305026967 Juknis BOS Tahun 2016 doc

Juknis BOS Tahun 2016
Jakarta (BIB) - Pelaksanaan penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah ataus BOS pada
tahun 2016 berbeda dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan Surat Edaran (SE) Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan pada tanggal 10 Desember 2015 lalu, penyaluran dana BOS akan dilakukan oleh
Provinsi dan dihitung berdasarkan jumlah siswa pada Dapodik per 15 Desember 2015.
Ada 2 poin dalam SE Nomor 7131/D/KU/2015 tentang Persiapan Pelaksanaan BOS Tahun 2016,
yaitu :
1.
Dana BOS pendidikan dasar dan pendidikan menengah tahun 2016 akan disalurkan dari
Kas Umum Negara (KUN) ke Kas Umum Daerah (KUD) Provinsi secara triwulanan (3 bulan
sekali) pada awal bulan dari setiap triwulan. Selanjutnya agar dana BOS disalurkan dari
KUD Provinsi ke rekening bank satuan pendidikan paling lambat 7 hari kerja setelah dana
diterima KUD Provinsi setiap triwulan.
2.

Alokasi dana BOS setiap provinsi untuk pendidikan dasar dan pendidikan menengah
telah dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian APBN
Tahun 2016.

Metode pencairan dana BOS merujuk pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor

52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2016. Salah satu syarat pencairan dana
BOS adalah dengan melakukan dan menyiapkan Naskah Perjanjian Hibah (NPH) antara Sekolah
dengan Dinas Pendidikan Provinsi atas nama Gubernur.
Untuk jenjang SD/SMP NPH antara Dinas Pendidikan Provinsi diwakilkan langsung kepada Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Sedangkan NPH antara Dinas Pendidikan Provinsi dengan
sekolah menengah (SMA/SMK) dilakukan dengan Kepala Sekolah masing-masing.
Besaran dana BOS yang diterima sekolah pada tahun 2016 adalah :
 SD/MI/SDLB : Rp. 800.000,00 per siswa per tahun;

 SMP/MTs/SMPLB : Rp. 1.000.000,00 per siswa per tahun;
 SMA/MA/SMK/SMLB : Rp. 1.400.000,00 per siswa per tahun.
Proses pencairan dana BOS dilakukan selama 4 triwulan, yaitu; Januari-Maret pencairan
dilakukan pada bulan Januari 2016, April-Juni pencairan pada April 2016, Juli-September
pencairan berlangsung pada bulan Juli dan Oktober-Desember dilakukan pencairan pada bulan
Oktober 2016.
Penyaluran dana BOS di daerah terpencil dan sulit akses dilakukan per 6 bulan sekali, yakni
Januari-Juni dan Juli-Desember yang dicairkan pada awal semester.
Catatan : untuk sekolah di daerah khusus yang memiliki siswa kurang dari 60 orang, tetap
akan menerima dana BOS sebesar 60 siswa per tahun.
Sekolah khusus yang dimaksud adalah :

1.
sekolah di daerah khusus yang ditetapkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi;
2.
3.
4.

sekolah satu atap (SATAP), SLB, SDLB, dan SMPLB;
sekolah di daerah kumuh/pinggiran yang peserta didiknya tidak dapat tertampung pada
satuan pendidikan lain di sekitarnya.
bagi sekolah swasta minimal sudah memiliki izin operasional selama 3 tahun berjalan.

Ada pengecualian bagi sekolah khusus atau sekolah berkategori kecil, yaitu :
 sekolah swasta yang sudah menerapkan iuran mahal;







sekolah swasta yang izin operasionalnya kurang dari 3 tahun;
sekolah yang tidak diminati oleh masyarakat sekitar karena kurang berkembang;
sekolah yang membatasi jumlah siswa untuk mendapatkan kebijakan khusus dana BOS;
sekolah swasta yang tidak bersedia menerima kebijakan alokasi minimal.

Mekanisme
penyaluran
dana
BOS
bagi
sekolah
kecil
dengan
kebijakan
khusus
adalah:pertama: Tim BOS Kabupaten/Kota memverifikasi sekolah yang sesuai kriteria/syarat
sekolah kecil. Kedua; Tim BOS Kabupaten/Kota merekomendasikan dan mengusulkan kepada Tim
BOS Provinsi, dan ketiga, Tim BOS Provinsi menetapkan sekolah kecil berdasarkan rekomendasi
tersebut. Tim BOS Provinsi juga berhak menolak rekomendasi apabila tidak sesuai dengan
kriteria dan syarat yang telah ditentukan.

Total dana BOS pada tahun 2016 sebesar Rp. 43.923.573.800.000,00 atau terbilang Empat Puluh
Tiga Triliun Sembilan Ratus Dua Puluh Tiga Miliar Lima Ratus Tujuh Puluh Tiga Juta Delapan
Ratus Ribu Rupiah.
Ada kewajiban sekolah yang menerima dana BOS, yaitu :
 harus dan wajib menyampaikan informasi jumlah dana BOS yang diterima secara tertulis
kepada orang tua siswa, dan di papan pengumuman;

 mempertanggungjawabkan dana BOS sesuai dengan yang diterima;

 membebaskan iuran atau pungutan bagi orang tua siswa.
Ketentuan Sekolah Penerima Dana BOS
Bagi sekolah negeri dan sekolah swasta wajib mematuhi ketentuan berikut ini :
1.
semua sekolah negeri yang terdata dalam Dapodikdasmen wajib menerima BOS
2.

semua sekolah swasta yang terdata dalam Dapodikdasmen dan sudah memiliki izin
operasional minimal 3 tahun, berhak menerima BOS. [Sekolah swasta berhak menolak dana
BOS dengan terlebih dahulu melakukan persetujuan orang tua siswa, dengan menjamin
kelangsungan pendidikan siswa miskin]


3.

semua sekolah negeri dilarang melakukan pungutan kepada orang tua/wali murid

4.

sekolah swasta yang menerima dana BOS dan masih melakukan pungutan iuran sekolah
wajib mematuhi dan mengikuti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun
2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar

5.

sekolah dapat menerima sumbangan yang bersifat sukarela dari masyarakat dan orang
tua/wali murid yang tergolong mampu

6.

Pemerintah Daerah harus mengendalikan dan mengawasi pungutan dan sumbangan yang
diterima sekolah agar mengikuti prinsip nirlaba (tidak cari untung) dan dikelola secara

transparan dan akuntabel

7.

Menteri dan Kepala Daerah dapat membatalkan pungutan yang dilakukan sekolah apabila
sekolah melanggar peraturan perundang-undangan dan di nilai meresahkan masyarakat.

Tanggung Jawab Sekolah
Sementara itu, ada 16 tugas dan tanggung jawab sekolah penerima dana BOS, yaitu :
1.
mengisi, mengirim dan meng-update data pokok pendidikan di Dapodikdasmen
2.

memastikan data yang masuk di Dapodikdasmen sesuai dengan kondisi riil

3.

memverifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada

4.


mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh sekolah dan RKAS di papan
pengumuman sekolah

5.
6.

mengumumkan penggunaan dana BOS di papan pengumuman sekolah
menginformasikan secara tertulis rekapitulasi penerimaan dan penggunaan dana BOS
kepada orang tua siswa

7.

bertanggungjawab atas penggunaan dana BOS yang diterima

8.

membuat form register penutupan kas dan berita acara pemeriksaan kas

9.


membuat laporan realisasi penggunaan dana BOS Triwulanan di tiap akhir triwulan dan
disimpan di sekolah untuk keperluan monitoring dan audit

10.

memasukkan data penggunaan dana BOS setiap triwulan ke laporan online

11.
membuat laporan tahunan penggunaan dana BOS untuk diserahkan ke SKPD Pendidikan
Kabupaten/Kota
12.

melakukan pembukuan secara tertib

13.

memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat

14.


memasang spanduk bebas pungutan menjelang dan selama masa PPDB

15.
sekolah negeri wajib melaporkan hasil pemberian barang investasi dari dana BOS ke
SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota
16.

menandatangani surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana BOS.

Catatan :

penetapan jumlah siswa penerima dana BOS tahun 2016, untuk periode Januari-Maret
berdasarkan data Dapodikdasmen per tanggal 15 Desember 2015, periode April-Juni
berdasarkan Dapodikdasmen 1 Maret 2016, periode Juli-September berdasarkan Dapodikdasmen
1 Juni 2016 dan periode Oktober-Desember berdasarkan Dapodikdasmen 21 September 2016.



alokasi


dana

BOS

final

untuk

perhitungan

lebih/kurang

ditetapkan

dengan

dasar

sebagai berikut, yakni Triwulan I berdasarkan Dapodikdasmen tanggal 30 Januari 2016;

Triwulan II berdasarkan Dapodikdasmen tanggal 30 April 2016; dan Triwulan III & Triwulan
IV berdasarkan Dapodikdasmen tanggal 30 Oktober 2016.
Sementara itu ketentuan lainnya pada proses penerimaan dana BOS oleh sekolah, apabila
terjadi perpindahan siswa maka dana BOS triwulan berjalan menjadi hak sekolah asal. Dan
revisi jumlah siswa baru akan dilakukan pada triwulan berikutnya.
Dan apabila terjadi kelebihan jumlah salur akaibat kesalahan data pada triwulan I hingga
triwulan III maka akan diperhitungkan pada triwulan berikutnya. Sementara apabila ada
kelebihan salur pada triwulan IV harus dikembalikan ke KUD (Kas Umum Daerah) Provinsi.
Dan sebaliknya, bila ada kekurangan salur ke sekolah dapat langsung dibayarkan apabila dana
BOS di BUD masih mencukupi, kalau tidak mencukupi Tim BOS Provinsi harus mengajukan
terlebih dahulu kepada Tim BOS Pusat untuk menjadi dasar pencairan dana cadangan.

Bila ada sisa dana sekolah di akhir tahun anggaran akan menjadi milik sekolah untuk
digunakan bagi kepentingan sekolah sesuai dengan program sekolah tersebut.
Ketentuan lainnya yang harus diperhatikan adalah, bahwa penyaluran dana BOS
penyaluran dana cadangan disalurkan tidak boleh melewati tahun anggaran berjalan.

termasuk

Soal tata cara pengambilan dana BOS di rekening, dapat dilakukan oleh bendahara sekolah
atas persetujuan Kepala Sekolah dan dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dengan
menyisakan saldo sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Dana BOS tidak harus habis dipergunakan pada waktu anggaran tahun berjalan, tetapi bisa
digunakan sesuai kebutuhan berdasarkan kebutuhan yang tertuang dalam RKAS.

PENGGUNAAN DANA BOS 2016

Ada 13 item yang boleh digunakan sekolah pada dana BOS tahun 2016, yaitu :
1. Pengembangan Perpustakaan : prioritas utama adalah membeli buku teks pelajaran sesuai
dengan kurikulum yang digunakan oleh sekolah, baik pembelian buku yang baru, mengganti
yang rusak, dan membeli kekurangan agar tercukupi rasio satu siswa satu buku. Buku teks
yang dibeli adalah yang telah dinilai dan ditetapkan HET-nya (harga eceran tertinggi)
oleh Kemdikbud. Pembelian buku didasarkan pada pengayaan dan referensi untuk memenuhi
SPM (standar pelayanan minimal). Selain itu dapat juga dilakukan pengayaan dengan
berlangganan
koran,
majalah/publikasi
berkala
yang
terkait
dengan
pendidikan
(offline/online),
pemeliharaan
buku/koleksi
perpustakaan,
peningkatan
kompetensi
pustakawan,
pengembangandatabase perpustakaan,
pemeliharaan
dan
pembelian
AC
perpustakaan. Biaya untuk pengembangan perpustakaan minimal 5% dari total anggaran
operasional sekolah.
2. Kegiatan PPDB : semua jenis pengeluaran dalam rangka penerimaan peserta didik baru
(PPDB) dibebankan pada dana BOS. Termasuk didalamnya, pendanaan untuk proses semua
jenis pengeluaran dalam rangka pendataan dapodikdasmen, yaitu untuk: penggandaan
formulir dapodikdasmen, biaya pemasukan, validasi,update dan pengiriman data. Sementara
rincian yang dapat dibayarkan dari dana BOS pada proses ini adalah pembelian bahas
habis pakai (ATK), sewa internet (warnet), update data secara online apabila tidak
dapat dilakukan di sekolah dan biaya transportasi pada proses upload data. Sementara
honor operator dapodikdasmen untuk petugas pendataan di sekolah diusahakan dikerjakan
oleh tenaga administrasi yang ada di sekolah, sehingga sekolah tidak perlu lagi
menganggarkan biaya tambahan untuk pembayaran honor bulanan. Namun, bila tidak ada
tenaga administrasi yang kompeten, maka sekolah dapat menugaskan tenaga operator lepas
(outsourcing) yang dibayar sesuai dengan waktu pekerjaan (tidak dibayarkan honor rutin

bulanan). Standar honor operator dapodikdasmen mengikuti standar biaya, atau ketentuan
dan kewajaran yang berlaku di daerah sesuai dengan beban kerja. Kegiatan lainnya adalah
pembuatan spanduk sekolah bebas biaya pungutan.
3. Pembelajaran dan Ekstrakurikuler : membeli alat peraga IPA yang diperlukan sekolah
untuk memenuhi SPM di tingkat SD, mendukung penyelenggaraan PAKEM di SD, mendukung
penyelenggaraan
pembelajaran
kontekstual
di
SMP,
pengembangan
pendidikan
karakter/penumbuhan budi pekerti, pembelajaran remedial dan pengayaan, pemantauan
persiapan ujian, pembiayaan ekskul olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka dan
palang merah remaja. Selain itu juga pembiayaan usaha kesehatan sekolah (UKS),
pendidikan dan pengembangan sekolah sehat, aman, ramah anak dan menyenangkan. Membiayai
lomba yang tidak dibiayai Pemerintah/Pemerintah Daerah (biaya pendaftaran, akomodasi
dan transportasi), honor mengajar tambahan diluar jam kewajiban mengajar dan
transportasinya.
4. Ulangan dan Ujian : biaya ulangan harian/tengah semester/akhir semester/kenaikan kelas,
dan ujian sekolah. Komponen yang dapat dibayarkan adalah; fotocopy penggandaan soal,
fotocopy laporan hasil ujian untuk disampaikan kepada kepala sekolah, serta ke Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dan orang tua/wali murid, biaya transport pengawas ujian yang
ditugaskan
diluar
sekolah
tempat
mengajar
yang
tidak
dibiayai
oleh
Pemerintah/Pemerintah Daerah.
5. Pembelian Bahan Habis Pakai : buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan
praktikum, buku induk peserta didik, buku inventaris; alat tulis kantor (termasuk tinta
printer, CD dan flash disk); minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di
sekolah; pengadaan suku cadang alat kantor; ala-alat kebersihan dan alat listrik.
6. Langganan Daya dan Jasa : langganan listrik, air dan telepon (termasuk pasang instalasi
baru bila ada jaringan); langganan internet pasca/prabayar, baik dengan fixed
modem maupun mobile modem (termauk pasang baru bila ada jaringan); batas maksimal
pembelian paket voucher mobile modem sebesar Rp. 250.000,00 per bulan, sedangkan
langganan biaya fixed modem sesuai dengan kebutuhan sekolah. Membeli genset atau jenis
lainnya yang lebih cocok di daerah tertentu jika di sekolah tidak ada jaringan listrik
(termasuk perlengkapan pendukungnya).
7. Perawatan/Rehab dan Sanitasi : pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan
jendela; perbaikan mebeler, termasuk pembelian meja dan kursi peserta didik/guru jika
meja dan kursi yang ada sudah tidak berfungsi atau jumlahnya kurang mencukupi
kebutuhan; perbaikan sanitasi sekolah (kamar mandi dan WC) untuk menjamin kamar mandi
dan WC siswa berfungsi dengan baik. perbaikan saluran pembuangan dan saluran air hujan;
perbaikan lantai ubin/keramik dan perawatan fasilitas sekolah lainnya.
8. Pembayaran Honor Bulanan : pembayaran guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM), tenaga
administrasi, pegawai perpustakaan, penjaga sekolah, petugas satpam, petugas kebersihan
dengan batas maksimum pembayaran honor bulanan sekolah negeri adalah 15% dari total
anggaran dana BOS. Pengangkatan pegawai honor baru harus mendapatkan pertimbangan dan
persetujuan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
9. Pengembangan Profesi GTK : kegiatan KKG/MGMP dan KKS/MKKS sekolah yang mendapat
hibah/block grant pengembangan KKG/MGMP atau sejenisnya pada tahun anggaran yang sama
hanya boleh menggunakan dana BOS untuk transport kegiatan bila tidak disediakan;
menghadiri seminar peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan (biaya pendaftaran dan
akomodasi
apabila
seminar
diadakan
diluar
satuan
pendidikan);
mengadakan workshop peningkatan mutu, biaya yang dapat dibayarkan adalah fotocpy serta
konsumsi peserta workshop yang diadakan di sekolah dan biaya nara sumber dari luar
sekolah dengan mengikuti standar biaya umum (SBU) daerah; dana BOS tidak boleh
digunakan untuk biaya kegiatan yang sama yang telah dibiayai oleh Pemerintah/Pemerintah
Daerah.
10. Membantu Siswa Miskin : hanya bagi siswa miskin yang tidak dapat bantuan sejenis dari
sumber lainnya, misalnya PIP (Program Insonesia Pintar).
11. Pengelolaan Sekolah : penggandaan laporan dan surat-menyurat, insentif bagi tim
penyusun laporan BOS, biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di bank/kantor
pos, transportasi dalam rangka koordinasi dan pelaporan ke Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, biaya pertemuan dalam rangka penyusunan RPS/RKT/RKAS, kecuali untuk
pembayaran honor.
12. Pembelian dan Perawatan Komputer : membeli/memperbaiki komputer desktop/work station.
Maksimum pembelian 5 unit per tahun bagi SD dan SMP; t pembelian 1 unit per tahun;
membeli/memperbaiki laptop, jumlah pembelian maksimum 1 unit per tahun dengan harga
maksimum Rp. 6 juta; membeli/memperbaiki proyektor jumlah pembelian 1 unit per tahun
dengan harga maksimum Rp. 5 juta; ketentuan pembelian, adalah: harus dibeli di toko

resmi, proses pengadaan barang mengikuti peraturan yang berlaku, peralatan harus di
catat sebagai inventaris sekolah.
13. Biaya Lainnya : peralatan pendidikan yang mendukung kurikulum yang diberlakukan
pemerintah; mesin ketik; peralatan UKS dan obat-obatan; penanggulangan dampak darurat
bencana, khusus selama masa tanggap darurat.
---- 000 ---Ketentuan Prioritas Penggunaan Dana BOS

Dana BOS harus digunakan dengan menentukan prioritas utama untuk kegiatan dalam hal
operasional sekolah. Bagi sekolah yang menerima DAK (Dana Alokasi Khusus) tidak boleh lagi
menggunakan dan BOS untuk peruntukan yang sama. Tapi jika dana BOS tidak cukup, maka
sekolah dapat mempertimbangkan sumber pendapatan lain.
Untuk pembayaran transportasi dan uang lelah guru PNS yang bertugas di luar kewajiban jam
mengajar harus mengikuti SBU (standar biaya umum) dari Pemda.
Sementara itu bunga bank atau jasa giro akibat adanya dana di rekening sekolah menjadi
milik sekolah dan digunakan untuk keperluan sekolah (Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan
Nomor S-5965/PB/2010 tanggal 10 Agustus 2010 prihal Pemanfaatan Bunga Bank yang berasal
dari dana BOS di rekening satuan pendidikan).

LARANGAN PENGGUNAAN DANA BOS
Ada beberapa hal dibawah ini yang tidak boleh digunakan dana BOS oleh sekolah, yaitu :
1.

disimpan dengan maksud di-bunga-kan

2.

dipinjamkan kepada pihak lain

3.

membeli software pelaporan keuangan BOS atau software sejenis

4.

membiayai kegiatan yang bukan prioritas sekolah dan perlu biaya besar, seperti studi
banding, tur studi dan sejenisnya

5.

membayar iuran kegiatan kecuali untuk menanggung biaya keikutsertaan dalam kegiatan
tersebut

6.

membayar bonus dan transport rutin guru

7.

membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/siswa untuk kepentingan pribadi

8.

rehabilitasi sedang dan berat

9.

membangun gedung/ruangan baru

10.

membeli LKS dan bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran

11.

menanamkan saham

12.

membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber lain secara penuh/wajar

13.

membiayai kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan operasional sekolah, seperti
upacara/acara keagamaan, dan iuran dalam rangka upacara peringatan hari besar nasional

14.

membiayai kegiatan terkait program BOS yang diselenggarakan lembaga diluar SKPD
Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kemdikbud

15.

membayar honorarium kepada guru dan tenaga kependidikan atas tugas/kegiatan yang
sudah merupakan tugas pokok dan fungsi yang telah diatur dalam peraturan perundangan
yang berlaku, termasuk pembayaran honorarium bagi panitia untuk kegiatan-kegiatan yang
sudah menjadi tufoksi satuan pendidikan/guru.
---- 000 ----

Mekanisme Pembelian Barang Dan Jasa
Untuk pembelian barang dan jasa dari dana BOS dilakukan mekanisme sebagai berikut :
menggunakan prinsip keterbukaan dan ekonomis sesuai peraturan yang berlaku, melalui
membandingkan harga penawaran dengan harga pasar dan negosiasi

memperhatikan kualitas barang/jasa, ketersediaan dan kewajaran harga





membuat laporan singkat tertulis tentang penetapan penyedia barang/jasa
diketahui oleh Komite Sekolah
terkait dengan biaya untuk rehabilitasi ringan/pemeliharaan bangunan sekolah, Tim
BOS sekolah harus; membuat rencana kerja, memilih satu atau lebih pekerja
melaksanakan pekerjaan tersebut dengan standar upah yang berlaku di masyarakat.

untuk

Pencatatan Inventaris Dari Pembelian Dana BOS
Setiap proses transaksi pembelian dari dana BOS wajib dilakukan hal-hal sebagai berikut :




barang hasil pemberian harus dicatat dalam buku penerimaan barang
seluruh

barang

inventaris

yang

telah

di

catat

penerimaannya,



dicatatkan dalam buku inventaris barang
sekolah
melaporkan
hasil
pembelian



Kabupaten/Kota
Dinas Pendidikan



untuk disampaikan ke Dinas Pendidikan Provinsi
berdasarkan laporan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,

Kabupaten/Kota

membuat

barang
rekap

inventaris
hasil

ke

pembelian
Dinas

selanjutnya

harus

Dinas

Pendidikan

barang

inventaris

Pendidikan

Provinsi

membuat Beriata Acara Serah Terima Aset yang di tandatangani Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

RINCIAN ALOKASI DANA BOS PER PROVINSI TAHUN 2016

NO
(01)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
~

PROVINSI
(02)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimatan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Papua
Maluku Utara
Banten
Kepulauan Bangka Belitung
Gorontalo
Kepulauan Riau
Papua Barat
Sulawesi Barat
Kalimantan Utara
Dana Cadangan
Grand Total

JUMLAH (RP.)
(03)
868.655.400.000,00
2.993.016.000.000,00
1.052.632.800.000,00
1.196.172.400.000,00
611.813.200.000,00
1.533.592.600.000,00
368.675.600.000,00
1.378.888.000.000,00
1.568.210.800.000,00
7.589.657.200.000,00
5.216.983.400.000,00
558.407.600.000,00
5.329.536.600.000,00
947.161.400.000,00
450.751.000.000,00
588.821.800.000,00
659.020.600.000,00
494.820.200.000,00
755.477.000.000,00
1.710.680.600.000,00
568.363.400.000,00
759.414.800.000,00
841.645.000.000,00
1.282.338.000.000,00
411.463.200.000,00
560.234.600.000,00
277.003.400.000,00
1.905.302.600.000,00
244.274.400.000,00
224.499.400.000,00
321.829.400.000,00
208.744.400.000,00
276.005.000.000,00
128.935.200.000,00
218.546.800.000,00
43.923.573.800.000,00

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Mpr Ri Dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa Tahun 2014

4 126 93

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98

Perancangan Logo Ulang Tahun Kota Cimahi Ke Delapan Di Pemerintah Kota Cimahi

1 42 1