Perencanaan Pembangunan Agribisnis Paper L
PAPER
ANALISIS MODEL CANVAS
“HIGHLAND VEGETABLES”
( Disusun sebagai tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan Agribisnis )
OLEH :
ANISA’UL KAMILA
201510390211007
PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis Model Kanvas merupakan konsepan model bisnis yang
dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur. Konsepan dari
bisnis model kanvas yaitu mengubah konsep bisnis yang rumit menjadi
sesederhana mungkin dan memacu pelaku bisnis ikut terlibat di dalam
pengembangan bisnisnya serta pebisnis dapat mengkaji ulang keseluruhan
proses bisnisnya. Bisnis model kanvas memiliki tahapan-tahapan yang
menjelaskan
tentang
cara
membuat
bisnis
secara
detail
dengan
mendiskripsikan dasar pemikiran bagaimana suatu organisasi diciptakan,
disampaikan, dan ditangkap nilainya dengan ide dan inovasi baru.
Bisnis model kanvas digambarkan dalam sembilan unsur dalam satu
lembar
dengan
kotak
yang
meliputi
Value
Proposition,
Costumer
Relationships, Channels, Costumer Segments, Revenue Model, Activities,
Resources, Key Partners, dan Cost Structure. Sembilan unsur akan dianalisis
dengan mengambil contoh komoditas sayuran segar (Fresh Vegetables) yang
diproduksi oleh PT. Cibadak Agri. Merek dagang yang dikenalkan oleh PT.
Cibadak Agri di masyarakat yaitu “Highland Vegetables” dengan tagline “Eat
Fresh Live Healty – we grow, pack, and deliver fresh vegetable to make
healthier you”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasar pada sumber yang akan dijadikan referensi analisis, maka
perumusan masalah didapatkan sebagai berikut:
1. Bagaimana penjelasan singkat dari sembilan unsur dalam bisnis model
kanvas?
2. Bagaimana analisis bisnis model kanvas di PT. Cibadak Agri?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper adalah:
1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan
Agribisnis
2. Mengetahui penjelasan dari sembilan unsur dalam bisnis model kanvas
3. Mengetahui analisis bisnis model kanvas PT. Cibadak Agri
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Sembilan Unsur dalam Bisnis Model Kanvas
3.1.1 Value proposition
Salah satu unsur dalam bisnis model kanvas adalah Value proposition
yang didefinisikan yaitu seberapa jauh produk atau layanan yang ditawarkan
mempunyai nilai yang tinggi menurut target pelanggannya (Osterwalder &
Pigneur, 2010). Value proposition juga didefinisikan sebagai seluruh bagian dari
sebuah produk atau jasa yang bermanfaat untuk spesifik kelompok pelanggan
tertentu (Costumer Segments). Value proposition juga akan mempengaruhi unsur
lain dalam bisnis model kanvas seperti channel dan customer relationship.
Value Proposition merupakah penjabaran dari pertanyaan seperti: apa
permasalahan dari pelanggan yang ingin diselesaikan? Apa saja kebutuhan
pelanggan yang ingin dipenuhi? Apa nilai tambah yang akan ditawarkan ke
pelanggan? Apa bagian dari produk atau jasa yang akan ditawarkan ke
pelanggan?
3.1.2 Costumer relationships
Arti dari Costumer relationship adalah cara organisasi menjalin ikatan
dengan pelanggannya. Agar perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun
yang memenuhi kebutuhan produk barang untuk konsumen maka perlu
diciptakan hubungan yang menarik dan kreatif dengan pelanggan. Costumer
relationship menurut Osterwalder & Pigneur (2010) dibagi menjadi 6 jenis,
yaitu:
a. Personal assistant, merupakan komunikasi langsung antara customer
dengan customer representative sehingga kualitas barang dapat
terjamin.
b. Dedicated personal assistans, merupakan satu customer representative
hanya ditujukan untuk satu pelanggan sehingga penjelasan dapat lebih
jelas dibandingkan dengan personal assistant (contohnya asuransi).
c. Self service, dalam hal ini pelanggan tidak melakukan kontak langsung
dengan customer representative. Dalam self service dapat dijalankan
dengan penggunaan vending machine yang menjual makanan-makanan
yang dapat disajikan dalam keadaan dingin seperti salad sayur, salad
buah, dan minuman berprotein, serta jus buah.
d. Automated service, merupakan perkembangan dari self service.
Sebagai contoh dibuatnya vending machine yang berfungsi untuk
melihat menu makanan hari ini, untuk memesan, dan untuk membayar
dengan men-tap kan kartu yang telah terisi saldo.
e. Communities, sebagai wadah untuk berkumpul sebagai sharing ilmu
pengetahuan, sehingga dapat membantu perusahaan dalam mengerti
keinginan mereka.
f. Co-creation, merupakan hubungan antara costumer dan penjual untuk
menciptakan value propotitio baru, dengan contoh toko makanan
membuat forum untuk meminta para pelanggan menilai dan
menambahkan masukkan seperti rasa dan bentuk baru sebagai inovasi
produk.
3.1.3 Channels
Channel adalah media dari sebuah perusahaan dalam berkomunikasi
dengan pelanggannya untuk menyampaikan nilai dari proporsinya (Osterwalder
& Pigneur, 2010), dengan kata lain channel menggambarkan bagaimana sebuah
perusahaan mengkomunikasikan dan mendeliver nilai dari proporsi tertentu yang
ditawarkan kepada sebuah kelompok pelanggan. Channel merupakan “touch
point” dari sebuah organisasi dengan para pelanggannya yang berperan penting
dalam membangan customer experience.
Berkaitan dengan channel sering muncul pertanyaan yaitu: bagaimana cara
untuk menjangkau segmen pelanggan yang dibidik? Bagaimana saluran
distribusi segmen pelanggan yang ada sekarang? Mana yang terbaik dan saluran
mana yang lebih cost efficient? Bagaimana cara mengintegrasikan saluran itu
dengan rutinitas pelanggan. Beberapa fungsi channel antara lain:
a. Meningkatkan kesadaran diantara pelanggan akan pentingnya produk
barang / jasa dari perusahaan
b. Membantu pelanggan mengevaluasi value proposition perusahaan
c. Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa sesuai kebutuhan
(produk dan jasa yang spesifik)
d. Memberikan value proposition untuk pelanggan
e. Menyediakan layanan dukungan pasca pembelian kepada pelanggan
3.1.4 Costumer segments
Dalam menjalankan bisnis, pertama kali yang dilakukan oleh perusahaan
yaitu harus menetapkan siapa yang akan dilayani. Costumer segment merupakan
pembagian kelompok yang terdiri dari orang-orang atau organisasi yang ingin
dibidik oleh pelanggan.
Sebuah bisnis model akan menetapkan satu atau banyak costumer
segments (Osterwalder & Pigneur, 2010). Sebuah perusahaan harus sadar dalam
mengambil keputusan mana pelanggan yang akan dilayani dan mana pelanggan
yang akan diabaikan. Beberapa tipe customer segment antara lain:
a. Mass market, merupakan bisnis model yang tidak membedakan
segmen pelanggannya. Nilai proporsi, distribusi channel, dan
hubungan dengan pelanggan hanya fokus pada pelanggan yang
memiliki kebutuhan dan masalah yang sama. Tipe bisnis model ini
dapat ditemui pada sektor elektronik.
b. Niche market, merupakan bisnis model yang terget pasarnya hanya
melayani segmen pelanggan tertentu. Nilai proporsi, distribusi channel,
dan hubungan dengan pelanggan disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan yang spesifik. Tipe bisnis model ini dapat ditemui pada
hubungan supplier-buyer (antara satu perusahaan dengan perusahaan
lain saling bergantung)
c. Segmented, merupakan bisnis model yang membedakan antara
kebutuhan dan masalah yang berbeda pada setiap pelanggan. Tipe
bisnis model ini dapat ditemui pada industri obat atau industri jam.
d. Diversified, merupakan bisnis model yang melayani 2 segmen
pelanggan yang tidak berhubungan dari kebutuhan dan masalahnya.
Tipe bisnis model ini dapat dilihat pada Amazon.com yang dimana
perusahaan memutuskan untuk memperluas bisnisnya dengan menjual
pelayanan “cloud computing” yang melayani segmen pelanggan yang
berbeda dengan nilai proporsi yang berbeda pula.
e. Multi sided platforms (or multi sided market), merupakan bisnis model
yang melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang saling
ketergantungan. Tipe bisnis model ini dapat ditemukan pada
perusahaan kartu kredit yang membutuhkan banyak pemegang kartu
kredit dan banyak merchants yang menerima kartu kredit tersebut.
3.1.5 Revenue stream
Revenue stream merupakan komponen yang dianggap paling vital dalam
perusahaan. Umumnya perusahaan akan memperoleh pendapatan dari para
pelanggannya. Di dalam 9 unsur bisnis model kanvas, revenue stream
mempresentasikan bagaimana sebuah perusahaan memperoleh cash dari setiap
segmen pelanggan.
Menurut Osterwalder & pigneur (2010), apabila customer jantung dari
perusahaan, maka revenue stream merupakan pembuluh darah dari perusahaan.
Perusahaan perlu mempertanyakan untuk nilai seperti apa customer rela
membayar dan setiap revenue stream memiliki pricing mechanism yang berbeda
antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Contohnya yaitu sistem
tawar menawar, pelelangan, mengikuti permintaan pasar, harga tergantung
volume, dan lain sebagainya.
Sebuah bisnis model dapat melibatkan dua tipe revenue stream yang
berbeda (Osterwalder & Pigneur, 2010), antara lain:
a. Transaction revenues yang diperoleh dari satu kali pembayaran dari
customer
b. Recuiring revenues yang berasal dari pembayaran yang masih berlanjut
untuk menyampaikan value proposition kepada pelanggan (rent, credit,
subscription) dan menyediakan customer support setelah pembelian.
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh perusahaan berkaitan
dengan revenue stream antara lain: apakah nilai yang akan membuat customer
mau membayar? Bagaimana cara pembayarannya? Apa cara pembayaran yang
lebih disukai customer?
3.1.6 Key activities
Key activities merupakan kegiatan utama untuk dapat menciptakan
proporsi nilai. Menurut Osterwalder & pigneur (2010), key activities
mendiskripsikan aktifitas penting yang harus dilakukan perusahaan agar bisnis
modelnya dapat berjalan dengan baik. Key activities dapat dikategorikan
menjadi 3, yaitu:
a. Produksi, aktivitas yang berhubungan dengan desain, membuat, dan
menyampaikan produk dengan jumlah tertentu atau kualitas yang baik.
Biasanya produksi didominasi oleh perusahaan manufacturing.
b. Solusi masalah, tipe activities yang berhubungan langsung dengan
solusi baru untuk masalah pada individu. Konsultasi di rumah sakit
merupakan contoh activities dengan tipe solusi masalah, dimana
konsultasi akan memberikan solusi yang berbeda pada setiap individu.
c. Platform / network, merupakan bisnis model yang didominasi oleh
koneksi.
3.1.7 Key resources
Key resources merupakan sumber daya milik organisasi yang digunakan
untuk mewujudkan proporsi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia,
teknologi, peralatan, channel, maupun brand. Key resources dibagi menjadi 4
macam yaitu physical, intellectual, human, dan financial, dan keempat hal ini
sangat
berperan
penting dalam
menjaga
hubungan dengan
customer
(Osterwalder & Pigneur, 2010).
3.1.8 Key partnership
Key partnership merupakan sumberdaya yang diperlukan oleh organisasi
untuk mewujudkan proporsi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut.
Pemanfaatan key partners oleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, join
venture, joint operation, atau aliansi strategis.
Partnership atau kemitraan adalah kesepakatan dan kerjasama antara dua
belah pihak untuk mencapai suatu kepentingan bersama. Disetiap perusahaan
yang menjalin partnership mempunyai tujuan agar memiliki daya saing yang
tinggi dari rivalnya. Menurut Osterwalder & pigneur (2010), kemitraan dapat
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Strategic alliances between non competitor
b. Cooperation
c. Joint ventures to develop new bussines
d. Buyer supplier relationships to assure reliable supplies
3.1.9 Cost structure
Cost structure adalah unsur yang kesembilan dalam bisnis model kanvas
yang merupakan komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi mewujudkan
proporsi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien
menjadi kunci utama besarnya lama yang diperoleh organisasi. Dalam unsur
cost structure ini dijelaskan seluruh biaya yang akan muncul dalam menjalankan
sebuah bisnis model. Biaya yang dijelaskan biasanya adalah pos-pos biaya
paling penting (Osterwalder & pigneur, 2010) .
Beberapa pertanyaan yang biasanya muncul dan perlu dijawab dalam
unsur ini antara lain yaitu: biaya apa saja yang paling penting dan dibutuhkan
untuk menjalankan suatu bisnis model? Mana biaya yang paling mahal dan key
activities apa yang paling mahal? Pada prinsipnya, biaya akan ditekan serendah
mungkin untuk memaksimalkan keuntungan. Namun prinsip ini tidak berlaku
pada perusahaan yang lebih mengedepankan kualitas dibanding dengan
penekanan biaya. Terdapat dua jenis dalam cost structure yaitu:
a. Cost driven, merupakan model bisnis yang memiliki fokus untuk
menekan biaya serendah mungkin apabila memungkinkan. Jenis ini
bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan cost structure yang
paling sedikit/ramping. Beberapa cara yang digunakan dengan
menggunakan
value
propositions
dengan
harga
rendah,
memaksimalkan pekerjaan yang bisa dilakukan secara otomatis dengan
mesin, dan menggunakan outsourcing.
b. Value driven, merupakan model bisnis yang dimana perusahaan tidak
begitu mementingkan besarnya biaya yang akan muncul dalam
mendesain bisnis model, dan lebih fokus pada penciptaan sebuah nilai
untuk pasar. Biasanya value propositions dengan level premium dan
pelayanan yang lebih personal menandakan suatu perusahaan
menggunakan jenis cost structure ini.
3.2 Bisnis Model Kanvas PT. Cibadak Agri
PT. Cibadak Agri didirikan pada tahun 2008 dengan misi perusahaan yaitu
menyuplai produk lokal untuk melawan pertumbuhan produk impor di Indonesia
dengan memenuhi permintaan konsumen akan produk segar dan berkualitas
tinggi. Beberapa produk yang dihasilkan oleh PT. Cibadak Agri antara lain tomat,
daun selada, tumbuhan herbal, dan berbagai macam produk lain yang nantinya
akan didistribusikan melalui supermarket dan disuplai ke hotel serta restoran di
Indonesia. Produk yang dihasilkan oleh PT. Cibadak Agri lebih dikenal dengan
merk dagang “Highland Vegetables” dengan tagline “Eat Fresh Live Healty – we
grow, pack, and deliver fresh vegetable to make healthier you”.
PT. Cibadak Agri memiliki Farm yang terletak di daerah Cianjur, Jawa
Barat. Pemilihan tempat yang ideal untuk pertumbuhan sayuran disesuaikan
dengan produk tanaman sayur yang akan dibudidayakan. Meskipun terkadang
iklim dan ketersediaan air sangat kondusif untuk produk yang dibudidayakan,
namun banyak inovasi yang sedang dikembangkan untuk menjaga konsistensi
hasil produksi dan kualitas produk. Sistem monitoring yang diterapkan juga
sangat membantu untuk fokus ke usaha dan menjamin bahwa produk yang
dikirimkan ke konsumen memiliki kualitas yang terbaik.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan berkualitas tinggi maka
dalam suatu perusahaan akan merencanakan bisnis yang akan dijalankan pada
masa mendatang ataupun masa yang akan dijalankan dalam waktu dekat. Dengan
adanya perencanaan maka pembangunan lebih besar dan terkait pula dengan
pemilihan metode yang digunakan. Berikut merupakan pembahasan mengenai
bisnis model canvas pada PT. Cibadak Agri:
3.2.1 Value proposition
Produk yang ditawarkan oleh PT. Cibadak Agri merupakan produk yang
masih segar dengan kualitas tinggi. Dimana dalam produk terkandung gizi dan
manfaat untuk para konsumen. Value proporation yang ditawarkan berikutnya
yaitu rasa sayuran dan buah yang enak dan berbeda dengan produk yang
dihasilkan perusahaan lain. Selain itu penyajian yang praktis dan cepat dari salad
sayur dan buah juga menjadi salah satu nilai yang mendukung value proporation
sebelumnya. Serta kemudahan dari konsumen untuk mendapatkan produk juga
menjadi salah satu faktor yang ditawarkan prusahaan.
3.2.2 Costumer relationships
Menjalin hubungan yang baik dengan konsumen merupakan cara PT.
Cibadak Agri untuk mempertahankan, menambah, dan mendapatkan konsumen
agar tetap membeli produk sayuran dan buah yang diproduksi. Terdapat
beberapa cara untuk terus berhubungan dan mempererat hubungan tersebut
yaitu:
a. Memberikan diskon atau potongan harga dari produk sayur dan buah
b. Pelayanan antar produk sayur dan buah kepada pelanggan (delivery
order)
c. Event kegiatan sosialisasi pengetahuan manfaat produk sayur dan buah
3.2.3 Channels
Pemasaran dan pengenalan produk dapat dilakukan dengan melalui
beberapa cara seperti pemasaran produk ke supermarket, restoran, dan hotel di
daerah Jabodetabek dan akan menjangkau seluruh daerah di Indonesia.
Pemasaran dan pengenalan produk sayuran dan buah juga dilakukan melalui
web resmi dari PT. Cibadak Agri.
3.2.4 Costumer segments
Costumer segments yang dilayani oleh PT. Cibadak Agri yaitu model
niche market, dimana hanya pelanggan dari golongan atau kelompok tertentu
saja yang akan dilayani. Beberapa pelanggan yang dilayani meliputi para
pelanggan pecinta sayur dan buah mentah (salad sayur dan buah), para
pelanggan yang peduli dan sadar kesehatan dalam menjaga pola makan di tengah
kesibukan beraktivitas, dan para pelanggan yang mengurangi konsumsi
karbohidrat dan protein dengan menambah konsumsi sayuran.
3.2.5 Revenue stream
Pendapatan yang dihasilkan merupakan hasil penjualan produk sayur dan
buah yang ditawarkan kepada para pelanggan. Produk sayur dan buah dijual
dalam berbagai macam seperti sayur dan buah per satuan ataupun sayur dan
buah yang telah di mix disajikan dalam satu kemasan.
3.2.6 Key activities
Aktivitas yang dijalankan di PT. Cibadak Agri merupakan aktivitas
produksi yang dimana perusahaan memulai dari menanam, merawat, memanen,
mengemas, dan mendistribusi produk sayur dan buah dengan fasilitas yang
dimiliki perusahaan. Dengan adanya aktivitas produksi dengan fasilitas sendiri,
perusahaan telah berinvestasi dalam teknologi produksi dan memastikan bahwa
produk berkualitas tinggi serta keberlanjutan perusahaan akan fokus pada
peningkatan produksi yang lebih baik.
3.2.7 Key resources
Untuk menjadi perusahaan besar di Indonesia sehingga produknya dikenal
oleh masyarakat maka dalam menjalankan usahanya PT. Cibadak Agri
membutuhkan pihak-pihak yang mendukung baik dari segi manajemen (physical
and intelectual), financial, dan human.
a. Segi physical berkaitan dengan sejumlah aset fisik yang dimiliki
perusahaan antara lain peralatan untuk merawat tanaman (alat semprot
hama penyakit, alat penyiraman, green house), peralatan untuk
memanen tanaman, peralatan untuk mengemas produk (mesin grading,
mesin pembersih), dan peralatan untuk distribusi produk (kendaraan
kecil – motor dan kendaraan besar – mobil dan truk), serta gedung gudang sebagai media tempat kerja dan penyimpanan produk.
b. Segi intellectual berkaitan dengan pengetahuan sumber daya manusia
(para karyawan), kerjasama antar individu atau antar tim divisi yang
berkaitan, dan merek dagang produk yang dikenalkan di masyarakat
luas.
c. Segi financial berkaitan dengan keuangan perusahaan yang merupakan
perputaran yang terjadi di intern perusahaan. Besar kecilnya modal
akan sangat berpengaruh pada bisnis dan tanpa dukungan modal dari
pihak yang berkaitan bisnis tidak akan jalan.
d. Segi human berkaitan dengan tenaga kerja yang mengelola perusahaan
dan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan. Tenaga kerja
yang ahli di bidangnya, kerja sama yang baik, dan lingkungan kerja
akan mempengaruhi perusahaan
3.2.8 Key partnership
PT. Cibadak Agri melakukan kerja sama dengan supermarket, restoran,
dan hotel untuk memperkenalkan, mendistribusikan, dan memasarkan produk
kepada masyarakat luas. Dengan merek dagang “Highland” yang sudah dikenal
luas, PT. Cibadak Agri juga memfokuskan untuk membangun level kepercayaan
yang tinggi dengan para chef, konsumen, dan staf yang berkaitan pada
pemasaran produk.
3.2.9 Cost structure
Cost structure di dalam PT. Cibadak Agri merupakan biaya-biaya yang
perlu dipertimbangkan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan menanam,
merawat, memanen, mengemas, dan mendistribusi produk sayur dan buah. Biaya
dapat dihitung dengan mempertimbangkan kegiatan yang memberikan nilai
lebih pada produk akan diutamakan dan akan menyusutkan biaya pada beberapa
kegiatan yang tidak terlalu memberi nilai lebih. Biaya yang paling besar
biasanya akan terletak pada proses pengemasan dan pendistribusian produk
karena merupakan kegiatan yang menarik konsumen dengan merek dagang yang
sudah dikenal, dan biaya yang mengalami penyusutan seperti biaya gaji
karyawan (pengurangan jumlah karyawan karena akan lebih memaksimalkan
penggunaan mesin dalam berproduksi).
BAB III
KESIMPULAN
Bisnis model kanvas memiliki sembilan unsur yang meliputi Value
Proposition, Costumer Relationships, Channels, Costumer Segments, Revenue
Model, Activities, Resources, Key Partners, dan Cost Structure. Antara sembilan
unsur sangat berkaitan dalam pengembangan suatu bisnis yang akan dibangun.
Dengan bisnis model kanvas dapat mengetahui dan memahami jenis bisnis
yang dijalankan PT. Cibadak Agri terkait dengan produk yang ditawarkan,
hubungan dengan konsumen, pemasaran dan pengenalan produk, konsumen yang
dilayani, pendapatan yang dihasilkan, aktivitas yang dijalankan, pihak yang
mendukung,
pihak
yang
bekerja
sama,
dan
biaya-biaya
yang
perlu
dipertimbangkan untuk mengembangkan dan memasarkan produk sayur dan buah
dengan merek dagang “Highland” yang diproduksi oleh PT. Cibadak Agri.
DAFTAR PUSTAKA
Bisnis
Model
Kanvas.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB
%2011_2013_0050.pdf. Diakses pada 29 September 2015.
Cara Mengisi dan Contoh Business Model Canvas yang Benar. http://studentpreneur.co/blog/
bmc-101-cara-mengisi-dan-contoh-business-model-canvas-yang-benar/. Diakses 02 Oktober
2015
Farm PT. Cibadak Agri. Highland-veg.com. Diakses pada 01 Oktober 2015.
Manajemen, PPM. Penerapan Business Model Canvas. http://ppm-manajemen.ac.id/wpcontent/uploads/Penjelasan-singkat-BMC.pdf. Diakses pada 30 September 2015.
Tips Model Bisnis. http://tipsmodelbisnis.tumblr.com/. Diakses pada 02 Oktober 2015.
ANALISIS MODEL CANVAS
“HIGHLAND VEGETABLES”
( Disusun sebagai tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan Agribisnis )
OLEH :
ANISA’UL KAMILA
201510390211007
PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis Model Kanvas merupakan konsepan model bisnis yang
dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur. Konsepan dari
bisnis model kanvas yaitu mengubah konsep bisnis yang rumit menjadi
sesederhana mungkin dan memacu pelaku bisnis ikut terlibat di dalam
pengembangan bisnisnya serta pebisnis dapat mengkaji ulang keseluruhan
proses bisnisnya. Bisnis model kanvas memiliki tahapan-tahapan yang
menjelaskan
tentang
cara
membuat
bisnis
secara
detail
dengan
mendiskripsikan dasar pemikiran bagaimana suatu organisasi diciptakan,
disampaikan, dan ditangkap nilainya dengan ide dan inovasi baru.
Bisnis model kanvas digambarkan dalam sembilan unsur dalam satu
lembar
dengan
kotak
yang
meliputi
Value
Proposition,
Costumer
Relationships, Channels, Costumer Segments, Revenue Model, Activities,
Resources, Key Partners, dan Cost Structure. Sembilan unsur akan dianalisis
dengan mengambil contoh komoditas sayuran segar (Fresh Vegetables) yang
diproduksi oleh PT. Cibadak Agri. Merek dagang yang dikenalkan oleh PT.
Cibadak Agri di masyarakat yaitu “Highland Vegetables” dengan tagline “Eat
Fresh Live Healty – we grow, pack, and deliver fresh vegetable to make
healthier you”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasar pada sumber yang akan dijadikan referensi analisis, maka
perumusan masalah didapatkan sebagai berikut:
1. Bagaimana penjelasan singkat dari sembilan unsur dalam bisnis model
kanvas?
2. Bagaimana analisis bisnis model kanvas di PT. Cibadak Agri?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper adalah:
1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan
Agribisnis
2. Mengetahui penjelasan dari sembilan unsur dalam bisnis model kanvas
3. Mengetahui analisis bisnis model kanvas PT. Cibadak Agri
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Sembilan Unsur dalam Bisnis Model Kanvas
3.1.1 Value proposition
Salah satu unsur dalam bisnis model kanvas adalah Value proposition
yang didefinisikan yaitu seberapa jauh produk atau layanan yang ditawarkan
mempunyai nilai yang tinggi menurut target pelanggannya (Osterwalder &
Pigneur, 2010). Value proposition juga didefinisikan sebagai seluruh bagian dari
sebuah produk atau jasa yang bermanfaat untuk spesifik kelompok pelanggan
tertentu (Costumer Segments). Value proposition juga akan mempengaruhi unsur
lain dalam bisnis model kanvas seperti channel dan customer relationship.
Value Proposition merupakah penjabaran dari pertanyaan seperti: apa
permasalahan dari pelanggan yang ingin diselesaikan? Apa saja kebutuhan
pelanggan yang ingin dipenuhi? Apa nilai tambah yang akan ditawarkan ke
pelanggan? Apa bagian dari produk atau jasa yang akan ditawarkan ke
pelanggan?
3.1.2 Costumer relationships
Arti dari Costumer relationship adalah cara organisasi menjalin ikatan
dengan pelanggannya. Agar perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun
yang memenuhi kebutuhan produk barang untuk konsumen maka perlu
diciptakan hubungan yang menarik dan kreatif dengan pelanggan. Costumer
relationship menurut Osterwalder & Pigneur (2010) dibagi menjadi 6 jenis,
yaitu:
a. Personal assistant, merupakan komunikasi langsung antara customer
dengan customer representative sehingga kualitas barang dapat
terjamin.
b. Dedicated personal assistans, merupakan satu customer representative
hanya ditujukan untuk satu pelanggan sehingga penjelasan dapat lebih
jelas dibandingkan dengan personal assistant (contohnya asuransi).
c. Self service, dalam hal ini pelanggan tidak melakukan kontak langsung
dengan customer representative. Dalam self service dapat dijalankan
dengan penggunaan vending machine yang menjual makanan-makanan
yang dapat disajikan dalam keadaan dingin seperti salad sayur, salad
buah, dan minuman berprotein, serta jus buah.
d. Automated service, merupakan perkembangan dari self service.
Sebagai contoh dibuatnya vending machine yang berfungsi untuk
melihat menu makanan hari ini, untuk memesan, dan untuk membayar
dengan men-tap kan kartu yang telah terisi saldo.
e. Communities, sebagai wadah untuk berkumpul sebagai sharing ilmu
pengetahuan, sehingga dapat membantu perusahaan dalam mengerti
keinginan mereka.
f. Co-creation, merupakan hubungan antara costumer dan penjual untuk
menciptakan value propotitio baru, dengan contoh toko makanan
membuat forum untuk meminta para pelanggan menilai dan
menambahkan masukkan seperti rasa dan bentuk baru sebagai inovasi
produk.
3.1.3 Channels
Channel adalah media dari sebuah perusahaan dalam berkomunikasi
dengan pelanggannya untuk menyampaikan nilai dari proporsinya (Osterwalder
& Pigneur, 2010), dengan kata lain channel menggambarkan bagaimana sebuah
perusahaan mengkomunikasikan dan mendeliver nilai dari proporsi tertentu yang
ditawarkan kepada sebuah kelompok pelanggan. Channel merupakan “touch
point” dari sebuah organisasi dengan para pelanggannya yang berperan penting
dalam membangan customer experience.
Berkaitan dengan channel sering muncul pertanyaan yaitu: bagaimana cara
untuk menjangkau segmen pelanggan yang dibidik? Bagaimana saluran
distribusi segmen pelanggan yang ada sekarang? Mana yang terbaik dan saluran
mana yang lebih cost efficient? Bagaimana cara mengintegrasikan saluran itu
dengan rutinitas pelanggan. Beberapa fungsi channel antara lain:
a. Meningkatkan kesadaran diantara pelanggan akan pentingnya produk
barang / jasa dari perusahaan
b. Membantu pelanggan mengevaluasi value proposition perusahaan
c. Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa sesuai kebutuhan
(produk dan jasa yang spesifik)
d. Memberikan value proposition untuk pelanggan
e. Menyediakan layanan dukungan pasca pembelian kepada pelanggan
3.1.4 Costumer segments
Dalam menjalankan bisnis, pertama kali yang dilakukan oleh perusahaan
yaitu harus menetapkan siapa yang akan dilayani. Costumer segment merupakan
pembagian kelompok yang terdiri dari orang-orang atau organisasi yang ingin
dibidik oleh pelanggan.
Sebuah bisnis model akan menetapkan satu atau banyak costumer
segments (Osterwalder & Pigneur, 2010). Sebuah perusahaan harus sadar dalam
mengambil keputusan mana pelanggan yang akan dilayani dan mana pelanggan
yang akan diabaikan. Beberapa tipe customer segment antara lain:
a. Mass market, merupakan bisnis model yang tidak membedakan
segmen pelanggannya. Nilai proporsi, distribusi channel, dan
hubungan dengan pelanggan hanya fokus pada pelanggan yang
memiliki kebutuhan dan masalah yang sama. Tipe bisnis model ini
dapat ditemui pada sektor elektronik.
b. Niche market, merupakan bisnis model yang terget pasarnya hanya
melayani segmen pelanggan tertentu. Nilai proporsi, distribusi channel,
dan hubungan dengan pelanggan disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan yang spesifik. Tipe bisnis model ini dapat ditemui pada
hubungan supplier-buyer (antara satu perusahaan dengan perusahaan
lain saling bergantung)
c. Segmented, merupakan bisnis model yang membedakan antara
kebutuhan dan masalah yang berbeda pada setiap pelanggan. Tipe
bisnis model ini dapat ditemui pada industri obat atau industri jam.
d. Diversified, merupakan bisnis model yang melayani 2 segmen
pelanggan yang tidak berhubungan dari kebutuhan dan masalahnya.
Tipe bisnis model ini dapat dilihat pada Amazon.com yang dimana
perusahaan memutuskan untuk memperluas bisnisnya dengan menjual
pelayanan “cloud computing” yang melayani segmen pelanggan yang
berbeda dengan nilai proporsi yang berbeda pula.
e. Multi sided platforms (or multi sided market), merupakan bisnis model
yang melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang saling
ketergantungan. Tipe bisnis model ini dapat ditemukan pada
perusahaan kartu kredit yang membutuhkan banyak pemegang kartu
kredit dan banyak merchants yang menerima kartu kredit tersebut.
3.1.5 Revenue stream
Revenue stream merupakan komponen yang dianggap paling vital dalam
perusahaan. Umumnya perusahaan akan memperoleh pendapatan dari para
pelanggannya. Di dalam 9 unsur bisnis model kanvas, revenue stream
mempresentasikan bagaimana sebuah perusahaan memperoleh cash dari setiap
segmen pelanggan.
Menurut Osterwalder & pigneur (2010), apabila customer jantung dari
perusahaan, maka revenue stream merupakan pembuluh darah dari perusahaan.
Perusahaan perlu mempertanyakan untuk nilai seperti apa customer rela
membayar dan setiap revenue stream memiliki pricing mechanism yang berbeda
antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Contohnya yaitu sistem
tawar menawar, pelelangan, mengikuti permintaan pasar, harga tergantung
volume, dan lain sebagainya.
Sebuah bisnis model dapat melibatkan dua tipe revenue stream yang
berbeda (Osterwalder & Pigneur, 2010), antara lain:
a. Transaction revenues yang diperoleh dari satu kali pembayaran dari
customer
b. Recuiring revenues yang berasal dari pembayaran yang masih berlanjut
untuk menyampaikan value proposition kepada pelanggan (rent, credit,
subscription) dan menyediakan customer support setelah pembelian.
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh perusahaan berkaitan
dengan revenue stream antara lain: apakah nilai yang akan membuat customer
mau membayar? Bagaimana cara pembayarannya? Apa cara pembayaran yang
lebih disukai customer?
3.1.6 Key activities
Key activities merupakan kegiatan utama untuk dapat menciptakan
proporsi nilai. Menurut Osterwalder & pigneur (2010), key activities
mendiskripsikan aktifitas penting yang harus dilakukan perusahaan agar bisnis
modelnya dapat berjalan dengan baik. Key activities dapat dikategorikan
menjadi 3, yaitu:
a. Produksi, aktivitas yang berhubungan dengan desain, membuat, dan
menyampaikan produk dengan jumlah tertentu atau kualitas yang baik.
Biasanya produksi didominasi oleh perusahaan manufacturing.
b. Solusi masalah, tipe activities yang berhubungan langsung dengan
solusi baru untuk masalah pada individu. Konsultasi di rumah sakit
merupakan contoh activities dengan tipe solusi masalah, dimana
konsultasi akan memberikan solusi yang berbeda pada setiap individu.
c. Platform / network, merupakan bisnis model yang didominasi oleh
koneksi.
3.1.7 Key resources
Key resources merupakan sumber daya milik organisasi yang digunakan
untuk mewujudkan proporsi nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia,
teknologi, peralatan, channel, maupun brand. Key resources dibagi menjadi 4
macam yaitu physical, intellectual, human, dan financial, dan keempat hal ini
sangat
berperan
penting dalam
menjaga
hubungan dengan
customer
(Osterwalder & Pigneur, 2010).
3.1.8 Key partnership
Key partnership merupakan sumberdaya yang diperlukan oleh organisasi
untuk mewujudkan proporsi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut.
Pemanfaatan key partners oleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, join
venture, joint operation, atau aliansi strategis.
Partnership atau kemitraan adalah kesepakatan dan kerjasama antara dua
belah pihak untuk mencapai suatu kepentingan bersama. Disetiap perusahaan
yang menjalin partnership mempunyai tujuan agar memiliki daya saing yang
tinggi dari rivalnya. Menurut Osterwalder & pigneur (2010), kemitraan dapat
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Strategic alliances between non competitor
b. Cooperation
c. Joint ventures to develop new bussines
d. Buyer supplier relationships to assure reliable supplies
3.1.9 Cost structure
Cost structure adalah unsur yang kesembilan dalam bisnis model kanvas
yang merupakan komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi mewujudkan
proporsi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien
menjadi kunci utama besarnya lama yang diperoleh organisasi. Dalam unsur
cost structure ini dijelaskan seluruh biaya yang akan muncul dalam menjalankan
sebuah bisnis model. Biaya yang dijelaskan biasanya adalah pos-pos biaya
paling penting (Osterwalder & pigneur, 2010) .
Beberapa pertanyaan yang biasanya muncul dan perlu dijawab dalam
unsur ini antara lain yaitu: biaya apa saja yang paling penting dan dibutuhkan
untuk menjalankan suatu bisnis model? Mana biaya yang paling mahal dan key
activities apa yang paling mahal? Pada prinsipnya, biaya akan ditekan serendah
mungkin untuk memaksimalkan keuntungan. Namun prinsip ini tidak berlaku
pada perusahaan yang lebih mengedepankan kualitas dibanding dengan
penekanan biaya. Terdapat dua jenis dalam cost structure yaitu:
a. Cost driven, merupakan model bisnis yang memiliki fokus untuk
menekan biaya serendah mungkin apabila memungkinkan. Jenis ini
bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan cost structure yang
paling sedikit/ramping. Beberapa cara yang digunakan dengan
menggunakan
value
propositions
dengan
harga
rendah,
memaksimalkan pekerjaan yang bisa dilakukan secara otomatis dengan
mesin, dan menggunakan outsourcing.
b. Value driven, merupakan model bisnis yang dimana perusahaan tidak
begitu mementingkan besarnya biaya yang akan muncul dalam
mendesain bisnis model, dan lebih fokus pada penciptaan sebuah nilai
untuk pasar. Biasanya value propositions dengan level premium dan
pelayanan yang lebih personal menandakan suatu perusahaan
menggunakan jenis cost structure ini.
3.2 Bisnis Model Kanvas PT. Cibadak Agri
PT. Cibadak Agri didirikan pada tahun 2008 dengan misi perusahaan yaitu
menyuplai produk lokal untuk melawan pertumbuhan produk impor di Indonesia
dengan memenuhi permintaan konsumen akan produk segar dan berkualitas
tinggi. Beberapa produk yang dihasilkan oleh PT. Cibadak Agri antara lain tomat,
daun selada, tumbuhan herbal, dan berbagai macam produk lain yang nantinya
akan didistribusikan melalui supermarket dan disuplai ke hotel serta restoran di
Indonesia. Produk yang dihasilkan oleh PT. Cibadak Agri lebih dikenal dengan
merk dagang “Highland Vegetables” dengan tagline “Eat Fresh Live Healty – we
grow, pack, and deliver fresh vegetable to make healthier you”.
PT. Cibadak Agri memiliki Farm yang terletak di daerah Cianjur, Jawa
Barat. Pemilihan tempat yang ideal untuk pertumbuhan sayuran disesuaikan
dengan produk tanaman sayur yang akan dibudidayakan. Meskipun terkadang
iklim dan ketersediaan air sangat kondusif untuk produk yang dibudidayakan,
namun banyak inovasi yang sedang dikembangkan untuk menjaga konsistensi
hasil produksi dan kualitas produk. Sistem monitoring yang diterapkan juga
sangat membantu untuk fokus ke usaha dan menjamin bahwa produk yang
dikirimkan ke konsumen memiliki kualitas yang terbaik.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan berkualitas tinggi maka
dalam suatu perusahaan akan merencanakan bisnis yang akan dijalankan pada
masa mendatang ataupun masa yang akan dijalankan dalam waktu dekat. Dengan
adanya perencanaan maka pembangunan lebih besar dan terkait pula dengan
pemilihan metode yang digunakan. Berikut merupakan pembahasan mengenai
bisnis model canvas pada PT. Cibadak Agri:
3.2.1 Value proposition
Produk yang ditawarkan oleh PT. Cibadak Agri merupakan produk yang
masih segar dengan kualitas tinggi. Dimana dalam produk terkandung gizi dan
manfaat untuk para konsumen. Value proporation yang ditawarkan berikutnya
yaitu rasa sayuran dan buah yang enak dan berbeda dengan produk yang
dihasilkan perusahaan lain. Selain itu penyajian yang praktis dan cepat dari salad
sayur dan buah juga menjadi salah satu nilai yang mendukung value proporation
sebelumnya. Serta kemudahan dari konsumen untuk mendapatkan produk juga
menjadi salah satu faktor yang ditawarkan prusahaan.
3.2.2 Costumer relationships
Menjalin hubungan yang baik dengan konsumen merupakan cara PT.
Cibadak Agri untuk mempertahankan, menambah, dan mendapatkan konsumen
agar tetap membeli produk sayuran dan buah yang diproduksi. Terdapat
beberapa cara untuk terus berhubungan dan mempererat hubungan tersebut
yaitu:
a. Memberikan diskon atau potongan harga dari produk sayur dan buah
b. Pelayanan antar produk sayur dan buah kepada pelanggan (delivery
order)
c. Event kegiatan sosialisasi pengetahuan manfaat produk sayur dan buah
3.2.3 Channels
Pemasaran dan pengenalan produk dapat dilakukan dengan melalui
beberapa cara seperti pemasaran produk ke supermarket, restoran, dan hotel di
daerah Jabodetabek dan akan menjangkau seluruh daerah di Indonesia.
Pemasaran dan pengenalan produk sayuran dan buah juga dilakukan melalui
web resmi dari PT. Cibadak Agri.
3.2.4 Costumer segments
Costumer segments yang dilayani oleh PT. Cibadak Agri yaitu model
niche market, dimana hanya pelanggan dari golongan atau kelompok tertentu
saja yang akan dilayani. Beberapa pelanggan yang dilayani meliputi para
pelanggan pecinta sayur dan buah mentah (salad sayur dan buah), para
pelanggan yang peduli dan sadar kesehatan dalam menjaga pola makan di tengah
kesibukan beraktivitas, dan para pelanggan yang mengurangi konsumsi
karbohidrat dan protein dengan menambah konsumsi sayuran.
3.2.5 Revenue stream
Pendapatan yang dihasilkan merupakan hasil penjualan produk sayur dan
buah yang ditawarkan kepada para pelanggan. Produk sayur dan buah dijual
dalam berbagai macam seperti sayur dan buah per satuan ataupun sayur dan
buah yang telah di mix disajikan dalam satu kemasan.
3.2.6 Key activities
Aktivitas yang dijalankan di PT. Cibadak Agri merupakan aktivitas
produksi yang dimana perusahaan memulai dari menanam, merawat, memanen,
mengemas, dan mendistribusi produk sayur dan buah dengan fasilitas yang
dimiliki perusahaan. Dengan adanya aktivitas produksi dengan fasilitas sendiri,
perusahaan telah berinvestasi dalam teknologi produksi dan memastikan bahwa
produk berkualitas tinggi serta keberlanjutan perusahaan akan fokus pada
peningkatan produksi yang lebih baik.
3.2.7 Key resources
Untuk menjadi perusahaan besar di Indonesia sehingga produknya dikenal
oleh masyarakat maka dalam menjalankan usahanya PT. Cibadak Agri
membutuhkan pihak-pihak yang mendukung baik dari segi manajemen (physical
and intelectual), financial, dan human.
a. Segi physical berkaitan dengan sejumlah aset fisik yang dimiliki
perusahaan antara lain peralatan untuk merawat tanaman (alat semprot
hama penyakit, alat penyiraman, green house), peralatan untuk
memanen tanaman, peralatan untuk mengemas produk (mesin grading,
mesin pembersih), dan peralatan untuk distribusi produk (kendaraan
kecil – motor dan kendaraan besar – mobil dan truk), serta gedung gudang sebagai media tempat kerja dan penyimpanan produk.
b. Segi intellectual berkaitan dengan pengetahuan sumber daya manusia
(para karyawan), kerjasama antar individu atau antar tim divisi yang
berkaitan, dan merek dagang produk yang dikenalkan di masyarakat
luas.
c. Segi financial berkaitan dengan keuangan perusahaan yang merupakan
perputaran yang terjadi di intern perusahaan. Besar kecilnya modal
akan sangat berpengaruh pada bisnis dan tanpa dukungan modal dari
pihak yang berkaitan bisnis tidak akan jalan.
d. Segi human berkaitan dengan tenaga kerja yang mengelola perusahaan
dan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan. Tenaga kerja
yang ahli di bidangnya, kerja sama yang baik, dan lingkungan kerja
akan mempengaruhi perusahaan
3.2.8 Key partnership
PT. Cibadak Agri melakukan kerja sama dengan supermarket, restoran,
dan hotel untuk memperkenalkan, mendistribusikan, dan memasarkan produk
kepada masyarakat luas. Dengan merek dagang “Highland” yang sudah dikenal
luas, PT. Cibadak Agri juga memfokuskan untuk membangun level kepercayaan
yang tinggi dengan para chef, konsumen, dan staf yang berkaitan pada
pemasaran produk.
3.2.9 Cost structure
Cost structure di dalam PT. Cibadak Agri merupakan biaya-biaya yang
perlu dipertimbangkan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan menanam,
merawat, memanen, mengemas, dan mendistribusi produk sayur dan buah. Biaya
dapat dihitung dengan mempertimbangkan kegiatan yang memberikan nilai
lebih pada produk akan diutamakan dan akan menyusutkan biaya pada beberapa
kegiatan yang tidak terlalu memberi nilai lebih. Biaya yang paling besar
biasanya akan terletak pada proses pengemasan dan pendistribusian produk
karena merupakan kegiatan yang menarik konsumen dengan merek dagang yang
sudah dikenal, dan biaya yang mengalami penyusutan seperti biaya gaji
karyawan (pengurangan jumlah karyawan karena akan lebih memaksimalkan
penggunaan mesin dalam berproduksi).
BAB III
KESIMPULAN
Bisnis model kanvas memiliki sembilan unsur yang meliputi Value
Proposition, Costumer Relationships, Channels, Costumer Segments, Revenue
Model, Activities, Resources, Key Partners, dan Cost Structure. Antara sembilan
unsur sangat berkaitan dalam pengembangan suatu bisnis yang akan dibangun.
Dengan bisnis model kanvas dapat mengetahui dan memahami jenis bisnis
yang dijalankan PT. Cibadak Agri terkait dengan produk yang ditawarkan,
hubungan dengan konsumen, pemasaran dan pengenalan produk, konsumen yang
dilayani, pendapatan yang dihasilkan, aktivitas yang dijalankan, pihak yang
mendukung,
pihak
yang
bekerja
sama,
dan
biaya-biaya
yang
perlu
dipertimbangkan untuk mengembangkan dan memasarkan produk sayur dan buah
dengan merek dagang “Highland” yang diproduksi oleh PT. Cibadak Agri.
DAFTAR PUSTAKA
Bisnis
Model
Kanvas.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB
%2011_2013_0050.pdf. Diakses pada 29 September 2015.
Cara Mengisi dan Contoh Business Model Canvas yang Benar. http://studentpreneur.co/blog/
bmc-101-cara-mengisi-dan-contoh-business-model-canvas-yang-benar/. Diakses 02 Oktober
2015
Farm PT. Cibadak Agri. Highland-veg.com. Diakses pada 01 Oktober 2015.
Manajemen, PPM. Penerapan Business Model Canvas. http://ppm-manajemen.ac.id/wpcontent/uploads/Penjelasan-singkat-BMC.pdf. Diakses pada 30 September 2015.
Tips Model Bisnis. http://tipsmodelbisnis.tumblr.com/. Diakses pada 02 Oktober 2015.