Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2017-2021

7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman 7.1.1. Kondisi Eksisting

  Kawasan perumahan dan permukiman Kota Surabaya menyebar di seluruh wilayah kecamatan di Kota Surabaya. Pola pengembangan permukiman di Kota Surabaya mengarah pada kawasan pinggiran, seperti di kawasan barat, timur, dan selatan kota dalam bentuk perumahan real estate. Kawasan permukiman swadaya oleh masyarakat (kampung) terkonsentrasi di kawasan pusat kota, sedangkan permukiman baru yang disediakan oleh pengembang tersebar di kawasan Surabaya barat, timur, dan selatan. Distribusi kawasan perumahan dan permukiman terbesar di Kota Surabaya yaitu terdapat di Surabaya Timur dengan persentase 12% dari luas wilayah Kota Surabaya. Sedangkan untuk kawasan Surabaya Barat distribusi perumahan dan permukimannya paling sedikit yaitu 2%. Secara keseluruhan luasan kawasan perumahan dan permukiman di Surabaya sebesar 38,14% dari luas wilayahnya.

  Jenis perumahan dan permukiman yang ada di Kota Surabaya terklasifikasi dalam perumahan formal dan informal. Perumahan formal yaitu jenis perumahan yang didirikan oleh pengembang dan/atau pemerintah, seperti rumah susun, perumnas, real estate, apartemen, ruko (rumah toko) dan perumahan militer. Sedangkan perumahan informal adalah perumahan yang dibangun dengan swadaya masyarakat seperti rumah perkampungan baik dengan kondisi baik dan tertata, maupun dengan kondisi kumuh atau bahkan berstatus hunian liar. Perkembangan rumah

  ‐rumah kumuh di Kota Surabaya sebagian besar berada di sepanjang pantai yang memiliki karakteristik penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan. Dampak ketidakseimbangan penyediaan dan kebutuhan rumah ini terlihat pula pada banyaknya rumah

  ‐rumah illegal. Rumah illegal didefinisikan sebagai rumah yang dibangun di atas tanah yang tidak diperuntukkan untuk bangunan (misalnya daerah bantaran sungai). Lokasi rumah illegal di Kota Surabaya banyak terdapat di bantaran sungai Kalimas, daerah Benowo dan Rungkut yang didominasi oleh perindustrian. Selain tempat

  ‐tempat tersebut, masih ada rumah ‐rumah illegal yang tersebar dalam skala kecil seperti; di tepi rel kereta api, dan tempat

  ‐tempat yang peruntukan lahannya bukan untuk bangunan. Keberadaan hunian illegal sangat mengganggu tata ruang Surabaya.

  Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Surabaya Nomor : 188.45/ 143/ 436.1.2/

  

2015 Tentang Kawasan Prioritas Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman Di

Kota Surabaya menetapkan 26 Kelurahan dari 18 Kecamatan dengan total luasan 145, 89

  Ha. Penetapan Kawasan Prioritas Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman Di Kota Surabaya didasarkan pada Kajian Penentuan Kawasan Prioritas Penataan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan dan Permukiman Di Kota Surabaya yang telah dilakukan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya. SK Walikota tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam penentuan arah kebijakan penanganan dan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman di Kota Surabaya. Persebaran kawasan prioritas peningkatan kualitas perumahan dan permukiman di Kota Surabaya berdasarkan prioritas penanganan dapat dilihat pada Tabel 6.1 dan Peta 6.2 berikut ini.

Tabel 7.1. Kawasan Prioritas Peningkatan Kualitas Perumahan Dan Permukiman Di Kota Surabaya No Kecamatan Kelurahan RW RT Luasan (Ha) Prioritas 1

  18 Bubutan Bubutan 10 1,2,3,4 1,04

  

14 Sukomanunggal Putat Gede 1,4 1,2,3 3,6

  15 Tenggilis Mejoyo Kutisari 2,3 1,2,3,4

  19

  16 Krembangan Morokrembangan 7 (Seluruh RT) 2,8 Prioritas 3

  17 Asemrowo Asemrowo

  6 9 3,38

  19 Bubutan Gundih 1 1,2,10 1,09

  12 Pakal Benowo 6 1,2,4,6,7 22,1

  20 Bulak Kenjeran 1 1,2,3,4 2,07

  21 Gunung Anyar Gunung Anyar Tambak 1 1,2,3 3,61

  22 Semampir Sidotopo 8 3,11 1,66

  

23 Tandes Tandes 1,9 1,2,3,4 2,88

  24 Wonokromo Darmo 10 2,3 1,97

  

25 Krembangan Dupak 4,5 11,12,14,18 3,38

  26 Tandes Karangpoh 9 1,2,4,5 26,81 Jumlah 145,89

  13 Simokerto Tambakrejo 4 1,2,3 2,2

  5 3 3,8

  1 Wonokromo Sawunggaling 6 9,10,11 1,9

  3

  2 Bulak Kenjeran 2 1,2,3 3,5

  3 Bulak Kedung Cowek

  1 4 2,9

  4 Bulak Sukolilo Baru 1,2,3 1,2,3,4,5

  9

  5 Kenjeran Bulak Banteng

  8

  3

  11 Mulyorejo Kalisari

  6 Rungkut Rungkut Kidul 2,3,5 4,5,4

  3

  7 Rungkut Kalirungkut

  3 3 4,5

  

8 Semampir Wonokusumo 6,7,15 (Seluruh RT) 8,1

  

9 Semampir Sidotopo 3,7,10,12 (Seluruh RT) 1,7

Prioritas 2

  10 Gubeng Airlangga 8 1,2,3,4,5,6 6,9

  

Sumber: Kajian Penentuan Kawasan Prioritas Penataan Dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan

Dan Permukiman Di Kota Surabaya, 2015

  Peta 7.1. Sebaran Kawasan Prioritas Peningkatan Kualitas Perumahan Dan Permukiman Di Kota Surabaya

  Berdasarkan hasil verifikasi di lapangan yang telah dilakukan pada Kegiatan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Surabaya Tahun 2015, ada lokasi yang mengalami perubahan RW dan RT dari lokasi yang telah ditetapkan pada SK Walikota dan Profil Kumuh. Hasil verifikasi lokasi untuk kawasan permukiman kumuh perkotaan Kota Surabaya adalah sebagai berikut : Tabel 7.2.

  19 Bubutan Gundih 1 1,2,10 1,09

  

14 Sukomanunggal Putat Gede 1,4 1,2,3 3,6

  15 Tenggilis Mejoyo Kutisari 2,3 1,2,3,4

  19

  16 Krembangan Morokrembangan 7 (Seluruh RT) 2,8

  17 Asemrowo Asemrowo

  6 9 3,38

  18 Bubutan Bubutan 10 1,2,3,4 1,04

  20 Bulak Kenjeran 1 1,2,3,4 2,07

  12 Pakal Benowo 6 1,2,4,6,7 22,1

  21 Gunung Anyar Gunung Anyar Tambak 1 1,2,3 3,61

  22 Semampir Sidotopo 8 3,11 1,66

  

23 Tandes Tandes 1,9 1,2,3,4 2,88

  24 Wonokromo Darmo 10 2,3 1,97

  

25 Krembangan Dupak 4,5 11,12,14,18 3,38

  26 Tandes Karangpoh 9 1,2,4,5 26,81 Luasan Kawasan Permukman Kumuh Kota Surabaya 193,92

  Sumber : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Surabaya, 2015

  13 Simokerto Tambakrejo 4 1,2,3 2,2

  5 3 3,8

   Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan di Kota Surabaya

No Kecamatan Kelurahan RW RT Luasan (Ha)

  3

  1 Wonokromo Sawunggaling 6 9,10,11 1,9

  2 Bulak Kenjeran 2 1,2,3 3,5

  

3 Bulak Kedung Cowek 2,3 (Seluruh RT) 5,01

  4 Bulak Sukolilo Baru 1,2,3 1,2,3,4,5

  9

  5 Kenjeran Bulak Banteng

  8

  3

  11 Mulyorejo Kalisari

  6 Rungkut Rungkut Kidul 2,3,5 4,5,4

  3

  7 Rungkut Kalirungkut

  3 3 4,5

  

8 Semampir Wonokusumo 6,7,15 (Seluruh RT) 8,1

  

9 Semampir Sidotopo 3,7,10,12 (Seluruh RT) 1,7

  10 Gubeng Airlangga 8 1,2,3,4,5,6 6,9

  Beberapa isu strategis Kota Surabaya yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini antara lain :  Surabaya dengan segala kelengkapan fasilitasnya dan segala daya tariknya mampu membuat demand akan perumahan menjadi tinggi, akibat perpindahan orang dari daerah ke Surabaya juga tinggi  Perkembangan perumahan yang cukup pesat dengan kelengkapan sarana dan prasarana dapat menarik pihak dari daerah lain untuk berinvestasi properti di Kota Surabaya  Kawasan perumahan di wilayah Surabaya timur cukup padat, berpotensi untuk pengembangan kawasan barat Surabaya sebagai kawasan perumahan baru

   Pengembangan kawasan-kawasan perumahan permukiman baru oleh pengembang yang kompeten di lahan yang belum terbangun dalam bentuk kota mandiri/kota satelit  Munculnya konsep-konsep baru dalam hal perumahan, hunian dan permukiman yang ditawarkan pengembang sebagai solusi alternatif tingginya permintaan perumahan Gambar 7.1.

   Kondisi Kawasan Permukiman Kumuh di Surabaya

  Permasalahan pengembangan permukiman yang saat ini dialami Kota Surabaya adalah:  Demand perumahan besar, menarik banyak pihak untuk berlomba memenuhi supply-nya

  (menarik banyak developer)  Keterbatasan lahan untuk pemukiman  Kemungkingan alih guna lahan dari lahan produktif dan lindung ke perumahan makin besar  Surabaya makin padat akan hunian, makin padat penduduk, makin kompleks pula permasalahan kota yang akan dihadapi  Kemungkingan alih guna lahan dari lahan produktif dan konservasi ke perumahan makin besar  Tarikan urbanisasi besar (arus perpindahan orang dari daerah lain ke Surabaya sangat besar)  Unit perumahan/apartemen/kondominium tak berpenghuni makin besar. Hanya sebagai sarana investasi, tidak tepat guna ditinjau sebagai fungsinya sebagai kawasan hunian  Mengundang pihak asing turut bermain dalam investasi properti  Kemungkingan alih guna lahan dari lahan produktif dan lindung ke perumahan makin besar  Mengurangi RTH dan kawasan lindung  Kemungkingan alih guna lahan dari lahan produktif dan lindung ke perumahan makin besar  Bila tidak ditunjang dengan tata lingkungan dan tata bangunan yang tepat guna tepat sasaran, dapat menimbulkan permasalahan lingkungan lanjutan seperti genangan dan banjir

   Pengembang menawarkan harga yang relatif tinggi untuk perumahan kategori ini, hingga hanya dapat menjangkau kalangan tertentu. Belum dapat dijadikan solusi masalah perumahan untuk seluruh kalangan masyarakat Sedangkan tantangan pengembangan permukiman di Kota Surabaya saat ini antara lain :

  1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat 2.

  Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman.

  3. Pencapaian target program 100-0-100 (100% akses air minum layak, 0% kawasan kumuh dan 100% akses sanitasi) dari Kementerian Pekerjaan Umum

  4. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.

  5. Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dan RKP-KP dalam Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota

  Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di atas adalah permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman spesifik di Kota Surabaya. Penjabaran permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kota Surabaya serta merumuskan alternatif pemecahan dan rekomendasi dari permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang ada. Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman terangkum dalam Tabel 6.3 berikut.

Tabel 7.3. Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kota Surabaya No Aspek Pengembangan Permukiman Permasalahan yang Dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

1 Aspek Teknis

  a. Ketersediaan Lahan  Keterbatasan lahan untuk pemenuhan kebutuhan pemukiman  Terjadi alih fungsi lahan kawasan lindung menjadi kawasan permukiman khususnya pada Surabaya bagian timur

   Tarikan urbanisasi yang besar dapat menyebabkan Kota Surabaya semakin padat dan juga menyebabkan semakin besarnya penyediaan lahan yang dibutuhkan untuk permukiman  Menyediakan permukiman flat yang layak dan terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah

  b. Distribusi Penduduk  Tidak meratanya  Kepadatan  Menyediakan

  No Aspek Pengembangan Permukiman Permasalahan yang Dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi persebaran penduuduk, sehingga kepadatan penduduk terkonsentrasi di kawasan tertentu (mendekati dengan pusat layanan/jasa) bangunan yang tinggi dapat mendorong munculnya rawan kebakaran pada kawasan permukiman Kota Surabaya infrastruktur proteksi kebakaran

   Mengembangkan kawasan permukiman baru untuk masyarakat berpenghasilan rendah

  c. Ketersediaan Infrastruktur  Jangkauan pelayanan sarana dan prasarana perkotaan belum merata dan hanya berpusat di wilayah tengah Surabaya saja

   Kondisi Surabaya yang rawan banjir  Penyediaan infrastruktur drainase yang memadai

c. Harga lahan

   Semakin tingginya harga lahan, terutama di kawasan tengah kota yang dekat dengan tempat kerja masyarakat  Pengembangan kawasan permukiman cenderung ke kawasan pinggiran/ perbatasan kota Surabaya dengan kabupaten tetangga  Kecenderungan alih fungsi lahan untuk kawasan permukiman

   Pengendalian pengembangan permukiman di daerah resapan air

2 Aspek Kelembagaan

  a. Investor  Demand perumahan besar, menarik banyak pihak untuk berlomba memenuhi supply- nya (menarik banyak developer)  Mengundang pihak asing turut bermain dalam investasi properti

   Pengembangan permukiman di Kota Surabaya cenderung menggunakan konsep-konsep baru dengan menggunakan jasa developer  Optimalisasi fungsi dan pengendalian pemanfaatan ruang

  b. Birokrasi - -

  c. Prosedur - -

3 Aspek Pembiayaan

a. Keterbatasan biaya

   Pengembang menawarkan harga yang relatif tinggi  Adanya unit perumahan/ apartemen/

   Pengembangan hunian yang layak dan sesuai

  Aspek Pengembangan Permasalahan yang Tantangan No Alternatif Solusi Permukiman Dihadapi Pengembangan untuk perumahan, kondominium yang dengan hingga hanya dapat dikembangkan oleh kebutuhan menjangkau investor tidak masyarakat kalangan tertentu. berpenghuni karena

   Pengendalian Belum dapat tidak tepat guna pengembangan dijadikan solusi sebagai kawasan hunian dengan

masalah perumahan hunian

fungsi investasi untuk seluruh kalangan masyarakat  Munculnya permukiman kumuh dan illegal akibat kurangnya daya beli masyarakat akan perumahan Aspek Peran Serta

4 Masyarakat/Swasta

  • a. Informasi

b. Partisipasi

   Kesadaran  Adanya tuntutan  Pemberian masyarakat untuk pengembangan sosialisasi, turut menjaga dan RTH perkotaan pendampingan, melestarikan RTH sebesar 30% dari serta pemberian trerutama yang ada luas wilayah kota insentif bagi di sekitar mereka masyarakat yang masih kurang melestarikan RTH Aspek Lingkungan

5 Permukiman

a. Perubahan kondisi

   Munculnya  Kebutuhan akan  Perbaikan dan lingkungan permukiman kumuh peningkatan/ penataan dan illegal penataan kondisi lingkungan menyebabkan lingkungan pemuki permukiman kondisi lingkungan man kota yang buruk sehingga dapat menurunkan citra kawasan Sumber : Kompilasi Kebijakan RTRW dan SPPIP Kota Surabaya 7.1.2.

   Sasaran Program

  Sasaran program sektor pengembangan permukiman Surabaya dirumuskan berdasarkan kondisi eksisting yang ada, hasil studi dan/atau perencanaan pada sektor terkait, serta kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Surabaya Tahun 2016-2021. Sasaran program pengembangan permukiman di Kota Surabaya antara lain sebagai berikut:

  1) Terciptanya kawasan permukiman perkotaan yang layak, aman, nyaman, sehat tertib dan teratur

  2) Memantapkan sarana prasarana pada kawasan perumahan dan permukiman untuk mewujudkan lingkungan yang berkualitas

  Berdasarkan sasaran program tersebut maka program-program yang dibutuhkan di Kota Surabaya dalam pengembangan permukiman adalah sebagai berikut:

  1) Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan

  2) Peningkatan kualitas permukiman perkotaan

  Matriks sasaran program pengembangan permukiman di Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 7.4 berikut.

Tabel 7.4. Matriks Sasaran Program Pengembangan Permukiman Kota Surabaya Total Luas Sasaran Program (Tahun) Uraian Sasaran No Kawasan Program 2016 2017 2018 2019 2020 2021 (Ha)

1 Penurunan luasan 133,38 Ha 261,71 Ha 243,89 Ha 182,91 Ha 112,51 Ha 36,73 Ha

  0 Ha kawasan kumuh berdasarkan SK Kawasan Prioritas

  2 Peningkatan 23% 33% 43% 53% 63% 73% persentase luasan kawasan permukiman yang telah ditingkatkan kualitas lingkungannya

  Sumber: Hasil Analisis, 2016 7.1.3.

   Usulan Kebutuhan Program

  Rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang dijabarkan setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 7.5.

Tabel 7.5. Matriks Usulan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman Kota Surabaya Total Luas Sasaran Program (Tahun) Kegiatan Pengembangan No Kawasan Permukiman 2016 2017 2018 2019 2020 2021 (Ha)

  1 Peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan 7,52 7,52 Kawasan Rungkut a.

  1,82 1,82 Kawasan Sawunggaling b.

  9,71 9,71 Kawasan Semampir c.

  9,04 9,04 Kawasan Sukolilo Baru d.

  2,87 2,87

  e. Kawasan Ked. Cowek 3,79 3,79

  f. Kawasan Kalisari 3,59 3,59

  g. Kawasan Putat Gede 19,05 11,58 7,47

  h. Kawasan Kutisari

  No Kegiatan Pengembangan Permukiman Total Luas Kawasan (Ha) Sasaran Program (Tahun) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 i.

  Kawasan Kenjeran 3,46 1,38 2,08 r.

  Kota Surabaya telah memiliki paraturan daerah tentang Bangunan yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 2009. Dalam peraturan daerah ini dijelaskan bahwa setiap bangunan yang berada di Kota Surabaya wajib memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan serta memperhatikan peraturan perundang-undangan. Adapun persyaratan administratif bangunan meliputi : a. status hak atas tanah dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah; b. izin mendirikan bangunan; c. surat bukti kepemilikan bangunan khusus untuk bangunan gedung; d. sertifikat laik fungsi khusus untuk bangunan gedung.

  Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Surabaya Tahun 2017-2021 dapat dilihat pada Tabel 7.6.

  Sumber: Hasil Analisa, 2016

  1,98 1,98

  Wetan 8,19 8,19 t. Kawasan Darmo

  Kawasan Bulak Banteng 2,96 s. Kawasan Sidotopo

  3,39 3,39 p. Kawasan Bubutan 2,13 1,04 1,09 q.

  Kawasan Tandes 29,69 2,88 26,81 j.

  16 o. Kawasan Asemrowo

  22,11 6,11

  6,99 6,99 n. Kawasan Benowo

  2,17 2,17 m. Kawasan Airlangga

  3,62 3,62 l. Kawasan Simokerto

  Kawasan Krembangan 6,24 2,85 3,39 k. Kawasan Gn. Anyar

7.2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan 7.2.1. Kondisi Eksisting

Tabel 7.6. Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Sumber Pembiayaan (Rp 000.000) APBN No. Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun ABPD APBD KPS/ DAK BUMD Masy. CSR Rupiah Prov Kab/Kota Swasta PHLN Murni PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

  1 Rencana Pengembangan permukiman Penyusunan RKP-KP Infrastruktur Kawasan Permukiman

  2 Perkotaan Infrastruktur Kawasan Permukiman 2.a Kumuh Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh Pembangunan dan Pengembangan kawasan Kawasan permukiman kumuh Kawasan Kumuh Wonokromo

  2 Ha 2017 5.000 Wonokromo

  Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya 7 - 11

  Sumber Pembiayaan (Rp 000.000) APBN No. Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun ABPD APBD KPS/ DAK BUMD Masy. CSR Rupiah Prov Kab/Kota Swasta PHLN Murni Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Rungkut

  1 Kawasan 2017 5.000 100 Kumuh Kidul Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel.

  1 Kawasan 2017 100 100 Kumuh Kalirungkut Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel.

  1 Kawasan 2017 1.300 100 Kumuh Wonokusumo Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Sidotopo

  1 Kawasan 2017 1.514 100 Kumuh Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Kutisari

  1 Kawasan 2017 2.500 100 Kumuh Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kec.

  1 Kawasan 2017 4.600 Kumuh Krembangan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Gunung

  1 Kawasan 2017 4.000 100 Kumuh Anyar Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Tandes

  2 Kawasan 2017 5.000 100 Kumuh Penanganan Kawasan Kumuh Tegalsari Kawasan

  4 Ha 2017 5.000 Tegalsari Pembangunan Kawasan Kumuh Sukolilo Kawasan

  2 Ha 2017 5.000 Sukolilo Pembangunan wilayah kumuh kawasan Kec.

  2 Kawasan 2017 5.000 Simokerto Simokerto Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel.

  2 Ha 2017 5.000 Kumuh Kedungcowek Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel.

1 Kawasan 2018 2.800 100

  Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya 7 - 12

  Sumber Pembiayaan (Rp 000.000) APBN No. Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun ABPD APBD KPS/ DAK BUMD Masy. CSR Rupiah Prov Kab/Kota Swasta PHLN Murni Kumuh AirLangga Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Kalisari

  1 Kawasan 2018 500 100 Kumuh Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Benowo

  1 Kawasan 2018 1.900 100 Kumuh Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel.

  1 Kawasan 2018 500 100 Kumuh Tambakrejo Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Putat

  1 Kawasan 2018 2.000 100 Kumuh Gede Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel.

  1 Kawasan 2018 400 100 Kumuh Asemrowo Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Bubutan

  1 Kawasan 2018 550 100 Kumuh Penanganan Kawasan Kumuh Wonokromo Kel.

  1 Kawasan 2018 850 Sawunggaling Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Gundih

  1 Kawasan 2019 700 Kumuh Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Sidotopo

  1 Kawasan 2020 680 100 Kumuh Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel. Darmo

  1 Kawasan 2020 200 100 Kumuh Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Dupak

  1 Kawasan 2020 1.100 100 Kumuh Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kel.

  1 Kawasan 2020 1.000 Kumuh Karangpoh

  Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya 7 - 13 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya 7 - 14

  No. Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun Sumber Pembiayaan (Rp 000.000) APBN DAK ABPD Prov APBD Kab/Kota BUMD KPS/ Swasta Masy. CSR Rupiah Murni PHLN TOTAL 62.194 - - 1.700 - - - - - SUB TOTAL 2017 49.014 - - 700 - - - - - SUB TOTAL 2018

  9.500 - - 700 - - - - - SUB TOTAL 2019 700 - - - - - - - - SUB TOTAL 2020

  2.980 - - 300 - - - - - Sumber : Hasil Analisis, 2016 Sedangkan persyaratan teknis bangunan meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan. Berdasarkan data yang tercatat di BPS Surabaya, pada tahun 2015 terdapat 5.402 IMB yang diterbitka Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya yang terdiri dari 4.512 bangunan tempat tinggal dan 890 bangunan bukan tempat tinggal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pada tahun 2014 kurang dari 50% bangunan memiliki IMB, sisanya belum memiliki IMB.

  Sebagai Kota Pahlawan, Surabaya juga memiliki kawasan heritage dimana pada kawasan tersebut menyimpan sejarah perjuangan dalam melawan penjajahan Belanda yang memiliki nilai strategis sosial dan budaya. Adapun kawasan-kawasan tersebut antara lain :

  1) Kawasan Makam Sunan Ampel di Kecamatan Semampir berada di Unit Pengembangan

  V Tanjung Perak, yang merupakan kawasan cagar budaya dengan karakter dan daya tarik kuat sebagai obyek wisata ziarah di Indonesia yang berkembang tidak hanya sebagai kampung budaya yang khas dengan beragam aktivitasnya tetapi juga memiliki kultur religi yang kuat. 2)

  Kawasan Kota Lama Surabaya di Kecamatan Krembangan, Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Semampir dan Kecamatan Bubutan berada di Unit Pengembangan V Tanjung Perak dan Unit Pengembangan VI Tunjungan. Kawasan ini merupakan kawasan yang pada era kolonial terdelienasi sebagai kawasan eropa, kawasan arab dan kawasan cina.

  3) Bangunan dan lingkungan pada kawasan Darmo-Diponegoro serta kawasan kampung lama Tunjungan di Kecamatan Tegalsari berada di Unit Pengembangan VI Tunjungan yang merupakan kawasan bangunan dan lingkungan cagar budaya.

  Kondisi eksisting sektor penataan bangunan dan lingkungan yang saat ini dialami Kota Surabaya adalah :

   Kota Surabaya belum memiliki dokumen RTBL dalam upaya pengembangan kawasan- kawasan strategis kota  Kota Surabaya juga belum memiliki RISPK sebaga acuan/pedoman proteksi kebakaran yang terintegrasi  Rata-rata kepadatan bangunan di Kota Surabaya termasuk dalam klasifikasi Tinggi, dimana dalam tiap hektarnya berdiri lebih dari 50 unit bangunan  Kurangnya perlindungan benda – benda dan kawasan cagar budaya secara memadai  Biaya perawatan dan operasional kawasan cagar budaya relatif mahal  Identitas Lingkungan bersejarah yang mengalami perubahan karena hadirnya gedung- gedung dan kecenderungan alih fungsi bangunan disertai renovasi maupun perubahan lain yang dapat memudarkan identitas sejarah pada bangunan tersebut  Pemasangan iklan maupun vandalism terutama pada situs cagar budaya yang tidak utuh dan terbengkalai berpengaruh terhadap aspek lingkungan visual  Semakin bertambahnya jumlah penduduk miskin seiring pertambahan jumlah penduduk di Surabaya

  Beberapa isu strategis Kota Surabaya yang berpengaruh terhadap penataan bangunan dan lingkungan saat ini antara lain :  Penyediaan dan pengembangan potensi RTH di Kota Surabaya untuk memenuhi standar

  RTH minimal di UU no 26 tahun 2007  Pengurangan jumlah keluarga miskin melalui pendidikan formal  Terjadinya kebakaran di kawasan permukiman padat Tabel 7.7.

   Isu Strategis sektor PBL No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL Kota Surabaya

  1 Penataan Lingkungan Permukiman a. Penyediaan dan pengembangan potensi RTH di Kota Surabaya untuk memenuhi standar RTH minimal di UU no 26 tahun 2007

b. Terjadinya kebakaran di kawasan permukiman padat

  2 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

  a. -

  b. -

  3 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan a. Pengurangan jumlah keluarga miskin melalui pendidikan formal b.

  Sumber : Kompilasi Kebijakan RTRW dan RPJM Kota Surabaya

  Permasalahan dan tantangan penataan bangunan dan lingkungan yang saat ini dialami Kota Surabaya adalah :

   Pengelolaan peninggalan-peninggalan bersejarah relatif belum optimal  Sebagian bangunan bersejarah yang ada tidak terawat dan cenderung ditelantarkan yang akan berakibat hilangnya warisan sejarah perkembangan Kota Surabaya  Beberapa makam masih belum dikelola dan memiliki tanda khusus sebagai makam bersejarah  Pos pembantu Pakal dan Bulak dapat melayani daerah sekelilingnya. Daerah-daerah lain masih banyak yang belum terlayani dengan baik mengingat keberadaan pos kebakaran yang terbatas yang harus melayani wilayah yang luas dengan daya jangkau yang luas pula  Peralatan dan sarana prasarana proteksi kebakaran lengkap, namun masih kurang dari segi jumlah dan kualitas mengingat Kota Surabaya merupakan daerah pelayanan dengan cakupan yang cukup luas dengan medan yang cukup padat  Kemudahan akses kerjasama dengan pihak swasta masih harus berbenturan dengan skala pelayanan yang sangat luas dengan medan yang tidak bersahabat, sehingga upaya pemadaman terhadap bahaya kebakaran dirasa masih kurang optimal

7.2.2. Sasaran Program

  Sasaran program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk jangka waktu 5 tahun ke depan dengan mengacu pada isu, permasalahan dan tantangan serta program dan capaian Renstra Nasional dan RPJMD Kota Surabaya antara lain :

   Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), terutama di kawasan- kawasan strategis Kota Surabaya  Pelestarian bangunan-bangunan bersejarah yang akan memperkuat sejarah kota  Pengembangan kawasan-kawasan bersejarah menjadi kawasan wisata  Penyusunan Rencana Induk Proteksi Kebakaran Kota Surabaya yang Komprehensif dan terintegrasi  Peningkatan sistem prasarana kebakaran kota melalui kerjasama dengan pihak swasta dengan tujuan menghasilkan kinerja yang berhasil-guna terutama dalam penanganan kebakaran kota  Peningkatan kuantitas dan kualitas RTH

  Matriks sasaran program penataan bangunan dan lingkungan Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 7.8 berikut.

Tabel 7.8. Matriks Sasaran Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Surabaya Uraian Sasaran Sasaran Sasaran Program (Tahun) No Program Penanganan 2016 2017 2018 2019 2020 2021

  1

  • Dokumen
  • Penataan bangunan dan lingkungan Strategis

  2

  • Revitalisasi - Kawasan - Kawasan Tematik Perkotaan

3 Pengembangan % 20,49%

  22,28% 24,02% 25,69% 27,30% 22,28% RTH

  4 Fasilitasi Ruang - - 31 - - - - Terbuka Publik/ Kecamatan Edukasi dan Partisipasi Masyarakat

  

5 Turbinwas BG % Bangunan 51,96% 53,48% 55,13% 56,93% 58.81% 60,79 %

Ber-IMB Sumber: Hasil Analisis, 2016 7.2.3.

   Usulan Kebutuhan Program

  Rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor penataan bangunan dan lingkungan yang dijabarkan setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 7.9.

Tabel 7.9. Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Sumber Pembiayaan (Rp 000.000) APBN No. Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun ABPD APBD KPS/ DAK BUMD Masy CSR Rupiah Prov Kab/Kota Swasta PHLN Murni

  1 Peraturan Pengembangan Permukiman Penyusunan NSPK, Legalisasi Draft NSPK Bidang PBL Pendampingan Penyusunan NSPK Kota Kota

  1 Kota 2017 521 Surabaya Surabaya Pembinaan Pelaksanaan Penataan Bangunan 2 dan Lingkungan, Pengelolaan Gedung dan Rumah Negara Bantek dan Pendampingan penyusunan Ranperda BG Fasilitasi penyusunan RTBL Penyusunan RTBL Kawasan Segiempat Emas Kec. Bubutan

  1 Kawasan 2018 700 Tunjungan dan sekitarnya Pengembangan Bangunan Gedung

  3 Negara/Bersejarah Pengembangan Bangunan Gedung Negara dan Bersejarah

  Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya 7 - 18

  Sumber Pembiayaan (Rp 000.000) APBN No. Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun ABPD APBD KPS/ DAK BUMD Masy CSR Rupiah Prov Kab/Kota Swasta PHLN Murni Sarana dan Prasarana Lingkungan

4 Permukiman Pengembangan Sarana dan Prasarana untuk Proteksi kebakaran Pengembangan Sarana dan Prasarana untuk Aksesibilitas BG Pengembangan Sarana dan Prasarana Revitalisasi Kawasan Sarana dan Prasarana Revitalisasi Kawasan Kec.

  1 Kawasan 2017 2.000 Kota Lama Krembangan Pengembangan Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka Hijau Penataan RTH Kws. Hutan Kota Kota

  1 Kawasan 2017 6.000 Surabaya Penataan Kawasan Bulak Bulak

  1 Kawasan 2017 6.500 Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Kawasan

1 Kawasan 2017 5.800

  Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya 7 - 19

  Sumber Pembiayaan (Rp 000.000) APBN No. Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun ABPD APBD KPS/ DAK BUMD Masy CSR Rupiah Prov Kab/Kota Swasta PHLN Murni Keputih Keputih Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel. Kalisari

  1 Kawasan 2018 100 Hijau Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel.

  1 Kawasan 2018 100 Hijau Tambakrejo Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel. Putat

  1 Kawasan 2018 100 Hijau Gede Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel.

  1 Kawasan 2018 100 Hijau Karangpoh Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel. Hijau Morokremba

  1 Kawasan 2018 100 ngan Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel. Darmo

  1 Kawasan 2018 100 Hijau Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel. Tandes

  1 Kawasan 2018 100 Hijau Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel. Gundih

  1 Kawasan 2019 100 Hijau Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel. Gunung

  1 Kawasan 2019 100 Hijau Anyar Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel. Sidotopo

  1 Kawasan 2019 100 Hijau Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel. Bubutan

  1 Kawasan 2019 100 Hijau Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel.

  1 Kawasan 2019 100 Hijau Asemrowo

  Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya 7 - 20

  Sumber Pembiayaan (Rp 000.000) APBN No. Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun ABPD APBD KPS/ DAK BUMD Masy CSR Rupiah Prov Kab/Kota Swasta PHLN Murni Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel. Kutisari

  1 Kawasan 2019 100 Hijau Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel. Benowo

  1 Kawasan 2019 100 Hijau Pengembangan dan Perbaikan Ruang Terbuka Kel.

  1 Kawasan 2019 100 Hijau AirLangga Pengembangan Sarana dan Prasarana pada Pemukiman Tradisional dan Bersejarah Pengembangan Sarana dan Prasarana untuk Proteksi kebakaran Pengembangan Sarana dan Prasarana untuk Kota

  1 Kota 2017 1.500 Proteksi kebakaran Surabaya Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Sidotopo

  1 Kawasan 2017 240 Kebakaran Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Kalisari

  1 Kawasan 2018 508 Kebakaran Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel.

  1 Kawasan 2018 523 Kebakaran Tambakrejo Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Putat

  1 Kawasan 2018 523 Kebakaran Gede Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel.

  1 Kawasan 2018 523 Kebakaran Morokremba

  Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya 7 - 21

  Sumber Pembiayaan (Rp 000.000) APBN No. Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun ABPD APBD KPS/ DAK BUMD Masy CSR Rupiah Prov Kab/Kota Swasta PHLN Murni ngan Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Tandes

  1 Kawasan 2018 523 Kebakaran Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Darmo

  1 Kawasan 2018 523 Kebakaran Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel.

  1 Kawasan 2018 523 Kebakaran Karangpoh Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Kebakaran Sawunggalin

  1 Paket 2018 500 g Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel.

  1 Kawasan 2019 523 Kebakaran Asemrowo Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Bubutan

  1 Kawasan 2019 523 Kebakaran Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Gundih

  1 Kawasan 2019 523 Kebakaran Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Gunung

  1 Kawasan 2019 523 Kebakaran Anyar Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Sidotopo

  1 Kawasan 2019 523 Kebakaran Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel.

  1 Kawasan 2019 523 Kebakaran AirLangga Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Benowo

  1 Kawasan 2019 523 Kebakaran Pengembangan dan Perbaikan Fasilitas Proteksi Kel. Kutisari

  1 Kawasan 2019 523 Kebakaran

  Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya 7 - 22

5 Keswadayaan/Pemberdayaan Masyarakat (P2KP) Pendampingan Pemberdayaan Sosial (P2KP/PNPM) TOTAL

  • - - - - - - - - -

  Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya 7 - 23

  No. Rincian Kegiatan Lokasi Vol Satuan Tahun Sumber Pembiayaan (Rp 000.000) APBN DAK ABPD Prov APBD Kab/Kota BUMD KPS/ Swasta Masy CSR Rupiah Murni PHLN

  33.091 - - - - - - - - SUB TOTAL 2017 22.561 - - - - - - - - SUB TOTAL 2018

  5.546 - - - - - - - - SUB TOTAL 2019 4.984 - - - - - - - - SUB TOTAL 2020

  Sumber : Hasil Analisis, 2016

7.3. Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 7.3.1. Kondisi Eksisting

  Untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari masyarakat di Kota Surabaya memperoleh air dari berbagai sumber baik dengan menggunakan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan. Sarana air bersih perpipaan diperoleh dari PDAM sedangkan non perpipaan menggunakan sumur gali, dan mobil tangki. Cakupan pelayanan air minum baik PDAN dan non-PDAM Kota Surabya pada tahun 2015 mencapai 86,83% dengan total penduduk terlayani sebanyak 2,889,738 jiwa. Berikut penjelasan sistem penyediaan air minum baik dari PDAM maupun non-PDAM.

A. Sistem Penyediaan Air Minum PDAM

  Sistem penyediaan air minum di Kota Surabaya yang ditangani pemerintah, saat ini di kelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya.

  PDAM Kota Surabaya berawal dari sistem pengambilan air dengan kereta api dari desa Purut Pasuruan pada tahun 1890. PDAM menjadi Perusahaan Air Minum dan disahkan menjadi Perusahaan Daerah serta dituangkan dalam Perda No. 7 tanggal 30 Maret 1976. Pada saat itu kapasitas pasokan PDAM mencapai 1.350 l/detik yang berasal dari IPA Ngagel I sebesar 350 l/detik dan Ngagel II sebesar 1.000 l/detik yang dibangun oleh Fa Degremeont Perancis dengan sumber dari mata air Umbulan sebesar 100 l/detik. Pengalihan status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum dari Dinas Air Minum berdasarkan SK Walikota- Madya Dati II Surabaya No. 657/WK/77 tanggal 30 Desember 1977. Pada saat itu kapasitas IPA Ngagel I meningkat menjadi 500 l/detik. Selanjutnya pada tahun 1982 dibangun IPA Ngagel III dengan kapasitas 1.000 l/detik dengan lisensi dari Neptune Microfloc (USA), dengan dana dari IBRD No loan 2632

  IND. Sebelumnya pada tahun 1980 IPA Ngagel I ditingkatkan menjadi 1000 l/detik. Pada tahun 1990 dibangun IPA Karangpilang I dengan Kapasitas 1000 L/detik. Kantor PDAM Jl Dr Mustopo dibangun tahun 1991 dengan dana PDAM untuk menunjang operasional PDAM yang semakin luas. Peningkatan Kapasitas IPA Ngagel terus dilakukan yaitu pada tahun 1994 IPA Ngagel I menjadi 1500 l/detik dan pada tahun 1996 IPA Ngagel I ditingkatkan lagi menjadi 1800 l/detik. Pada tahun yang sama IPA Karang Pilang I ditingkatkan menjadi 1.200 l/detik dan pembangunan IPA Karangpilang II dimulai dengan kapasitas 2.000 l/detik yang selesai pada tahun 1999, selanjutnya pada tahun 2001 IPA Karangpilang II ditingkatkan menjadi 2.500 l/detik dan ditingkatkan kembali menjadi 2.750 l/detik pada tahun 2006. Pada tahun 2006 ini

  IPA Karangpilang I ditingkatkan menjadi 1.450 l/detik. Kapasitas IPA Ngagel I ditingkatkan menjadi 1.500 l/detik pada tahun 1997 dan pada tahun 2005 ditingkatkan lagi menjadi 1.750 l/detik. IPA Karangpilang III dibangun mulai tahun 2009 dan diresmikan pada tahun 2010 dengan kapasitas 2.000 l/detik. Kondisi teknis sistem penyediaan air minum ini diuraikan secara rinci berikut ini.

  1) Unit Produksi a.

  Unit Air Baku

  Kuantitas Air Baku

  Sumber air baku air minum PDAM Kota Surabaya saat ini berasal dari Kali Surabaya dan Mata Air Umbulan dan Pandaan dengan pasokan 97% dari Kali Surabaya dan sisanya 3% berasal dari Mata Air Umbulan dan Pandaan.

  Jenis Sumber Air Baku PDAM Kota Surabaya ada 2, yaitu:  Air Permukaan (Sungai) yaitu Kali Surabaya Kali Surabaya adalah percabangan sungai Brantas mulai dari desa Mlirip kabupaten Mojokerto. Di lokasi Mlirip ini merupakan percabangan sungai Brantas yaitu Kali Surabaya yang mengarah ke Kota Surabaya dan Kali Porong yang mengarah ke Sidoarjo.Pada lokasi ini juga terdapat Dam Mlirip yang mengatur aliran kedua anak sungai Brantas tersebut terutama aliran Kali Surabaya yang saat ini diperlukan kapasitas yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi PDAM Surya Sembada. Lokasi intake pengambilan air baku ini terletak di Karangpilang dan di Ngagel Dam Jagir Wonokromo. Alokasi kapasitas air dari Kali Surabaya ini mencapai sekitar 11-12 m3/ detik (11.000-12.000 l/det) untuk memproduksi air sampai 10.000 l/det, sehingga sampai saat ini kebutuhan PDAM masih dapat terpenuhi. Intake IPA Ngagel I dibangun pada tahun 1922, intake IPA Ngagel II dibangun pada tahun 1959, dan intake IPA Ngagel III dibangun pada tahun 1982. Intake IPA Ngagel II dan III berupa canal dan dapat dilihat pada Gambar 7.2. Untuk intake

  IPA Karangpilang I dibangun pada tahun 1990 dan intake IPA Karangpilang II pada tahun 1999.

Gambar 7.2. Canal Intake dan Pintu Air dari Kali Suroboyo sebelum masuk IPA Ngagel II dan

  III

   Sumber Mata Air yaitu Mata Air Umbulan dan Mata Air Pandaan Selain kali Surabaya PDAM Surya Sembada juga menggunakan sumber air baku dari mata air Umbulan di desa Umbulan, Kecamatan Winongan kabupaten Pasuruan.Instalasi Mata air Umbulan ini mulai dibangun untuk kebutuhan Surabaya sejak tahun 1932 mulai bangunan penangkap berupa broncaptering sampai dengan pipa transmisi lengkap dengan instalasi pompa dan perpipaannya.Total kapasitas mata air Umbulansekitar 4000

  • – 5000 l/det yang saat ini dimanfaatkan oleh PDAM Surya Sembada sekitar 110 l/det dan PDAM Kota Pasuruan sekitar 175 l/det, Balai Benih Ikan, sebagaian irigasi, yang total pemanfaat tersebut mencapai kurang dari 500 l/det sedangkan sisanya mengalir ke laut. Dari beberapa mata air di wilayah Pandaan dikumpulkan di reservoir yang terletak di Tamanan, Pandaan. Air dari reservoir ini dialirkan secara gravitasi ke Reservoir Gempol untuk dipompakan ke Surabaya bersama dengan air yang dari sumber Umbulan. Total kapasitas yang dialirkan dari mata air di Tamanan sekitar 220 l/det. Sehingga total kapasitas dari Umbulan dan Tamanan Pandaan mencapai 330 l/det. Namun sumber air baku dari kedua mata air tersebut saat ini sebagian besar hanya untuk pelayanan kebutuhan air di wilayah Pasuruan dan Sidoarjo. Saat ini sumber air baku yang berasal dari mata air di Pandaan sudah optimal pemanfaatannya sehingga tidak mungkin ditambahkan lagi kapasitas terpasang maupun kapasitas produksinya. Sumber mata air Umbulan termasuk dalam cakupan wilayah sungai Welang Rejoso (terletak di DAS Rejoso). Berdasarkan hasil dari penelitan Puslitbang PU, mata air Umbulan telah terjadi penurunan debit. Data pada Februari 2007-2008, terjadi penurunan debit mata air Umbulandari 4.051 L/detik, menjadi 3.278 L/detik (head pond). Sedangkan pada debit tapak menunjukan penurunan 4550 liter/detik menjadi 4186 liter/ detik. Kondisi mata air umbulan dari beberapa sumber, sebanding dengan hasil

  kajian dinas ESDM.Kesimpulannya, ada trend penurunan debit mata air umbulan. Terjadinya penurunan jumlah debit air disebabkan pengambilan air tanah yang berlebihan yaitu jumlah sumur bor di Kabupaten Pasuruan dalam kurun waktu 1989-2007 mengalami peningkatan, dari awalnya 97 sumur bor menjadi 735 sumur bor.

  Gambar 7.3.

  

Mata Air Umbulan dan Mata Air Pandaan

Kualitas Air Baku

  Kali Surabaya saat ini dibawah pengelolaan Perum Jasa Tirta I yang kondisi kualitasnya masih memprihatinkan karena masih terjadi pencemaran oleh limbah domestik maupun limbah industri disepanjang sungai Brantas dan kali Surabaya.Pada awal Maret tahun 2014 kualitas air PDAM Kota Surabaya diwilayah Barat dan Timur semakin buruk dengan kandungan

  E.coli yang melebihi baku mutu. Keruhnya air yang dikeluhkan warga di