Pemetaan Status Unsur Hara C-Organik Dan Nitrogen Di Perkebun Nanas (Ananas Comosus L. Merr) Rakyat Desa Panribuan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun
grup dan family Penyusunan tata ruang wilayah provinsi, secara nasional; Penyusunan penggunaan lahan prioritas utk dikembangkan Penentuan lokasi wilayaah Semi- detail 1:100.000 1:50.000 1:25.000 s/d 25 Ha 1 tiap 50 Ha Konsosiasi Penyusunan peta tata ruang dan asosiasi, Perencanaan mikro untuk beberapa komplek wilayah kabupaten / kota; family / seri. proyek-proyek pertanian, perencanaan dan perluasan perkebunan, transmigrasi,
Detail 1:25.000 1:25.000 6, 25 Ha 1 tiap 12,5 Ha Konsosiasi Perencanaan mikro dan
jaringan irigasi. 1:10.000 1:10.000 s/d 1:20.000 1 Ha 1 tiap 2 Ha Fase dari family pengembangan tkt kabupaten 5 Ha 1 tiap 8 Ha beberapa komplek: operasional proyek-proyek dan seri. atau kecamatan, transmigrasi, jaringan irigasi sekunder dan perencanaan dan perluasan Sangat Detail 1:5.000 0,25 Ha Konsosiasi, fase Perencanaan dan pengolahan tertier.≥ 1:10.000 dari seri lahan di tkt petani, penyusunan rancangan usaha tani kebun. Intensifikasi penggunaan lahan konservasi;
Kegiatan survei tanah adalah suatu proses penelitian dan pemetaan permukaan bumi dimana istilah unitnya disebut tipe tanah. Proses sebenarnya pemetaan atau survai terdiri dari berjalan di atas lahan dengan interval yang sama dan mencatat perbedaan–perbedaan tanah dan gambaran yang berhubungan dengan permukaan seperti tingkat kemiringan lereng, erosi yang terjadi, penggunaan lahan, penutup vegetatif serta gambaran alami (Foth, 1998).
Survei tanah bertujuan umum meliputi pembuatan peta pedologi yang menyajikan sebaran satuan-satuan tanah yang ditentukan menurut morfologi serta data fisik, kimia, dan biologi yang dikumpulkan di lapangan dan di laboratorium. Peta tanah bertujuan umum diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk keperluan tahap interpretasi yaitu evaluasi lahan berdasarkan karekteristik satuan tanah (Rayes, 2007).
Menurut Hardjowigeno (2003) untuk menghasilkan peta yang baik dan benar, kegiatan yang dilakukan dalam survey tanah meliputi persiapan, pelaksanaan lapangan dan pengolahan data yang sebaik-baiknya.
Tanaman Nanas
Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina. Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah di domestikasi disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan, dan meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah nusantara (Soedarya, 2009).
Nanas memiliki akar tunggang dengan dengan susunan akar serabut dan akarnya dapat menembus tanah 30-40 cm ke dalam tanah. Batang nanas tumbuh tegak dengan ketinggian 50-150 cm dan memiliki tunas yang keluar dari pangkal, mengandung sedikit zat kayu dan berwarna hijau. Nanas yang merupakan tanaman herba tahunaan dengan memiliki 30 atau lebih daun panjang yang berujung panjang, helaian daun berbentuk pedang, tebal, liat dengan panjangnya 80-120 cm lebar daun berkisar antara 2-6 cm, ujung daun lancip menyerupai duri dan daun berwarna hijau. Buah nanas tergolong buah buni majemuk dengan bentuk bulat panajang, berdaging berwarna hijau.jika masak buahnya berwarna kuning. Biji nanas kecil sehingga sering tidak tumbuh jika ditanam sehingga tanaman nanas diperbanyak dengan mahkota, tunas batang, stek, atau tunas dari ketiak daun (Soedarya, 2009).
Ashari (1995) mengatakan tumbuhan nanas dapat tumbuh di dataran tanah yang paling ideal adalah tanah yang mengandung pasir, subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah yang cocok adalah 5-5.6. Nanas tumbuh dan berproduksi pada kisaran curah hujan yang cukup luas yaitu dari 600 sampai diatas 3500 mm/tahun dengan curah hujan optimum untuk pertumbuhan yaitu 1000 -1500 mm/tahun.
Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nanas adalah buahnya. Buah nanas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirop dan lain-lain. Rasa buah nanas manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat luas.
Disamping itu, buah nanas mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah nanas mengandung enzim bromelain, (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga Berencana (Bappenas,2000).
C-Organik
Bahan organik tanah adalah fraksi organik dari tanah termasuk hewan dan tumbuhan yang tinggal di dalamnya yang telah mengalami dekomposisi sampai pada suatu keadaan dimana sulit untuk mengenali bahan aslinya, residu mikrobia, dan produk akhir dekomposisi yang relatif stabil (humus) (Badan Litbang Pertanian, 2006).
Bahan organik mempunyai peranan penting sebagai bahan pemicu kesuburan tanah, baik secara langsung sebagai pamasok hara bagi organisme authotrof (tanaman) juga sebagai sumber energi bagi organisme heterotrof (fauna mendorong terjadinya perbaikan kesuburan tanah, baik kesuburan fisik, kimia maupun biologi tanah. Perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang searah dengan kebutuhan tanaman (plant requirement) tanaman target akan mampu memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman ( Balai Penelitian Tanah, 2010).
Hasil proses fotosintesis merupakan sumber utama bahan organik tanah, yaitu bagian atas tanaman seperti daun, duri, serta sisa tanaman termasuk rerumputan, gulma dan limbah pasca panen ( Sutanto, 2005).
Kandungan bahan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-Organik. Kandungan karbon (C) bahan organik bervariasai antara 45%-60% ( rerata 50%) dan konversi C-organik menjadi bahan organik = % C-Organik × 1.724. kandungan C termasuk perakaran dan edafon yang masih hidup sehingga tidak rancu dengan kandungan humus. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh aras akumulasi bahan asli dan aras dekomposisi dan humufikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan ( vegetasi, iklim, batuan, timbulan, praktik pertanian) ( Sutanto, 2005).
Tanah yang masih asli ( belum mengalami usikan kegiatan manusia) mempunyai keseimbangan dan karakteristik kandungan bahan organik.
Keseimbangan tersebut akan berubah apabila tanah tersebut mulai dimanfaatkan untuk pertanian, apalagi hasil panen termasuk limbahnya diangkut dari lahan dan tidak dilakukan pendaur ulang. Oleh karena itu, perlu dilakukan cara-cara praktis untuk memprtahankan kandungan bahan organik, misalnya pemupukan dengan kompos atau pupuk hijau, rotasi tanaman, konservasi residu pertanaman dan praktik-praktik pertanian yang berwawasan konservasi
Penggunaan bahan organik ke dalam tanah harus memperhatikan perbandingan kadar unsur C terhadap unsur hara (N , P, K dsb) karena apabila perbandinganya sangat besar bisa menyebabkan terjadinya imobilisasi. Imobilisasi ini adalah proses pengurangan jumlah kadar unsur hara ( N, P, K dsb) di dalam tanah oleh aktivitas mikroba, sehingga kadar unsur hara tersebut yang dapat digunakan tanaman berkurang ( Winarso, 2005).
Tingkat pelapukan bahan organik (C/N) juga perlu diperhatikan. Penambahan pupuk organik dalam jumlah yang banyak tapi dengan C/N yang masih tinggi dapat mengganggu kadar N di dalam tanah. Hal ini terjadi karena untuk merombak bahan organik yang belum melapuk, mikroorganisme tanah banyak membutuhkan N, dimana N tentu di ambil dari N tanah, sehingga terjadi kompetisi antara tanaman yang tumbuh diatasnya dengan jasad-jasad renik yang membutuhkan N ( Hasibuan, 2010).
Dalam Penanaman nanas, dosis pemberian pupuk kandang 20 ton per hektar. Pemberian ekstrak organik maupun pupuk kandang dapat meningkatkan bobot tanaman nanas. Hal ini mengidentifikasikan bahwa pemberian ekstrak organik dapat memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Senyawa karbon dan Nutrisi yang terdapat dalam ektrak organik merupaka sumber energi dan hara bagi mikroba tanah, baik yang berperan dalam proses agregasi struktur tanah maupun meningkatkan ketersedian dan kelarutan hara dalam tanah. (Soedarya, 2009).
Nitrogen
Pada suatu saat lebih dari 99% nitrogen tanah ada di dalam bahan organik. Sekitar 2-3% keseluruhan nitrogen organik dimineralisasi dalam setahun, sehingga mengakibatkan pergantian nitrogen tanah secara lengkap setiap 30-50 tahun. Berbagai macam organisme heterotrof terlibat dalam dekomposisi bahan organik. Menurut Foth (1994) penting disadari bahwa tenaga penyedia nitrogen tanah berkaitan erat dengan kandungan bahan organik dan laju mineralisasi.
Tanah berpasir mempunyai bahan organik yang rendah dan kecil kemampuannya menyediakan nitrogen yang dapat digunakan.
Menurut Ernawanto dan Soleh (1994) bila frekwensi aplikasi pemupukan N lebih sering maka unsur N tersebut akan lebih efisien dan diabsorbsi tanaman nanas lebih besar, karna dapat menurunkan hilangnya N, dengan semakin besarnya absorbsi N oleh tanaman nanas peranan N dalam tanaman lebih optimum mempengaruhi pertumbuhan nanas.
Pemupukan nitrogen akan meningkatkan penyerapan P pupuk, disertai peningkatan pertumbuhan tanaman dan serapan P total. Umumnya nitrogen lebih banyak merangsang pertumbuhan bagian pucuk tanaman dibandingkan bagian akar sehingga meningkatkan kebutuhan posfor melebihi permukaan penyerapan posfor perakarannya. Pada tanaman dipupuk N terjadi cekaman P lebih besar. Hal ini berarti bahwa pemupukan nitrogen membantu meningkatkan efisiensi sistem perakaran dalam menyerap posfor (Poerwowidodo, 1996). Selain itu jika tanaman mengalami kekurangan Unsur nitrogen maka perkembangan buah menjadi tidak sempurna karena pertumbuhan daun tidak sempurna dan mempengaruhi proses
Menurut Bappenas (2000) Pumupukan Nitrogen pada tanaman nanas dilakukan bersamaan dengan pupuk TSP atau SP-36 dengan dosis Urea 62.5 Kg dan TSP 76 Kg / Ha. Untuk tanaman pertanian hasil yang dikehendaki bagian generative (buah, biji, bunga) maka lebih diutamakan unsur Nitrogen dan phosfor (Suriatna, 1992).