BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran - Pengaruh Lokasi, Harga Dan Fasilitas Terhadap Loyalitas Konsumen Doorsmeer Anugrah Jaya Motor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bauran Pemasaran

  Pemasaran mempunyai fungsi yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap perusahaan perlu menyusun strategi pemasaran yanag efektif. Ada banyak strategi dari suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan, salah satunya adalah bauran pemasaran (marketing mix) yang telah dianggap sebagai inti dari strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan dan persaingan bisnisnya. Karena posisinya tersebut maka bauran pemasaran telah manjadi salah satu faktor utama dalam pemasaran dewasa ini. Menurut Saladin (2003;3) bauran pemasaran adalah : “serangkaian dari variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran”.

  Kotler dan Keller (2009: 24) juga menyatakan bahwa bauran pemasaran atau yang sering disebut sebagai Empat P dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu, sudut pandang penjual dan sudut pandang pembeli. Dari sudut pandang penjual, empat P merupakan perangkat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Sedangkan, dari sudut pandang pembeli empat P merupakan perangkat pemasaran yang dirancang untuk memberikan manfaat bagi pelanggan. Komponen- komponen dari bauran pemasaran yang sering disebut empat P tersebut antara lain: Produk, harga (price), tempat (place) dan promosi.

2.2 Lokasi Usaha

2.2.1 Pengertian Lokasi Usaha

  Alma (2003:103) mengemukakan bahwa ”Lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya”. Menurut Suwarman (2004:280), ”Lokasi merupakan tempat usaha yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk datang dan berbelanja”. Sedangkan pengertian lokasi menurut Kasmir (2009:129) yaitu ”Tempat melayani konsumen, dapat pula diartikan sebagai tempat untuk memajangkan barang-barang dagangannya”.

  Lokasi Perusahaan adalah suatu tempat di mana perusahaan itu melakukan kegiatan fisik. Kedudukan perusahaan dapat berbeda dengan lokasi perusahaan, karena kedudukan perusahaan adalah kantor pusat dari kegiatan fisik perusahaan. Contoh bentuk lokasi perusahaan adalah pabrik tempat memproduksi barang. Lokasi adalah letak atau toko pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Swasta dan Irawan, 2003:339). Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001:61-62) mendefinisikan lokasi adalah tempat di mana perusahaan harus bermarkas melakukan operasi. Pemilihan lokasi usaha juga harus berpatokan pada perkembangan pembangunan suatu daerah yang sering kali menimbulkan dampak baik positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi kinerja dan perkembangan usaha

2.2.2 Pemilihan Lokasi

  Pemilihan lokasi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadapkesuksesan suatu usaha, karena pemilihan lokasi juga berhububungan dengan keputusan pembelian konsumen. Lokasi yang paling ideal bagi perusahaan adalah lokasi dimana biaya operasinya paling rendah/serendah mungkin. Lokasi yang salah, akan menyebabkan biaya operasi perusahaan tinggi. Sebagai akibatnya, tidak akan mampu bersaing, yang sudah barang tentu menyebabkan kerugian. Oleh karena itu lokasi tempat usaha yang tepat merupakan tuntutan yang mutlak harus dipenuhi oleh setiap perusahaan.

  Menurut Alma (2003:105) untuk menentukan lokasi yang strategis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

  1 Karakteristik demografi konsumen

  2 Kondisi ekonomi setempat

  3 Keadaan penduduk setempat

  4 Persaingan

  5 Iklim sosial dan perdagangan Menurut Utami C.W (2010: 93) melalui pemilihan lokasi yang tepat mempunyai keuntungan:

  1 Merupakan komitmen sumberdaya jangka panjang yang dapat mengurangi fleksibilitas masa depan

  2 Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis pada masa yang akan datang.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Usaha

  Menurut Fandy Tjiptono (2006:92) pemilihan tempat/lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut:

  1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transfortasi umum.

  2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

  3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama: a.

  Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.

  b.

  Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan.

  4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

  5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan di kemudian hari.

  6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan.

  Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan dengan daerah pondokan, asrama, mahasiswa kampus, sekolah, perkantoran, dan sebagainya.

  7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi restoran, perlu dipertimbangkan apakah dijalan/daerah yang sama terdapat restoran lainnnya.

8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang pabrik berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk/tempat ibadah.

2.3 Harga

2.3.1 Pengertian Harga

  Menurut Laksana (2008:105) harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Berdasarkan definisi tersebut maka harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.

  Menurut Kotler (2007:139) “Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya”. Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah nilai yang dibebankan atas suatu produk atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk tersebut.

  Jadi kesimpulan untuk harga adalah sejumlah uang yang ditagih atas suatu barang atau jasa dan merupakan kombinasi yang tepat antara kualitas dan pelayanan lain yang diberikan pihak produsen kepada konsumen produk tersebut. Sehingga harga menjadi variabel yang sangat penting dalam pemasaran yang mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen.

  Tjiptono, (2006:152) mengatakan bahwa, harga memiliki dua peranan utama dalam mempengaruhi minat beli, yaitu:

  1. Peranan alokasi dari harga Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

  2. Peranan informasi dari harga Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

2.3.2 Strategi Penetapan Harga Produk Baru dan Harga Bauran Produk

  Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. Selain itu untuk mencegah timbulnya persaingan yang sengit. Menurut Tjiptono (2006:172), ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga produk baru dan harga bauran produk yaitu:

  1. Skimming Pricing

  Merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru, dengan dilengkapi aktifitas promosi yang gencar, tujuannya adalah : a.

  Melayani pelangggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi persaingannya belum ada.

  b.

  Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar.

  c.

  Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan lebih mudah menurunkan harga dari pada menaikan harga awal.

  2. Penetration Pricing

  Merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi, dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Dengan harga rendah perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan menurunnya biaya per-unit.

  Strategi ini mempunyai perspektif jangka panjang, dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada empat bentuk harga yang menggunakan strategi ”Penetration Pricing”, antara lain; a.

  Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu harga yang ditetapkan dengan tujuan mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi.

  b.

  Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang dapat menyebabkan pesaing-pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari persaingan. c.

  Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas sama, dengan tujuan untuk mempromosikan produk tertentu.

  d.

  Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga dapat mencegah para pesaing memasuki pasar.

2.3.3 Strategi Penyesuaian Harga

  Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi. Menurut Kotler & Amstrong, (2001:485), terdapat beberapa strategi penyesuaian harga diantaranya: 1.

  Penetapan harga diskon dan pengurangan harga Mengurangi harga untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan yang memberikan tanggapan seperti membayar lebih awal atau mempromosikan produk. Macam-macam diskon yang ditawarkan perusahaan: a.

  Diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli yang membayar tagihan mereka tepat waktu.

  b.

  Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam volume besar.

  c.

  Diskon fungsional adalah pengurangan harga yang ditawarkan penjual bagi anggota jalur distribusi yang melakukan fungsi-fungsi tertentu.

  d.

  Diskon musiman adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli barang atau jasa diluar musim.

2. Potongan harga (allowance) adalah jenis lain pengurangan dari daftar harga.

  Potongan harga terbagi menjadi dua yaitu : a.

  Potongan harga tukar tambah, adalah pengurangan harga yang diberikan karena menukarkan barang lama ketika membeli barang baru b.

  Potongan harga promosi adalah pembayaran atau pengurangan harga sebagai imbalan bagi para dealer karena berpartisipasi dalam program pemasangan iklan dan dukungan penjualan.

  2. Penetapan Harga Tersegmentasi Perusahaan sering menyesuaikan harga dasar mereka untuk memperhitungkan adanya perbedaan-perbedaan jenis pelanggan, produk, dan lokasi. Dalam penetapan harga tersegmentasi, perusahaan menjual barang atau jasa pada dua atau lebih harga, walaupun perbedaan harga tersebut tidak didasarkan pada perbedaan biaya.

  3. Penetapan Harga Psikologis Sebuah pendekatan penetapan harga yang mempertimbangkan psikologi harga dan tidak semata-mata harga ekonomi. Aspek lain dari penetapan harga psikologi adalah harga acuan. Harga acuan adalah harga-harga yang lekat dibenak pembeli dan mereka gunakan sebagai acuan ketika melihat produk tertentu. Harga acuan bisa dibentuk dengan mencatat harga-harga sekarang, dengan mengingat harga-harga masa lalu, atau mengkaji situasi pembelian.

  4. Penetapan Harga Promosi Menetapkan harga produk secara temporer di bawah daftar harga dan kadang- kadang bahkan di bawah biaya, untuk meningkatkan penjualan jangka pendek.

  5. Penetapan Harga secara geografis Perusahaan harus memutuskan cara menetapkan harga bagi para pelanggan yang berlokasi di bagian negara atau bagian dunia yang berbeda.

  6. Penetapan Harga Internasional Harga harus ditetapkan oleh perusahaan di negara tertentu tergantung dari banyak faktor, yang meliputi kondisi perekonomian, situasi persaingan, hukum dan peraturan, dan kemajuan sistem perdagangan besar dan eceran.

2.4 Fasilitas

2.4.1 Pengertian Fasilitas

  Menurut Tjiptono (2006:184) fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas dapat pula berupa segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam memperoleh kepuasan. Karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran dari pelayanan.

  Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan dari pembeli telah dipenuhi, tetapi juga dengan memberikan fasilitas kepada mereka. Kotler (2007:44) mengartikan fasilitas sebagai segala sesuatu yang telah disediakan oleh perusahaan untuk konsumen yang dapat memberikan kenyamanan, keamanan, kemudahan, dan kepuasan. Pemberian fasilitas memegang peranan yang penting dalam perkembangan perusahaan, dimasa-masa yang akan datang. Karenanya perusahaan jasa perlu memberikan fasilitas yang sebaik-baiknya kepada konsumennya.

  Tujuan dari fasilitas adalah untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen dan diharapkan konsumen akan mau untuk mengulangi lagi membeli jasa yang disediakan oleh perusahaan. Dengan begitu perusahaan telah membentuk suatu kesan yang baik terhadap konsumen sehingga mendorong mereka agar mau berhubungan dengan perusahaan setiap kali mereka membutuhkan jasa yang ada pada perusahaan.

2.4.2 Unsur-Unsur Penyediaan Fasilitas Dalam Usaha Jasa

  Konsumen memang harus dipuaskan, sebab kalau tidak akan meninggalkan perusahaan dan menjadi konsumen dari pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan pendapatan dan pada gilirannya akan menurunkan laba dan bahkan dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan. Konsumen yang ingin mencari kenyamanan selama proses menunggu pelaksanaan layanan jasa akan lebih merasa nyaman bila fasilitas yang digunakan oleh pelanggan dibuat nyaman dan menarik.

  Menurut Tjiptono (2006:46-48), Unsur–unsur yang perlu dipertimbangkan dalam penyediaan fasilitas dalam usaha jasa yaitu :

  1. Pertimbangan/perencanaan spasial Aspek-aspek seperti proporsi, tekstur, warna dan lain-lain dipertimbangkan, dikombinasikan dan dikembangkan untuk memancing respon intelektual maupun emosional dari pemakai atau orang yang melihatnya.

  2. Perencanaan ruang Unsur ini mencakup perencanaan interior dan arsitektur, seperti penempatan perabotan dan perlengkapannya dalam ruangan, desain aliran sirkulasi, dan lain- lain. Seperti penempatan ruang tunggu perlu diperhatikan selain daya tampungnya, juga perlu diperhatikan penempatan perabotan atau perlengkapan tambahannya.

  3. Perlengkapan/perabotan Perlengkapan/perabotan berfungsi sebagai sarana yang memberikan kenyamanan, sebagai pajangan atau sebagai infrastruktur pendukung bagi penggunaan barang para pelanggan. Yang dimaksud dengan perlengkapan dalam penelitian ini seperti: ketersediaan listrik, meja atau kursi, internet hot spot

  area ,lukisan atau bacaan, peralatan tulis dan lain-lain.

  4. Tata cahaya dan warna Tata cahaya yang dimaksud adalah adalah warna jenis pewarnaan ruangan dan pengaturan pencahayaan sesuai sifat aktivitas yang dilakukan dalam ruangan serta suasana yang diinginkan. Warna dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi, menimbulkan kesan rileks, serta mengurangi tingkat kecelakaan.

  Warna yang dipergunakan untuk interior fasilitas jasa perlu dikaitkan dengan efek emosional dari warna yang dipilih.

  5. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis Aspek penting dan saling terkait dalam unsur ini adalah penampilan visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan, dan pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda yang dipergunakan untuk maksud tertentu. Seperti foto, gambar berwarna, poster, petunjuk peringatan atau papan informasi (yang ditempatkan pada lokasi/tempat untuk konsumen).

6. Unsur pendukung

  Keberadaan fasilitas utama tidak akan lengkap tanpa adanya fasilitas pendukung lainnya, seperti: tempat ibadah, toilet, tempat parkir, tempat lokasi makan dan minum, mendengarkan musik atau menonton televisi, internet area yang luas yang selalu diperhatikan tingkat keamanannya.

2.5 Loyalitas Konsumen

2.5.1 Pengertian Loyalitas Konsumen

  Loyalitas secara harfiah diartikan sebagai kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang terhadap suatu objek. Oliver dalam Hurriyati (2005:129) mengungkapkan definisi loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.

  Menurut Kotler dan Keller (2009:175), Loyalitas atau kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen yang dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkab perubahan perilaku. Pelanggan yang dianggap loyal akan berlangganan atau melakukan pembelian ulang selama jangka waktu tertentu. Pelanggan yang loyal sangat berarti bagi badan usaha karena biaya untuk mendapatkan pelanggan baru lebih mahal daripada memelihara pelanggan lama (Peter dan Olson, 2002: 45).

  Menurut Griffin (dalam Hurriyati, 2005:129) keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal yaitu sebagai berikut:

  1. Dapat mengurangi biaya pemasaran karena biaya untuk menarik pelanggan baru lebih mahal.

  2. Dapat mengurangi biaya transaksi.

  3. Dapat mengurangi biaya turn over (perputaran) konsumen karena pergantian konsumen lebih sedikit.

  4. Dapat meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan.

  5. Mendorong word of mouth (komunikasi lisan) yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan loyal juga berarti mereka yang puas.

2.5.2 Tahap Pertumbuhan Loyalitas Konsumen

  Secara sederhana sebelum membeli suatu barang atau jasa, konsumen membentuk suatu keyakinan dalam dirinya tentang produk tersebut, kemudian memiliki perasaan suka atau tidak suka dan pada akhirnya akan mengambil suatu keputusan. Untuk menjadikan para calon pembeli untuk menjadi loyal kepada perusahaan dan produk atau jasa yang ditawarkan sangatlah penting oleh karena itu ada beberapa tahapan untuk menjadikan calon pembeli menjadi pelanggan yang loyal, menurut Griffin (2005:35) adalah: 1.

  Suspects Meliputi semua orang yang akan membeli barang perusahaan. Kita menyebutnya suspect karena yakin bahwa mereka akan berbuat tetapi belum tau apapun mengenai perusahaan, barang dan jasa yang ditawarkan.

  2. Prospects orang-orang yang memiliki produk dan jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya, para prospect ini meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan, barang dan jasa yang ditawarkannya.

  3. Disqualified prospect

  

prospect yang mengetahui keberadaan barang dan jasa tetapi tidak mempunyai

  kebutuhan dan kemampuan untuk membeli, disini konsumen sudah mengetahui harga atau tarif dari barang dan jasa yang ditawarkan.

  4. First time customer (pelanggan pemula) Konsumen yang membeli pertama kali, mereka masih menjadi konsumen dari produk dan jasa pesaing.

  5. Repeat customer (pelanggan berulang) Konsumen yang telah melakukan pembelian berulang suatu produk sebanyak dua kali atau lebih, biasa produk yang sama atau produk yang berada dalam dua kesempatan yang berbeda pula.

  6. Client (pelanggan tetap) Konsumen yang membeli semua produk yang ditawarkan dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh tarikan pesaing lain.

  7. Advocates (penganjur) Seperti halnya clients, advocates membeli barang dan jasa yang ditawarkan dan yang mereka butuhkan, serta merupakan pembelian secara teratur, selain itu mereka mendorong teman-temannya agar membeli barang dan jasa perusahaan tersebut pada orang lain, dengan begitu dengan tidak secara langsung mereka telah melakukan pemasaran untuk perusahaan dan membawa konsumen untuk perusahaan.

  Beberapa tahapan untuk menjadikan calon pembeli menjadi pelanggan yang loyal di atas seperti Suspects, Prospects, Disqualified prospect, First time customer (pelanggan pemula), Repeat customer (pelanggan berulang), Client (pelanggan tetap), Advocates (penganjur) diungkapkan oleh Griffin dengan istilah Generator System.

2.5.3 Indikator Loyalitas Konsumen

  Menurut Jill Griffin (2005: 31), indikator Loyalitas adalah sebagai berikut:

  1 Melakukan pembelian secara berulang dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing

  2 Mereferensikan kepada orang lain

  3 Membicarakan hal-hal yang positif kepada orang lain

  4 Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing

  2.6 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penulis/ Tahun Judul Penelitian Variabel Model/Data Analisis Hasil Penelitian

  Himawat i (2011) Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Lokasi Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Varibel Intervening Di Wisata Kuliner Malam Galabo Solo o

  Kualitas pelayanan o Lokasi o Kepuasan pelanggan o

  Loyalitas Konsumen

  Metode analisis data menggu- nakan analisis jalur (path analysis).

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh secara positif dan signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung variabel kualitas pelayanan dan lokasi terhadap loyalitas konsumen dengan kepuasan pelanggan sebagai variabel intervening di Wisata Kuliner Malam Galabo Solo. Hasil analisis jalur yang pertama diperoleh persamaan P = 1,644 + 0,354X1 + 0,084X2 + 0,443 dan yang kedua diperoleh Y = 1,877 + 0,227X1+ 0,089X2 + 0,365P + 0,407.

  Aisyah (2011)

  Analisis Pengaruh Lokasi, Produk, dan Pelayanan Pada Pelangan Terhadap Loyali-tas Konsumen di Percetakan CV.

  Waty Grafika Medan o

  Produk o Harga o Lokasi o Keputusan pembelian

  Analisis data Pengujian hipo-tesis pertama mengunakan analisis regresi berganda mela-lui uji F dan uji t, dan hipo-tesis kedua menggu-nakan regresi sederhana.

  Hasil penelitan hipotesis pertama menunjukan lokasi, produk, dan pelayanan pada pelangan secara serempak berpengaruh signifikan terha-dap kepuasan konsumen pada percetakan CV. Waty Grafika Medan. Secara parsial variabel lokasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen, namun variabel produk dan pelayanan pada pelangan berpengaruh signi-fikan terhadap kepuasan konsumen. Analisis hipotesis kedua menunjukan bahwa secara parsial variabel kepu-asan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.

  Penulis/ Tahun Judul Penelitian Variabel Model/Data Analisis Hasil Penelitian

  Putra (2013)

  Analisis Pengaruh Lokasi, Persepsi, Harga Dan Kuali-tas Layanan Ter- hadap Loyalitas Pelanggan DiToko Sari Kaligawe, Semarang o

  Lokasi o Persepsi

  Harga o Kualitas

  Layanan o Loyalitas

  Pelanggan Analisis yang digunakan meli-puti uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikoli- nearitas, uji heteroskedastis itas), analisis regresi linear berganda dan uji goodness of fit (uji F, uji t, koefisien determinasi).

  Hasil penelitian menunjukkan variabel lokasi, persepsi hargadan kualitas layanan semuanya berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan di Toko Sari dengan kualitas layanan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, disusul dengan persepsi harga dan lokasi. Ketiga variabel ini berpengaruh sebesar 54,1%, terhadap loyalitas pelanggan sedangkan sisanya sebesar 45,9% dipengaruhi oleh variabel lain.

2.7 Kerangka Konseptual

  Pesatnya perkembangan perekonomian saat ini telah mendorong pertumbuhan industri-industri pelayanan jasa, termasuk dalam bidang jasa pencucian mobil atau yang sering disebut Doorsmeer. Pertumbuhan usaha tersebut menyebabkan persaingan yang ketat diantara pengusaha Doorsmeer lainnya, terutama dalam hal memperoleh konsumen dan mempertahankan kosumen tersebut. untuk dapat memenangkan persaingan agar tidak ditinggalkan pelanggan, maka pelaku binis ritel harus mampu bersaing. Salah satu hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah mempertahankan pasar mereka melalui program pengembangan loyalitas pelanggan.

  Salah satu faktor yang menentukan loyalitas konsumen adalah lokasi usaha. Agar usaha yang dijalankan dapat bersaing secara efektif, lokasi usaha haruslah strategis dan mudah untuk dijangkau. Apabila lokasi yang didirikan untuk usaha tidak strategis dan tidak nyaman maka yang akan terjadi adalah pelanggan tidak akan datang dan para pelanggan akan mencari doorsmeer yang memiliki lokasi lebih strategis sehingga mudah untuk dijangkau.

  Faktor pendorong loyalitas konsumen lainnya adalah dengan adanya faktor rencana pemasaran. Para pengusaha perlu memperhatikan faktor pemasaran, salah satu dari faktor pemasaran adalah harga yang kompetitif. Fasilitas juga turut berperan dalam menjaring konsumen untuk menciptakan loyalitas konsumen. Untuk menumbuhkan loyalitas penyedia jasa harus terlebih dahulu memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Kepuasan tersebut dapat dicapai dengan memberikan fasilitas yang baik juga memadahi dan kualitas pelayanan yang optimal.

  Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Lokasi Usaha (X

  1 )

  Loyalitas Konsumen (Y) Harga (X

  2 )

  Fasilitas (X

  3 ) Sumber: Suryana (2003) dan Kotler (2007) Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

  Hipotesis menurut Sugiyono (2006 : 70) adalah “jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Lokasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen

  Doorsneer Anugrah Jaya Motor 2.

  Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen

  Doorsneer Anugrah Jaya Motor 3.

  Fasilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen

  Doorsneer Anugrah Jaya Motor

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pt. Perkebunan Nusantara Iv (Persero) Medan

0 2 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktualisasi Diri 2.1.1. Pengertian Aktualisasi Diri - Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pt. Perkebunan Nusantara Iv (Persero) Medan

1 4 18

Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pt. Perkebunan Nusantara Iv (Persero) Medan

0 1 16

I. IDENTITAS RESPONDEN No. Identitas Keterangan - Pengaruh Stress dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Medan

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Kerja 2.1.1 Pengertian Stres Kerja - Pengaruh Stress dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Medan

1 31 15

Pengaruh Stress dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Bank Tabungan Negara Cabang Pemuda Medan

0 0 15

I. IDENTITAS RESPONDEN No. Identitas Keterangan - Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat Rsu Bunda Thamrin Medan

0 1 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktualisasi Diri 2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri - Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat Rsu Bunda Thamrin Medan

1 5 24

KATA PENGANTAR - Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat Rsu Bunda Thamrin Medan

0 22 17

Pengaruh Lokasi, Harga Dan Fasilitas Terhadap Loyalitas Konsumen Doorsmeer Anugrah Jaya Motor

0 0 21