Analisis Ekspansi Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, Kredit Komersial Pada Kelompok Bank Menengah

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM Strata-1 MEDAN

ANALISIS EKSPANSI KREDIT INVESTASI, KREDIT MODAL KERJA, KREDIT KOMERSIAL PADA KELOMPOK BANK MENENGAH

(STUDI KASUS : BANK SUMUT) SKRIPSI

OLEH :

SARAH ISWINA PARDEDE 080501061

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

ANALISIS EKSPANSI KREDIT INVESTASI, KREDIT MODAL KERJA DAN KREDIT KOMERSIAL PADA KELOMPOK BANK MENENGAH

(STUDI KASUS : BANK SUMUT)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis bagaimana perkembangan tren ekspansi kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit komersial pada Bank Sumut dan menganalisis bagaimana ketiga kredit tersebut berpengaruh terhadap pendapatan bunga Bank Sumut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa perkembangan trend ekspansi kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial pada Bank Sumut dan menganalisa tingkat pengaruh kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit komersial pada pendapatan bunga Bank Sumut.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial terhadap pendapatan bunga Bank Sumut.

Pengumpulan data sekunder menggunakan metode dokumentasi atau bahan tertulis yang didapat dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, peraturan pemerintah dan dokumen mengenai kredit Bank Sumut, Annual report dan laporan keuangan yang telah ada sebelumnya. Metode analisis yang digunakan analisis deskriptif analisis tren, dan analisis linier berganda.

Pada hasil analisis data menunjukkan bahwa ekspansi kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit komersial bergerak naik (upward trend) dengan kenaikan yang berbeda-beda. Dan pada hipotesis hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial berpengaruh terhadap pendapatan bunga bank Sumut. Uji parsial menunjukkan bahwa kredit konsumsi merupakan kredit yang berpengaruh paling signifikan terhadap pendapatan bunga diikuti oleh kredit modal kerja dan kredit invetasi.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS EXPANSION OF INVESTMENT CREDIT, WORKING CAPITAL CREDIT AND COMMERCIAL CREDIT IN THE MIDDLE

CLASS BANK

(CASE STUDY: BANK SUMUT)

Problem Formulation in this study is to analyze how the development trend of expansion of investment credit, working capital credit and commercial credit at Bank of North Sumatra and analyzes how the credits affects interest income of Bank of North Sumatra. The purpose of this study was to analyze the development trend of expansion of investment credit, working capital credit , and commercial credit at Bank of North Sumatra and analyze the influence of investment credit, working capital credit and commercial credit on interest income of Bank of North Sumatra.

The hypothesis in this study is that there is the influence of investment credit, working capital credit, and commercial credit on interest income of the bank of North Sumatera.

Collection of secondary data using the method of documentation or written material obtained from various sources such as books, journals, government regulations and documents regarding the credit Bank of North Sumatra, Annual report and financial statements that have been there before. The method of analysis used descriptive analysis trend analysis, and multiple linear analysis. On the results of data analysis indicate that the expansion of investment credit, commercial credit and working capital credit to move up (upward trend) with different rise. And the hypothesis of the study results showed that simultaneous investment credit, working capitalcredit , and commercial credit affect the bank's interest income of North Sumatra. Partial test showed that commercial credit is a credit has the most significant effect on interest income, followed by working capital credit and investmen credit.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi.

Skripsi ini berjudul “Analisis Ekspansi Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja dan Kredit Komersial (Studi kasus : Bank Sumut)”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE., M.Ec., selaku ketua Departemen S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, Msi., selaku sekretaris Departemen S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE., M.Soc.Sc., Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

5. Bapak Paidi Hidayat, SE., Msi., selaku sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.


(5)

6. Bapak Coki A. Syahwier, M.P., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis.

7. Bapak Sahat Silaen, SE., MSi., selaku Dosen Pembaca Penilai.

8. Bapak Direksi, staff, dan seluruh karyawan khususnya divisi kredit PT Bank Sumut yang telah memberikan izin penelitian dan data yang dibutuhkan penulis. 9. Orangtua saya tercinta Syahfan Iswar Pardede dan Darna Piliang dan kedua adik

perempuanku Sheila Dwiyana dan Raissa Frilia terimakasih atas dukungan dan doanya.

10. Sahabat-sahabatku Tamara K. Simatupang, Singko Naomi Nainggolan, Ririn Sartika Dewi dan special thanks buat Ristama Situmorang yang telah menemaniku dalam pengumpulan data. Terimakasih telah mendengarkan semua keluh kesah penulis.

11. Teman-temanku selama perkuliahan Tanty, Tere, Inun, Nurul, Sami, Indah, dan seluruh teman-teman EP 08 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank ... 6

2.2 Pengertian Kredit ... 10

2.3 Kredit Investasi ... 17

2.4 Kredit Modal Kerja ... 18

2.5 Kredit Komersial ... 20

2.6 Penelitian Terdahulu ... 21

2.7 Kerangka Konseptual ... 22

2.8 Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Tempat Penelitian ... 23

3.3 Batasan Operasional ... 23

3.4 Definisi Operasional ... 24

3.5 Sumber dan Jenis Data ... 24

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.7 Metode Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT Bank Sumut Medan ... 32

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu……….. 21 Tabel 4.1 Penyaluran kredit Bank Sumut periode 2007-2011………… 43 Tabel 4.2 Perhitungan Tren Kredit Investasi……….. 44 Tabel 4.3 Perhitungan Tren Kredit Modal Kerja……… 47 Tabel 4.4 Perhitungan Tren Kredit Komersial……….. . 49


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………. 22

Gambar 4.1 Grafik Tren Ekspansi Kredit Investasi………... 46

Gambar 4.2 Grafik Tren Ekspansi Kredit Modal Kerja………. 48


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perhitungan Tren Kredit Investasi……… 61

Lampiran 2 Perhitungan Tren Kredit Modal Kerja………. 62

Lampiran 3 Perhitungan Tren Kredit Komersial…………. 63

Lampiran 4 Uji Normalitas………. 64

Lampiran 5 Uji Multikolinearitas……….. 65

Lampiran 6 Uji Heterokedastisitas………. 67


(10)

(11)

ABSTRAK

ANALISIS EKSPANSI KREDIT INVESTASI, KREDIT MODAL KERJA DAN KREDIT KOMERSIAL PADA KELOMPOK BANK MENENGAH

(STUDI KASUS : BANK SUMUT)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis bagaimana perkembangan tren ekspansi kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit komersial pada Bank Sumut dan menganalisis bagaimana ketiga kredit tersebut berpengaruh terhadap pendapatan bunga Bank Sumut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa perkembangan trend ekspansi kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial pada Bank Sumut dan menganalisa tingkat pengaruh kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit komersial pada pendapatan bunga Bank Sumut.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial terhadap pendapatan bunga Bank Sumut.

Pengumpulan data sekunder menggunakan metode dokumentasi atau bahan tertulis yang didapat dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, peraturan pemerintah dan dokumen mengenai kredit Bank Sumut, Annual report dan laporan keuangan yang telah ada sebelumnya. Metode analisis yang digunakan analisis deskriptif analisis tren, dan analisis linier berganda.

Pada hasil analisis data menunjukkan bahwa ekspansi kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit komersial bergerak naik (upward trend) dengan kenaikan yang berbeda-beda. Dan pada hipotesis hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial berpengaruh terhadap pendapatan bunga bank Sumut. Uji parsial menunjukkan bahwa kredit konsumsi merupakan kredit yang berpengaruh paling signifikan terhadap pendapatan bunga diikuti oleh kredit modal kerja dan kredit invetasi.


(12)

ABSTRACT

ANALYSIS EXPANSION OF INVESTMENT CREDIT, WORKING CAPITAL CREDIT AND COMMERCIAL CREDIT IN THE MIDDLE

CLASS BANK

(CASE STUDY: BANK SUMUT)

Problem Formulation in this study is to analyze how the development trend of expansion of investment credit, working capital credit and commercial credit at Bank of North Sumatra and analyzes how the credits affects interest income of Bank of North Sumatra. The purpose of this study was to analyze the development trend of expansion of investment credit, working capital credit , and commercial credit at Bank of North Sumatra and analyze the influence of investment credit, working capital credit and commercial credit on interest income of Bank of North Sumatra.

The hypothesis in this study is that there is the influence of investment credit, working capital credit, and commercial credit on interest income of the bank of North Sumatera.

Collection of secondary data using the method of documentation or written material obtained from various sources such as books, journals, government regulations and documents regarding the credit Bank of North Sumatra, Annual report and financial statements that have been there before. The method of analysis used descriptive analysis trend analysis, and multiple linear analysis. On the results of data analysis indicate that the expansion of investment credit, commercial credit and working capital credit to move up (upward trend) with different rise. And the hypothesis of the study results showed that simultaneous investment credit, working capitalcredit , and commercial credit affect the bank's interest income of North Sumatra. Partial test showed that commercial credit is a credit has the most significant effect on interest income, followed by working capital credit and investmen credit.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat sepanjang tahun 2011 telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan terus meningkat sampai akhir tahun. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pertumbuhan ekonomi tahun ini merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi semenjak krisis ekonomi 1998. (www.kompas.com)

Menurut Bank Indonesia (BI) pertumbuhan ekonomi meningkat sejalan dengan perkembangan perekonomian domestik, meningkatnya arus investasi dan terus meningkatnya konsumsi masyarakat. BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus meningkat hingga 6,8% pada tahun 2012 mendatang dan diprediksikan akan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi diantara negara-negara ASEAN.

Pertumbuhan ekonomi yang meningkat pesat tentu saja sejalan dengan perkembangan dunia usaha di Indonesia. Perkembangan dunia usaha ini telah menyebabkan peningkatan kebutuhan dana yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan usaha. Hal itu tentu saja akan berdampak pada kenaikan permintaan kredit sebagai salah satu alternatif pembiayaan kegiatan usaha.


(14)

Dalam rangka penyediaan dana ini, lembaga keuangan khususnya perbankan memiliki peran yang sangat besar. Sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman (kredit), perbankan membantu menyediakan dana bagi masyarakat untuk memenuhi kegiatan usahanya atau pemenuhan kebutuhannya (kredit komersial/konsumsi).

Permintaan yang semakin besar terhadap kredit, tentu saja berbanding lurus dengan pertumbuhan kredit yang semakin besar pula. Pertumbuhan kredit di Indonesia sampai bulan Oktober 2011 sebesar 19,6% atau 26% merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN meskipun rasio kredit/GDP Indonesia masih rendah. Untuk pertumbuhan tertinggi tercatat pada kredit investasi dan mayoritas sektor produktif tumbuh tinggi kecuali untuk sektor pertanian. Di lain pihak, pertumbuhan DPK sebesar 10,6 atau 18,9% dengan kualitas kredit tetap terjaga dimana NPL Gross tercatat 2,7% sementara NPL net relatif stabil sebesar 0,6% serta CAR perbankan cukup tinggi mencapai 16,7%tanggalakses : 21/11/2011).

Pada skripsi ini peneliti akan membahas analisis ekspansi kredit terutama pada kelompok Bank menengah yang mengambil studi kasus pada Bank Sumatera Utara (Sumut). Pertumbuhan kredit pada bank kelas menengah ini cukup mencengangkan mengingat suku bunga kredit yang lebih rendah dibanding bank besar dan penyaluran sebagian besar kredit digunakan untuk modal kerja pada usaha mikro kecil dan menengah (umkm).


(15)

Seperti yang kita ketahui sektor UMKM di Indonesia telah menjadi pilar utama dalam perekonomian, lebih dari 97% masyarakat indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Untuk memperlancar sektor ini tentu saja dibutuhkan permodalan yang baik.

Ekspansi kredit yang dilakukan oleh bank-bank menengah semua bertujuan akhir untuk meningkatan laba melalui efesiensi hasil bunga dengan biaya, sehingga dapat mengamankan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR).Dengan kondisi bahwa pelaksanaan ekspansi kredit yang diikuti oleh pengembalian kredit yang lancar dari setiap debitur, akan mendorong meningkatan pendapatan bank, dan terjadi kelebihan pembentukan cadangan penyisihan penghapusan kredit yang pada akhirnya dapat meningkatkan capital adequacy ratio (CAR) karena ekspansi kredit yang tidak hati-hati dan pemberian kredit kepada orang yang tidak tepat hanya akan menambah jumlah kredit macet pada bank tersebut, yang merupakan awal kebangkrutan bank.

Salah satu bank menengah yang mengalami peningkatan kredit adalah Bank Sumut. Bank Sumut yang hingga kini tetap berkomitmen untuk tetap fokus dalam menopang pertumbuhan bisnis pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tentu saja akan membawa angin segar bagi para pengusaha untuk tetap mengembangkan usahanya. Hal ini terlihat dengan penyaluran kredit Bank Sumut telah mencapai Rp10,9 triliun yang terpusat di segmen usaha kecil menengah, sementara pembiayaan unit usaha syariah sekitar Rp 420 miliar hingga Agustus 2011. Apalagi ditambah dengan Program Kredit Sumut Sejahtera (KSS) tahap I dan


(16)

pemerintah dalam membangun Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul:

Analisis Ekspansi Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, dan Kredit Komersial pada Kelompok Bank Menengah (studi kasus : Bank Sumatera Utara)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan tren ekspansi kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial pada Bank Sumut?

2. Bagaimana pengaruh kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit komersial pada pendapatan bunga Bank Sumut?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisa perkembangan trend ekspansi kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial pada Bank Sumut.

2. Menganalisa tingkat pengaruh kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit komersial pada pendapatan bunga Bank Sumut.


(17)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Berguna untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) Fakultas Ekonomi Sumatera Utara dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi penulis khususnya.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan atau saran-saran yang dianggap perlu dalam hal yang terkait dengan ekspansi kredit.

3. Bagi Lembaga Pendidikan

Sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti berikutnya yang menfokuskan penelitian pada bidang yang sama,


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Bank

2.1.1.Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan:

Bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

2.1.2. Menurut Peter S. Rose (1993)

Bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa keuangan keuangan lainnya secara professional. Keberhasilan bank ditentukan oleh kemampuan mengidentifikasi permintaan masyarakat akan jasa-jasa keuangan, kemudian memberikan pelayanan secara efisien, dan menjualnya dengan harga yang bersaing. (dalam Irmayanto dkk, 2004 : 53).

2.1.3. Menurut Joseph F. Sinkey (1986)

Bank adalah department store of finance, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan berbagai macam jasa keuangan. Slogan promosi bank uang dianjurkan Sinkey adalah one stop banking atau full service banking. Dalam mengelola konflik antara resiko dan hasil (the risk-return tradeoff),


(19)

Reregulation, Interest-Rate Risk, Costumer dan Kapital Adequacy. (dalam Irmayanto dkk, 2004 : 53-54).

Bank berfungsi sebagai agen pembangunan (agent of development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi tersebut merupakan penjabaran dari pasal 4 UU Perbankan tahun 1992 yaitu bahwa perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kea rah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Sementara menurut (Dahlan Siamat 2000 : 8) Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut:

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.

2. Menciptakan uang

3. Menghimpun dana dari masyarakat 4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain

5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional

6. Menyediakan pelayanan penyimpangan untuk barang-barang berharga 7. Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana.


(20)

yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Berdasarkan pengertian tersebut Bank Umum selain dari menjalankan fungsi utamanya yaitu menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan, juga dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran seperti pengiriman (transfer), inkaso (collection) dan pembukaan letter of credit (L/C).

Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank perkreditan rakyat melakukan kegiatan usahanya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan ataupun bentuk lain yang dapat dipersamakan dengan itu tetapi bukan giro atau simpanan yang dapat ditarik dengan cek.

Usaha Bank Umum

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut UU No. Tahun 1998 tentang perbankan sebagai berikut;

a. Menghimpun dana dari masyarakat b. Memberikan kredit

c. Menerbitkan surat pengakuan utang

d. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun kepentingan dan atas perintah nasabahnya;


(21)

• Surat-surat wesel termasuk wesel yang diaksep oleh bank

• Surat pengakuan utang

• Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah

• Sertifikat Bank Indonesia (SBI)\

• Obligasi

• Surat dagang berjangka waktu sampai 1 tahun

• Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun.

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari atau meminjamkan dana dari bank lain, baik dengan menggunkan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga.

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga. i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan

suatu kontrak (custodian)

j. Melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.


(22)

k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

l. Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit dan kegiatan wali amanat (trustee)

m. Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

n. Melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan serta sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, dan asuransi; dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit

o. Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang.

2.2 Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani, credere, yang berarti kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus, yaitu meminjamkan uang (atau penundaan pembayaran).

Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 12 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.


(23)

Menurut Eric L. Kohler kredit adalah “kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau pengadaan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati.” (Teguh Pudjo Mulyono, 1990 hal 9)

Menurut Raymoond P. Kent dalam buku karangannya Money and Banking mengatakan bahwa kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang sekarang.

Pemberian kredit menaruh kepercayaan bahwa penerima kredit akan memenuhi pembayarannya kembali dari pinjaman tersebut. Faktor- faktor kepercayaan dilihat dari dua segi yaitu:

a. Dari segi kreditur

Yaitu si peminjam dana kredit akan membayar pinjaman setelah samapai jangka waktu yang ditetapkan

b. Dari segi debitur

Yaitu si peminjam dana kredit yang akan menerima pembayaran atas kredit yang diberikannya jika telah sampai pada masa yang akan ditetapkan.

Unsur-unsur Kredit

Menurut H. Budi Untung dalam bukunya Kredit Perbankan di Indonesia unsur unsur kredit dapat dibedakan atas :


(24)

1. Kepercayaan. Disini berarti bahwa si pemberi kredit yakin bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, aka benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan dating. 2. Tenggat waktu, yaitu waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi

dengan kontrasepsi yang akan diterima pada masa yang akan dating dalam unsur waktu ini terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan dating.

3. Degree of risk, yaitu resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrasepsi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin panjang jangka waktu kredit diberikan maka semakin tinggi pula tingkat resikonya, sehingga terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur risiko. Karena adanya unsur risiko ini maka dibutuhkan jaminan dalam pemberian kredit.

4. Prestasi atau objek krdit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan pada uang maka transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.

Fungsi Kredit

Fungsi kredit secara luas antara lain: 1. Untuk meningkatkan daya guna uang.


(25)

Meningkatkan daya guna uang maksudnya dari uang jika hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa bagi si penerima kredit.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

4. Meningkatkan peredaran uang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam memgekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.


(26)

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apa lagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit digunkan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya. 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan anatara si penerima kredit dengan di pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

Tujuan pemberian kredit

Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain: 1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.


(27)

Kemudian hasil lainnya bahwa nasabah yang memperoleh kredit pun u bertambah maju dalam usahanya.

Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, jika bank yang terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidir.

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah:  Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank  Membuka kesempatan kerja

 Meningkatkan jumlah barang dan jasa  Menghemat devisa negara


(28)

Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi: 1. Kredit Investasi

Yaitu merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu yang relatif panjang yaitu diatas 1 (satu) tahun. Contoh jenis kredit ini adalah kredit untuk membangun pabrik atau membeli peralatan pabrik seperti mesin-mesin.

2. Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu pendek yaitu tidak lebih dari 1 (satu tahun). Kredit ini biasanya dipergunakan untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan modal kerja lainnya.

3. Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka memperlancar kegiatan perdagangannya. Contoh jenis kredit ini adalah kng kredit untuk membeli barang dagangan yang diberikan kepada para suplier atau agen.

4. Kredit Produktif

Merupakan kredit yang berupa investasi, modal kerja atau perdagangan. Dalam arti kredit ini diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit diharapkan dari hasil usaha yang dibiayai.


(29)

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misalnya keperluan konsumsi, baik pangan, sandang maupun papan. Contoh jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor yang semuanya untuk dipakai sendiri.

6. Kredit Profesi

Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen, dokter dan pengacara.

2.3 Kredit Investasi

Kredit investasi adalah krit jangka menengah/panjang yang diberikan pada (calon) debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, peluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan an tanah untuk pabrik, yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua ciri utama kreit investasi. Ciri yang pertama adalah bahwa kredit investasi diperuntukkan bagi tujuan-tujuan tertentu yang sudah direncanakan terlebih dahulu, dan ciri yang kedua adalah bahwa kredit investasi adalah kredit jangka menengah ataupun panjang.

Sehubungan dengan dua ciri utama tersebut, maka pada umumnya jmlah dana yang dibutuhkan tidak sedikit. Dan mengingat pada lamanya jangka waktu kredit,


(30)

schedule). Rencana tersebut terutama didasarkan atas cash flow, yaitu cash yang akan tersedia setelah semua kewajiban lainnya dipenuhi. Untuk menghitung perkembangan cash flow diperlukan penyusunan projected balanced sheet

(proyeksi pendapatan). Demikian pula dengan jaminan kredit yang harus disesuaikan dengan besarnya kredit yang disalurkan. Jaminan tersebut dapat berupa jaminan barang ataupun surat-surat berharga.

Ketentuan-ketentuan dalam memperoleh kredit investasi dari bank biasanya berbeda untuk setiap banknya. Tetapi pada umumnya bank-ank mempunyai ketentuan yang harus dipenuhi oleh debitur antara lain:

1. Mempunyai feasibility study.

2. Mempunyai izin-izin usaha, misalnya SIUP, TDP, dll

3. Maksimum jangka waktu kredit 15 tahun dan masa tenggang waktu (grace period) maksimum 4 tahun.

4. Agunan utama adalah usaha yang dibiayai. Debitur menyerahkan agunan tambahan jika menurut penilaian bank yang diperlukan.

5. Maksimum pembiayaan bank 65% dan Self Financing (SF) 35%. 2.9 pengertian dan ciri ciri kredit modal kerja

2.10 pengertian dan ciri-ciri kredit komersial 2.4 Kredit modal kerja

Kredit modal kerja merupakan salah satu jenis kredit yang diberikan bank kepada nasabahnya untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai barang tersebut terjual.


(31)

Pengertian kredit modal kerja menurut Dendawijaya (2001:27) adalah: “kredit yang diberikan bank kepada nasabah (debitur) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja debitur”.

Prinsip dari modal kerja ini adalah penggunaan modal yang akan habis dalam satu siklus usaha yaitu dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan atau bahan-bahan baku kemudian diproses menjadi barang jadi lalu dijual baik secara tunai atau kredit selanjutnya memperoleh uang tunai kembali. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kelangsungan operasinya tersebut.

Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:251) kredit modal kerja memiliki jangka waktu pengembalian maksimal satu tahun (bisa diperpanjang sesuai kebutuhan) yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai stok barang, piutang dagang, pembelian bahan baku ataupun kebutuhan modal kerja perusahaan lainnya. Untuk kredit modal kerja, bank menyediakan fasilitas kredit modal kerja bagi usaha skala kecil (plafon kredit sampai dengan Rp 500 juta) dan usaha skala menengah (plafon kredit di atas Rp 500 juta hingga Rp 5 miliar). Kredit modal kerja yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif.

Sementara untuk jaminan, menurut Jusuf (2003:97) kredit modal kerja ini sendiri biasanya berupa;


(32)

• Deposito berjangka/sertifikat deposito/tabungan/giro

• Logam mulia

• Bank garansi

• Tanah dan bangunan

• Kendaraan

• Mesin-mesin dan peralatan

• Kapal laut

• Persediaan barang

• Piutang dagang.

Adapun bentuk-bentuk jaminan yang dapat diterima oleh bank sebagai jaminan kredit yang dapat diterima oleh bank sebagai jaminan kredit yang diberikan antara lain:

1. Jaminan dengan barang-barang

Jaminan berupa barang baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak. Barang bergerak misalnya kendaraan, barang dagangan dan lain-lain, sedangkan barang tidak bergerak misalnya tanah, bangunan, dan sebagainya.

2. Jaminan surat-surat berharga

Jaminan ini berupa surat-surat berharga seperti surat deposito, wesel, sertifikat bank dan obligasi-obligasi pemerintah.


(33)

Jaminan yang diberikan oleh seseorang yang menyatakan kesanggupan untuk menanggung resiko apabila kredit tersebut macet. Dengan kata lain orang yang memberikan jaminan itulah yang akan menggantikan kredit yang tidak mampu dibayar oleh nasabah. Seseorang yang bertindak sebagai penjamin haruslah dikenal dengan baik oleh pihak bank, baik segi keberadaan usahanya maupun pribadinya.

2.5 Kredit Komersial

Kredit komersial, yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan (ditujukan untuk membiayai kebutuhan dunia usaha), baik dalam bentuk kredit revolving maupun kredit dalam bentuk nonrevolving. Contohnya adalah kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor. Jenis kredit komersial misalnya :

- pinjaman rekening Koran (overdraft facility) - pembiyaan giro mundur

- pinjaman aksep (demand loan) - anjak piutang (factoring) - pinjaman berjangka (term loan) - bank garansi (bank guarantee)


(34)

2.6 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Analisis Data Hasil Penelitian

Al Hidayah (2009) Pengaruh Penyaluran Kredit Terhadap Pendapatan Operasional Bank

(Studi Pada Bank BRI Cabang Malang Kawi) Analisis Linier Berganda dengan variabel kredit Investasi, kredit modal kerja dan kredit konsumsi Penyaluran kredit berpengaruh terhadap pendapatan operasional Dini Mirdayati (2001) Analisa Tingkat Pertumbuhan Kredit

Pada Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin) Cabang Medan dalam Meningkatkan Usaha Kecil Analisis Trend kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumsi dengan metode least square Pertumbuhan kredit sangat dipengaruhi oleh perkembangan kredit modal kerja


(35)

2.7 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis

Terdapat pengaruh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial terhadap pendapatan bunga Bank Sumut.

KREDIT INVESTASI (X1)

KREDIT MODAL KERJA (X2)

KREDIT KOMERSIAL (X3)

PENDAPATAN BUNGA (Y) JENIS-JENIS


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Sumatera Utara yang berlokasi di jalan Imam Bonjol No.18, Medan, Sumatera Utara.

3.3 Batasan Operasional

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis ekspansi kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial pada Bank Sumatera Utara.


(37)

3.4 Definisi Operasional

1. Ekspansi Kredit adalah kebijakan kredit berupa penambahan atau perluasan jumlah kredit dengan menggunakan sumber-sumber dana yang tersedia. 2. Kredit investasi adalah kredit yang digunakan untuk kepentingan usaha dan

untuk tujuan jangka panjang.

3. Kredit modal kerja adalah kredit yang digunakan untuk keperluan produksi dan untuk tujuan jangka pendek.

4. Kredit komersial adalah kredit yang digunakan untuk keperluan konsumsi pribadi.

5. Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana bank pada aktiva produktif.

3.5 Sumber dan Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data atau informasi yang telah diolah yang penulis peroleh dari berbagai sumber seperti objek penelitan, berbagai literature yang ada, serta sumber atau data lainnya yang berkaitan.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode dokumentasi atau bahan tertulis yang didapat dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, peraturan


(38)

pemerintah dan dokumen mengenai kredit Bank Sumut, Annual report dan laporan keuangan yang telah ada sebelumnya.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Metode Analisis Deskriptif

Menurut Kuncoro (2003) Analisis deskriptif merupakan semua bentuk pemamparan hasil dari temuan atau penelitian.

Analisis desriptif ini menyusun, mengklasifikasikan, menafsirkan serta mengintegrasikan data sehingga memberikan gambaran tentang masalah yang dihadapi atau diteliti.

3.7.2 Metode Analisis Tren

Yaitu analisa terhadap pencatatan atau penyusunan terhadap peristiwa atau fakta yang diambil dari waktu ke waktu, misalnya tiap-tiap bulan, triwulan dan lain-lain (Mirdayati, 2001).

Analisa tren baru dapat diwujudkan terhadap data yang telah dikuantifisir atau diwujudkan dalam angka-angka. Dalam analisa ini, untuk menentukan garis trend penulis menggunakan metode kuadrat terkecil (Least Square) dengan rumus:

Y’ = a + bx


(39)

b = ΔXY/ΔX

Dengan keterangan sebagai berikut : 2

Y’ = Nilai Trend

a = Nilai Konstan

x = waktu

b = Lereng garis trend

X = Nilai Koding

Y = Nilai dependen

3.7.3 Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dalam menganalisis data. Model ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen, yaitu ekspansi kredit investasi (X1), ekspansi kredit modal kerja (X2), dan ekspansi kredit komersial (X3) terhadap variabel dependen yaitu pendapatan bank Sumut dalam hal ini pendapatan bunga (Y). Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah ditulis, model penelitian ini secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:


(40)

α

= kostanta

Y = pendapatan Bunga

X1

X

= ekspansi kredit investasi

2

X

= ekspansi kredit modal kerja

3

β

= ekspansi kredit komersial

1β2β3

µ

= error (resdiual) = koefisien regresi

Untuk menguji secara simultan signifikansi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dilakukan uji F pada a=5%. Sedangkan untuk menguji koefisien regresi secara parsial antara masingmasing variabel independen dengan variabel dependen dilakukan uji t.

1. Uji Signifikansi Simultan atau uji F

Jika dalam uji t pengaruh variabel independen diuji secara individual (atau parsial), maka dalam uji F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel secara keseluruhan (simultan) terhadap variabel dependen. Hipotesa dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :


(41)

H0 : β1 = β2 = β3

Ha : β

= 0, Artinya variabel-variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

1 ≠ β2 ≠ β3

Ketentuan dari penerimaan atau penolakan hipotesa adalah sebagai berikut :

≠ 0, Artinya ada pengaruh terhadap variabel dependen.

Bila Fhitung. > Ftabel atau signifikansi F< 0,05 maka H0 ditolak Bila Fhitung. < Ftabel atau signifikansi F> 0,05 maka H0 diterima.

Nilai Fhitung

2. Uji Signifikan Parsial Atau uji t

dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi software Eviews 5.1.

Uji t dimaksudkan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan (dalam regresi berganda ). Hipotesa dalam pengujian ini adalah :

H0 : β1

Ha : β

= 0, artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

1

Ketentuan penerimaan ataupenolakan hipotesa H0 adalah sebagai berikut:

≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen

Jika : thitung > ttabel atau signifikansi t < 0,05 maka H0 ditolak thitung < ttabel signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima


(42)

Nilai thitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi software

Eviews 5.1.

3.7.4 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian dilakukan dengan pemeriksaan terhadap histogram, jika batang histogram mempunyai kemiripan bentuk dengan kurva normal (berbentuk seperti lonceng), maka kurva tersebut dapat dikatakan normal atau mendekati normal.

Penelitian ini melakukan uji normalitas dengan menggunakan Uji Jarque-Berra Test (J-B Test). Bila probabilitas hasil uji lebih besar dari 0,05 (5%) maka terdistribusi normal dan sebaliknya terdistribusi tidak normal.

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang "sempurna" atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Uji non multikolinearitas diperlukan karena bila terjadi kolinearitas sempurna diantara X, koefisien regresinya tak tertentu dan kesalahan standarnya tak terhingga. Jika kolinearitas tingkatnya tinggi tetapi tidak sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin, tetapi kesalahan standarnya cenderung besar. Sebagai hasilnya, nilai populasi dari koefisien tidak dapat ditaksir dengan tepat.


(43)

Multikolinieritas mengindikasikan adanya korelasi linier yang tinggi (mendekati sempurna) di antara dua/lebih variabel independen (Gujarati, 1995). Multikolinieritas diuji dengan menggunakan kolerasi parsial dengan tahapan estimasi pada kolerasi parsial dilakukan estimasi regresi untuk variabel2 independennya juga selain variabel dependennya. Apabila nilai regresi persamaan lebih besar dari regresi variabel independen lain maka estimasi tersebut bebas dari multikolinearitas dan sebaliknya.

3. Uji Heteroskedastisitas

Suatu asumsi penting dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan (disturbance) yang muncul dalam regresi populasi adalah homoskedastisitas, yaitu semua gangguan tadi mempunyai varians yang sama. Jika varians bersifat variabel atau tidak sama maka terjadi gangguan heteroskedastik.

Menurut Sulaiman (2004) Gejala heteroskedastisitas ditunjukkan melalui koefisien regresi dari masing-masing variabel independen terhadap nilai absolut residunya (e), jika nilai probabilitasnya lebih besar dari nilai alphanya (0,05), maka variabel tersebut bebas dari unsur heteroskedastisitas. Untuk mengetahui gejala heterokedastisitas pada estimasi digunakan uji White.

Uji white memulai pengujiannya dengan membentuk model: Yi = β1 + β2 + β3 +µ

Kemudian persamaan di atas dimodifikasi dengan membentuk regresi bantuan (auxiliary regression) sehingga model menjadi


(44)

Pada estimasi ini disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam hasil estimasi, jika nilai R2 hasil regresi dikalikan dengan jumlah data atau [n.R2 = X2 Hitung] Lebih kecil dibandingkan X2

4. Uji Autokorelasi

tabel. Dan akan terjadi heterokedastisitas bila sebaliknya.

Metode uji ini digunakan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t, dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, berarti dijumpai problem autokorelasi (Santoso, 2004:216).

Pada estimasi ini digunakan Lagrange Multiplier (LM Test) dalam mendeteksi adanya autokolerasi dalam model. Pada model ini dikatakan tidak terdapat autokolerasi jika nilai probability lebih tinggi dari 0,05


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Umum PT Bank Sumut Medan

4.1.1 Sejarah Bank Sumut

Bank Pembangunan daerah Sumut didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akta Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk perseroan terbatas (PT) dengan sebutan BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan UU No. 13 tahun 1962 tentang ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah dan sesuai dengan peraturan daerah tingkat I Sumatera Utara No.5 tahun 1965 bentuk usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Modal dasar pada saat itu sebesar Rp. 100.000.000 dan sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah tingkat II se Sumatera Utara.

Sejalan dengan program rekapitulasi, bentuk hokum BPDSU tersebut harus dirubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) agar saham pemerintah pusat dapat masuk untuk pengembangan dan dikemudian hari saham pihak ketiga dimungkinkan dapat masuk atas persetujuan DPRD Tingkat I Sumut, sehingga berdasarkan hal tersebut maka pada tahun 1999, bentuk hokum BPDSU dirubah kembali menjadi Perseroan Terbatas (PT). Bank Pemerintah Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT Bank Sumut yang berkedudukan dan berkantor


(46)

tanggal 16 April 1999 dibut dihadapan Alina Hanum, SH Notaris di Medan yang telah mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman RI No. 54 tanggal 5 Mei 1999. Modal dasar pada saat itu ditetapkan sebesar RP. 400 milyar. Dan karena pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan Bank maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui akta No. 31 modal dasar ditingkatkan menjadi Rp. 500 milyar.

4.1.2 Visi dan Misi Bank Sumut

Visi : Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pertumbuhan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Misi : Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.

Untuk mendukung visi dan misi tersebut, Bank Sumut selalu berusaha mencapai pertumbuhan usaha yang wajar dan berkesinambungan dengan kualitas aktiva produktif yang sehat diikuti oleh rentabilitas yang juga meningkat dari waktu ke waktu.

Selain mempertahankan keunggulan pasar yang dimiliki, Bank Sumut secara teus menerus, berupaya meningkatkan pangsa pasar pada sektor produktif Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).


(47)

Strategi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, akan dilakukan upaya sebagai berikut:

1. Meningkatkan intensitas kordinasi dan sosialisasi kepada stakeholders untuk penambahan modal guna mendukung pengembangan usaha.

2. Melakukan diversifikasi produk dan jasa dengan memperbaiki konten maupun kemasan serta meningkatkan kualitas dan variasi promosi usaha.

3. Meningkatkan kerja sama pengembangan produk dan jasa dengan sesame BPD serta berbagai pihak di luar perbankan.

4. Peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga dengan memperluas jaringan kontur, ATM dan fiturnya guna mempercepat proses pelayanan transaksi perbankan.

5. Meningkatkan aliansi strategis dalam pemberian kredit sindikasi antar BPD dan Bank Umum Nasional.

6. Penyaluran kredit tetap focus pada segmen UMKM dengan memperluas Kredit Peduli Usaha Mikro Sumut Sejahtera. Replikasi gremen bank diseluruh wilayah kerja PT Bank Sumut, disamping Core bisnis yang telah dibiayai.

7. Meningkatkan pemahaman dan aplikasi pendukung manajemen resiko/risk culture dan good corporate governance di setiap lini.

8. Implementasi Loan Orginating System (LOS) pada seluruh unit operasional, dimana LOS merupakan perangkat penting dalam administrasi perkreditan yang


(48)

analisis secara cepat dan akurat terhadap aplikasi pinjaman yang diajukan oleh nasabah, lebih penting lagi untuk menekan sebanyak mungkin tingkat human error.

4.1.3 Fungsi Bank Sumut

Sebagai alat kelengkapan otonomi daerah dibidang perbankan, PT Bank SUMUT berfungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah, bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakan penyimpanan uang daerah serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai Bank umum seperti dimaksudkan pada undang-undang nomor 7 tahun 1992,tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998.

4.1.4 Jenis-Jenis Kantor PT. Bank Sumut, antara lain:

1. Kantor Pusat

Merupakan kantor dimana semua kegiatan perencanaan sampai kepada pengawasan terdapat di kantor ini.

2. Kantor Cabang

Salah satu kantor cabang yang memberikan jasa bank paling lengkap. Dengan kata lain semua kegiatan perbankan ada di kantor Cabang Penuh dan biasanya kantor Cabang Penuh membawahi kantor Cabang Pembantu.


(49)

3. Kantor Cabang Pembantu

Kantor cabang yang berada di bawah kantor Cabang Penuh dan kegiatan jasa bank yang dilayani hanya sebagian dari kegiatan Cabang Penuh.

4. Kantor Kas

Kantor bank yang paling kecil dimana kegiatannya hanya meliputi Teller/ Kasir saja.

4.1.5 Produk – Produk Bank Sumut

1. Produk Dana

a. Tabungan Martabe (Mari Tingkatkan Aktivitas Berhemat)

Nasabah tabungan Martabe akan memperoleh bunga tabungan yang dihitung berdasarkan saldo harian yang menggunakan penghitungan bunga sederhana dengan tingkat suku bunga tabungan progressif. Selain itu, nasabah juga akan mendapatkan kemudahan untuk melakukan penarikan dan penyetoran di seluruh unit Bank Sumut secara realtime ontime. Termasuk fasilitas ATM, mobile ATM dan otodebet pembayaran tagihan telepon Telkom, Flexy dan Speedy. Fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh nasabah tabungan Martabe adalah perlindungan asuransi jiwa yang diperoleh secara otomatis dan bebas biaya premi. Pembayaran uang kuliah bagi mahasiswa Universitas Sumatera Utara, dan memiliki kesempatan untuk mengikuti


(50)

b. Tabungan Simpeda (Simpanan Pembangunan Daerah)

Nasabah tabungan Simpeda akan memperoleh bunga tabunganyang dihitung berdasarkan saldo harian yang menggunakan penghitungan bunga sederhana dengan tingkat suku bungatabungan single rate. Selain itu, nasabah juga akan mendapatkan kemudahan untuk melakukan penarikan dan penyetoran di seluruh unit Bank Sumut secara realtime ontime. Termasuk fasilitas ATM, mobile ATM dan otodebet pembayaran tagihan telepon Telkom, Flexy dan Speedy. Fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh nasabah tabungan Simpeda adalah perlindungan asuransi jiwa yang diperoleh secara otomatis dan bebas biaya premi. Pembayaran uang kuliah bagi mahasiswa Universitas Sumatera Utara, dan memiliki kesempatan untuk mengikuti undian berhadiah yang diadakan 2 (dua) kali dalam setahun.

c. TabunganKu

TabunganKu adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank – bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Nasabah TabunganKu tidak dikenakan biaya administrasi bulanan dan memperoleh bungan yang dihitung berdasarkan saldo harian dengan tingkat bunga tidak progressif dan diberikan sesuai dengan ketentuan Bank.


(51)

d. Simpanan Giro

Giro adalah simpanan yang dapat diambil setiap saat dengan menggunakan cek dan bilyet giro. Giro tersebut ditujukan untuk perorangan, perusahaan, yayasan, koperasi, LSM, dan lembaga lainnya. Nasabah akan memperoleh keamanan dalam menyimpan uang dan mendapat kemudahan karena cek/bilyet giro dari Bank Sumut dapat diterima oleh semua Bank.

e. Tabungan Haji Makbul

Tabungan Haji Makbul yaitu tabungan haji yang terkoneksi langsung dengan Siskohat khusus untuk nasabah yang berniat menunaikan ibadah haji.

f. Deposito Berjangka

Dengan tingkat suku bunga bersaing dan dapat dijadikan sebagai agunan kredit, Gunakan deposito Bank Sumut sebagai alternatif menyimpan uang anda. Sertifikat Deposito, dengan keutamaan :

1. Suku bunga bersaing

2. Dana Anda tersimpan dengan aman

3. Deposito Anda dapat digunakan sebagai angunan kredit


(52)

2. Produk Kredit

a. Kredit umum

b. Kredit SPK

Bank Sumut adalah satu-satunya bank milik pemerintah Daerah Sumatera Utara yang peduli pada Anda para pengusaha kontruksi /leveransi melalui penyediaan fasilitas layanan kredit SPK (Surat Perintah Kerja) yaitu kredit modal kerja dalam bentuk rekening Koran untuk membantu pengusaha yang mendapatkan kontrak kerja pemborongan/pengadaan barang atau jasa dari instasi pemerintahan maupun perusahaan swasta yang bonafid menurut penilaian bank.

c. Kredit Pensiunan

Kredit Pensiun adalah produk kredit PT.Bank Sumut yang diberikan secara perseorangan kepada para penerima pensiun yang terdiri dari para pensiun sendiri dan pensiunan janda atau duda yang uang pensiunnya dikelola dan disalurkan oleh PT. Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (PT. Taspen). Pengembalian Kredit Pensiun dilakukan dengan pembayaran angsuran pokok dan bunga setiap bulan dari uang pensiun yang diterima sesuai dengan daftar angsuran.

d. Kredit Angsuran Lain

Untuk badan Usaha, memiliki usaha produktif (sektor perdagangan, industri, jasa dan sektor-sektor lainnya yang menurut Bank layak dan dapat dipertanggung jawabkan).


(53)

Anggunan utama untuk kredit ini berupa usaha, objek atau transaksi yang dibiayainya.

e. Kredit Bendaharawan

Kredit Multi Guna adalah kredit angsuran yang diberikan kepada pegawai Dinas/Instansi/Lembaga Pemerintah, BUMN, BUMD dan Swasta Nasional (yang layak menurut penilaian bank) baik yang pembayaran gajinya melalui maupun tidak melalui Bank sumut.

f. Kredit Peduli Usaha Mikro

KPUM Bank SUMUT adalah Kredit tanpa agunan dengan sistem angsuran tetap yang diberikan kepada pemilik usaha mikro dalam rangka meningkatkan kemapuannya untuk menggembangkan usaha.

g. Kredit Program Pemerintah

Kredit Program Pemerintah adalah jenis kredit yang diberikan kepada perorangan yang bergerak pada bidang usaha tertentu yang bersifat mengembangkan daerahnya. Misalnya Kredit Pemberdayaan Pengusaha Nias, KUMK SUP 005, Kredit Pengembangan Energi dan Revitalisasi Perkebunan yang disediakan dalam bentuk pola kemitraan dan perorangan.


(54)

j. Kredit Konstruksi

k. Kredit Kepemilikan Sepeda Motor

l. Kredit Investasi

m. Kredit Sindikasi

n. Kredit Modal Kerja.

3. Layanan Jasa

a. Kiriman Uang dan Inkasso.

b. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

c. Safe Deposit Box (SDB) di kantor cabang utama Medan dan Pematang Siantar

d. Layanan Modul Penerimaan Negara (MPN) Prima untuk penerimaan setoran pembayaran pajak

e. Layanan rekening air PDAM khusus masyarakat pelanggan PDAM Tirta Tanjung Balai

f. Layanan Rekening Telepon bagi pelanggan Telkom

g. Layanan Uang Kuliah untuk penerimaan setoran pembayaran uang kuliah bagi Mahasiswa USU


(55)

h. Layanan ATM Bank Sumut yang tergabung dalam ATM bersama di seluruh indonesia dan bekerjasama dengan Malaysian Electronic System (MEPS) untuk transaksi ATM di Malaysia

i. Layanan M-ATM bersama untuk transaksi informasi saldo dan transfer dengan menggunakan Handphone

j. Layanan Western Union untuk pengiriman uang ke manca negara secara realtime on-line.

k. Sebagai Bank persepsi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta sebagai Bank Operasional III PBB dan BPHTB

4. Produk-Produk E-Commerce pada PT.Bank Sumut antara lain:

a. Phone Banking

b. Layanan Western Union untuk pengiriman uang ke manca negara secara realtime on-line

c. Layanan M-ATM bersama untuk transaksi informasi saldo dan transfer dengan menggunakan Handphone


(56)

4.2 Hasil Penelitian dan Analisis Data

Dibawah ini akan disajikan perkembangan kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit komersial pada Bank Sumut periode 2007 – 2011.

Tabel 4.1

Penyaluran Kredit Bank Sumut Periode 2007 – 2011 Per Triwulan

Dalam jutaan Rupiah

Tahun Triwulan Jenis Kredit

K.INVESTASI KMK K.KONSUMSI TOTAL 2007 IV 278,695 1,547,775 2,386,401 4,212,871 2008 I 280,478 1,320,843 2,850,092 4,451,413 II 333,800 1,604,291 3,516,745 5,454,836 III 379,109 1,915,937 3,973,763 6,268,809 IV 358,665 1,645,212 4,288,547 6,292,424 2009 I 397,959 1,655,526 4,640,871 6,694,356 II 373,821 1,839,475 5,207,970 7,421,266 III 425,307 2,236,212 5,422,331 8,083,850 IV 481,089 2,092,303 5,663,442 8,236,834 2010 I 690,591 1,999,456 8,663,060 11,353,107 II 779,443 2,197,535 9,119,216 12,096,194 III 730,074 2,509,672 9,538,397 12,778,143 IV 595,623 2,260,327 9,571,097 12,427,047 2011 I 842,786 2,124,227 6,436,300 9,403,313 II 946,457 2,339,827 6,631,675 9,917,959 III 1,025,208 2,809,390 6,740,864 10,575,462

Sumber : Bank Sumut

Perkembangan tren ekspansi kredit baik menurut jenis kredit maupun secara total dari triwulan IV 2007 sampai dengan triwulan III 2011 dapat dicari dengan menggunakan metode Least Square.

Dengan Persamaan : Y’ = a + bx


(57)

a = Nilai Konstan x = waktu

b = Lereng garis trend

1. Kredit Investasi

Dengan menggunakan metode diatas maka akan didapat tren kredit investasi seperti terlihat pada tabel 4.2 di bawah ini

Tahun Triwulan Y X X2 X.Y Tren

2007 IV 278.695 -15 225 -4180425 194.397

2008 I 280.478 -13 169 -3646214 242.803

II 333.800 -11 121 -3671800 291.210 III 379.109 -9 81 -3411981 339.616 IV 358.665 -7 49 -2510655 388.022

2009 I 397.959 -5 25 -1989795 436.428

II 373.821 -3 9 -1121463 484.835

III 425.307 -1 1 -425307 533.241

IV 481.089 1 1 481089 581.647

2010 I 690.591 3 9 2071773 630.053

II 779.443 5 25 3897215 678.460

III 730.074 7 49 5110518 726.866

IV 595.623 9 81 5360607 775.272

2011 I 842.786 11 121 9270646 823.679

II 946.457 13 169 12303941 872.085 III 1025.208 15 225 15378120

920.491 JUMLAH 8.919.105 - 1.360 32.916.269

Tabel 4.2 Perhitungan Tren Kredit Investasi

Berdasarkan perhitungan tabel 4.2 di atas dapat diperoleh persamaan garis linearnya adalah Y = 557.444 + 24.203x. Dari persamaan ini dapat dihitung pula


(58)

Triwulan IV 2007 tren kredit investasi adalah Y= 557.444 + 24.203(-15) = 194.397 (perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran, nilai tren dan kredit dalam jutaan rupiah).

Nilai a menunjukkan nilai konstan yang akan menunjukkan besarnya nilai Y apabila x = 0, sedang variabel b menunjukkan perubahan nilai tren dari setiap pertambahan satu unit x.

Berdasarkan persamaan di atas dapat diramalkan besarnya tren ekspansi kredit ditahun –tahun ke depan. Contohnya saja dapat dapat dihitung ekspansi pada tahun 2013 (untuk tahun 2012 triwulan I nilai x=19) sehingga : Y= 557.444 + 24.203 (19) = 1.017.301 artinya ekspansi kredit investasi pada tahun 2012 triwulan I diperkirakan sebesar 1.017.301 atau Rp. 1.017.301.000.000.

Asumsi – asumsi diatas hanya berlaku jika kondisi perekonomian relative stabil serta tidak ada kebijaksanaan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan kredit.

Fluktuasi perkembangan jumlah kredit investasi dan nilai trennya dapat dilihat pada grafik 3.1 berikut ini.


(59)

Gambar 4.1 Grafik tren ekspansi kredit investasi Keterangan:

Tren total

Berdasarkan grafik 4.1 di atas dapat dilihat nilai trennya mengalami gerakan naik (upward trend).

Jumlah total kredit investasi secara garis besar mengalami kenaikan setiap triwulannya penurunan hanya terjadi tiga kali yakni pada triwulan IV tahun 2008,

0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000


(60)

terjadi pada triwulan IV tahun 2010. Sementara posisi tertinggi total kredit investasi terdapat pada triwulan III tahun 2011.

2. Kredit Modal Kerja

Dengan menggunakan metode diatas maka akan didapat tren kredit modal kerja seperti terlihat pada tabel 4.2 di bawah ini

Tahun Triwulan Y X X2 X.Y Tren

2007 IV 1.547.775 -15 225 -23216625 1453691

2008 I 1.320.843 -13 169 -17170959 1527349

II 1.604.291 -11 121 -17647201 1601007 III 1.915.937 -9 81 -17243433 1674665 IV 1.645.212 -7 49 -11516484 1748323

2009 I 1.655.526 -5 25 -8277630 1821981

II 1.839.475 -3 9 -5518425 1895639 III 2.236.212 -1 1 -2236212 1969297 IV 2.092.303 1 1 2092303 2042955

2010 I 1.999.456 3 9 5998368 2116613

II 2.197.535 5 25 10987675 2190271 III 2.509.672 7 49 17567704 2263929 IV 2.260.327 9 81 20342943 2337587

2011 I 2.124.227 11 121 23366497 2411245

II 2.339.827 13 169 30417751 2484903 III 2.809.390 15 225 42140850 2558561

JUMLAH 32.098.008 - 1.360 50.087.122

Tabel 4.3 Perhitungan Tren Kredit Modal Kerja

Berdasarkan perhitungan tabel 4.3 di atas dapat diperoleh persamaan garis linearnya adalah Y = 2.006.126 + 36.829x.

Berdasarkan persamaan di atas dapat diramalkan besarnya tren ekspansi kredit ditahun –tahun ke depan. Contohnya saja dapat dapat dihitung ekspansi kredit modal


(61)

kerja pada tahun 2013 (untuk tahun 2012 triwulan I nilai x=19) sehingga : Y= 2.006.126 + 36829 (19) = 2.705.877 artinya ekspansi kredit investasi pada tahun 2012 triwulan I diperkirakan sebesar 2.705.877 atau Rp. 2.705.877.000.000.

Fluktuasi perkembangan jumlah kredit investasi dan nilai trennya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2 Grafik Tren Ekspansi Kredit Modal Kerja Keterangan

X

0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000


(62)

Berdasarkan grafik 4.2 seperti halnya kredit investasi kredit modal kerja ini juga mengalami tren menaik (upward trend). Tetapi kenaikan kredit modal kerja ini tidak naik secara konsisten sering juga diwarnai dengan penurunan total kredit. Total kredit tertinggi terjadi pada triwulan III tahun 2011 sementara yang terendah terjadi pada triwulan I tahun 2008. Hal ini mungkin disebabkan oleh krisis ekonomi global yang mempengaruhi kredit modal kerja tersebut.

3. Kredit Komersial

Dengan menggunakan metode diatas maka akan didapat tren komersial seperti terlihat pada tabel 4.4 di bawah ini

Tahun Triwulan Y X X2 X.Y Tren

2007 IV 2,386,401 -15 225 -35796015 2977963

2008 I 2,850,092 -13 169 -37051196 3370191

II 3,516,745 -11 121 -38684195 3762419

III 3,973,763 -9 81 -35763867 4154647

IV 4,288,547 -7 49 -30019829 4546875

2009 I 4,640,871 -5 25 -23204355 4939103

II 5,207,970 -3 9 -15623910 5331331

III 5,422,331 -1 1 -5422331 5723559

IV 5,663,442 1 1 5663442 6115787

2010 I 8,663,060 3 9 25989180 6508015

II 9,119,216 5 25 45596080 6900243

III 9,538,397 7 49 66768779 7292471

IV 9,571,097 9 81 86139873 7684699

2011 I 6,436,300 11 121 70799300 8076927

II 6,631,675 13 169 86211775 8469155

III 6,740,864 15 225 101112960 8861383

JUMLAH 94,650,771 - 1.360 266,715,691


(63)

Berdasarkan perhitungan tabel 4.4 di atas dapat diperoleh persamaan garis linearnya adalah Y = 5.919.673 + 196.144x

Berdasarkan persamaan di atas dapat diramalkan besarnya tren ekspansi kredit ditahun –tahun ke depan. Contohnya saja dapat dapat dihitung ekspansi kredit modal kerja pada tahun 2013 (untuk tahun 2012 triwulan I nilai x=19) sehingga : Y= 5.919.673 + 196.144 (19) = 9.646.409 artinya ekspansi kredit investasi pada tahun 2012 triwulan I diperkirakan sebesar 9.646.409 atau Rp. 9.646.409.000.000.

Fluktuasi perkembangan jumlah kredit investasi dan nilai trennya dapat dilihat pada grafik 4.3 berikut ini.

0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000


(64)

Keterangan: Tren total

Berdasarkan grafik 4.3 kredit konsumsi juga mengalami trend yang menaik (upward trend). Kenaikan cukup signifikan dari tahun sebelumnya terjadi pada triwulan I pada tahun 2010 dan sebaliknya terjadi penurunan cukup drastis dari tahun sebelumnya pada triwulan I tahun 2011.

Selanjutnya penyaluran kredit-kredit tersebut akan dianalisis pengaruhnya terhadap pendapatan bunga bersih Bank Sumut. Karena pada hakikatnya penyaluran kredit merupakan suatu faktor dominan dalam menghasilkan pendapatan bunga. Berikut ini akan dipaparkan hasil analisis pengaruh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial terhadap pendapatan bunga Bank Sumut.

Adapun hasil regresi terhadap model estimasi yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil analisis Pendapatan Bunga Bersih Bank Sumut dengan metode Ordinary Least Square (OLS)


(65)

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 04/26/12 Time: 10:48 Sample: 2007Q4 2011Q3 Included observations: 16

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -624624.9 270443.7 -2.309630 0.0395

X1 0.253665 0.339229 0.747771 0.4690

X2 0.384614 0.210689 1.825503 0.0929

X3 0.098358 0.032182 3.056280 0.0100

R-squared 0.884783 Mean dependent var 893684.7

Adjusted R-squared 0.855979 S.D. dependent var 464567.7

S.E. of regression 176304.0 Akaike info criterion 27.21013

Sum squared resid 3.73E+11 Schwarz criterion 27.40327

Log likelihood -213.6810 F-statistic 30.71711

Durbin-Watson stat 2.029880 Prob(F-statistic) 0.000007

Ket: *) signifikan pada α = 5% **) signifikan pada α = 10%

Berdasarkan hasil estimasi di atas maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut Y = -624624.9 + 0.253665 X1 + 0.384614 X2 + 0.098358 X3.

1. Interpretasi Model

Berdasarkan model interpretasi di atas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu kredit investasi (X1), kredit modal kerja (X2), kredit komersial (X3) terhadap variabel dependen yaitu Pendapatan bunga (X3).


(66)

1. Kredit Investasi

Kredit investasi berpengaruh positif terhadap pendapatan bunga pada Bank Sumut. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi kredit investasi (X1) yakni sebesar 0.253665. Artinya bahwa kenaikan kredit investasi sebesar 1 juta maka akan meningkatkan pendapatan bunga sebesar 0,25 juta, ceteris paribus.

2 Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan bunga pada Bank Sumut. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi kredit modal kerja(X2) yakni sebesar 0.384614. Artinya bahwa kenaikan kredit modal kerja sebesar 1 juta maka akan meningkatkan pendapatan bunga sebesar 0,39 juta, ceteris paribus.

3. Kredit Komersial

Kredit investasi berpengaruh positif terhadap pendapatan bunga pada Bank Sumut. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi kredit komersial (X3) yakni sebesar 0.098358. Artinya bahwa kenaikan kredit komersial sebesar 1 juta maka akan meningkatkan pendapatan bunga sebesar 0,09 juta, ceteris paribus.

2. Uji Kesesuaian (Test Of Goodnest Fit) a. Koefisisen Determinasi (R-Square)

Hasil analisis dengan model OLS pada tabel 4.4, nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0.884783 ini berarti bahwa variabel kredit investasi (X1), kredit modal kerja (X2), dan kredit komersial (X3), dapat menjelaskan


(67)

variabel pendapatan bunga (Y) adalah sebesar 88 % sedangkan 12% lagi dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

b. Uji F Statistik (Overall)

Uji F berguna untuk pengujian secara serentak apakah secara keseluruhan koefisien regresi tersebut signifikan dalam menentukan variabel dependen. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : β1= β2= β3

Ha : β

= 0, 1 ≠ β2 ≠ β3

Dari tabel estimasi di atas dapat disimpulkan bahwa nilai F-hitung menunjukkan nilai sebesar 30.717 (signifikansi F= 0,000007). Jadi Fhitung > Ftabel (30,717>3,49) atau Sig F < 5% (0,00007<0,05). Artinya bahwa secara bersama-sama ketiga kredit berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

bunga. Pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%). ≠ 0,

c. Uji t-Statistik (Uji Parsial) 1. Kredit Investasi (X1)

Untuk variabel Kredit Investasi diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,747 dengan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,469. Dengan demikian H0

diterima, karena nilai probabilitas lebih besar dari nilai α =5% (0,469 > 0,05)

dan t-hitung < t-tabel (0,747 < 2,179). Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel X1 tidak berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel


(68)

Untuk variabel kredit modal kerja diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,825 dengan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,093. Dengan demikian H0

diterima, karena nilai probabilitas lebih besar dari nilai α =5% (0,093 > 0,05)

dan t-hitung < t-tabel (1,825 < 2,179). Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel X2 tidak berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel pendapatan bunga dengan pengujian tingkat kepercayaan 95% (α =5%).

3. Kredit Komersial (X3)

Untuk variabel Kredit Komersial diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,056 dengan nilai probabilitas (signifikansi) sebesar 0,010. Dengan demikian H0 ditolak, karena nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α =5% (0,010 < 0,05) dan t-hitung > t-tabel (3,056 > 2,179). Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel X3 berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel pendapatan

bunga dengan pengujian tingkat kepercayaan 95% (α =5%).

3 Uji Asumsi Klasik

Semua hasil pengujian asumsi klasik pada penelitian ini dapat dilihat selengkapnya pada lampiran.

a. Uji Normalitas

Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan Jarque-Bera Test (J-B Test). Bila probabilitas hasil uji lebih besar dari 0,05 (5%) maka data terditribusi normal. Hasil pengujian menunjukkan probabilitas sebesar 0,719, yang berarti nilai residual data terditribusi normal. Sehingga asumsi normalitas terpenuhi.


(69)

b. Uji Multikolienaritas

Metode yang digunakan untuk melihat multikolinearitas antar variabel dalam analisi ini adalah metode korelasi parsial. Berdasarkan hasil penelitian dan perbandingan R2 terhadap model awal dan R2 masing masing variabel independen maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Karena R2 model awal (persamaan) selalu lebih besar dibanding R2

c. Uji Heterokedastisitas

variabel independennya.

Pengujian yang digunakan untuk melihat gejala heterokedastisitas dalam estimasi ini adalah Uji White. Berdasarkan hasil estimasi nilai probability menunjukkan 0,141. Nilai probability ini lebih tinggi dari 0,05, maka hasil estimasi tidak terkena heterokedastisitas.

d. Uji Autokolerasi

Pengujian yang digunakan ntuk melihat autokolerasi dalam analisis ini adalah uji Lagrange Multiplier (LM Test). Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh menunjukkan nilai probability lebih tinggi dari 0,05 yakni 0,723. Sehingga diasumsikan tidak terjadi autokolerasi.


(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tren ekspansi kredit Bank Sumut pada masing-masing kredit yakni kredit investasi, kredit modal kerja, kredit komersial bergerak naik (upward trend) dengan tingkat kenaikan yang berbeda-beda.

2. Kredit komersial adalah kredit yang volume penyalurannya paling besar diantara semua kredit yang lain pada Bank Sumut.

3. Kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit komersial memiliki pengaruh terhadap pendapatan bunga Bank Sumut. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai

Fhitung sebesar 30.717 (signifikansi F= 0,000007). Jadi Fhitung > Ftabel

(30,717>3,49) atau Sig F < 5% (0,00007<0,05). Artinya bahwa secara bersama-sama ketiga kredit berpengaruh signifikan terhadap pendapatan bunga. Pada

tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).

4. Kredit komersial (X3) memiliki pengaruh paling signifikan diantara ketiga kredit terhadapap pendapatan bunga dan diikuti kredit modal kerja (X2) dan kredit investasi (X1)


(71)

5.2 SARAN

1. Bank Sumut disarankan agar tetap meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan, meskipun ekspansi kredit bank Sumut telah menunjukkan upward trend dari tahun ke tahun. Dan tetap lebih selektif dalam pemberian kredit supaya terhindar dari kredit macet.


(72)

DAFTAR PUSTAKA

Bank Sumut, 2010, Annual Report.http://www.banksumut.com . Bank Sumut. Laporan Publikasi

Bastian, Indra dan Suharjono, 2006.Akuntansi PerbankanEdisi Pertama, Cetakan Pertama

Choir, 2011, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012 Tertinggi di Asean.

, Salemba Empat, Jakarta.

Hidayah, Al, 2009, Pengaruh Penyaluran Kredit Terhadap Pendapatan Operasional Bank.,Skripsi,Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (Studi Pada Bank BRI Cabang Malang Kawi)

Irmayanto, Juli, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Universitas Trisakti, Jakarta

Jusup, Jopie, 2005. Analisis Kredit Untuk Account Officer, Cetakan Keenam, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kasmir, 2002. Dasar – Dasar Perbankan, PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.

, 1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Baru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kuncoro. Mudrajat, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi (Bagaiman Meneliti dan Menulis Tesis), Erlangga, Jakarta.

Liu, Hindra, 2011, SBY: Pertumbuhan Ekonomi 2011 Tertinggi,

Mirdayati, Dini, 2001, Analisa Tingkat Pertumbuhan Kredit Pada Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin) Cabang Medan dalam Meningkatkan Usaha Kecil, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Mulyono, Teguh Pudjono, 1990, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil, BPFE, Yogyakarta

Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, 2007, Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika, USU Press, Medan.

Tciptoadinugroho, R, 1994, Perbankan dan Masalah Perkreditan Rakyat Analisis dan Penuntun, PT Pradnya Paramita, Jakarta.


(73)

(74)

PERHITUNGAN TREN KREDIT INVESTASI

a = ΔY/n b = ΔXY/ΔX2

=557.444 = 24.203

= 8.919.105/16 = 32.916.269/1360

Y’ = a + bx

= 557.444 + 24.203(x)

Sehingga didapatkan hasil seperti berikut:

Y’ = 557.444 + 24.203(-15) = 194.397 = 557.444 + 24.203(-13) = 242.803 = 557.444 + 24.203(-11) = 291.210 = 557.444 + 24.203(-9) = 339.616 = 557.444 + 24.203(-7) = 388.022 = 557.444 + 24.203(-5) = 436.428 = 557.444 + 24.203(-3) = 484.835 = 557.444 + 24.203(-1) = 533.241 = 557.444 + 24.203(1) = 581.647 = 557.444 + 24.203(3) = 630.053 = 557.444 + 24.203(5) = 678.460 = 557.444 + 24.203(7) = 726.866 = 557.444 + 24.203(9) = 775.272 = 557.444 + 24.203(11) = 823.679 = 557.444 + 24.203(13) = 872.085 = 557.444 + 24.203(15) = 920.491


(75)

PERHITUNGAN TREN KREDIT MODAL KERJA

a = ΔY/n b = ΔXY/ΔX2

= 2.006.126 = 36.829

= 32.098.008/16 = 50.087.122/1360

Y’ = a + bx

= 2.006.126+ 36.829 (x)

Sehingga didapatkan hasil seperti berikut:

Y’ = 2.006.126+ 36.829 (-15) = 1453691 = 2.006.126+ 36.829 (-13) = 1527349 = 2.006.126+ 36.829 (-11) = 1601007 = 2.006.126+ 36.829 (-9) = 1674665 = 2.006.126+ 36.829 (-7) = 1748323 = 2.006.126+ 36.829 (-5) = 1821981 = 2.006.126+ 36.829 (-3) = 1895639 = 2.006.126+ 36.829 (-1) = 1969297 = 2.006.126+ 36.829 (1) = 2042955 = 2.006.126+ 36.829 (3) = 2116613 = 2.006.126+ 36.829 (5) = 2190271 = 2.006.126+ 36.829 (7) = 2263929 = 2.006.126+ 36.829 (9) = 2337587 = 2.006.126+ 36.829 (11) = 2411245 = 2.006.126+ 36.829 (13) = 2484903 = 2.006.126+ 36.829 (15) = 2558561


(76)

PERHITUNGAN KREDIT TREN KOMERSIAL

a = ΔY/n b = ΔXY/ΔX2

= 5.919.673 = 196.144

= 94.650.771/16 = 266.715.691/1360

Y’ = a + bx

= 5.919.673+ 196.144 (x)

Sehingga didapatkan hasil seperti berikut:

Y’ = 5.919.673+ 196.144 (-15) = 2977963 = 5.919.673+ 196.144 (-13) = 3370191 = 5.919.673+ 196.144 (-11) = 3762419 = 5.919.673+ 196.144 (-9) = 4154647 = 5.919.673+ 196.144 (-7) = 4546875 = 5.919.673+ 196.144 (-5) = 4939103 = 5.919.673+ 196.144 (-3) = 5331331 = 5.919.673+ 196.144 (-1) = 5723559 = 5.919.673+ 196.144 (1) = 6115787 = 5.919.673+ 196.144 (3) = 6508015 = 5.919.673+ 196.144 (5) = 6900243 = 5.919.673+ 196.144 (7) = 7292471 = 5.919.673+ 196.144 (9) = 7684699 = 5.919.673+ 196.144 (11) = 8076927 = 5.919.673+ 196.144 (13) = 8469155 = 5.919.673+ 196.144 (15) = 8861383


(77)

(78)

Uji Normalitas (Jarque-Bera Test)

\

0 1 2 3 4 5

-400000 -200000 0 200000

Series: Residuals

Sample 2007Q4 2011Q3 Observations 16

Mean 7.57e-11 Median 6081.321 Maximum 275089.6 Minimum -339082.5 Std. Dev. 157691.1 Skewness -0.495191 Kurtosis 2.929270

Jarque-Bera 0.657240 Probability 0.719917


(79)

Uji multikolinearitas (korelasi parsial)

Dependent Variable: X1 Method: Least Squares Date: 04/26/12 Time: 16:47 Sample: 2007Q4 2011Q3 Included observations: 16

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -394555.5 245214.6 -1.609021 0.1336 Y 0.175516 0.234718 0.747771 0.4690 X2 0.384760 0.164033 2.345622 0.0370 X3 0.007486 0.035634 0.210076 0.8371 R-squared 0.813387 Mean dependent var 607246.1

Dependent Variable: X2 Method: Least Squares Date: 04/26/12 Time: 16:49 Sample: 2007Q4 2011Q3 Included observations: 16

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1234765. 167868.2 7.355563 0.0000 Y 0.565104 0.309561 1.825503 0.0929 X1 0.817033 0.348323 2.345622 0.0370 X3 -0.026433 0.051459 -0.513669 0.6168 R-squared 0.844648 Mean dependent var 2084780.


(80)

Dependent Variable: X3 Method: Least Squares Date: 04/26/12 Time: 16:50 Sample: 2007Q4 2011Q3 Included observations: 16

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3140989. 1989457. 1.578817 0.1404 Y 4.450049 1.456034 3.056280 0.0100 X1 0.489484 2.330035 0.210076 0.8371 X2 -0.813946 1.584572 -0.513669 0.6168 R-squared 0.753579 Mean dependent var 5718269.


(1)

Uji Normalitas (Jarque-Bera Test)

\ 0 1 2 3 4 5

-400000 -200000 0 200000

Series: Residuals

Sample 2007Q4 2011Q3 Observations 16

Mean 7.57e-11 Median 6081.321 Maximum 275089.6 Minimum -339082.5 Std. Dev. 157691.1 Skewness -0.495191 Kurtosis 2.929270 Jarque-Bera 0.657240 Probability 0.719917


(2)

Uji multikolinearitas (korelasi parsial)

Dependent Variable: X1 Method: Least Squares Date: 04/26/12 Time: 16:47 Sample: 2007Q4 2011Q3 Included observations: 16

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -394555.5 245214.6 -1.609021 0.1336 Y 0.175516 0.234718 0.747771 0.4690 X2 0.384760 0.164033 2.345622 0.0370 X3 0.007486 0.035634 0.210076 0.8371 R-squared 0.813387 Mean dependent var 607246.1

Dependent Variable: X2 Method: Least Squares Date: 04/26/12 Time: 16:49 Sample: 2007Q4 2011Q3 Included observations: 16

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1234765. 167868.2 7.355563 0.0000 Y 0.565104 0.309561 1.825503 0.0929 X1 0.817033 0.348323 2.345622 0.0370 X3 -0.026433 0.051459 -0.513669 0.6168 R-squared 0.844648 Mean dependent var 2084780.


(3)

Dependent Variable: X3 Method: Least Squares Date: 04/26/12 Time: 16:50 Sample: 2007Q4 2011Q3 Included observations: 16

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3140989. 1989457. 1.578817 0.1404 Y 4.450049 1.456034 3.056280 0.0100 X1 0.489484 2.330035 0.210076 0.8371 X2 -0.813946 1.584572 -0.513669 0.6168 R-squared 0.753579 Mean dependent var 5718269.


(4)

Uji Heterokedastisitas (Uji White)

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 3.604561 Probability 0.066285 Obs*R-squared 13.50267 Probability 0.141149

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 04/26/12 Time: 16:52 Sample: 2007Q4 2011Q3 Included observations: 16

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 6.95E+10 2.42E+11 0.287609 0.7833 X1 1641938. 784618.3 2.092658 0.0813 X1^2 0.604457 0.359570 1.681056 0.1437 X1*X2 -0.317980 0.405340 -0.784477 0.4626 X1*X3 -0.260963 0.115015 -2.268941 0.0638 X2 -148112.3 382883.9 -0.386833 0.7122 X2^2 0.001434 0.155260 0.009238 0.9929 X2*X3 0.049030 0.022875 2.143367 0.0758 X3 -116407.5 38250.41 -3.043302 0.0227

X3^2 0.013362 0.008372 1.595982 0.1616 R-squared 0.843917 Mean dependent var 2.33E+10 Adjusted R-squared 0.609792 S.D. dependent var 3.34E+10 S.E. of regression 2.09E+10 Akaike info criterion 50.63215


(5)

Sum squared resid 2.62E+21 Schwarz criterion 51.11502 Log likelihood -395.0572 F-statistic 3.604561 Durbin-Watson stat 3.041148 Prob(F-statistic) 0.066285

Uji Autokolerasi (Uji Lagrange Multiplier)

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.210409 Probability 0.813750 Obs*R-squared 0.646118 Probability 0.723931

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 04/26/12 Time: 16:53

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 70808.57 346084.7 0.204599 0.8420 X1 0.251754 0.595983 0.422418 0.6817 X2 -0.032936 0.251080 -0.131176 0.8982 X3 -0.025831 0.056230 -0.459378 0.6558 RESID(-1) 0.078453 0.408082 0.192248 0.8514 RESID(-2) 0.394628 0.626922 0.629468 0.5432 R-squared 0.040382 Mean dependent var 7.57E-11 Adjusted R-squared -0.439426 S.D. dependent var 157691.1 S.E. of regression 189191.6 Akaike info criterion 27.41890 Sum squared resid 3.58E+11 Schwarz criterion 27.70863 Log likelihood -213.3512 F-statistic 0.084163 Durbin-Watson stat 1.866362 Prob(F-statistic) 0.993158


(6)