MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN INTELEGENS
Home / Unlabelled / MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN - INTELEGENSI
MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN INTELEGENSI
Posted by jimmy andrio Kamis, 05 September 2013 1 komentar
MAKALAH INTELEGENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Intelegensi merupakan salah satu konsep yang dipelajari dalam psikologi. Pada hakekatnya,
semua orang sudah merasa memahami makna intelegensi. Sebagian orang berpendapat
bahwa intelegensi merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Intelegensi erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Banyak problem – problem manusia
yang berhubungan dengan intelegensi. Dalam dunia pendidikanpun, intelegensi merupakan
hal yang sangat berkaitan. Seolah – olah intelegensi merupakan penentu keberhasilan untuk
mencapai segala sesuatu yang diinginkan, dan merupakan suatu penentu keberhasilan dalam
semua bidang kehidupan. Untuk mengetahui tentang apa itu intelegensi, akan dijelaskan lebih
lanjut dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi intelegensi ?
2. Apa saja factor yang mempengaruhi intelegensi ?
3. Apa saja teori intelegensi ?
4. Bagaimana cara pengukuran intelegensi ?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar peserta didik ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi intelegensi.
2. Untuk memahami factor yang mempengaruhi intelegensi.
3. Untuk memahami teori intelegensi.
4. Untuk memahami cara pengukuran intelegensi.
5. Untuk memahami faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Definisi Intelegensi
A.
Pengertian Intelegensi Secara Etimologis
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa Latin
yaitu “Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere”. Teori tentang intelegensi pertama kali
dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn
mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat
melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa
Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”.
Intelegensi berasal dari kata Latin,yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas
atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.
B. Definisi Intelegensi Menurut Para Ahli
a. Alfred Binet (1857-1911) & Theodore Simon
Inteligensi terdiri dari tiga komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau
tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan,
dan kemampuan untuk mengritik diri sendiri (autocriticism).
b. Lewis Madison Terman (1916)
Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
c. H. H. Goddard (1946)
Mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah
yang akan datang.
d. V.A.C. Henmon
Mengatakan bahwa inteligensi terdiri atas dua faktor, yaitu kemampuan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh.
e. Baldwin(1901)
Mendefinisikan inteligensi sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.
f. Edward Lee Thorndike (1913)
Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari
pandangan kebenaran atau fakta.
g. Walters dan Gardber (1986)
Mendefinisikan inteligensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuankemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah, atau produk sebagai
konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.
2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi
A. Faktor pembawaan
Faktor pembawaan merupakan faktor pertama yang berperan di dalam intelegensi. Faktor ini
ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang
dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di
dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar, dan pintar sekali, meskipun
mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
B. Faktor minat dan pembawaan yang khas
Faktor minat ini mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luas, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat
memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
C. Faktor pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan sengaja, seperti yang
dilakukan di sekolah dan pembentukan yang tidak disengaja, misalnya pengaruh alam
disekitarnya.
D. Faktor kematangan
Di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap
organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh
atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila anak-anak belum mampu mengerjakan atau
memecahkan soal-soal matematika di kelas empat SD, karena soal-soal itu masih terlampau
sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk
menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan umur.
E. Faktor kebebasan
Faktor kebebasan artinya manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih
masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
4.Teori-Teori Intelegensi
A. Teori Faktor
Teori ini dikembangkan oleh Spearman, dia mengembangkan teori dua faktor dalam
kemampuan mental manusia. Yakni :
a. Teori faktor “g” (faktor kemampuan umum) : kemampuan menyelesaikan masalah atau
tugas – tugas secara umum (misalnya, kemampuan menyelesaikan soal – soal matematika)
b. Teori faktor “s” (faktor kemampuan khusus) : kemampuan menyelesaikan masalah atau
tugas – tugas secara khusus (misalnya, mengerjakan soal – soal perkalian,atau penambahan
dalam matematika)
B. Teori Struktural Intelektual
Teori ini dikembangkan oleh Guilford, dia mengatakan bahwa tiap-tiap kemampuan memiliki
jenis keunikan tersendiri dalam aktifitas mental atau pikiran (operation), isi informasi
(content), dan hasil informasi (product). Penjelasannya adalah sbb :
a. Operation (aktivitas pikiran atau mental)
i. Cognition, yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui dan memahami informasi.
Misalnya mengetahui makna kata “adil” atau “krisis”.
ii. Memory, yakni menyimpan informasi dalam pikiran dan mempertahankannya.
iii. Divergent production, yakni proses menghasikan sejumlah alternative informasi dari
gudang ingatan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya mengusulkan sejumlah judul sebuah
cerita.
iv. Convergent production, yaitu penggalian informasi khusus secara penuh dari gudang
ingatan. Misalkan menemukan kata – kata yang cocok untuk jawaban TTS.
v. Evaluation, yakni memutuskan yang paling baik dan yang cocok dengan tuntunan
berpikir logis.
b. Content (isi informasi)
i. Visual, yaitu informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang
diterima oleh mata.
ii. Auditory, yakni informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang
diterima oleh system pendengaran (telinga).
iii. Simbolic, yaitu item – item informasi yang tersusun urut bersamaan dengan item – item
yang lain. Misalnya sederet angka, huruf abjad dan kombinasinya.
iv. Sematic, biasanya berhubungan dengan makna atau arti tetapi tidak melekat pada simbol
– simbol kata.
v. Behaviora, yakni item informasi mengenai keadaan mental dan perilaku individu yang
dipindahkan melalui tindakan dan bahasa tubuh.
c. Product (bentuk informasi yang dihasilkan)
i. Unit, yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu keunikan didalam kombinasi sifat dan
atributnya, contoh bunyi musik,cetakan kata.
ii. Class, yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan objek yang serupa. Misalkan bilangan
genap dan ganjil.
iii. Relation, yakni hubungan antara dua item. Contoh dua orang yang memiliki huruf depan
berurutan, Abi kawin dengan Ani.
iv. Sistem, yakni tiga item atau lebih berhubungan dalam suatu susunan totalitas. Misalkan
tiga orang berinteraksi didalam sebuah acara dialog di TV.
v. Transformation, yaitu setiap perubahan atau pergantian item informasi.
vi. Implication, yakni item informasi diusulkan oleh item informasi yang sudah ada.
Misalkan melihat 4X5 dan berpikir 20.
C. Teori Kognitif
Teori ini dikembangkan oleh Sternberg menurutnya inteligensi dapat dianalisis kedalam
beberapa komponen yang dapat membantu seseorang untuk memecahkan masalahnya
diantaranya :
a. Metakomponen adalah proses pengendalian yang terletak pada urutan lebih tinggi yang
digunakan untuk melaksanakan rencana, memonitor, dan mengevaluasi kinerja dalam suatu
tugas
b. Komponen kinerja adalah proses – proses pada urutan lebih rendah yang digunakan
untuk melaksanakan berbagai strategi bagi kinerja dalam tugas
c. Komponen perolehan pengetahuan adalah proses – proses yang terlibat dalam
mempelajari informasi baru dan penyimpanannya dalam ingatan
D. Teori Inteligensi Majemuk (multiple intelligences)
Teori ini dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia mengemukakan sedikitnya
ada tujuh jenis inteligensi yang dimiliki manusia secara alami, diantaranya:
a. Inteligensi bahasa (verbal or linguistic intelligence) yaitu kemampuan memanipulasi kata
– kata didalam bentuk lisan atau tulisan. Misalnya membuat puisi
b. Inteligensi matematika-logika (mathematical-logical) yaitu kemampuan memanipulasi
sistem-sistem angka dan konsep-konsep menurut logika. Misalkan para ilmuwan bidang
fisika, matematika.
c.
Inteligensi ruang (spatial intelligence) adalah kemampuan untuk melihat dan
memanipulasi pola-pola dan rancangan. Contohnya pelaut, insinyur dan dokter bedah.
d.
Inteligensi musik (musical intelligence) adalah kemampuan memahami dan
memanipulasi konsep-konsep musik. Contohnya intonasi, irama, harmoni
e. Inteligensi gerak-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence) yakni kemampuan untuk
menggunakan tubuh dan gerak. Misalkan penari, atlet.
f. Inteligensi intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami perasaan – perasaan sendiri,
refleksi, pengetahuan batin, dan filosofinya,contohnya ahli sufi dan agamawan.
g. Inteligensi interpersonal yaitu kemampuan memahami orang lain, pikiran maupun
perasaan – perasaannya, misalnya politis, petugas klinik, psikiater.
5.Pengukuran Intelegensi
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog Perancis merancang
suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes BinnetSimon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan
dari Tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang
menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological
age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah
diperkenalkan oleh psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal
dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford_Binet ini banyak digunakan untuk
mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas Tes Binet-Simon atau Tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu
umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Spearman mengemukakan bahwa inteligensi
tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (General factor), tetapi juga terdiri dari
faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut teori faktor (Factor Theory of
Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler
Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for
Children) untuk anak-anak.
6.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Belajar Peserta Didik
Menurut Slameto (2010: 54) ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu
faktor intern dan faktor ekstern.
A. Faktor intern, terdiri dari :
a. Faktor Jasmaniah antara lain, faktor kesehatan, dan cacat tubuh.
b. Faktor Psikologi yaitu, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan.
c. Faktor Kelelahan, faktor kelelahan sangat mempengaruhi hasil belajar, agar siswa dapat
belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
B. Faktor Ekstern terdiri dari :
a. Faktor Keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor Sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat, seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Kecerdasan atau intelegensi adalah kemampuan adaptasi dan menggunakan pengetahuan
yang di miliki dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup seseorang. Beberapa teori
menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh individu
dalam menentukan tujuan hidupnya.
Inteligensi/kecerdasan secara umum dipahami pada dua tingkat yakni: kecerdasan sebagai
suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran.
Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang
kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun
bertambah. (Djaali, 2006:63) memandang kecerdasan sebagai pemandu dan penyatu dalam
mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas, akan mampu memilih strategi pencapaian
sasaran yang lebih baik dari orang yang kurang cerdas. Artinya orang yang cerdas mestinya
lebih sukses dari orang yang kurang cerdas. Yang sering membingungkan ialah kenyataan
adanya orang yang kelihatan tidak cerdas (sedikitnya di sekolah) kemudian tampil sukses,
bahkan lebih sukses dari rekan-rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya.
2.Saran
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka penulis
mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, penulis ucapkan terima
kasih.
- See more at: http://jimmyandrio.blogspot.co.id/2013/09/makalah-psikologipendidikan.html#sthash.Jbk2lvbh.dpuf
MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN INTELEGENSI
Posted by jimmy andrio Kamis, 05 September 2013 1 komentar
MAKALAH INTELEGENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Intelegensi merupakan salah satu konsep yang dipelajari dalam psikologi. Pada hakekatnya,
semua orang sudah merasa memahami makna intelegensi. Sebagian orang berpendapat
bahwa intelegensi merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Intelegensi erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Banyak problem – problem manusia
yang berhubungan dengan intelegensi. Dalam dunia pendidikanpun, intelegensi merupakan
hal yang sangat berkaitan. Seolah – olah intelegensi merupakan penentu keberhasilan untuk
mencapai segala sesuatu yang diinginkan, dan merupakan suatu penentu keberhasilan dalam
semua bidang kehidupan. Untuk mengetahui tentang apa itu intelegensi, akan dijelaskan lebih
lanjut dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi intelegensi ?
2. Apa saja factor yang mempengaruhi intelegensi ?
3. Apa saja teori intelegensi ?
4. Bagaimana cara pengukuran intelegensi ?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar peserta didik ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi intelegensi.
2. Untuk memahami factor yang mempengaruhi intelegensi.
3. Untuk memahami teori intelegensi.
4. Untuk memahami cara pengukuran intelegensi.
5. Untuk memahami faktor yang mempengaruhi kemampuan belajar peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Definisi Intelegensi
A.
Pengertian Intelegensi Secara Etimologis
Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa Latin
yaitu “Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere”. Teori tentang intelegensi pertama kali
dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn
mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat
melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa
Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”.
Intelegensi berasal dari kata Latin,yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas
atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.
B. Definisi Intelegensi Menurut Para Ahli
a. Alfred Binet (1857-1911) & Theodore Simon
Inteligensi terdiri dari tiga komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau
tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan,
dan kemampuan untuk mengritik diri sendiri (autocriticism).
b. Lewis Madison Terman (1916)
Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
c. H. H. Goddard (1946)
Mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah
yang akan datang.
d. V.A.C. Henmon
Mengatakan bahwa inteligensi terdiri atas dua faktor, yaitu kemampuan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh.
e. Baldwin(1901)
Mendefinisikan inteligensi sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.
f. Edward Lee Thorndike (1913)
Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari
pandangan kebenaran atau fakta.
g. Walters dan Gardber (1986)
Mendefinisikan inteligensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuankemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah, atau produk sebagai
konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.
2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi
A. Faktor pembawaan
Faktor pembawaan merupakan faktor pertama yang berperan di dalam intelegensi. Faktor ini
ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang
dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di
dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar, dan pintar sekali, meskipun
mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
B. Faktor minat dan pembawaan yang khas
Faktor minat ini mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luas, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat
memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
C. Faktor pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan sengaja, seperti yang
dilakukan di sekolah dan pembentukan yang tidak disengaja, misalnya pengaruh alam
disekitarnya.
D. Faktor kematangan
Di mana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap
organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh
atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila anak-anak belum mampu mengerjakan atau
memecahkan soal-soal matematika di kelas empat SD, karena soal-soal itu masih terlampau
sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk
menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan umur.
E. Faktor kebebasan
Faktor kebebasan artinya manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih
masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.
4.Teori-Teori Intelegensi
A. Teori Faktor
Teori ini dikembangkan oleh Spearman, dia mengembangkan teori dua faktor dalam
kemampuan mental manusia. Yakni :
a. Teori faktor “g” (faktor kemampuan umum) : kemampuan menyelesaikan masalah atau
tugas – tugas secara umum (misalnya, kemampuan menyelesaikan soal – soal matematika)
b. Teori faktor “s” (faktor kemampuan khusus) : kemampuan menyelesaikan masalah atau
tugas – tugas secara khusus (misalnya, mengerjakan soal – soal perkalian,atau penambahan
dalam matematika)
B. Teori Struktural Intelektual
Teori ini dikembangkan oleh Guilford, dia mengatakan bahwa tiap-tiap kemampuan memiliki
jenis keunikan tersendiri dalam aktifitas mental atau pikiran (operation), isi informasi
(content), dan hasil informasi (product). Penjelasannya adalah sbb :
a. Operation (aktivitas pikiran atau mental)
i. Cognition, yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui dan memahami informasi.
Misalnya mengetahui makna kata “adil” atau “krisis”.
ii. Memory, yakni menyimpan informasi dalam pikiran dan mempertahankannya.
iii. Divergent production, yakni proses menghasikan sejumlah alternative informasi dari
gudang ingatan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya mengusulkan sejumlah judul sebuah
cerita.
iv. Convergent production, yaitu penggalian informasi khusus secara penuh dari gudang
ingatan. Misalkan menemukan kata – kata yang cocok untuk jawaban TTS.
v. Evaluation, yakni memutuskan yang paling baik dan yang cocok dengan tuntunan
berpikir logis.
b. Content (isi informasi)
i. Visual, yaitu informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang
diterima oleh mata.
ii. Auditory, yakni informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang
diterima oleh system pendengaran (telinga).
iii. Simbolic, yaitu item – item informasi yang tersusun urut bersamaan dengan item – item
yang lain. Misalnya sederet angka, huruf abjad dan kombinasinya.
iv. Sematic, biasanya berhubungan dengan makna atau arti tetapi tidak melekat pada simbol
– simbol kata.
v. Behaviora, yakni item informasi mengenai keadaan mental dan perilaku individu yang
dipindahkan melalui tindakan dan bahasa tubuh.
c. Product (bentuk informasi yang dihasilkan)
i. Unit, yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu keunikan didalam kombinasi sifat dan
atributnya, contoh bunyi musik,cetakan kata.
ii. Class, yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan objek yang serupa. Misalkan bilangan
genap dan ganjil.
iii. Relation, yakni hubungan antara dua item. Contoh dua orang yang memiliki huruf depan
berurutan, Abi kawin dengan Ani.
iv. Sistem, yakni tiga item atau lebih berhubungan dalam suatu susunan totalitas. Misalkan
tiga orang berinteraksi didalam sebuah acara dialog di TV.
v. Transformation, yaitu setiap perubahan atau pergantian item informasi.
vi. Implication, yakni item informasi diusulkan oleh item informasi yang sudah ada.
Misalkan melihat 4X5 dan berpikir 20.
C. Teori Kognitif
Teori ini dikembangkan oleh Sternberg menurutnya inteligensi dapat dianalisis kedalam
beberapa komponen yang dapat membantu seseorang untuk memecahkan masalahnya
diantaranya :
a. Metakomponen adalah proses pengendalian yang terletak pada urutan lebih tinggi yang
digunakan untuk melaksanakan rencana, memonitor, dan mengevaluasi kinerja dalam suatu
tugas
b. Komponen kinerja adalah proses – proses pada urutan lebih rendah yang digunakan
untuk melaksanakan berbagai strategi bagi kinerja dalam tugas
c. Komponen perolehan pengetahuan adalah proses – proses yang terlibat dalam
mempelajari informasi baru dan penyimpanannya dalam ingatan
D. Teori Inteligensi Majemuk (multiple intelligences)
Teori ini dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia mengemukakan sedikitnya
ada tujuh jenis inteligensi yang dimiliki manusia secara alami, diantaranya:
a. Inteligensi bahasa (verbal or linguistic intelligence) yaitu kemampuan memanipulasi kata
– kata didalam bentuk lisan atau tulisan. Misalnya membuat puisi
b. Inteligensi matematika-logika (mathematical-logical) yaitu kemampuan memanipulasi
sistem-sistem angka dan konsep-konsep menurut logika. Misalkan para ilmuwan bidang
fisika, matematika.
c.
Inteligensi ruang (spatial intelligence) adalah kemampuan untuk melihat dan
memanipulasi pola-pola dan rancangan. Contohnya pelaut, insinyur dan dokter bedah.
d.
Inteligensi musik (musical intelligence) adalah kemampuan memahami dan
memanipulasi konsep-konsep musik. Contohnya intonasi, irama, harmoni
e. Inteligensi gerak-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence) yakni kemampuan untuk
menggunakan tubuh dan gerak. Misalkan penari, atlet.
f. Inteligensi intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami perasaan – perasaan sendiri,
refleksi, pengetahuan batin, dan filosofinya,contohnya ahli sufi dan agamawan.
g. Inteligensi interpersonal yaitu kemampuan memahami orang lain, pikiran maupun
perasaan – perasaannya, misalnya politis, petugas klinik, psikiater.
5.Pengukuran Intelegensi
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog Perancis merancang
suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes BinnetSimon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan
dari Tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang
menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological
age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah
diperkenalkan oleh psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal
dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford_Binet ini banyak digunakan untuk
mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas Tes Binet-Simon atau Tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu
umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Spearman mengemukakan bahwa inteligensi
tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (General factor), tetapi juga terdiri dari
faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut teori faktor (Factor Theory of
Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler
Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for
Children) untuk anak-anak.
6.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Belajar Peserta Didik
Menurut Slameto (2010: 54) ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu
faktor intern dan faktor ekstern.
A. Faktor intern, terdiri dari :
a. Faktor Jasmaniah antara lain, faktor kesehatan, dan cacat tubuh.
b. Faktor Psikologi yaitu, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan.
c. Faktor Kelelahan, faktor kelelahan sangat mempengaruhi hasil belajar, agar siswa dapat
belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
B. Faktor Ekstern terdiri dari :
a. Faktor Keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor Sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat, seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Kecerdasan atau intelegensi adalah kemampuan adaptasi dan menggunakan pengetahuan
yang di miliki dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup seseorang. Beberapa teori
menyatakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh individu
dalam menentukan tujuan hidupnya.
Inteligensi/kecerdasan secara umum dipahami pada dua tingkat yakni: kecerdasan sebagai
suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran.
Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang
kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun
bertambah. (Djaali, 2006:63) memandang kecerdasan sebagai pemandu dan penyatu dalam
mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas, akan mampu memilih strategi pencapaian
sasaran yang lebih baik dari orang yang kurang cerdas. Artinya orang yang cerdas mestinya
lebih sukses dari orang yang kurang cerdas. Yang sering membingungkan ialah kenyataan
adanya orang yang kelihatan tidak cerdas (sedikitnya di sekolah) kemudian tampil sukses,
bahkan lebih sukses dari rekan-rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya.
2.Saran
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka penulis
mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, penulis ucapkan terima
kasih.
- See more at: http://jimmyandrio.blogspot.co.id/2013/09/makalah-psikologipendidikan.html#sthash.Jbk2lvbh.dpuf