Penyebab Kurangnya Rasa Percaya Diri

Penyebab Kurangnya Rasa Percaya Diri
Banyak orang yang merasa tidak percaya diri, sehingga membuat mereka memperlakukan
diri sendiri dengan buruk, merasa diri tidak berguna dan tidak berharga. Rasa percaya diri
adalah hal yang vital agar kita bisa hidup dengan lebih positif dan bisa merespon tantangan
dalam hidup dengan lebih realistis. Orang yang percaya diri berpotensi besar untuk sukses
dalam kehidupan pribadi maupun karirnya.
Karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui apa saja penyebab dari kurangnya rasa
percaya diri ini, sehingga kita bisa mengatasinya. Penyebab kurangnya rasa percaya diri ini
bisa diketahui dengan menelusuri kembali sejarah seseorang.
Rasa percaya diri yang kurang adalah akibat dari kejadian buruk di masa kanak-kanak yang
telah membuat sesorang bersikap acuh tak acuh. Hasil akhir dari kurangnya rasa percaya diri
ini biasanya mengarah pada penghukuman terhadap diri sendiri, yang akan merampas
keyakinan dirinya, serta kemampuannya untuk berpikir rasional.
Kurangnya rasa percaya diri, membuat seseorang mengabaikan hidupnya dan bersikap
negatif. Rasa percaya diri mempengaruhi emosi seseorang dan punya potensi untuk memberi
dampak yang serius. Orang yang tidak cukup kuat untuk menghadapi kurangnya rasa percaya
diri ini, bisa berbuat sesuatu yang akan menghancurkan kehidupannya sendiri.
Kurangnya rasa percaya diri
bertanggung jawab atas
penyebab emosi extreme yang
bisa mengarah pada depresi,

percobaan bunuh diri, dan
penyakit fisik dan mental,
kehamilan di usia muda atau
bahkan kekerasan terhadap
anak-anak.
Rasa percaya diri yang kurang
juga bertanggung jawab
terhadap kekerasan remaja
yang menyebabkan kerusakan
mental dan fisik yang fatal.
Penyebab Umum Kurangnya
Rasa Percaya Diri

Kurangnya percaya diri disebabkan oleh faktor-faktor yang bergantung pada latar belakang
dan status seseorang, lingkungan, usia, hubungannya dengan dunia luar, dan lain-lain.
Untuk bisa sukses mengatasi masalah ini, pertama-tama seseorang harus lebih dulu
menentukan penyebab dari berkurangnya rasa percaya diri. Dan cara terbaik untuk
menghadapi masalah apapun adalah dengan melihat kesalahan-kesalahan yang pernah
dilakukan dimasa lalu.



Terabaikan. Anak-anak yang tumbuh tanpa mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup
akan merasa terabaikan dan bersikap acuh tak acuh saat mereka dewasa. Mereka akan
merasa kesulitan untuk mempercayai dan bergaul orang lain.



Kritik yang berlebihan. Saat seorang anak terus menerus diingatkan bahwa dia nakal, itu
akan membuatnya menjadi depresi dan hilang percaya diri. Kejadian-kejadian seperti ini akan
menyebabkan dirinya merasa tidak berharga, membuatnya menjadi pesimis, dan enggan
untuk melakukan sesuatu yang positif.



Pengaruh dari orang tua dan keluarga. Orang tua cenderung utuk mempengaruhi anaknya
dengan merefleksikan mimpi-mimpi mereka yang tidak terpenuhi. Mereka membuat
kesalahan dalam memilih karir sehingga ketidak bahagiaan tersebut mempengaruhi anakanaknya.




Pencapaian. Orang bekerja untuk mencapai sukses dalam hidupnya dan saat mereka gagal
setelah bekerja keras, mereka memperlakukan kegagalan tersebut sebagai kenyataan pahit
yang menyebabkan hilangnya rasa percaya diri.



Penampilan fisik. Penampilan fisik dari seseorang itu sangat penting karena itu yang paling
mempengaruhi. Orang yang berpenampilan buruk akan merasa rendah diri saat
membandingkan dirinya dengan orang yang berpenampilan lebih baik. Ini akan menciptakan
perasaan malu, yang menyebabkan mereka mengisolasi diri dari kehidupan sosial.



Pengalaman negatif. Kurangnya rasa percaya diri terkadang disebabkan oleh pengalaman
yang negatif. Anak-anak cenderung untuk meniru hal-hal negatif disekitarnya. Orang dewasa
juga terkadang suka ikut-ikutan melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang membahayakan
rasa percaya dirinya.




Kekerasan terhadap anak-anak. Orang yang kurang percaya diri biasanya pernah mengalami
kekerasan yang menyebabkan kerusakan fisk maupun mentalnya sewaktu masih berusia
kanak-kanak. Kekerasan fisik ini termasuk kejahatan seksual terhadap anak-anak, yang
biasanya bisa disembuhkan, akan tetapi, kekerasan terhadap mental akan membekas sangat
dalam dan sangat sulit untuk disembuhkan. Pelaku kekerasan terhadap anak-anak ini
biasanya adalah keluarga teman, kerabat, tetangga, orang asing dan wali atau orang tua tiri.



Pengangguran. Seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan akan merasa putus asa dan tidak
beguna. Kegagalan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya akan membuat seseorang
menjadi kurang percaya diri.

Ciri-ciri Kurangnya Rasa Percaya Diri

Orang yang kurang percaya diri punya ciri-ciri dasar berikut ini, yang terkadang sulit untuk di
identifikasi:
1. Kurang bisa untuk bersosialisasi dan tidak yakin pada diri sendiri, sehingga mengabaikan
kehidupan sosialnya.
2. Seringkali tampak murung dan depresi.

3. Punya masalah dalam kebiasaan makan misalnya anorexia yang mengarah pada obesitas,
yang membahayakan bagi tubuhnya.
4. Mereka suka berpikir negatif dan gagal untuk mengenali potensi yang dimilikinya.
5. Takut dikritik dan merespon pujian dengan negatif.

6. Takut untuk mengambil tanggung jawab.
7. Takut untuk membentuk opininya sendiri.
8. Hidup dalam keadaan pesimis.
Tips untuk Memerangi Masalah Kurangnya Rasa Percaya Diri
1. Selalu hindari situasi yang negatif.
2. Cobalah untuk berkumpul hanya dengan orang-orang yang positif.
3. Gunakan journal untuk mencatat hal-hal positif yang terjadi disekitar.
4. Berpikirlah dengan lebih positif.
5. Jangan enggan untuk meminta tolong saat berada dalam kesulitan.
6. Carilah bantuan dari tenaga profesional untuk menghadapi masalah yang serius.

Hal yang menyenangkan tentang hidup adalah bahwa dia memberikan kita kemampuan untuk
menghadapi kurangnya rasa percaya diri. Mari, jangan biarkan rasa kurang percaya diri
menghambat kita untu


 Keluarga. Kondisi keluarga yang kurang membiarkan individunya
untuk mengekspos atau mengutarakan apa yang ada dalam dirinya
dapat membuat rasa percaya diri seseorang tidak dapat
berkembang dengan semestinya.
 Keadaan sosial dan ekonomi, juga bisa menjadi penyebab
seseorang untuk lebih menutup diri dan tidak ikut kedalam
lingkungan sosial yang dia anggap tidak sesuai dengan dirinya.
 Keadaan fisik dan penampilan seseorang, sangat berpengaruh
terhadap rasa percaya diri. Karena, fisik dan penampilan merupakan
hal pertama yang terlihat dari seseorang. Biasanya, seseorang akan
mengalami krisis percaya diri, ketika bentuk tubuh mereka yang
tidak ideal. Sehingga ia cenderung menarik diri dan tidak mau
bersosialisasi.
 Kemampuan teman di sekitar yang lebih baik, terkadang akan
membuat seseorang merasa tidak mampu untuk melakukan
sesuatu. Apalagi setelah melihat temannya telah sukses melakukan
hal tesebut dengan baik.
 Merasa tertekan dengan pendapat-pendapat orang disekitar.
Kebanyakan remaja memang masih terlalu memusingkan pendapat
dari orang lain tentang diri mereka.


Bagimana, Mago Readers? Apakah hal-hal di atas pernah ada dalam
diri kalian? Jadi intinya adalah, kepercayaan diri seseorang menurun
dikarenakan presepsinya terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

Pikiran kita bisa menjadi sugesti dalam diri kita. Kalau kita
memberikan sugesti yang positif, maka hasilnya dan yang akan
terjadi adalah sesuatu yang positif. Begitu pula sebaliknya. Oke,
Mago Readers?
Jadi kuncinya, mulailah berpikiran lebih baik terhadap dirimu sendiri,
dan berikan yang terbaik kepada orang lain.

Pentingnya Rasa Percaya Diri dalam Dunia Kerja
Dalam dunia yang penuh persaingan ini, rasa percaya diri dapat menjadi modal utama
untuk mencapai sebuah kesuksesan. Menurut W.H. Miskell (1939), percaya diri adalah
kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang
dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat.
Ketika percaya pada kemampuan kita yang memadai dan menyadari kemampuan yang
dimiliki, kita menjadi berani mempergunakan dan menunjukkannya di tempat kerja.
Orang yang percaya diri dapat berkembang lebih baik daripada orang yang tidak percaya

diri. Orang yang tidak percaya diri cenderung berpikiran negatif tentang kemampuannya,
sehingga membuatnya tidak bisa mengembangkan potensi-potensi yang ada. Jadi orang
yang percaya diri terlihat lebih unggul daripada orang yang tidak percaya diri, padahal
belum tentu kemampuan yang dimilikinya lebih baik.
Apa yang membedakan orang yang percaya diri dengan yang tidak? Apa yang membuat
rasa percaya diri bisa menjadi modal mencapai kesuksesan? Untuk menjawab hal
tersebut, ada beberapa hal yang dapat kita perhatikan.
Percaya diri dapat menumbuhkan motivasi
Motivasi yang kuat dibutuhkan untuk mencapai sebuah kesuksesan. Terkadang sebuah
tujuan dan cara mencapainya sudah terlihat jelas, namun tersamarkan karena kurangnya
motivasi.
Orang yang percaya diri memiliki motivasi yang kuat, sehingga mereka akan
memperjuangkan tujuan atau target mereka dengan sungguh-sungguh karena yakin
dapat mencapainya.
Percaya diri membuat orang berpikir positif
Walaupun gagal meraih tujuan atau target, orang yang percaya diri tidak mudah
menyerah karena mereka dapat berpikir positif terhadap segala sesuatu yang mereka
hadapi.
Gagal tidak membuat mereka menyalahkan diri sendiri dan menyerah karena mereka
yakin akan kemampuan yang mereka miliki. Hal tersebut membuat mereka mampu

bangkit lebih cepat dibandingkan orang yang tidak percaya diri ketika mengalami
kegagalan.
Percaya diri dapat membangun hubungan sosial yang baik.
Orang yang percaya diri dapat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya dengan
baik, dan dengan yakin akan kemampuannya, mereka dapat meyakinkan orang lain
terhadap kemampuan yang dimilikinya. Hubungan sosial yang baik membuat mereka
lebih diakui dibandingkan dengan orang yang tidak percaya diri.
Kesuksesan identik dengan status sosial yang lebih tinggi. Status sosial adalah tempat
atau posisi seseorang di masyarakat, dalam dunia kerja dapat dilihat dari jabatan yang
dimiliki seseorang. Dengan lebih tingginya status sosial yang dipunyai seseorang, maka
bisa dikatakan orang tersebut lebih sukses dari orang yang mempunyai status sosial di
bawahnya.
Peluang untuk mendapat status sosial lebih tinggi akan lebih besar ketika kita
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dengan percaya diri, kita membuka
kesempatan orang lain untuk memberi kepercayaannya kepada kita, karena tidak akan
ada orang yang percaya pada kita jika kita saja tidak percaya kepada diri sendiri.

Jadi, kesiapan Anda menjadi orang sukses dapat dilihat dari seberapa besar rasa percaya
diri Anda untuk menjadi orang sukses. Jika sudah mempunyai rasa percaya diri yang
tinggi, Anda sudah melakukan langkah pertama menuju kesuksesan!


Penyebab Dari Rasa Tidak Pecaya Diri
Rasa tidak percaya diri atau rendah diri
yang Anda alami ini merupakan suatu
perasaan yang muncul akibat adanya
tekanan ketika Anda akan maupun
sedang menjalani sebuah aktivitas
tertentu yang belum biasa Anda
lakukan. Penyebab utama dari rasa
tidak percaya diri ini adalah perasaan
dari dalam diri Anda sendiri yang selalu
merasa kurang, merasa tidak pandai,
merasa tidak bisa dan yang lainnya.
Perasaan ini muncul akibat sesuatu
yang muncul atau hasil dari pikiran
bawah sadar Anda, dimana pikiran bawah sadar Anda tertanam akan tekanan itu semua.
Memang hampir semua orang mengalami rasa tidak percaya diri dalam melakukan
sesuatu yang baru, namun bukan berarti Anda membiarkan dan abaikan semua tekanan
yang mengakibatkan rasa percaya diri itu tidak ada didalam diri Anda.
Hal yang wajar ketika Anda dengan segala bentuk kemampuan dan wawasan Anda

mendapatkan tempat dimasyarakat, dan memungkinkan Anda untuk bisa mendapatkan
status sosial baru, dan wajar saja ketika Anda merasa grogi, cemas dan takut ketika baru
pertama melakukan semua itu. Yang menjadi tidak wajar adalah ketika Anda selalu dan
selalu merasa takut, cemas, gelisah dan minder untuk melakukan sesuatu yang baru,

padahal Anda sudah memiliki kemampuan dan wawasan yang baik. Jika Anda belum
mengetahui tentang apa yang menjadi penyebab ketidakpercayaan diri Anda, dan juga
cara untuk meningkatkan rasa percaya diri pada diri Anda, maka Anda akan
mendapatkan semua itu disini.
Berikut Penyebab dari rasa tidak percaya diri dari diri Anda:

1. Pengaruh lingkungan
2. Merasa tidak punya
3. Trauma dan kegagalan di masa lalu
4. Kurang kasih sayang dari keluarga
5. Merasa bentuk fisik tidak sempurna
6. Trauma atas kejadian buruk di masa lalu
7. Diremehkan atau dikucilkan dari pergaulan
8. Hasil didikan orang tua yang penuh oleh larangan
9. Merasa berpendidikan dan berwawasan rendah
10. Selalu merasa lebih buruk dibandingkan orang lain
Selain penyebab diatas, banyak penyebab yang lain, dimana penyebab rasa tidak
percaya diri itu bisa Anda ketahui dari dalam diri Anda. Cobalah Anda untuk meluangkan
waktu sebentar, dan merenung apa yang menjadi penyebab rasa tidak percaya diri pada
diri Anda, apakah diantara 10 penyebab itu, atau karena penyebab lainnya, seperti
merasa tidak mampu, merasa jelek, merasa salah atau yang lainnya. Setelah Anda
mengetahui penyebab diatas, Anda akan lebih mudah untuk meningkatkan rasa percaya
diri pada diri Anda. dan Jika Anda ingin mengetahui solusi untuk meningkatkan rasa
percaya diri Anda, maka berikut solusi untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda:

1. Kenali rasa ketidaknyamanan yang Anda rasakan saat ini dan buanglah rasa yang
membuat Anda tidak nyaman itu.

2. Jadilah diri sendiri dan jangan mencoba untuk meniru orang lain, jika Anda tidak
punya kemampuan untuk meniru.

3. Gali kemampuan yang Anda miliki
4. Biasakan untuk melatih mental Anda, terutama dalam berbicara dan berpendapat
5. Pengetahuan yang luas dengan sendirinya mampu untuk meningkatkan rasa
percaya diri Anda

6. Jangan pernah takut untuk mencoba
7. Saat pertama kali melakukan akan terasa sulit, namun kesulitan itulah yang akan
membuat Anda lebih percaya diri

8. Tidak mencoba untuk diam ditempat, karena tindakan yang Anda lakukan
merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi percaya diri Anda yang lemah

9. Berpenampilan rapi, menarik dan sopan
10. Berperan aktif dalam sebuah organisasi.
Berikut manfaat dari rasa percaya diri ayang Anda miliki:

1. Anda berani menjadi individu yang sesuai dengan jati diri Anda
2. Selalu optimis dalam menjalani semua hal
3. Akan mudah untuk meraih kesuksesan
4. Tidak ragu-ragu dalam melakukan sesuatu
5. Anda mampu untuk mengembangkan kemampuan yang Anda miliki
6. Anda akan mampu untuk mengekspresikan diri Anda secara positif
7. Anda akan mudah berfikir secara realistis
8. Anda akan memiliki kemampuan untuk memimpin dan dipimpin
9. Anda siap mengkritik dan dikritik
10. Punya semangat yang lebih tinggi
11. Mentalitas Anda akan kuat

SIKAP PEMALU DAN KURANG PERCAYA DIRI
A. PENGERTIAN
Berdasarkan pendapat dari para ahli mengidentifikasikan bahwa pemalu adalah suatu sifat
bawaan atau karakter yang terberi sejak lahir. Ahli lain mengatakan bahwa pemalu adalah
perilaku yang merupakan hasil belajar atau respond terhadap suatu kondisi tertentu. Secara

definitif, penulis menjabarkan pemalu sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang dimana
orang tersebut sangat peduli dengan penilaian orang lain terhadap dirinya dan merasa cemas
karena penilaian sosial tersebut, sehingga cenderung untuk menarik diri.
Hariansyah (2007), dalam Supriyo (2008: 32) menyatakan bahwa pemalu adalah perilaku
yang merupakan hasil belajar atau respon terhadap suatu kondisi tertentu.
Swallow (2007) dalam Supriyo (2008:32) mendefinisikan sifat pemalu sebagai suatu keadaan
dalam diri seseorang dimana orang tersebut sangat peduli dengan penilaian orang lain
terhadap dirinya dan merasa takut atau cemas karena penialain tersebut, sehingga cenderung
untuk menarik diri.
Supriyo (2008: 32) menyebutkan bahwa pemalu adalah rasa tidak nyaman, cemas atau tacit di
dalam setiap kegiatan sosial khususnya karena mereka tidak memahami lingkungannya.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, terminologi malu adalah merasa sangat tidak senang,
rendah, hina dan sebagainya karena berbuat sesuatu yang kurang baik, bercacat.

B. CIRI-CIRI SIKAP PEMALU DAN KURANG PERCAYA DIRI
Swallow (2000) seorang psikiater anak, membuat daftar hal-hal yang biasanya
dilakukan/dirasakan oleh anak yang pemalu:
1.

Menghindari kontak mata;

2.

Tidak mau melakukan apa-apa;

3. Terkadang memperlihatkan perilaku mengamuk/temper tantrums (dilakukan untuk
melepaskan kecemasannya);
4. Tidak banyak bicara, menjawab secukupnya saja seperti “ya”, “tidak”, “tidak tahu”,
“halo”;
5.

Tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas;

6.

Tidak mau meminta pertolongan atau bertanya pada orang yang tidak dikenal;

7.
Mengalami demam panggung (pipi memerah, tangan berkeringat, keringat dingin, bibir
terasa kering) di saat-saat tertentu;
8.
Menggunakan alasan sakit agar tidak perlu berhubungan dengan orang lain (misalnya
agat tidak perlu pergi ke sekolah);
9.

Mengalami psikosomatis;

10. Merasa tidak ada yang menyukainya.

C. SEBAB-SEBAB atau LATAR BELAKANG DARI SIKAP PEMALU DAN KURANG
PERCAYA DIRI
Supriyo, 2008 juga menyebutkan bahwa factor penyebab perilaku malu yang paling utama
dikarenakan kurangnya kecerdasan sosial yang dimiliki pemalu. Umumnya meraka tidak tahu

seni memperkenalkan dirinya dan memulai suatu percakapan, kurang memiliki keterampilan
mengetengahkan bahasa tubuh dan tidak tegas. Dengan kata lain sang pemalu umumnya tidak
pernah mengetahui bagaimana seharusnya berinteraksi ddengan orang lain secara efektif.
Selain kecerdasan sosia, penyebab rasa malu antara lain adalah unsure rendahnya harga diri,
pengalaman buruk masa lalu, dan pengalaman tak menyenangkan, kondisi fisik yang kurang
sempurna, serta lingkungan keluarga yang kurang nyaman dalam berinteraksi.

D. BAHAYA YANG TIMBUL DARI SIKAP PEMALU DAN KURANG PERCAYA
DIRI
Pada dasarnya pemalu bukanlah hal yang menjadi masalah ataupun dipermasalahkan, dan
sudah pasti bukan merupakan abnormalitas. Tetapi masalah justru bisa muncul akibat sifat
pemalu. Peribahasa malu bertanya sesat di jalan, menggambarkan secara tepat masalah yang
dapat muncul karena rasa malu yang ada dalam diri seseorang.
Rasa malu sangat berpengaruh cukup besar dalam pergaulan kita dengan orang lain dan
perilaku kita didalam masyarakat. Dalam Centi (1993) disebutkan bahwa orang-orang yang
tidak aman dengan diri sendiri menjadi orang-orang sebagai berikut:
1.
Mereka tidak memenuhi, tepatnya, mencapai kepenuhan dalam pergaulan, sebab rasa
takut mereka menahan dan menghambat langkah dalam pergaulan mereka dengan orang lain.
2.
Mereka mendekatyi orang-orang dengan terlalu hati-hati, mereka berpendapat bahwa
orang lain tidak akan berminat atau menghargai mereka, mendekati orang lain dengan pelan,
ragu-ragu, cemas sambil menduga bagaimana orang lain akan menerima mereka, dan
bertindak sesuai dengan penangkapannya.
3.

Mereka terlalu sadar diri dan cemas tentang bagaimana orang lain melihat mereka.

4.
Mereka berbuat dengan sengaja agar diterima dan disuakai. Mereka mempersiapkan diri
untuk ditolak orang, karena terlalu sopan dan kaku perilaku orang pemalu, jadinya terpecah
antara usaha untuk disukai dan menjaga agar jangan tidak disukai orang.
5.

Mereka terlalu memandang unsur-unsur negative yang dikira ada pada diri mereka.

Pemalu juga dapat menjadi masalah, jika sifat ini menyebabkan potensi anak menjadi
terkubur dan anak tidak berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Misalnya anak
yang punya suara bagus dan berbakat menyanyi, tapi merasa malu untuk mengasah bakatnya
dengan ikut koor, les vokal dan mengikuti kejuaraan, maka suara indahnya akan tersimpan
sia-sia dan tidak bertambah indah. Hal ini sangat disayangkan baik bagi anak maupun
orangtuanya.
Dalam supriyo, 2008 disebutkan beberapa dampak yang muncul akibat perilaku malu, yaitu
terhambatnya perklembangan individu yang mempunyai perilaku malu, semakin tidak
terasahnya kemampuan sosial individu, tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan,
kurang informasi dan pergaulan, kurang pengalaman, menimbulkan kesulitan belajar apabila
terjadi pada anak usia sekolah.

E. CARA MENGATASI SIKAP PEMALU DAN KURANG PERCAYA DIRI

Ada beberapa hal yang dap[at dilakukan para orang tua untuk mengatasi rasa malunya, yaitu
diantaranya dengan cara sebagai berikut:
1. Jangan mengolok-olok atau memperbincangkan sifat pemalu anak. Contohnya dengan
mengatakan “kamu sih pemalu” atau “iya lho Bu Joko, anak saya ini pemalu sekali, saya
sampai repot dibuatnya”, dll. Dengan mengatakan hal-hal ini anak bisa merasa tak diterima
sebagaimana adanya.
2. Pahami kesukaan dan potensi anak, lalu doronglah ia untuk berani melakukan hal-hal
tertentu, lewat media hobi dan potensi diri. Misalnya, anak suka main mobil-mobilan, ketika
berada di toko, anak bisa didorong untuk mengatakan kepada pelayan bahwa ia mencari
mobil yang diinginkan.
3. Secara rutin ajak anak berkunjung ke rumah teman, tetangga atau kerabat dan bermain di
sana. Kunjungan sebaiknya dilakukan pada teman-teman yang berbeda. Selain secara rutin
berkunjung, juga sebaiknya mengundang anak-anak tetangga atau teman-teman sekolah
untuk bermain di rumah.
4. Lakukan role-playing bersama anak. Misalnya seperti pada contoh no. 2 di atas, anak belum
tentu berani bicara pada pelayan toko sekalipun didampingi. Maka, ketika berada di rumah,
orangtua dan anak bisa bermain peran seolah-olah sedang berada di toko dan anak purapura bicara dengan pelayan. Role-playing dapat dilakukan pada contoh-contoh yang lain.
5. Orangtua hrus jadi contoh bagi anak. Misalnya, jangan hanya mendorong anak untuk percaya
diri, tetapi juga jadilah model dari perilaku yang percaya diri. Anak biasanya mengamati dan
belajar dari perilaku orangtuanya sendiri.
6. Apapun usaha yang dilakukan, sebaiknya orangtua tetap mendampingi dan tidak langsung
melepaskan anak seorang diri. Misalnya ketika diminta bicara pada pelayan toko, orangtua
berada di samping anak, atau ketika mengajak main ke rumah temannya, orangtua tetap
berada di rumah temannya itu. Anak bisa dibiarkan melakukan seorang diri, jika dilihat rasa
percaya dirinya sudah berkembang.