Bab I skripsi studi kelayakan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu Negara kepulauan Indonesia sangatlah luas wilayahnya
sehingga dibutuhkan salah satu pembangunan
dapat menunjang kelengkapan
sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan masyarakat,Sehingga
infrastruktur menjadi sebagai salah satu alat pendukung yang baik.
ASCE di Amerika Serikat (1998), telah mempublikasikan beberapa
laporan struktur dan sejumlah laporan status yang dimutakhirkan datanya
sehingga berpotensi untuk memberi solusi dalam peningkatan infrastruktur pada
masa yang akan datang.
Laporan infrastruktur tersebut telah disitasi dalam
berbagai tulisan artikel dan laporan studi akademik, pemimpin politik telah
memanfaatkan untuk membuat kebijakan dalam pengadaan infrastruktur di negara
bagiannya. Dalam mengambangkan infrastruktur di negaranya, ASCE telah
membentuk panel pakar yang terdiri dari berbagai bidang konstentrasi
infrastruktur yang memiliki reputasi nasional untuk menentukan lingkup dan
penilaian, juga anggaran yang dibutuhkan.
Pembangunan infrastruktur akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
meningkatkan investasi, dan bahkan mampu memberikan kesejahteraan penduduk
dengan pembangunan ekonomi suatu negara. Kegiatan perekonomian suatu
wilayah yangdidukung oleh pelayanan infrastruktur yang baik, dapat mendorong
peningkatan intensitas dan kualitas kegiatan tersebut, yang berakibat pada
1
2
peningkatan
kesejahteraan
penduduknya
(Button,
2002
dalam
Hadi
Wahyono,2006).
Laporan infrastruktur dengan judul Fragile Foundation: A Report on
America’s Publics Works (1998),melaporkan isu yang merekomendasi bagaimana
negara meningkatkan kemampuan infrastrukturnya dalam melayani kegiatan
masyarakat. Untuk memandu studi tersebut, para penulis laporan tersebut
menyusun baseline untuk mengevaluasi infrastruktur yang terdiri dari delapan
kategori infrastruktur dengan memuat tingkatan penilaian berdasarkan kinerja dan
kapasitas infrastruktur yang ada. Pada tahun 1988, rata-rata nilai infrastruktur
masih pada tingkatan C, yang artinya menunjukan pencapaian berada pada
tingkatan cukup.Hal ini dikarenakan banyak ditemukan kemacetan lalu lintas dan
kemampuan dalam pemeliharaan untuk menghadapi umur infrastruktur yang
semakin tua.Oleh sebab itu maka para anggota komisi mengusulkan investasi
fiskal yang dapat menunjang biaya operasi dan kebutuhan pada masa mendatang.
Sejak dikeluarkannya laporan infrastruktur pada tahun 1988, studi ASCE
selanjutnya menunjukkan bahwa pada dekade berikutnya nilai infrastruktur di
Amerika semakin parah dan tingkat nilai berkurang rata-ratanya.Berkurangnya
tingkatan nilai rata-rata disebabkan oleh menurunnya nilai infrastruktur sekolah,
penyedia air bersih, jalan, dan dam.Nilai tersebut mengejutkan anggota komisi,
banyak praktisi dan pengamat dari anggota masyarakat yang peduli pada
infrastruktur.
Pada laporan tahun 2001, menunjukkan adanya peningkatan ke nilai D+,
namun pada tahun 2005 kembali turun ke D. Hasil laporan tersebut diketahui
3
bahwa terjadi hal yang sama pada laporan awal di tahun 1988 yaitu masalah
pemeliharaan dan ketidakmampuan penyedian dana dalam proses pengembangan
infrastruktur sehingga ASCE mengusulkan biaya sebesar triliunan dollar untuk
membangun dan mengembangkan infrastruktur beserta pemeliharaannya agar
dapat berfungsi dan berjalan dengan baik. meskipun disadari kecukupan
infrastruktur akan membantu aktifitas usaha pembangunan ekonomi masyarakat.
Bila hal ini terjadi di negara adidaya seperti Amerika Serikat, demikian
juga dapat terjadi di Indonesia. Di negara kita tidak pernah ada studi mengenai
infrastruktur, meskipun disadari kecukupan infrastruktur akan membantu aktifitas
usaha pembangunan ekonomi masyarakat. Seperti kegiatan Infrastructure Summit
yang diselenggarakan sejak tahun 2004. Demikian pula kegiatan Indonesia
International
Infrastructure
and
Exhibition
2012
(IIICE2012)
kembali
diselenggarakan pada tanggal 28-30 Agustus 2012 di Jakarta Convention Center
bersamaan dengan Asia Pacific Minister and Regional Governor Converence on
Sustainable and Inclusive Infrastructure Development 2012 (APM-RGC’12).
Para pemimpin pemerintahan berkumpul dalam acara tersebut selaku
pengambil keputusan yang bertanggung jawab untuk masa depan pembangunan
infrastruktur. IIICE2012 memberikan pandangan yang kritikal untuk industry
infrastruktur seperti: Energi – Pembangkit Daya dan Distribusi; Teknologi
Informasi dan komunikasi; Transportasi – jalan, udara, laut dan air; dan
manajemen air dan limbah. Penilai kelayakan infrastruktur adalah suatu program
ASCE untuk memberi data dan mendukung kebijakan pemerintah dalam
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di negaranya. ASCE sudah
4
membuat Infrastructure Report Card sejak 1988 di USA dan para insinyur di
Australia telah mengikuti program yang sama sejak 2001.
Sebagai salah satu provinsi yang berkembang di Indonesia provinsi papua
barat wajib melakukan studi kelayakan terhadap infrastruktur yang ada. Dengan
tingkat pelayanan infrastruktur yang masih terbatas dan kurang mendukung
sehingga penulisan tugas akhir ini akan membantu pemerintah provinsi papua
barat untuk dapat melihat sejauh mana kemampuan dan potensi infrstruktur dalam
menghadapi perkembangan provinsi dan daerahnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana
mengetahui kelayakan infrastruktur yang dapat mendukung kegiatan sosial dan
ekonomi di Provinsi papua barat.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat menilai sejauh mana
kelayakan infrastruktur menurut para insinyur teknik sipil yang dapat mendukung
kegiatan sosial ekonomi
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian tugas akhir ini meliput : pelabuhan udara,
pelabuhan laut, terminal, jembatan dan jalan ( nasional, provinsi dan kabupaten),
dam dan irigasi, air minum, buangan air kotor, buangan sampah,energi, obyek
wisata, dan telekomunikasi,sekolah dan universitas.
5
1.5 Keaslian Tugas Akhir
Berdasarkan data tugas akhir di Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan situs
pencarian http :www.google.com bahwa tugas akhir dengan judul Analisis
Kelayakan Infrastruktur Di Provinsi papua barat Berdasarkan Penilaian Praktisi
dan Akademisi Teknik Sipil belum pernah dilakukan sebelumnya.
1.6 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Sebagai sarana yang dapat digunakan pemerintah daerah maupun pemerintah
pusat untuk mengontrol dan mengembangkan infrastrukturnya.
2. Sebagai tolak ukur yang dapat digunakan pemerintah daerah untuk menyusun
APBD.
3. Sebagai sarana yang dapat digunakan pemerintah daerah maupun pemerintah
pusat untuk mengetahui kelayakan infrastruktur yang ada di daerah.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi infrastruktur
Infrastruktur fisik dan sosial dapat diartikan sebagian kebutuhan dasar
fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi
sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar
perekonomian dapat berfungsi dengan baik (Sulivan, Arthur, dan Steven M. S,
2003 dan Oxford Dictionary).Istilah ini umumnya merujuk kepada hal
infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung jaringan elemen infrastruktur
seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih, bandara,
kanal, waduk, tamggul, pengolahan limbah perlistrikan telekomunikasi, pelabuhan
secara fungsional.
Selain itu infrastruktur dapat juga mendukung kelancaran aktivitas
ekonomi masyarakat, distribusi aliran produksi barang dan jasa. Sebagai salah
satu contoh contoh bahwa jalan dapat melancarkan transportasi pengiriman bahan
baku sampai ke pabrik, Kemudian berlanjut untuk mendistibusikan ke pasar
hingga sampai kepada masyarakat.
2.2 Infrastruktur di Indonesia
7
Mengutip laporan world economic forum mengenai kualitas infrastruktur
pada tahun 2014-2015,kualitas infrastruktur Indonesia hanya memperoleh nilai
peringkat 72. Nilai tersebut dipengaruhi oleh kualitas infrastruktur berupa kondisi
jalan,rel kereta api, pelabuhan , bandara dan listrik.
Dari sektor tertinggi 7, Indonesia hanya memperoleh nilai 3,4 untuk jalan
3,2, untuk rel kereta api, pelabuhan 3,6, bandara 4,2, dan listrik 3,9, rata – rata
nilai tersebuthanya 3,7. Indonesia hanya lebih baik dari Filipina dengan rangking
98. Di ata Indonesia , kualitas infrastruktur India, China ,Thailand, Malysia dan
Singapura memiliki peringkat yang tinggi . India memiliki peringkat ke-87, China
ke-69, Thailand ke-49, Malysia ke-29 dan singapura ke-2. Dibanding laporan
pada tahun 2011-2012 , peringkat kualitas infrastruktur Indoseia cenderung
menurun. Sebelumnya, Indonesia masih diperingkat ke-82, sementara Filipina
masih diperingatkan ke-113, India ke-86, china ke-69, Thailand ke-47, Malaysia
ke-23, dan singapura tetap di peringatkan ke2. Rasio anggaran infrastruktur
terhadap seluruh anggaran belanja untuk Indonesia adalah 2,1 dalam persen ( % ).
Hal ini berkaitan dengan nilai rendah dari infrastruktur Indonesia.
2.3 Infrastruktur di provinsi Papua Barat
Secara geografis papua Barat adalah sebuah provinsi Indonesia yang
terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari.Nama
provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam UndangUndang Nomor 45 Tahun 1999.
8
Gambar 2.1 Peta Provinsi Papua Barat
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18
April 2007.nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat dan Papua merupakan
provinsi yang memperoleh status otonomi khusus.Wilayah provinsi ini mencakup
kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya.Di
sebelah utara.provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik. bagian barat berbatasan
dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku. bagian timur dibatasi
olehTeluk Cenderawasih. selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan
9
dengan provinsi Papua Papua Barat memiliki luas wilayah 115.363.50 km2
Terletak antara 4º 30' LS - 1º 30‘ Lintang Utara dan 128º50' - 135º 20' Bujur
Timur
.Secara
administratif
Provinsi
Papua
Barat
terbagi
atas
11
kabupaten/kota.174 kecamatan dan 77 Kelurahan dan 1.477Desa.
Tabel 2.1
Luas Wilayah Provinsi Papua Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nama
Kabupaten/Kota
Kab.Sorong
Kab.Manokwari
Kab.Fak-Fak
Kab. Sorong Selatan
Kab.Raja Ampat
Kab.Teluk Wondama
Kab.Kaimana
Kab.Tambrauw
Kab. Maybrat
Kota Sorong
Kab. Teluk Bintuni
Jumlah
Kecamatan
17
25
9
13
24
13
7
12
24
6
24
174
Jumlah
Kelurahan
18
9
7
2
4
1
2
1
31
2
77
Luas Wilayah
Desa
115
389
117
121
117
76
84
84
259
115
1477
2
( Km )
6.544.23
8.772.46
11.036.48
6.594.31
8.034.44
3.959.53
16.241.84
11.529.18
5.461.69
656.64
20.840.83
99.671.63
Sumber : Ditjen PUM - Kementerian Dalam Negeri. 2013
Jaringan Jalan di Provinsi Papua Barat menurut data BPS tahun 2013 dari
tahun 2009 sampai degan 2012. Pada tahun 2011 jumlah panjang jalan di Provinsi
Papua Barat tidak mengalami peningkatan, sampai pada tahun 2012 mengalami
peningkatan sekitar 1,5% yang terjadi pada jalan kabupaten. Untuk prasarana
transportasi jalan. Jumlah terminal di Provinsi Papua Barat hingga tahun 2012
adalah sebanyak 3 lokasi dengan rincian untuk terminal Tipe B sebanyak 2 lokasi.
10
terminal Tipe C sebanyak 1 lokasi. yaitu Terminal Sorong. Terminal Fak Fak dan
Terminal Manokwari.
Unit Pengujian Kendaraan Bermotor terletak di 9 lokasi dengan total
jumlah peralatan pengujian jenis Mekanik sebanyak 2 buah serta jumlah peralatan
Non Mekanik sebanyak 9 buah, dan terdapat 6 orang penguji. Untuk sarana
transportasi jalan Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor di Provinsi Papua
Barat merupakan angka kumulatif dari Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
menurut data BPS tahun 2011 jumlah kendaraan bermotor mengalami
peningkatan pada masing – masing moda transportasi dengan total prosentase
peningkatan sebesar 10.80 % dimana jumlah terbesar pada moda sepeda motor
dengan prosentase peningkatan sebesar 13.11%. Jumlah sarana angkutan umum
Bus AKDP di Provinsi Papua Barat adalah 326 unit yang terdiri dari 25 unit bus
Sedang dan 301 unit MPU (Mobil Penumpang Umum).
Bidang Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), untuk Lintas
Penyeberangan Provinsi Papua Barat terdapat 16 lintasan, yaitu lintas
penyeberangan Sorong – Kabarai, Sorong – Kalobo, Sorong – Sausapor,Sorong –
Linmalas, Linmalas – Waigama, Sorong – Folley, Folley - Harapan Jaya, Sorong
– Wejim, Wejim – Kofiau, Sorong – Teminabuan, Sorong – Waisai, Manokwari Wasior, Untuk status lintasan perintis dalam provinsi, sedangkan Sorong – P.
Gebe, Sorong – Patani , Biak – Manokwari dan Numfor – Manokwari memiliki
status perintis antar propinsi.
11
Menurut Tataruang dinas PU Provinsi Papua Barat (2015) mengakatan
bahwa kondisi infrastruktur di wilayah Provinsi papua barat seperti berikut :
1.
Terdapat 4 ruas jalan strategis di Papua Barat adalah Sorong - Makbon
Mega sepanjang 88,00 km, Sorong - Klamono - Ayamaru - Kebar - Manokwari
(606,17 km), Manokwari - Maruni - Bintuni (217,15 km), dan Fakfak - Hurimber
- Bomberai (139,24 km).Salah satu ruas jalan yang sudah tembus adalah ruas jalan
Manokwari-Sorong sepanjang 568,8 km (Sorong-Manokwari) Sedangkan jalan
yang sudah diaspal adalah sepanjang 516.04 km dan yang masih belum
diaspalsepanjang 556,64 km.
2.
Jumlah pelabuhan penyeberangan di Provinsi Papua Barat terdapat 17
Pelabuhan yaitu Pelabuhan Manokwari, Sorong, Waigeo, Jefman, Fakfak, Missol,
kabarai, Kalobo, Linmalas,Waigama, Folley, Harapan Jaya, Wejim, Kofiau,
Weisai dan Teminabuan. Penyelenggaraannya dilakukan oleh Dinas Perhubungan
Provinsi serta Dinas perbubungan Kabupaten/ Kota. Untuk sarana transportasi
ASDP . Jumlah Kapal Penyeberangan yang beroperasi pada tahun 2013 sebanyak
empat kapal yang tersebar di 14 lintasan penyeberangan. Produksi Angkutan
Penyeberangan di Provinsi Papua Barat Tahun 2012 rata-rata mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2011, peningkatan hanya terjadi pada lintas
Sorong – Saonek dan Biak – Manokwari, untuk jenis angkut barang pada lintas
sorong – saonek mengalami penurunan menjadi 259 unit dari tahun 2011. Untuk
data produksi angkutan penyeberangan tahun 2013 masih angka sementara, posisi
sampai bulan september 2013.
12
3.
Transportasi udara menjadi penting di Provinsi Papua Barat karena
karakteristik wilayah yang cukup bergunung, curam dan diliputi hutansehingga
akses jalan darat menjadi sulitPrasarana perhubungan udara utama di Provinsi
PapuaBarat adalah Lapangan TerbangRendani diManokwari,Domine Edward
Osok dan Jefmandi Sorong, Torea di Fak Fak dan Tarum di Kaimana. Kelima
lapangan terbang ini selain didarati oleh pesawatpenerbangan perintis jenis Twin
Otter juga dapat didarati pesawat jenis Fokker dan Boeing. Sedangkan di
Kabupaten Teluk Bintuni, TelukWondama dan Sorong Selatanhanya bisa didarati
oleh pesawat jenistertentu seperti Twin Otter selain itu Maskapai penerbangan
yang melayani jasa penerbangan di beberapa bandara utama di provinsi papua
barat antara lain: Sriwijaya Air, Lion Air; Batavia Air, dan Mandala Airline.
4.
Terdapat beberapa daerah wisata di provinsi papua barat diantaranya
adalah Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Meja terletak di pusat kota
Manokwari, Taman Nasional Teluk Cenderawasih Teluk WondamaSitus
Purbakala Tapurarang Fakfak, dan yang memiliki ketertarikan bagi wisatan lokal
dan mancanegara adalah Raja Ampat merupakan objek wisata utama yang berada
di Papua tepatnya di Papua barat. Banyak media telah meliput dan bahkan
menayangkan tempat wisata ini di layar kaca karena keindahan alamnya,Raja
Ampat juga memiliki 610 pulau dari empat gugusan pulau yang berdekatan dan
berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua, wilayah
kepulauan ini pun menyimpan keindahan alam, selain itu beberapa tempat wisata
yang lainnya juga masih dalam tahap pengembangan
13
5.
Sistem pengolahan limbah Sarana sanitasi menggunakan sistem setempat
(on sitesanitation) yaitu jamban keluarga yang nerupakan model jamban yang
dihubungkan dengan tangki septik dan seharusnya terdapat pada setiap rumah.
6.
Air bersih yang ada bersumber dari ( PDAM ) selain itu ketika musim
kemarau tiba pemerintah setempat menggunakan sumur bor sebagai solusi.
7. Provinsi Papua Barat terdiri dari 10 Kabupaten dan 1 Kotamadya dengan
systemkelistrikan masih isolated, terdiri dari 5 sistem besar (beban > 1 MW) yaitu
sistem Sorong, Fakfak, Manokwari, Kaimana dan Teminabuan. Selain itu,
terdapat sistem kelistrikan isolated dengan beban puncak kurang dari 1 MW yaitu
listrik perdesaantersebar di 50 lokasi.Beban puncak total (non coincident) seluruh
sistem kelistrikan di Papua Barat sekitar 56,6 MW, dipasok dari pembangkitpembangkit jenis PLTD, PLTM, dan dari excess power PLTMG/PLTG, yang
terhubunglangsung melalui jaringan tegangan menengah 20 kV. Sistem
kelistrikan Sorong merupakan system terbesar di Provinsi Papua Barat dengan
beban puncak 2011 sekitar 28,6 MW.
8. Jaringan telekomunikasi yang saat ini sedang dibangun di papua barat adalah
Jaringan telepon kabel, di Provinsi papua barat, baru melayani di
beberapa kabupaten kota
Berdasarkan data tahun 2012 tercatat
sambungan telepon otomat sebanyak 18.394 sambungan.
Dengan
jumlah pelanggan bisnis 7.609 pelanggan, rumah tangga 10.785
pelanggan, serta banyaknya telepon umum
55 buah. pengembangan
pelayanan untuk telepon kabel ini di masa datang sifatnya adalah perluasan atau
ekspansi dari pelayanan yang ada dewasa ini. Namun demikian, sejalan dengan
14
perkembangan teknologi, kebutuhan pelayanan komunikasi akan didukung pula
oleh telekomunikasi seluler (bukan kabel), yang cenderung akan semakin
meningkat dan meluas di masa datang,untuk itu saat ini papua barat pembangunan
infrastruktur sistem jaringan tulang punggung pita lebar (broadband) sudah mulai
dilakukan pembangunan SMPCS
(serat optic Sulawesi Maluku Papua Cable
System) ini terdiri atas dua paket yaitu paket 1 sepanjang 5.617 km dan paket 2
sepanjang 3.155km.
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1 Data penelitian
Metodoligi penelitian yang digunakan pada penulisan tugas akhir ini
adalah data yang diperoleh dari beberapa insinyur pemangku kepentingan baik
dari instansi terkait maupun para pelaku konstruksi di provinsi papua barat yang
15
bersifat data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan terjun
langsung ke lapangan.
Data juga dapat diperoleh dari sumber-sumber publik domain: internet,
publikasi ilmiah, media massa, badan-badan yang bertugas dalam penyediaan data
untuk pembuatan kebijakkan pemerintah. Penilaian terhadap kelayakan dilakukan
dengan panel insinyur yang terdiri dari ahli MK, ahli transportasi, ahli struktur,
ahli pariwisata, ahli bangunan air, ahli teknik penyehatan, dan ahli TIK. Rating
yang dibrikan penilaian kelayakan infrastuktur di Provinsi Bengkulu ini terdiri
dari 5 tingkatan :
Huruf
% Rating
Istilah
Definisi
Gradasi
A
90-100
Baik Sekali
Infrastruktur memenuhi
tujuan dan
kebutuhan saat ini dan
B
80-89
Baik
mengantisipasi mendatang.
Kebutuhan kecil dibutuhkan
agar
infrastruktur memenuhi
tujuan dan
saat ini dan mengantisipasi
C
70-79
Cukup
mendatang
Perubahan besar dibutuhkan
agar
16
infrastruktur memenuhi
tujuan dan
D
51-69
Buruk
mengantisipasi mendatang.
Perubahan mendasar
dibutuhkan agar
infrastruktur memenuhi
tujuan saat ini dan
E
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu Negara kepulauan Indonesia sangatlah luas wilayahnya
sehingga dibutuhkan salah satu pembangunan
dapat menunjang kelengkapan
sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan masyarakat,Sehingga
infrastruktur menjadi sebagai salah satu alat pendukung yang baik.
ASCE di Amerika Serikat (1998), telah mempublikasikan beberapa
laporan struktur dan sejumlah laporan status yang dimutakhirkan datanya
sehingga berpotensi untuk memberi solusi dalam peningkatan infrastruktur pada
masa yang akan datang.
Laporan infrastruktur tersebut telah disitasi dalam
berbagai tulisan artikel dan laporan studi akademik, pemimpin politik telah
memanfaatkan untuk membuat kebijakan dalam pengadaan infrastruktur di negara
bagiannya. Dalam mengambangkan infrastruktur di negaranya, ASCE telah
membentuk panel pakar yang terdiri dari berbagai bidang konstentrasi
infrastruktur yang memiliki reputasi nasional untuk menentukan lingkup dan
penilaian, juga anggaran yang dibutuhkan.
Pembangunan infrastruktur akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
meningkatkan investasi, dan bahkan mampu memberikan kesejahteraan penduduk
dengan pembangunan ekonomi suatu negara. Kegiatan perekonomian suatu
wilayah yangdidukung oleh pelayanan infrastruktur yang baik, dapat mendorong
peningkatan intensitas dan kualitas kegiatan tersebut, yang berakibat pada
1
2
peningkatan
kesejahteraan
penduduknya
(Button,
2002
dalam
Hadi
Wahyono,2006).
Laporan infrastruktur dengan judul Fragile Foundation: A Report on
America’s Publics Works (1998),melaporkan isu yang merekomendasi bagaimana
negara meningkatkan kemampuan infrastrukturnya dalam melayani kegiatan
masyarakat. Untuk memandu studi tersebut, para penulis laporan tersebut
menyusun baseline untuk mengevaluasi infrastruktur yang terdiri dari delapan
kategori infrastruktur dengan memuat tingkatan penilaian berdasarkan kinerja dan
kapasitas infrastruktur yang ada. Pada tahun 1988, rata-rata nilai infrastruktur
masih pada tingkatan C, yang artinya menunjukan pencapaian berada pada
tingkatan cukup.Hal ini dikarenakan banyak ditemukan kemacetan lalu lintas dan
kemampuan dalam pemeliharaan untuk menghadapi umur infrastruktur yang
semakin tua.Oleh sebab itu maka para anggota komisi mengusulkan investasi
fiskal yang dapat menunjang biaya operasi dan kebutuhan pada masa mendatang.
Sejak dikeluarkannya laporan infrastruktur pada tahun 1988, studi ASCE
selanjutnya menunjukkan bahwa pada dekade berikutnya nilai infrastruktur di
Amerika semakin parah dan tingkat nilai berkurang rata-ratanya.Berkurangnya
tingkatan nilai rata-rata disebabkan oleh menurunnya nilai infrastruktur sekolah,
penyedia air bersih, jalan, dan dam.Nilai tersebut mengejutkan anggota komisi,
banyak praktisi dan pengamat dari anggota masyarakat yang peduli pada
infrastruktur.
Pada laporan tahun 2001, menunjukkan adanya peningkatan ke nilai D+,
namun pada tahun 2005 kembali turun ke D. Hasil laporan tersebut diketahui
3
bahwa terjadi hal yang sama pada laporan awal di tahun 1988 yaitu masalah
pemeliharaan dan ketidakmampuan penyedian dana dalam proses pengembangan
infrastruktur sehingga ASCE mengusulkan biaya sebesar triliunan dollar untuk
membangun dan mengembangkan infrastruktur beserta pemeliharaannya agar
dapat berfungsi dan berjalan dengan baik. meskipun disadari kecukupan
infrastruktur akan membantu aktifitas usaha pembangunan ekonomi masyarakat.
Bila hal ini terjadi di negara adidaya seperti Amerika Serikat, demikian
juga dapat terjadi di Indonesia. Di negara kita tidak pernah ada studi mengenai
infrastruktur, meskipun disadari kecukupan infrastruktur akan membantu aktifitas
usaha pembangunan ekonomi masyarakat. Seperti kegiatan Infrastructure Summit
yang diselenggarakan sejak tahun 2004. Demikian pula kegiatan Indonesia
International
Infrastructure
and
Exhibition
2012
(IIICE2012)
kembali
diselenggarakan pada tanggal 28-30 Agustus 2012 di Jakarta Convention Center
bersamaan dengan Asia Pacific Minister and Regional Governor Converence on
Sustainable and Inclusive Infrastructure Development 2012 (APM-RGC’12).
Para pemimpin pemerintahan berkumpul dalam acara tersebut selaku
pengambil keputusan yang bertanggung jawab untuk masa depan pembangunan
infrastruktur. IIICE2012 memberikan pandangan yang kritikal untuk industry
infrastruktur seperti: Energi – Pembangkit Daya dan Distribusi; Teknologi
Informasi dan komunikasi; Transportasi – jalan, udara, laut dan air; dan
manajemen air dan limbah. Penilai kelayakan infrastruktur adalah suatu program
ASCE untuk memberi data dan mendukung kebijakan pemerintah dalam
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di negaranya. ASCE sudah
4
membuat Infrastructure Report Card sejak 1988 di USA dan para insinyur di
Australia telah mengikuti program yang sama sejak 2001.
Sebagai salah satu provinsi yang berkembang di Indonesia provinsi papua
barat wajib melakukan studi kelayakan terhadap infrastruktur yang ada. Dengan
tingkat pelayanan infrastruktur yang masih terbatas dan kurang mendukung
sehingga penulisan tugas akhir ini akan membantu pemerintah provinsi papua
barat untuk dapat melihat sejauh mana kemampuan dan potensi infrstruktur dalam
menghadapi perkembangan provinsi dan daerahnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana
mengetahui kelayakan infrastruktur yang dapat mendukung kegiatan sosial dan
ekonomi di Provinsi papua barat.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat menilai sejauh mana
kelayakan infrastruktur menurut para insinyur teknik sipil yang dapat mendukung
kegiatan sosial ekonomi
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian tugas akhir ini meliput : pelabuhan udara,
pelabuhan laut, terminal, jembatan dan jalan ( nasional, provinsi dan kabupaten),
dam dan irigasi, air minum, buangan air kotor, buangan sampah,energi, obyek
wisata, dan telekomunikasi,sekolah dan universitas.
5
1.5 Keaslian Tugas Akhir
Berdasarkan data tugas akhir di Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan situs
pencarian http :www.google.com bahwa tugas akhir dengan judul Analisis
Kelayakan Infrastruktur Di Provinsi papua barat Berdasarkan Penilaian Praktisi
dan Akademisi Teknik Sipil belum pernah dilakukan sebelumnya.
1.6 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Sebagai sarana yang dapat digunakan pemerintah daerah maupun pemerintah
pusat untuk mengontrol dan mengembangkan infrastrukturnya.
2. Sebagai tolak ukur yang dapat digunakan pemerintah daerah untuk menyusun
APBD.
3. Sebagai sarana yang dapat digunakan pemerintah daerah maupun pemerintah
pusat untuk mengetahui kelayakan infrastruktur yang ada di daerah.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi infrastruktur
Infrastruktur fisik dan sosial dapat diartikan sebagian kebutuhan dasar
fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi
sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar
perekonomian dapat berfungsi dengan baik (Sulivan, Arthur, dan Steven M. S,
2003 dan Oxford Dictionary).Istilah ini umumnya merujuk kepada hal
infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung jaringan elemen infrastruktur
seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih, bandara,
kanal, waduk, tamggul, pengolahan limbah perlistrikan telekomunikasi, pelabuhan
secara fungsional.
Selain itu infrastruktur dapat juga mendukung kelancaran aktivitas
ekonomi masyarakat, distribusi aliran produksi barang dan jasa. Sebagai salah
satu contoh contoh bahwa jalan dapat melancarkan transportasi pengiriman bahan
baku sampai ke pabrik, Kemudian berlanjut untuk mendistibusikan ke pasar
hingga sampai kepada masyarakat.
2.2 Infrastruktur di Indonesia
7
Mengutip laporan world economic forum mengenai kualitas infrastruktur
pada tahun 2014-2015,kualitas infrastruktur Indonesia hanya memperoleh nilai
peringkat 72. Nilai tersebut dipengaruhi oleh kualitas infrastruktur berupa kondisi
jalan,rel kereta api, pelabuhan , bandara dan listrik.
Dari sektor tertinggi 7, Indonesia hanya memperoleh nilai 3,4 untuk jalan
3,2, untuk rel kereta api, pelabuhan 3,6, bandara 4,2, dan listrik 3,9, rata – rata
nilai tersebuthanya 3,7. Indonesia hanya lebih baik dari Filipina dengan rangking
98. Di ata Indonesia , kualitas infrastruktur India, China ,Thailand, Malysia dan
Singapura memiliki peringkat yang tinggi . India memiliki peringkat ke-87, China
ke-69, Thailand ke-49, Malysia ke-29 dan singapura ke-2. Dibanding laporan
pada tahun 2011-2012 , peringkat kualitas infrastruktur Indoseia cenderung
menurun. Sebelumnya, Indonesia masih diperingkat ke-82, sementara Filipina
masih diperingatkan ke-113, India ke-86, china ke-69, Thailand ke-47, Malaysia
ke-23, dan singapura tetap di peringatkan ke2. Rasio anggaran infrastruktur
terhadap seluruh anggaran belanja untuk Indonesia adalah 2,1 dalam persen ( % ).
Hal ini berkaitan dengan nilai rendah dari infrastruktur Indonesia.
2.3 Infrastruktur di provinsi Papua Barat
Secara geografis papua Barat adalah sebuah provinsi Indonesia yang
terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari.Nama
provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam UndangUndang Nomor 45 Tahun 1999.
8
Gambar 2.1 Peta Provinsi Papua Barat
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18
April 2007.nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat dan Papua merupakan
provinsi yang memperoleh status otonomi khusus.Wilayah provinsi ini mencakup
kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya.Di
sebelah utara.provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik. bagian barat berbatasan
dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku. bagian timur dibatasi
olehTeluk Cenderawasih. selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan
9
dengan provinsi Papua Papua Barat memiliki luas wilayah 115.363.50 km2
Terletak antara 4º 30' LS - 1º 30‘ Lintang Utara dan 128º50' - 135º 20' Bujur
Timur
.Secara
administratif
Provinsi
Papua
Barat
terbagi
atas
11
kabupaten/kota.174 kecamatan dan 77 Kelurahan dan 1.477Desa.
Tabel 2.1
Luas Wilayah Provinsi Papua Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nama
Kabupaten/Kota
Kab.Sorong
Kab.Manokwari
Kab.Fak-Fak
Kab. Sorong Selatan
Kab.Raja Ampat
Kab.Teluk Wondama
Kab.Kaimana
Kab.Tambrauw
Kab. Maybrat
Kota Sorong
Kab. Teluk Bintuni
Jumlah
Kecamatan
17
25
9
13
24
13
7
12
24
6
24
174
Jumlah
Kelurahan
18
9
7
2
4
1
2
1
31
2
77
Luas Wilayah
Desa
115
389
117
121
117
76
84
84
259
115
1477
2
( Km )
6.544.23
8.772.46
11.036.48
6.594.31
8.034.44
3.959.53
16.241.84
11.529.18
5.461.69
656.64
20.840.83
99.671.63
Sumber : Ditjen PUM - Kementerian Dalam Negeri. 2013
Jaringan Jalan di Provinsi Papua Barat menurut data BPS tahun 2013 dari
tahun 2009 sampai degan 2012. Pada tahun 2011 jumlah panjang jalan di Provinsi
Papua Barat tidak mengalami peningkatan, sampai pada tahun 2012 mengalami
peningkatan sekitar 1,5% yang terjadi pada jalan kabupaten. Untuk prasarana
transportasi jalan. Jumlah terminal di Provinsi Papua Barat hingga tahun 2012
adalah sebanyak 3 lokasi dengan rincian untuk terminal Tipe B sebanyak 2 lokasi.
10
terminal Tipe C sebanyak 1 lokasi. yaitu Terminal Sorong. Terminal Fak Fak dan
Terminal Manokwari.
Unit Pengujian Kendaraan Bermotor terletak di 9 lokasi dengan total
jumlah peralatan pengujian jenis Mekanik sebanyak 2 buah serta jumlah peralatan
Non Mekanik sebanyak 9 buah, dan terdapat 6 orang penguji. Untuk sarana
transportasi jalan Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor di Provinsi Papua
Barat merupakan angka kumulatif dari Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
menurut data BPS tahun 2011 jumlah kendaraan bermotor mengalami
peningkatan pada masing – masing moda transportasi dengan total prosentase
peningkatan sebesar 10.80 % dimana jumlah terbesar pada moda sepeda motor
dengan prosentase peningkatan sebesar 13.11%. Jumlah sarana angkutan umum
Bus AKDP di Provinsi Papua Barat adalah 326 unit yang terdiri dari 25 unit bus
Sedang dan 301 unit MPU (Mobil Penumpang Umum).
Bidang Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), untuk Lintas
Penyeberangan Provinsi Papua Barat terdapat 16 lintasan, yaitu lintas
penyeberangan Sorong – Kabarai, Sorong – Kalobo, Sorong – Sausapor,Sorong –
Linmalas, Linmalas – Waigama, Sorong – Folley, Folley - Harapan Jaya, Sorong
– Wejim, Wejim – Kofiau, Sorong – Teminabuan, Sorong – Waisai, Manokwari Wasior, Untuk status lintasan perintis dalam provinsi, sedangkan Sorong – P.
Gebe, Sorong – Patani , Biak – Manokwari dan Numfor – Manokwari memiliki
status perintis antar propinsi.
11
Menurut Tataruang dinas PU Provinsi Papua Barat (2015) mengakatan
bahwa kondisi infrastruktur di wilayah Provinsi papua barat seperti berikut :
1.
Terdapat 4 ruas jalan strategis di Papua Barat adalah Sorong - Makbon
Mega sepanjang 88,00 km, Sorong - Klamono - Ayamaru - Kebar - Manokwari
(606,17 km), Manokwari - Maruni - Bintuni (217,15 km), dan Fakfak - Hurimber
- Bomberai (139,24 km).Salah satu ruas jalan yang sudah tembus adalah ruas jalan
Manokwari-Sorong sepanjang 568,8 km (Sorong-Manokwari) Sedangkan jalan
yang sudah diaspal adalah sepanjang 516.04 km dan yang masih belum
diaspalsepanjang 556,64 km.
2.
Jumlah pelabuhan penyeberangan di Provinsi Papua Barat terdapat 17
Pelabuhan yaitu Pelabuhan Manokwari, Sorong, Waigeo, Jefman, Fakfak, Missol,
kabarai, Kalobo, Linmalas,Waigama, Folley, Harapan Jaya, Wejim, Kofiau,
Weisai dan Teminabuan. Penyelenggaraannya dilakukan oleh Dinas Perhubungan
Provinsi serta Dinas perbubungan Kabupaten/ Kota. Untuk sarana transportasi
ASDP . Jumlah Kapal Penyeberangan yang beroperasi pada tahun 2013 sebanyak
empat kapal yang tersebar di 14 lintasan penyeberangan. Produksi Angkutan
Penyeberangan di Provinsi Papua Barat Tahun 2012 rata-rata mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2011, peningkatan hanya terjadi pada lintas
Sorong – Saonek dan Biak – Manokwari, untuk jenis angkut barang pada lintas
sorong – saonek mengalami penurunan menjadi 259 unit dari tahun 2011. Untuk
data produksi angkutan penyeberangan tahun 2013 masih angka sementara, posisi
sampai bulan september 2013.
12
3.
Transportasi udara menjadi penting di Provinsi Papua Barat karena
karakteristik wilayah yang cukup bergunung, curam dan diliputi hutansehingga
akses jalan darat menjadi sulitPrasarana perhubungan udara utama di Provinsi
PapuaBarat adalah Lapangan TerbangRendani diManokwari,Domine Edward
Osok dan Jefmandi Sorong, Torea di Fak Fak dan Tarum di Kaimana. Kelima
lapangan terbang ini selain didarati oleh pesawatpenerbangan perintis jenis Twin
Otter juga dapat didarati pesawat jenis Fokker dan Boeing. Sedangkan di
Kabupaten Teluk Bintuni, TelukWondama dan Sorong Selatanhanya bisa didarati
oleh pesawat jenistertentu seperti Twin Otter selain itu Maskapai penerbangan
yang melayani jasa penerbangan di beberapa bandara utama di provinsi papua
barat antara lain: Sriwijaya Air, Lion Air; Batavia Air, dan Mandala Airline.
4.
Terdapat beberapa daerah wisata di provinsi papua barat diantaranya
adalah Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Meja terletak di pusat kota
Manokwari, Taman Nasional Teluk Cenderawasih Teluk WondamaSitus
Purbakala Tapurarang Fakfak, dan yang memiliki ketertarikan bagi wisatan lokal
dan mancanegara adalah Raja Ampat merupakan objek wisata utama yang berada
di Papua tepatnya di Papua barat. Banyak media telah meliput dan bahkan
menayangkan tempat wisata ini di layar kaca karena keindahan alamnya,Raja
Ampat juga memiliki 610 pulau dari empat gugusan pulau yang berdekatan dan
berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua, wilayah
kepulauan ini pun menyimpan keindahan alam, selain itu beberapa tempat wisata
yang lainnya juga masih dalam tahap pengembangan
13
5.
Sistem pengolahan limbah Sarana sanitasi menggunakan sistem setempat
(on sitesanitation) yaitu jamban keluarga yang nerupakan model jamban yang
dihubungkan dengan tangki septik dan seharusnya terdapat pada setiap rumah.
6.
Air bersih yang ada bersumber dari ( PDAM ) selain itu ketika musim
kemarau tiba pemerintah setempat menggunakan sumur bor sebagai solusi.
7. Provinsi Papua Barat terdiri dari 10 Kabupaten dan 1 Kotamadya dengan
systemkelistrikan masih isolated, terdiri dari 5 sistem besar (beban > 1 MW) yaitu
sistem Sorong, Fakfak, Manokwari, Kaimana dan Teminabuan. Selain itu,
terdapat sistem kelistrikan isolated dengan beban puncak kurang dari 1 MW yaitu
listrik perdesaantersebar di 50 lokasi.Beban puncak total (non coincident) seluruh
sistem kelistrikan di Papua Barat sekitar 56,6 MW, dipasok dari pembangkitpembangkit jenis PLTD, PLTM, dan dari excess power PLTMG/PLTG, yang
terhubunglangsung melalui jaringan tegangan menengah 20 kV. Sistem
kelistrikan Sorong merupakan system terbesar di Provinsi Papua Barat dengan
beban puncak 2011 sekitar 28,6 MW.
8. Jaringan telekomunikasi yang saat ini sedang dibangun di papua barat adalah
Jaringan telepon kabel, di Provinsi papua barat, baru melayani di
beberapa kabupaten kota
Berdasarkan data tahun 2012 tercatat
sambungan telepon otomat sebanyak 18.394 sambungan.
Dengan
jumlah pelanggan bisnis 7.609 pelanggan, rumah tangga 10.785
pelanggan, serta banyaknya telepon umum
55 buah. pengembangan
pelayanan untuk telepon kabel ini di masa datang sifatnya adalah perluasan atau
ekspansi dari pelayanan yang ada dewasa ini. Namun demikian, sejalan dengan
14
perkembangan teknologi, kebutuhan pelayanan komunikasi akan didukung pula
oleh telekomunikasi seluler (bukan kabel), yang cenderung akan semakin
meningkat dan meluas di masa datang,untuk itu saat ini papua barat pembangunan
infrastruktur sistem jaringan tulang punggung pita lebar (broadband) sudah mulai
dilakukan pembangunan SMPCS
(serat optic Sulawesi Maluku Papua Cable
System) ini terdiri atas dua paket yaitu paket 1 sepanjang 5.617 km dan paket 2
sepanjang 3.155km.
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1 Data penelitian
Metodoligi penelitian yang digunakan pada penulisan tugas akhir ini
adalah data yang diperoleh dari beberapa insinyur pemangku kepentingan baik
dari instansi terkait maupun para pelaku konstruksi di provinsi papua barat yang
15
bersifat data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan terjun
langsung ke lapangan.
Data juga dapat diperoleh dari sumber-sumber publik domain: internet,
publikasi ilmiah, media massa, badan-badan yang bertugas dalam penyediaan data
untuk pembuatan kebijakkan pemerintah. Penilaian terhadap kelayakan dilakukan
dengan panel insinyur yang terdiri dari ahli MK, ahli transportasi, ahli struktur,
ahli pariwisata, ahli bangunan air, ahli teknik penyehatan, dan ahli TIK. Rating
yang dibrikan penilaian kelayakan infrastuktur di Provinsi Bengkulu ini terdiri
dari 5 tingkatan :
Huruf
% Rating
Istilah
Definisi
Gradasi
A
90-100
Baik Sekali
Infrastruktur memenuhi
tujuan dan
kebutuhan saat ini dan
B
80-89
Baik
mengantisipasi mendatang.
Kebutuhan kecil dibutuhkan
agar
infrastruktur memenuhi
tujuan dan
saat ini dan mengantisipasi
C
70-79
Cukup
mendatang
Perubahan besar dibutuhkan
agar
16
infrastruktur memenuhi
tujuan dan
D
51-69
Buruk
mengantisipasi mendatang.
Perubahan mendasar
dibutuhkan agar
infrastruktur memenuhi
tujuan saat ini dan
E