analisis faktor risiko BBLR di
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR
RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAGA,
LARANGAN DAN SITOPENG KOTA CIREBON
TAHUN 2014–2016
Faadia Islami1, Defa Rahmatun Nisaa’2, Thysa Thysmelia Affandi2
1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati, 2) Dosen Fakultas
Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
Email: [email protected]
ABSTRAK
Pendahuluan: Berat badan lahir rendah terus menerus menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang signifikan secara global dan berhubungan dengan berbagai risiko jangka pendek maupun
jangka panjang. Indonesia memiliki prevalensi 10% BBLR dari total persalinan. Angka kejadian BBLR
di Kota Cirebon adalah 208 setiap 5.504 kelahiran. Tujuan: Mengetahui distribusi BBLR dan faktor
risiko yang mempengaruhi kejadian BBLR di Puskesmas Kalijaga, Larangan dan Sitopeng Kota
Cirebon. Metode Penelitian: Cross sectional dengan jumlah sampel 2935 ibu yang melahirkan di
wilayah kerja Puskesmas Kalijaga, Larangan dan Sitopeng tahun 2014–2016. Teknik pengambilan
sampel total sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis bivariat dengan metode
tabel 2x2 rasio prevalensi (RP) dengan confidential interval (CI) 95% menggunakan uji analisis
statistik Chi Square. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil Penelitian: Responden
yang mengalami BBLR sebanyak 185 (6,3%). Terdapat hubungan usia ibu (p= 0,000), pendidikan ibu
(p= 0,000), usia kehamilan (p= 0,000), status gizi ibu (p= 0,000), pemeriksaan antenatal (p= 0,000),
hipertensi (p= 0,002), anemia (p= 0,000), preeklampsia (p= 0,000), tingkat ekonomi (p= 0,000)
dengan kejadian BBLR. Sedangkan jumlah paritas (p= 0,530) tidak mempunyai hubungan yang
bermakna dengan kejadian BBLR. Hasil multivariat didapatkan faktor risiko yang mempengaruhi
kejadian BBLR adalah usia ibu, pendidikan ibu, usia kehamilan, status gizi ibu, anemia, preeklampsia
dan tingkat ekonomi. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kejadian BBLR adalah usia
kehamilan. Kesimpulan: Distribusi responden yang mengalami BBLR sebanyak 185 (6,3%). Faktor
risiko yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah usia ibu, pendidikan ibu, usia kehamilan,
status gizi ibu, anemia, preeklampsia dan tingkat ekonomi. Kata kunci: BBLR, faktor risiko BBLR.
ABSTRACT
Introduction : Low birth weight continues to be a significant global public health problem. Indonesia
has 10% occurrence LBW of total childbirths. The occurrence number of LBW in Cirebon City is 208
every 5,504 births. Objective : Knowing the distribution of LBW and risk factors that affect the
occurrence of LBW. Methods : Cross sectional with 2935 samples of mothers who gave birth in the
working area of Kalijaga, Larangan and Sitopeng community health center, from 2014 to 2016. Total
sampling was used as the sampling technique. The data used were secondary data. Bivariate
analysis with prevalence ratio (PR) method and confidential interval (CI) of 95%. Multivariate analysis
performed with logistic regression. Results : Number of respondents who experienced LBW were 185
(6.3%). There was a relationship of maternal age (p = 0,000), maternal education (p = 0,000 ),
gestational age (p = 0,000), maternal nutritional status (p = 0,000), antenatal examination (p = 0,000),
hypertension (p = 0,002), anemia (p = 0,000) pre-eclampsia (p = 0,000), economic level (p = 0,000)
with the occurrence of LBW. While the number of parities (p = 0,530) has no significant relationship
with the occurrence of LBW. Multivariate results showed that risk factors influencing LBW occurrence
were maternal age, maternal education, gestational age, maternal nutritional status, anemia,
preeclampsia and economic level. The most dominant variable affecting LBW occurrence is
gestational age. Conclusion : Distribution of respondents who experienced LBW as much as 185
(6.3%). Risk factors that affect the occurrence of LBW are maternal age, maternal education,
gestational age, maternal nutritional status, anemia, preeclampsia and economic level. Keywords :
LBW, LBW risk factors
PENDAHULUAN
Berat badan lahir rendah terus menerus
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
signifikan secara global dan berhubungan
dengan berbagai risiko baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Diperkirakan 15%
sampai 20% dari semua kelahiran di seluruh
dunia adalah kelahiran bayi dengan berat
badan lahir rendah, yang mewakili lebih dari
20 juta kelahiran per tahun.(WHO, 2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Larroque,
Bertrais, Czernichow, dan Leger dalam studi
kohort berjudul ”School difficulties in 20 years
old who were born small for gestational age”
mengungkapkan
faktor
risiko
BBLR
diantaranya adalah induksi awal persalinan
atau kelahiran caesar (karena alasan medis
atau non medis), kehamilan kembar, infeksi
dan kondisi kronis seperti diabetes mellitus,
preeklampsia, eklampsia, dan hipertensi pada
ibu hamil.(Larroque, Bertrais, Czernichow, &
Léger, 2001; Tjekyan, 2010)
Jaya menjelaskan dalam penelitiannya
bahwa faktor risiko kejadian BBLR meliputi
usia ibu, paritas, status gizi berdasarkan
ukuran LILA,
dan
pelayanan
antenatal.(Jaya,
2009)
Indonesia memiliki prevalensi yang cukup
tinggi untuk kejadian BBLR, yaitu 10% dari
total
persalinan.(Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan, 2013)
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
distribusi BBLR dan faktor risiko yang
mempengaruhinya, mengetahui faktor risiko
yang paling dominan mmpengaruhi BBLR.
METODE
Penelitian ini adalah jenis penelitian survey
analitik. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah cross sectional. Data yang digunakan
adalah data sekunder. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Ibu yang
melahirkan bayi BBLR pada tahun 2014–2016
di wilayah kerja Puskesmas Kalijaga,
Larangan dan Sitopeng Kota Cirebon yang
berjumlah 2935 responden. Sampel penelitian
memakai total sampling.
Instrumen yang digunakan adalah buku
partus, buku kohort ibu, buku KIA, dan buku
pelacakan BBLR yang ada di Puskesmas
Kalijaga, Larangan, dan Sitopeng periode
2014–2016. Analisis menggunakan tabel 2x2
(Two by two table) maka didapatkan rasio
prevalens (RP) dengan 95% confidential
interval
(CI).
Analisis
multivariat
menggunakan analisis regresi logistik untuk
memprediksi variabel independen yang
dominan mempengaruhi terhadap BBLR.
HASIL
A. Analisis Univariat
Tabel 1. DIstribusi responden berdasarkan
analisis univariat
Jumlah
Variabel
Kategori
N
%
BBL
BBLR
185
6,3
Tidak BBLR
2750 93,7
30 tahun
20–30 tahun
2290 78
Pendidikan
≤SMP
223
7,6
Ibu
>SMP
2712 92,4
40
111
3,8
Kehamilan
minggu
37–40 minggu
2824 96,2
Jumlah
>4
181
6,2
paritas
1–4
2754 93,8
Status
Gizi
LILA
RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAGA,
LARANGAN DAN SITOPENG KOTA CIREBON
TAHUN 2014–2016
Faadia Islami1, Defa Rahmatun Nisaa’2, Thysa Thysmelia Affandi2
1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati, 2) Dosen Fakultas
Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati
Email: [email protected]
ABSTRAK
Pendahuluan: Berat badan lahir rendah terus menerus menjadi masalah kesehatan masyarakat
yang signifikan secara global dan berhubungan dengan berbagai risiko jangka pendek maupun
jangka panjang. Indonesia memiliki prevalensi 10% BBLR dari total persalinan. Angka kejadian BBLR
di Kota Cirebon adalah 208 setiap 5.504 kelahiran. Tujuan: Mengetahui distribusi BBLR dan faktor
risiko yang mempengaruhi kejadian BBLR di Puskesmas Kalijaga, Larangan dan Sitopeng Kota
Cirebon. Metode Penelitian: Cross sectional dengan jumlah sampel 2935 ibu yang melahirkan di
wilayah kerja Puskesmas Kalijaga, Larangan dan Sitopeng tahun 2014–2016. Teknik pengambilan
sampel total sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis bivariat dengan metode
tabel 2x2 rasio prevalensi (RP) dengan confidential interval (CI) 95% menggunakan uji analisis
statistik Chi Square. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil Penelitian: Responden
yang mengalami BBLR sebanyak 185 (6,3%). Terdapat hubungan usia ibu (p= 0,000), pendidikan ibu
(p= 0,000), usia kehamilan (p= 0,000), status gizi ibu (p= 0,000), pemeriksaan antenatal (p= 0,000),
hipertensi (p= 0,002), anemia (p= 0,000), preeklampsia (p= 0,000), tingkat ekonomi (p= 0,000)
dengan kejadian BBLR. Sedangkan jumlah paritas (p= 0,530) tidak mempunyai hubungan yang
bermakna dengan kejadian BBLR. Hasil multivariat didapatkan faktor risiko yang mempengaruhi
kejadian BBLR adalah usia ibu, pendidikan ibu, usia kehamilan, status gizi ibu, anemia, preeklampsia
dan tingkat ekonomi. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kejadian BBLR adalah usia
kehamilan. Kesimpulan: Distribusi responden yang mengalami BBLR sebanyak 185 (6,3%). Faktor
risiko yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah usia ibu, pendidikan ibu, usia kehamilan,
status gizi ibu, anemia, preeklampsia dan tingkat ekonomi. Kata kunci: BBLR, faktor risiko BBLR.
ABSTRACT
Introduction : Low birth weight continues to be a significant global public health problem. Indonesia
has 10% occurrence LBW of total childbirths. The occurrence number of LBW in Cirebon City is 208
every 5,504 births. Objective : Knowing the distribution of LBW and risk factors that affect the
occurrence of LBW. Methods : Cross sectional with 2935 samples of mothers who gave birth in the
working area of Kalijaga, Larangan and Sitopeng community health center, from 2014 to 2016. Total
sampling was used as the sampling technique. The data used were secondary data. Bivariate
analysis with prevalence ratio (PR) method and confidential interval (CI) of 95%. Multivariate analysis
performed with logistic regression. Results : Number of respondents who experienced LBW were 185
(6.3%). There was a relationship of maternal age (p = 0,000), maternal education (p = 0,000 ),
gestational age (p = 0,000), maternal nutritional status (p = 0,000), antenatal examination (p = 0,000),
hypertension (p = 0,002), anemia (p = 0,000) pre-eclampsia (p = 0,000), economic level (p = 0,000)
with the occurrence of LBW. While the number of parities (p = 0,530) has no significant relationship
with the occurrence of LBW. Multivariate results showed that risk factors influencing LBW occurrence
were maternal age, maternal education, gestational age, maternal nutritional status, anemia,
preeclampsia and economic level. The most dominant variable affecting LBW occurrence is
gestational age. Conclusion : Distribution of respondents who experienced LBW as much as 185
(6.3%). Risk factors that affect the occurrence of LBW are maternal age, maternal education,
gestational age, maternal nutritional status, anemia, preeclampsia and economic level. Keywords :
LBW, LBW risk factors
PENDAHULUAN
Berat badan lahir rendah terus menerus
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
signifikan secara global dan berhubungan
dengan berbagai risiko baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Diperkirakan 15%
sampai 20% dari semua kelahiran di seluruh
dunia adalah kelahiran bayi dengan berat
badan lahir rendah, yang mewakili lebih dari
20 juta kelahiran per tahun.(WHO, 2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Larroque,
Bertrais, Czernichow, dan Leger dalam studi
kohort berjudul ”School difficulties in 20 years
old who were born small for gestational age”
mengungkapkan
faktor
risiko
BBLR
diantaranya adalah induksi awal persalinan
atau kelahiran caesar (karena alasan medis
atau non medis), kehamilan kembar, infeksi
dan kondisi kronis seperti diabetes mellitus,
preeklampsia, eklampsia, dan hipertensi pada
ibu hamil.(Larroque, Bertrais, Czernichow, &
Léger, 2001; Tjekyan, 2010)
Jaya menjelaskan dalam penelitiannya
bahwa faktor risiko kejadian BBLR meliputi
usia ibu, paritas, status gizi berdasarkan
ukuran LILA,
dan
pelayanan
antenatal.(Jaya,
2009)
Indonesia memiliki prevalensi yang cukup
tinggi untuk kejadian BBLR, yaitu 10% dari
total
persalinan.(Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Kesehatan, 2013)
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
distribusi BBLR dan faktor risiko yang
mempengaruhinya, mengetahui faktor risiko
yang paling dominan mmpengaruhi BBLR.
METODE
Penelitian ini adalah jenis penelitian survey
analitik. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah cross sectional. Data yang digunakan
adalah data sekunder. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh Ibu yang
melahirkan bayi BBLR pada tahun 2014–2016
di wilayah kerja Puskesmas Kalijaga,
Larangan dan Sitopeng Kota Cirebon yang
berjumlah 2935 responden. Sampel penelitian
memakai total sampling.
Instrumen yang digunakan adalah buku
partus, buku kohort ibu, buku KIA, dan buku
pelacakan BBLR yang ada di Puskesmas
Kalijaga, Larangan, dan Sitopeng periode
2014–2016. Analisis menggunakan tabel 2x2
(Two by two table) maka didapatkan rasio
prevalens (RP) dengan 95% confidential
interval
(CI).
Analisis
multivariat
menggunakan analisis regresi logistik untuk
memprediksi variabel independen yang
dominan mempengaruhi terhadap BBLR.
HASIL
A. Analisis Univariat
Tabel 1. DIstribusi responden berdasarkan
analisis univariat
Jumlah
Variabel
Kategori
N
%
BBL
BBLR
185
6,3
Tidak BBLR
2750 93,7
30 tahun
20–30 tahun
2290 78
Pendidikan
≤SMP
223
7,6
Ibu
>SMP
2712 92,4
40
111
3,8
Kehamilan
minggu
37–40 minggu
2824 96,2
Jumlah
>4
181
6,2
paritas
1–4
2754 93,8
Status
Gizi
LILA