PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PUPUK DAUN TERHADAP
PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)
Effect of Planting Media and Leaf Fertilizer on the Growth of
Oil Palm Seedlings (Elaeis guineensis Jacq)
1

Burhanuddin 1, Halus Satriawan 2, Marlina 2
Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
2
Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
Email: burhanuddin.almuslim.2010@gmail.com

Burhanuddin
Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh media tanam dan pupuk daun terhadap
pertumbuhan bibit kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Seuneubok Aceh
Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen. Pelaksanaan penelitian berlangsung dari bulan
November 2014 sampai bulan April 2015. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 2 faktor yaitu media tanam dan pemberian
pupuk daun. Variabel yang diamati yaitu tinggi tunas, jumlah pelepah daun, dan diameter batang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap
pertumbuhan tinggi bibit sawit pada umur 30, 60 dan 90 hari setelah penyemaian, jumlah daun
dan diameter batang. Pemberian pupuk cair berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan
tinggi bibit sawit pada umur 30, 60 dan 90 hari setelah penyemaian, jumlah daun dan diameter
batang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antara
perlakuan media tanam dan konsentrasi pupuk cair pada pertumbuhan bibit sawit terhadap semua
variabel yang diamati.
Kata kunci: Media Tanam, Pupuk Daun
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of planting media and leaf fertilizer on the growth
of oil palm seedlings. This research was conducted in the Village Seuneubok Aceh Peusangan
Sub-district, Bireuen District. The study took place from November 2014 until April 2015. The
design used in this study is Randomized Block Design (RBD) Factorial 2 factors namely planting
media and application of leaf fertilizer. The variables observed were shoot height, number of
leaf midrib, and stem diameter. The results showed that planting media significantly affected the
growth of palm seedlings at 30, 60 and 90 days after seeding, number of leaves and stem
diameter. The provision of liquid fertilizer significantly affected the growth of palm seedlings at
30, 60 and 90 days after seeding, number of leaves and stem diameter. The results also showed
that there was no significant interaction between the treatment of planting media and the
concentration of liquid fertilizer on the growth of oil palm seedlings on all observed variables.

Key words : Planting Media, Leaf Fertilizer

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 136

Oktober 2013 luas lahan kelapa sawit Di

PENDAHULUAN
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

Indonesia telah mencapai telah mencapai 6,3

merupakan tanaman komoditas perkebunan

Juta Ha.

yang cukup penting di Indonesia dan masih

Nanggro Aceh Darussalam tahun 2010


memiliki prospek pengembangan yang cukup

mencatat luas lahan

cerah.

mencapai 606,600 Ha. Diantaranya luas

Kelapa

sawit

adalah

penghasil

minyak

nabati


diandalkan

dan

memiliki

tanaman

yang

dapat

keunggulan

lahan

Badan Pusat Statistik Propinsi

kelapa


kelapa sawit di Aceh

sawit

yang

terdapat

di

Kabupaten Bireuen hanya mencapai 111,200

yang

Ha. Produksi kelapa sawit di Indonesia tahun

dihasilkan oleh tanaman lain rendah bahkan

2010 sebesar 11.279.794 ton atau naik


tanpa kolesterol (Sastrosayono, 2007).

sebesar

dibandingkan

dengan

minyak

14,38%

dibandingkan

dengan

tumbuh

produksi tahun 2007. Kontribusi produksi


sebagai tanaman liar (hutan), setengah liar

sawit Aceh sangat kecil, kurang dari 1%

dan sebagai tanaman budi daya yang tersebar

setiap tahunnya.

Tanaman

kelapa

sawit

di berbagai Negara beriklim tropis bahkan

Melihat pentingnya tanaman

mendekati subtropis di Asia, Amaerika


kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan

Serikat, dan Afrika. Tanaman kelapa sawit

datang,

dimasukkan pertama kali di Indonesia oleh

kebutuhan penduduk penduduk dunia akan

bangsa Belanda dari Bourbon (Rheumion)

minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha

atau Mauritius sebanyak dua batang dan dari

peningkatan kualitas dan kuantitas produksi

Amsterdam juga dua batang. Bibit tersebut di


kelapa sawit secara tepat agar sasaran yang

tanam di Kebun Raya Bogor untuk dijadikan

diinginkan

tanaman

diantaranya

koleksi

pada

tahun

1848

seiring


dengan

dapat
adalah

tercapai.
bahan

meningkatnya

Salah

satu

perbanyakan

tanaman berupa bibit, untuk itu perlu

(Setyamidjaja, 2006).

Luas areal perkebunan kelapa sawit di

tindakan kultur teknis atau perawatan bibit

Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

yang

peningkatan

luasnya

pemupukan pada waktu dipembibitan awal

4.116.646 Ha, meningkat menjadi 5.239.171

dan dipembibitan utama (Khaswarina, 2011).

pada tahun 2003 (pertumbuhan 27,26%).

Tujuan utama dari pembibitan adalah untuk

Tahun

Ha

mempersiapkan bibit yang baik dengan

(pertumbuhan 6,9%) dan sampai bulan

kriteria sehat, kuat dan kokoh. Hal ini

2010

yaitu

tahan

luasnya

2011

5.601.770

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

baik

antara

lain

dengan

jalan

Page | 137

merupakan faktor penentu dari keberhasilan

unsur haranya yang tersedia bagi tanaman

penanarnan

adalah cukup dan tidak terdapat pembatasan

di

mendapatkan

lapangan
pertumbuhan

dan
dan

untuk
hasil

tanah

untuk

pertumbuhan

tanaman

dikemudian hari. Sebagaimana dijelaskan

(Soemantri, 2010).

oleh Setyamidjajan (2006) bahwa tujuan dari

Media tanam yang digunakan seharusnya

pembibitan adaiah untuk mendapatkan bibit

adalah tanah yang berkualitas baik, misalnya

yang tumbuh seragam dan bebas dari bibit

tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan

yang abnormal sehingga diperoleh bibit yang

10-20 cm dan berasal dari areal pembibitan

baik (Hartawan, 2006).

dan sekitarnya. Tanah yang digunakan harus

Tanah yang subur sebagai media

memiliki struktur yang baik, tekstur yang

tanam yaitu tanah yang mempunyai profil

baik, tekstur remah dan gembur, tidak kedap

yang dalam melebihi 150 cm, strukturnya

air serta bebas kontaminasi (hama dan

gembur remah, pH sekitar 6-6,5 mempunyai

penyakit

khususnya

aktivitas jasad renik yang tinggi, kandungan
Cendawan

Ganoderma,

pelarut,

dilakukan dengan jalan pemupukan atau

residu, bahan kimia). Bila tanah yang akan

menambah bahan-bahan tertentu dengan

digunakan kurang gembur dapat dicampur

jumlah takaran dan waktu yang tepat

pasir dengan perbandingan pasir : tanah = 3 :

sehingga tanah mampu menyediakan unsur

1 (kadar pasir tidak melebihi 60%). Sebelum

hara bagi tanaman dalam keadaan seimbang.

dimasukkan ke dalam polybag, campuran

Pemupukan yang sangat ekonomis

tanah dan pasir diayak dengan ayakan kasar

pada

berdiameter 1,5-2 cm. Proses pengayakan

penyemprotan melalui daun dengan pupuk

bertujuan untuk membebaskan media tanah

organik cair. Keunggulan pupuk ini adalah

dari sisa-sisa kayu, batuan kecil dan material

pengaruh pada tanaman sangat cepat, respon

lainnya (PPKS, 2008).

tanaman pada pupuk besar, dosis yang

tanaman

yaitu

dilakukan

dengan

Selain model tanam pemupukan juga

digunakan kecil (Sarief, 2006). Pemakaian

terutama

gejala

dosisi yang tepat akan memberikan hasil

kekurangan unsur hara. Sosrosoedirjo el.al

yang sangat memuaskan dan merupakan

(2007) menyatakan untuk memperbaiki dan

suatu faktor keberhasilan yang menunjang

meningkatkan kesuburan tanah antara lain

peningkatan produksi budidaya tanaman.

perlu

untuk

mengatasi

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 138

Interval waktu yang tepat diperhatikan agar

METODE PENELITIAN

keuntungan dan sasaran dari pupuk cair

Penelitian

ini

dilaksanakan

di

organik berpengaruh pada pertumbuhan dan

Gampong

peningkatan hasil produksi. Pupuk daun

Peusangan,

mengandung

mikro,

ketinggian tempat 22m Dpl. Penelitian ini

sehingga kebutuhan tanaman akan unsur-

berlangsung dari bulan November 2014

unsur tersebut dapat terpenuhi. Pupuk daun

sampai dengan April 2015. Bahan-bahan

Bayfolan merupakan pupuk daun lengkap

yang digunakan dalam pecobaan ini adalah

dengan kandungan N 11%, P2O5 8%, K2O

benih kelapa sawit sebagai objek percobaan,

6%, dan unsur-unsur mikro lainnya seperti

tanah top soil, top soil + sub soil + pupuk

Fe, B, Co, Mn, Zn, dan Cu. Dosis anjuran

kandang, top soil + pasir + pupuk kandang

penggunaan pupuk cair organik yang tepat

sapi dan top soil + sub soil + pasir sebagai

untuk

media tanam, polibag dan label sebagai

unsur

pertumbuhan

makro

bibit

dan

kelapa

sawit

(Sarief, 2006).
Mengingat

Seuneubok

Aceh

Kabupaten

Kecamatan

Bireuen,

dengan

penanda polibag. Alat-alat yang digunakan
media

tanam

dan

pada percobaan ini adalah cangkul dan

penggunaan pupuk daun sangat berpengaruh

gembor.

terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit,

Rancangan Acak Kelompok (RAK) factorial.

maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Ada 2 faktor yang diteliti yaitu media tanam

Penulis sangat tertarik dan ingin mengetahui

dan pupuk daun. Dengan demikian dalam

sejauh mana pengaruh pemberian pupuk

penelitian

daun dan media tanam terhadap pertumbuhan

perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 48

bibit kelapa sawit, maka penulis akan

percobaan. Adapun parameter yang diamati

melakukan sebuah peneiitian untuk dijadikan

yaitu tinggi bibit (cm), jumlah pelepah daun

sebuah karya tulis ilmiah dengan judul

(helai), dan diameter batang (mm).

“Pengaruh Media Tanam dan Pupuk Daun

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit”.

a.

Penelitian

ini

ini

terdapat

menggunakan

16

kombinasi

Pengaruh Media Tanam

1) Tinggi Tanaman
Tabel 1. Rata-Rata Tinggi Bibit Sawit pada Umur 30, 60 dan 90 Hari Setelah Penyemaian Akibat
Pengaruh Media Tanam

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 139

Tinggi Tanaman (cm)

Perlakuan

30 HSP

60 HSP

90 HSP

M0 (Top Soil)

1,61a

2,87a

3,96a

M1 (1 pasir : 1 tanah)

2,27b

3,71b

5,63b

M2 (1 sekam padi : 1 tanah)

2,68b

4,52c

6,91b

M3 (1 pupuk kandang : 1 tanah)

3,00c

5,25d

7,53c

0,49

0,42

1,53

BNJ(0,05)

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak

berbeda nyata pada

taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNJ)

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa

Adapun tinggi bibit sawit umur 30, 60 dan 90

bibit sawit tertinggi dijumpai pada perlakuan

(HSP) akibat pengaruh media tanam dapat

media tanam (M3) yang berbeda nyata

dilihat pada Gambar 1 berikut ini

dengan perlakuan (M2), (M1) dan (M0).

M0

M1

M2

M3

Gambar 1. Grafik Tinggi Bibit Sawit Umur 30, 60 dan 90 Hari Setelah Penyemaian Pada
Berbagai Media Tanam
Gambar 1 di atas terlihat bahwa
pertumbuhan

tinggi

pemberian

berbagai

bibit

sawit

dengan perbandingan 1 : 1 (1 bagian tanah :1

akibat

bagian pupuk kandang) dapat memberikan

tanam

unsur nitrogen yang tepat untuk pertumbuhan

menunjukkan peningkatan pada perlakuan

bibit sawit. Dalam pupuk kandang sapi yang

M3. Hal ini disebabkan karena media tumbuh

digunakan mengandung unsur hara N, P, K

media

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 140

dan unsur hara lain yang cukup untuk

Pemberian pupuk kandang membuat

pertumbuhan tanaman, terutama unsur hara

tanah menjadi gembur sehingga mudah

N yang sangat berguna untuk pertumbuhan

terjadi sirkulasi udara dan mudah ditembus

vegetative

N

perakaran

tanaman.

berfungsi sebagai pembelahan sel. Dengan

bertekstur

pasiran

tersedianya N yang cukup didalam tanah

meningkatkan pengikatan antar partikel tanah

pembelahan sel juga semakin besar, hal ini

dan meningkatkan kemampuan mengikat air,

sesuai dengan pendapat Lingga dan Masono

sehingga ketersedian air bagi tanaman selalu

(2008) bahwa, pupuk kandang memiliki

ada. Selain mernperbaiki sifat fisik tanah

peran

menentukan

pupuk organik juga memperbaiki sifat kimia

mendukung

tanah,

tanaman.

penting

kemampuan

Bagi

tanaman

dalam

tanah

untuk

yaitu

Untuk
bahan

dengan

tanah

yang

organik

akan

membantu

proses

pertumbuhan tanaman, sehingga jika kadar

pelapukan bahan mineral. Bahan organik

bahan organik tanah menurun, kemampuan

juga mernberikan makanan bagi kehidupan

tanah

pertumbuhan

mikrobia dalam tanah. Bahan organik dalam

tanaman juga menurun. Menurunnya kadar

tanah mempengaruhi jumlah mikrobia yang

bahan organik merupakan salah satu bentuk

ada dalam tanah. (Djajakirana, 2005).

dalam

mendukung

kerusakan tanah yang umum terjadi.

2) Jumlah Pelepah Daun
Tabel 2. Rata-rata Jumlah Pelepah Daun Bibit Sawit Akibat Pengaruh Media Tanam
Perlakuan

Jumlah Pelepah Daun (Helai)

M0 (Top Soil)

1,25a

M1 (1 pasir : 1 tanah)

2,17b

M2 (1 sekam padi : 1 tanah)

2,25b

M3 (1 pupuk kandang : 1 tanah)

2,92c

BNJ(0,05)

0,31

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak

berbeda nyata pada

taraf P ≤ 0,05 (Uji BNJ)

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa

dijumpai pada perlakuan media tanam (M3)

jumlah pelepah daun bibit sawit tertinggi

yang berbeda nyata dengan perlakuan (M2)

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 141

tetapi (M2) tidak berbeda nyata dengan

bibit sawit akibat pengaruh media tanam

perlakuan (M1) dan (M1) berbeda nyata

dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini

dengan (M0). Adapun jumlah pelepah daun
.

M0

M1

M2

M3

Gambar 2. Grafik Jumlah Pelepah Daun Bibit Sawit Pada Berbagai Media Tanam
Gambar 2 di atas terlihat bahwa

tanah. Dengan demikian taraf dosis ini

pertumbuhan jumlah pelepah daun bibit sawit

memberikan

lingkungan

akibat pemberian berbagai media tanam

mendukung

menunjukkan peningkatan pada perlakuan

menjadi

M3. Hal ini disebabkan karena media tanam

peningkatan jumlah daun meningkat dan

dengan menggunakan pupuk kandang dengan

tidak mudah rontok (Soepardi, 2006).

minelasasi
fosfat

tanah

yang

bahan

organik

anorganik

sehingga

perbandingan 1 : 1 memberikan nilai

Hal ini sesuai yang dilaporkan

tertinggi terhadap C- organik tanah. Tinggi

Sunarjono (2004) bahwa pupuk kandang

atau rendahnya C-organik tanah dipengaruhi

yang optimal pada media tumbuh pembibitan

oleh

yang

sawit 1 : 1. Pupuk kandang berfungsi sebagai

ditambahkan. Di dalam tanah akan diurai

merangsang pertumbuhan secara keseluruhan

oleh

yang

khususnya batang, cabang dan jumlah daun.

memanfaatkan sebagai sumber makanan dan

Kandungan Nitrogen yang tinggi pada pupuk

energi

tumbuh

kandang memacu laju pertumbuhan jumlah

dengan menggunakan pupuk kandang pada

daun tanaman. Nitrogen merupakan unsur

taraf 1 : 1 memberikan pengaruh yang paling

hara

tinggi terhadap peningkatan kadar P dalam

pertumbuhan

banyaknya

bahan

mikrooganisme
menjadi

humus.

organik
tanah
Media

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

utama

yang

dibutuhkan

bagian-bagian

untuk
vegetatif

Page | 142

tanaman. seperti daun, batang dan akar

(Sutedjo, 2012).

3) Diameter Batang
Tabel 3. Rata-rata Diameter Batang Bibit Sawit Akibat Pengaruh Media Tanam
Perlakuan

Diameter Batang (cm)

M0 (Top Soil)

1,86a

M1 (1 pasir : 1 tanah)

2,16b

M2 (1 sekam padi : 1 tanah)

2,84c

M3 (1 pupuk kandang : 1 tanah)

3,39d

BNJ(0,05)

0,21

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak

berbeda nyata pada

taraf P ≤ 0,05 (Uji BNJ)

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa

Adapun diameter bibit sawit akibat pengaruh

diameter bibit sawit tertinggi dijumpai pada

media tanam dapat dilihat pada Gambar 3

perlakuan media tanam (M3) yang berbeda

berikut ini.

nyata dengan perlakuan (M2), (M1) dan (M0).

M0

M1

M2

M3

Gambar 3. Grafik Diameter Batang Bibit Sawit Pada Berbagai Media Tanam
Gambar 3 di atas terlihat bahwa

bahan organik dengan pertandingan 1 bagian

pertumbuhan diameter batang bibit sawit

tanah : 1 bahan organik dapat memperbaiki

akibat pemberian berbagai media tanam

struktur tanah, meningkatkan kemampuan

menunjukkan peningkatan pada perlakuan

tanah

M3. Hal ini disebabkan karena pemberian

capacity), meningkatkan aktivitas kehidupan

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

menyimpan

air

(water

holding

Page | 143

biologi tanah, meningkatkan kapasitas tukar

tanaman maupun diameter batang yang

kation tanah, mengurangi fiksasi fosfat oleh

akhirnya berpengaruh terhadap hasil panen.

Al

(Lumbangaol, 2010).

dan

Fe

pada

tanah

masam,

dan

meningkatkan ketersedian hara di dalam
tanah

sehingga

perkembangan

Sutanto

(2012)

mengemukakan

tanaman

bahwa, bahan organik dengan perbandiaggn

terhadap pembentukan cabanag menjadi

50% tanah : 50% bahan organik akan

normal.

mencapai unsur hara kepada tanah dan
Bahan organik dengan perbaadingan

tanaman sebanyak N (0,7 - 1,3%), P2O5 (1,5 -

50 % tanah : 50 % bahan organik dapat

2,0 %), K2O (0,5-0,8%), C organik (10,0 -

memodifikasi suhu tanah. Kemungkinan

11,0%), MgO (0,5-0,7%), dan C/N ratio

suhu tanah/media tumbuh yang rendah pada

(14,0 - 18,0 %), hampir semua unsur K dan

petak percobaan dengan pemberian pupuk

sepertiga N, P dan S tinggal dalam bahan

bahan organik dengan perbandingan 50%

organik sehingga bahan organik sangat

tanah

dapat

membantu dalam proses diameter batang dan

ditingkatkan, sehingga penggunaan pupuk

pembentukan tunas baru. Rosmarkam dan

kompos dengan perbandingan 50 % tanah :

Yuwono (2007) menambahkan, unsur hara P

50

dapat

dan K adalah merupakan unsur hara makro

menyamai kondisi lingkungan yang cocok

yang mutlak diperlukan oleh tanaman. Kedua

untuk peningkatan diameter batang tanaman

unsur hara ini sangat dibutuhkan pada saat

karet.

pertumbuhan tanaman.

%

:

50

%

bahan

Gosselin

bahan

organik

dan

organik

tersebut

Trudel

(2006)

menjelaskan bahwa dengan meningkatnya

b. Pengaruh Pupuk Cair

suhu tanah sekitar perakaran sampai 30°C

1) Tinggi Tanaman

maka aktivitas fotosintesis akan meningkat.
Hasil fotosintesis yang tinggi menyebabkan
pertumbuhan tanaman meningkat, baik tinggi

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 144

Tabel 4. Rata-Rata Tinggi Bibit Sawit pada umur 30, 60 dan 90 hari penyemaian Akibat
Pemberian Pupuk Cair
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
30 HSP

60 HSP

90 HSP

P0 (0 ml/l air)

1,98a

2,89a

4,32a

P1 (2 ml/l air)

2,40a

3,99b

5,46a

P2 (3 ml/l air)

2,48b

4,43c

6,68b

P3 (4 ml/l air)

2,70b

5,05d

7,58b

0,49

0,42

1,53

BNJ(0,05)

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak

berbeda nyata pada

taraf P ≤ 0,05 ( Uji BNJ)

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa

bibit sawit umur 30, 60 dan 90 (HSP) akibat

bibit sawit tertinggi dijumpai pada perlakuan

pangaruh papuk cair dapat dilihat pada

pupuk cair (P3) yang berbeda nyata dengan

Gambar 4 berikut ini.

perlakuan (P2), (P1) dan (P0). Adapun tinggi

P0

P1

P2

P3

Gambar 4. Grafik Tinggi Bibit Sawit Umur 30, 60 dan 90 Hari Setelah Penyemaian Pada
Berbagai Konsentrasi Pupuk Cair

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 145

Gambar 4 di atas terlihat bahwa
pertumbuhan
pemberian

tinggi
berbagai

bibit
macam

sawit

akibat

konsentrasi

tanaman, mengurangi penggunaan pupuk
anorganik dan sebagai alternative pengganti
pupuk kimia.
Bedasarkan hasil penelitian Abdul

pupuk cair menunjukkan peningkatan pada
perlakuan P3. Hal ini diduga pupuk organik

(2007)

cair Bayfolan dengan konsentrasi 4 ml/l air

pupuk organik cair dengan konsentrasi 4 m/l

dapat menyediakan N 11 %, P2O5 8 %, K2O

air melalui daun mernberikan pertumbuhan

6 %, dan unsur-unsur mikro lainnya seperti

dan hasil tanaman yang lebih baik dari pada

Fe, B, Co, Mn, Zn, dan Cu (Fitri, 2007). Hal

pemberian

ini sesuai dengan pendapat Parmer (2007)

anjuran penggunaan pupuk cair organik

yang menyatakan bahwa pupuk organik cair

adalah 2-4 cc / liter air, oleh karena itu perlu

selain dapat memperbaiki kimia tanah, juga

ditentukan konsentrasi pemberian pupuk cair

mernbantu

organik yang tepat untuk pertumbuhan bibit

tanaman,

meningkatkan
meningkatkan

pertumbuhan

kualitas

produk

menunjukkan

melalui

bahwa,

tanah.

pemberian

Konsentrasi

sawit.

2) Jumlah Pelepah Daun
Tabel 5. Rata-rata Jumlah Pelepah Daun Bibit Sawit Akibat Pemberian Pupuk Cair
Perlakuan

Jumlah Pelepah Daun (Helai)

P0 (0 ml/l air)

1,50a

P1 (2 ml/l air)

1,92b

P2 (3 ml/l air)

2,42c

P3 (4 ml/l air)

2,75d

BNJ(0,05)

0,31

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak

berbeda nyata pada

taraf P ≤ 0,05 (Uji BNJ)

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa

(P1) dan (P0). Adapun jumlah pelepah daun

jumlah pelepah daun bibit sawit terbanyak

bibit sawit akibat pengaruh pupuk cair dapat

dijumpai pada perlakuan pupuk cair (P3)

dilihat pada Gambar 5 berikut ini.

yang berbeda nyata dengan perlakuan (P2),

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 146

P0

P1

P2

P3

Gambar 5. Grafik Jumlah Pelepah Daun Bibit Sawit Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Cair
Gambar 5 di atas terlihat bahwa

yang tersedia dalam tanah. Sehingga mampu

pertumbuhan jumlah pelepah daun bibit sawit

memenuhi kebutuhan akan N dalam hal

akibat

perbanyakan

pemberian

berbagai

macam

daun

(Soewito,

2009).

menunjukkan

Didukung oleh pendapat Setyamidjaja (2006)

peningkatan pada perlakuan P3. Hal ini

bahwa fungsi N adalah untuk memacu

diduga karena pupuk organik cair dengan

pertumbuhan

konsentrasi 4 rnl/l alir dapat menyediakan

kekurangan N tanaman akan memperlihatkan

unsur

untuk

pertumbuhan yang kerdil. Unsur hara N juga

pertumbuhan pucuk daun, selain itu juga

berguna untuk pembentukan klorofil dan

untuk menyuburkan bagian-bagian batang

kloplas pada daun yang artinya berguna

daun. Pupuk cair organik dengan konsentrasi

untuk proses fotasintesis. Gardner et al

4 ml/l air memenuhi kebutuhan unsur hara

(2011)

bagi tanaman yang merupakan salah satu

dibutuhkan

faktor penting yang dibutuhkan oleh tanaman

pengubahan energi cahaya matahari menjadi

untuk pertumbuhan. Kandungan unsur N

pertumbuhan

yang cukup tinggi yaitu 17,5% dalam pupuk

melalui

konsentrasi

hara

pupuk

N

cair

yang

berguna

vegetatif

tanaman.

mengemukakan
untuk
dan

Bila

bahwa

daun

penyerapan

dan

menghasilkan

panen

fotosintesis

organik cair ini mampu menutupi kekurangan
.

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 147

3) Diameter Batang
Tabel 6. Rata-rata Diameter Batang Bibit Sawit Akibat Pemberian Pupuk Cair
Perlakuan

Diameter Batang (cm)

P0 (0 ml/l air)

1,94a

P1 (2 ml/l air)

2,05a

P2 (3 ml/l air)

2,87b

P3 (4 ml/l air)

3,39c

BNJ(0,05)

0,21

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak

berbeda nyata pada

taraf P ≤ 0,05 (Uji BNJ)

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa

berbeda

nyata

dengan

perlakuan

(P0).

bibit sawit tertinggi dijumpai pada periakuan

Adapun diameter batang bibit sawit akibat

pupuk cair (P3) yang berbeda nyata dengan

pengaruh pupuk cair dapat dilihat pada

perlakuan (P2) dan (P1) tetapi (P1) tidak

Gambar 6 berikut ini.

P0

P1

P2

P3

Gambar 6. Grafik Diameter Batang Bibit Sawit Pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Cair
Gambar 6 di atas terlihat bahwa

peningkatan pada perlakuan P3. Hal ini

pertumbuhan diameter batang bibit sawit

disebabkan karena, pupuk organik cair dapat

akibat

macam

mendorong dan meningkatkan pembentukan

menunjukkan

klorofil daun pada tanaman pepaya sehingga

pemberian

konsentrasi

pupuk

berbagai
cair

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 148

fotosintesis

3. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara

tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara,

perlakuan media tanam dan konsentrasi

dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga

pupuk cair terhadap semua peubah

pertumbuhan tanaman lebih optimal dan

pertumbuhan bibit sawit yang diamati.

meningkatkan

kemampuan

batangnya lebih besar, kokoh dan kuat,

Saran

meningkatkan daya tahan tanaman terhadap

Dalam meningkatkan pertumbuhan bibit

kekeringan, cekaman cuaca dan serangan

sawit disarankan agar menggunakan media

pathogen penyebab penyakit (Fitri, 2007).

tanam 1 bagian pupuk kandang : 1 bagian
tanah dan pupuk cair bayfolan dengan

KESIMPULAN DAN SARAN

konsentrasi 4 ml/ air untuk meningkatkan

Kesimpulan

produksi yang maksimal.

Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

pembahasan pada bab sebelumnya dapat

DAFTAR PUSTAKA

disimpulkan bahwa:

Abdul, Rahmi, Jumiati, 2007. Pengaruh

1. Media tanam berpengaruh sangat nyata

Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan

terhadap pertumbuhan tinggi bibit sawit

Pupuk Organik Cair Sper ACI terhadap

pada umur 30, 60 dan 90 hari setelah

Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis,

penyemaian, jumlah daun dan diameter

J. Agritrop.,26(3).,105-109.

terbaik

Andersen, O.M. dan K. Bernard. 2012.

sawit

Chemistry, Analysis and Application of

dijumpai pada perlakuan media tanam

Anthocyanin Pigments from Flowers,

dengan perbandingan 1 bagian pupuk

Fruits and Vegetables. Available at

kandang : 1 bagian tanah (M3).

http://www.Uib.no/makerere-

batang.

Rata-rata

terhadap

2. Pemberian

perlakuan

pertumbuhan

pupuk

cair

bibit

berpengaruh

sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi

uib/Subproject%201.htm-18 (diakses 3
Mei 2017).

bibit sawit pada umur 30, 60 dan 90 hari

Buckman, H. O., dan N. C. Brady. 2012.

setelah penyemaian, jumlah daun dan

Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara,

diameter batang. Rata-rata perlakuan

Jakarta.

terbaik terhadap pertumbuhan bibit sawit

Budiyati, H. S., Arifin, N. Anshori. 2004.

dijumpai pada pemberian pupuk cair

Pengaruh Beberapa Media Tanam Dan

dengan konsentrasi 4 ml/l air (P3).

Jenis Waktu Pemberian Air Terhadap

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 149

Bibit Anggrek Dendrobium. Buletin
Agronomi 15 (3) 61-75

Yang Efektif. Agro Media Pustaka.

Djajakirana, 2005. Dasar – Dasar Ilmu
Tanah. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Fitri,

N.

2007.

Novianti, IR. 2005. Petunjuk Pemupukan
Tangerang
Nurjen, M., Sudiarso, dan Agung, N. 2012.
Peran Pupuk Kandang dan Pupuk

Dasar-dasar

Bercocok

Tanam. Kanisius. Yogyakarta.
Gardner, F.P., R.P. Brent and R.L. Mitchell.
2011. Fisiologi tanaman Budidaya.
Diterjemahkan oleh Herawati Susilo.
Universitas Indonesia. Jakarta.

Nitrogen

Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau
(Phoseolus radiates L) Varietas Sriti.
Agrivita 24 (1) : 1-8
Pahan, I. 2012. Panduan Lengkap Kelapa
Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu

Gosselin dan Trudel. 2006. The Role of VA

Hingga

Mycorrhizae Fungi in Agriculture and

Jakarta

the Selection of Fungi for Inoculation.

(Urea)

Hilir.

Penebar

Swadaya.

Parmer, D. 2007. Efektivitas Asam Humik

Aust. J. Agric. Res. 33 : 389-395.

dan Mikoriza Vesikular Arbuskular

Hartawan. 2006. Pembibitan Kelapa Sawit.

pada Pertumbuhan Bibi Kelapa Sawit

PT Rineka Cipta. Jakarta
Khaswarina, 2011. Kelapa Sawit (Elaeis

Secara Komersil. KKP3. Jakarta.
PPKS, 2008. Teknologi Kultur Teknis dan

Guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat

Pengolahan

Penelitian Perkebunan Marihat Bandar

Penelitian Kelapa Sawit. Medan

Kuala. Pematang

Kelapa

Sawit.

Pusat

Pramana, 2010. Teknik Berkebun Kelapa

Lingga dan Marsono. 2008. Ilmu Memupuk.

Sawit. Adicita Karya Nusa. Yogyakarta

Jakarta: CV. Yasaguna. Cetakan ke-

Raharja. 2005. Multi NPK Padi Pilihan Tepat

6.27-45hlm.
Lumbangaol, 2010. Plant Science. Prentice
Hall Inc. New Jersey.
Mangoensoekarjo, S., dan H. Semangun.
2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa
Sawit. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Upaya Peningkatan Produktivitas Padi.
Gramedia. Jakarta
Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2007.
Ilmu

Kesuburan

Tanah.

Kanisius.

Yogyakarta
Sarief, E.S. 2006. Kesuburan dan Pemupukan
Tanah

Pertanian.

Pustaka

Buana.

Bandung

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Page | 150

Sastrosayono. 2007. Budidaya Kelapa Sawit.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Kanisium. Yogyakarta

Nusantara

PT.

IV:

Perkebunan.

Bah

Jambi,

Pematangsiantar
Soemantri.

2010.

Manajemen

Pupuk

dan

Cara

Sunarko, 2007. Petunjuk Budidaya dan
Pengolahan

Soehardjo. H. 2006. Vademecum Bidang
Teh.

2004.

Pemupukan. PT Rineka Cipta. Jakarta

Setyamidjaja. 2006. Budidaya Kelapa Sawit.

Tanaman

Sunarjono.

Kebun

Kelapa

Sawit.

Agromedia Pustaka. Jakarta
Sutanto, 2012. 1001 Cara Menghasilkan
Pupuk Organik. Yogyakarata : Penerbit
ANDI.

Budidaya

Kelapa Sawit. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Soepardi G. 2006. Sifat dan Ciri Tanah.
Bogor. IPB Pr.
Soewito D. 2009. Manfaat dan Khasiat Flora.
Jakarta : Stella Maris.
Sosrosoedirdjo, H.S. T.B. Rifai, dan T.S.
Prawira. 2007. Ilmu Pemupukan II. CV
yoseguna. Jakarta
Sumarsih. 2011. Budi Daya Jamur Shiitake.
Jakarta: Swadaya.

Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3 Agustus 2017

Sutedjo, M.M. 2012. Pupuk dan Cara
Pemupukan. PT Rineka Cipta. Jakarta
Villareal, R. L., and Donald, H. W. 2009.
Vegetable

Training

Departments

Manual.

of

The

Agricultural

Communications, Laguna.
Wigena. 2008. The Oil Palm In Agriculture
In

The

Eighties.

International

Conference. Kuala Lumpur.
Winarso, S. 2006. Kesuburan Tanah, Dasar
Kesehatan
Gramedia.

dan

Kualitas

Tanah.
Jakarta

Page | 151

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24