Perkembangan Ekonomi Pada Masa Demokrasi

XII TKJ 1
Th.
2015/2016
Guru Pembimbing : A. Taufi

Keadaan Ekonomi Pada Masa
Demokrasi Liberal

Nama Anggota Kelompok 6:
Dimas Alutfi(10)
Ferani Dwi A.(14)
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 PURWOSARI
Jalan Raya Purwosari-Pasuruan 67162
Telp. (0343) 613747
E-mail:purwosarismkn1@yahoo.co.id
Website: www.smkn1purwosari.sch.id

Lintang Hawa W.(23)
M. Ilham(25)
Regina Eka G.(34)

Sulfiah Andriani(35)
M. I’tashimbilah(37)

1

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat
dan Hidayah-Nya. Kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang sangat sederhana ini.
Makalah ini dibuat berdasarkan pengumpulan data, konsultasi kepada guru pembimbing,
validasi/kritik, interpretasi, serta sesuai penulisan sejarahnya.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu pembelajaran sejarah, khususnya
pada materi “Keadaan Ekonomi atau Struktur Ekonomi masa Demokrasi Liberal tahun 1950 –
1955”. Sesuai dengan pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, demikianlah adanya makalah
ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami
harapkan.

Tidak lupa, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Taufik, selaku pembimbing makalah ini yang dalam kesibukannya dapat
meluangkan waktu untuk memberi usul, kritik, dan saran.
2. Teman-teman sekelompok penulis yang telah aktif memberikan ide dan sarannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang selalu memberi Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada kami dalam proses tumbuh generasi yang handal dan berpengetahuan
yang tinggi.

Purwosari, 06 Agustus 2015

Kelompok VI
SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

2

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………4
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………5
1.3 TUJUAN PENELITIAN………………………………………………………………….5
1.4 MANFAAT……………………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 KEADAAN EKONOMI INDONESIA MASA DEMOKRASI LIBERAL …………….7
2.2 KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATASI MASALAH EKONOMI MASA
DEMOKRASI LIBERAL………………………………………………………………..8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………14
3.2 SARAN…………………………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………15

SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

3


Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pemikiran ekonomi pada 1950-an merupakan upaya mengembangkan struktur
perekonomian kolonial menjadi perekonomian nasional. Hambatan yang dihadapi
adalah sudah berakarnya sistem perekonomian kolonial yang cukup lama. Upaya
membangkitkan perekonomian sudah dimulai sejak kabinet pertama di era demokrasi
parlementer, Kabinet Natsir.
Perhatian terhadap perkembangan dan pembangunan ekonomi dicurahkan oleh
Soemitro Djojohadikusumo. Ia berpendapat bahwa pembangunan ekonomi Indonesia
pada hakekatnya adalah pembangunan ekonomi baru. Oleh karena itu, bangsa
Indonesia harus sesegera mungkin menumbuhkan kelas pengusaha pribumi, serta
pemerintah hendaknya membantu dan membimbing para pengusaha tersebut dengan

bimbingan konkret dan bantuan pemberian kredit.
Gagasan Soemitro dituangkan dalam program Kabinet Natsir dalam wujud
pencanangan Rencana Urgensi Perekonomian (RUP) disebut juga Plan Soemitro.
Program ini antara lain mencadangkan impor barang-barang tertentu bagi kelompok
bisnis pribumi, serta membuka kesempatan bagi para pedagang pribumi membangun
bisnis modal di bawah perlindungan pemerintah. Sayangnya, terjadi penyelewengan
lain dalam pelaksanaan Politik Benteng yaitu mendaftarkan perusahaan milik
SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

4

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

keturunan Cina dengan menggunakan nama orang asli pribumi. Perusahaan dari kerja
sama ini bernama “Ali-Baba”, Ali mewakili pribumi dan Baba mewakili Cina.
Usaha lain untuk meningkatkan pengusaha pribumi dilakukan melalui
“Gerakan Asaat” yaitu, memberikan perlindungan khusus bagi warga Negara

Indonesia asli dan warga keturunan Cina pada khususnya. Pernyataan pemerintah pada
Oktober 1956 bahwa pemerintah akan memberikan lisensi khusus pada pengusaha
pribumi. Pada tanggal 20 Maret 1950, Menteri Keuangan, Syafrudin Prawiranegara,
mengambil kebijakan memotong uang dengan memberlakukan nilai setengahnya
untuk mata uang yang mempunyai nimonal Rp.2,50 ke atas. Kebijakan ini dikenal
dengan istilah Gunting Syafrudin.
Kami memilih pembahasan materi ini dikarenakan pada pembelajaran Sejarah
kurikulum 2013 bab 2 point ke 2 membahas tentang “Keadaan Ekonomi Pada Masa
Demokrasi Liberal” dan kami sebagai siswa membahas materi ini dikarenakan
keadaan ekonomi pada waktu itu tidak stabil, Indonesia memiliki banyak hutang dan
kurangnya pemasukan kas Negara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami dapat merumuskan sebuah rumusan
masalah yaitu :
1. Bagaimana keadaan Ekonomi Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal?
2. Bagaimana kebijakan Pemerintah dalam mengatasi keadaan Ekonomi Indonesia
pada Masa Demokrasi Liberal?
1.3 Tujuan
Penulis membuat makalah dengan tujuan :
1.3.1 Untuk mengetahui keadaan ekonomi pada masa demokrasi liberal dan tindakan

Pemerintah dalam mengatasinya.
1.3.2

Menjelaskan keadaan ekonomi Indonesia pada masa demokrasi liberal.

1.4 Manfaat
SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

5

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini, adalah :
1.4.1

Bagi Pembaca


 Agar masyarakat lebih memahami dan mengetahui Sistem Ekonomi Nasional
pada Masa Demokrasi Liberal.
 Untuk menunjang pengetahuan Ekonomi apa saja yang dulu ada pada Masa
Demokrasi Liberal.

1.4.2

Bagi Penulis

 Manfaat yang kami dapat adalah bertambahnya pengetahuan mengenai Sistem
Ekonomi Nasional pada Masa Demokrasi Liberal.
1.4.3

Bagi Lembaga

 Sebagai tambahan pengetahuan di perpustakaan sekolah

SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

6


Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KEADAAN EKONOMI INDONESIA MASA DEMOKRASI LIBERAL
Meskipun Indonesia telah merdeka tetapi Kondisi Ekonomi Indonesia masih sangat
buruk. Upaya untuk mengubah stuktur ekonomi kolonial ke ekonomi nasional yang
sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia berjalan tersendat-sendat.
Faktor yang menyebabkan keadaan ekonomi tersendat adalah sebagai berikut :
1. Setelah pengakuan kedaulatan dari Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, bangsa
Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan seperti yang telah ditetapkan
dalam KMB. Beban tersebut berupa hutang luar negeri sebesar 1,5 Triliun rupiah dan
utang dalam negeri sejumlah 2,8 Triliun rupiah.
SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6


7

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

2. Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah pada waktu itu sebesar 5,1 Miliar.
3. Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor terutama hasil bumi yaitu pertanian
dan perkebunan sehingga apabila permintaan ekspor dari sektor itu berkurang akan
memukul perekonomian Indonesia.
4. Politik keuangan Pemerintah Indonesia tidak dibuat di Indonesia melainkan dirancang
oleh Belanda.
5. Pemerintah Belanda tidak mewarisi nilai-nilai yang cukup untuk mengubah sistem
ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.
6. Belum memiliki pengalaman untuk menata ekonomi secara baik, belum memiliki
tenaga ahli dan dana yang diperlukan secara memadai.
7. Situasi keamanan dalam negeri yang tidak menguntungkan berhubung banyaknya
pemberontakan dan gerakan sparatisisme di berbagai daerah di wilayah Indonesia.
8. Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri mengakibatkan pengeluaran pemerintah

untuk operasi-operasi keamanan semakin meningkat.
9. Kabinet terlalu sering berganti menyebabakan program-program kabinet yang telah
direncanakan tidak dapat dilaksanakan, sementara program baru mulai dirancang.
10. Angka pertumbuhan jumlah penduduk yang besar.
Masalah jangka pendek yang harus dihadapi pemerintah adalah :
1. Mengurangi jumlah uang yang beredar
2. Mengatasi Kenaikan biaya hidup.
Sementara masalah jangka panjang yang harus dihadapi adalah :
1. Pertambahan penduduk dan tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.

2.2 KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATASI MASALAH
EKONOMI MASA DEMOKRASI LIBERAL
SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

8

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun 1959 belum berhasil dengan baik dan
tantangan yang menghadangnya cukup berat. Upaya pemerintah untuk memperbaiki
kondisi ekonomi adalah sebagai berikut.
2.2.1 Gunting Syafruddin
Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering).
Caranya memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga nilainya tinggal
setengahnya.
Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada
masa pemerintahan RIS. Tindakan ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 1950
berdasarkan SK Menteri Nomor 1 PU tanggal 19 Maret 1950.
Tujuannya untuk menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. 5,1 Miliar.
Menanggulangi

inflasi.

Tetap

berlaku

dan

nilainya

jadi

separuh.

Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang memiliki uang Rp. 2,50 ke
atas hanya orang-orang kelas menengah dan kelas atas. Dengan kebijakan ini dapat
mengurangi jumlah uang yang beredar dan pemerintah mendapat kepercayaan dari
pemerintah Belanda dengan mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 juta.
2.2.2

Sistem
Ekonomi
Gerakan
Benteng
Sistem

ekonomi

Gerakan

Benteng

merupakan

usaha

pemerintah Republik
Indonesia

untuk

mengubah

struktur

ekonomi yang berat
sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir yang direncanakan oleh Sumitro
Joyohadikusumo (menteri perdagangan). Program ini bertujuan untuk mengubah
SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

9

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional (pembangunan
ekonomi Indonesia).
Programnya :
 Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia.
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan
untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan
diberikan bantuan kredit.
 Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang
menjadi maju.
Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir dan Program
Gerakan Benteng dimulai pada April 1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953)
lebih kurang 700 perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari
program ini. Tetapi tujuan program ini tidak dapat tercapai dengan baik meskipun
beban keuangan pemerintah semakin besar.
Kegagalan program ini disebabkan karena :
Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi
dalam kerangka sistem ekonomi liberal.
Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.
Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.
Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara
hidup mewah.
Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara
cepat dari kredit yang mereka peroleh.
SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

10

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

Dampaknya program ini menjadi salah satu sumber defisit keuangan. Beban
defisit anggaran Belanja pada 1952 sebanyak 3 Miliar rupiah ditambah sisa defisit
anggaran tahun sebelumnya sebesar 1,7 miliar rupiah. Sehingga menteri keuangan
Jusuf Wibisono memberikan bantuan kredit khususnya pada pengusaha dan
pedagang nasional dari golongan ekonomi lemah sehingga masih terdapat para
pengusaha pribumi sebagai produsen yang dapat menghemat devisa dengan
mengurangi volume impor.
2.2.3 Nasionalisasi De Javasche Bank
Seiring
meningkatnya

rasa

nasionalisme

maka

pada akhir tahun 1951
pemerintah

Indonesia

melakukan
nasionalisasi

De

Javasche Bank menjadi Bank Indonesia. Awalnya terdapat peraturan bahwa
mengenai pemberian kredit harus dikonsultasikan pada pemerintah Belanda. Hal
ini menghambat pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter.
Tujuannya adalah untuk menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor,
serta melakukan penghematan secara drastis.
Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia
sebagai bank sentral dan bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15 Desember
1951 berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951.
2.2.4 Sistem Ekonomi Ali-Baba
Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh Iskaq Tjokrohadisurjo (menteri
perekonomian kabinet Ali Sastroamijoyo I).
Tujuan dari program ini adalah :
Untuk memajukan pengusaha pribumi.
SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

11

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

Agar para pengusaha pribumi Bekerjasama memajukan ekonomi nasional.
Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional pribumi dalam
rangka merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara pengusaha
pribumi dan non pribumi. Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi
sedangkan Baba digambarkan sebagai pengusaha non pribumi khususnya Cina.
Pelaksanaan kebijakan Ali-Baba, Pengusaha pribumi diwajibkan untuk
memberikan latihan-latihan dan tanggung jawab kepada tenaga-tenaga bangsa
Indonesia agar dapat menduduki jabatan-jabatan staf.
Pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional
Pemerintah memberikan perlindungan agar mampu bersaing dengan perusahaanperusahaan asing yang ada.
Program ini tidak dapat berjalan dengan baik sebab:
 Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat untuk
mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Sedangkan pengusaha non pribumi
lebih berpengalaman dalam memperoleh bantuan kredit.
 Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan
persaingan bebas.
 Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.
2.2.5 Persaingan Finansial Ekonomi (Finek)
Pada masa Kabinet Burhanudin Harahap dikirim delegasi ke Jenewa untuk
merundingkan masalah finansial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak
Belanda. Misi ini dipimpin oleh Anak Agung Gede Agung. Pada tanggal 7 Januari
1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang berisi :
 Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.
 Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

12

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

 Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh diikat
oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak.
Hasilnya pemerintah Belanda tidak mau menandatangani, sehingga Indonesia
mengambil

langkah

secara

sepihak.

Tanggal

13

Februari1956,

Kabinet

Burhanuddin Harahap melakukan pembubaran Uni Indonesia-Belanda secara
sepihak.
Tujuannya untuk melepaskan diri dari keterikatan ekonomi dengan Belanda.
Sehingga, tanggal 3 Mei 1956, akhirnya Presiden Sukarno menandatangani undangundang pembatalan KMB.
Dampaknya :
Banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya, sedangkan pengusaha
pribumi belum mampu mengambil alih perusahaan Belanda tersebut.
2.2.6 Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Masa kerja kabinet pada masa liberal yang sangat singkat dan program
yang silih berganti menimbulkan ketidakstabilan politik dan ekonomi yang
menyebabkan terjadinya kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan
pembangunan.
Program yang dilaksanakan umumnya merupakan program jangka
pendek, tetapi pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang Negara.
Tugas biro ini merancang pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda diangkat
sebagai menteri perancang nasional. Biro ini berhasil menyusun Rencana
Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara
tahun 1956-1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958. Tahun 1957
sasaran dan prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah Nasional Pembangunan
(Munap). Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar rupiah.
RPLT

tidak

dapat

berjalan

dengan

baik

disebabkan

karena

:

Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun

SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

13

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

1957 dan awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot.
Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaanperusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak ekonomi. Adanya
ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang melaksanakan
kebijakan ekonominya masing-masing.
2.2.7 Musyawarah Nasional Pembangunan
Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan hubungan antara pusat dan daerah.
Masalah tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi dengan Musyawarah
Nasional Pembangunan (Munap).
Tujuan diadakan Munap adalah untuk mengubah rencana pembangunan
agar dapat dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh untuk jangka
panjang. Tetapi tetap saja rencana pembangunan tersebut tidak dapat dilaksanakan
dengan baik karena :
 Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.
 Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan.
 Timbul pemberontakan PRRI/Permesta.
 Membutuhkan biaya besar untuk menumpas pemberontakan PRRI/ Permesta
sehingga meningkatkan defisit Indonesia.
 Memuncaknya ketegangan politik Indonesia- Belanda menyangkut masalah Irian
Barat mencapai konfrontasi bersenjata.

SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

14

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada masa demokrasi liberal, banyak kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh
Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan untuk mengatasi keadaan ekonomi pada
masa itu. Tetapi kebijakan-kebijakan itu banyak yang mengalami kegagalan, dikarenakan
pengusaha pribuminya yang lamban dalam usahanya ataupun karena ada sebagian
pengusaha pribumi yang menyalahgunakan kebijakan itu.
Pada masa demokrasi liberal, kehidupan politiknya mengalami silih berganti
kabinet, hingga ada sekitar 7 kabinet yang pernah memerintah Negara Republik
Indonesia. Silih bergantinya kabinet dikarenakan sesuai dengan konstitusi, parlemen
dapat menjatuhkan kabinet jika oposisi di parlemen kuat dan partai politik yang
memerintah kehilangan dukungan.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan
makalah ini dapat menjadi penunjang untuk lebih memahami sistem ekonomi Indonesia
pada masa Liberal, serta dapat membedahkan dengan sitem ekonomi yang terjadi
sekarang.

SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

15

Keadaan Eionomi Pada Masa Demoirasi Liberal
1

XII TKJ

DAFTAR PUSTAKA
Abdurakhman, dkk. 2015. Sejarah Indonesia. Jakarta: Kemdikbud.
Herimanto. 2009. Sejarah 3: Pembelajaran Sejarah Interaktif. Solo: Platinum PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Sh Musthofa, dkk. 2009. Sejarah untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA. Jakarta: Pusbuk
Depdiknas.
http://whatteenagersneed.blogspot.com/. Diunduh 01 Agustus 2015, jam 10.08
http://annisaapriliastory.blogspot.com/. Diunduh 01 Agustus 2015, jam 10.00
http://www.google.com/. Gambar Keadaan Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal. Diunduh
19 Agustus 2015, jam 10.16

SMK Negeri 1 PurwosariKelompoi 6

16

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65