Laporan Dan Praktikum Biomekanis Indo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia selalu terlibat
dengan kegiatan bekerja. Oleh karena itu, hal yang penting dan
harus diperhatikan adalah bagaimana mengatur kegiatankegiatan ini sedemikian rupa sehingga posisi tubuh pada saat
bekerja tersebut dalam keadaan nyaman sehingga hasil kerja
dapat optimal.
Semua
kegiatan
manusia
memerlukan
tenaga
yang
diperoleh dari proses metabolisme dalam otot. Karena itu,
pendekatan secara ilmiah perlu dilakukan untuk mencari metode
pengukuran tentang semua kegiatan yang dialami pekerja
selama ia melakukan pekerjaan. Kerja manusia ada yang bersifat
mental dan juga ada yang bersifat fisik, dan masing-masing
memiliki intensitas yang berbeda. Jika intensitas tinggi maka
diperlukan tenaga yang lebih. Begitu pun sebaliknya.
Oleh karena itu, pada praktikum kali ini kami akan
melakukan pengukuran detak jantung dan energi yang
digunakan saat melakukan aktivitas berlari di atas sebuah
treadmill dengan tiap-tiap kondisi atau kecepatan yang telah
ditetapkan dan melakukan perbandingan kecepatan detak
jantung pada tiap-tiap kondisi.
1
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan praktikum Biomekanis ini
antara lain :
1.
Memahami hubungan antara denyut jantung dengan
pengeluaran energi.
2.
Memahami pengaruh pembebanan terhadap pengeluaran
energi dalam suatu pekerjaan.
3.
Memahami cara pengerjaan yang optimal terhadap beban
dari suatu pekerjaan.
4.
Memahami pengaruh cara pengangkatan beban terhadap
pengeluaran energi dalam suatu pekerjaan.
5.
Memahami pengaruh kondisi mental seseorang terhadap
pekerjaan yang dilakukannya.
1.3. Pembatasan Masalah
Laporan Praktikum Biomekanis ini memiliki beberapa
batasan, yaitu :
1.
Pengambilan data untuk kecepatan denyut jantung dan rest
time dilakukan di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja
Universitas Esa Unggul.
2.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah treadmill.
3.
Kecepatan denyut jantung untuk percobaan dibedakan
menjadi 4 kondisi, yaitu :
a.
Kondisi I
= kecepatan 3 – 6 km/jam
b.
Kondisi II
= kecepatan 6 – 3 km/jam
c.
Kondisi III = kecepatan 6 – 9 km/jam
d.
Kondisi IV = kecepatan 9 – km/jam
2
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Laporan Biomekanis ini
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan,
pembatasan masalah, dan sistematika penulisan dari laporan ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori biomekanis serta berbagai hal yang
berkaitan dengan biomekanis.
BAB III PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi tentang perhitungan energi dan total energi dari
data-data pada tiap-tiap kondisi. Selain itu bab ini juga berisi
grafik hubungan antara denyut jantung dan rest time, uji statistik
serta pengolahan minitab dari tiap-tiap kondisi.
BAB IV ANALISA PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi tentang penjelasan dari data-data yang telah
dibahas di bab sebelumnya.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
kegiatan praktikum biomekanis.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses kimia yang mengubah
bahan makanan menjadi 2 bentuk, yaitu kerja mekanis dan
panas, sebagian kecil dari kerja mekanis tentu saja diperlukan
dalam tubuh untuk membuat proses pernapasan dan pencernaan.
Sebagian besar kerja mekanis tersebut digunakan untuk
melakukan kerja eksternal, misalnya berjalan dan melakukan
pekerjaan fisik lainnya. Selain kerja, panas dihasilkan oleh
tubuh. Biasanya panas dihasilkan dalam jumlah yang terlalu
banyak bagi tubuh, sehingga panas tersebut harus dibuang oleh
tubuh.
Dalam
melakukan
kerja
fisik,
otot
dalam
tubuh
berkontraksi. kontraksi ini memerlukan energi. Ketika akan
digunakan oleh otot energi ini masih dalam bentuk yang paling
sederhana yaitu gllikogen, yang dapat diartikan sebagai jumlah
molekul glukosa yang bergabung menjadi sebuah molekul besar.
Untuk mengubah glikogen menjadi energi, diperlukan reaksi
kimia yang mengubah gligoken menjadi energi dengan hasil
sampingan asam laktat. Hasil sampingan berupa asam laktat ini
juga perlu dibuang oleh ubuh, dengan caradipecah menjadi 2
bentuk, yaitu air dan karbondioksida.
Untuk memulai dan melangsungkan kerja fisik, otot dapat
menggunakan glikogen yang telah disediakan oleh tubuh. Tetapi
sayangnya jumlah glikogen tersedia sangat kecil, karena itu bila
4
kerja baru yang didapat dari darah, serta jugga perlu untuk
memperbanyak suplai oksigen. Jika jumlah oksigen yang
tersedia itu mencukupi, dalam otot. Tetapi jenis kerja fisik yang
dilakukan adalah kerja yang cukup berat, dalam arti memerlukan
oksigen yang jauh lebih banyak daripada jumlah biasa ditransfer
oleh aliran daraah melalui system kardiovaskuler, Sistem ini
secara otomatis akan menyesuaikan dengan diperlukan oleh
tubuh,yaitu secara otomatis akan ke dalam paru paru, serta
menaikan frekuensi denyut jantung untuk membawa lebih
banyak darah ke dalan sistem kardiovarkular.
Jika proses yang otomatis dikerjakan oleh tubuh ini tidak
juga mencukupi untuk menurunkan jumlah asam laktat yang
terkumpul, maka akan menyebabkan kerja otot berhenti secara
otomatis.
Ketika kerja fisik tadi dihentikan, asam laktat yang masih
tersisa dalam tubuh perlu untuk dibuang sampai habis. Oksigen
tambahan masih diperlukan membuang sisa asam laktat yang
menumpuk. Peristiwa ini disebut dengan oxygen debt. Hal inilah
yang menyebabkan mengapa setelah kita berhenti melakukan
kerja fisik yang melelahkan, denyut jantung dan frekuensi
pernapasan tidak langsung kembali menjadi normal, melainkan
perlu
sejumlah
waktu
istirahat
untuk
mengembalikan
pernapasam dan denyut jantung ke kondisi semula. Waktu ini
disebut rest time.
Metabolisme
basal
adalah
energi
yang
diperlukan
tubuhdalm kondisi tidak aktif. Walaupun kondisi berbeda beda
untuk masing masing orang, tetapi orang dewasa mempunyai
5
rata – rata 1500 sampai 1800 kkal/hari energy yang diperlukan.
Passmore
mengemukakan
bahwaenergi
yang
diperlukan
seseorang untuk berada di tempat tidur selama 8 jam adalah
sebesar 500 kkal, ditambah sekitar 1400 kkal untuk sisa 16 jam
berikutnya, sehingga dappat dihitung dapat dihitung bahwa
dalam 24 jam, seseorang yang tidak bekerja memerlukan energi
1900 kkal.
2.2 Proses terjadinya kelelahan dan akibat kelelahan
Secara garis besar dapat dinyatakan bahwa kelelahan
merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan, yang
secara umum terjadi pada individu, yang telah tidak sanggup
lagi untuk melakukan aktifitasnya. Pada dasarnya pola ini
ditimblkan akibat kelelahan fisiologis dan psikologis, hal ini
bersifat objektif dan dapat pula bersifat subyektif. Yang
dimaksud dengan kelelahan fisiologis adalah keleleahan yang
timbul karena adanya perubahan perubahan fisiologis dalam
tubuh. Dari segi fisiologis tubuh manusia dapat dianggap
sebagai
mesin
yang
mengkonsumsi
bahan
bakar
dan
memberikan outpit berupa tenaga tenaga yang berguna untuk
melaksanakan aktivitas sehari hari.
Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa
dalam otot dan peredaran darah, dimana produkk-produk sisa ini
bersifat dapat membatasi kelangsungan aktivitas otot. Atau
mungkin bisa dikatakan bahwa produk-produk sisa ini
mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat
6
sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah
lelah.
Makanan yang mengandung glikogen mengalir dalam tubuh
melalui peredaran darah. Setiap kontraksi dalam otot selalu
diikuti oleh reaksi kimia yang mengubah glikogen tersebut
menjadi tenaga, panas dan asam laktat. Dalam tubuh dikenal
fase pemulihan, yaitu suatu proses untuk mengubah asam laktat
menjadi glikogen kembali dengan adanya oksigen dari
pernapasan, sehingga memungkikan otot-otot bisa bergerak
secara kontinu. Artinya keseimbangan kerja bisa dicapai dengan
baaik apabila kerja fsiknya terlalu berat. Pada dasarnya
kelelahan ini timbul karena terakumulasinya produk sisa dalam
otot atau peredaran darah yang disebabkan tidak seimbangnya
antara kerja dan proses pemulihan.
Untuk lebih jelasnya, ada tiga penyebab timbulnya
kelelahan fisik yaitu :
1.
Oksidasi glukosa dalam otot menghasilkan karbon dioksida,
sacrolatic, phospati dan sebagainya, dimana zat-zat tersebut
tidak seimbang dengan proses pengeluarannya, sehingga
timbul penimbunan dalam jaringan otot yang mengganggu
kegiatan otot selanjutnya.
2.
Karbohidrat yang juga didapat dari makanan diubah
menjadi glukosa dan disimpan dalam hati dalam bentuk
glikogen. Setiap 1cm³ drah normal akan membawa 1mm³
glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa
0,1% dari sejumlah glikogen yang ada dalam hati. Karena
bekerja persediaan glukogen dalam hati akan semakin
7
menipis, dan kelelahan ini akan timbul apabila kosentrasi
glukogen dalam hati tinggal 0,7%.
3.
Dalam keadaan normal jumlah udara yang harus masuk
melalui pernapasan kira-kira 4 liter/menit, sedangkan dalam
keadaan bekerja keras harus dibutuhkan udara kira-kira 15
liter/menit. Ini berarti bahwa pada suatu tingkat kerja
tertentu akan dijumpai suatu keadaan dimana jumlah
oksigen yang masuk dalam pernapasan lebih kecil dari
tingkat kebutuhan. Jika hal ini terjadi maka kelelahan akan
timbul, karena reaksi oksigen dalam tubuh yaitu untuk
mengurangi asam laktat menjadi air dan karbondioksida
agar dapat keluar dari tubuh, menjadi tidak seimbang
dengan pembentukan asam laktat itu sendiri (asam laktat
terakumulasi dalam otot atau dalam darah).
Jenis
kelelahan
kedua
adalah
kelelahan
psikologis.
Kelelahan ini dapat dikaitkan kelelahan palsu, yang timbuk
dalam perasaan orang yang bersangkutan dan terlihat dengan
tingkah laku atau pendapat pendapatnya yang tidak konsekwen
lagi serta jiwanya yang labil dengan adanya perubahan
perubahan walaupun sendiri dalam kondisi lingkungan atau
kondisi tubuhnya. Jadi hal ini menyangkut perubahan yang
bersangkutan dengan moril seseorang. Sebab-sebab kelelahan
ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal antara lain kurang minat
dalam pekerjaan, berbagai penyakit, monotoni, keadaaan
lingkungan, adanya hukum moral yang mengikat dan merasa
tidak cocok, sebab-sebab mental seperti: tanggung jawab
8
kekuatiran dan konflik-konflik.pengaruh-pengaruh ini seakanakan dalam tubuh (benak) yang menimbulkan rasa lelah.
Para ahli telah melakukan percobaan-percobaan yang
tujuannya ingin mengetahui proses terjadinya kelelahan
pisikologis ini, sehingga saat ini ada suatu konsep yang
menyatakan bahwa keadaan dan perasaan lelah timbul karena
adanya reaksi fungsional dari pusat kesadaran, yaitu cortex
cerebri yang bekerja atas pengaruh dua sistem antagonistic,
yaitu sistem penghambat (inhibihisi) dan sistem penggerak
(aktifasi). Sistem penghambat ini terdapat dalam thalamus, dan
bersifat menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi.
Sedangkan sistem penggerak terdapat dalam formatio retiklaris,
yang bersifat merangsang pusat-pusat vegetative untuk konversi
ergotropis dari peralatan-peralatan tubuh. Dengan demikian,
keadaan seseorang pada suatu saat bergantung pada hasil kerja
dua sistem antagonis ini. Apabila sistem penggerak lebih besar
dari sistem penghambat maka keadaan orang tersebut berbeda
dalam keadaan segar untuk bekerja. Dan sebaliknya, bila sistem
penghambat lebih kuat dari sistem penggerak maka orang
tersebut mengalami kelelahan. Itu sebabnya apabila seseorang
yang sedang lelah dapat melakukan aktifitas secara tiba-tiba
apabila mengalami suatu peristiwa yang tidak diduga atau
ketegangan emosi. Demikian juga gerak yang monoton dapat
menimbulkan
kelelahan
yang
menghambat
lebih
kuat
disbanding sistem penggerak.
9
Adapun gejala gejala kelelahan atau perasaan perasaan
kelelahan yaitu :
1.
Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki
terasa
berat,
menguap,
pikiran
merasa
kacau,mengantuk,mata terasa berat, kaku dan canggung
dalam gerakaan, tidak seimbangdalamberdiri, dan merasa
ingin berbaring.
2.
Merasa susah berfikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak
dapat berkonsentrasi, tidak dapat mempunyai perhatian
terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang percaya,
cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak
dapat tekun dalam bekerja.
3.
Sakit kepala, kekakuan dibahu, merasa nyeri punggung,
pernapasan merasa tertekan, haus, serak, merasa pening,
spesme dari kelopak mata, trmor pada anggota badan dan
merasa kurang sehat.
Gejala – gejala yang termasuk dalam kelompok 1,
emnunjukan perlemahan kegiatan, kelompok 2, menunjukan
perlemahan motivasi, dala kelompok 3, menunjukan kelelahan
fisik akibat psikologis.
Pada tahun 1936, Ryan dan Warren meneliti pengaruh
kelelahan perubahan biologis manusia. Dari peneltian mereka
diperoleh kesimpulan bahwa kelelahan menyebabkan perubahan
sebagai berikut :
1.
Reflek vascular (pembuluh dara dari kulit melambat)
10
2.
Meningkatnya gerakan mencari keseimbangan waktu
berdiri.
3.
Menurunkan koordinasi tangan dan mata.
4.
Menurunkan kecepatan dan kecermatan dalam memecahkan
soal matematika.
Adapun beberapa cara yang ditempuh untuk mengurangi
kelelahan adalah sebagai berikut :
1.
Sediakan kalori secukupnya sebagaui input untuk tubuh.
2.
Bekerja dengan menggunakan metode kerja yang baik,
misalkan bekerja dengan memakai prinsip ekonomi
gerakan.
3.
Perhatikan kemampuan tubuh, artinya pengeluaran tenaga
tidak melebihi pemasukannya dengan memperhatikan
batasan-batasannya.
4.
Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti harus
dilakukan pengaturan terhadap jam kerja, waktu istirahat,
dan sarananya.
5.
Mengatur
lingkungan
fisik
sebaik-baiknya
seperti
temperature kelmbaban sirkulasi udara, dll.
6.
Berusaha untuk mengurangi monotoni dan kegiatankegiatan akibat kerja, misal dengan menggunakan warna
dan
dekorasi
ruang
kerja,
menyediakan
musik,
menyediakan waktu berolahraga dan sebagainya.
2.3 Pengukuran Waktu Kerja Manusia
Teknik dan prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain)
terbaik dari sistem kerja, yaitu. melalui pelngaturan kerja dan
11
pengukuran kera. Pengukuran kerja berisi prinsip – prinsip yang
mengatur
komponen
komponen
system
kerja
untuk
mendapatkan beberapa alternative sistem kerja yang baik.
Seteah diperolej beberapa alternatif, kemudian dipilih satu yang
terbaik dan memungkinkan untuk dilaksanaka. Kriteria yang
dapat digunakan sebagai pengukuran yang baik tentang suatu
kebaikan system kerja adalah; waktu, tenaga, psikologis, dan
soisiologis.
Sedangkan
bagian
yang
mempelajari
cara
pengukuran sistem kerja agar diperoleh yang terbaik itu, disebut
pengukuran kerja. Pengukuran kerja ini mencangkup teknik –
teknik pengukuran waktu, tenaga dan akibat psikologis serta
sosiologis.
Dalam pratikum ini, pengukuran kerja yang dilakukan
merupakan bagian dari pengukuran kerja dengan teknik
pengukuran tenaga. Pengukuran kerja dengan teknik ini pada
dasarnya untuk mengukur besarnya usaha/ tenaga/ energi yang
dikeluarkan
oleh
seorang
pekerja
untuk
menyelesaikan
pekerjaannya. Tenaga yang dibutuhkan / dikeluarkan diukur
dalam kilo kalori.
Secara garis besar kegiatan (aktifitas) kerja manusia dapat
digolongkan menjadi dua yaitu, kerja fisik (otot) dan kerja
mental (otak). Pemisalan ini sebenarnya tidak dapat dilakukan
secara sempurna, karena hubungannya yang erat serta antara
kerja fisik dan kerja mental. Semua efektifitas kerja manusia
pada dasarnya memerlukan energy. Energy ini diperoleh dari
metabolism dalam sel manusia yang mengubah baha makanan
menjadi energy. Jika dilihat dari energi yang dikeluarkan, maka
12
kerja mental memang relative lebih sedikit mengeluarkan energy
disbanding kerja fisik.
Kerja fisik masih dibagi lagi dalam 2 kelompok besar yaitu
kerja statis dan kerja dinamis. Kerja statis adalah kerja yang
menggunakan
otot-otot
tertentu,
contohnya
melakukan
pekerjaan perakitan dengan menggunakan kedua tangan dalam
keadaan duduk. Seadangkan kerja dinamis adalah kerja yang
menggunakan sebagian besar atau keseluruhan otot yang ada,
contohnya pekerjaan mengangkut benda dari suatu tempat yang
berjarak 10 meter dari tempat semula.
Dalam aktifitas fisik sigunakan sekelompok otot. Sebagian
digunakan untuk mempertahankan posisi tubuh sementara yang
lain mengerjakan aktfita. Oleh Karena itu Davis dan Miller telah
mengklafikasikan pekerjaan fisik ada 3 tipe :
1.
Aktifitas seluruh tubuh : dimana menggunakan sebagian
besar kelompok otot yang melibatkan dua pertiga atau tiga
perempat dari keseluruhan otot tubuh manusia
2.
Aktifitas otot setempat : dimana memerlukan lebih sedikit
energy karena lebih sedikit kelompok otot yang diperlukan
untuk melakukan aktifitas itu.
3.
Aktifitas kerja statis : dimana otot digunakan untuk
mengerahkan tenaga tetapi tidak ada kerja mekanis yang
dilakukan. Aktifitas kerja statis memerlukan kontraksi
sekelompok otot dan merupakan aktifitas yang paling
banyak digunakan.
Energi keseluruhan dalam melakukan aktifitas fisik
dipengaruhi oleh jumlah dan jenis otot yang dilibatkan, untuk
13
menggerakkan bagian tubuh maupun untuk melakukan kontraksi
antagonis.
Kriteria pengukuran aktifitas kerja manusia secara umum
dapat dibagi dua, yakni kriteria fisiologis dan kriteria
operasional.
1.
Kriteria Fisiologis
Kriteria fisiologis dari kegiatan kerja manusia
biasanya digunakan Kriteria fisiologis dari kegiatan kerja
manusia
biasanya
ditentukan
berdasarkan
besarnya
kecepatan denyut jantung dan pernapasan atau konsumsi
oksigen. Untuk menentukan besarnya tenaga yang tepat
berdasarkan kriteria ini agak sulit karena perubahan fisik
dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan
melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain seperti
tekanan darah, pereddaran darah dalam paru-paru, jumlah
oksigen yang digunakan, jumlah karbondioksida yang
dihasilkan, temperatur badan, banyaknya keringat dan
komposisi kimia yang terkandung dalam urine dan darah.
Secara umum dikatakan bahwa kecepatan denyut jatung dan
kecepatan pernapasan dipengaruhi tekanan pisikologis.
Tekanan ini disebabkan oleh terkena pisikologis, tekanan
lingkungan atau tekanan akibat kerja keras dimana ketiga
tekanan tersebut sama pengaruhnya. Sehingga apabila
kecepatan denyut jantung seseorang meningkat, kita akan
sulit menentukan, apakah peningkatan ini karena kerja, atau
akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat
14
rasa takut yang timbul. Oleh karena itu pengukuran
berdasarkan kriteria fisiologis ini hanya digunakan bila
faktor-faktor yang berpengaruh kecil, atau situasinya dalam
keadaan normal.
Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja
dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang
diperlukan selama kerja atas dasar persamaan :
1 liter oksigen = 4,7 – 5,0 kkal/menit.
2.
Kriteria Operasional
Kriteria Operasional melibatkan tenik teknik untuk
mengukur atau menggambarkan hasil – hasil yang bias
dilakukan tubuh atau anggota – anggota tubuh pada saat
melaksanaan gerakan gerakannya. Secara umum hasil
gerakan yang dapat dibagi dalam bentuk – bentuk ;
ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur
aktivitas – aktivitas tersebut dapat digunakan bermacam –
macam
alat ukur seperti alat pengukur tegangan dan
dinamometer. Pengukuran aktifitas fisik berdasarkan range
dari gerakan, digunakan untuk jenis pekerjaan yang
berulang dengan tetap. Hasil gerakan tubuh dikatakan
menurun atau meningkat jika range gerakannya makin kecil
atau makin besar. Maka dalam hal ini diperlukan teknik
tertentu untuk menggambarkan atau mencatatkan informasiinformasi tentang gerakan-gerakan fisik yang terlibat dalam
suatu aktivitas. Teknik-teknik yang biasa dgunakan untuk
itu mencakup teknik film, pemakaian chronophotography,
15
dan teknik elektronik dn mekanik tentunya. Salah satu
contohnya adalah alat platform gaya.
Platform gaya adalah suatu panggung kecil yang di
atasnya disediakan tempt bagi subjek yang akan diukur
aktivitas fisiknya. Dengan menggunakan elemen-elemen
pengukur yang ada di bawah platform tadi, maka gaya-gaya
yang dikeluarkan subjek selama aktivitasnya secara
otomatis dapat dicatat dalam arah 3 dimensi, yaitu vertical,
frontal, dan transversal.
Ketika seseorang dalam keadaan istirahat, denyut
jantung dan konsumsi energinya pada keadaan stabil. Jika
seseorang mulai melakukan pekerjaan, ia mengalami
perubahan
dari
kondisi
istirahat
meningkat.
Ketika
pekerjaan telah selesai dan keadaan pemulihan dimulai
denyut jantung dan konsumsi energy akan kembali pada
kondisi istirahat seperti semula.
2.4 Pergerakan Biomekanis
Dalam ilmu gerakan biomekanis, dikenal dengan 8 gerakan
tubuh yang diukur dari fungsi tiap otot dan gerakan relative
terhadap tubuh. Gerakan gerakan tersebut ialah.
1.
Flexion : menekuk atau mengunragi sudut antara 2 bagian
tubuh
2.
Estension : meluruskan atau menambah besar sudut antara 2
bagian tubuh
3.
Adduction : menggerakan anggota tubuh kearah baguan
dalam tubuh
16
4.
Abduction : menggerakan anggota tubuh kearah bagian luar
tubuh
5.
Medial rotation : memutar anggota tubuh kearah bagian
dalam tubuh
6.
Lateral rotation : memutar anggota tubuh kearah bagian luar
7.
Pronation : memutar pergelangan tangan sehingga telapak
menghadap ke bawah
8.
Supination : memutar pergelangan tangan sehingga telapak
mentapa k eatas
Ada banyak cara yang dapat menggolongkan gerakan
kerja,antara lain :
1.
Gerakan posisi
Gerakan tangan atau kaki yang bergerak dari suatu tempat
ke tempat lain, contohnya menjangkau panel control.
2.
Gerakan berkelanjutan
Gerakan yang memerlukan control kerja beberapa macam
otot, misalnya adalah menggerakan tangan untuk menyetir
forklit dari suatu tempat ke tempat lain.
3.
Gerakan manipulasi
Gerakan yang melibatkan penggunaan alat alat, tools, mesin
control, dll; biasanya melibatkan tangan dan atau jari.
4.
Gerakan berulang
Gerakan yang berisi proses pengulangan, contohnta gerakan
menggunakan palu untuk memalu. Menggunakan obeng.
5.
Gerakan berangkai ( Seqential Movement)
17
Gerakan yang berulang yang masing – masing elemen
gerakannya terpisah satu sama lainnya
6.
Pengaturan statis (static Adjustmen)
Gerakan yang merupakan usaha untuk mempertahankan
tubuh dalam posisi dan kedudukan tertentu.
Gerakan–gerakan
digabungkan
menjadi
operasional
diatas
rangkaian
mungkin
tertentu.
saja
Contohnya,
mengerakkan kaki ke atas pedal rem adalah gerakan posisi tapi
gerakan
ini
mungkin
saja
diteruskan
dengan
gerakan
berkelanjutan, yaitu menginjak pedal rem secara perlahan–lahan
sampai pada kecepatan yang diinginkan.
2.5 Hubungan Denyut Jantung dan Energi
Energi yang digunakan pada saat melakukan pekerjaan fisik
dapat di hitung dengan rumus – rumus:
1.
Rumus Regresi
Menggunakan teknik analisis untuk menghitung energi
yang di keluarkan.
Y = 1,80411 – 0,0229083 X + 4,71733 (10-4) (X2)
Dimana :
Y = Energi yang dikeluarkan (kilo kalori/menit)
X = Kecepatan denyut jantung ( denyut / jantung )
2.
Rumus Standarisasi Denyut Jantung
Dalam rumusan ini digunakan standarisasi denyut
jantung normal, yaitu untuk pria 75 datik/menit, sedangkan
18
untuk wanita 85 detak/menit. Perhitungan ini bersifat
universal dimana dapat menggunakan untuk semua ukuran
tubuh (Asia maupun Eropa)
STANDAR NORMAL SEBELUM MELAKUKAN
PENGUKURAN
PRIA
Denyut Jantung
75 detak/menit
Konsumsi Oksigen 0,5 liter/menit
Energi yang
2,5 kkal/menit
Digunakan
WANITA
85 detak/menit
0,55 liter/menit
2,5 kkal/menit
Jika denyut jantung bertambah 25 detik per menit sebanding dengan
penambahan konsumsi oksigen 0.5 liter permenit sebandung pula
dengan penambahan energi yang digunakan sebesar 2.5 kkal/ menit
BAB III
19
PENGOLAHAN DATA
3.1 Percobaan Treadmill 1 – Kondisi I dengan Treadmill 1
Kondisi 2
Kecepatan Denyut Jantung
Treadmill 1 - Kondisi I
(3-6)
Detik ke10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
Percobaan
85
77
85
78
78
81
82
81
84
85
93
93
82
80
80
80
82
82
70
70
82
85
80
76
Detik ke5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110
115
120
Rest Time
76
76
76
76
94
101
111
99
99
99
82
82
82
82
86
90
93
93
99
99
86
88
90
93
Kecepatan Denyut Jantung
20
Tredmill 1 - Kondisi 2
(6-3)
Detik ke10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
Percobaan
81
81
72
69
75
65
68
68
82
82
82
80
82
81
79
82
82
82
77
78
82
85
82
86
Detik ke5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110
115
120
Rest Time
89
92
92
90
105
102
79
82
87
93
93
93
104
99
99
99
104
104
97
97
85
85
90
94
3.1.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang dikeluarkan
pada Tiap-tiap Kondisi
Treadmill 1 – Kondisi 1
Detik Ke
10
Denyut
Energi yang
Jantung
85
Dikeluarkan
3,26
21
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
77
85
78
78
81
82
81
84
85
93
93
82
80
80
80
82
82
70
70
82
85
80
76
2,84
3,26
2,89
2,89
3,04
3,10
3,04
3,20
3,26
3,75
3,75
3,10
2,99
2,99
2,99
3,10
3,10
2,57
2,57
3,10
3,26
2,99
2,79
Treadmill 1 – Kondisi 2
Detik Ke
10
20
30
40
50
60
70
Denyut
Energi yang
Jantung
81
81
72
69
75
65
68
Dikeluarkan
3,04
3,04
3,64
2,47
2,74
2,30
2,46
22
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
68
82
82
82
80
82
81
79
82
82
82
77
78
82
85
82
86
2,46
3,10
3,10
3,10
2,99
3,10
3,04
2,94
3,10
3,10
3,10
2,87
2,89
3,10
3,30
3,10
3,36
3.1.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time
Kec. Denyut Jantung
120
100
80
60
40
Percobaan
Rest Time
20
0
Detik ke-
3.1.3 Perhitungan Rata-rata Energi
23
y 1+ y2 + y 3 + y 4 + y 5+ …+ y 24
24
3,26+2,84+3,26+ 2,89+2,89+…+2,79
¿
24
73,71
¿ 24
∑ y=
¿ 3,071 kkal/detik
3.1.4 Uji Statistik (UPBW)
Kec. Denyut
Kec.Denyut
Detik
Jantung
Jantung
Ke-
Treadmill 1
Treadmill 1
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
Kondisi I
85
77
85
78
78
81
82
81
84
85
93
93
82
80
80
80
82
Kondisi II
81
81
72
69
75
65
68
68
82
82
82
80
82
81
79
82
82
Selisih
Peringkat
4(8)
-4(9)
13(15)
9(12)
3(6)
16(19)
14(18)
13(16)
2(3)
3(7)
11(14)
13(17)
0
-1(1)
1(2)
-2(4)
0
8,5
8,5
16
12
6,5
19
18
16
4
6,5
14
16
1,5
1,5
4
-
24
180
190
200
210
220
230
240
82
70
70
82
85
80
76
82
77
78
82
85
82
86
0
-7(10)
-8(11)
0
0
-2(5)
-10(13)
10
11
4
13
Asumsi Awal
H 0 = μ1 = μ2
H 0 = μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi I = 81,29
μ2 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi II = 78,46
Taraf Nyata
α = 0,05
α
2 = 0,025
α
Z = ±1,96
2
Nilai-nilai
W+ = 8,5+16+12+6,5+19+18+16+4+6,5+14+16+1,5
= 138
W- = 8,5+1,5+4+10+11+4+13
= 52
W = 52
n = 24 – 5 = 19
Uji Statistik
25
μwt = n(n+1)
4
=
19(19+1)
4
= 95
σ wt = n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
24
√
=
=
√
√
19 ( 19+1 ) (2 x 19+1)
24
19 ( 20 ) (39)
24
14820
24
= √ 617,5
=
√
= 24,85
W −μ wt
σ wt
52−95
=
24,85
Z=
= - 1,73
Daerah Kritis
Tolak H1
Terima Ho
Z = -1,73
Tolak H1
Z = 1,73
26
-1,96
1,96
Kesimpulan
Terima H0, artinya tolak H1. Maka
μ A = μ B. Artinya
ada kesamaan antara Kec. Denyut Jantung antara
Treadmill 1 Kondisi 1 dan Treadmill 1 Kondisi 2.
3.1.5 Pengolahan Minitab
————— 11/8/2015 10:55:25 PM
————————————————————
Welcome to Minitab, press F1 for help.
Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut Jant,
Kec. Denyut Jant
Kec. Denyut Jantung Kondisi 3-6
Kec. Denyut Jantung Kondisi 6-3
N
24
24
Median
81.500
81.000
Point estimate for ETA1-ETA2 is 1.000
95.1 Percent CI for ETA1-ETA2 is (1.000,4.000)
W = 644.0
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 > ETA2 is
significant at 0.1262
The test is significant at 0.1228 (adjusted
for ties)
27
3.2 Percobaan Treadmill 1 – Kondisi II
Kecepatan Denyut Jantung
Detik ke10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
Tredmill 1 - Kondisi II
Percobaan
Detik ke81
5
81
10
72
15
69
20
75
25
65
30
68
35
68
40
82
45
82
50
82
55
80
60
82
65
81
70
79
75
82
80
82
85
82
90
77
95
78
100
82
105
85
110
82
115
86
120
Rest Time
89
92
92
90
105
102
79
82
87
93
93
93
104
99
99
99
104
104
97
97
85
85
90
94
28
3.2.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang dikeluarkan
pada Tiap-tiap Kondisi
Detik Ke
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
Denyut
Energi yang
Jantung
81
81
72
69
75
65
68
68
82
82
82
80
82
81
79
82
82
82
77
78
82
85
82
86
Dikeluarkan
3,04
3,04
3,64
2,47
2,74
2,30
2,46
2,46
3,10
3,10
3,10
2,99
3,10
3,04
2,94
3,10
3,10
3,10
2,87
2,89
3,10
3,30
3,10
3,36
3.2.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time
29
240
220
200
180
160
140
120
100
80
60
40
Percobaan
20
Kec. Denyut Jantung
120
100
80
60
40
20
0
Detik ke-
3.2.3 Perhitungan Rata-rata Energi
y 1+ y2 + y 3 + y 4 + y 5+ …+ y 24
24
3,04+3,04+ 2,64+2,47+ 2,74+…+3,36
y=
24
70,44
=
24
∑ y=
∑
= 2,94 kkal/detik
3.2.4 Uji Statistik (UPBW)
Kec. Denyut
Kec.Denyut
Detik
Jantung
Jantung
Ke-
Treadmill 2
Treadmill 2
10
20
30
40
Kondisi I
99
110
104
116
Kondisi II
129
110
99
102
Selisih
Peringkat
-30(16)
0
5(2)
14(12)
16
2,5
12,5
30
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
123
129
134
110
91
106
137
141
144
126
111
141
131
121
112
117
123
102
96
93
113
134
95
90
93
112
148
155
137
142
118
106
82
80
76
76
77
92
86
82
10(7)
-5(3)
39(19)
20(15)
-2(1)
-6(4)
-11(10)
-14(13)
7(5)
-16(14)
-7(6)
35(17)
49(23)
41(20)
36(18)
41(21)
46(22)
10(8)
10(9)
11(11)
8
2,5
19
15
1
4
10,5
12,5
5,5
14
5,5
17
23
20,5
18
20,5
22
8
8
10,5
Asumsi Awal
H 0 = μ1 = μ2
H 0 = μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = 117,40
μ2 = 105,58
Taraf Nyata
α = 0,05
α
2 = 0,025
α
Z = ±1,96
2
31
Data-data
W+ =
2,5+12,5+8+19+15+5,5+17+23+20,5+18+20,5+22+88
+8+10,5 = 290
W- = 16+2,5+1+4+10,5+12,5+14+5,5
= 66
W = 66
n = 24 – 1 = 23
Uji Statistik
μwt = n ( n+ 1 )
4
23 ( 23+1 )
=
4
= 138
σ wt = n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
24
√
=
=
=
√
√
23 ( 23+1 ) (2 x 23+1)
24
23 ( 24 ) ( 47)
24
24
√ 25944
= √ 1081
= 32,88
32
W −μ wt
σ wt
66−138
=
32,88
Z=
= - 2,19
Daerah Kritis
Tolak Ho
Tolak H0
Terima H0
Z = -2,19
Z = 2,19
- 1,96
1,96
Kesimpulan
Tolak H0 artinya terima H1 maka
dengan
μ A tidak sama
μ B. Artinya tidak ada kesamaan anatar Kec.
Denyut Jantung Treadmill 2 kondisi 1 dan treadmill
2 kondisi 2.
3.2.5 Pengolahan Minitab
————— 11/8/2015 11:18:23 PM
————————————————————
Welcome to Minitab, press F1 for help.
33
Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut Jant,
Kec. Denyut Jant
Kec. Denyut Jantung Kondisi 6-9
Kec. Denyut Jantung Kondisi 9-6
N
24
24
Median
116.50
100.50
Point estimate for ETA1-ETA2 is 14.50
95.1 Percent CI for ETA1-ETA2 is (-0.00,27.01)
W = 686.0
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 > ETA2 is
significant at 0.0222
The test is significant at 0.0221 (adjusted
for ties)
3.3 Percobaan Treadmill 2 – Kondisi I
Kecepatan Denyut Jantung
Detik ke10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
Treadmill 2 - Kondisi I
Percobaan
Detik ke99
5
110
10
104
15
116
20
123
25
129
30
134
35
110
40
91
45
106
50
137
55
141
60
144
65
126
70
111
75
141
80
131
85
121
90
Rest Time
88
88
82
78
77
78
85
96
96
96
76
78
78
85
112
123
131
134
34
190
200
210
220
230
240
112
117
123
102
96
93
95
100
105
110
115
120
129
129
131
131
126
128
3.3.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang Dikeluarkan
Tiap-tiap Kondisi
Detik Ke
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
Denyut
Energi yang
Jantung
99
110
104
116
123
129
134
110
91
106
137
141
144
126
111
141
131
121
112
117
123
102
96
93
Dikeluarkan
4,16
4,99
4,52
5,49
6,12
6,70
7,20
4,99
3,66
4,68
7,51
7,95
8,29
6,40
5,07
7,95
6,90
5,94
5,16
5,58
6,12
4,37
3,95
3,75
35
Perhitungan :
1.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(99) + 4,71733 (
10−4 ¿(992 )
y = 4,16
2.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
y = 1,80411–0,0229083(110)+4,71733 (10
2
¿(X )
−4
2
¿(110 )
y = 4,99
3.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y
=
1,80411–0,0229083(104)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(104 2)
y = 4,52
4.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
−4
y= 1,80411–0,0229083(116) + 4,71733 (10
2
¿(116 )
y = 5,49
5.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
y= 1,80411–0,0229083(123) + 4,71733 (10
2
¿(X )
−4
2
¿(123 )
y = 6,12
6.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(129)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1292 )
y = 6,70
7.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(134)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
2
10 ¿(134 )
36
(
y = 7,20
8.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(110)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(110 2)
y = 4,99
9.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(91) + 4,71733 (
10−4 ¿(912 )
y = 3,66
10. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(106)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1062 )
y = 4,68
11. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(137)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1372 )
y = 7,51
12. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(141)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
2
10 ¿(141 )
y = 7,95
13. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(144)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
10−4 ¿(144 2)
y = 8,29
37
(
14. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(126)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1262 )
y = 6,40
15. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(111)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1112)
y = 5,07
16. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(141)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
2
10 ¿(141 )
y = 7,95
17. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(131)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1312)
y = 6,90
18. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(121)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1212)
y = 5,94
19. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(112)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
2
10 ¿(112 )
y = 5,16
20. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
38
(
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(117)
+
4,71733
(
2
10 ¿(117 )
y = 5,58
21. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(123)
−4
+
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1232 )
y = 6,12
22. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(102)
−4
+
2
¿(X )
4,71733
(
2
10 ¿(102 )
y = 4,37
23. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
y= 1,80411 – 0,0229083(96) + 4,71733 (10
2
¿(X )
−4
2
¿(96 )
y = 3,95
24. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
y= 1,80411 – 0,0229083(93) + 4,71733 (10
2
¿(X )
−4
2
¿(93 )
y = 3,75
3.3.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time
39
Kec. Denyut Jantung
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Percobaan
Rest Time
Detik Ke-
3.3.3 Perhitungan Rata-rata Energi
y 1+ y2 + y 3 + y 4 + y 5+ …+ y 24
24
4,16+ 4,99+4,52+5,49+6,12+ …+3,75
y=
24
137,45
=
24
∑ y=
∑
= 5,73 kkal/detik
3.3.4 Uji Statistik (UPBW)
Kec. Denyut
Kec.Denyut
Detik
Jantung
Jantung
Ke-
Treadmill 1
Treadmill 2
10
Kondisi I
85
Kondisi I
99
Selisih
Peringkat
-14(2)
2
40
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
77
85
78
78
81
82
81
84
85
93
93
82
80
80
80
82
82
70
70
82
85
80
76
110
104
116
123
129
134
110
91
106
137
141
144
126
111
141
131
121
112
117
123
102
96
93
-33(10)
-19(6)
-38(11)
-45(16)
-48(19)
-52(22)
-29(8)
-7(1)
-21(7)
-44(15)
-48(20)
-62(24)
-46(17)
-31(9)
-61(23)
-49(21)
-39(12)
-42(14)
-47(18)
-41(13)
-17(4)
-16(3)
-17(5)
10
6
11
16
19,5
22
8
1
7
15
19,5
24
17
9
23
21
12
14
18
13
4,5
3
4,5
Asumsi Awal
H 0 = μ1 = μ2
H 0 = μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi I = 81,29
μ2 = rata-rata untuk Treadmill 2 Kondisi I = 117,40
Taraf Nyata
α = 0,05
41
α
2 = 0,025
α
Z = ±1,96
2
Data-data
W+ = 0
W- =300
W=0
n = 24
Uji Statistik
μwt = n ( n+ 1 )
4
24 ( 24+1 )
=
4
= 150
σ wt = n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
24
√
=
=
=
√
√
24 ( 24 +1 ) (2 x 24+1)
24
24 ( 25 ) (49)
24
24
√ 29400
= √ 1225
= 35
42
W −μ wt
σ wt
0−150
=
35
Z=
= - 4,29
Daerah Kritis
Tolak H0
Tolak H0
Terima Ho
Z = -4,29
Z = 4,29
- 1,96
1,96
Kesimpulan
Tolak H0 artinya terima H1. Maka
dengan
μ A tidak sama
μ B. Artinya tidak ada kesamaan antara Kec.
Denyut Jantung antara treadmill 1 kondisi 1 dan
treadmill 2 kondisi 1.
43
3.3.5 Pengolahan Minitab
————— 11/9/2015 1:12:28 AM
————————————————————
Welcome to Minitab, press F1 for help.
Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut Jant,
Kec. Denyut Jant
Kec. Denyut Jantung Kondisi 3-6
Kec. Denyut Jantung Kondisi 6-9
N
24
24
Median
81.50
116.50
Point estimate for ETA1-ETA2 is -36.00
95.1 Percent CI for ETA1-ETA2 is (-44.00,28.00)
W = 303.0
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 < ETA2 is
significant at 0.0000
The test is significant at 0.0000 (adjusted
for ties)
3.4 Percobaan Treadmill 2 – Kondisi II
Kecepatan Denyut Jantung
Detik ke10
20
30
40
50
60
70
Treadmill 2 - Kondisi II
Percobaan
Detik ke129
5
110
10
99
15
102
20
113
25
134
30
95
35
Rest Time
82
82
103
103
103
85
82
44
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
90
93
112
148
155
137
142
118
106
82
80
76
76
77
92
86
82
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110
115
120
83
83
83
76
75
75
75
82
84
86
92
95
92
105
105
105
93
3.4.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang Dikeluarkan
Tiap-tiap Kondisi
Detik Ke
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
Denyut
Energi yang
Jantung
129
110
99
102
113
134
95
90
93
112
148
155
137
142
118
Dikeluarkan
6,70
4,99
4,16
4,37
5,24
7,20
3,89
3,56
3,75
5,16
8,75
9,59
7,52
8,06
5,94
45
160
170
180
190
200
210
220
230
240
106
82
80
76
76
77
92
86
82
4,68
3,10
2,99
2,79
2,79
2,84
3,69
3,32
3,41
Perhitungan :
1.
−4
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
¿(X 2 )
−4
y = 1,80411 – 0,0229083(129) + 4,71733 (10
¿(1292 )
y = 6,70
2.
−4
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
¿(X 2 )
−4
y = 1,80411 – 0,0229083(110) + 4,71733 (10
¿(110 2)
y = 4,99
3.
−4
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
¿(X 2 )
y = 1,80411 – 0,0229083(99) + 4,71733 (
−4
2
10 ¿(99 )
y = 4,16
4.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(102) + 4,71733 (10
−4
2
¿(102 )
y = 4,37
5.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(113) + 4,71733 (10
−4
2
¿(113 )
y = 5,24
6.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
46
y = 1,80411 – 0,0229083(134) + 4,71733 (10
−4
2
¿(134 )
y = 7,20
7.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(95) + 4,71733 (
10−4 ¿(952 )
y = 3,89
8.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(90) + 4,71733 (
10−4 ¿(902 )
y = 3,56
9.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
y = 1,80411 – 0,0229083(93) + 4,71733 (10
2
¿(X )
−4
2
¿(93 )
y = 3,75
10. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(112) + 4,71733 (10
−4
2
¿(112 )
y = 5,16
11. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(148) + 4,71733 (10
−4
2
¿(148 )
y = 8,75
12. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(155) + 4,71733 (10
−4
2
¿(155 )
y = 9,59
13. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(137)+ 4,71733 (10
−4
2
¿(137 )
y = 7,52
47
14. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(142) + 4,71733 (10
−4
2
¿(142 )
y = 8,06
15. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(118) + 4,71733 (10
−4
2
¿(118 )
y = 5,94
16. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(106) + 4,71733 (10
−4
2
¿(106 )
y = 4,68
17. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(82) + 4,71733 (
10−4 ¿(822 )
y = 3,10
18. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(80) + 4,71733 (
10−4 ¿(802 )
y = 2,99
19. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(76) + 4,71733 (
10−4 ¿(762 )
y = 2,79
20. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(76) + 4,71733 (
10−4 ¿(762 )
y = 2,79
48
21. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(77) + 4,71733 (
10−4 ¿(772 )
y = 2,84
22. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(92) + 4,71733 (
10−4 ¿(922 )
y = 3,69
23. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(86) + 4,71733 (
10−4 ¿(862 )
y = 3,32
24. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(82) + 4,71733 (
10−4 ¿(822 )
y = 3,41
3.4.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time
49
Kec. Denyut Jantung
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Percobaan
Rest Time
Detik Ke-
3.4.3 Perhitungan Rata-rata Energi
∑ y=
(6,70+4,99+4,16+4,37+5,24+7,20+3,89+3,56+3,75+5,16+8,75+
9,59+7,52+8,06+5,94+4,68+3,10+2,99+2,79+2,79+2,84+3,69+3
,32+3,41) / 24
∑ y ¿ 4,94
3.4.4 Uji Statistik (UPBW)
Kec. Denyut
Kec.Denyut
Detik
Jantung
Jantung
Ke-
Treadmill 1
Treadmill 2
Kondisi II
Kondisi II
Selisih
Peringkat
50
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
81
81
72
69
75
65
68
68
82
82
82
80
82
81
79
82
82
82
77
78
82
85
82
86
129
110
99
102
113
134
95
90
93
112
148
155
137
142
118
106
82
80
76
76
77
92
86
82
-48(18)
-29(13)
-27(11)
-33(15)
-38(16)
-69(22)
-27(12)
-22(9)
-11(8)
-30(14)
-66(21)
-75(23)
-55(19)
-61(20)
-39(17)
-24(10)
0
2(2)
1(1)
2(3)
5(6)
-7(7)
-4(4)
4(5)
18
13
11,5
15
16
22
11,5
9
8
14
21
23
19
20
17
10
2,5
1
2,5
6
7
4,5
4,5
Asumsi Awal
H 0 = μ1 = μ2
H 0 = μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi II = 78,46
μ2 = rata-rata untuk Treadmill 2 Kondisi II =105,58
Taraf Nyata
α = 0,05
51
α
2 = 0,025
α
Z = ±1,96
2
Data-data
W+ = 2,5+1+2,5+6+4,5 = 16,5
W- =
18+13+11,5+15+16+22+11,5+9+8+14+21+23+19+20+
17+10+7+4,5
= 259,5
W = 16,5
n = 24 – 1 = 23
Uji Statistik
μwt = n ( n+ 1 )
4
23 ( 23+1 )
=
4
= 138
σ wt = n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
24
√
=
=
√
√
23 ( 23+1 ) (2 x 23+1)
24
23 ( 24 ) ( 47)
24
52
25944
24
= √ 1081
=
√
= 32,88
W −μ wt
σ wt
16,5−138
=
32,88
Z=
= - 3,69
Daerah Kritis
Tolak Ho
Tolak Ho
Terima Ho
Z = -3,69
-1,96
Z = 3,69
1,96
Kesimpulan
Tolak Ho artinya terima H1.
μ A tidak sama dengan
μ B. Artinya tidak ada kesamaan antara Kec. Denyut
Jantung treadmill 1 kondisi 2 dan treadmill 2 kondisi
2.
3.4.5 Pengolahan Minitab
————— 11/9/2015 1:08:39 AM
————————————————————
53
Welcome to Minitab, press F1 for help.
Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut Jant,
Kec. Denyut Jant
Kec. Denyut Jantung Kondisi 6-3
Kec. Denyut Jantung Kondisi 6-3
N
24
24
Median
81.000
81.000
Point estimate for ETA1-ETA2 is -0.000
95.1 Percent CI for ETA1-ETA2 is (2.000,2.000)
W = 588.0
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 < ETA2 is
significant at 0.5000
The test is significant at 0.5000 (adjusted
for ties)
BAB IV
ANALISA PENGOLAHAN DATA
4.1 Analisa Treadmill 1 Kondisi 1 dengan Treadmill 1 Kondisi 2
Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 1
kondisi 1 dengan treadmill 1 kondisi 2 nampak adanya
pebedaan. Bila dilihat dari rata-rata energi masing-masing
kondisi, treadmill 1 kondisi 1 memiliki energi rata-rata yang
lebih besar dari pada treadmill 1 kondisi 2. Treadmill 1 kondisi
1 memiliki energi rata-rata sebesar 3, 071 kkal/detik, sementara
54
treadmill 1 kondisi 2 hanya memiliki energi rata-rata sebesar
2,94 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -1,73 yang
posisinya berada pada posisi Terima H0. Terima H0 artinya tolak
H1 dimana
μ A = μ B, artinya ada kesamaan antara kecepatan
denyut jantung treadmill 1 kondisi 1 dengan kecepatan denyut
jantung pada treadmill 1 kondisi 2.
4.2 Analisa Treadmill 2 Kondisi 1 dengan Treadmill 2 Kondisi 2
Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 2
kondisi 1 dengan treadmill 2 kondisi 2 nampak adanya
perbedaan. Pada rata-rata energi dari tiap-tiap kondisi, dapat
dilihat bahwa treadmill 2 kondisi 1 memiliki rata-rata energi
yang lebih besar dibanding dengan rata-rata energi pada
treadmill 2 kondisi 2. Rata-rata energi yang dihasilkan dari
treadmill 2 kondisi 1 sebesar 5,73 kkal/detik sedangkan pada
treadmill 2 kondisi 2 sebesar 4,94 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -2,19 yang
posisinya berada pada posisi Tolak H0. Tolak H0 artinya terima
H1 dimana
μ A ≠ μ B. Arti dari μ A ≠ μ B ini adalah tidak ada
kesamaan antara kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 1
dengan kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 2.
4.3 Analisa Treadmill 1 Kondisi 1 dengan Treadmill 2 Kondisi 1
Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 1
kondisi 1 dengan treadmill 2 kondisi 1 nampak adanya
perbedaan. Pada rata-rata energi dari tiap-tiap kondisi, dapat
55
dilihat bahwa treadmill 1 kondisi 1 memiliki rata-rata energi
yang lebih kecil dibanding dengan rata-rata energi pada
treadmill 2 kondisi 1. Rata-rata energi yang dihasilkan dari
treadmill 1 kondisi 1 sebesar 3,071 kkal/detik sedangkan pada
treadmill 2 kondisi 1 sebesar 5,73 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -4,29 yang
posisinya berada pada posisi Tolak H0. Tolak H0 artinya terima
H1 dimana
μ A ≠ μ B. Arti dari μ A ≠ μ B ini adalah tidak ada
kesamaan antara kecepatan denyut jantung treadmill 1 kondisi 1
dengan kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 1.
4.4 Analisa Treadmill 1 Kondisi 2 dengan Treadmill 2 Kondisi 2
Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 1
kondisi 2 dengan treadmill 2 kondisi 2 nampak adanya
perbedaan. Pada rata-rata energi dari tiap-tiap kondisi, dapat
dilihat bahwa treadmill 1 kondisi 2 memiliki rata-rata energi
yang lebih kecil dibanding dengan rata-rata energi pada
treadmill 2 kondisi 2. Rata-rata energi yang dihasilkan dari
treadmill 1 kondisi 2 sebesar 2,94 kkal/detik sedangkan pada
treadmill 2 kondisi 2 sebesar 4,94 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -3,69 yang
posisinya berada pada posisi Tolak H0. Tolak H0 artinya terima
H1 dimana
μ A ≠ μ B. Arti dari μ A ≠ μ B ini adalah tidak ada
kesamaan antara kecepatan denyut jantung treadmill 1 kondisi 2
dengan kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 2.
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dengan perhitungan data
serta analisa perbandingan dapat disimpulkan bahwa :
a.
Rata-rata energi pada perbandingan tiap-tiap kondisi
memiliki perbedaan hasil juga pada perhitungan uji
statistik (UPBW).
57
b.
Dari uji statistik, yang dilakukan perhitungan terlebih
dahulu dengan membandingkan tiap-tiap kondisi yang
telah ditentukan, setelah itu dibuat peringkat agar
mendapatkan Z yang berfungsi untuk menentukan
daerah kritis yang kemudian disimpulkan lalu diolah
melalui aplikasi Minitab, dapat dilihat bahwa pada
treadmill 1 kondisi 1 dengan treadmill 1 kondisi 2
tolak H1. Pada treadmill 2 kondisi 1 dan treadmill 2
kondisi 2 diperoleh tolak Ho. Treadmill 1 kondisi 1 dan
treadmill 2 kondisi tolak Ho. Dan treadmill 1 kondisi 2
dengan treadmill 2 kondisi 2 diperoleh tolak Ho.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10250050/Biomekanis
(Diakses
pada
Kamis, 5 November 2015 pukul 13.15 WIB)
Nofi Erni, ST, MM dan Tim Asisten. 2010. MODUL PRAKTIKUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI EDISI
KETIGA. Jakarta: Universitas Esa Unggul.
58
59
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia selalu terlibat
dengan kegiatan bekerja. Oleh karena itu, hal yang penting dan
harus diperhatikan adalah bagaimana mengatur kegiatankegiatan ini sedemikian rupa sehingga posisi tubuh pada saat
bekerja tersebut dalam keadaan nyaman sehingga hasil kerja
dapat optimal.
Semua
kegiatan
manusia
memerlukan
tenaga
yang
diperoleh dari proses metabolisme dalam otot. Karena itu,
pendekatan secara ilmiah perlu dilakukan untuk mencari metode
pengukuran tentang semua kegiatan yang dialami pekerja
selama ia melakukan pekerjaan. Kerja manusia ada yang bersifat
mental dan juga ada yang bersifat fisik, dan masing-masing
memiliki intensitas yang berbeda. Jika intensitas tinggi maka
diperlukan tenaga yang lebih. Begitu pun sebaliknya.
Oleh karena itu, pada praktikum kali ini kami akan
melakukan pengukuran detak jantung dan energi yang
digunakan saat melakukan aktivitas berlari di atas sebuah
treadmill dengan tiap-tiap kondisi atau kecepatan yang telah
ditetapkan dan melakukan perbandingan kecepatan detak
jantung pada tiap-tiap kondisi.
1
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan praktikum Biomekanis ini
antara lain :
1.
Memahami hubungan antara denyut jantung dengan
pengeluaran energi.
2.
Memahami pengaruh pembebanan terhadap pengeluaran
energi dalam suatu pekerjaan.
3.
Memahami cara pengerjaan yang optimal terhadap beban
dari suatu pekerjaan.
4.
Memahami pengaruh cara pengangkatan beban terhadap
pengeluaran energi dalam suatu pekerjaan.
5.
Memahami pengaruh kondisi mental seseorang terhadap
pekerjaan yang dilakukannya.
1.3. Pembatasan Masalah
Laporan Praktikum Biomekanis ini memiliki beberapa
batasan, yaitu :
1.
Pengambilan data untuk kecepatan denyut jantung dan rest
time dilakukan di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja
Universitas Esa Unggul.
2.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah treadmill.
3.
Kecepatan denyut jantung untuk percobaan dibedakan
menjadi 4 kondisi, yaitu :
a.
Kondisi I
= kecepatan 3 – 6 km/jam
b.
Kondisi II
= kecepatan 6 – 3 km/jam
c.
Kondisi III = kecepatan 6 – 9 km/jam
d.
Kondisi IV = kecepatan 9 – km/jam
2
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Laporan Biomekanis ini
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan,
pembatasan masalah, dan sistematika penulisan dari laporan ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori biomekanis serta berbagai hal yang
berkaitan dengan biomekanis.
BAB III PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi tentang perhitungan energi dan total energi dari
data-data pada tiap-tiap kondisi. Selain itu bab ini juga berisi
grafik hubungan antara denyut jantung dan rest time, uji statistik
serta pengolahan minitab dari tiap-tiap kondisi.
BAB IV ANALISA PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi tentang penjelasan dari data-data yang telah
dibahas di bab sebelumnya.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
kegiatan praktikum biomekanis.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses kimia yang mengubah
bahan makanan menjadi 2 bentuk, yaitu kerja mekanis dan
panas, sebagian kecil dari kerja mekanis tentu saja diperlukan
dalam tubuh untuk membuat proses pernapasan dan pencernaan.
Sebagian besar kerja mekanis tersebut digunakan untuk
melakukan kerja eksternal, misalnya berjalan dan melakukan
pekerjaan fisik lainnya. Selain kerja, panas dihasilkan oleh
tubuh. Biasanya panas dihasilkan dalam jumlah yang terlalu
banyak bagi tubuh, sehingga panas tersebut harus dibuang oleh
tubuh.
Dalam
melakukan
kerja
fisik,
otot
dalam
tubuh
berkontraksi. kontraksi ini memerlukan energi. Ketika akan
digunakan oleh otot energi ini masih dalam bentuk yang paling
sederhana yaitu gllikogen, yang dapat diartikan sebagai jumlah
molekul glukosa yang bergabung menjadi sebuah molekul besar.
Untuk mengubah glikogen menjadi energi, diperlukan reaksi
kimia yang mengubah gligoken menjadi energi dengan hasil
sampingan asam laktat. Hasil sampingan berupa asam laktat ini
juga perlu dibuang oleh ubuh, dengan caradipecah menjadi 2
bentuk, yaitu air dan karbondioksida.
Untuk memulai dan melangsungkan kerja fisik, otot dapat
menggunakan glikogen yang telah disediakan oleh tubuh. Tetapi
sayangnya jumlah glikogen tersedia sangat kecil, karena itu bila
4
kerja baru yang didapat dari darah, serta jugga perlu untuk
memperbanyak suplai oksigen. Jika jumlah oksigen yang
tersedia itu mencukupi, dalam otot. Tetapi jenis kerja fisik yang
dilakukan adalah kerja yang cukup berat, dalam arti memerlukan
oksigen yang jauh lebih banyak daripada jumlah biasa ditransfer
oleh aliran daraah melalui system kardiovaskuler, Sistem ini
secara otomatis akan menyesuaikan dengan diperlukan oleh
tubuh,yaitu secara otomatis akan ke dalam paru paru, serta
menaikan frekuensi denyut jantung untuk membawa lebih
banyak darah ke dalan sistem kardiovarkular.
Jika proses yang otomatis dikerjakan oleh tubuh ini tidak
juga mencukupi untuk menurunkan jumlah asam laktat yang
terkumpul, maka akan menyebabkan kerja otot berhenti secara
otomatis.
Ketika kerja fisik tadi dihentikan, asam laktat yang masih
tersisa dalam tubuh perlu untuk dibuang sampai habis. Oksigen
tambahan masih diperlukan membuang sisa asam laktat yang
menumpuk. Peristiwa ini disebut dengan oxygen debt. Hal inilah
yang menyebabkan mengapa setelah kita berhenti melakukan
kerja fisik yang melelahkan, denyut jantung dan frekuensi
pernapasan tidak langsung kembali menjadi normal, melainkan
perlu
sejumlah
waktu
istirahat
untuk
mengembalikan
pernapasam dan denyut jantung ke kondisi semula. Waktu ini
disebut rest time.
Metabolisme
basal
adalah
energi
yang
diperlukan
tubuhdalm kondisi tidak aktif. Walaupun kondisi berbeda beda
untuk masing masing orang, tetapi orang dewasa mempunyai
5
rata – rata 1500 sampai 1800 kkal/hari energy yang diperlukan.
Passmore
mengemukakan
bahwaenergi
yang
diperlukan
seseorang untuk berada di tempat tidur selama 8 jam adalah
sebesar 500 kkal, ditambah sekitar 1400 kkal untuk sisa 16 jam
berikutnya, sehingga dappat dihitung dapat dihitung bahwa
dalam 24 jam, seseorang yang tidak bekerja memerlukan energi
1900 kkal.
2.2 Proses terjadinya kelelahan dan akibat kelelahan
Secara garis besar dapat dinyatakan bahwa kelelahan
merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan, yang
secara umum terjadi pada individu, yang telah tidak sanggup
lagi untuk melakukan aktifitasnya. Pada dasarnya pola ini
ditimblkan akibat kelelahan fisiologis dan psikologis, hal ini
bersifat objektif dan dapat pula bersifat subyektif. Yang
dimaksud dengan kelelahan fisiologis adalah keleleahan yang
timbul karena adanya perubahan perubahan fisiologis dalam
tubuh. Dari segi fisiologis tubuh manusia dapat dianggap
sebagai
mesin
yang
mengkonsumsi
bahan
bakar
dan
memberikan outpit berupa tenaga tenaga yang berguna untuk
melaksanakan aktivitas sehari hari.
Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa
dalam otot dan peredaran darah, dimana produkk-produk sisa ini
bersifat dapat membatasi kelangsungan aktivitas otot. Atau
mungkin bisa dikatakan bahwa produk-produk sisa ini
mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat
6
sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah
lelah.
Makanan yang mengandung glikogen mengalir dalam tubuh
melalui peredaran darah. Setiap kontraksi dalam otot selalu
diikuti oleh reaksi kimia yang mengubah glikogen tersebut
menjadi tenaga, panas dan asam laktat. Dalam tubuh dikenal
fase pemulihan, yaitu suatu proses untuk mengubah asam laktat
menjadi glikogen kembali dengan adanya oksigen dari
pernapasan, sehingga memungkikan otot-otot bisa bergerak
secara kontinu. Artinya keseimbangan kerja bisa dicapai dengan
baaik apabila kerja fsiknya terlalu berat. Pada dasarnya
kelelahan ini timbul karena terakumulasinya produk sisa dalam
otot atau peredaran darah yang disebabkan tidak seimbangnya
antara kerja dan proses pemulihan.
Untuk lebih jelasnya, ada tiga penyebab timbulnya
kelelahan fisik yaitu :
1.
Oksidasi glukosa dalam otot menghasilkan karbon dioksida,
sacrolatic, phospati dan sebagainya, dimana zat-zat tersebut
tidak seimbang dengan proses pengeluarannya, sehingga
timbul penimbunan dalam jaringan otot yang mengganggu
kegiatan otot selanjutnya.
2.
Karbohidrat yang juga didapat dari makanan diubah
menjadi glukosa dan disimpan dalam hati dalam bentuk
glikogen. Setiap 1cm³ drah normal akan membawa 1mm³
glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa
0,1% dari sejumlah glikogen yang ada dalam hati. Karena
bekerja persediaan glukogen dalam hati akan semakin
7
menipis, dan kelelahan ini akan timbul apabila kosentrasi
glukogen dalam hati tinggal 0,7%.
3.
Dalam keadaan normal jumlah udara yang harus masuk
melalui pernapasan kira-kira 4 liter/menit, sedangkan dalam
keadaan bekerja keras harus dibutuhkan udara kira-kira 15
liter/menit. Ini berarti bahwa pada suatu tingkat kerja
tertentu akan dijumpai suatu keadaan dimana jumlah
oksigen yang masuk dalam pernapasan lebih kecil dari
tingkat kebutuhan. Jika hal ini terjadi maka kelelahan akan
timbul, karena reaksi oksigen dalam tubuh yaitu untuk
mengurangi asam laktat menjadi air dan karbondioksida
agar dapat keluar dari tubuh, menjadi tidak seimbang
dengan pembentukan asam laktat itu sendiri (asam laktat
terakumulasi dalam otot atau dalam darah).
Jenis
kelelahan
kedua
adalah
kelelahan
psikologis.
Kelelahan ini dapat dikaitkan kelelahan palsu, yang timbuk
dalam perasaan orang yang bersangkutan dan terlihat dengan
tingkah laku atau pendapat pendapatnya yang tidak konsekwen
lagi serta jiwanya yang labil dengan adanya perubahan
perubahan walaupun sendiri dalam kondisi lingkungan atau
kondisi tubuhnya. Jadi hal ini menyangkut perubahan yang
bersangkutan dengan moril seseorang. Sebab-sebab kelelahan
ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal antara lain kurang minat
dalam pekerjaan, berbagai penyakit, monotoni, keadaaan
lingkungan, adanya hukum moral yang mengikat dan merasa
tidak cocok, sebab-sebab mental seperti: tanggung jawab
8
kekuatiran dan konflik-konflik.pengaruh-pengaruh ini seakanakan dalam tubuh (benak) yang menimbulkan rasa lelah.
Para ahli telah melakukan percobaan-percobaan yang
tujuannya ingin mengetahui proses terjadinya kelelahan
pisikologis ini, sehingga saat ini ada suatu konsep yang
menyatakan bahwa keadaan dan perasaan lelah timbul karena
adanya reaksi fungsional dari pusat kesadaran, yaitu cortex
cerebri yang bekerja atas pengaruh dua sistem antagonistic,
yaitu sistem penghambat (inhibihisi) dan sistem penggerak
(aktifasi). Sistem penghambat ini terdapat dalam thalamus, dan
bersifat menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi.
Sedangkan sistem penggerak terdapat dalam formatio retiklaris,
yang bersifat merangsang pusat-pusat vegetative untuk konversi
ergotropis dari peralatan-peralatan tubuh. Dengan demikian,
keadaan seseorang pada suatu saat bergantung pada hasil kerja
dua sistem antagonis ini. Apabila sistem penggerak lebih besar
dari sistem penghambat maka keadaan orang tersebut berbeda
dalam keadaan segar untuk bekerja. Dan sebaliknya, bila sistem
penghambat lebih kuat dari sistem penggerak maka orang
tersebut mengalami kelelahan. Itu sebabnya apabila seseorang
yang sedang lelah dapat melakukan aktifitas secara tiba-tiba
apabila mengalami suatu peristiwa yang tidak diduga atau
ketegangan emosi. Demikian juga gerak yang monoton dapat
menimbulkan
kelelahan
yang
menghambat
lebih
kuat
disbanding sistem penggerak.
9
Adapun gejala gejala kelelahan atau perasaan perasaan
kelelahan yaitu :
1.
Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki
terasa
berat,
menguap,
pikiran
merasa
kacau,mengantuk,mata terasa berat, kaku dan canggung
dalam gerakaan, tidak seimbangdalamberdiri, dan merasa
ingin berbaring.
2.
Merasa susah berfikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak
dapat berkonsentrasi, tidak dapat mempunyai perhatian
terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang percaya,
cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak
dapat tekun dalam bekerja.
3.
Sakit kepala, kekakuan dibahu, merasa nyeri punggung,
pernapasan merasa tertekan, haus, serak, merasa pening,
spesme dari kelopak mata, trmor pada anggota badan dan
merasa kurang sehat.
Gejala – gejala yang termasuk dalam kelompok 1,
emnunjukan perlemahan kegiatan, kelompok 2, menunjukan
perlemahan motivasi, dala kelompok 3, menunjukan kelelahan
fisik akibat psikologis.
Pada tahun 1936, Ryan dan Warren meneliti pengaruh
kelelahan perubahan biologis manusia. Dari peneltian mereka
diperoleh kesimpulan bahwa kelelahan menyebabkan perubahan
sebagai berikut :
1.
Reflek vascular (pembuluh dara dari kulit melambat)
10
2.
Meningkatnya gerakan mencari keseimbangan waktu
berdiri.
3.
Menurunkan koordinasi tangan dan mata.
4.
Menurunkan kecepatan dan kecermatan dalam memecahkan
soal matematika.
Adapun beberapa cara yang ditempuh untuk mengurangi
kelelahan adalah sebagai berikut :
1.
Sediakan kalori secukupnya sebagaui input untuk tubuh.
2.
Bekerja dengan menggunakan metode kerja yang baik,
misalkan bekerja dengan memakai prinsip ekonomi
gerakan.
3.
Perhatikan kemampuan tubuh, artinya pengeluaran tenaga
tidak melebihi pemasukannya dengan memperhatikan
batasan-batasannya.
4.
Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti harus
dilakukan pengaturan terhadap jam kerja, waktu istirahat,
dan sarananya.
5.
Mengatur
lingkungan
fisik
sebaik-baiknya
seperti
temperature kelmbaban sirkulasi udara, dll.
6.
Berusaha untuk mengurangi monotoni dan kegiatankegiatan akibat kerja, misal dengan menggunakan warna
dan
dekorasi
ruang
kerja,
menyediakan
musik,
menyediakan waktu berolahraga dan sebagainya.
2.3 Pengukuran Waktu Kerja Manusia
Teknik dan prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain)
terbaik dari sistem kerja, yaitu. melalui pelngaturan kerja dan
11
pengukuran kera. Pengukuran kerja berisi prinsip – prinsip yang
mengatur
komponen
komponen
system
kerja
untuk
mendapatkan beberapa alternative sistem kerja yang baik.
Seteah diperolej beberapa alternatif, kemudian dipilih satu yang
terbaik dan memungkinkan untuk dilaksanaka. Kriteria yang
dapat digunakan sebagai pengukuran yang baik tentang suatu
kebaikan system kerja adalah; waktu, tenaga, psikologis, dan
soisiologis.
Sedangkan
bagian
yang
mempelajari
cara
pengukuran sistem kerja agar diperoleh yang terbaik itu, disebut
pengukuran kerja. Pengukuran kerja ini mencangkup teknik –
teknik pengukuran waktu, tenaga dan akibat psikologis serta
sosiologis.
Dalam pratikum ini, pengukuran kerja yang dilakukan
merupakan bagian dari pengukuran kerja dengan teknik
pengukuran tenaga. Pengukuran kerja dengan teknik ini pada
dasarnya untuk mengukur besarnya usaha/ tenaga/ energi yang
dikeluarkan
oleh
seorang
pekerja
untuk
menyelesaikan
pekerjaannya. Tenaga yang dibutuhkan / dikeluarkan diukur
dalam kilo kalori.
Secara garis besar kegiatan (aktifitas) kerja manusia dapat
digolongkan menjadi dua yaitu, kerja fisik (otot) dan kerja
mental (otak). Pemisalan ini sebenarnya tidak dapat dilakukan
secara sempurna, karena hubungannya yang erat serta antara
kerja fisik dan kerja mental. Semua efektifitas kerja manusia
pada dasarnya memerlukan energy. Energy ini diperoleh dari
metabolism dalam sel manusia yang mengubah baha makanan
menjadi energy. Jika dilihat dari energi yang dikeluarkan, maka
12
kerja mental memang relative lebih sedikit mengeluarkan energy
disbanding kerja fisik.
Kerja fisik masih dibagi lagi dalam 2 kelompok besar yaitu
kerja statis dan kerja dinamis. Kerja statis adalah kerja yang
menggunakan
otot-otot
tertentu,
contohnya
melakukan
pekerjaan perakitan dengan menggunakan kedua tangan dalam
keadaan duduk. Seadangkan kerja dinamis adalah kerja yang
menggunakan sebagian besar atau keseluruhan otot yang ada,
contohnya pekerjaan mengangkut benda dari suatu tempat yang
berjarak 10 meter dari tempat semula.
Dalam aktifitas fisik sigunakan sekelompok otot. Sebagian
digunakan untuk mempertahankan posisi tubuh sementara yang
lain mengerjakan aktfita. Oleh Karena itu Davis dan Miller telah
mengklafikasikan pekerjaan fisik ada 3 tipe :
1.
Aktifitas seluruh tubuh : dimana menggunakan sebagian
besar kelompok otot yang melibatkan dua pertiga atau tiga
perempat dari keseluruhan otot tubuh manusia
2.
Aktifitas otot setempat : dimana memerlukan lebih sedikit
energy karena lebih sedikit kelompok otot yang diperlukan
untuk melakukan aktifitas itu.
3.
Aktifitas kerja statis : dimana otot digunakan untuk
mengerahkan tenaga tetapi tidak ada kerja mekanis yang
dilakukan. Aktifitas kerja statis memerlukan kontraksi
sekelompok otot dan merupakan aktifitas yang paling
banyak digunakan.
Energi keseluruhan dalam melakukan aktifitas fisik
dipengaruhi oleh jumlah dan jenis otot yang dilibatkan, untuk
13
menggerakkan bagian tubuh maupun untuk melakukan kontraksi
antagonis.
Kriteria pengukuran aktifitas kerja manusia secara umum
dapat dibagi dua, yakni kriteria fisiologis dan kriteria
operasional.
1.
Kriteria Fisiologis
Kriteria fisiologis dari kegiatan kerja manusia
biasanya digunakan Kriteria fisiologis dari kegiatan kerja
manusia
biasanya
ditentukan
berdasarkan
besarnya
kecepatan denyut jantung dan pernapasan atau konsumsi
oksigen. Untuk menentukan besarnya tenaga yang tepat
berdasarkan kriteria ini agak sulit karena perubahan fisik
dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan
melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain seperti
tekanan darah, pereddaran darah dalam paru-paru, jumlah
oksigen yang digunakan, jumlah karbondioksida yang
dihasilkan, temperatur badan, banyaknya keringat dan
komposisi kimia yang terkandung dalam urine dan darah.
Secara umum dikatakan bahwa kecepatan denyut jatung dan
kecepatan pernapasan dipengaruhi tekanan pisikologis.
Tekanan ini disebabkan oleh terkena pisikologis, tekanan
lingkungan atau tekanan akibat kerja keras dimana ketiga
tekanan tersebut sama pengaruhnya. Sehingga apabila
kecepatan denyut jantung seseorang meningkat, kita akan
sulit menentukan, apakah peningkatan ini karena kerja, atau
akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat
14
rasa takut yang timbul. Oleh karena itu pengukuran
berdasarkan kriteria fisiologis ini hanya digunakan bila
faktor-faktor yang berpengaruh kecil, atau situasinya dalam
keadaan normal.
Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja
dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang
diperlukan selama kerja atas dasar persamaan :
1 liter oksigen = 4,7 – 5,0 kkal/menit.
2.
Kriteria Operasional
Kriteria Operasional melibatkan tenik teknik untuk
mengukur atau menggambarkan hasil – hasil yang bias
dilakukan tubuh atau anggota – anggota tubuh pada saat
melaksanaan gerakan gerakannya. Secara umum hasil
gerakan yang dapat dibagi dalam bentuk – bentuk ;
ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur
aktivitas – aktivitas tersebut dapat digunakan bermacam –
macam
alat ukur seperti alat pengukur tegangan dan
dinamometer. Pengukuran aktifitas fisik berdasarkan range
dari gerakan, digunakan untuk jenis pekerjaan yang
berulang dengan tetap. Hasil gerakan tubuh dikatakan
menurun atau meningkat jika range gerakannya makin kecil
atau makin besar. Maka dalam hal ini diperlukan teknik
tertentu untuk menggambarkan atau mencatatkan informasiinformasi tentang gerakan-gerakan fisik yang terlibat dalam
suatu aktivitas. Teknik-teknik yang biasa dgunakan untuk
itu mencakup teknik film, pemakaian chronophotography,
15
dan teknik elektronik dn mekanik tentunya. Salah satu
contohnya adalah alat platform gaya.
Platform gaya adalah suatu panggung kecil yang di
atasnya disediakan tempt bagi subjek yang akan diukur
aktivitas fisiknya. Dengan menggunakan elemen-elemen
pengukur yang ada di bawah platform tadi, maka gaya-gaya
yang dikeluarkan subjek selama aktivitasnya secara
otomatis dapat dicatat dalam arah 3 dimensi, yaitu vertical,
frontal, dan transversal.
Ketika seseorang dalam keadaan istirahat, denyut
jantung dan konsumsi energinya pada keadaan stabil. Jika
seseorang mulai melakukan pekerjaan, ia mengalami
perubahan
dari
kondisi
istirahat
meningkat.
Ketika
pekerjaan telah selesai dan keadaan pemulihan dimulai
denyut jantung dan konsumsi energy akan kembali pada
kondisi istirahat seperti semula.
2.4 Pergerakan Biomekanis
Dalam ilmu gerakan biomekanis, dikenal dengan 8 gerakan
tubuh yang diukur dari fungsi tiap otot dan gerakan relative
terhadap tubuh. Gerakan gerakan tersebut ialah.
1.
Flexion : menekuk atau mengunragi sudut antara 2 bagian
tubuh
2.
Estension : meluruskan atau menambah besar sudut antara 2
bagian tubuh
3.
Adduction : menggerakan anggota tubuh kearah baguan
dalam tubuh
16
4.
Abduction : menggerakan anggota tubuh kearah bagian luar
tubuh
5.
Medial rotation : memutar anggota tubuh kearah bagian
dalam tubuh
6.
Lateral rotation : memutar anggota tubuh kearah bagian luar
7.
Pronation : memutar pergelangan tangan sehingga telapak
menghadap ke bawah
8.
Supination : memutar pergelangan tangan sehingga telapak
mentapa k eatas
Ada banyak cara yang dapat menggolongkan gerakan
kerja,antara lain :
1.
Gerakan posisi
Gerakan tangan atau kaki yang bergerak dari suatu tempat
ke tempat lain, contohnya menjangkau panel control.
2.
Gerakan berkelanjutan
Gerakan yang memerlukan control kerja beberapa macam
otot, misalnya adalah menggerakan tangan untuk menyetir
forklit dari suatu tempat ke tempat lain.
3.
Gerakan manipulasi
Gerakan yang melibatkan penggunaan alat alat, tools, mesin
control, dll; biasanya melibatkan tangan dan atau jari.
4.
Gerakan berulang
Gerakan yang berisi proses pengulangan, contohnta gerakan
menggunakan palu untuk memalu. Menggunakan obeng.
5.
Gerakan berangkai ( Seqential Movement)
17
Gerakan yang berulang yang masing – masing elemen
gerakannya terpisah satu sama lainnya
6.
Pengaturan statis (static Adjustmen)
Gerakan yang merupakan usaha untuk mempertahankan
tubuh dalam posisi dan kedudukan tertentu.
Gerakan–gerakan
digabungkan
menjadi
operasional
diatas
rangkaian
mungkin
tertentu.
saja
Contohnya,
mengerakkan kaki ke atas pedal rem adalah gerakan posisi tapi
gerakan
ini
mungkin
saja
diteruskan
dengan
gerakan
berkelanjutan, yaitu menginjak pedal rem secara perlahan–lahan
sampai pada kecepatan yang diinginkan.
2.5 Hubungan Denyut Jantung dan Energi
Energi yang digunakan pada saat melakukan pekerjaan fisik
dapat di hitung dengan rumus – rumus:
1.
Rumus Regresi
Menggunakan teknik analisis untuk menghitung energi
yang di keluarkan.
Y = 1,80411 – 0,0229083 X + 4,71733 (10-4) (X2)
Dimana :
Y = Energi yang dikeluarkan (kilo kalori/menit)
X = Kecepatan denyut jantung ( denyut / jantung )
2.
Rumus Standarisasi Denyut Jantung
Dalam rumusan ini digunakan standarisasi denyut
jantung normal, yaitu untuk pria 75 datik/menit, sedangkan
18
untuk wanita 85 detak/menit. Perhitungan ini bersifat
universal dimana dapat menggunakan untuk semua ukuran
tubuh (Asia maupun Eropa)
STANDAR NORMAL SEBELUM MELAKUKAN
PENGUKURAN
PRIA
Denyut Jantung
75 detak/menit
Konsumsi Oksigen 0,5 liter/menit
Energi yang
2,5 kkal/menit
Digunakan
WANITA
85 detak/menit
0,55 liter/menit
2,5 kkal/menit
Jika denyut jantung bertambah 25 detik per menit sebanding dengan
penambahan konsumsi oksigen 0.5 liter permenit sebandung pula
dengan penambahan energi yang digunakan sebesar 2.5 kkal/ menit
BAB III
19
PENGOLAHAN DATA
3.1 Percobaan Treadmill 1 – Kondisi I dengan Treadmill 1
Kondisi 2
Kecepatan Denyut Jantung
Treadmill 1 - Kondisi I
(3-6)
Detik ke10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
Percobaan
85
77
85
78
78
81
82
81
84
85
93
93
82
80
80
80
82
82
70
70
82
85
80
76
Detik ke5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110
115
120
Rest Time
76
76
76
76
94
101
111
99
99
99
82
82
82
82
86
90
93
93
99
99
86
88
90
93
Kecepatan Denyut Jantung
20
Tredmill 1 - Kondisi 2
(6-3)
Detik ke10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
Percobaan
81
81
72
69
75
65
68
68
82
82
82
80
82
81
79
82
82
82
77
78
82
85
82
86
Detik ke5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110
115
120
Rest Time
89
92
92
90
105
102
79
82
87
93
93
93
104
99
99
99
104
104
97
97
85
85
90
94
3.1.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang dikeluarkan
pada Tiap-tiap Kondisi
Treadmill 1 – Kondisi 1
Detik Ke
10
Denyut
Energi yang
Jantung
85
Dikeluarkan
3,26
21
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
77
85
78
78
81
82
81
84
85
93
93
82
80
80
80
82
82
70
70
82
85
80
76
2,84
3,26
2,89
2,89
3,04
3,10
3,04
3,20
3,26
3,75
3,75
3,10
2,99
2,99
2,99
3,10
3,10
2,57
2,57
3,10
3,26
2,99
2,79
Treadmill 1 – Kondisi 2
Detik Ke
10
20
30
40
50
60
70
Denyut
Energi yang
Jantung
81
81
72
69
75
65
68
Dikeluarkan
3,04
3,04
3,64
2,47
2,74
2,30
2,46
22
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
68
82
82
82
80
82
81
79
82
82
82
77
78
82
85
82
86
2,46
3,10
3,10
3,10
2,99
3,10
3,04
2,94
3,10
3,10
3,10
2,87
2,89
3,10
3,30
3,10
3,36
3.1.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time
Kec. Denyut Jantung
120
100
80
60
40
Percobaan
Rest Time
20
0
Detik ke-
3.1.3 Perhitungan Rata-rata Energi
23
y 1+ y2 + y 3 + y 4 + y 5+ …+ y 24
24
3,26+2,84+3,26+ 2,89+2,89+…+2,79
¿
24
73,71
¿ 24
∑ y=
¿ 3,071 kkal/detik
3.1.4 Uji Statistik (UPBW)
Kec. Denyut
Kec.Denyut
Detik
Jantung
Jantung
Ke-
Treadmill 1
Treadmill 1
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
Kondisi I
85
77
85
78
78
81
82
81
84
85
93
93
82
80
80
80
82
Kondisi II
81
81
72
69
75
65
68
68
82
82
82
80
82
81
79
82
82
Selisih
Peringkat
4(8)
-4(9)
13(15)
9(12)
3(6)
16(19)
14(18)
13(16)
2(3)
3(7)
11(14)
13(17)
0
-1(1)
1(2)
-2(4)
0
8,5
8,5
16
12
6,5
19
18
16
4
6,5
14
16
1,5
1,5
4
-
24
180
190
200
210
220
230
240
82
70
70
82
85
80
76
82
77
78
82
85
82
86
0
-7(10)
-8(11)
0
0
-2(5)
-10(13)
10
11
4
13
Asumsi Awal
H 0 = μ1 = μ2
H 0 = μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi I = 81,29
μ2 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi II = 78,46
Taraf Nyata
α = 0,05
α
2 = 0,025
α
Z = ±1,96
2
Nilai-nilai
W+ = 8,5+16+12+6,5+19+18+16+4+6,5+14+16+1,5
= 138
W- = 8,5+1,5+4+10+11+4+13
= 52
W = 52
n = 24 – 5 = 19
Uji Statistik
25
μwt = n(n+1)
4
=
19(19+1)
4
= 95
σ wt = n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
24
√
=
=
√
√
19 ( 19+1 ) (2 x 19+1)
24
19 ( 20 ) (39)
24
14820
24
= √ 617,5
=
√
= 24,85
W −μ wt
σ wt
52−95
=
24,85
Z=
= - 1,73
Daerah Kritis
Tolak H1
Terima Ho
Z = -1,73
Tolak H1
Z = 1,73
26
-1,96
1,96
Kesimpulan
Terima H0, artinya tolak H1. Maka
μ A = μ B. Artinya
ada kesamaan antara Kec. Denyut Jantung antara
Treadmill 1 Kondisi 1 dan Treadmill 1 Kondisi 2.
3.1.5 Pengolahan Minitab
————— 11/8/2015 10:55:25 PM
————————————————————
Welcome to Minitab, press F1 for help.
Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut Jant,
Kec. Denyut Jant
Kec. Denyut Jantung Kondisi 3-6
Kec. Denyut Jantung Kondisi 6-3
N
24
24
Median
81.500
81.000
Point estimate for ETA1-ETA2 is 1.000
95.1 Percent CI for ETA1-ETA2 is (1.000,4.000)
W = 644.0
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 > ETA2 is
significant at 0.1262
The test is significant at 0.1228 (adjusted
for ties)
27
3.2 Percobaan Treadmill 1 – Kondisi II
Kecepatan Denyut Jantung
Detik ke10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
Tredmill 1 - Kondisi II
Percobaan
Detik ke81
5
81
10
72
15
69
20
75
25
65
30
68
35
68
40
82
45
82
50
82
55
80
60
82
65
81
70
79
75
82
80
82
85
82
90
77
95
78
100
82
105
85
110
82
115
86
120
Rest Time
89
92
92
90
105
102
79
82
87
93
93
93
104
99
99
99
104
104
97
97
85
85
90
94
28
3.2.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang dikeluarkan
pada Tiap-tiap Kondisi
Detik Ke
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
Denyut
Energi yang
Jantung
81
81
72
69
75
65
68
68
82
82
82
80
82
81
79
82
82
82
77
78
82
85
82
86
Dikeluarkan
3,04
3,04
3,64
2,47
2,74
2,30
2,46
2,46
3,10
3,10
3,10
2,99
3,10
3,04
2,94
3,10
3,10
3,10
2,87
2,89
3,10
3,30
3,10
3,36
3.2.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time
29
240
220
200
180
160
140
120
100
80
60
40
Percobaan
20
Kec. Denyut Jantung
120
100
80
60
40
20
0
Detik ke-
3.2.3 Perhitungan Rata-rata Energi
y 1+ y2 + y 3 + y 4 + y 5+ …+ y 24
24
3,04+3,04+ 2,64+2,47+ 2,74+…+3,36
y=
24
70,44
=
24
∑ y=
∑
= 2,94 kkal/detik
3.2.4 Uji Statistik (UPBW)
Kec. Denyut
Kec.Denyut
Detik
Jantung
Jantung
Ke-
Treadmill 2
Treadmill 2
10
20
30
40
Kondisi I
99
110
104
116
Kondisi II
129
110
99
102
Selisih
Peringkat
-30(16)
0
5(2)
14(12)
16
2,5
12,5
30
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
123
129
134
110
91
106
137
141
144
126
111
141
131
121
112
117
123
102
96
93
113
134
95
90
93
112
148
155
137
142
118
106
82
80
76
76
77
92
86
82
10(7)
-5(3)
39(19)
20(15)
-2(1)
-6(4)
-11(10)
-14(13)
7(5)
-16(14)
-7(6)
35(17)
49(23)
41(20)
36(18)
41(21)
46(22)
10(8)
10(9)
11(11)
8
2,5
19
15
1
4
10,5
12,5
5,5
14
5,5
17
23
20,5
18
20,5
22
8
8
10,5
Asumsi Awal
H 0 = μ1 = μ2
H 0 = μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = 117,40
μ2 = 105,58
Taraf Nyata
α = 0,05
α
2 = 0,025
α
Z = ±1,96
2
31
Data-data
W+ =
2,5+12,5+8+19+15+5,5+17+23+20,5+18+20,5+22+88
+8+10,5 = 290
W- = 16+2,5+1+4+10,5+12,5+14+5,5
= 66
W = 66
n = 24 – 1 = 23
Uji Statistik
μwt = n ( n+ 1 )
4
23 ( 23+1 )
=
4
= 138
σ wt = n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
24
√
=
=
=
√
√
23 ( 23+1 ) (2 x 23+1)
24
23 ( 24 ) ( 47)
24
24
√ 25944
= √ 1081
= 32,88
32
W −μ wt
σ wt
66−138
=
32,88
Z=
= - 2,19
Daerah Kritis
Tolak Ho
Tolak H0
Terima H0
Z = -2,19
Z = 2,19
- 1,96
1,96
Kesimpulan
Tolak H0 artinya terima H1 maka
dengan
μ A tidak sama
μ B. Artinya tidak ada kesamaan anatar Kec.
Denyut Jantung Treadmill 2 kondisi 1 dan treadmill
2 kondisi 2.
3.2.5 Pengolahan Minitab
————— 11/8/2015 11:18:23 PM
————————————————————
Welcome to Minitab, press F1 for help.
33
Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut Jant,
Kec. Denyut Jant
Kec. Denyut Jantung Kondisi 6-9
Kec. Denyut Jantung Kondisi 9-6
N
24
24
Median
116.50
100.50
Point estimate for ETA1-ETA2 is 14.50
95.1 Percent CI for ETA1-ETA2 is (-0.00,27.01)
W = 686.0
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 > ETA2 is
significant at 0.0222
The test is significant at 0.0221 (adjusted
for ties)
3.3 Percobaan Treadmill 2 – Kondisi I
Kecepatan Denyut Jantung
Detik ke10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
Treadmill 2 - Kondisi I
Percobaan
Detik ke99
5
110
10
104
15
116
20
123
25
129
30
134
35
110
40
91
45
106
50
137
55
141
60
144
65
126
70
111
75
141
80
131
85
121
90
Rest Time
88
88
82
78
77
78
85
96
96
96
76
78
78
85
112
123
131
134
34
190
200
210
220
230
240
112
117
123
102
96
93
95
100
105
110
115
120
129
129
131
131
126
128
3.3.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang Dikeluarkan
Tiap-tiap Kondisi
Detik Ke
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
Denyut
Energi yang
Jantung
99
110
104
116
123
129
134
110
91
106
137
141
144
126
111
141
131
121
112
117
123
102
96
93
Dikeluarkan
4,16
4,99
4,52
5,49
6,12
6,70
7,20
4,99
3,66
4,68
7,51
7,95
8,29
6,40
5,07
7,95
6,90
5,94
5,16
5,58
6,12
4,37
3,95
3,75
35
Perhitungan :
1.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(99) + 4,71733 (
10−4 ¿(992 )
y = 4,16
2.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
y = 1,80411–0,0229083(110)+4,71733 (10
2
¿(X )
−4
2
¿(110 )
y = 4,99
3.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y
=
1,80411–0,0229083(104)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(104 2)
y = 4,52
4.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
−4
y= 1,80411–0,0229083(116) + 4,71733 (10
2
¿(116 )
y = 5,49
5.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
y= 1,80411–0,0229083(123) + 4,71733 (10
2
¿(X )
−4
2
¿(123 )
y = 6,12
6.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(129)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1292 )
y = 6,70
7.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(134)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
2
10 ¿(134 )
36
(
y = 7,20
8.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(110)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(110 2)
y = 4,99
9.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(91) + 4,71733 (
10−4 ¿(912 )
y = 3,66
10. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(106)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1062 )
y = 4,68
11. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(137)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1372 )
y = 7,51
12. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(141)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
2
10 ¿(141 )
y = 7,95
13. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(144)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
10−4 ¿(144 2)
y = 8,29
37
(
14. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(126)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1262 )
y = 6,40
15. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(111)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1112)
y = 5,07
16. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(141)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
2
10 ¿(141 )
y = 7,95
17. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(131)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1312)
y = 6,90
18. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(121)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1212)
y = 5,94
19. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(112)
+
−4
2
¿(X )
4,71733
2
10 ¿(112 )
y = 5,16
20. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
38
(
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(117)
+
4,71733
(
2
10 ¿(117 )
y = 5,58
21. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
–
0,0229083(123)
−4
+
2
¿(X )
4,71733
(
10−4 ¿(1232 )
y = 6,12
22. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
y=
1,80411
−4
–
0,0229083(102)
−4
+
2
¿(X )
4,71733
(
2
10 ¿(102 )
y = 4,37
23. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
y= 1,80411 – 0,0229083(96) + 4,71733 (10
2
¿(X )
−4
2
¿(96 )
y = 3,95
24. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
y= 1,80411 – 0,0229083(93) + 4,71733 (10
2
¿(X )
−4
2
¿(93 )
y = 3,75
3.3.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time
39
Kec. Denyut Jantung
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Percobaan
Rest Time
Detik Ke-
3.3.3 Perhitungan Rata-rata Energi
y 1+ y2 + y 3 + y 4 + y 5+ …+ y 24
24
4,16+ 4,99+4,52+5,49+6,12+ …+3,75
y=
24
137,45
=
24
∑ y=
∑
= 5,73 kkal/detik
3.3.4 Uji Statistik (UPBW)
Kec. Denyut
Kec.Denyut
Detik
Jantung
Jantung
Ke-
Treadmill 1
Treadmill 2
10
Kondisi I
85
Kondisi I
99
Selisih
Peringkat
-14(2)
2
40
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
77
85
78
78
81
82
81
84
85
93
93
82
80
80
80
82
82
70
70
82
85
80
76
110
104
116
123
129
134
110
91
106
137
141
144
126
111
141
131
121
112
117
123
102
96
93
-33(10)
-19(6)
-38(11)
-45(16)
-48(19)
-52(22)
-29(8)
-7(1)
-21(7)
-44(15)
-48(20)
-62(24)
-46(17)
-31(9)
-61(23)
-49(21)
-39(12)
-42(14)
-47(18)
-41(13)
-17(4)
-16(3)
-17(5)
10
6
11
16
19,5
22
8
1
7
15
19,5
24
17
9
23
21
12
14
18
13
4,5
3
4,5
Asumsi Awal
H 0 = μ1 = μ2
H 0 = μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi I = 81,29
μ2 = rata-rata untuk Treadmill 2 Kondisi I = 117,40
Taraf Nyata
α = 0,05
41
α
2 = 0,025
α
Z = ±1,96
2
Data-data
W+ = 0
W- =300
W=0
n = 24
Uji Statistik
μwt = n ( n+ 1 )
4
24 ( 24+1 )
=
4
= 150
σ wt = n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
24
√
=
=
=
√
√
24 ( 24 +1 ) (2 x 24+1)
24
24 ( 25 ) (49)
24
24
√ 29400
= √ 1225
= 35
42
W −μ wt
σ wt
0−150
=
35
Z=
= - 4,29
Daerah Kritis
Tolak H0
Tolak H0
Terima Ho
Z = -4,29
Z = 4,29
- 1,96
1,96
Kesimpulan
Tolak H0 artinya terima H1. Maka
dengan
μ A tidak sama
μ B. Artinya tidak ada kesamaan antara Kec.
Denyut Jantung antara treadmill 1 kondisi 1 dan
treadmill 2 kondisi 1.
43
3.3.5 Pengolahan Minitab
————— 11/9/2015 1:12:28 AM
————————————————————
Welcome to Minitab, press F1 for help.
Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut Jant,
Kec. Denyut Jant
Kec. Denyut Jantung Kondisi 3-6
Kec. Denyut Jantung Kondisi 6-9
N
24
24
Median
81.50
116.50
Point estimate for ETA1-ETA2 is -36.00
95.1 Percent CI for ETA1-ETA2 is (-44.00,28.00)
W = 303.0
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 < ETA2 is
significant at 0.0000
The test is significant at 0.0000 (adjusted
for ties)
3.4 Percobaan Treadmill 2 – Kondisi II
Kecepatan Denyut Jantung
Detik ke10
20
30
40
50
60
70
Treadmill 2 - Kondisi II
Percobaan
Detik ke129
5
110
10
99
15
102
20
113
25
134
30
95
35
Rest Time
82
82
103
103
103
85
82
44
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
90
93
112
148
155
137
142
118
106
82
80
76
76
77
92
86
82
40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
105
110
115
120
83
83
83
76
75
75
75
82
84
86
92
95
92
105
105
105
93
3.4.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang Dikeluarkan
Tiap-tiap Kondisi
Detik Ke
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
Denyut
Energi yang
Jantung
129
110
99
102
113
134
95
90
93
112
148
155
137
142
118
Dikeluarkan
6,70
4,99
4,16
4,37
5,24
7,20
3,89
3,56
3,75
5,16
8,75
9,59
7,52
8,06
5,94
45
160
170
180
190
200
210
220
230
240
106
82
80
76
76
77
92
86
82
4,68
3,10
2,99
2,79
2,79
2,84
3,69
3,32
3,41
Perhitungan :
1.
−4
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
¿(X 2 )
−4
y = 1,80411 – 0,0229083(129) + 4,71733 (10
¿(1292 )
y = 6,70
2.
−4
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
¿(X 2 )
−4
y = 1,80411 – 0,0229083(110) + 4,71733 (10
¿(110 2)
y = 4,99
3.
−4
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
¿(X 2 )
y = 1,80411 – 0,0229083(99) + 4,71733 (
−4
2
10 ¿(99 )
y = 4,16
4.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(102) + 4,71733 (10
−4
2
¿(102 )
y = 4,37
5.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(113) + 4,71733 (10
−4
2
¿(113 )
y = 5,24
6.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
46
y = 1,80411 – 0,0229083(134) + 4,71733 (10
−4
2
¿(134 )
y = 7,20
7.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(95) + 4,71733 (
10−4 ¿(952 )
y = 3,89
8.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(90) + 4,71733 (
10−4 ¿(902 )
y = 3,56
9.
y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
y = 1,80411 – 0,0229083(93) + 4,71733 (10
2
¿(X )
−4
2
¿(93 )
y = 3,75
10. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(112) + 4,71733 (10
−4
2
¿(112 )
y = 5,16
11. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(148) + 4,71733 (10
−4
2
¿(148 )
y = 8,75
12. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(155) + 4,71733 (10
−4
2
¿(155 )
y = 9,59
13. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(137)+ 4,71733 (10
−4
2
¿(137 )
y = 7,52
47
14. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(142) + 4,71733 (10
−4
2
¿(142 )
y = 8,06
15. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(118) + 4,71733 (10
−4
2
¿(118 )
y = 5,94
16. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(106) + 4,71733 (10
−4
2
¿(106 )
y = 4,68
17. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(82) + 4,71733 (
10−4 ¿(822 )
y = 3,10
18. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(80) + 4,71733 (
10−4 ¿(802 )
y = 2,99
19. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(76) + 4,71733 (
10−4 ¿(762 )
y = 2,79
20. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(76) + 4,71733 (
10−4 ¿(762 )
y = 2,79
48
21. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(77) + 4,71733 (
10−4 ¿(772 )
y = 2,84
22. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(92) + 4,71733 (
10−4 ¿(922 )
y = 3,69
23. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(86) + 4,71733 (
10−4 ¿(862 )
y = 3,32
24. y = 1,80411 – 0,0229083X + 4,71733 (10
−4
2
¿(X )
y = 1,80411 – 0,0229083(82) + 4,71733 (
10−4 ¿(822 )
y = 3,41
3.4.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time
49
Kec. Denyut Jantung
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Percobaan
Rest Time
Detik Ke-
3.4.3 Perhitungan Rata-rata Energi
∑ y=
(6,70+4,99+4,16+4,37+5,24+7,20+3,89+3,56+3,75+5,16+8,75+
9,59+7,52+8,06+5,94+4,68+3,10+2,99+2,79+2,79+2,84+3,69+3
,32+3,41) / 24
∑ y ¿ 4,94
3.4.4 Uji Statistik (UPBW)
Kec. Denyut
Kec.Denyut
Detik
Jantung
Jantung
Ke-
Treadmill 1
Treadmill 2
Kondisi II
Kondisi II
Selisih
Peringkat
50
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
81
81
72
69
75
65
68
68
82
82
82
80
82
81
79
82
82
82
77
78
82
85
82
86
129
110
99
102
113
134
95
90
93
112
148
155
137
142
118
106
82
80
76
76
77
92
86
82
-48(18)
-29(13)
-27(11)
-33(15)
-38(16)
-69(22)
-27(12)
-22(9)
-11(8)
-30(14)
-66(21)
-75(23)
-55(19)
-61(20)
-39(17)
-24(10)
0
2(2)
1(1)
2(3)
5(6)
-7(7)
-4(4)
4(5)
18
13
11,5
15
16
22
11,5
9
8
14
21
23
19
20
17
10
2,5
1
2,5
6
7
4,5
4,5
Asumsi Awal
H 0 = μ1 = μ2
H 0 = μ1 ≠ μ2
Keterangan :
μ1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi II = 78,46
μ2 = rata-rata untuk Treadmill 2 Kondisi II =105,58
Taraf Nyata
α = 0,05
51
α
2 = 0,025
α
Z = ±1,96
2
Data-data
W+ = 2,5+1+2,5+6+4,5 = 16,5
W- =
18+13+11,5+15+16+22+11,5+9+8+14+21+23+19+20+
17+10+7+4,5
= 259,5
W = 16,5
n = 24 – 1 = 23
Uji Statistik
μwt = n ( n+ 1 )
4
23 ( 23+1 )
=
4
= 138
σ wt = n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
24
√
=
=
√
√
23 ( 23+1 ) (2 x 23+1)
24
23 ( 24 ) ( 47)
24
52
25944
24
= √ 1081
=
√
= 32,88
W −μ wt
σ wt
16,5−138
=
32,88
Z=
= - 3,69
Daerah Kritis
Tolak Ho
Tolak Ho
Terima Ho
Z = -3,69
-1,96
Z = 3,69
1,96
Kesimpulan
Tolak Ho artinya terima H1.
μ A tidak sama dengan
μ B. Artinya tidak ada kesamaan antara Kec. Denyut
Jantung treadmill 1 kondisi 2 dan treadmill 2 kondisi
2.
3.4.5 Pengolahan Minitab
————— 11/9/2015 1:08:39 AM
————————————————————
53
Welcome to Minitab, press F1 for help.
Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut Jant,
Kec. Denyut Jant
Kec. Denyut Jantung Kondisi 6-3
Kec. Denyut Jantung Kondisi 6-3
N
24
24
Median
81.000
81.000
Point estimate for ETA1-ETA2 is -0.000
95.1 Percent CI for ETA1-ETA2 is (2.000,2.000)
W = 588.0
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 < ETA2 is
significant at 0.5000
The test is significant at 0.5000 (adjusted
for ties)
BAB IV
ANALISA PENGOLAHAN DATA
4.1 Analisa Treadmill 1 Kondisi 1 dengan Treadmill 1 Kondisi 2
Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 1
kondisi 1 dengan treadmill 1 kondisi 2 nampak adanya
pebedaan. Bila dilihat dari rata-rata energi masing-masing
kondisi, treadmill 1 kondisi 1 memiliki energi rata-rata yang
lebih besar dari pada treadmill 1 kondisi 2. Treadmill 1 kondisi
1 memiliki energi rata-rata sebesar 3, 071 kkal/detik, sementara
54
treadmill 1 kondisi 2 hanya memiliki energi rata-rata sebesar
2,94 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -1,73 yang
posisinya berada pada posisi Terima H0. Terima H0 artinya tolak
H1 dimana
μ A = μ B, artinya ada kesamaan antara kecepatan
denyut jantung treadmill 1 kondisi 1 dengan kecepatan denyut
jantung pada treadmill 1 kondisi 2.
4.2 Analisa Treadmill 2 Kondisi 1 dengan Treadmill 2 Kondisi 2
Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 2
kondisi 1 dengan treadmill 2 kondisi 2 nampak adanya
perbedaan. Pada rata-rata energi dari tiap-tiap kondisi, dapat
dilihat bahwa treadmill 2 kondisi 1 memiliki rata-rata energi
yang lebih besar dibanding dengan rata-rata energi pada
treadmill 2 kondisi 2. Rata-rata energi yang dihasilkan dari
treadmill 2 kondisi 1 sebesar 5,73 kkal/detik sedangkan pada
treadmill 2 kondisi 2 sebesar 4,94 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -2,19 yang
posisinya berada pada posisi Tolak H0. Tolak H0 artinya terima
H1 dimana
μ A ≠ μ B. Arti dari μ A ≠ μ B ini adalah tidak ada
kesamaan antara kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 1
dengan kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 2.
4.3 Analisa Treadmill 1 Kondisi 1 dengan Treadmill 2 Kondisi 1
Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 1
kondisi 1 dengan treadmill 2 kondisi 1 nampak adanya
perbedaan. Pada rata-rata energi dari tiap-tiap kondisi, dapat
55
dilihat bahwa treadmill 1 kondisi 1 memiliki rata-rata energi
yang lebih kecil dibanding dengan rata-rata energi pada
treadmill 2 kondisi 1. Rata-rata energi yang dihasilkan dari
treadmill 1 kondisi 1 sebesar 3,071 kkal/detik sedangkan pada
treadmill 2 kondisi 1 sebesar 5,73 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -4,29 yang
posisinya berada pada posisi Tolak H0. Tolak H0 artinya terima
H1 dimana
μ A ≠ μ B. Arti dari μ A ≠ μ B ini adalah tidak ada
kesamaan antara kecepatan denyut jantung treadmill 1 kondisi 1
dengan kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 1.
4.4 Analisa Treadmill 1 Kondisi 2 dengan Treadmill 2 Kondisi 2
Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 1
kondisi 2 dengan treadmill 2 kondisi 2 nampak adanya
perbedaan. Pada rata-rata energi dari tiap-tiap kondisi, dapat
dilihat bahwa treadmill 1 kondisi 2 memiliki rata-rata energi
yang lebih kecil dibanding dengan rata-rata energi pada
treadmill 2 kondisi 2. Rata-rata energi yang dihasilkan dari
treadmill 1 kondisi 2 sebesar 2,94 kkal/detik sedangkan pada
treadmill 2 kondisi 2 sebesar 4,94 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -3,69 yang
posisinya berada pada posisi Tolak H0. Tolak H0 artinya terima
H1 dimana
μ A ≠ μ B. Arti dari μ A ≠ μ B ini adalah tidak ada
kesamaan antara kecepatan denyut jantung treadmill 1 kondisi 2
dengan kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 2.
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dengan perhitungan data
serta analisa perbandingan dapat disimpulkan bahwa :
a.
Rata-rata energi pada perbandingan tiap-tiap kondisi
memiliki perbedaan hasil juga pada perhitungan uji
statistik (UPBW).
57
b.
Dari uji statistik, yang dilakukan perhitungan terlebih
dahulu dengan membandingkan tiap-tiap kondisi yang
telah ditentukan, setelah itu dibuat peringkat agar
mendapatkan Z yang berfungsi untuk menentukan
daerah kritis yang kemudian disimpulkan lalu diolah
melalui aplikasi Minitab, dapat dilihat bahwa pada
treadmill 1 kondisi 1 dengan treadmill 1 kondisi 2
tolak H1. Pada treadmill 2 kondisi 1 dan treadmill 2
kondisi 2 diperoleh tolak Ho. Treadmill 1 kondisi 1 dan
treadmill 2 kondisi tolak Ho. Dan treadmill 1 kondisi 2
dengan treadmill 2 kondisi 2 diperoleh tolak Ho.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10250050/Biomekanis
(Diakses
pada
Kamis, 5 November 2015 pukul 13.15 WIB)
Nofi Erni, ST, MM dan Tim Asisten. 2010. MODUL PRAKTIKUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI EDISI
KETIGA. Jakarta: Universitas Esa Unggul.
58
59