Mesin proses pengolahan tepung tapioka s
mesin proses pengolahan tepung tapioka skala pabrik/industri
Kami siap membantu anda dalam pengadaan(desain ,fabrikasi dan instalasi) mesin proses
pengolahan tepung tapioca skala besar / pabrik dengan kapasitas mulai 1 ton – 10 ton/jam
(disesuaikan kebutuhan pabrik) singkong segar dengan standar kualitas Kadar pati Singkong/ubi kayu
= 20% Min, Kadar serat singkong/ubi kayu = 4% Max, Kadar protein singkong/ubi kayu = 1.5% Max,
Debu & pengotor singkong/ubi kayu = 0.85% Max, Kadar HCN singkong/ubi kayu = 173 ppm Max,
Refaksi timbang singkong/ubi kayu = 10% Min, Kondisi fisik singkong Bebas pangkal batang (pangkal
batang sudah dipotong). Dan hasil output tepung tapioca dengan standar Kadar air = 14% Max,
Kadar pati = 80% Min, Derajat keputihan = 80 – 90% (terhadap Barium Sulfat BaSO4), Debu &
pengotor = 0.2% Max, PH = 5 – 7.5, Kadar serat = 0.2% Max, Protein = 0.25% Max, Bau = Netral,
Kadar HCN = Negatip.
Dalam pengolahan/pembuatan tepung tapioca ada beberapa tahapan proses diantaranya Unit
Penerimaan Pembersihan dan Pengupasan Singkong Segar, Unit Disintegrator Singkong / Proses
pemotongan singkong/ubi kayu menjadi ukuran kecil/chip dan proses pemarutan, Unit Extractor
Slurry Singkong / proses kimia dan pemisahan larutan singkong dari ampasnya, Unit Pemurnian
Slurry Singkong / proses pemisahan pati dari air dan pemecahan pati menjadi granula/butiran, Unit
Pengeringan Tepung Tapioca, dan Unit Sifter / pengayakan tepung serta Packing Tepung
Tapioca.Adapun lingkup pengadaan pekerjaan kami diantaranya :
Unit Penerimaan, Pembersihandan Pengupasan Singkong Segar dengan mesin Hopper
Receiver,Inclined Belt Conveyor, Root Peeler + De Stoner, Washer Pit Rectangular Tank + Screw
Blade, sistem perpipaan galvanis & fitting line proses (air), frame struktur welded steel finish
cat, electric instrument & automatic line proses sistem
Unit Disintegrator Singkong / ubi kayu diantaranya mesin Hopper Receiver,Root Chipping, Root
Rasper
,Tangki Slurry Rectangular + Agitator, Pompa Slurry Centrifugal High Solid Content, Pompa Air
, Sistem perpipaan galvanis & fitting line proses (air), Sistem perpipaan slurry & fitting line proses
(HDPE), frame struktur welded steel finish cat dan electric instrument & automatic line proses system
Unit Extractor Slurry Singkong / ubi kayu diantaranya mesin Extractor 1st Stage tipe vertical basket
separator, Bottom screw conveyor, Extractor 2nd Stage tipe drum filter press, Tangki Slurry
Rectangular + Agitator, Pompa Slurry Centrifugal High Solid Content, Pompa Air tipe High Pressure
Pump, Sistem perpipaan galvanis & fitting line proses (air), Sistem perpipaan slurry & fitting line
proses (HDPE), frame struktur welded steel finish cat dan electric instrument & automatic line proses
system
Unit Pemurnian Slurry Singkong / ubi kayu diantaranya mesin Decanter tipe Separator Nozzle
Centrifuge, Pompa Slurry Centrifugal High Solid Content, Vacuum Drum Filter, Food Grade Belt
Conveyor, Pompa Slurry Centrifugal High Solid Content, Sistem perpipaan galvanis & fitting line
proses (air), Sistem perpipaan slurry & fitting line proses (HDPE), frame struktur welded steel finish
cat dan electric instrument & automatic line proses sistem
Unit Pengeringan Tepung Tapioca diantaranya mesin Infeed Screw Conveyor (Feed Flash Dryer),
Flash Dryer Duct + Isolator rockwool, Drying Cyclone, Drying Blower, Cooling Cyclone, Cooling
Blower, Vacuum Conveyor, Hot Air Generator Unit, Sistem perpipaan SUS 304 line proses, Frame
struktur welded steel finish cat dan electric instrument & automatic line proses system
Unit Sifter & Packing Tepung Tapioca diantaranya mesin Sieve Vibrator, Vacuum Conveyor, Disc
Milling,Tangki Silo, Filling Auger, Mesin Packing Automatis, Sistem perpipaan SUS 304 line proses,
Frame struktur welded steel finish cat, electric instrument & automatic line proses system dan Sistem
operasi proses pabrik tepung tapioca : Automatic Control
PERENCANAAN PEMBUATAN PABRIK TEPUNG KANJI
Posted on November 19, 2010by 3id01
NAMA KELOMPOK:
ARIEF NURDINI / 30408152
ANGGITA PUSPITASARI / 30408127
ERLAN GUS HERMAWAN / 30408316
ERWIN IRIANTO SIAHAAN / 30408318
GHINA ANGGRAINI / 30408390
HAMDY
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehidupan bangsa Indonesia umumnya ditopang oleh pembangunan di segala bidang industri jasa
maupun pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi dan hasil pertanian atau yang biasa disebut
dengan agroindustri. Semakin berkembangnya industri pangan selain dapat memberikan keuntungan
bagi masyarakat, juga dapat memberikan dampak negatif dari berbagai sektor. Salah satu dampak
negatif dengan berkembangnya industri adalah timbul pencemaran lingkungan yang berasal dari
limbah industri. Limbah tersebut merusak keseimbangan sumber daya alam dan kelestarian alam.
Industri tepung tapioka atau kanji merupakan salah satu industri pangan yang terdapat di Indonesia.
Bahan baku industri ini adalah umbi ketela pohon yang diolah menjadi tepung tapioka. Tepung
tapioka merupakan bahan baku untuk keperluan industri makanan, industri tekstil, industri kertas,
dan lain-lain. Limbah industri tapioka termasuk limbah organik, karena ditimbulkan sebagai sisa dari
pengolahan ketela pohon yang merupakan salah satu bahan organik. Apabila masalah limbah ini
tidak ditangani, maka dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Sebagian besar industri tapioka berlokasi dekat pemukiman berpenduduk padat ataupun di tepi
sungai. Lokasi industri di daerah tersebut dapat berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup
yang mendiami daerah sekitar. Semakin berkembangnya lingkungan industri maka, perlu dilakukan
upaya pengelolaan lingkungan di industri tapioka. Pengelolaan lingkungan ini tidak hanya dilakukan
setelah proses produksi selesai. Pengelolaan lingkungan ini diarahkan dengan melakukan perubahan
dalam proses produksi. Selain itu, perlu dilakukan pembangunan lokasi pabrik Industri yang strategis
dan penuh pertimbangan. Sehingga dapat dilakukan penghematan-penghematan dalam pemakaian
sumber daya serta mengurangi beban pencemar yang keluar sebagai hasil dari proses.
Perumusan Masalah
Rencana dalam pembuatan pabrik tepung singkong (kanji) tentunya memiliki suatu permasalahan
yang perlu dikembangkan. Permasalahan tersebut menyangkut bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan pabrik tepung kanji dengan modal sebesar Rp 2.000.000.000 hingga pabrik tersebut
beroperasi dan menghasilkan tepung kanji yang siap jual.
Pembatasan Masalah
Perencanaan pembuatan pabrik tepung kanji ini pun dibatasi oleh beberapa hal. Adapun pembatasan
dalam masalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pabrik yang akan dibuat merupakan pabrik tepung kanji.
2. Modal rencana pembuatan pabrik adalah Rp. 2.000.000,00.
3. Lokasi pembuatan pabrik adalah di kabupaten Sukabumi Selatan.
4. Kapasitas produksi pabrik adalah sebesar 5 ton per hari.
Tujuan Penulisan
Pembuatan pabrik tepung kanji ini mempunyai beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Mampu melakukan analisis dan estimasi biaya pembuatan pabrik tepung kanji dengan modal
sebesar Rp. 2.000.000.000,00.
2. Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan pabrik tepung kanji.
3. Mampu mengimplementasikan analisis dan estimasi biaya ini dalam kehidupan nyata.
PEMBAHASAN
Industri tapioka mulai berkembang sejak tahun 1980-an. Industri pengolahan tapioka ini
menggunakan modal sendiri dan sebagian menggunakan modal dari perbankan dan bantuan dari
BUMN serta kemitraan. Di Indonesia, industri tepung tapioka memiliki asosiasi, yaitu Assosiasi
Tepung Tapioka Indonesia (ATTI) yang berpusat di Jakarta. Keberadaan asosiasi ini belum begitu
dirasakan oleh pihak-pihak terkait terutama petani yang tidak dapat menikmati harga singkong sesuai
dengan kesepakatan antara pemda, petani dan pengusaha. Sementara pengusaha tidak dapat
memperoleh bahan baku secara langsung dari petani. Asosiasi ini diharapkan dapat berperan dalam
pengendalian harga pasar tepung tapioka, harga bahan baku serta akses permodalan bagi
pengusaha, sehingga industri tapioka dapat berkembang dalam rangka memenuhi permintaan pasar
dalam negeri dan pasar luar negeri.
Tapioka atau kanji atau tepung singkong ini berbahan dasar singkong. Singkong disebut juga ubi kayu
atau ketela pohon. Singkong merupakan bahan baku berbagai produk industri, yakni meliputi industri
makanan, farmasi, tekstil, dan lain-lain. Dalam industri makanan, pengolahan singkong, dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu hasil fermentasi singkong, singkong yang dikeringkan, dan tepung
singkong atau tepung tapioka.
Gambar 1. Singkong
(Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/terapan/images)
Teknologi yang dapat digunakan dalam industri tepung kanji atau tapioka adalah industri tradisional,
semi modern, dan full otomate. Industri tradisional adalah industri pengolahan tapioka yang
mengandalkan sinar matahari dan produksi tergantung pada musim. Industri
semi modern menggunakan mesin pengering (oven) dalam tahap pengeringan. Sedangkan,
industri full otomate yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin dari proses awal
sampai produk jadi. Industri tapioka yang menggunakan peralatan full otomate berarti memiliki
efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, waktu lebih pendek,
serta menghasilkan tapioka yang berkualitas.
Tenaga kerja pada industri tapioka tidak memerlukan keahlian khusus. Jumlah tenaga kerja pun
ditentukan oleh kapasitas produksi dan teknologi yang digunakan. Semakin tinggi volume produksi
semakin besar jumlah tenaga kerja yang diserap. Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi seluruh
proses produksi dari pengupasan sampai pada pengeringan produk. Adapun tahapan proses produksi
dari pembuatan tepung tapioka, yaitu sebagai berikut:
1. Pengupasan
Pengupasan dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk memisahkan daging
singkong dari kulitnya. Selama pengupasan, dilakukan pula tahap pemilihan singkong yang
berkualitas tinggi dari singkong lainnya. Singkong yang kualitasnya rendah tidak diproses
menjadi tapioka dan dijadikan sebagai makanan untuk ternak.
2. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan meremas-remas singkong di dalam
bak yang berisi air. Hal ini bertujuan untuk memisahkan kotoran pada singkong.
3. Pemarutan. Pada tahap pemarutan ini dilakukan cara semi mekanis. Tahap ini maksudnya
adalah pemarutan dilakukan dengan digerakkan oleh generator. Pada tahap ini tidak
sepenuhnya menggunakan tenaga maksimal manusia.
4. Pemerasan
Tahap pemerasan ini dilakukan dengan menggunakan saringan goyang. Dimana setelah
dilakukan pemarutan dan dihasilkan bubur singkong, lalu bubur singkong tersebut diletakkan
di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan bergoyang, ditambahkan
pula air melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung dalam bak pengendapan.
Gambar 2. Mesin Pemerasan
5. Pengendapan. Pati hasil pemerasan diendapkan dalam bak pengendapan selama 4 jam. Air di
bagian atas endapan dialirkan dan dibuang, sedangkan endapan diambil dan dikeringkan.
6. Pengeringan. Tahap pengeringan ini memerlukan mesin oven. Sebaiknya tepung tapioka yang
dihasilkan mengandung kadar air 15-19%.
Industri pengolahan singkong ini juga memiliki berbagai kendala. Salah satunya adalah masalah
ketersediaan bahan baku. Ketersediaan bahan baku sangat penting karena apabila terjadi kelangkaan
bahan baku singkong, maka produksi akan macet. Oleh karena itu, kemitraan dengan petani sebagai
pemasok bahan baku sangat diperlukan. Disamping untuk menjamin ketersediaan bahan baku,
kemitraan ini juga untuk menjamin kualitas bahan baku.
Dalam pembuatan pabrik ini kami memakai jasa kontraktor PT. SENTRA SUCCES. Kami memilih PT ini
karena mereka mampu membuat pabrik dengan tata layout yang terbaik dan harganya pun
terjangkau untuk pembuatan pabrik singkong ini.
BIAYA OPERASIONAL
No
Asumsi
1
Periode proyek
2
Ruas tanah
3
Hari kerja Per bulan
-Bulan kerja per tahun
-Hari kerja tenaga borongan
4
Produksi dan harga
– Kapasitas maksimum/hari
-Produksi per bulan
-Produksi per tahun
-Harga tapioka per ton
-Produksi onggok per bulan
5
Rendaman per ton bahan baku
-Tapioka
-Onggok
6
Penggunaan tenaga kerja
-Tenaga manajerial
-Tenaga kerja tetap
7
Upah tenaga kerja per hari
-Tenaga manajerial
-Tenaga Kerja Tetap
8
Bahan baku per bulan
9
Harga bahan baku
10
Discount factor/suku bunga
A. Singkong
1 kg : Rp. 400,00
12,5 ton : Rp. 5.000.000,- dengan potongan 5 % menjadi Rp. 4.750.000 / hari = Rp.
118.750.000,00/bulan = Rp. 1.425.000.000/tahun.
B. Hari Kerja
Jam 8 s.d 12…. Break……jam 13 s.d 17 (8jam / hari) dengan hari Jum’at sebagai hari libur dan hari
kerja Sabtu sampai Kamis. (1 bulan : 25 hari) dengan 7 divisi pekerjaan dengan jumlah operator
sebanyak 20 orang.
1. Pengupasan = 10 orang
2. Pencucian
= 3 orang
3. Penggilingan = 2 orang (packing)
4. Pemerasan
= 2 orang (packing)
5. Penyaringan = 1 orang
6. Penirisan
= 1 orang
7. Pengeringan = 1 orang (packing) dengan menggunakan oven listrik
Setelah semua proses tersebut dilakukan, maka jadilah tepung tapioca.
C. Gaji : 1 orang : Rp. 750.000,00 / bulan
20 orang : Rp. 15.000.000,00 / bulan = Rp. 180.000.000,00/tahun
D. Energi
Listrik : Rp. 1.500.000 / bulan = Rp. 18.000.000,00 / tahun
Solar : 1 mesin : 20 liter (Rp. 4500/liter)
20 liter : Rp. 90.000,00/hari
1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 90.000,00/hari
1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 2.250.000/bulan
1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 27.000.000/tahun
E. Telepon
Biaya Telepon per bulan : Rp. 1.000.000/bulan
biaya telepon per tahun : Rp. 12.000.000,F. Marketing
Promosi menggunakan Brosur
: Hanya pada kawasan Bogor
Promosi menggunakan Agen
: Daerah Cianjur, Sukabumi
Promosi menggunakan Internet : Sistem Kontrak
Total Promosi
: Rp. 1.000.000,-
G. Transportasi
Mobil Truk 2 buah
: Rp. 384.000.000,-
Transportasi (untuk bensi dll) : Rp. 300.000.000,Total Transportasi
+
: Rp. 684.000.000,-
H. Perawatan Mesin
Harga Mesin (Mesin ada 3 buah) : Rp. 350.000.000 masa 5 tahun
Perawatan mesin satu minggu
: Rp. 300.000 / Minggu
Perawatan mesin satu bulan
: Rp. 1.200.000 / Bulan
Perawatan mesin satu tahun
: Rp. 14.400.000 / Tahun
Biaya Mesin Genset
: Rp.15.000.000
I.
Total Biaya Tahunan
Bahan baku
: Rp. 1.425.000.000
Gaji
: Rp. 180.000.000
Listrik
: Rp. 18.000.000
Solar
: Rp. 27.000.000
Telepon
: Rp. 12.000.000
pembelian mesin
: Rp. 350.000.000,-
Perawatan mesin
: Rp. 14.400.000
Marketing
: Rp.
Biaya Mesin Genset
: Rp. 15.000.000 +
Total biaya
: Rp. 2.053.400.000
J.
12.000.000
Biaya Tanah
Surat Izin (PBB dan Pajak)
: Rp. 10.000.000
Harga Tanah (400 meter)
: Rp. 100.000.000
Pembangunan (Kontraktor)
: Rp. 500.000.000 +
Total Biaya
: Rp. 610.000.000
K. Biaya tahunan dan tanah
Biaya tahunan
: Rp. 2.053.400.000
Biaya Transportasi
: Rp.
684.000.000,-
Biaya Tanah
: Rp.
610.000.000 +
Total Biaya
: Rp. 3.347.400.000,-
L.
Sisa Uang
Besar Modal pinjaman dari Bank
Tambahan peminjaman modal
Biaya tahunan dan tanah
Total Sisa Uang
: Rp. 2.000.000.000
: Rp. 1.350.000.000
: Rp. 3.347.400.000 –
: Rp.
2.600.000
PERINCIAN KEUNTUNGAN
Selama 1 hari dapat menghasilkan 5 ton Tepung tapioka, maka selama 1 tahun mampu menghasilkan
1500 ton tepung tapioka. Dimana 1 karung tepung tapioka berisi 50 kg tapioca. Dengan harga 1
kilogram tapioka sebesar Rp. 4000.
1 karung tapioka
: Rp. 190.000
100 Karung tapioka : Rp. 190.000.000 / hari
: Rp. 475.000.000 / bulan
: Rp. 5.700.000.000 / Tahun
Onggok 1 karung 50 kg : Rp. 30.000,40 karung onggok
: Rp. 1.200.000,- / hari
: Rp. 30.000.000,- / bulan
: Rp. 360.000.000,- / tahun
Biaya bersih:
100 karung tapioka (1tahun) : Rp. 5.700.000.000
40 karung onggok (1 tahun) : Rp. 360.000.000 +
Total
:Rp. 6.060.000.000
Modal+Bunga 10%
Total
: Rp. 1.842.500.000.
–
: Rp. 4.217.500.000
Pengembalian modal dilakukan secara 2 tahap, yaitu tahun pertama sebesar 50% dan tahun
kedua 50%
Keuntungan:
Total biaya Bersih
: Rp. 4.217.500.000
Total biaya tahunan+tanah
: Rp. 3.347.400.000
–
Besar Keuntungan Thn 1 : Rp. 870.100.000
Tahun Pertama
No
Input
Satuan
Jumlah
1
Tenaga kerja
–
–
A. Tetap
Orang/bulan
20
B. Tidak Tetap
–
–
Jumlah
Orang/bulan
20
Bahan Baku
–
–
2
3
A. Singkong
Ton
12.5
Jumlah
Ton
12.5
Biaya overhead
–
–
A. Solar
Liter/hari
20
B. Listrik
Bulan
1
C. Telepon
Bulan
1
Jumlah
4
22
Transportasi
–
–
A. Mobil truck
Unit
2
B. Bensin
Liter
150
Penjualan Output
Ton per bulan
125
Perbaikan dan pemeliharaan alat
Minggu
1
6
Perizinan dan tanah
Rupiah
1
7
Pembeliaan mesin
Unit
4
8
Penjualan onggok
Ton
2
9
Marketing
Rupiah
1
10
Pengembalian modal + bunga 10% th 1
Rupiah
1
5
Jumlah Total Biaya
Keuntungan pada tahun ke-2
Bahan baku
: Rp. 1.425.000.000,-
Gaji karyawan
: Rp. 180.000.000
Biaya overhead
: Rp.
Transportasi
: Rp. 300.000.000
57.000.000
Maintenance
: Rp.
14.400.000
Perijinan
: Rp.
10.000.000
Marketing
: Rp.
12.000.000
+
Total
: Rp. 1,998,400,000
Pendapatan penjualan tahun ke-2:
Biaya bersih:
100 karung tapioka (1tahun) : Rp. 5.700.000.000
40 karung onggok (1 tahun) : Rp. 360.000.000 +
Total
Rp. 6.060.000.000
Total pendapatan : Rp. 6.060.000.000
Rp. 870.100.000 +
Total
: Rp. 6.930.100.000
Total pengeluaran : Rp. 1,998,400,000
Rp. 2.026.750.000 +
Rp. 4.025.150.000
Keuntungan
: Rp. 6.930.100.000
Rp. 4.025.150.000
–
Rp. 2.904.950.000
Tahun Kedua
No
Input
Satuan
Jumlah
1
Tenaga kerja
–
–
A. Tetap
Orang/bulan
20
B. Tidak Tetap
–
–
Jumlah
Orang/bulan
20
Bahan Baku
–
–
2
3
A. Singkong
Ton
12.5
Jumlah
Ton
12.5
Biaya overhead
–
–
A. Solar
Liter/hari
20
B. Listrik
Bulan
1
C. Telepon
Bulan
1
Jumlah
4
22
Transportasi
–
–
A. Bensin
Liter
150
5
Penjualan Output
Ton per bulan
125
6
Perbaikan dan pemeliharaan alat
Minggu
1
7
Perizinan
Rupiah
1
8
Penjualan onggok
Ton
2
9
Marketing
Rupiah
1
10
Pengembalian modal + bunga 10% th 2
Rupiah
1
11
Sisa auang th 1
Rupiah
1
Jumlah Total Biaya
Break Event Point (BEP):
Biaya tetap
1. Bahan baku
Rp. 1.425.000.000/tahun
2. Gaji
Rp. 180.000.000/tahun
3. Perawatan mesin
Rp.
14.400.000/tahun
4. Ijin
Rp.
10.000.000
Total
Rp. 1.629.400.000 / tahun
Biaya variabel
1. Energy
Rp. 45.000.000/tahun
2. Transportasi
Rp. 300.000.000/tahun
+
3. Marketing
Rp.
1.000.000/tahun
Total
Rp. 346.000.000/ tahun
+
BEP = FC / (1-VC/P)
Dimana:
FC
: Biaya Tetap
P
: Harga jual per unit
VC
: Biaya Variabel per unit
BEP = FC / (1-VC/P)
= 1.629.400.000 / (1- (364.000.000/5.700.000.000))
= 1.629.400.000 / 0.93614035
= 1.740.550.975,- / tahun
KESIMPULAN
1. Setelah melakukan perhitungan dari berbagai macam referensi baik melalui media informasi
maupun langsung kepada orang yang mengerti akan harga bahan baku yang digunakan untuk
membuat tepung kanji, yaitu singkong. Dengan menggunakan modal sebesar Rp. 2.000.000.000,00
serta tambahan pinjaman terhaap Bank sebesar Rp. 1.350.000.000 mampu melakukan proses
pembuatan sebuah pabrik tepung kanji yang sudah meliputi biaya operasional pabrik selama 1
tahun, seperti tenaga kerja, perbaikan mesin, bahan baku, dll.
2. Pembuatan pabrik tepung kanji ini telah melalui proses perencanaan yang matang, baik dari segi
pembuatan maupun dari segi produksi yang dihasilkan. Dengan mempertimbangkan segi ekonomis
dalam proses produksinya guna meminimasi pengeluaran biaya operasional. Seperti penggunaan
mesin dalam produksinya sehingga meminimasi tenaga kerja, mempertimbangkan hal yang biasanya
terjadi seperti pemadaman listrik, telah tersedianya genset guna mengantisipasi terganggunya proses
produksi.
3. Proses pembutan pabrik tepung kanji ini telah mempertimbangkan baik dari segi teoritis dalam
perhitungannya maupun dari segi kehidupan nyata seperti harga bahan baku maupun peralatannya.
Sehingga tidak menutup kemungkinan hasil analisis dan estimasi biaya yang telah dilakukan dalam
proses pembuatan pabrik tepung kanji ini dapat diaplikasikan dalam dunia nyata.
Kami siap membantu anda dalam pengadaan(desain ,fabrikasi dan instalasi) mesin proses
pengolahan tepung tapioca skala besar / pabrik dengan kapasitas mulai 1 ton – 10 ton/jam
(disesuaikan kebutuhan pabrik) singkong segar dengan standar kualitas Kadar pati Singkong/ubi kayu
= 20% Min, Kadar serat singkong/ubi kayu = 4% Max, Kadar protein singkong/ubi kayu = 1.5% Max,
Debu & pengotor singkong/ubi kayu = 0.85% Max, Kadar HCN singkong/ubi kayu = 173 ppm Max,
Refaksi timbang singkong/ubi kayu = 10% Min, Kondisi fisik singkong Bebas pangkal batang (pangkal
batang sudah dipotong). Dan hasil output tepung tapioca dengan standar Kadar air = 14% Max,
Kadar pati = 80% Min, Derajat keputihan = 80 – 90% (terhadap Barium Sulfat BaSO4), Debu &
pengotor = 0.2% Max, PH = 5 – 7.5, Kadar serat = 0.2% Max, Protein = 0.25% Max, Bau = Netral,
Kadar HCN = Negatip.
Dalam pengolahan/pembuatan tepung tapioca ada beberapa tahapan proses diantaranya Unit
Penerimaan Pembersihan dan Pengupasan Singkong Segar, Unit Disintegrator Singkong / Proses
pemotongan singkong/ubi kayu menjadi ukuran kecil/chip dan proses pemarutan, Unit Extractor
Slurry Singkong / proses kimia dan pemisahan larutan singkong dari ampasnya, Unit Pemurnian
Slurry Singkong / proses pemisahan pati dari air dan pemecahan pati menjadi granula/butiran, Unit
Pengeringan Tepung Tapioca, dan Unit Sifter / pengayakan tepung serta Packing Tepung
Tapioca.Adapun lingkup pengadaan pekerjaan kami diantaranya :
Unit Penerimaan, Pembersihandan Pengupasan Singkong Segar dengan mesin Hopper
Receiver,Inclined Belt Conveyor, Root Peeler + De Stoner, Washer Pit Rectangular Tank + Screw
Blade, sistem perpipaan galvanis & fitting line proses (air), frame struktur welded steel finish
cat, electric instrument & automatic line proses sistem
Unit Disintegrator Singkong / ubi kayu diantaranya mesin Hopper Receiver,Root Chipping, Root
Rasper
,Tangki Slurry Rectangular + Agitator, Pompa Slurry Centrifugal High Solid Content, Pompa Air
, Sistem perpipaan galvanis & fitting line proses (air), Sistem perpipaan slurry & fitting line proses
(HDPE), frame struktur welded steel finish cat dan electric instrument & automatic line proses system
Unit Extractor Slurry Singkong / ubi kayu diantaranya mesin Extractor 1st Stage tipe vertical basket
separator, Bottom screw conveyor, Extractor 2nd Stage tipe drum filter press, Tangki Slurry
Rectangular + Agitator, Pompa Slurry Centrifugal High Solid Content, Pompa Air tipe High Pressure
Pump, Sistem perpipaan galvanis & fitting line proses (air), Sistem perpipaan slurry & fitting line
proses (HDPE), frame struktur welded steel finish cat dan electric instrument & automatic line proses
system
Unit Pemurnian Slurry Singkong / ubi kayu diantaranya mesin Decanter tipe Separator Nozzle
Centrifuge, Pompa Slurry Centrifugal High Solid Content, Vacuum Drum Filter, Food Grade Belt
Conveyor, Pompa Slurry Centrifugal High Solid Content, Sistem perpipaan galvanis & fitting line
proses (air), Sistem perpipaan slurry & fitting line proses (HDPE), frame struktur welded steel finish
cat dan electric instrument & automatic line proses sistem
Unit Pengeringan Tepung Tapioca diantaranya mesin Infeed Screw Conveyor (Feed Flash Dryer),
Flash Dryer Duct + Isolator rockwool, Drying Cyclone, Drying Blower, Cooling Cyclone, Cooling
Blower, Vacuum Conveyor, Hot Air Generator Unit, Sistem perpipaan SUS 304 line proses, Frame
struktur welded steel finish cat dan electric instrument & automatic line proses system
Unit Sifter & Packing Tepung Tapioca diantaranya mesin Sieve Vibrator, Vacuum Conveyor, Disc
Milling,Tangki Silo, Filling Auger, Mesin Packing Automatis, Sistem perpipaan SUS 304 line proses,
Frame struktur welded steel finish cat, electric instrument & automatic line proses system dan Sistem
operasi proses pabrik tepung tapioca : Automatic Control
PERENCANAAN PEMBUATAN PABRIK TEPUNG KANJI
Posted on November 19, 2010by 3id01
NAMA KELOMPOK:
ARIEF NURDINI / 30408152
ANGGITA PUSPITASARI / 30408127
ERLAN GUS HERMAWAN / 30408316
ERWIN IRIANTO SIAHAAN / 30408318
GHINA ANGGRAINI / 30408390
HAMDY
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehidupan bangsa Indonesia umumnya ditopang oleh pembangunan di segala bidang industri jasa
maupun pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi dan hasil pertanian atau yang biasa disebut
dengan agroindustri. Semakin berkembangnya industri pangan selain dapat memberikan keuntungan
bagi masyarakat, juga dapat memberikan dampak negatif dari berbagai sektor. Salah satu dampak
negatif dengan berkembangnya industri adalah timbul pencemaran lingkungan yang berasal dari
limbah industri. Limbah tersebut merusak keseimbangan sumber daya alam dan kelestarian alam.
Industri tepung tapioka atau kanji merupakan salah satu industri pangan yang terdapat di Indonesia.
Bahan baku industri ini adalah umbi ketela pohon yang diolah menjadi tepung tapioka. Tepung
tapioka merupakan bahan baku untuk keperluan industri makanan, industri tekstil, industri kertas,
dan lain-lain. Limbah industri tapioka termasuk limbah organik, karena ditimbulkan sebagai sisa dari
pengolahan ketela pohon yang merupakan salah satu bahan organik. Apabila masalah limbah ini
tidak ditangani, maka dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Sebagian besar industri tapioka berlokasi dekat pemukiman berpenduduk padat ataupun di tepi
sungai. Lokasi industri di daerah tersebut dapat berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup
yang mendiami daerah sekitar. Semakin berkembangnya lingkungan industri maka, perlu dilakukan
upaya pengelolaan lingkungan di industri tapioka. Pengelolaan lingkungan ini tidak hanya dilakukan
setelah proses produksi selesai. Pengelolaan lingkungan ini diarahkan dengan melakukan perubahan
dalam proses produksi. Selain itu, perlu dilakukan pembangunan lokasi pabrik Industri yang strategis
dan penuh pertimbangan. Sehingga dapat dilakukan penghematan-penghematan dalam pemakaian
sumber daya serta mengurangi beban pencemar yang keluar sebagai hasil dari proses.
Perumusan Masalah
Rencana dalam pembuatan pabrik tepung singkong (kanji) tentunya memiliki suatu permasalahan
yang perlu dikembangkan. Permasalahan tersebut menyangkut bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan pabrik tepung kanji dengan modal sebesar Rp 2.000.000.000 hingga pabrik tersebut
beroperasi dan menghasilkan tepung kanji yang siap jual.
Pembatasan Masalah
Perencanaan pembuatan pabrik tepung kanji ini pun dibatasi oleh beberapa hal. Adapun pembatasan
dalam masalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pabrik yang akan dibuat merupakan pabrik tepung kanji.
2. Modal rencana pembuatan pabrik adalah Rp. 2.000.000,00.
3. Lokasi pembuatan pabrik adalah di kabupaten Sukabumi Selatan.
4. Kapasitas produksi pabrik adalah sebesar 5 ton per hari.
Tujuan Penulisan
Pembuatan pabrik tepung kanji ini mempunyai beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Mampu melakukan analisis dan estimasi biaya pembuatan pabrik tepung kanji dengan modal
sebesar Rp. 2.000.000.000,00.
2. Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan pabrik tepung kanji.
3. Mampu mengimplementasikan analisis dan estimasi biaya ini dalam kehidupan nyata.
PEMBAHASAN
Industri tapioka mulai berkembang sejak tahun 1980-an. Industri pengolahan tapioka ini
menggunakan modal sendiri dan sebagian menggunakan modal dari perbankan dan bantuan dari
BUMN serta kemitraan. Di Indonesia, industri tepung tapioka memiliki asosiasi, yaitu Assosiasi
Tepung Tapioka Indonesia (ATTI) yang berpusat di Jakarta. Keberadaan asosiasi ini belum begitu
dirasakan oleh pihak-pihak terkait terutama petani yang tidak dapat menikmati harga singkong sesuai
dengan kesepakatan antara pemda, petani dan pengusaha. Sementara pengusaha tidak dapat
memperoleh bahan baku secara langsung dari petani. Asosiasi ini diharapkan dapat berperan dalam
pengendalian harga pasar tepung tapioka, harga bahan baku serta akses permodalan bagi
pengusaha, sehingga industri tapioka dapat berkembang dalam rangka memenuhi permintaan pasar
dalam negeri dan pasar luar negeri.
Tapioka atau kanji atau tepung singkong ini berbahan dasar singkong. Singkong disebut juga ubi kayu
atau ketela pohon. Singkong merupakan bahan baku berbagai produk industri, yakni meliputi industri
makanan, farmasi, tekstil, dan lain-lain. Dalam industri makanan, pengolahan singkong, dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu hasil fermentasi singkong, singkong yang dikeringkan, dan tepung
singkong atau tepung tapioka.
Gambar 1. Singkong
(Sumber : http://www.iptek.net.id/ind/terapan/images)
Teknologi yang dapat digunakan dalam industri tepung kanji atau tapioka adalah industri tradisional,
semi modern, dan full otomate. Industri tradisional adalah industri pengolahan tapioka yang
mengandalkan sinar matahari dan produksi tergantung pada musim. Industri
semi modern menggunakan mesin pengering (oven) dalam tahap pengeringan. Sedangkan,
industri full otomate yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin dari proses awal
sampai produk jadi. Industri tapioka yang menggunakan peralatan full otomate berarti memiliki
efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, waktu lebih pendek,
serta menghasilkan tapioka yang berkualitas.
Tenaga kerja pada industri tapioka tidak memerlukan keahlian khusus. Jumlah tenaga kerja pun
ditentukan oleh kapasitas produksi dan teknologi yang digunakan. Semakin tinggi volume produksi
semakin besar jumlah tenaga kerja yang diserap. Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi seluruh
proses produksi dari pengupasan sampai pada pengeringan produk. Adapun tahapan proses produksi
dari pembuatan tepung tapioka, yaitu sebagai berikut:
1. Pengupasan
Pengupasan dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk memisahkan daging
singkong dari kulitnya. Selama pengupasan, dilakukan pula tahap pemilihan singkong yang
berkualitas tinggi dari singkong lainnya. Singkong yang kualitasnya rendah tidak diproses
menjadi tapioka dan dijadikan sebagai makanan untuk ternak.
2. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan meremas-remas singkong di dalam
bak yang berisi air. Hal ini bertujuan untuk memisahkan kotoran pada singkong.
3. Pemarutan. Pada tahap pemarutan ini dilakukan cara semi mekanis. Tahap ini maksudnya
adalah pemarutan dilakukan dengan digerakkan oleh generator. Pada tahap ini tidak
sepenuhnya menggunakan tenaga maksimal manusia.
4. Pemerasan
Tahap pemerasan ini dilakukan dengan menggunakan saringan goyang. Dimana setelah
dilakukan pemarutan dan dihasilkan bubur singkong, lalu bubur singkong tersebut diletakkan
di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan bergoyang, ditambahkan
pula air melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung dalam bak pengendapan.
Gambar 2. Mesin Pemerasan
5. Pengendapan. Pati hasil pemerasan diendapkan dalam bak pengendapan selama 4 jam. Air di
bagian atas endapan dialirkan dan dibuang, sedangkan endapan diambil dan dikeringkan.
6. Pengeringan. Tahap pengeringan ini memerlukan mesin oven. Sebaiknya tepung tapioka yang
dihasilkan mengandung kadar air 15-19%.
Industri pengolahan singkong ini juga memiliki berbagai kendala. Salah satunya adalah masalah
ketersediaan bahan baku. Ketersediaan bahan baku sangat penting karena apabila terjadi kelangkaan
bahan baku singkong, maka produksi akan macet. Oleh karena itu, kemitraan dengan petani sebagai
pemasok bahan baku sangat diperlukan. Disamping untuk menjamin ketersediaan bahan baku,
kemitraan ini juga untuk menjamin kualitas bahan baku.
Dalam pembuatan pabrik ini kami memakai jasa kontraktor PT. SENTRA SUCCES. Kami memilih PT ini
karena mereka mampu membuat pabrik dengan tata layout yang terbaik dan harganya pun
terjangkau untuk pembuatan pabrik singkong ini.
BIAYA OPERASIONAL
No
Asumsi
1
Periode proyek
2
Ruas tanah
3
Hari kerja Per bulan
-Bulan kerja per tahun
-Hari kerja tenaga borongan
4
Produksi dan harga
– Kapasitas maksimum/hari
-Produksi per bulan
-Produksi per tahun
-Harga tapioka per ton
-Produksi onggok per bulan
5
Rendaman per ton bahan baku
-Tapioka
-Onggok
6
Penggunaan tenaga kerja
-Tenaga manajerial
-Tenaga kerja tetap
7
Upah tenaga kerja per hari
-Tenaga manajerial
-Tenaga Kerja Tetap
8
Bahan baku per bulan
9
Harga bahan baku
10
Discount factor/suku bunga
A. Singkong
1 kg : Rp. 400,00
12,5 ton : Rp. 5.000.000,- dengan potongan 5 % menjadi Rp. 4.750.000 / hari = Rp.
118.750.000,00/bulan = Rp. 1.425.000.000/tahun.
B. Hari Kerja
Jam 8 s.d 12…. Break……jam 13 s.d 17 (8jam / hari) dengan hari Jum’at sebagai hari libur dan hari
kerja Sabtu sampai Kamis. (1 bulan : 25 hari) dengan 7 divisi pekerjaan dengan jumlah operator
sebanyak 20 orang.
1. Pengupasan = 10 orang
2. Pencucian
= 3 orang
3. Penggilingan = 2 orang (packing)
4. Pemerasan
= 2 orang (packing)
5. Penyaringan = 1 orang
6. Penirisan
= 1 orang
7. Pengeringan = 1 orang (packing) dengan menggunakan oven listrik
Setelah semua proses tersebut dilakukan, maka jadilah tepung tapioca.
C. Gaji : 1 orang : Rp. 750.000,00 / bulan
20 orang : Rp. 15.000.000,00 / bulan = Rp. 180.000.000,00/tahun
D. Energi
Listrik : Rp. 1.500.000 / bulan = Rp. 18.000.000,00 / tahun
Solar : 1 mesin : 20 liter (Rp. 4500/liter)
20 liter : Rp. 90.000,00/hari
1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 90.000,00/hari
1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 2.250.000/bulan
1 mesin dengan kapasitas 20 liter : Rp. 27.000.000/tahun
E. Telepon
Biaya Telepon per bulan : Rp. 1.000.000/bulan
biaya telepon per tahun : Rp. 12.000.000,F. Marketing
Promosi menggunakan Brosur
: Hanya pada kawasan Bogor
Promosi menggunakan Agen
: Daerah Cianjur, Sukabumi
Promosi menggunakan Internet : Sistem Kontrak
Total Promosi
: Rp. 1.000.000,-
G. Transportasi
Mobil Truk 2 buah
: Rp. 384.000.000,-
Transportasi (untuk bensi dll) : Rp. 300.000.000,Total Transportasi
+
: Rp. 684.000.000,-
H. Perawatan Mesin
Harga Mesin (Mesin ada 3 buah) : Rp. 350.000.000 masa 5 tahun
Perawatan mesin satu minggu
: Rp. 300.000 / Minggu
Perawatan mesin satu bulan
: Rp. 1.200.000 / Bulan
Perawatan mesin satu tahun
: Rp. 14.400.000 / Tahun
Biaya Mesin Genset
: Rp.15.000.000
I.
Total Biaya Tahunan
Bahan baku
: Rp. 1.425.000.000
Gaji
: Rp. 180.000.000
Listrik
: Rp. 18.000.000
Solar
: Rp. 27.000.000
Telepon
: Rp. 12.000.000
pembelian mesin
: Rp. 350.000.000,-
Perawatan mesin
: Rp. 14.400.000
Marketing
: Rp.
Biaya Mesin Genset
: Rp. 15.000.000 +
Total biaya
: Rp. 2.053.400.000
J.
12.000.000
Biaya Tanah
Surat Izin (PBB dan Pajak)
: Rp. 10.000.000
Harga Tanah (400 meter)
: Rp. 100.000.000
Pembangunan (Kontraktor)
: Rp. 500.000.000 +
Total Biaya
: Rp. 610.000.000
K. Biaya tahunan dan tanah
Biaya tahunan
: Rp. 2.053.400.000
Biaya Transportasi
: Rp.
684.000.000,-
Biaya Tanah
: Rp.
610.000.000 +
Total Biaya
: Rp. 3.347.400.000,-
L.
Sisa Uang
Besar Modal pinjaman dari Bank
Tambahan peminjaman modal
Biaya tahunan dan tanah
Total Sisa Uang
: Rp. 2.000.000.000
: Rp. 1.350.000.000
: Rp. 3.347.400.000 –
: Rp.
2.600.000
PERINCIAN KEUNTUNGAN
Selama 1 hari dapat menghasilkan 5 ton Tepung tapioka, maka selama 1 tahun mampu menghasilkan
1500 ton tepung tapioka. Dimana 1 karung tepung tapioka berisi 50 kg tapioca. Dengan harga 1
kilogram tapioka sebesar Rp. 4000.
1 karung tapioka
: Rp. 190.000
100 Karung tapioka : Rp. 190.000.000 / hari
: Rp. 475.000.000 / bulan
: Rp. 5.700.000.000 / Tahun
Onggok 1 karung 50 kg : Rp. 30.000,40 karung onggok
: Rp. 1.200.000,- / hari
: Rp. 30.000.000,- / bulan
: Rp. 360.000.000,- / tahun
Biaya bersih:
100 karung tapioka (1tahun) : Rp. 5.700.000.000
40 karung onggok (1 tahun) : Rp. 360.000.000 +
Total
:Rp. 6.060.000.000
Modal+Bunga 10%
Total
: Rp. 1.842.500.000.
–
: Rp. 4.217.500.000
Pengembalian modal dilakukan secara 2 tahap, yaitu tahun pertama sebesar 50% dan tahun
kedua 50%
Keuntungan:
Total biaya Bersih
: Rp. 4.217.500.000
Total biaya tahunan+tanah
: Rp. 3.347.400.000
–
Besar Keuntungan Thn 1 : Rp. 870.100.000
Tahun Pertama
No
Input
Satuan
Jumlah
1
Tenaga kerja
–
–
A. Tetap
Orang/bulan
20
B. Tidak Tetap
–
–
Jumlah
Orang/bulan
20
Bahan Baku
–
–
2
3
A. Singkong
Ton
12.5
Jumlah
Ton
12.5
Biaya overhead
–
–
A. Solar
Liter/hari
20
B. Listrik
Bulan
1
C. Telepon
Bulan
1
Jumlah
4
22
Transportasi
–
–
A. Mobil truck
Unit
2
B. Bensin
Liter
150
Penjualan Output
Ton per bulan
125
Perbaikan dan pemeliharaan alat
Minggu
1
6
Perizinan dan tanah
Rupiah
1
7
Pembeliaan mesin
Unit
4
8
Penjualan onggok
Ton
2
9
Marketing
Rupiah
1
10
Pengembalian modal + bunga 10% th 1
Rupiah
1
5
Jumlah Total Biaya
Keuntungan pada tahun ke-2
Bahan baku
: Rp. 1.425.000.000,-
Gaji karyawan
: Rp. 180.000.000
Biaya overhead
: Rp.
Transportasi
: Rp. 300.000.000
57.000.000
Maintenance
: Rp.
14.400.000
Perijinan
: Rp.
10.000.000
Marketing
: Rp.
12.000.000
+
Total
: Rp. 1,998,400,000
Pendapatan penjualan tahun ke-2:
Biaya bersih:
100 karung tapioka (1tahun) : Rp. 5.700.000.000
40 karung onggok (1 tahun) : Rp. 360.000.000 +
Total
Rp. 6.060.000.000
Total pendapatan : Rp. 6.060.000.000
Rp. 870.100.000 +
Total
: Rp. 6.930.100.000
Total pengeluaran : Rp. 1,998,400,000
Rp. 2.026.750.000 +
Rp. 4.025.150.000
Keuntungan
: Rp. 6.930.100.000
Rp. 4.025.150.000
–
Rp. 2.904.950.000
Tahun Kedua
No
Input
Satuan
Jumlah
1
Tenaga kerja
–
–
A. Tetap
Orang/bulan
20
B. Tidak Tetap
–
–
Jumlah
Orang/bulan
20
Bahan Baku
–
–
2
3
A. Singkong
Ton
12.5
Jumlah
Ton
12.5
Biaya overhead
–
–
A. Solar
Liter/hari
20
B. Listrik
Bulan
1
C. Telepon
Bulan
1
Jumlah
4
22
Transportasi
–
–
A. Bensin
Liter
150
5
Penjualan Output
Ton per bulan
125
6
Perbaikan dan pemeliharaan alat
Minggu
1
7
Perizinan
Rupiah
1
8
Penjualan onggok
Ton
2
9
Marketing
Rupiah
1
10
Pengembalian modal + bunga 10% th 2
Rupiah
1
11
Sisa auang th 1
Rupiah
1
Jumlah Total Biaya
Break Event Point (BEP):
Biaya tetap
1. Bahan baku
Rp. 1.425.000.000/tahun
2. Gaji
Rp. 180.000.000/tahun
3. Perawatan mesin
Rp.
14.400.000/tahun
4. Ijin
Rp.
10.000.000
Total
Rp. 1.629.400.000 / tahun
Biaya variabel
1. Energy
Rp. 45.000.000/tahun
2. Transportasi
Rp. 300.000.000/tahun
+
3. Marketing
Rp.
1.000.000/tahun
Total
Rp. 346.000.000/ tahun
+
BEP = FC / (1-VC/P)
Dimana:
FC
: Biaya Tetap
P
: Harga jual per unit
VC
: Biaya Variabel per unit
BEP = FC / (1-VC/P)
= 1.629.400.000 / (1- (364.000.000/5.700.000.000))
= 1.629.400.000 / 0.93614035
= 1.740.550.975,- / tahun
KESIMPULAN
1. Setelah melakukan perhitungan dari berbagai macam referensi baik melalui media informasi
maupun langsung kepada orang yang mengerti akan harga bahan baku yang digunakan untuk
membuat tepung kanji, yaitu singkong. Dengan menggunakan modal sebesar Rp. 2.000.000.000,00
serta tambahan pinjaman terhaap Bank sebesar Rp. 1.350.000.000 mampu melakukan proses
pembuatan sebuah pabrik tepung kanji yang sudah meliputi biaya operasional pabrik selama 1
tahun, seperti tenaga kerja, perbaikan mesin, bahan baku, dll.
2. Pembuatan pabrik tepung kanji ini telah melalui proses perencanaan yang matang, baik dari segi
pembuatan maupun dari segi produksi yang dihasilkan. Dengan mempertimbangkan segi ekonomis
dalam proses produksinya guna meminimasi pengeluaran biaya operasional. Seperti penggunaan
mesin dalam produksinya sehingga meminimasi tenaga kerja, mempertimbangkan hal yang biasanya
terjadi seperti pemadaman listrik, telah tersedianya genset guna mengantisipasi terganggunya proses
produksi.
3. Proses pembutan pabrik tepung kanji ini telah mempertimbangkan baik dari segi teoritis dalam
perhitungannya maupun dari segi kehidupan nyata seperti harga bahan baku maupun peralatannya.
Sehingga tidak menutup kemungkinan hasil analisis dan estimasi biaya yang telah dilakukan dalam
proses pembuatan pabrik tepung kanji ini dapat diaplikasikan dalam dunia nyata.