financial Statements 2013”.Diambil dari
http://www.mayoraindah.co.id/investor-relation/kinerja-perseroan/laporan-keuangantahunan/ (diakses 26 September 2016)
MayoraIndah.2013.”Mayora Indah Tbk_Audited Financial Statements 2012”.Diambil dari
http://www.mayoraindah.co.id/investor-relation/kinerja-perseroan/laporan-keuangantahunan/ (diakses 26 September 2016)
NipponIndosari.2016.”LaporanKeuangan2015”.Diambil dari
http://www.sariroti.com/content/hubungan-investor-1/ (diakses 26 September 2016)
NipponIndosari.2015.”LaporanKeuangan2014”.Diambil dari
http://www.sariroti.com/content/hubungan-investor-1/ (diakses 26 September 2016)
NipponIndosari.2014.”LaporanKeuangan2013”.Diambil dari
http://www.sariroti.com/content/hubungan-investor-1/ (diakses 26 September 2016)
NipponIndosari.2013.”LaporanKeuangan2012”.Diambil dari
http://www.sariroti.com/content/hubungan-investor-1/ (diakses 26 September 2016)
Indofood.2015.”FinancialStatement2014”.Diambil dari
http://www.indofood.com/uploads/statement/Financial%20Statement_Full%20Notes_FY
14%20Billingual%20INDF.pdf (diakses 27 September 2016)
Indofood.2014.”FinancialStatement2013.Diambil dari
http://www.indofood.com/uploads/statement/Financial%20Statement_Full%20Notes_4Q
13%20Billingual%20INDF.pdf (diakses 27 September 2016)

22

Indofood.2014.”FinancialStatement2013.Diambil dari
http://www.indofood.com/uploads/statement/Indofood%20Sukses%20Makmur%20Tbk_
Billingual_31_Des%202015%20Released.pdf (diakses 27 September 2016)
DeltaDjakarta.2015.”AnnualReport2014”.Diambil dari
http://www.deltajkt.co.id/web/images/Report/ANNUAL_REPORT_2014_PT_DELTA_
DJAKARTA_Tbk.pdf (diakses 27 September 2016)
IndofoodCBP.2015.”AnnualReport2014”.Diambil dari
http://www.indofoodcbp.com/uploads/annual/ICBP_2014_website.pdf (diakses 27
September 2016)
Indofood Sukses Makmur.2015.”AnnualReport2014”.Diambil dari
http://www.indofood.com/uploads/annual/ISM_2014_website.pdf (diakses 27 September
2016)
MayoraIndahTbk.2015.”AnnualReport2014”.Diambil dari http://www.mayoraindah.co.id/wpcontent/uploads/2013/08/AR_MYOR_2014.pdf (diakses 27 September 2016)
MayoraIndahTbk.2013.”AnnualReport2012”.Diambil dari http://www.mayoraindah.co.id/wpcontent/uploads/2013/08/AR_MYOR_2012.pdf (diakses 27 September 2016)
Ultrajaya.2015.”AnnualReportUltrajaya2014”.Diambil dari
http://www.ultrajaya.co.id/investorrelation/annual%20report/ (diakses 27 September
2016)
Ultrajaya.2013.”AnnualReportUltrajaya2012”.Diambil dari
http://www.ultrajaya.co.id/investorrelation/annual%20report/ (diakses 27 September
2016)

23