Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pesantren Di Desa Tanjung Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat

Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 1, Juni 2018, Hal 25 – 30
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pesantren Di Desa Tanjung
Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat
*Togar Fernando M. MP, Gusti Eva Tavita, Sarma Siahaan
Universitas Tanjungpura
*Email : tfernando.manurung@gmail.com, sarma@fahutan.untan.ac.id
Jln. Imam Bonjol.Pontianak
ABSTRACT

Mempawah Hilir sub-district is a coastal area which to get a pure water is so hard to
obtained. In an area like this the ground water is muddy with reddish-brown color
with pH of 2 - 5 (acid), such water is unfit for drinking. The issue was the necessity
of pure water are routinely faced, so to fulfill the necessity of pure water both
partners usually rely on Rain Shelter to eat and drink while the other necessities are
taken from well water (pond) and a brown murky sewage. The solution from the
team was to transfer the knowledge and the Appropriate technology (MMF) in the
form of a Well Water Treatment Installation into a pure water that is feasible to be
consume. The output Target was a partner can process the well water with MMF

technology suitable with the standard of health water quality and partner can process
pure water in a simple way using natural resources in the surrounding. The
approach method used was to provide counseling / socialization to both partners,
continued with the demonstration, assembly training and use of MMF technology
tools. The results of the activities were 1) the sequences of two sets of Water
Treatment Installation complete with its spesification, 2) The condition of processed
water MMF can be utilized by santri in Pesantren and the citizen for pray and others.
Keywords: MMF, Pesantren, Pure water, and Tanjung village

PENDAHULUAN
Kecamatan Mempawah Hilir khususnya desa Tanjung merupakan daerah dekat
dengan pesisir pantai di mana air bersih layak konsumsi sulit didapatkan. Sulitnya
mendapatkan air bersih dialami oleh pesantren Miftahul Ulum Nurul Iman dan masyarakat
Kelurahan Tanjung Mempawah Hilir. Kebutuhan air bersih untuk makan dan minum hanya
berharap pada PAH (Penampungan Air Hujan), itu pun terbatas jumlahnya tergantung
banyaknya bak/tong penampungan sementara yang dimiliki. Masyarakat belum mampu
membeli air mineral untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga kebutuhan air untuk mandi,
mencuci, keperluan wc (MCK), sholat dan lainnya langsung menggunakan air sumur tanpa
pengolahan terlebih dahulu, sementara kualitas airnya tidak layak konsumsi akibat tingginya
kandungan zat besi, terlebih pada saat musim kemarau debit air sedikit dan rasanya asin

karena rembesan dari air laut, karena desa Tanjung berbatasan langsung dengan laut. Kondisi
air sumur pada desa Tanjung diperlihatkan pada Gambar 1.

25

Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 1, Juni 2018, Hal 25 – 30
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

Gambar 1. Kondisi Air Sumur
Kondisi air sumur yang tidak layak konsumsi ini memerlukan teknik pengolahan
yang baik. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknologi ultrafiltrasi. Aplikasi
teknologi ultrafiltrasi secara teknik dan ekonomi sangat kompetitif. Penggunaan proses
ultrafiltrasi dalam proses filtrasi air memiliki berbagai keuntungan antara lain: (1) Kualitas
filtrasi yang konsisten pada berbagai variasi kondisi umpan; (2) Kekeruhan sampai dengan
100 NTU dapat diturunkan menjadi kurang dari 0,2 NTU; (3) Proses pemisahan padatan
tersuspensi dan mikroorganisme dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya; (4)
Kemampuann membran merejeksi seluruh bakteri dan virus sekaligus merupakan proses
desifeksi, sehingga proses desinfeksi lanjut hampir tidak dilakukan; (5) Tekanan dalam
ultrafiltrasi biasanya rendah, sekitar 10-100 psi (70-700 kPa) / 1,5 – 3 Bar, sehingga

operasinya dapat menggunakan pompa sentrifugal biasa; (6) Kapasitas Pengolahan 20 – 25
M3/hari, selama 6 jam/hari dengan Q (debit air)= 4M3/jam[1-3].
Adapun tujuan dari PKM ini adalah mengaplikasikan teknologi Instalasi Pengolahan
Air Sumur menjadi air konsumsi yang bersih dan jernih, tidak beracun, tidak berwarna dan
sesuai dengan standar baku mutu air kesehatan[4]. Teknologi sederhana alat instalasi
pengolahan air sumur ini memanfaatkan sumber daya lokal yang ada di sekitar desa
Tanjung.

METODE PENGABDIAN
Metode yang digunakandalam PKM ini:
1. Metode pendekatan : mengadakan pertemuan dengan pihak pesantren dan masyarakat di
desa Kelurahan Tanjung.
2. Sosialisasi tentang air bersih dan demontrasi tentang sumber daya lokal dan bagaimana
proses pengolahan air
3. Tranfer ilmu dan Teknologi Tepat Guna dari akademisi kepada masyarakat dan yayasan
pondok pesantren Miftahul Ulum Nurul Iman Desa Tanjung dan masyarakat di kelurahan
Tanjung melalui Instalasi Pengolahan Air Sumur menjadi air bersih yang layak konsumsi.
4. Instalasi Pengolahan Air Sumur dengan Multi Media Filter (MMF), dengan langkahlangkah sebagai berikut:
a. Air baku berupa air sumur (kolam) dipompa masuk ke dalam unit bak netralisasi dan
koagulasi flokulasi yang mempunyai volume 1.000 liter (1 m3).


26

Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 1, Juni 2018, Hal 25 – 30
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

b. Pada bak netralisasi dan koagulasi flokulasi, air sumur dengan pH 3 – 4 dinaikan
derajat keasaman (pH) nya hingga mencapai pH 7 – 8 dengan menggunakan
kapur/soda ash sehingga terjadi proses netralisasi.
c. Kemudian dilakukan proses pengadukan sampai terbentuk flok (gumpalan), mulamula flok berwarna hijau dan mengambang/melayang (pH ± 7), jika didiamkan
beberapa lama akan berubah menjadi kuning (pH ± 8) dan secara perlahan akan
mengendap berwarna kuning/coklat kemerahan.
d. Tambahkan bahan larutan koagulan PAC (Poly Aluminium Chloride) atau Tawas
(Aluminium Sulfat), pH air pertahankan 7-8 agar flok tambah besar dan cepat
mengendap.
e. Setelah proses koagulasi dan flokulasi kemudian air dialirkan ke dalam bak
sedimentasi yang mempunyai volume 2.000 liter.(2 m3) agar zat besi dan mangan
yang masih terlarut dapat mengendap.
f. Selanjutnya apabila air masih berwarna, alirkan ke dalam Filter Multi media yang

berisi mangan zeolit dan karbon aktif.
g. Proses selanjutnya air dialirkan ke filter housing dengan diameter ukuran membran
0,1 – 0,01 µm untuk pemisah makromolekul, koloid, logam teroksidasi, bakteri,
virus, organic dan emulsi dari dalam air.
h. Setelah melewati unit filter housing, air di alirkan ke bak penampungan air hasil
olahan yang mempunyai volume 3.000 liter (3 m3).
i. Air siap didistribusikan ke konsumen.

Gambar 2. Alur Proses Pengolahan Air Sumur Menjadi Air Bersih
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dilaksanakan dengan Bapak Ketua Yayasan Pesantren, Lurah
desa Tanjung Mempawah Hilir dan beberapa masyarakat setempat. Tujuan orientasi ini
adalah untuk mengkoordinasikan kembali kegiatan yang akan dilakukan dan membuat
kesepakatan dengan pihak Pesantren, ketua dan masyarakat tentang pengolahan air
bersih. Koordinasi selanjutnya adalah membuat kesepakatan bersama dengan pihak
pesantren dan masyarakat tentang waktu dan hari yang tepat untuk melakukan kegiatan
sosialisasi dan demonstrasi teknologi tepat guna Multi Media Filter sebagai alat
penjernih air sumur ( kolam ) menjadi air bersih layak konsumsi.


27

Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 1, Juni 2018, Hal 25 – 30
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

B. Persiapan Bahan dan Alat
Sesuai dengan hasil koordinasi semua Tim tentang program yang dilakukan terlebih
dahulu adalah persiapan alat dan bahan untuk perakitan alat teknologi tepat guna
MMF. Sementara pengambilan sample air baku di lakukan untuk memperoleh data
air yang akan di olah. Persiapan Alat dan Bahan peralatan MMF berupa plat besi,
semua perpipaan yang diperlukan, filter berupa strainer sedangkan bahan yang
sudah dipersiapkan antara lain: semua media berupa antrasite, pasir, butiran kerang,
arang aktif.Pembuatan MMF dilakukan di Toko Las dan Pengrollan plat dilakukan di
Bengkel Politeknik Kesehatan Lingkungan Negeri Pontianak. Alat MMF sudah
dalam keadaan siap untuk di bawa dan di pasang di lokasi kegiatan. Hasil perakitan
alat dapat dilihat pada Gambar 2, sementara hasil sebelum dan setelah filtrasi dapat
dilihat pada Gambar 3a dan 3b.

Gambar 1. Alat MMF


Gambar 3. Air (a) Sebelum filtrasi

(b) Setelah difiltrasi

C. Pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan PKM
Pelaksanaan sosialisasi Pembangunan Infrastruktur Air Bersih pada kedua mitra
dihadiri oleh 24 orang untuk Pesantren dan 26 orang untuk desa Tanjung.
Antusiasme kedua Mitra menunjukkan bahwa masyarakat merasa sangat senang
dengan adanya kegiatan ini serta harapannya dapat menyelesaikan permasalahan
yang selama ini akrab dengan penduduk. Kegiatan sosialisasi diakhiri dengan tanyajawab dari peserta terkait dengan teknologi MMF. Harapannya, kegiatan ini dapat
dilaksanakan secepat mungkin mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu
khususnya pada musim kemarau tiba masyarakat tidak lagi mengkonsumsi air kolam
yang notabenenya sudah tercemar zat besi.

28

Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 1, Juni 2018, Hal 25 – 30
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495


Pada PKM ini, untuk memudahkan sumber air yang diolah, Tim membangun/membuat
sumur berupa kolam air di Pesantren yang letaknya berdekatan dengan alat MMF (±20 m).
Pembuatan sumur ini menjadi salah satu solusi yang dilakukan tim untuk mengatasi
ketersediaan air karena di pesantren hanya ada kolam tadah air hujan, jika kemarau tiba
maka kolam tersebut kering. Ketersediaan air di Desa Tanjung Kelurahan Tanjung lebih
mudah memperolehnya karna banyak sumber air sumur sehingga untuk memenuhi
kebutuhan air, masyarakat di sekitar pesantren sebahagian besar mengambil dari kelurahan
Tanjung walaupun kualitas airnya pada musim kemarau warnanya kuning dan banyak zat
besinya, maka pembangunan alat MMF juga dilakukan di halaman salah satu anggota
masyarakat desa Tanjung yang jaraknya lebih dekat dengan pesantren, tujuanya masyarakat
disekitar desa dan pesantren lebih mudah untuk memperolehnya.
Keberlanjutan kegiatan akan dipantau hingga pasca kegiatan dan jika ada masalah pada
kedua mitra tentang alat dan sumber air bersihnya yang diperoleh Tim tetap memberikan
solusi untuk menyelesaikannya.
KESIMPULAN
Alat multi media filter (MMF) berhasil diaplikasikan dalam pengolahan air sumur
menjadi air yang layak dikonsumsi pada Pesantren dan masyarakat di Desa Tanjung.
Masyarakat dan warga pesantresn sangat antusias terhadap program yang diberikan.
SARAN

Hasil air yang diperoleh dari alat teknologi tepat guna berupa MMF sebaiknya lebih
diperhatikan pemerintah setempat untuk ditindaklanjuti pada desa-desa lain di Kelurahan
Tanjung yang sulit memperoleh air bersih.
UCAPAN TERIMAKASIH
Seluruh Tim PKM dengan judul : PKM Pesantren Di Desa Tanjung Kecamatan
Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat, mengucapkan terima kasih
kepada Universitas Tanjungpura dalam hal ini LP3M UNTAN yang telah memfasilitasi
kegiatan, pihak Pesantren dan Lurah Tanjung sebagai mitra pada kegiatan ini dan kepada
Kementrian Riset dan Teknologi Dikti sebagai penyandang dana untuk seluruh rangkaian
kegiatan PKM ini
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Departemen Pekerjaan Umum, 1980. Pengolahan Air Sumur Individual untuk daerah
Rawa Pasang Surut (Bergambut). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pemukiman
Badan Penelitian dan Pengembangan,
Jl.Pattimura no. 20, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan.
[2]. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Cipta Karya. Penunjuk Praktis
Pembangunan Pengolahan Air Sumur. http://www.google.com 23
Desember

2012.
[3]. PT. SBK/HJT, 2010. Penjernihan Air (Water Purification). Alas Kusuma Group,
Jakarta.

29

Buletin Al Ribaath, Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 15, No. 1, Juni 2018, Hal 25 – 30
p-ISSN: 1412 – 7156, e-ISSN: 2579-9495

[4]. Pusat Informasi Wanita, 1991. Buku Panduan Air dan Sanitasi. Pusat Informa Wanita
dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerja sama dengan Swiss Development Coorperation,
Jakarta.

30