BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Ekspansi Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, Kredit Komersial Pada Kelompok Bank Menengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bank

2.1.1. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan:

  Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

  2.1.2. Menurut Peter S. Rose (1993)

  Bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan keuangan lainnya secara professional. Keberhasilan bank ditentukan oleh kemampuan mengidentifikasi permintaan masyarakat akan jasa-jasa keuangan, kemudian memberikan pelayanan secara efisien, dan menjualnya dengan harga yang bersaing. (dalam Irmayanto dkk, 2004 : 53).

  2.1.3. Menurut Joseph F. Sinkey (1986)

  Bank adalah department store of finance, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan berbagai macam jasa keuangan. Slogan promosi bank uang dianjurkan Sinkey adalah one stop banking atau full service banking. Dalam mengelola konflik antara resiko dan hasil (the risk-return tradeoff), manager bank sebaiknya memperhatikan TRICK, yaitu Technology,

  Reregulation, Interest-Rate Risk, Costumer dan Kapital Adequacy. (dalam Irmayanto dkk, 2004 : 53-54).

  Bank berfungsi sebagai agen pembangunan (agent of development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, rakyat banyak. Fungsi tersebut merupakan penjabaran dari pasal 4 UU Perbankan tahun 1992 yaitu bahwa perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kea rah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

  Sementara menurut (Dahlan Siamat 2000 : 8) Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut:

  1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.

  2. Menciptakan uang 3.

  Menghimpun dana dari masyarakat 4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain 5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional 6. Menyediakan pelayanan penyimpangan untuk barang-barang berharga 7. Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana.

  Berdasarkan undang-undang No. 10 tahun 1998 terdapat dua jenis bank di Indonesia, yaitu Bank umum dan Bank perkreditan rakyat. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

  Berdasarkan pengertian tersebut Bank Umum selain dari menjalankan fungsi utamanya yaitu menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan, juga dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran seperti

  Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

  Bank perkreditan rakyat melakukan kegiatan usahanya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan ataupun bentuk lain yang dapat dipersamakan dengan itu tetapi bukan giro atau simpanan yang dapat ditarik dengan cek.

  Usaha Bank Umum

  Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut UU No. Tahun 1998 tentang perbankan sebagai berikut; a.

  Menghimpun dana dari masyarakat b.

  Memberikan kredit c. Menerbitkan surat pengakuan utang d.

  Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun kepentingan dan atas perintah nasabahnya;

  • Surat-surat wesel termasuk wesel yang diaksep oleh bank
  • Surat pengakuan utang
  • Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah
  • Sertifikat Bank Indonesia (SBI)\
  • Obligasi • Surat dagang berjangka waktu sampai 1 tahun
  • Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun.

  e.

  Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah f.

  Menempatkan dana pada, meminjam dana dari atau meminjamkan dana dari bank lain, baik dengan menggunkan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

  g.

  Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga.

  h.

  Menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga. i.

  Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak (custodian) j.

  Melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. k.

  Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya. l.

  Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit dan kegiatan wali amanat (trustee) Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil n. Melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan serta sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, dan asuransi; dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit o. Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang.

2.2 Pengertian Kredit

  Kredit berasal dari bahasa Yunani, credere, yang berarti kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus, yaitu meminjamkan uang (atau penundaan pembayaran).

  Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 12 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

  Menurut Eric L. Kohler kredit adalah “kemampuan untuk melaksanakan suatu

  

pembelian atau pengadaan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan

dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati.” (Teguh

  Pudjo Mulyono, 1990 hal 9) Menurut Raymoond P. Kent dalam buku karangannya Money and Banking kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang sekarang.

  Pemberian kredit menaruh kepercayaan bahwa penerima kredit akan memenuhi pembayarannya kembali dari pinjaman tersebut. Faktor- faktor kepercayaan dilihat dari dua segi yaitu: a.

  Dari segi kreditur Yaitu si peminjam dana kredit akan membayar pinjaman setelah samapai jangka waktu yang ditetapkan b.

  Dari segi debitur Yaitu si peminjam dana kredit yang akan menerima pembayaran atas kredit yang diberikannya jika telah sampai pada masa yang akan ditetapkan.

  Unsur-unsur Kredit

  Menurut H. Budi Untung dalam bukunya Kredit Perbankan di Indonesia unsur unsur kredit dapat dibedakan atas :

  1. Kepercayaan. Disini berarti bahwa si pemberi kredit yakin bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, aka benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan dating.

  2. Tenggat waktu, yaitu waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrasepsi yang akan diterima pada masa yang akan dating dalam ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan dating.

  3. Degree of risk, yaitu resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrasepsi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin panjang jangka waktu kredit diberikan maka semakin tinggi pula tingkat resikonya, sehingga terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur risiko. Karena adanya unsur risiko ini maka dibutuhkan jaminan dalam pemberian kredit.

  4. Prestasi atau objek krdit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan pada uang maka transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.

  Fungsi Kredit

  Fungsi kredit secara luas antara lain: 1.

  Untuk meningkatkan daya guna uang.

  Meningkatkan daya guna uang maksudnya dari uang jika hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa bagi si penerima kredit.

  2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

  3. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

  4. Meningkatkan peredaran uang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

  5. Sebagai alat stabilitas ekonomi Kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam memgekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.

  6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

  Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apa lagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan

  7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit digunkan untuk sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.

  8. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan anatara si penerima kredit dengan di pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

  Tujuan pemberian kredit

  Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain: 1.

  Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

  Kemudian hasil lainnya bahwa nasabah yang memperoleh kredit pun u bertambah maju dalam usahanya.

  Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, jika bank yang terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidir. Membantu usaha nasabah

  Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu pemerintah

  Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah: 

  Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank 

  Membuka kesempatan kerja 

  Meningkatkan jumlah barang dan jasa 

  Menghemat devisa negara 

  Meningkatkan devisa negara

  Jenis Kredit Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi: 1.

  Kredit Investasi Yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang yaitu diatas 1 (satu) tahun. Contoh jenis kredit ini mesin-mesin.

  2. Kredit Modal Kerja Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu pendek yaitu tidak lebih dari 1 (satu tahun). Kredit ini biasanya dipergunakan untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan modal kerja lainnya.

  3. Kredit Perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar kegiatan perdagangannya. Contoh jenis kredit ini adalah kng kredit untuk membeli barang dagangan yang diberikan kepada para suplier atau agen.

  4. Kredit Produktif Merupakan kredit yang berupa investasi, modal kerja atau perdagangan.

  Dalam arti kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai.

  5. Kredit Konsumtif (Kredit Komersial)

  Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misalnya keperluan konsumsi, baik pangan, sandang maupun papan. Contoh jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor yang semuanya untuk dipakai sendiri.

6. Kredit Profesi dosen, dokter dan pengacara.

2.3 Kredit Investasi

  Kredit investasi adalah krit jangka menengah/panjang yang diberikan pada (calon) debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, peluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan an tanah untuk pabrik, yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai.

  Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua ciri utama kreit investasi. Ciri yang pertama adalah bahwa kredit investasi diperuntukkan bagi tujuan-tujuan tertentu yang sudah direncanakan terlebih dahulu, dan ciri yang kedua adalah bahwa kredit investasi adalah kredit jangka menengah ataupun panjang.

  Sehubungan dengan dua ciri utama tersebut, maka pada umumnya jmlah dana yang dibutuhkan tidak sedikit. Dan mengingat pada lamanya jangka waktu kredit, maka direncanakan car pembayarannya atau pengangsurannya (amortization

  

schedule ). Rencana tersebut terutama didasarkan atas cash flow, yaitu cash yang

  akan tersedia setelah semua kewajiban lainnya dipenuhi. Untuk menghitung perkembangan cash flow diperlukan penyusunan projected balanced sheet (proyeksi pendapatan). Demikian pula dengan jaminan kredit yang harus disesuaikan dengan besarnya kredit yang disalurkan. Jaminan tersebut dapat

  Ketentuan-ketentuan dalam memperoleh kredit investasi dari bank biasanya berbeda untuk setiap banknya. Tetapi pada umumnya bank-ank mempunyai ketentuan yang harus dipenuhi oleh debitur antara lain: 1.

  Mempunyai feasibility study.

  2. Mempunyai izin-izin usaha, misalnya SIUP, TDP, dll 3.

  Maksimum jangka waktu kredit 15 tahun dan masa tenggang waktu (grace period ) maksimum 4 tahun.

  4. Agunan utama adalah usaha yang dibiayai. Debitur menyerahkan agunan tambahan jika menurut penilaian bank yang diperlukan.

  5. Maksimum pembiayaan bank 65% dan Self Financing (SF) 35%.

  2.9 pengertian dan ciri ciri kredit modal kerja 2.10 pengertian dan ciri-ciri kredit komersial

2.4 Kredit modal kerja

  Kredit modal kerja merupakan salah satu jenis kredit yang diberikan bank kepada nasabahnya untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai barang tersebut terjual. Pengertian kredit modal kerja menurut Dendawijaya (2001:27) adalah: “kredit yang diberikan bank kepada nasabah (debitur) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja debitur”.

  Prinsip dari modal kerja ini adalah penggunaan modal yang akan habis dalam satu siklus usaha yaitu dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank kemudian diproses menjadi barang jadi lalu dijual baik secara tunai atau kredit selanjutnya memperoleh uang tunai kembali. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kelangsungan operasinya tersebut.

  Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:251) kredit modal kerja memiliki jangka waktu pengembalian maksimal satu tahun (bisa diperpanjang sesuai kebutuhan) yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai stok barang, piutang dagang, pembelian bahan baku ataupun kebutuhan modal kerja perusahaan lainnya. Untuk kredit modal kerja, bank menyediakan fasilitas kredit modal kerja bagi usaha skala kecil (plafon kredit sampai dengan Rp 500 juta) dan usaha skala menengah (plafon kredit di atas Rp 500 juta hingga Rp 5 miliar). Kredit modal kerja yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif.

  Sementara untuk jaminan, menurut Jusuf (2003:97) kredit modal kerja ini sendiri biasanya berupa;

  • Uang logam
  • Deposito berjangka/sertifikat deposito/tabungan/giro
  • Logam mulia
  • Bank garansi
  • Tanah dan bangunan
  • Kendaraan • Mesin-mesin dan peralatan
  • Kapal laut
  • Persediaan barang • Piutang dagang. Adapun bentuk-bentuk jaminan yang dapat diterima oleh bank sebagai jaminan kredit yang dapat diterima oleh bank sebagai jaminan kredit yang diberikan antara lain:

  1. Jaminan dengan barang-barang Jaminan berupa barang baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak. Barang bergerak misalnya kendaraan, barang dagangan dan lain-lain, sedangkan barang tidak bergerak misalnya tanah, bangunan, dan sebagainya.

  2. Jaminan surat-surat berharga Jaminan ini berupa surat-surat berharga seperti surat deposito, wesel, sertifikat bank dan obligasi-obligasi pemerintah.

  3. Jaminan orang

  Jaminan yang diberikan oleh seseorang yang menyatakan kesanggupan untuk menanggung resiko apabila kredit tersebut macet. Dengan kata lain orang yang memberikan jaminan itulah yang akan menggantikan kredit yang tidak mampu dibayar oleh nasabah. Seseorang yang bertindak sebagai penjamin haruslah dikenal

  .

  dengan baik oleh pihak bank, baik segi keberadaan usahanya maupun pribadinya

2.5 Kredit Komersial

  Kredit komersial, yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan (ditujukan untuk membiayai kebutuhan dunia usaha), baik dalam bentuk kredit revolving maupun kredit dalam bentuk nonrevolving. Contohnya adalah kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor.

  Jenis kredit komersial misalnya :

  • pinjaman rekening Koran (overdraft facility)
  • pembiyaan giro mundur
  • pinjaman aksep (demand loan)
  • anjak piutang (factoring)
  • pinjaman berjangka (term loan)
  • bank garansi (bank guarantee)

  2.6 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Penelitian Analisis Data Hasil Penelitian

  Pengaruh Penyaluran Kredit

  Analisis Linier Terhadap

  Penyaluran kredit Berganda dengan

  Pendapatan berpengaruh Al Hidayah variabel kredit

  Operasional Bank terhadap Investasi, kredit

  (2009) pendapatan

  (Studi Pada Bank modal kerja dan operasional BRI Cabang kredit konsumsi

  Malang Kawi)

  Analisa Tingkat

  Analisis Trend

  Pertumbuhan Kredit

  kredit investasi, Pertumbuhan

  Pada Bank Umum

  kredit modal kredit sangat Dini Mirdayati

  Koperasi Indonesia

  kerja, kredit dipengaruhi oleh

  (Bukopin) Cabang

  (2001) konsumsi dengan perkembangan

  Medan dalam

  metode least kredit modal kerja

  Meningkatkan

  square

  Usaha Kecil

tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

2.7 Kerangka Konseptual

  KREDIT INVESTASI (X1) JENIS-JENIS

  PENDAPATAN KREDIT MODAL KREDIT KERJA (X2) BUNGA (Y) KREDIT

KOMERSIAL (X3)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis

  Terdapat pengaruh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial terhadap pendapatan bunga Bank Sumut.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah pada PT. Bank XY Sentra Kredit Menengah Medan

7 99 94

Analisis Ekspansi Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, Kredit Komersial Pada Kelompok Bank Menengah

1 44 83

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Permintaan Kredit Multiguna Pegawai Negeri Sipil Pada Perbankan Di Kota Panyabungan

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Fungsi Kredit - Analisis Fasilitas Kredit Perumahan Rakyat Terhadap Kepemilikan Rumah Pada Masyarakat Kota Medan Di Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan

0 0 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Dan Pembiayaan Pada Bank Syariah

0 1 24

BAB II PROFIL PERUSAHAAN - Analisis Pemasaran Kredit Pada PT. Bank SUMUT KCP Aksara

1 1 16

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu - Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah pada PT. Bank XY Sentra Kredit Menengah Medan

0 0 26

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah pada PT. Bank XY Sentra Kredit Menengah Medan

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kredit - Analisis Pengaruh Restrukturisasi Kredit Terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank - Analisis Elastisitas Permintaan terhadap Kredit Konsumsi di Sumatera Utara

0 0 26