LAPORAN PRAKTIKUM PENANAMAN PADI Hitam Di Pot

LAPORAN PRAKTIKUM
PENANAMAN PADI

Oleh :
Golongan / Kelompok : A / 6
YOKO SIMBOLON

131510501090

FITRY LAULATUL Q

131510501088

HAMZAH ARIF

131510501093

EFIA ALFIONITA

131510501099


EVRIANA DWI CAHYANI

131510501103

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang begitu luas. Luas

daratan sekitar 188,20 juta ha dan memiliki kandungan sumber daya lahan yang
sangat bervariasi (jenis tanah, bahan induk, fisiografi dan bentuk wilayah,
ketinggian tempat dan iklim). Dari luas daratan tersebut, yang dapat digunakan
dalam bidang pertanian sekitar 100,7 juta yang meliputi lahan sawah, tegalan,
lahan tanaman tahunan.
Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia merupakan

salah satu tantangan berat yang harus dihadapi oleh sektor pertanian khususnya
tanaman pangan karena besarnya jumlah penduduk berkaitan langsung dengan
penyediaan pangan. Meningkatnya jumlah penduduk berpotensi meningkatkan
jumlah permintaan pangan khususnya padi. Kebutuhan beras secara nasional di
Indonesia masih terbilang besar. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan secara
kasar dengan perkalian antara total jumlah penduduk dengan kebutuhan konsumsi
beras per kapita per tahun.
Lahan pertanaman sawah merupakan lahan yang paling banyak
digunakan bagi masyarakat Indonesia terutama untuk pertanaman padi. Di
Indonesia tingkat peningkatan produktivitas padi sawah cenderung menurun.
Sistem intensifikasi padi sawah yang telah diterapkan selama ini ternyata belum
mampu untuk meningkatkan tingkat baik produksi maupun produktivitas tanaman
padi. Keperluan input yang tinggi juga akan berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas padi, hal tersebut juga perpengaruh oleh pengelolaan yang kurang
terpadu dan sistem penanaman yang kurang terpadu yang menyebabkan
peningkatan produksi dan produktivitas padi berkurang. Pengaruh lain seperti
terabaikannya penggunaan bahan organik yang menyebabkan penurunan tingkat
kesuburan tanah.
Penanaman padi termasuk dalam serangkaian kegiatan pembudidayaan
tanaman padi. Penanaman padi dilakukan dengan menanam bibit padi pada lahan

yang telah dipersiapkan sebelumnya. Bibit padi yang ditanam haruslah bibit padi
yang sehat agar produk yang dihasilkan berkualitas. Penanaman bibit padi yang

tidak sehat, akan menyebabkan padi yang dihasilkan dapat terserang bibit
penyakit sehingga produk menjadi tidak sehat.
Sistem penanaman konvensional atau yang biasa disebut sistem tegel
biasa dilakukan penggunaan jarak tanam 20x20 cm. Tetapi ada juga penggunaan
jarak yang lebar hal tersebut tergantung dengan kondisi wilayah, musim dan
kandungan varietas yang ada pada tanaman.
Ketahanan pangan terhadap produksi padi dapat dilakukan melalui
strategi budidaya tanaman padi yang tepat. Pembudidayaan padi secara tepat
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Selain itu,
pembudidayaan padi secara tepat diharapkan juga dapat memperbaiki ketahanan
pangan. Pembudidayaan padi dimulai dengan tahap persiapan bahan tanam dan
penanaman.
Permasalahan utama padi adalah terdapat pada produktivitas yang
stagnan.

Dalam satu dekade terkahir, peningkatan hasil dari per ha tidak


singnifikan. Penurunan produksi dan produktivitas padi yang disebabkan
kurangnya pengetahuan petani terhadap sistem penanaman dan pola tanaman
merupakan salah satu yang menjadi masalah dalam pertanian. Beberapa cara
penanaman dan pola penanaman padi yang sering diterapkan petani untuk
bercocok tanamn seperti jarak tanam ( 20 x 20 cm), jarak tanam jajar legowo 2:1 ,
jarak tanam jajar legowo 4:1.
Pada sistem jajar legowo ada beberapa pegertian yaitu terdapat dua atau
lebih baris tanaman padi dan diselingi oelh satu baris yang akan dikosongkan.
Dalam satu unit legowo terdiri dari dua atau lebih dalam barisan tanaman dan satu
baris kosong. Jika terdapat dua baris tanam per unit legowo merupakan jajar
legowo 2:1, jiga tiga baris tanam per unit legowo merupakan jajar legowo 3:1,
kalau 4 baris per unit merupakan 4:1. Pada sistem legowo sebagai contoh sistem
jarak tanamn lainnya, ada beberapa pilihan yang dapat diterapkan dalam
penanaman. Jarak tanam akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil padi. jarak
tanam yang lebar kemungkinan tanaman memiliki anakan yang sangat banyak.
Pada jarak tanam 50 x 50 cm, tanaman padi dapat menghasilkan sekitar 50-80
anakan dalam satu rumpun. Jika tanam yang sempit hanya menghasilkan jumlah

anakan yang sedikit, bahkan pada jarak tanam yang sempit, satu tanaman hanya
mampu menghasilkan beberapa anakan saja ( Hatta, Muhammad 2012).


1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses penanaman padi dilahan sawah.
2. Untuk mengetahui pola-pola dan macam-macam jarak tanam penanaman padi.
3. Untuk mengetahui pengaruh dari penerapan jarak tanam konvensional dan
jarak tanam jajar legowo terhadap pola yang berbeda.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jarak Tanam Padi
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting
yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Di
Indonesia, padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan
masyarakat. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk

yang besar

menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Oleh
karena itu kebijakan ketahanan pangan menjadi fokus utama dalam pembangunan
pertanian ( Anggraini, dkk 2013). Padi (Oryza sativa) termasuk dalam family

Gramineae dan subfamily Oryzoides. Padi memiliki hubungan yang dekat dengan
tanaman bangsa rumput-rumputan dan tanaman sereal. Secara umum terdiri dari
dua jenis (Oryza sativa and Oryza glaberrima). Padi sebagian besar diproduksi
oleh kawasan Asia Tenggara dan Afrika (Bhowmik, et al., 2012).
Menurut Soekarno (2006) tahapan budidaya tanaman padi meliputi
persiapan benih, persemaian, pengolahan tanah atau lahan, penanaman dengan
ketentuan pola dan jarak tanam tertentu, pemeliharaan,pemberian air, penyiangan
pengendalian HPT dan pemanenan.
Tanaman padi mulai dalam proses perkecambahan hingga masa panen
secara umum memerlukan waktu 110 – 115 hari setelah tanam. Sistem perakaran
padi digolongkan ke dalam akar serabut sedangkan batang tanaman padi terdiri
dari beberapa ruas yang dibatasi oleh buku-buku. Akar padi yang serabut sangat
efektif dalam penyerapan hara tetapi peka terhadap kekeringan sedangkan batang
padi yang berbuku dan berongga dijadikan tempat tumbuh batang anakan seatau
daun (Purnomo dan Purnamawati, 2007).
Tanaman padi dapat dikembangkanbiakkan secara langsung, baik dengan
benih maupun benih yang disemai menjadi bibit (Prasetiyo, 2002). Hasil dari
tanaman padi yang dapat diambil ketika memasuki masa panen yaitu berupa
gabah dimana nantinya akan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Gabah tersebut masih perlu di lakukan suatu proses

penggilingan sehingga dapat berupa beras yang dapat dikonsumsi manusia. Beras

merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia. Beras dijadikan
makanan pokok karena kandungan karbohidratnya yang tinggi sehingga dapat
berfungsi sebagai sumber energi bagi manusia.
Pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara untuk menciptakan
faktor-faktor yang dibutuhkan oleh tanaman agar faktor-faktor tersebut dapat
tersebut dapat tersedia merata bagi setiap individu tanaman dan untuk
mengoptimalisasikan penggunaan faktor lingkungan yang berbeda. Penggunaan
jarak tanam pada dasarnya adalah memberikan kemungkinan tanaman untuk
tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak persaingan dalam hal mengambil
air unsur-unsur hara, dan cahaya matahari. Jarak tanam yang tepat penting dalam
pemanfaatan cahaya matahari secara optimal untuk proses fotosintesis dalam jarak
tanam yang tepat, tanaman akan memperoleh ruang tumbuh yang seimbang
( Kurniasih, Siti dan Dwi 2008).
Jarak tanam sistem legowo adalah sistem tanam berselang-seling antara
dua atau lebih barisan tanaman padi dan satu baris kosong. Barisan tanaman (dua
atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar dari kanan dan kirinya) disebut
satu unit legowo. Bila terdapat dua barisan tanaman per unit legowo, maka disebut
legowo 2:1, kalau tiga baris per unit legowo disebut 3:1 dan seterusnya. Sistem

tanam tabela, legowo 4:1 atau 2:1, tapi merupakan alternatif komponen teknologi
dalam padi sawah irigasi ( Aribawa, IB dan IK kariada 2005). Menurut Bobihoe
(2007) sistem penanaman konvensional yang biasa digunakan petani adalah
penanaman bibit muda ( umue 10-15 hari setelah sebar) memungkinkan bagi
tanaman untuk tumbuh lebih baik dengan jumlah anakan cenderung lebih banyak,
perakaran bibit berumur < 15 hari dengan jarak tanam 25x25 cm atau 20x20 cm.
Menurut Agraini ( 2013) jajar legowo merupakan perubahan teknologi
jarak tanam padi yang dikembangkan dari sistem tanam tegel yang dikembangkan
di masyarakat. Istilah legowo diambil dari Bahasa Jawa, Banyumas, terdiri dari
atas kata lego dan dowo, lego berarti luas dan dowo berarti memanjang. Prisnsip
dari sistem tanam jajar legowo adalah pemberian kondisi pada setiap barisan

tanaman padi untuk mengalami pengaruh sebagai tanaman pinggir. Secara umum,
tanaman pinggir menunjukan hasil lebih tinggi dari pada tanaman yang ada di
bagian barisan. Tanaman pinggir juga menunjukan pertumbuhan yang lebih baik
karena persaingan tanaman antar barisan dapat dikurangi.
Menurut penelitian Senewe dan Alfons ( 2011) percobaan penanaman
model legowo 4:1 dengan jarak (20 x 10) x 40 cm. Jumlah bibit sekitar 1-3 bibit
perlubang dengan umur bibit muda (< 21 hari), menunjukkan pertambahan pada
jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per rumpun dan jumlah gabah berisi

permalai. Sistem jajar legowo 4:1 adalah penanaman padi yang diatur sedemikian
rupa dengan lorong atau ruang terbuka yang cukup lebar bertujuan untuk
memperbaiki usahatani padi legowo diambil dari bahasa Jawa Banyumas terdiri
dari kata “Lego” dan “Dowo”. Lego

berarti

luas

dan

Dowo

berarti

memanjang, jadi diantara kelompok tanaman padi terdapat lorong yang luas
dan memanjang sepanjang barisan tanaman( Saadah, dkk 2011).
2.2 Pengaruh Jarak Tanam Padi
Jarak tanam yang terlalu lebar berpotensi menjadi tidak produktif.
Banyak bagian lahan menjadi tidak termanfaatkan oleh tanaman, terutama apabila

tanaman tidak mempunyai cukup banyak jumlah anakan sehingga tersisa banyak
ruang kosong. Banyaknya ruang kosong ini pada akhirnya

menyebabkan

berkurangnya hasil padi yang dihasilkan persatuan luas lahan. Dengan kata lain,
produktivitas lahan menjadi rendah. Jarak tanam yang umum dianjurkan pada
sistem tanam legowo 2:1 adalah 25 cm ( jarak antar barisan) x 12,5 cm (jarak
dalam barisan) x 50 ( jarak lorong) ( Hatta, muhamaad 2012).
Menurut Hatta ( 2011) jarak tanam yang tepat tidak hanyak
menghasilkan pertumbuhan dan jumlah anakan yang maksimum, tetapi juga akan
memberikan hasil yang maksimum. Jarak tanam yang optimum akan memberikan
perumbuhan bagian atas tanaman yang baik sehingga dapat memanfaatkan lebih
banyak cahaya matahari dan pertumbuhan bagian bawah tanaman yang juga baik
sehingga dapat memanfaatkan lebih banyak unsur hara. Sebaliknya, jarak tanam

yang terlalu rapat akan mengakibatkan terjadinya kompetisi antar tanaman yang
sangat hebat dalam hal cahaya matahari, air dan unsur hara. Akibatnya
pertumbuhan tanaman terhambat dan hasil tanaman rendah.
Menurut penelitian Yetti dan Ardian (2010) perlakuan penanaman

dengan jarak tanam S1: jarak tanam 25x25 cm, S2: jarak tanam 30x30 cm, S3:
35x35 cm dan S4: 40x40 cm, menunjukan hasil walaupun perlakuan melakukan
jarak tanam yang berbeda, hasil tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman.

BAB 3. METODELOGI

3.1 Waktu dan tempat
Praktikum Lapang Pengantar Teknologi Pertanian dengan acara Penanaman
Padi Sawah dilakukan pada hari jum’at, 4 April 2014 pukul 07.00- 11.00 di UPT
Agrotechnopark Jubung Kecamatan Rambipuji. Kabupaten Jember

3.2 Alat dan Bahan
1.

Tali rafia yang sudah diberi tanda sesuai jarak tanam yang digunakan.

2.

Bibit padi dari persemaian yang siap ditanam

3.3 Cara kerja :
1.

Ambil tali rafia yang sudah diberi tanda sesuai jarak tanam yang digunakan

2.

Bentangkan tali rafia dilahan

3.

Tanam bibt padi sesuai dengan pola jarak tanam yang di tandai oleh praktikan
pada tali rafia

4.

Sesudah satu baris tertanami semua, geser tali rafia ke arah belakang anda
( menanam padi dengan pola mundur)

5.

Tanam baris berikutnya hingga seluruh lahan petak kelompok anda ditanami.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
PENANAMAN PADI
A

Jarak Tanam Konvensional (Bujur Sangkar 20 cm x 20 cm)
1

Tahap Pekerjaan :
 Menyiapkan bahan tanam (bibit).
 Menyiapkan kenco sesuai jarak tanam yang diperlukan.
 Mengambil bibit 2-3 batang untuk ditanam.
 Menanam bibit dengan memegang seperti memegang pensil.

2

 Menanam dengan kedalaman 3-4 cm.
Hasil Pekerjaan :
Bibit yang ditanam telah rapi dengan jarak 20 cm x 20 cm.

3

Keterangan :
 Kenco merupakan alat bantu untuk menyesuaikan jarak
tanam.
 Meluruskan penanaman bibit sesuai dengan tali penanda
berwarna merah pada kenco.
 Pola tanam konvensional :

B

Jarak Tanam Jajar Legowo 2:1
1

Tahap Pekerjaan :
Menyiapkan bibit dan kenco.
Mengambil beberapa bibit padi dengan akar mengarah keluar.

Menanam 2-3 bibit padi seperti memegang pensil.
Menanam dengan jarak tanam jajar legowo 2:1.
Menanam tanaman pagar setiap sela dua tanaman di pinggir jajar
2

legowo.
Hasil Pekerjaan :
Bibit padi yang telah tertanam rapi dengan jarak tanam jajar legowo
2:1.

3

Keterangan :
Tanaman pagar berfungsi untuk menambah populasi tanaman
padi.
Memegang bibit seperti sedang memegang pensil.
Menanam dari pinggir petakan hingga berakhir di tengah.
Pola tanam jajar legowo 2:1

C

Jarak Tanam Jajar Legowo 4:1
1

Tahap Pekerjaan :
 Menyiapkan bahan tanam (bibit).
 Menyiapkan kenco sesuai jarak tanam jajar legowo 4:1.
 Mengambil beberapa bibit padi dengan akar mengarah keluar.
 Menanam bibit padi 2-3 batang sesuai jarak tanam atau tanda
yang terdapat pada kenco.
 Menanam tanaman pagar pada bagian tepi kanan dan kiri jajar
legowo.

2

Hasil Pekerjaan :
Bibit yang ditanam telah rapi dengan jarak tanam jajar legowo 4:1.

3

Keterangan :
 Tanaman pagar berfungsi untuk menambah populasi padi.
 Menanam padi seperti memegang pensil.
 Pola tanam jajar legowo 4:1

4.2

Pembahasan

4.2.1 Tahapan-tahapan dalam penanaman padi
 Pemilihan benih
Pemilihan benih adalah faktor utama yang perlu diperhatikan dalam
membudidayakan tanaman padi. Dalam pemilihan benih dapat dilakukan uji
kesehatan benih untuk menghindari penyakit yang terbawa oleh benih. Selain itu
juga dapat menyesuaikan kebutuhan benih yang dipakai dengan luas lahan yang
akan ditanamin. Hal tersebut dilakukan agar dapat menekan biaya yang
dikeluarkan oleh petani.
 Penyemaian
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi, Pembuatan
persemaian memerlikan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di
persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah. Persemaian harus

benar-benar mendapat perhatian agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang
sehat dan subur dapat tercapai. Untuk persemaian bibit diperhatikan beberapa hal
diantaranya :
a. Tanah yang digunakan untuk menyemai bibit harus tanah yang bagus.
b. Mencampur tanah yang sudah dipilih dengan pupuk kompos atau pupuk
kandang.
c. Ratakan tanah di media atau lahan semai kira-kira ketebalan 2 cm.
d.

Taburkan benih yang sudah diseleksi dimedia semai.

e. Jaga kelembaban semaian benih.
f. Benih dapat ditanam langsung ke lahan penanaman secara umum hingga 21
hari.
 Persiapan Lahan
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap mulai dari
pembersihan, pembajakan, pencangkulan serta penggaruan. Pengolahan lahan
dapat dilakukan sambil menunggu proses penyemaian benih padi sehingga
nantinya setelah benih siap tanam tidak terjadi kendala akan lahan yang
digunakan.
 Penanaman
Dalam tahap penanaman bibit padi harus diperhatikan beberapa hal berupa
persiapan lahan, umur bibit tanaman, dan proses penanamannya. Tanah yang
sudah diolah dengan cara yang baik harus dipastikan untuk ditanami bibit padi
serta tekstur tanah sudah sesuai. Umur bibit harus dipastikan sudah cukup sesuai
untuk dipindahkan ke lahan sesuai dengan jenis padi yang digunakan. Untuk
proses penanaman dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Memindahkan bibit
Bibit yang telah berumur 17-25 hari (tergantung jenis padinya) dapat
segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan. Syarat bibit yang siap

dipindahkan yaitu talah berumur 17-25 hari berdaun 5-7 helai, batang bagian
bawah besar dan kuat, pertumbuhan bibit seraagam sesuai dengan jenisnya serta
bibit tidak terserang hama penyakit.
2. Menanam
Dalam menanam bibit padi dapat diperhatikan seperti sistem larikan (cara
tanam), jarak tanam, jumlah bibit tiap lubang, kedalaman penanaman bibit dan
cara tanam. Sistem larikan (cara tanam) agar mempermudah perawatan, jarak
tanam juga harus memperhatikan faktor seperti jarak tanam seberapa padi jenis
tertentu menghasilkan anakannya karena sangat mempengaruhi jarak tanam yang
akan dilakukan misalkan menggunakan jajar legowo 2 : 1 ataupun 4 : 1,
kesuburan tanah penyarapan hara juga akan memperhatikan jarak tanam yang
akan dibuat sebab perakaran

pada tanah yang subur lebih baik, setelah itu

ketinggian tempat semakin tinggi tempat semakin rapat jarak tanamnya karena
berhubungan dengan penyediaan air. Setelah jarak tanam yang perlu diperhatikan
lagi yaitu jumlah bibit tiap lubang umumnya jumlah bibit tiap lubang berisi 2-3
bibit, kedalaman penanaman bibit sangat menentukan hasil kedalaman tanaman
yang baik yaitu3-4cm, cara tanam yaitu pemindahan bibit dari lahan pesemaian ke
lahan.
4.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penanaman padi
1.

Mutu Bibit Padi
Sebelum melakukan penanaman, harus mengetahui mutu bibit yang akan

ditanam. Dalam menentukan mutu bibit yang baik, sebelumnya perlu adanya
penyeleksian benih. Benih padi diseleksi terlebih dahulu, agar benih yang tidak
bermutu tidak akan digunakan dan dibuang, dan untuk benih yang bermutu, benih
padi tersebut akan digunakan untuk persemaian untuk menghasilkan bibit padi
yang bermutu. Bibit padi yang bermutu ini, salah satu yang akan menentukan
keberhasilan dalam penanaman budidaya padi.
2. Cara tanam

Cara tanam bibit padi sangat menentukan keberhasilan dalam penanaman
dalam budidaya padi. Dimana, jika cara tanam ini dilakukan dengan baik dan
sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Maka, keberhasilan dalam penanaman
akan baik. Tapi sebaliknya, jika cata tanam itu salah, seperti jarak tanam terlalu
dekat, kedalam lubang tanam terlalu dalam dan sebagainya. Itu dapat
menyebabkan keberhasilan dalam penanama akan semakin renda atau buruk.
Sehingga, cara tanam harus diperhatikan dalam melakukan penanaman.
3. Jarak tanam
Dalam melakukan penanam jarak tanam juga harus diperhatikan. Dimana,
jarak tanam merupakan kesesuaian anatar tanama satu dengan tanama lainnya.
Jarak tanam yang baik, jarak tanam yang sesuai dengan jenis tanaman, kesuburan
tanah, dan juga ketinggian tempat atau musim. Jika sesuai dengan hal-hal tersebut,
maka keberhasilan dalam penanaman budidaya bagi akan berhasil. Sebaliknya,
jika dalam memberikan jarak tanam yang tidak sesuai seperti menimbulkan
kompetisi antar tanaman dalam memperebutkan unsur hara, maka salah satu
tanaman akan berakibat kekurangan unsur hara. Hal tersebut, akan mengakibatkan
tingkt keberhasilan penanaman menjadi buruk.
4.2.3 Pengaruh Jarak Tanam dan Produksi terhadap tanaman padi
Jarak tanam mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman padi.
Jarak tanam yang sesuai dengan tanaman padi yang ditanam akan berdampak
positif pada pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Jarak tanam yang sesuai
atau tidak terlalu dekat, tidak akan terjadi kompetisi antar tanaman dalam
memperebutkan unsur hara didalam tanah. sehingga, tanama padi akan cepat
tumbuh dan mampu berproduksi tinggi. Atau antar tanaman padi tidak akan saling
mengganggu. Tetapi, jika jarak tanam tidak sesuai dengan tanaman padi akan
berdampak buruk bagi tanaman tersebut. Pertumbuhan tanaman padi akan
terhambat dan produksi tanaman padi tidak maksimal atau kurang. Itu bisa
disebabkan karan adanya kompetisi antar tanaman padi dalam memperebutkan
unsur hara di dalam tanah, karena jarak yang mungkin tidak sesuai tau terlalu
rapat.

4.2.4 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan jarak tanam
1. Jenis tanaman
Setiap tanaman padi memiliki jenis padi yang berbeda-beda. Dimana, jenis
pada tertentu dapat menghasilkan jumlah anakan yang cukup banyak. Sehingga,
keadaan ini juga berpengaruh pad jarak tanam padi. Jenis padi yang jumlah
anakannya banyak memerlukan jarak tanam yang cukup lebar. Sebaliknya, jenis
padi yang anakannya sedikit hanya memerlukan jarak tanam yang sempit.
2. Kesuburan tanah
Jarak tanam juga ditentukan dengan kesuburan suatu tanah. Pada tanama padi,
penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak
tanam pada tanaman padi. Sebab, perkembangan akar atau tanaman padi itu
sendiri pada tanah yang subur akan lebih baik daripada perkembangan akar atau
tanaman padi pada tanah yang kurang subur. Karena, unsur hara yang akan
diserap oleh akar tanaman padi pada tanah yang subur lebih banyak. Oleh karena
itu, jarak tanam yang dibutuhkan akan lebih lebar dari pada jarak tanam pada
tanah yang kurang subur. Jarak tanam yang lebar juga untuk menghindari
kompetisi antar tanaman padi dalam memperebtukan unsur hara dalam tanah.
3. Ketinggian tempat / musim
Jarak tanam juga ditentukan oleh ketinggian suatu tempat atau suatu musim.
Seperti, daerah yang memiliki ketinggian tertentu akan memerlukan jarak tanam
yang lebih rapat dari pada jarak tanam pada dataran rendah. Karena pada
ketinggian jarak tanam yang lebih rapat ini berhubungan dengan penyediaan air.
Hal lainnya, tanaman padi yang memiliki varietas unggul memerlukan jarak
tanam yang berukur 20 x 20 cm saat terjadinya musim kemarau dan pada saat
terjadi musim hujan jarak tanam menjadi lebih lebar 25 x 25 cm. hal ini juga
berhubungan dengan ketersediaan air.

4.2.5 Macam-macam pola jarak tanam pada budidaya padi

Pola jarak tanam yang digunakan pada acara praktikum kali ini merupakan
pola jarak tanam bujur sangkar dan pola jarak tanam jajar legowo. Pola jarak
tanam jajar legowo kemudian dibagi menjadi 2 (dua) pola jarak tanam lagi yakni
jajar legowo 2:1 dan jajar legowo 4:1.


Pola jarak tanam bujur sangkar tergolong ke dalam pola jarak tanam

single row. Pada pola bujur sangkar, lahan dimanfaatkan dengan menyusun
tanaman sama ke segala sisi. Pola ini menggunakan jarak 20×20 cm antar
tanamannya. Pola jarak tanam bujur sangkar dapat digambarkan sebagai berikut.
20 cm

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

• Pola jarak tanam lainnya yakni pola jarak tanam jajar legowo merupakan
pola jarak tanam yang tergolong ke dalam pola jarak tanam ganda (double
row). Pengaturan letak tanaman pada pola ini hampir sama dengan jarak
tanam persegi panjang, namun pada jarak tertentu dibuat lebih lebar. Pada
awalnya, pola jarak tanam ganda digunakan untuk budidaya tanaman
perkebunan. Namun, saat ini pola jarak tanam ganda telah banyak
digunakan pada budidaya tanaman pangan, khususnya padi. Pola jarak
tanam jajar legowo terdiri atas beberapa macam, diantaranya yang
dilakukan pada acara praktikum kali ini adalah pola jarak tanam jajar
legowo 2:1 dan pola jarak tanam jajar legowo 4:1. Adapun pola jarak
tanam jajar legowo tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

4.2.6 Kekurangan dan kelebihan jarak tanam
Pola tanam yang secara konvensional dilakukukan oleh petani padi adalah
jarak tanam tunggal atau bunjur sangkar. Secara umum, jarak tanam yang dipakai
adalah 20 x 20 cm. Keuntungan dengan menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm
dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas
padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya. Manfaat penggunaan
pola tanam konvensional yaitu :
-

Hasil gabah lebih tinggi karena memanfaatkan asas pengaruh barisan pinggir.

-

Pada tahap awal pertumbuhan lebih terang dan kondisi demikian ternyata
tidak disukai tikus.

-

Memudahkan kegiatan penyiangan dan pemupukan.

-

Efisiensi pemberian pupuk lebih besar.

-

Lebih tahan roboh.
Untuk pola tanam Jajar Legowo 2 : 1 adalah salah satu cara tanam pindah

sawah yang memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua
barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm
tergantung dari kesuburan tanahnya. Pada tanah yang kurang subur kebiasaan
petani tanam cara tegel 20 cm x 20 cm, menggunakan jarak tanam dalam barisan
10 cm. Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm, jarak tanam dalam barisan 15 cm.
Ada pun kelebihan dari cara tanam jajar legowo 2 : 1 adalah :
-

Memamfaatkan radiasi surya bagi tanaman pinggir.

-

Tanaman relatif aman dari serangan tikus, karena lahan lebih terbuka.

-

Menekan serangan penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan
dengan cara tanam biasa.

-

Populasi tanaman bertambah 30 %.

-

Pemupukan lebih efisien.

-

Pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah dilakukan daripada cara
tanam biasa.ini
Ada kelemahan dengan menggunakan sistem jajar legowo 2 :1. Walaupun

sistem jajar legowo mampu meningkatkan hasil panen, ada kelemahan yang perlu

dicermati. Karena tanaman jumlahnya lebih banyak dari sistem tanam
konvensional, sehingga perlu tambahan benih padi dan tenaga kerja pada waktu
menanam. Selain itu ketika tanaman padi sudah mulai berbuah dan berisi,
biasanya tanaman padi sistem jajar legowo lebih disukai hama burung, ini
diperkirakan karena ada jarak tanaman yang sempit dan renggang sehingga
burung lebih mudah bertengger disela-sela tanaman padi.
Pola tanam jajar legowo 4 : 1 tanam merupakan pola tanam yang memiliki
4 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris
pinggir mempunyai jarak tanam ½ kali jarak tanam pada barisan tengah. Dengan
demikian, jarak tanam pada tipe legowo 4 ; 1 adalah 20 cm (antar barisan dan
pada barisan tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).
Keuntungan dan kelemahan dalam pengunaan pola tanam jajar legowo 4 : 1 ini
tidak jauh berbeda dengan pola tanam jajar legowo 2 : 1. Manfaat yang dirasakan
ketika Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo ini :
-

Menambahnya jumlah tanaman padi.

-

Akan meningkatkan produksi tanaman padi secara signifikan.

-

Memperbaiki kualitas gabah karena akan semakin banyaknya tanaman
pinggir.

-

Dapat mengurangi serangan penyakit pada tanaman padi.

-

Dapat mengurangi tingkat serangan hama tanaman padi.

-

Akan mempermudah dalam perawatan tanaman padi baik dalam proses
pemupukan maupun penyemprotan pestisida.

-

Dapat menghemat pupuk, karena yang dipupuk hanya di bagian dalam baris
tanaman saja.
Adapun kelemahan ketika Tanam Padi dengan Sistem Jajar Legowo ini :

-

Akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan waktu yang lebih
lama pada saat melakukan proses penanaman padi.

-

Membutuhkan benih yang lebih banyak, ini dikarenakan semakin banyaknya
populasi tanaman padi.

-

Pada umumnya pada lahan yang menggunakan jajar legowo, maka akan lebih
banyak ditumbuhi rumput.

4.2.7 Pagar pada pola jarak jajar legowo
Tanaman pagar pada sistem jajar legowo adalah tanaman yang disisipkan
dalam tanaman utama. Tanaman pagar pada pola jarak tanaman pada dasarnya
sebagai pagar antara barisan suatu tanaman dengan barisan tanaman yang lain.
Tanaman pagar biasanya ditanam di bagian alur bagian kiri maupun alur bagian
kanan. Selain itu manfaat yang bisa dirasakan dari tanaman pagari ini adalah dapat
menambat nitrogen (N2) dari udara, dan juga mempunyai manfaat ganda,
mengurangi laju aliran permukaan dan erosi apabila tanaman pagar ditanam
secara rapat menurut garis kontur. Tanaman pagar yang dapat diterapkan pada
jajar legowo ialah 2:1 , 3:1, 4:1 dan 5;1 biasanya tanaman pagar diletakkan pada
pinggir barisan antara jarak pemisah tanaman satu dengan yang lain.
4.2.8 Pentingnya pemeberian pagar pada pola jajar legowo
Pentingnya pemberian pagar pada pola jajar legowo yaitu agar
meningkatkan jumlah dari tanaman yang ada. Pembuatan pagar pada pola jajar
legowo dengan meletakkan diantara barisan pemisah jarak tanaman satu dengan
yang lain dengan ukuran ½ kali jarak sekitar 10 cm. Hal tersebut juga akan
mempengaruhi produksi gabah dan pertumbuhan gabah yang meningkatkan
kondisi gabah yang bernas dan peningkatan produksi beras yang lebih banyak
dibandingkan dengan pola atau sistem tanam yang lain.
4.2.9 Pola jarak jajar legowo 2:1 budidaya padi untuk dikonsumsi
Pola jarak jajar legowo 2:1 merupakan cara atau altenatif untuk peningkatan
produksi dan konsumi, karena sistem jarak tanam yang tidak tidak terlalu lebar
sehingga tanaman dapat meningkatkan produksi gabah dan anakan pada tanaman,
pemanfaatan lahan kosong juga dapat mengefisiensi lahan karena bisa ditumbuhi
oleh anakan dari tanaman padi. Berdasarkan hasil observasi peningkatan
penanaman padi secara kesuluruhan dapat diterapkan pola jarak tanam jajar

legowo 2:1 sehingga petani dapat menambah kualitas untuk padi yang akan
dikonsumsi.
4.2.10 Pola jarak jajar legowo 4:1 budidaya padi untuk produksi benih
Pola jarak jajar legowo 4:1 merupakan cara atau alternatif untuk
menerapkan sistem produksi benih, karena penerapan jarak tanam yang agak lebar
dapat memperbaiki kondisi perakaran dan pertumbuhan tanaman untuk
mengurangi interaksi atau bersimbiosis dengan tanaman yang lainnya baik dalam
hal memperebutkan hara, cahaya matahari dan air. Jarak tanam yang diterapkan
pada pola jarak jajar legowo 4:1 dengan ukuran jarak 20x10x40 cm akan
meningkatkan kualitas benih yang terbaik bagi petani, sehingga petani disarankan
untuk menerapkan sistem jajar legowo 4:1 untuk produksi benih.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Dalam budidaya padi terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh
para petani. Tahapan tersebut mempunyai satu kaitan dan beruntun mulai dari
pemilihan benih, penyemaian, persiapan lahan, proses penanaman dan
perawatan dan penanganan HPT.
2. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam penanaman
budidaya padi yaitu kualitas benih, perbaikan sistem pengairan, pembenahan
pola tanam, perbaikan infrastruktur aset jalan serta pemberdayaan petugas
penyuluh pertanian dilapangan.
3. Faktor yang lebih berhubungan langsung dengan tanaman yaitu unsur hara
dam tanah, penyinaran, iklim dan cuaca serta ketinggihan lahan tanam padi.
4. Ada beberapa pola jarak tanam yang dapat digunakan dalam budidaya padi
misalnya jarak tanam pola konvensional dan pola jajar legowo baik tipe 2 : 1
maupun tipe 4 : 1.
5. Berdasarkan tujuan berbudidayanya, pola tanam jajar legowo cocok untuk
budidaya padi ialah 2:1 dengan target pemenuhan konsumsi Selain itu pola
tanam jajar legowo 4:1 cocok untuk budidaya padi dengan tujuan produksi
benih.
5.2 Saran
Sebaiknya penerapan dalam pelaksanaan praktikum harus memperhatikan
waktu, sehingga antara praktikan yang sedang menanam dapat segera cepat dalam
menanam dan praktikan yang lain tidak terlalu lama menunggu praktikan yang
sedang menanam, sehingga waktu tidak terbuang sia-sia.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Fita, Agus Suryanto, dan Nurul Aini. Sistem Tanam dan Umur Bibit
Pada Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Inpari 13. Jurnal
Produksi Tanaman Vol.1 No.2. Universitas Brawijaya
Bobihoe, julistia. 2007. Pegelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Jambi
Hatta, Muhammad. 2011. Pengaruh Tipe Jarak Tanam Terhadap Anakan,
Komponen Hasil, Dan Hasil Dua Varietas Padi Pada Metode SRI.
J.Floratek 6:104-113. Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh
Kurniasih, Budiastuti, Siti Fatimah, dan Dwi Ari purnawati. 2008. Karakteristik
Perakaran Tanaman Padi Sawah IR 64 (Oryza sativa L.) Pada Umur Bibit
dan Jarak Tanam yang Berbeda. Ilmu Pertanian Vol. 15 No.1,2008:1525. Universitas Gajah Mada
Prasetiyo, Y T. 2002. Budidaya Padi Sawah TOT (Tanpa Olah Tanah).
Yogyakarta : Kanisius.
Purwono dan Purnamawati, Heni. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan
Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya.
Senewe Rein, E dan Janes B. Alfons. 2011. Kajian Adaptasi Beberapa Varietas
Unggul Baru Padi Sawah Pada Sentra Produksi Padi di Seram Bagian
Barat Provinsi Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian Vol.7 No 2. Desember
2011, Halaman 60-64. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku.
Umadevi. M, Pushpa, Sampatkhumar, dan Debjit Bhowmik. 2012. Rice
Traditional Medicinal Plant in India. Journal Of Pharmacognosy and
Phytocthemistry. Tamil Nadu Agricultural University. India
Yetti,

Husna dan Ardian. 2010. Pengaruh Penggunaan Jarak Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas IR42
dengan Metode SRI. SAGU, Vol.9 No.1:21-27 ISSN 1412-4424.
Universitas Riau