79536353 Pengertian Fungsi Dan Jenis Pendidikan

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Pengantar pendidikan dengan judul Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan
Pendidikan. Shalawat dan salam tak lupa kami hanturkankepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, kerabat, dan pengikut beliau
hingga akhir zaman.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Dra. Hj. Aslamiah, M.Pd dan Sulistisna, S.Pd selaku dosen pembimbing
mata kuliah Pengantar Pendidikan.
2. Kepada orang tua yang senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada
kami.
3. Kepada kakak- kakak tingkat dan rekan- rekan yang telah banyak
memberikan masukan guna menyempurnakan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas
dari kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah
ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagai mestinya
dan biasa memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Amin ya rabbal alamin.

Banjarmasin, 12 Oktober 2009

Tim Penyusun

PENGERTIAN, FUNGSI, DAN JENIS
LINGKUNGAN PENDIDKAN

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan
meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi
tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak
didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang
sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal adlam satu
lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarny
lingkungan mencakuplingkungan fidik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll)
dinamakan lingkungan pendidikan.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik
dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber
daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

B.

TRIPUSAT PENDIDIKAN
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam

lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar
Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an
lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
1.

Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang

pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati
orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak
agar tumbuh adn berkembang dengan baik.

Pendidikan keluarga berfungsi:
1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
2. Menjamin kehidupan emosional anak
3. Menanamkan dasar pendidikan moral
4. Memberikan dasar pendidikan sosial.
5.
2.

Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam

keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.
Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
1. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik
serta menanamkan budi pekerti yang baik.


2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat
yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
3. Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya
mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika,
membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
3.

Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan

keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai
ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada
di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan
tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak
sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan,
pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun

pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

C. PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN
TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar
dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1.

pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya

2.

pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan

3.

pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

D.


PENGERTIAN PENDIDIKAN

1.

Batasan tentang Pendidikan
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan

kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena
orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena
falsafah yang melandasinya.
a.

Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan

pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut
mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk
transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai
kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
b.


Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu

kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian
peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan
pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi
mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
c.

Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan

yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
d.

Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan

membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan

dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon
luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan
pokok dalam kehidupan manusia.

e.

Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan

nasional sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan bangsa
indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan
untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
2.

Tujuan dan proses Pendidikan

a.

Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,

pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu
memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu yang
ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas
proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas
pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso,
mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses
belajar dan pengalaman belajar yang optimal.

3.

Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan

persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung

sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad
yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad
16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk

pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan
penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling
muda sampai paling tua.(Cropley:67)
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a.

Rasional

b.

Alasan keadilan

c.

Alasan ekonomi


d.

Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga,

remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
e.

Alasan perkembangan iptek

f.

Alasan sifat pekerjaan

4.

Kemandirian dalam belajar

a.

Arti dan perinsip yang melandasi
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang

berlangsungnya lebih didorong oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung
jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep kemandirian dalam belajar bertumpu pada
perinsip bahwa individu yang belajar akan sampai kepada perolehan hasil belajar.
b.

Alasan yang menopang
Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16) mengemukakan

alasan sebagai berikut:
1. Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi
para pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada
peserta didik.
2. Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.
3. Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah
memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan
contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang
dihadapi dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri.

4. Dalam

proses

pendidikan

dan

pembelajaran

pengembangan

konsep

seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilainilai ke dalam diri
peserta didik.
E.

UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1.

Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung

menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a.

Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan

insan yang unik.
b.

Individu yang sedang berkembang.

c.

Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.

d.

Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

2.

Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami
pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan
ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3.

Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara

peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian
tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif
dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.

4.

Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

a.

Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun

diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat
melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat
pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
b.

Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga,

sekolah dan masyarakat.
F.

PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

1.

Pengertian Sistem

Beberapa definisi sitem menurut para ahli:
a.

Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir;

suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)
b.

Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-

sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)
c.

Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan

dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin,
1992:11)

2.

Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem

Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen
tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumentalinput(guru,
kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).

3.

Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan

Kedudukan dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai
subsistem, bidang ekonomi, pendidikan,dan politik masing-masing-masing sebagai
sistem. Pendidikan formal, nonformal, dan informal merupakan subsistem dari
bidang pendidikan sebagai sistem dan seterusnya.

4.

Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik.

a.

Cara memandang sistem
Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sitem

ataupun sebaliknya suatu sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar, tidak
lain daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem atau dengan kata
lain ruang lingkup suatu permasalahan.
b.

Masalah berjenjang
Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan

sebab akibat, alternatif maslah, dan latar belakang masalah.
c.

Analisis sitem pendidikan
Penggunaan

analisis

sistem

dalam

pendidikan

dimaksudkan

untuk

memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan efektif.
Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita dipersyaratkan untuk
berpikir secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan segenap komponen yang
terlibat dalam maslah pendidikan yang akan dipecahkan.
d.

Saling hubungan antarkomponen
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang

baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem
secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhibungan secra fungsional
dengan komponen lain.

e.

Hubungan sitem dengan suprasistem
Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan

dengan sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem itu
hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan segenap segi kehidupan itu
kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan pengembangan.

5.

Keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan adalah:
a.

pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Masing-masing saling mengisis.
b.

Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing

dapat dipahami lebih baik.
c.

Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab

pendidikan membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya. Wadah
harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.

6.

Pendidikan prajabatan (preservice education) dan pendidikan dalam

jabatan (inservice education) sebagai sebuah sistem.
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada
calon pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan
pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada oramgorang yang telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain. Dengan kata
lain pendidikan prajabatan hanya memberikan bekal dasar, sedangkan bekal praktis
yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan.

7.

Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa

rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan PT.
Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna

terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan yang berada
di samping pendidikan formal dan nonformal.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal
ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan
pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya
manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut
berperanan.

Kesimpulan :
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai
pihak, khususnya, keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan
yang dikenal sebagai Tripusat Pendidikan.
Fungsi dan peranan Tripusat pendidikan itu, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama, merupakan factor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yakni
membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan SDM pembangunan
yang bermutu. Dengan demikaian, pemenuhan fungsi dan peranan itu secara optimal
merupakan salah satu factor penentu keberhasilan pembangunan Nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Bacaan: Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sumber Bacaan: Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Posted in Pendidikan. Tags: manusia utuh, Pendidikan, pendidikan formal,
pendidikan informal, pendidikan nonformal, pengertian pendidikan, unsur-unsur
pendidikan. 41 Comments ยป